manajemen risiko usaha pada tender lokomotif di … · perencaan jadwal pelaksanaan, yang merupakan...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN RISIKO USAHA PADA TENDER LOKOMOTIF
DI PT. INKA (Persero) SUKOROTO
NRP. 9109201511 DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Ir. Suparno, MSIE
PERENCANAAN MANAJEMEN
RISIKO USAHA DALAM PROSES
TENDER
Membuat produk baru, dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan perhitungan dalam perencaan jadwal
pelaksanaan, yang merupakan risiko tinggi atas terjadinya
pembengkaan biaya (Ayu, 2010)
Akan terjadi pula penetapan lingkup kerja yang tidak
lengkap, tidak sesuai gambar dan spesifikasi, yang
merupakan salah satu faktor penyebab besar atas
terjadinya pembengkaan biaya
(Saputra & Wiranatha, 2009)
Menyusun dokumen penawaran tender adalah bagian pekerjaan yang penting dan juga kritis bagi kontraktor, karena dalam jangka
waktu yang singkat mereka harus mampu mengambil
berbagai keputusan berisiko untuk menentukan dokumen
penawaran tender (Kristiawan, 2006)
sDalam berbagai penelitian membuktikan, bahwa faktor
risiko paling besar yang ditanggung kontraktor adalah pada saat awal penyusunan dokumen penawaran tender
(Sutadi, 2009)
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kebutuhan lokomotif tinggi, tetapi tender terbuka dan kemampuan
PT. INKA yang terbatas dapat mendatangkan risiko yang harus
dikelolah, yaitu risiko usaha
• Program baru • Spesifikasi teknis • Penyusunan ruang lingkup
• Sumber dana APBN • Tender sesuai Perpres
54/2010
• Pengalaman terbatas • Pemilihan Teknologi • Pengalaman dan kualifikasi
tenaga kerja • Kapasitas produksi
• Kinerja peralatan • Pemilihan metode kerja
• Mitra kerja • Terbatas, sumber informasi
komponen dan harga terbatas
RISIKO USAHA
Permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Mengidentifikasi risiko usaha yang akan dialami
PT. INKA (Persero) dalam mengikuti tender lokomotif dan jika dapat memenangkan tender;
2. Menganalisis kemungkinan, dampak, dan risiko yang akan terjadi;
3. Merencanakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi besarnya risiko yang terjadi.
I. PENDAHULUAN 2. Perumusan Masalah
Tujuan penelitian merencanakan kegiatan manajemen risiko, meliputi: Mengidentifikasi risiko yang
terjadi; Mendapatkan besarnya risiko
berdasar nilai kemungkinan dan dampak dari masing-masing risiko; Menganalisis risiko yang
terjadi; Mengevaluasi risiko untuk
dapat merencanakan perlakuan terhadap masing-masing risiko.
MENENTUKAN KONTEKS
PERLAKUAN RISIKO
KOMUNIKASI DAN
KONSULTASI
MONITORING DAN
KOMUNIKASI
ASSESMENT RISIKO
IDENTIFIKASI RESIKO
ANALISIS RISIKO
EVALUASI RISIKO
I. PENDAHULUAN 3. Tujuan Penelitian
I. PENDAHULUAN 4. Manfaat Penelitian
5. Batasan Permasalahan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat melakukan identifikasi dan analisis risiko usaha, membuat rencana perlakuannya, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dalam proses pengadaan lokomotif di PT. INKA (Persero).
Penelitian dilakukan pada kegiatan manajemen risiko usaha atas tender lokomotif;
Penelitian dilakukan di PT. INKA (Persero); Selama penelitian berlangsung tidak ada
perubahan kebijakan perusahaan.
I. PENDAHULUAN 6. Asumsi Dalam Penelitian
Tender dilakukan oleh Kementerian Perhubungan melalui Satuan Kerja Pengembangan Sarana Perkeretaapian dengan sumber pendanaan dari Anggaran dan Belanja Negara; Proses tender dilakukan sesuai ketentuan
Peraturan Presiden Nomor : 54 tahun 2010; Dokumen tender yang akan dibuat sama
dengan dokumen tender pada tahun 2011
I. PENDAHULUAN 7. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan permasalahan dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka Berisi tentang uraian konsep manajemen risiko dan pendekatan teoritis yang akan dijadikan sebagai dasar acuan dalam penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian Menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan selama penelitian.Tahapan-tahapan tersebut merupakan kerangka kerja dalan pelaksanaan penelitian.
I. PENDAHULUAN 7. Sistematika Penulisan
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data Berisi data-data yang dikumpulkan. Data tersebut diolah sesuai kebutuhan manajemen risiko
Bab V Analisa dan Pembahasan Terhadap data yang ada dilakukan analisa untuk mendapatkan data dan informasi baru. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan analisa data tersebut dapat diketahui beberapa hal yang menjadi tujuan penulisan.
Bab VI Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan, berisi tentang kesimpulan dari analisa data yang ada dan saran berdasar hasil penelitian
0-10 thn; 0%
11-20 thn; 0% 21-30
thn; 40%
31-40 thn; 27%
>40 thn; 33%
Dalam rangka peningkatan aksesbilitas pelayanan angkutan perkeretaapian, telah dibuat rencana strategis Direktorat Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan untuk periode tahun 2010 – 2014. Total kebutuhan lokomotif adalah 100 unit. Kebutuhan tersebut didasarkan jumlah lokomotif yang ada dan kebutuhan lokomotif untuk pemenuhan pelayanan umum. Aset pemerintah yang dikelolah PT. KAI, saat ini : 100% berumur diatas 20 tahun, 60 % berumur diatas 30 tahun, 33% berumur diatas 40 tahun
Prosentase jumlah lokomotif berdasarkan usia
(Data Aset Sarana Dan Fasilitas Tahun 2011, PT. Kereta Api (Persero), 2011)
II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kebutuhan Pengadaan Lokomotif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Proses Pengadaan
PRAKUALIFIKASI * Administrasi * Kemampuan/kualifikasi
PENAWARAN * Administrasi * Spesifikasi teknis * Lingkup Kerja * Jadwal * Harga
NEGOSIASI * Adminstrasi * Spesifikasi teknis * Lingkup Kerja * Jadwal * Harga
KONTRAK * Administrasi * Spesifikasi teknis * Lingkup Kerja * Jadwal * Harga
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor : 54 tahun 2010
II. TINJAUAN PUSTAKA 3. Manajemen Risiko
MENENTUKAN KONTEKS
PERLAKUAN RISIKO
MONITORING DAN
KOMUNIKASI
ASSESMENT RISIKO
IDENTIFIKASI RESIKO
ANALISIS RISIKO
EVALUASI RISIKO
KOMUNIKASI DAN
KONSULTASI
Sumber : Susilo & Kaho, 2009
II. TINJAUAN PUSTAKA 3. Manajemen Risiko
KONTEKS • Menentukan kebijakan umum yang ditentukan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan manajemen risiko
IDENTIFIKASI RISIKO
• Melakukan identifikasi risiko • Mencari penyebab terjadinya risiko
ANALISIS RISIKO • Membuat perhitungan risiko berdasarkan nilai kemungkinan dan
dampaknya
EVALUASI RISIKO • Membuat daftar risiko berdasarkan besarnya risiko, untuk
mendapatkan prioritas sebagai dasar perlakuan yang dibutuhakan
PERLAKUAN RISIKO
• Merencanakan perlakuan (tindakan) atas risiko yang terjadi
MONITORING & KOMUNIKASI
• Melakukan monitoring dan review untuk diiformasikan kepada pihak terkait dalam proses manajemen risiko
II. TINJAUAN PUSTAKA 4.1. Risiko Usaha
Sumber: Asiyanto, 2008
Risiko bukan keuangan (non financial risk), terjadinya kerugian/kehilangan financial akibat terjadinya ketidakpastian elemen dalam perusahaan, seperti : orang, proses, sistem, dan sejenisnya (micro perspective), dan akibat ketidakpastian dari kondisi eksternal perusahaan, seperti : kebijakan pemerintah, lingkungan industri, lingkungan internacional, sosial, dan sejenisnya (macro perspective)
Risiko keuangan (financial risk) , terjadinya kerugian/kehilangan financial akibat terjadinya perubahan nilai harta yang dijual (market risk), kegagalan dari tagihan atas piutang (credit risk), kegagalan dalam menjalankan operasi perusahaan (operational risk), dan diakibatkan oleh hilangnya peluang bisnis karena turunnya reputasi perusahaan (reputation risk)
Risiko usaha adalah potensi terjadinya suatu keadaan/peristiwa/kejadian, dalam pelaksanaan proses kegiatan usaha, yang akan berdampak
negatif terhadap sasaran usaha yang telah
ditetapkan
RISIKO USAHA
RISIKO USAHA KONTRAKTOR
RISIKO PEMASARAN
RISIKO PRODUKSI
RISIKO SUMBER DAYA
RISIKO USAHA INVESTASI
DLL
II. TINJAUAN PUSTAKA 4.2. Risiko Usaha Kontraktor
Sumber: Asiyanto, 2008
PERUMUSAN MASALAH DAN
STUDI PUSTAKA
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
ANALISA DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
III. METODOLOGI PENELITIAN Tahap Pelaksanaan
III. METODOLOGI PENELITIAN Tahap Pelaksanaan
Mulai
Identifikasi Permasalahan
Perumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah
Studi Pustaka : a. Proses Pengadaan b. Manajemen Risiko c. Manajemen Risiko Usaha
Pengumpulan data : a. Mengumpulkan data dan informasi terkait kegiatan pencapaian target
pemasaran b. Wawancara interaktif untuk mendapatkan identifikasi risiko, analisis risiko,
evaluasi risko dan perlakuan risiko
Analisa data: Analisa data atas data yang sudah dikumpulkan dan diolah sebelumnya
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Tahap Perumusan Masalah dan Studi Pustaka
Tahap Pengumpulan & Pengolahan Data
Tahap Analisa Data
Tahap Kesimpulan dan Saran
IV. PENGUMPULAN DATA 1. Tinjauan Umum Obyek Penelitian
DIREKTORATADMINISTRASI &
KEUANGAN
DIVISIPENGEMBANGAN
BISNISDIVISI
TEKNOLOGI
DIVISILOGISTIK &
RENDAL PRODUKSI
RENDAL PRODUKSI
PENGEMBANGANBISNIS
KERETA API
PENGEMBANGANBISNIS
TRANSPORTASI
PEMASARAN PROYEK SWASTA &
EKSPOR
PROGRAM KEMITRAAN &
BINA LINGKUNGAN
AKUNTANSI
DIVISIKEUANGAN
DIVISIPEMASARAN PRODUK
& JASA KA
PEMASARANPROYEK
PEMERINTAHKEUANGAN LOGISTIK
DIREKTORATKOMERSIAL
DIREKTORATPRODUKSI & TEKNOLOGI
FABRIKASI
FINISHING
PEMELIHARAAN & K3LH
DIREKORATUTAMA
BOARD OF DIRECTOR
DIVISIPRODUKSI
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
PERSONALIA&
UMUM
DIVISISUMBER DAYA
MANUSIA
SEKRETARIS PERUSAHAAN
SISTEM MANAJEMEN KUALITAS &
PRODUKTIFITAS
PURNA JUAL
PENGENDALIAN KUALITAS
DIVISIDAL KUALITAS &
PURNA JUAL
SATUAN PENGAWAS INTERN
PROYEK EPC
SERVICE & RETAIL
RISK MANAGEMENT
DESAIN
LITBANG & REKAYASA
TEKNOLOGI PRODUKSI
KOORDINATORPROGRAM
1. Bergerak dalam industri kereta api, desain, produksi, perawatan, EPC, dan konsultasi sistem transportasi kereta api.
2. Struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan dan orientasi bisnis perusahaan
IV. PENGUMPULAN DATA 1. Tinjauan Umum Obyek Penelitian Prosedur Penyusunan Dokumen Penawaran Sesuai dengan sistem manajemen ISO 9001 yang diterapkan di PT. INKA (Persero), proses penyusunan dokumen tender adalah salah satu kegiatan perusahaan atas peluang-peluang tender pengadaan sarana kereta api. Prosedur tersebut tertuang dalam buku Operational Procedure sistem manajemen ISO 9001.
Alur Pembuatan Dokumen Tender
IV. PENGUMPULAN DATA 1. Tinjauan Umum Obyek Penelitian
Profile Responden 1. Agung Sedayu ST. MT. Kepala Divi Produk dan Jasa Kereta Api; 2. Drs. Nazuar Manajer Pemasaran Proyek Pemerintah; 3. Chandra AS, ST. Asisten Manajer pemasaran proyek Pemerintah; 4. Ir. Bayu Waskita MT. Manajer Litbang dan Rekayasa, Divisi Teknologi. Pejabat tersebut diatas mempunyai tanggung jawab untuk menyusun dokumen penawaran, termasuk membuat analisa kemampuan dan risiko usaha perusahaan dalam mengikuti tender-tender yang di lakukan oleh pemerintah. Mengingat banyaknya materi, wawancara dilakukan secara bersambung dari tanggal 12 sampai dengan 28 Desember 2011. Hasil wawancara beserta data-data yang didapat tertuang dalam berita acara sebagaimana pada lampiran-2
IV. PENGUMPULAN DATA 1. Tinjauan Umum Obyek Penelitian Prosedur Penyusunan Dokumen Penawaran Sesuai dengan sistem manajemen ISO 9001 yang diterapkan di PT. INKA (Persero), proses penyusunan dokumen tender adalah salah satu kegiatan perusahaan atas peluang-peluang tender pengadaan sarana kereta api. Prosedur tersebut tertuang dalam buku Operational Procedure sistem manajemen ISO 9001.
Alur Pembuatan Dokumen Tender
IV. PENGUMPULAN DATA 2. Penentuan Konteks
Penentuan konteks digunakan untuk memberi pemahaman atas data dan informasi terkait dengan kegiatan manajemen risiko, meliputi : penentuan konteks, metode identifikasi risiko, penentuan skala kemungkinan dan dampak untuk proses analisis risiko, evaluasi risiko, dan dan kriteria lain yang digunakan untuk proses manajemen risiko. 1. Metode Identitikasi Risiko Sesuai dengan dasar tinjauan pustaka identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode Risk Breakdown Structure (RBS) dengan klasifikasi risiko usaha dengan menetapkan risiko pemasaran, risiko produksi, dan risiko sumber daya pada risiko level-1. 2. Analisis Dalam penentuan konteks ini disepakati untuk analisis risiko dengan 2 tahap, yaitu : Tahap – I, menghitung risiko berdasar nilai kemungkinan (likelihood) dan dampak (impact) risiko Tahap – II, menghitung RRL terhadap risiko-risiko yang mempunyai peringkat berat dan sedang.
IV. PENGUMPULAN DATA 2. Penentuan Konteks
Tabel 4.1. Nilai Skala Kemungkinan
Kriteria Nilai Uraian
Sangat kecil 0,1 Hampir tidak mungkin terjadi
Kecil 0,3 Kemungkinan kecil terjadi
Sedang 0,5 Dapat terjadi, dapat juga tidak, kemungkinan fifty-fifty
Besar 0,7 Besar kemungkinannya terjadi
Sangat besar 1 Hampir pasti terjadi
Dampak Uraian
Kriteria Nilai Biaya kerugian Waktu/Keterlambatan
Sangat ringan
0,05 Rp. < 823 juta Kurang dari 20 hari
Ringan 0,1 Rp. 823 jt s/d 1.234 jt Antara 21 sampai 30 hari
Sedang 0,2 Rp. 1.234 jt s/d 1.646 jt Antara 31 sampai 40 hari
Berat 0,4 Rp. 1.646 jt s/d 2.057 jt Antara 41 sampai 50 hari
Ekstrem 0,08 Rp. > 2.057jt Lebih dari 50 hari
Catatan : Perkiraan nilai kontrak Rp. 41.137.640.000
IV. PENGUMPULAN DATA 3.a. Identifikasi Risiko
Tabel 4.3. Identifikasi Risiko
No Identifikasi Risiko Level-1 Level-2 Level-3
1 Pemasaran Penjualan Tidak diundang Tender Gagal dalam PQ Gagal dalam Penawaran Gagal dalam negosiasi Proyek ditunda atau perubahan lingkup kerja setelah kontrak
Harga Kesalahan menghitung harga 2 Teknologi dan Produksi
2.a. Teknologi Rekayasa Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama
Desain Penyelesaian desain detail terlambat Kualitas produk tidak sesuai persyaratan
Teknologi proses Kesalahan membuat metode kerja 2.b. Produksi Jadwal Produksi Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau
rencana, proyek terlambat diselesaikan
Biaya Produksi Pembengkaan biaya produksi 3 Sumber daya Sumber daya manusia Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
Fasilitas produksi Kapasitas produksi tidak mencukupi Produktivitas peralatan rendah
Keuangan Modal kerja kurang Cash flow tidak seimbang
IV. PENGUMPULAN DATA 3.a. Identifikasi Risiko
Tabel 4.4. Penyebab Risiko
No Risiko Peyebab
1 Tidak diundang Tender Disingkirkan oleh pesaing
Networking dengan customer tidak baik, tidak mendapatkan informasi perkembangan proses tender
2 Gagal dalam PQ Persyaratan administrasi tidak lengkap
Persyaratan pengalaman tidak terpenuhi 3 Gagal dalam Penawaran Dokumen tender tidak lengkap
Usulan metode pelaksanaan salah
4 Gagal dalam negosiasi Terdapat permintaan perubahan persyaratan yang tidak sesuai dengan dokumen tender
Terdapat permintaan perubahan lingkup kerja yang tidak sesuai dengan dokumen tender
5 Proyek ditunda atau perubahan lingkup kerja setelah kontrak
Terjadi perubahan alokasi anggaran oleh pemerintah
6 Kesalahan menghitung harga Kesalahan membuat breakdown lingkup kerja, karena spesifikasi teknis kurang jelas Kesalahan menghitung harga karena belum mempunyai pengalaman
Prooduk baru, informasi sumber harga material/komponen terbatas, mitra kerja terbatas
IV. PENGUMPULAN DATA 3.b. Penyebab Risiko
Tabel 4.4. Penyebab Risiko
No Risiko Peyebab 7 Kesalahan dalam pemilihan teknologi
dan penentuan komponen utama Spesifikasi yang tidak jelas pada dokumen tender
Jumlah tenaga ahli (engineer) kurang
Tenaga engineer belum sesuai kualifikasi 8 Penyelesaian desain detail terlambat Spesifikasi yang tidak jelas pada dokumen tender
Jumlah tenaga ahli (engineer) belum berpengalaman
9 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan
Sistem pengendalian kualitas lemah Metode kerja yang dilaksanakan salah Skill tenaga kerja belum memenuhi persyaratan
10 Kesalahan membuat metode kerja Spesifikasi yang tidak jelas pada dokumen penawaran
Kesalahan membuat desain detail 11 Jadwal pelaksanaan tidak dapat
dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
Keterlambatan penyelesaian kegiatan pendahulu
Metode kerja yang dilaksanakan salah
Kedatangan material dan komponen tidak sesuai jadwal
12 Pembengkaan biaya produksi Kenaikan harga yang tidak dicover dalam kontrak, kontrak bersifat lumpsum
Akibat tidak punya pengalaman, terjadi waste yang melebihi estimasi
Produktvitas peralatan dan tenaga rendah
IV. PENGUMPULAN DATA 3. b.Penyebab Risiko
Tabel 4.4. Penyebab Risiko
No Risiko Peyebab 13 Jumlah tenaga kerja belum sesuai
dengan kebutuhan Jumlah engineer kurang Jumlah tenaga pelaksana kurang
14 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
Belum mempunyai engineer yang berpengalaman
Kurangnya pelatihan teknis (hard competencies)
15 Kapasitas produksi tidak mencukupi Jumlah fasilitas produksi kurang Adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan dalam waktu yang bersamaan
16 Produktivitas peralatan rendah Peralatan yang sudah tua, kinerja sudah tidak optimal
Terjadi kerusakan pada peralatan 17 Modal kerja kurang Jumlah modal terbatas
Terbatasnya jumlah sumber pinjaman 18 Cash flow tidak seimbang Metode pembayaran tidak sesuai dengan kebutuhan pendanaan
Jumlah pembayaran untuk material import lebih awal dari pembayaran dari customer proyek
IV. PENGUMPULAN DATA 4. Analisis Risiko
Tabel 4. 5. Analisis Risiko No Nama Risiko Nilai Risiko
Kemungkinan Dampak
1 Tidak diundang Tender 0,10 0,05 0,005 2 Gagal dalam PQ 0,10 0,05 0,005 3 Gagal dalam Penawaran 0,50 0,05 0,025 4 Gagal dalam negosiasi 0,50 0,05 0,025
5 Proyek ditunda atau perubahan lingkup kerja setelah kontrak 0,10 0,40 0,040
6 Kesalahan menghitung harga 0,50 0,10 0,050
7 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama
0,50 0,80 0,400
8 Penyelesaian desain detail terlambat 0,70 0,40 0,280
9 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan 0,50 0,20 0,100
10 Kesalahan membuat metode kerja 0,50 0,20 0,100
11 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesai rencana, proyek terlambat diselesaikan
0,50 0,40 0,200
12 Pembengkaan biaya produksi 0,50 0,20 0,100 13 Jumlah tenaga ahli belum sesuai dengan kebutuhan 0,70 0,40 0,280
14 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai 0,50 0,40 0,200
15 Kapasitas produksi tidak mencukupi 0,50 0,40 0,200
16 Produktivitas peralatan rendah 0,50 0,20 0,100 17 Modal kerja kurang 0,30 0,10 0,030 18 Cash flow tidak seimbang 0,50 0,10 0,050
IV. PENGUMPULAN DATA 4. Analisis Risiko
Tabel. 4.6. Daftar Risiko dan Pemeringkatan Risiko No Nama Risiko Risiko Klasififikasi 1 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan
komponen utama 0,400 Risiko Tinggi
2 Penyelesaian desain detail terlambat 0,280 Risiko Tinggi 3 Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan 0,280 Risiko Tinggi 4 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau
rencana, proyek terlambat diselesaikan 0,200 Risiko Sedang
5 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai 0,200 Risiko Sedang
6 Kapasitas produksi tidak mencukupi 0,200 Risiko Sedang
7 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan 0,100 Risiko Sedang
8 Kesalahan membuat metode kerja 0,100 Risiko Sedang
9 Produktivitas peralatan rendah 0,100 Risiko Sedang
10 Pembengkaan biaya produksi 0,100 Risiko Sedang
11 Kesalahan menghitung harga 0,050 Risiko Rendah
12 Cash flow tidak seimbang 0,050 Risiko Rendah
13 Proyek ditunda atau perubahan lingkup kerja setelah kontrak
0,040 Risiko Rendah
14 Modal kerja kurang 0,030 Risiko Rendah
15 Gagal dalam Penawaran 0,025 Risiko Rendah
16 Gagal dalam negosiasi 0,025 Risiko Rendah
17 Tidak diundang Tender 0,005 Risiko Rendah
18 Gagal dalam PQ 0,005 Risiko Rendah
Dilanjutkan dengan
menghitung Risk Reduction
Leverage (RRL) untuk risiko
dengan klasifikasi tinggi
dan sedang dengan
pendekatan :
IV. PENGUMPULAN DATA 4. Analisis Risiko
No Nama Risiko Kemung kinan (before)
Tingkat keber hasilan mitigasi
Kemung kinan (after)
REbefore (Rp.) Reafter (Rp.)
1 2 3 4 5= 3 x 4 6 7=5x6 1 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan
penentuan komponen utama 0,50 80% 0,10 1.933.455.453 193.345.545
2 Penyelesaian desain detail terlambat 0,70 70% 0,21 1.295.836.015 272.125.563
3 Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
0,70 70% 0,21 1.295.836.015 272.125.563
4 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
0,50 70% 0,15 925.597.154 138.839.573
5 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
0,50 70% 0,15 925.597.154 138.839.573
6 Kapasitas produksi tidak mencukupi 0,50 70% 0,15 925.597.154 138.839.573
7 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan 0,70 70% 0,21 1.295.836.015 181.417.042
8 Kesalahan membuat metode kerja 0,50 80% 0,10 617.064.769 61.706.477
9 Produktivitas peralatan rendah 0,50 70% 0,15 617.064.769 92.559.715
10 Pembengkaan biaya produksi 0,50 70% 0,15 587.763.002 88.164.450
Tabel 4.9. Perhitungan REafter
IV. PENGUMPULAN DATA 4. Analisis Risiko
Tabel 4.10. Perhitungan RRL
No Nama Risiko REbefore (Rp.) Biaya (RRC) (Rp.)
Reafter (Rp.) RRL
1 2 3 4 5 6=(3-5)/4 1 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan
penentuan komponen utama 1.933.455.453 900.000.000 193.345.545 1,933
2 Penyelesaian desain detail terlambat 1.295.836.015 810.000.000 272.125.563 1,264
3 Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
1.295.836.015 852.000.000 272.125.563 1,202
4 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
925.597.154 510.000.000 138.839.573 1,543
5 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai 925.597.154 600.000.000 138.839.573 1,311
6 Kapasitas produksi tidak mencukupi 925.597.154 210.000.000 138.839.573 3,746
7 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan 1.295.836.015 1.050.000.000 181.417.042 0,910
8 Kesalahan membuat metode kerja 617.064.769 600.000.000 61.706.477 0,926
9 Produktivitas peralatan rendah 617.064.769 210.000.000 92.559.715 2,498
10 Pembengkaan biaya produksi 587.763.002 175.000.000 88.164.450 2,855
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Identifikasi Risiko
Risiko Usaha
Teknologi dan Produksi Sumber Daya Pemasaran
1. Penjualan • Tidak diundang tender • Gagal PQ • Gagal Penawaran • Gagal Negosiasi • Proyek ditunda
2. Harga
• Kesalahan menghitung harga
1. Rekayasa • Kesalahan pemilihan
teknologi dan penentuan komponen utama
2. Desain • Penyelesaian desain
detail terlambat • Kualitas produk tidak
sesuai persyaratan 3. Teknologi Proses
• Kesalahan membuat metode kerja
4. Jadwal Produksi • Jadwal pelaksanaan
tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana
5. Biaya Produksi • Pembengkaan biaya
produksi
1. Sumber Daya Manusia • Jumlah tenaga ahli
belum sesuai dengan kebutuhan
• Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
2. Fasilitas Produksi • Kapasitas produksi
tidak mencukupi • Produktivitas peralatan
rendah 3. Keuangan
• Modal kerja kurang • Cash flow tidak
seimbang
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 2. Analisis Risiko
1. Dari gambar tersebut diketahui bahwa usaha mengurangi risiko yang dilakukan sudah efektif, kecuali untuk risiko nomor 7 dan 8
2. Usaha yang dilakukan untuk risiko nomor 7 dan 8 masing-masing diperkirakan tingkat keberhasilan adalah 70% dan 80%, sehingga masih dapat diefektifkan dengan melakukan usaha tersebut dengan lebih baik
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 2. Analisis Risiko Dari 18 risiko yang diidentifikasi dilakukan penilaian peringkat risiko dengan berdasarkan nilai skala kemungkinan dan dampak. Hasilnya terdapat 3 risiko tinggi, 7 risiko sedang, dan 8 risiko rendah. Analisis lanjutan dengan menghitung nilai RRL dilakukan terhadap 10 risiko yang terdiri dari 3 risiko tinggi dan 7 risiko sedang. Sesuai dengan persamaan 2.1, maka perhitungan terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan besarnya REbefore, REafter dan RRC sebagaimana hasil pada tabel 4.7 dan 4.8, yang bisa digambarkan sebagai berikut :
Tabel 5.1. Hasil Perhitungan RRL
No Nama Risiko RRL Keterangan
1 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama
1,933 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
2 Penyelesaian desain detail terlambat 1,264 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
3 Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
1,202 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
4 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
1,543 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
5 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
1,311 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
6 Kapasitas produksi tidak mencukupi 3,746 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
7 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan 0,910 Usaha mengurangi dampak risiko belum efektif
8 Kesalahan membuat metode kerja 0,926 Usaha mengurangi dampak risiko belum efektif
9 Produktivitas peralatan rendah 2,498 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
10 Pembengkaan biaya produksi 2,855 Usaha mengurangi dampak risiko sudah efektif
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3. Evaluasi Risiko
Evaluasi dilakukan dengan memberikan pemeringkatan terhadap besarnya risiko yang masih tersisa (REafter) dan diklasifikasikan sesuai dengan tabel 4.2. Hasilnya seluruh risiko yang ada merupakan kelompok risiko yang sangat ringan.
Tabel 5.2. Daftar Risiko No Nama Risiko Risiko Keterangan
1 Penyelesaian desain detail terlambat 272.125.563 Sangat ringan
2 Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan 272.125.563 Sangat ringan
3 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama 193.345.545 Sangat ringan
4 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan 181.417.042 Sangat ringan
5 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
138.839.573 Sangat ringan
6 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai 138.839.573 Sangat ringan
7 Kapasitas produksi tidak mencukupi 138.839.573 Sangat ringan
8 Produktivitas peralatan rendah 92.559.715 Sangat ringan
9 Pembengkaan biaya produksi 88.164.450 Sangat ringan
10 Kesalahan membuat metode kerja 61.706.477 Sangat ringan
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. Perlakuan Risiko
Mitigasi
• Melakukan kegiatan mengurangi risiko (mitigasi), dari hasil perhitungan RRL sudah menunjukan perubahan dari klasifikasi risiko berat dan sedang sedang menjadi risiko sangat ringan, tindakan yang sesuai untuk masing-masing risiko sudah dianggap efektif sebagaimana tabel 5.3.
Pembebanan Biaya
• Terhadap total biaya tindakan mitigasi sebesar Rp. 5.617.000.000,- diperhitugkan dalam beban biaya usaha dan diperhitungkan dalam perhitungan harga jual untuk 10 (sepuluh) unit pertama produk lokomotif yang dikerjakan.
Konsisten
• Mengingat tingkat keyakinan keberhasilan mitigasi yang dilakukan rata-rata masih 72%, maka tindakan tersebut harus dilakukan dengan benar dan konsisten.
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. Perlakuan Risiko
Tabel 5.3 Perlakuan Risiko
No Nama Risiko Penyebab Perlakuan (mitigasi risiko) 1 Penyelesaian desain
detail terlambat 1. Spesifikasi teknis yang tidak jelas pada
dokumen tender 2.Tenaga engineer belum sesuai kualifikasi
1.Merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out sourcing, 2 tenaga ahli selama 12 bulan;
2.Dilakukan sertifikasi engineer, minimal 4 engineer
2 Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
1. Jumlah engineer kurang 2. Jumlah tenaga pelaksanasa kurang
1.Merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out sourcing, 2 tenaga ahli selama 12 bulan;
2.Merkrut 6 tenaga teknisi selama 12 bulan
3 Kualitas produk tidak sesuai persyaratan
1. Sistem pengendalian kualitas lemah; 2.Metode kerja yang dilaksanakan salah; 3.Skill tenaga kerja belum memenuhi
persyaratan
1.Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out sourcing, 2 tenaga ahli selama 12 bulan.
2.Memberikan training dan assesment kepada 30 orang
4 Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama
1. Spesifikasi teknis yang tidak jelas pada dokumen tender;
2.Jumlah engineer kurang; 3.Tenaga engineer belum sesuai kualifikasi
1.Minta penjelasan lebih detail pada saat aanwijzing; 2.Merekrut tenaga ahli sebagai untuk membuat kajian
pemilihan teknologi sebagai konsultan atau melalui out sourcing, 3 tenaga ahli selama 12 bulan
5 Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
1.Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan, membutuhkan waktu yang lebih lama dari seharusnya, diperkirakan menyebabkan keterlambatan1,5 bulan
1.Ditunjuk seorang project manager dan acting project manager, khusus untuk pelaksanaan proyek ini, serta membuat alokasi sumber daya dan jadwal kedatangan material dan komponen sesuai kebutuhan
6 Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
1.Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan, membutuhkan waktu yang lebih lama dari seharusnya, diperkirakan menyebabkan keterlambatan1,5 bulan
1.Merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out sourcing, 3 tenaga teknisi selama 12 bulan dan Dilakukan training untuk meningkatkan skill tenaga kerja, 30 orang
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. Perlakuan Risiko Tabel 5.4 Perlakuan Risiko
No Nama Risiko Penyebab Perlakuan (mitigasi risiko) 7 Kapasitas produksi
tidak mencukupi 1.Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan, membutuhkan waktu yang lebih lama dari seharusnya, diperkirakan menyebabkan keterlambatan1,5 bulan
1.Menerapkan kebijakan subkon sub assembly dan pembelian bahan jadi, biaya yang dikeluarkan adalah pembentukan task force untuk pekerjaan yang disukonkan, dibutuhkan tambahan biaya untuk tim task force (1 Manager, 1 AM, 1 Staff)
8 Produktivitas peralatan rendah
1.Akibat turunnya produktivitas peralatan, maka akan terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan, diperkirakan 1 bulan
1.Menerapkan kebijakan subkon sub assembly dan pembelian bahan jadi, biaya yang dikeluarkan adalah pembentukan task force untuk pekerjaan yang disukonkan, dibutuhkan tambahan biaya untuk tim task force (1 AM dan 2 Staff)
9 Pembengkaan biaya produksi
1.Biaya belanja material dan komponen melebihi anggaran, diperkirakan 3% dari biaya komponen utama dan 5% materal carbody
1.Melakukan komunikasi yang intensif dengan mitra kerja untuk mendapatkan harga yang kompetitif, Melakukan peningkatan manajemen perawatan dan menajemen personalia lebih competitif, serta membentuk task force untuk pekerjaan yang disukonkan, dibutuhkan tambahan biaya untuk tim task force (1 AM dan 2 Staff)
10 Kesalahan membuat metode kerja
1.Metode kerja yang dibuat sulit diaplikasikan, maka akan terjadi beberapa perbaikan dan diperkirakan terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan selama 1 bulan
1.Minta penjelasan lebih detail pada saat aanwijzing, tidak ada tambahan biaya dan merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out sourcing, 2 tenaga ahli selama 12 bulan
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN 5. Monitoring dan Komunikasi Sebagai salah satu kegiatan dalam manajemen risiko, maka perlu dilakukan monitoring dan review minimal 1 (satu) kali per bulan. Hal ini dilakukan sebagai media komunikasi dan untuk menghindari adanya kesalahan dan sikap yang tidak konsisten atas tindakan mitigasi yang direncanakan, sehingga risiko yang timbul dapat dimonitor dan dikendalikan sesuai perencanaan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Hasil identifikasi risiko, menunjukkan bahwa risiko yang timbul disebabkan
oleh faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan, antara lain : a. Jumlah, kemampuan, dan pengalaman engineer dan tenaga pelaksana; b. Kapasitas produksi yang belum mencukupi; c. Kinerja peralatan yang tidak optimal (peralatan sudah tua). Sedangkan penyebab dari faktor eksternal adalah spesifikasi teknis pada dokumen tender tidak jelas.
2. Dalam analisis dengan menghitung nilai RRL, menunjukkan bahwa tindakan
mitigasi yang dilakukan untuk mengurani risiko memberikan nilai rata-rata RRL sebesar 1,819 dan dapat merubah klasifikasi risiko tinggi dan menengah menjadi risiko dalam klasifikasi sangat ringan;
3. Karena dari hasil perhitungan RRL sudah menunjukan perubahan klasifikasi
risiko berat dan menengah menjadi risiko sangat ringan, maka tindakan mitigasi yang dilakukan sudah efektif.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Saran Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisa data, kami menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengingat perusahaan belum menerapkan kegiatan manejemen risiko,
diharapkan segera dibuat sistem manajemen perusahaan dan membuat perencanaan risiko pada tingkat unit divisi dan unit departemen;
2. Jika perusahaan mampu memenangkan tender dan mendapatkan kontrak untuk pekerjaan pengadaan lokomotif, agar lebih efektif dibentuk tim task force atau organisasi proyek tersendiri untuk mengurangi risiko yang timbul;
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi untuk membuat analisa yang lebih detail dengan memasukkan faktor-faktor yang belum diperhitungkan.
Albert Ryan (2011), Buku Pegangan Pengadaan Barang dan Jasa, Yogyakarta, Gradien Mediatama.
An American National Standard ANSI/PMI 99-001-2004 (2004), A Guide to The Project Management Body of Knowledge (PMBOOK® Guide), Third Edition, Pennsylvania, Project Managemen Institute.Inc.
Asiyanto, Ir. MBA. IPM, (2008), Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Jakarta, Pradnya Paramita.
Ayu Dian Sistining (2010), Analisa RisikoPembangunan Kapal Baru, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Budi Santosa (2009), Manajemen Proyek, Konsep & Implementasi, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Hillson D, Dr. PMP. FAPM. MIRM. MCMI. (2002) The Risk Breakdown Structure (RBS) as An Aid To Effective Risk Management, The Fife European Project Management Conference, PMI Europe 2002, Chane France, halaman 1 – 11.
Irfan Fahmi, SE., M.Si. Alfabeta (2010), Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi, Jakarta, Alfabeta.
I Gusti Ngurah Oka Saputra, Anak Agung Wiranatha (2009), Analisis Perbandingan Risiko Kontrak Lumpsum dan Kontrak Unit Price Deangan Metode AHP, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas Udayana Denpasar, Vol.13, No.1, halaman 57-70.
DAFTAR PUSTAKA
I Nyoman Yudha Astana (2011), Analisis Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dalam Pengelolaan Risiko Pada PT. Adhi Karya (Perser) Tbk., Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas Udayana Denpasar, Vol.15, No.2, halaman 183-194.
Kristianta, Akomodasi Risiko dalam Proposal Tender, diunduh 20 Oktober 2011, http://www.migas-indonesia.com/files/article/Proposal_Tender.pdf.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) (2011), Data Aset Sarana Dan Fasilitas Tahun 2011, Bandung, Pusat Aset Produksi.
Ritchie Bob, Marshall David (1993), Business Risk Management, London, Chapman & Hall.
Susilo L.J & Kaho Victor Luwi (2009), Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 Untuk Industri Nonperbankan, PPM Manajemen.
Sutadi Bair Arimaika, ST. (2009), Analisa Risiko Yang Mempengaruhi Objectivitas Proyek Konstruksi Dengan Simulasi Monte Carlo, Fakultas Tenkik Sipil, Program Pasca Sarjana, Konsentrasi Manajemen Konstruksi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Straker David, 2011, Risk Calculations, diunduh 21 Oktober 2011, http://syque.com/quality_tools/tools/TOOLS11.htm.
Tunjung Inderawan, Ir. (2009), Rencana Strategis tahun 2010–2014, Jakarta, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementrian Perhubungan.
Zacharias O., Panopaoulos, Askounis D. Th. (2008), Large Scale Program Risk Analysis Using a Risk Breakdown Structure, European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences.
DAFTAR PUSTAKA