manajemen pengelolaan aset tetap pada …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/manajemen pengelolaan...

174
MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TANGERANG (STUDI KASUS MANAJEMEN PENGELOLAAN PENGGUNAAN KENDARAAN DINAS) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : EPI AMELIA 6661103342 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2015

Upload: vuongdien

Post on 11-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

1

59

MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP

PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN

KABUPATEN TANGERANG (STUDI KASUS MANAJEMEN PENGELOLAAN PENGGUNAAN KENDARAAN DINAS)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

EPI AMELIA

6661103342

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2015

Page 2: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

ii

Page 3: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

iii

Page 4: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

iv

Page 5: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan karena aku tidak akan

berdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan perarakan berlalu”

-Khalil Gibran-

Aku datang, aku bimbingan, aku ujian, aku revisi dan aku menang -Alhamdulillah-

Aku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku, keluargaku, dan teman-temanku

Page 6: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

vi

ABSTRAK

Epi Amelia. NIM 6661103342. 2015. Skripsi. Manajemen Pengelolaan Aset

Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (Studi

Kasus Manajemen Pengelolaan Penggunaan Kendaraan Dinas). Program Studi

Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing 1: Rina Yulianti, S.Sos., M.Si dan

Pembimbing II: Juliannes Cadith, S.Sos., M.Si.

Kata Kunci: Manajemen Pengelolaan, Aset Tetap, Kendaraan Dinas.

Penelitian dilatar belakangi oleh adanya Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Manajemen

Pengelolaan Penggunaan Kendaraan Dinas) yang belum berjalan dengan baik.

Penelitian ini menggunakan teori Manajemen Aset dari Siregar (2004).

Menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang menunjukkan bahwa Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang adanya pencatatan aset yang tidak

sesuai antara data manual yang dimiliki pengelola aset dengan yang berada di Sistem

Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) serta Sistem Informasi Manajemen Daerah

(SIMDA) yang belum memberikan transparansi kerja karena hanya dapat diakses

oleh pengelola aset saja tidak dapat diakses secara umum. Kesimpulan yaitu

Manajemen Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang belum berjalan secara efektif dan efisien, yang berdampak pada

pemborosan anggaran yang dikeluarkan. Saran yaitu Sebaiknya dilakukan

pengecekan fisik setiap 3 (bulan) sekali untuk memastikan data yang tercatat akurat

dan up to date, Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) harus terus

dikembangkan lagi sehingga tidak ada celah untuk terjadinya korupsi, kolusi,

nepotisme (KKN).

Page 7: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

vii

ABSTRACT

Epi Amelia. NIM 6661103342. 2015. Research Paper. Management of Fixed

Assets supervision in the Department of Highways and Irrigation of Tangerang

District (case study of supervision of official vehicle management). Program

study of public administration. Faculty of social and political science. Sultan

Ageng Tirtayasa University. Advisor I : Rina Yulianti, S.IP., M.Si and Advisor II :

Juliannes Cadith, S.Sos., M.Si.

Keywords: Management Supervision, Fixed Assets, Highway and Official Vehicle.

This research background based on Management Of Fixed Assets Supervision in the

Department of Highways and Irrigation of Tangerang District (case study of

supervision of official vehicle management) that has not been going well. The theory

of Asset Management by Siregar (2004) is used in this research. Based on

qualitative description it showed that the manual data of the Department of

Highways and Irrigation of Tangerang District was not suitable between the data

owned by assets manager and Management Information Systems Area (SIMDA) as

well as Management Information System Area (SIMDA). Those institutions were not

provided the transparancy of work because it can only be accessed by an asset

manager that could not be accessed to public. Conclusion of this research was that

fixed assets management at the Department of Highways and Irrigation District of

Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted the budget of

government. The suggestions of this research is that physical checks should be done

every once for three (months) to ensure the recorded data is accurate and up to date,

the regional Management Information System (SIMDA) should continue to be better

in development so that there will be no chances for coruption, collusio, and

nepotism (KKN).

Page 8: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini dengan judul Manajemen Aset Tetap pada Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang (Studi Kasus Manajemen Pengelolaan

Penggunaan Kendaraan Dinas).

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam proposal penelitian ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik di dalam teknik penyusunan maupun teknik materi

yang disajikan, mengingat begitu terbatasnya kemampuan yang Penulis miliki. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan oleh Penulis sebagai

bahan perbaikan untuk menambah wawasan pengetahuan di masa yang akan datang.

Terwujudnya proposal penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan,

dan dukungan serta do’a dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa .

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwiana Widyaningtyas, S.Sos., M.Ikom., Pembantu Dekan II Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

i

Page 9: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

ix

5. Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Jumiati, S.I.P., M.Si., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Rina Yulianti, S.I.P., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, serta motivasi dalam menyelesaikan

penyusunan proposal penelitian.

9. Juliannes Cadith, S.Sos., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, serta motivasi dalam menyelesaikan

penyusunan proposal penelitian.

10. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak masukan saran serta dukungan.

11. Seluruh dosen dan staf Prodi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa yang telah membekali pengetahuan ilmu selama masa

perkuliahan.

12. Benny Purwana, S.H., Selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

13. Nana Suryana, Selaku Pengelola Barang pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang yang telah memberikan banyak informasi

kepada Penulis.

ii

Page 10: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

x

14. Robet Junaedi, S.H., Selaku Pembantu Pengelola Barang pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang yang telah memberikan banyak

informasi kepada Penulis.

15. Seluruh staf Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang yang

telah banyak membantu.

16. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan do’a tiada henti.

17. Ari Eka Prasetya suami yang selalu membantu serta memberikan dukungan

dan doa yang tiada hentinya.

18. Teman-teman seperjuangan Nelly, Amel, Mahmud, Dita, Hesty, Ucup,

Ingga, Andri, Habib dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

banyak mendukung dan membantu di dalam penyusunan proposal penelitian

ini.

Serang, Agustus 2015

Penulis

Epi Amelia

iii

Page 11: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................. 13

1.3. Pembatasan Masalah ................................................................. 13

1.4. Perumusan Masalah .................................................................. 14

1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................... 14

1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 14

1.7. Sistematika Penelitian ............................................................... 16

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Teori Manajemen .................................................................... 20

iv

Page 12: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

xii

2.1.1. Definisi Manajemen ..................................................... 21

2.2. Teori Aset ................................................................................ 25

2.2.1. Definisi Aset .................................................................. 25

2.2.2. Jenis Aset ........................................................................ 29

2.2.3. Klasifikasi Aset atau Properti Berdasarkan Jenisnya ...... 30

2.3. Manajemen Aset ....................................................................... 31

2.3.1. Definisi Manajemen Aset ............................................... 31

2.4. Manajemen atau Pengelolaan Aset .......................................... 36

2.4.1. Siklus Pengelolaan Aset Daerah .................................... 36

2.4.2. Siklus Hidup Aset ........................................................... 50

2.5.Kerangka Berpikir ..................................................................... 54

2.6. Asumsi Dasar ........................................................................... 55

2.7. Penelitian Terdahulu ................................................................. 55

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................ 59

3.2. Instrumen Penelitian ................................................................ 60

3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 61

3.4. Sumber Data .............................................................................. 65

3.5. Informan Penelitian .................................................................. 66

3.6. Teknik Analisis Data ................................................................ 67

3.7. Pengujian Validitas Data .......................................................... 71

3.8. Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................. 74

v

Page 13: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

xiii

BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 76

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Tangerang ....................... 76

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang .................................................... 77

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang .................................................. 84

4.1.4. Sumber Daya Manusia Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang ................................................... 95

4.1.5. Sarana dan Prasarana ................................................... 96

4.2. Informan Penelitian .................................................................. 97

4.3. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian .......................................... 100

BAB VKESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 137

5.2. Saran .........................................................................................138

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Page 14: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Aset Tetap Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Tangerang .............. 6

1.2 Aset Tetap Kendaraan Roda Empat Berdasarkan Kondisi .................... 6

1.3 Aset Tetap Kendaraan Roda Dua Berdasarkan Kondisi ........................ 7

1.4 Aset Tetap Kendaraan Roda Empat ....................................................... 7

1.5 Aset Tetap Kendaraan Roda Dua ........................................................... 8

1.6 Kendaraan Dinas Operasional/Kendaraan Dinas Jabatan ...................... 11

1.7 Jumlah Esselon III dan IV ...................................................................... 11

2.1 Perkembangan Manajemen Aset ............................................................ 33

3.1 Pedoman Wawancara ............................................................................. 63

3.2 Informan Penelitian ................................................................................ 66

3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 75

4.1 Data Pengguna Kendaraan Dinas ............................................................. 105

vii

Page 15: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Teori Manajemen Menurut Stoner ......................................................... 24

2.2 Klasifikasi Aset atau Properti Berdasarkan Jenisnya ............................. 30

2.3 Siklus Hidup Aset ................................................................................... 50

2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 54

3.1 Komponen Analisis Data Miles dan Huberman ..................................... 68

4.1 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Tangerang . 83

4.2 Kendaraan Dinas Yang Diganti Plat Nomor ........................................... 108

4.3 Kendaraan Dinas Yang Diganti Plat Nomor ........................................... 110

4.4 Barang Inventaris Tanpa Dokumen ......................................................... 117

4.5 Konsepsi Pemindahtangan Aset ............................................................. 122

viii

Page 16: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

1

59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di

dalamnya dapat berfungsi secara maksimal. Suatu organisasi yang baik terdapat

fungsi-fungsi manajerial yaitu:planning, organizing, actuating dan controlling.

(George R. Terry, 1972) dalamMuchtar Hidayat (2011:3).Masing-masing fungsi

harus saling berkaitan di dalamnya dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Suatu organisasi dapat mencapai tujuan dengan baik apabila mampu

merencanakan program-program secara matang dengan memperhitungkan masa

yang akan datang dan melaksanakan rencana yang telah dibuat. Perencanaan dalam

suatu organisasi merupakan proses dasar di dalam manajemen untuk merumuskan

tujuan dan cara mencapainya. Bentuk organisasi menuntut kemampuan manajemen

yang lebih baik, terutama kemampuan teknis, karena semua pekerjaan dalam

organisasi tidak dapat dilakukan sendiri.

Setiap organisasi termasuk juga organisasi pemerintah memiliki tujuan yang

hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi pemerintah, diperlukan strategi

yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi

pemerintah memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk dapat memberikan

jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga

tujuan organisasi dapat dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi pemerintah

diperlukan pemerintahan yang jujur. Dimana pemerintahan merupakan sekumpulan

Page 17: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

2

orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan melaksanakan

kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari

lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan. Pemerintahan sebagai sekumpulan

orang-orang yang mengelola berbagai kewenangan dalam mengelola

negara/pemerintah memerlukan adanya kesiapan diberbagai aspek dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan, terutama kesiapan dalam

ketersediaan berbagai penunjang dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang

sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan.Dalam kerangka otonomi daerah,

seiring dengan perkembangan sebuah organisasi, lembaga atau instansi yang ada

pada saat ini, maka semakin bertambah pula jumlah aset yang dibutuhkan oleh

organisasi, lembaga atau instansi tersebut. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

tugas atau produktivitas kerja pegawai tidak semata-mata ditentukan oleh

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan, tetapi

juga sangat dipengaruhi oleh faktor lain seperti sarana perlengkapan kerja yang

memadai. Penyediaan sarana kerja yang diperlukan dalam menunjang kelancaran

pelaksanaan tugas pegawai harus memperhatikan aspek manfaat dengan tetap

berpedoman pada tugas pokok dan fungsi serta anggaran yang tersedia. Oleh karena

itu, sarana kerja harus dapat dikelola dengan benar agar mampu menunjang

pelaksanaan tugas para pegawai secara maksimal.

Terkait dengan hal tersebut maka pemerintah daerah perlu menyiapkan

instrumen yang tepat untuk melakukan pengelolaan atau manajemen aset daerah

secara profesional, transparan, akuntabel, efisien dan efektif mulai dari tahap

perencanaan, pendistribusian dan pemanfaatan serta pengawasannya.Berdasarkan

Page 18: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

3

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 manajemen aset digunakan di

lingkungan pemerintah daerah maupun perguruan tinggi.Sistem informasi aset

berfungsi untuk melakukan pencatatan mengenai pengadaan, pengesahan,

penggunaan, perawatan, status, serta kondisi aset tersebut. Aset dapat meliputi

inventarisasi tanah, gedung, alat angkutan, senjata api, jaringan, peralatan seperti

alat tulis kantor dan alat laboratorium, ruang/gudang dan barang-barang yang

terdapat di dalamnya, lokasi lainnya dan barang-barang yang terdapat di dalamnya.

Namun, pengelolaan aset daerah selama ini belum terlaksana sebagaimana yang

diharapkan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal, sehingga

diperlukan peraturan-peraturan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan

aset daerah. Selama ini pengelolaan barang inventaris daerah dilaksanakan atas dasar

ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1997 sebagai peraturan

pokok terhadap aturan barang inventaris pemerintah daerah.

Aset daerah adalah semua harta kekayaan milik daerah baik barang berwujud

maupun barang tak berwujud (Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 Bab I pasal 1).

Barang Daerah adalah semua barang berwujud milik daerah yang berasal dari

pembelian dengan dana yang bersumber seluruhnya atau sebagian dari APBD dan

atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 Bab

I pasal 1). Barang berwujud atau disebut dengan aktiva tetap adalah barang yang

mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk

penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik. Aktiva tetap antara lain

terdiri dari tanah, jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi dan jaringan, gedung,

mesin dan peralatan, kendaraan, meubeleur dan perlengkapan serta buku-buku

Page 19: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

4

perpustakaan.Peranan pengelolaan yang baik dan benar sangat diperlukan terutama

di dalam manajemen aset. Karena kebutuhan informasi mengenai data dan informasi

suatu aset sangatlah penting guna untuk memperbaiki kinerja atau efisiensi di dalam

suatu instansi atau lembaga.

Aset merupakan komponen yang nilainya paling besar dan kekayaan yang

vital bagi berjalannya sebuah organisasi baik itu di sebuah pemerintahan maupun di

perusahaan swasta. Aset tetap adalah investasi yang dilakukan oleh sebuah

organisasi jangka panjang dan bukan untuk dijual kembali, sehingga dibutuhkan

manajemen aset yang tepat. Manajemen aset yang tepat dapat membantu instansi

dalam mengidentifikasi daftar kekayaan, tidak hanya untuk melihat aset mana saja

yang telah dibeli, berapa biayanya, aset mana saja yang sedang digunakan dan

bagaimana pemanfaatannya, tetapi juga dapat mencegah hilangnya atau pencurian

aset dan yang paling penting memudahkan proses pertanggungjawabannya, terutama

oleh instansi-instansi yang bertanggungjawab kepada daerah.

Unit pengelolaan aset daerah sangat berperan dalam pengadaan serta

pengelolaan sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

organisasi, karena faktor-faktor lain seperti sumber daya manusia dan sistem kerja

yang tidak dapat dioptimalkan penggunaannya tanpa dukungan sarana dan prasarana

yang memadai. Oleh karena itu, sistem pengelolaan aset daerah senantiasa

dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan prinsip pada transparansi dan

perlakuan yang adil bagi semua pihak, agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan

dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintahan

dan pelayanan masyarakat.

Page 20: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

5

Masalah utama pemerintah daerah dalam pengelolaan aset daerah (municipal

asset management) adalah ketidaktertiban administrasi dalam pengendalian

inventarisasi aset seperti tidak dipasangnya tanda kepemilikan yang sesuai, tidak

termonitornya pemindahtanganan aset, batas akhir penguasaan aset, status

penguasaan aset yang lemah, tidak diperpanjangnya Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor bahkan hilangnya Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (sumber:

Pengelola aset). Padahal, inventarisasi aset merupakan jantung di dalam siklus

pengelolaan aset.Kondisi ini jelas menyebabkan pemerintah daerah mengalami

kesulitan untuk mengetahui secara pasti seberapa besar aset yang dimiliki, aset-aset

mana saja yang telah dikuasai atau bahkan yang sebenarnya memiliki potensi dan

memiliki peluang investasi tinggi.

Pengelolaan aset yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan

akan menimbulkan kerugian bagi daerah karena aset yang digunakan tidak sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya.Hal ini terjadi pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang. Jumlah aset tetap (kendaraan dinas) yang dimiliki

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang:

Page 21: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

6

Tabel 1.1

Aset Tetap Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

Tahun 2014

No Aset Tetap Jumlah

1. Tanah -

2. Peralatan dan Mesin 24.213.892.346

3. Gedung dan Bangunan 2.326.509.809

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 2.979.783.458.323

5. Aset Tetap Lainnya 147.000

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 233.272.904.558

Jumlah 3.239.596.912.036

Sumber : Pengelola Aset Tahun 2014

Tabel 1.2

Aset Tetap Kendaraan Dinas Roda Empat Berdasarkan Kondisi

Tahun 2014

No

Jenis

Kondisi

Baik Kurang Baik Rusak Berat

1. Jeep 2

2. Mini Bus 19

3. Pick Up 26 6

Jumlah 45 8 -

Sumber : Pengelola Aset Tahun 2014

Page 22: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

7

Tabel 1.3

Aset Tetap Kendaraan Dinas Roda Dua Berdasarkan Kondisi

Tahun 2014

No

Jenis

Kondisi

Baik Kurang Baik Rusak Berat

1. Honda 4 35

2. Suzuki 24 8

Jumlah 28 43 -

Sumber : Pengelola Aset Tahun 2014

Tabel 1.4

Aset Tetap

Kendaraan Roda Empat

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

Tahun 2014

NO Jenis Jumlah

1. Jeep 2

2. Mini Bus 25

3. Pick Up 21

Jumlah 48

Sumber : Pengelola Aset Tahun 2014

Page 23: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

8

Tabel 1.5

Aset Tetap

Kendaraan Roda Dua

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

Tahun 2014

NO Jenis Jumlah

1. Honda 18

2. Suzuki 14

Jumlah 32

Sumber : Pengelola Aset Tahun 2014

Masalah yang utama yang dihadapi oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang adalah dari segi sumber daya manusia yang belum kompeten.

Pengelola aset harus memiliki persyaratan antara lain : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dengan golongan terendah golongan II dan tertinggi golongan III, memiliki

pengalaman dan pengetahuan dibidang manajemen pengelolaan barang milik

daerah.Pengelola aset harus memiliki persyaratan pengalaman dibidang manajemen

pengelolaan barang milik daerah yaitu pengelola aset Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang memang sudah sesuai dengan Peraturan

Perundang-Undangan karena pengelola barang seharusnya Pegawai Negeri Sipil dan

mencapai golongan tertinggi golongan III tetapi pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan pengelola barang baru mencapai golongan II meskipun ini diperbolehkan

tetapi pengelola barang yang menjabat tidak memiliki pengalaman. Dengan

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tidak memiliki pengetahuan tentang

manajemen aset dan setiap tahunnya berganti-ganti sesuai dengan keinginan kepala

dinas. Dimana idealnya pengelola aset terdiri dari 2 bahkan lebih untuk dinas yang

memiliki banyak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) seperti Dinas Bina Marga

Page 24: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

9

dan Pengairan Kabupaten Tangerang. Dimana pengelola aset belum pernah

mengikuti pelatihan tentang pengelolaan barang milik daerah.

Masalah lain yang dihadapi oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan adalah

ketidaktertiban administrasi di dalam pengendalian inventarisasi aset seperti tidak

dipasangnya tanda kepemilikan, tidak termonitornya pemindahtanganan aset, status

penguasaan aset yang lemah, batas akhir penguasaan, banyaknya pengguna

kendaraan dinas yang tidak memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor atau bahkan hilang (sumber: pengelola aset). Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara / Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemanfaatan adalah

pendayagunaan barang milik daerah yang tidak digunakan sesuai tugas pokok dan

fungsi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai,

kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dengan tidak mengubah status

kepemilikan.

Salah satu bentuk pemanfaatan milik daerah yaitu, pinjam pakai yaitu

penyerahan penggunaan barang antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

dan pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan

setelah jangka waktu yang ditentukan berakhir harus diserahkan kembali kepada

pengelola barang. Namun, pada praktiknya selama ini terdapat beberapa

penyalahgunaan dalam pemanfaatan barang milik daerah. Seperti adanya pejabat

eselon IV yang memegang kendaraan dinas, sesuai prosedurnya tidak dibolehkan

apalagi kendaraan tersebut tidak digunakan sesuai dengan tugas pokok dan

Page 25: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

10

fungsinya. Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah “Barang Milik Daerah dapat

ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

satuan kerja perangkat daerah, untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka

menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat

daerah yang bersangkutan”. Di dalam Peraturan Perundang-Undangan bahwa

Kendaraan Milik Daerah itu memiliki suatu ciri khas yaitu ber plat nomor merah

dengan menginisialkan tiga huruf dibelakang angka yang sama dengan kendaraan

dinas yang lainnya ini untuk dapat memudahkan pendataan namun ada beberapa

pejabat yang mengganti plat nomornya menjadi hitam sehingga sulit untuk

dilakukan pendataan. Adanya beberapa pensiun Pegawai Negeri Sipil yang belum

mengembalikan kendaraan dinas yang semestinya hanya berlaku selama masa

jabatannya (sumber: pengelola aset)

Dimana hal ini dapat memunculkan masalah seperti tidak meratanya

pendistribusianbarang-barang milik daerah kepada pegawai karena sebagian dari

aset daerahtersebut masih ditahan oleh pegawai sebelumnyayang masa jabatannya

sudahberakhir dan tidak diketahui siapa pengguna kendaraan tersebut setelah

dialihkan kepada penggunaan lain dikarenakan tidak melaporkan kepada pengelola

barang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007

Tentang Standarisasi Kendaraan Dinas.

Page 26: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

11

Tabel 1.5

Kendaraan Dinas Operasional/Kendaraan Dinas Jabatan

Jabatan

Jumlah

Jenis Kendaraan

Kapasitas

Isi Silinder

Ketua DPRD Provinsi 1 (satu)Unit Sedan atau Jeep 2.500 cc

Wakil Ketua DPRD Provinsi 1 (satu)Unit Sedan atau Minibus 2.200 cc

Ketua DPRD Kab/Kota 1 (satu)Unit Sedan atau Minibus 2.200 cc

Wakil Ketua DPRD Kab/Kota 1 (satu)Unit Sedan atau Minibus 2.000 cc

Pejabat Eselon I 1 (satu)Unit Sedan atau Jeep 2.500 cc

Pejabat Eselon II 1 (satu)Unit Sedan atau Minibus 1.800 cc

Pejabat Eselon III 1 (satu)Unit Minibus 1.500 cc

Pejabat Eselon IV 1 (satu)Unit Sepeda Motor 150 cc

Sumber : Permendagri Nomor 11 Tahun 2007

Tabel 1.6

Jumlah Eselon III dan IV

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

No Pejabat Jumlah

1. Eselon III 6

2. Eselon IV 35

Jumlah 41

Sumber : Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2015

Bahwa standarisasi penggunaan kendaraan dinas untuk pejabat eselon IV itu

satu unit sepeda motor dengan kapasitas isi silinder 200 cc tetapi pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan untuk eselon IV memegang kendaraan mini bus dengan

kapasitas silinders 2500 cc dan itu menyalahi peraturan yang berlaku.

Masih lemahnya manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang dalam melihat kondisi yang telah dipaparkan

Page 27: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

12

Peneliti. Serta, masih lemahnya koordinasi pengawasan dan pengendalian Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang dengan Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang di dalam manajemen pengelolaan

aset tetap penggunaan kendaraan dinas seperti tidak ada teguran yang diberikan

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang selaku

koordinator terkait tidak dilaporkannya laporan semesteran aset untuk tahun 2014

oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

Dari permasalahan yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka dari itu peneliti

memilih untuk mengambil judul “Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus

manajemen pengelolaan penggunaan kendaraan dinas)”.

Page 28: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

13

1.2 Identifikasi Masalah

Pada pelaksanaan manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan aset tetap

penggunaan kendaraandinas) peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan yang

ada, yaitu :

1. Sumber daya manusia yang belum kompeten di dalam manajemen

pengelolaan aset tetap penggunaan kendaraan dinas.

2. Pendataan aset yang masih kurang cermat.

3. Lemahnya koordinasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Tangerang pengendalian dan pengawasan di dalam manajemen pengelolaan

aset tetap penggunaan kendaraan dinas.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka di dalam penelitian

ini peneliti hanya membatasi pada manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas

Bina Marga dan pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen

pengelolaan penggunaan kendaraan dinas).

Page 29: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

14

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan pada masalah tersebut, untuk mengetahui manajemen

pengelolaan aset tetap pada Dinas Bina Marga dan pengairan kabupaten Tangerang,

maka peneliti mengarahkan untuk mendapatkan jawaban dari perumusan masalah

sebagai berikut: Bagaimana Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan

aset tetap penggunaan kendaraan dinas) ?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan tersebut, maka

penelitian bertujuan untuk mengetahui manajemen pengelolaan aset tetap pada

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen

pengelolaan aset tetap penggunaan kendaraan dinas).

1.6 Manfaat Penelitian

1.5.1. Secara Teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan

dan pengetahuan karena akan menambah khasanah ilmu yang

berkaitan dengan manajemen publik.

Page 30: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

15

2. Karena penelitian ini tentang studi manajemen publik maka penelitian

ini bermanfaat untuk pengembangan studi manajemen publik

khususnya mengenai manajemen aset.

3. Penelitian ini sebagai bahan perbandingan dari penelitian sejenis yang

pernah dibuat sebelumnya sehingga diharapkan memberikan

kontribusi sebagai sumber ilmiah.

4. Penelitian ini merupakan implementasi teori yang didapat semasa

perkuliahan.

1.5.2. Secara Praktis

1. Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam hal mempelajari tentang manajemen aset khususnya dan

khasanah ilmu pengetahuan yang lain selama mengikuti Program

Studi Ilmu Administrasi Negara. Hal ini juga sebagai salah satu

syarat utama pada Ujian Strata-1 untuk Program Studi Ilmu

Administrasi dan penelitian ini digunakan untuk menambah

pengalaman dalam melakukan penelitian ini.

2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun

mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih

mendalam mengenai bidang ilmu sosial tertuma mengenai

manajemen aset.

Page 31: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

16

3. Penelitian ini diharapkan adanya perbaikan pelaksanaan manajemen

pengelolaan aset di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Bagi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta dapat

memperbaiki manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang khususnya berkaitan

dengan aset tetap penggunaan kendaraan dinas.

1.7 Sistematika Penulisan

Pada bagian ini menjelaskan sistematika penulisan skripsi yang berjudul

Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan penggunaan kendaraan

dinas) terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisikan mengenai latar belakang masalah yang menjadi

dasar penelitian, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis, serta

sistematika penulisan skripsi.

Page 32: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

Bab ini terdiri dari tiga poin, yaitu deskripsi teori, penelitian terlebih dahulu,

kerangka pemikiran peneliti, dan asumsi dasar. Dalam deskripsi teori akan

dijelaskan tentang beberapa pendapat ahli mengenai teori-teori yang relevan

terhadap masalah. Setelah memaparkan teori, lalu peneliti mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai sumber

ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau jurnal penelitian. membuat kerangka

berpikir yang menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan dari

deskripsi teori. Asumsi dasar merupakan jawaban sementara permasalahan yang

diteliti, dan akan diuji kebenarannya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan pendekatan dan metode yang digunakan di dalam penelitian,

ruang lingkup/fokus penelitian, instrumen penelitian di dalam instrumen

menjelaskan tentang bagaimana proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data

yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen.

Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Teknik

pengumpulan data dan analisis data Menjelaskan teknik dan disertai rasionalnya.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti sesuai dengan sifat

data yang diteliti. Pengumpulan data kualitatif, melalui pengamatan, wawancara

mendalam, dokumen dan pustaka. Proses analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman

Page 33: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

18

(2007:15), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan empat kegiatan penting

diantaranya pengumpulan data (data collecting), reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).Informan penelitian dalam

penelitian kualitatif dipilih secara langsung untuk pengumpulan data-data penelitian.

Lokasi dan jadwal penelitian menjelaskan lokasi dan alasan memilih lokasi

penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dan hal lain yang berhubungan dengan objek

penelitian. Lalu deskripsi data menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari

data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data

kualitatif maupun kuantitatif. Terakhir melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap

hasil analisis data. Pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai

keterbatasan yang mungkin terdapat dalam pelaksaaan penelitiannya.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dimana bab ini menyimpulkan hasil penelitian

yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami. Selain itu kesimpulan

penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan permasalahan. Selanjutnya saran

berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik

secara teoritis maupun praktis.

Page 34: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

19

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.

Page 35: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Landasan teori dalam penelitian merupakan rangkaian atau uraian

beberapa teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pengertian teori

menurut Neumen adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi,

yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi

hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena. Landasan teori paling tidak berisi tentang penjelasan

terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang

lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup kedudukan

dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih

jelas dan terarah. (Sugiyono, 2012:58)

Pada bab ini akan menjelaskan beberapa teori yang terkait “Manajemen

Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan kendaraan dinas)”. Dari hasil

kajian maka peneliti bisa mengetahui pelaksanaan yang dilakukan oleh pengelola

barang atau pengelola aset atau kekayaan yang dimiliki Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang. Untuk itu, harus ada teori yang relevan dengan

permasalahan-permasalahan tersebut.

20

Page 36: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

21

2.2 Manajemen

2.2.1 Definisi Manajemen

Secara etimologi, management(di Indonesia diterjemahkan sebagai

“manajemen”) berasal dari kata manus(tangan) dan agere(melakukan), yang

setelah digabung menjadi kata manage(bahasa inggris) berarti mengurus atau

managiere(bahasa latin) yang berarti melatih.

Berbagai definisi mengenai manajemen menurut Manullang dalam

Ratminto & Atik (2005:1) mendefinisikan :

“Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan dan juga pengawasan daripada sumber daya

manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu”.

Sedangkan menurut Gibson, Donelly dan Ivancevich dalam Ratminto &

Atik (2005:1) :

“Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih

individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai

hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu itu bertindak

sendiri. Manajemen juga bisa didefinisikan sebagai suatu kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya orang tersebut dapat

termotivasi menggunakan keahliannya untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Juga suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran. Dapat diartikan juga sebagai suatu rangkaian

tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang

rasional dalam suatu sistem administrasi”.

Manajemen menurut Terry dalam (Syafiie, 2006:49) :

“Management is a distinct procces consisting of planning,

organizing,actuating and controlling performed to determine and

accomplish stated objective by the use of human being and other

resources.

Maksudnya, manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya”.

Page 37: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

22

Manajemen menurut W. Taylor dalam (Syafiie, 2006:48) : The art of

management, is defined as knowing exactly what you want to do, and then seeing

that they do it in the best and cheapest way. Maksudnya, ilmu manajemen itu

dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya

akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan

cara terbaik serta termudah atau tidak.

Definisi lain mengenai manajemen merupakan sekelompok keputusan dan

tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi.

Sedangkan manajemen menurut (Hasibuan, 2001:2) adalah sebagai ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Hasibuan (2001:3) , pada dasarnya manajemen itu penting karena

disebabkan:

a. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga

diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggungjawab dalam

penyelesaiannya.

b. Perusahaan atau organisasi akan dapat berhasil dengan baik, jika

manajemen diterapkan dengan baik.

c. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna

semua potensi yang dimiliki.

d. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

e. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan

dengan memanfaatkan 6M (Men, Money, Methods, Material,

Machines, and Market).

f. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

g. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.

h. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

i. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok

orang.

Page 38: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

23

Secara sederhana manajemen berasal dari kata manage(bahasa latinnya manus)

yang berarti memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing

(Rusadi,1998:8).

Adapun menurut George R. Terry (1972) dikutip dalam (Rusadi, 1998:1)

menyatakan bahwa manajemen merupakan:

“...............sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan

seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya.”

Secara sederhana pengertian manajemen menurut George R. Terry (1972)

meliputi:

a. Perencanaan (Planning);

b. Pengorganisasian (Organizing);

c. Penggerakan (Actuating);

d. Pengawasan (Controlling).

Sedangkan menurut Mary Parker Foller dalam (Handoko, 2003:8)

manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Sementara itu menurut Stoner dalam (Handoko, 2003:8) manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Page 39: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

24

Gambar 2.1

Teori Manajemen Menurut Stoner

Namun pengertian manajemen menurut Luther Gulick dikutip dalam

(Handoko, 2003:11) sebagai:

“Suatu bidang ilmu pengetahuan (Science) yang berusaha secara sistematis

untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk

mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi

kemanusiaan.”

Secara sederhana manajemen menurut Luther Gulick meliputi:

a. Perencanaan (Planning);

b. Mengorganisir (Organizing);

c. Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);

d. Mengarahkan (Directing);

e. Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);

f. Melaporkan (Reporting);

g. Menyusun Anggaran (Budgeting).

Manajemen Perencanaan;

Pengorganisasian;

Penyusunan

Personalia;

Pengarahan;

Pengawasan.

Anggota

organisasi

(bawahan)

Tujuan

Organisasi

Page 40: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

25

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan seni mengelola

tindakan-tindakan pekerjaan dengan rangkaian-rangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan cara bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Kesimpulan dari peneliti bahwa manajemen merupakan proses dimana

seluruh anggota organisasi mampu melakukan penggerakkan dimulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan bahkan pengawasan kearah yang

lebih baik dengan penggunaan sumber-sumber daya di dalam organisasi itu

sendiri agar mencapai tujuan organisasi. Sehingga tindakan dari sebuah

manajemen yang dikelola dengan baik dan benar dapat menentukan sebuah

kesuksesan pencapaian kinerja oleh sebuah organisasi itu sendiri. Maka dari itu

harus diperlukan perencanaan yang benar-benar matang sehingga tujuan dari

organisasi tersebut tepat sasaran dan efisien.

2.3 Aset

2.3.1 Definisi Aset

Definisi Assetatau Aset ( dengan satu s) yang telah di Indonesiakan secara

umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai:

1. Nilai ekonomi (economic value),

2. Nilai komersial (commercial value) atau,

3. Nilai tukar (exchange value);yang dimiliki oleh instansi, organisasi,

badan usaha ataupun individu (perorangan).

Page 41: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

26

Asset (Aset) adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda,

yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud

(tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam

aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha

atau individu perorangan.(Muchtar Hidayat, 2011:4)

Secara umum aset merupakan harta / atau kekayaan. Menurut (Doli D.

Siregar, 2004:178), aset merupakan:

“Barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai

ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai

tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau

individu (perorangan).”

Adapun menurut (Sherraden, 2006:134) aset merupakan hak atau klaim

yang berhubungan dengan properti, baik konkret maupun abstrak kemudian hak

dan klaim ini dilindungi oleh adat, konvensi atau hukum.

Sedangkan menurut Standar Akutansi Pemerintahan dikutip dalam

(Mursyidi, 2009:52) aset merupakan:

“Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki baik oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat

ekonomi dan/atau sosial dimasa depan, serta dapat diukur dalam satuan

uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa, bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah atau budaya.”

Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 2004 yang dimaksud dengan

Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Page 42: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

27

Pengertian mengenai Barang Milik Daerah berdasarkan pasal 2 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, adalah sebagai berikut:

1. Barang milik daerah meliputi:

a. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD;

b. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

2. Barang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Barang yang diperoleh dari hibah atau sumbangan atau yang

sejenis;

b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian atau

kontrak;

c. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang atau

d. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Sedangkan menurut Doli D. Siregar dalam bukunya Manajemen Aset

menjelaskan pengertian tentang Aset berdasarkan perspektif pembangunan

berkelanjutan, yakni berdasarkan tiga aspek pokoknya: sumber daya alam, sumber

daya manusia, dan infrastruktur seperti berikut ini:

1. Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat

digunakan dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2. Sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat pada

manusia seperti akal pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya

sendiri maupun orang lain atau masyarakat pada umumnya.

3. Infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan

sebagai sarana untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk

dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia

dengan semaksimalnya, baik untuk saat ini maupun

keberlanjutannya dimasa yang akan datang.

Sumber : Modul 1 Dasar-Dasar Manajemen Aset/Barang Milik

Daerah ( 2007:4 )

Adapun pengertian Aset yang ditemui dalam Keputusan Menteri Dalam

Negeri dan Keputusan Menteri Keuangan mempunyai pengertian yang sama yaitu

Page 43: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

28

semua barang yang dibeli atau yang diperoleh atas beban APBN/APBD atau

berasal dari perolehan lainnya yang sah. Oleh sebab itu untuk menyamakan

persepsi pada uraian selanjutnya maka Aset yang dimaksud disini adalah:

1. Semua barang inventaris yang dimiliki pemerintah daerah

2. Semua barang hasil kegiatan proyek APBD/APBN/LOAN yang

telah diserahkan pada pemerintah daerah melalui Dinas/Instansi

terkait

3. Semua barang yang secara hukum dikuasai oleh pemerintah daerah

seperti: cagar alam, cagar budaya, objek wisata, bahan

tambang/galian C dan sebagainya, yang dapat menjadi sumber

pendapatan asli daerah yang berkelanjutan dan yang memerlukan

pengaturan pemerintah daerah dalam pemanfaatannya serta

pemeliharaannya.

Sumber : Modul 1 Dasar-Dasar Manajemen Aset/Barang Milik

Daerah ( 2007:4 ).

Kesimpulan peneliti bahwa aset merupakan barang inventaris yang

diserahkan pemerintah daerah melalui dinas/instansi terkait yng digunakan untuk

kepentingan dinas/instansi terkait sehingga dapat memperlancar jalannya suatu

organisasi serta menjadi sumber pendapatan bagi dinas/instansi terkait. Dimana

penggunaannya haruslah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku dan tidak boleh disalahgunakan di dalam penggunaannya.

Page 44: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

29

2.3.2 Jenis Aset

Adapun jenis aset dalam Mursyidi (2009:52-53) dibedakan menjadi 3

(tiga) yaitu sebagai berikut:

1. Aset Lancar yaitu aset yang tidak dimaksudkan untuk dipakai terus menerus

dalam kegiatan suatu daerah seperti kas, piutang usaha, persediaan dan aktiva

lain yang mudah dipertukarkan menjadi tunai.

2. investasi yaitumenekankan pada penempatan uang atau dana.

3. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12

(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Adapun klasifikasi aset tetap yaitu

tanah, peralatan dan mesin, kendaraan, gedung dan bangunan, jalan, irigasi,

dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Page 45: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

30

2.3.3 Klasifikasi Aset atau Properti Berdasarkan Jenisnya

Adapun klasifikasi aset atau properti menurut Siregar adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.2

Kalsifikasi Aset atau Properti

Berdasarkan Jenisnya

(Sumber: Siregar, 2004:46-48)

Keterangan :

Real Property, secara umum merupakan penugasan secara hukum atas

tanah mencakup semua hak, semua kepentingan dan keuntungan yang berkaitan

dengan kepemilikan real estate. Real Property biasanya dibuktikan dengan bukti

kepemilikan yang terpisah dari penguasaan atas real estate. Real estate lebih

Property

Personal

Property

Business

Financial

Interest

-Mesin dan Peralatan

-Fixture dan Furniture

-Jewel dan Antique

-Kendaraan Bermotor

-Surat Berharga

“kegiatan di bidang

komersial, industri, jasa,

atau investasi (aktivitas

ekonomi)”

Instrumen investasi

yang dijamin aset-aset

real estat

Real Property -Tanah

- Bangunan

- Sarana Lengkap

Page 46: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

31

merupakan segala sesuatu yang berbentuk fisik meliputi tanah bersama-sama

segala sesuatu yang didirikan atau yang ada di atas maupun di bawah tanah.

Personal Property, merujuk pada hal kepemilikan atas suatu benda

bergerak di dalam bagian-bagian benda selain dari real estate (tanah, bangunan

secara fisik). Benda-benda selain tersebut dapat berwujud (tangible), misalnya

harta bergerak atau tidak berwujud (intangible), misalnya utang-piutang, goodwill

dan hak paten.

Kegiatan usaha (Business) adalah setiap kegiatan dibidang komersial,

industri, jasa atau investasi yang menjalankan aktivitas ekonomi.Hak Kepemilikan

Secara Financial (Financial Interest), di dalam properti berasal dari pembagian

hukum atas hak kepemilikan saham dalam kegiatan bisnis dan hak atas

penguasaan tanah dan bangunan. Dari perjanjian pemberian atas suatu hak dan

bangunan, saham, atau instrumen-instrumen finansial lainnya dengan harga yang

disebutkan di dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau dari penciptaan

instrumen investasi yang dijamin oleh sekelompok aset-aset real estate.

2.4 Manajemen Aset

2.4.1 Definisi Manajemen Aset

Jika berbicara tentang manajemen aset secara umum, definisi manajemen

adapun manajemen atau pengelolaan aset merupakan:

Sedangkan menurut Lemer dikutip dalam (Muchtar Hidayat,

2011:7)menyatakan bahwa:

“Manajemen aset merupakan proses menjaga atau memelihara dan

memanfaatkan modal publik, hal ini dilakukan dalam rangka

Page 47: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

32

melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah

sehingga terciptanya manajemen pemerintahan yang dapat bekerja secara

efisien, efektif dan ekonomis.”

Adapun menurut (Doli. D Siregar , 2004:561) manajemen aset merupakan:

“sebagai kumpulan disiplin, metode, prosedur dan perangkat untuk

mengoptimalisasikan dampak bisnis keseluruhan atas biaya-biaya, kinerja

dan resiko yang timbul (terkait dengan ketersediaan, efisiensi, umur pakai

dan regulasi keselamatan atau kepatuhan pada aturan lingkungan hidup)

dari aset fisik perusahaan.”

Saat ini di dalam ilmu properti berkembang suatu teori baru yang dikenal

dengan teori manajemen asset (asset management). Menurut Britton, Connellan,

Crofts (1989) mengatakan “ define good asset management in terms of measuring

the value of properties (asset) in monetary terms and employing the minimum

amount of expenditure on its management”.(Doli D. Siregar, 2004:517). Di dalam

pengertian tersebut dijelaskan bahwa manajemen aset yang baik di dalam bagian-

bagian pengukuran nilai dari aset di dalam bagian moneter dan pemakaian jumlah

pengeluaran pada manajemen itu sendiri.Manajemen aset itu sendiri telah

berkembang cukup pesat. Bermula dengan orientasi yang statis, kemudian

berkembang menjadi dinamis, inisiatif, dan strategis. (Doli D. Siregar , 2004:517).

Page 48: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

33

Tabel 2.1

Perkembangan Manajemen Aset

Post war – Static

Management

Dynamic Management Strategic Management

- kontrol biaya

- kontrol properti yang

tak digunakan

- proactive management

- akuntabilitas

pengelolaan aset

-land audit

-property review / survey

- aplikasi IT dalam

pengelolaan

- optimalisasi

pemanfaatan aset

- economic, efficient dan

effective management

- monitoring

operasionalisasi aset

-monitoring kerja

operasional dan

investasi

-corporation or

privatization

Sumber : (Doli D. Siregar, 2004:517)

Manajemen aset itu sendiri dapat dibagi dalam lima tahapan kerja, yaitu

inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan perkembangan

sistem informasi manajemen aset. (Doli D. Siregar, 2004:518). Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Inventarisasi aset terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik,

dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi,

volume/jumlah, jenis alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis

adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan adalah

pendataan, kodifikasi / labeling, pengelompokkan dan pembukuan/

administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.

2. Legal audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang

berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur

penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi

atas permasalahan legal, strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal, strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan ataupun

pengalihan aset. Permasalahan legal yang sering ditemui antara lain

status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain,

pemindahtanganan aset yang tidak termonitor, dan lain-lain.

3. Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan

penilaian aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh

Page 49: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

34

konsultan penilaian yang independen. Hasil dari nilai tersebut akan

dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun

informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.

4. Optimalisasi aset merupakan satu proses kerja dalam manajemen

aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi,

nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset

tersebut. Dalam tahapan ini, aset-aset yang dikuasai pemda

diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi

dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat

dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi

tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik

dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Tentunya kriteria untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan

transparan. Sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus

dicari faktor penyebabnya. Apakah faktor permasalahan legal,

fisik, nilai ekonomi, yang rendah maupun faktor lainnya. Hasil

akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran,

strategi, dan program untuk mengoptimasikan aset yang dikuasai.

5. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan dan pengalihan aset

merupakan satu permasalahan yang sering menjadi hujatan kepada

Pemerintah Daerah saat ini. Satu sarana yang efektif untuk

meningkatkan kinerja aspek ini adalah pengembangan sistem

informasi manajemen aset (SIMA). Melalui sistem informasi

manajemen aset (SIMA). Transparansi kerja dalam pengelolaan

aset sangatlah terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan

pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam sistem informasi

manajemen aset (SIMA) ini keempat aspek itu diakomodasi dalam

sistem dengan menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian.

Sehingga setiap penanganan terhadap satu aset, termonitor jelas,

mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang

bertanggungjawab menanganinya. Hal ini yang diharapkan tidak

akan menimbulkan korupsi, kolusi, nepotisme(KKN) di dalam

tubuh Pemda. Pengawasan dan pengendalian merupakan tindakan

pengamanan terhadap aset daerah agar terhindar dari ketidakjelasan

pengelolaan aset yang mengakibatkan tidak berjalannya

manajemen aset dengan baik. Dalam Keputusan Menteri Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Nomor 11 tahun

2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah pasal 1 ayat 24,

pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam

pengurusan barang daerah dalam bentuk fisik, administratif, dan

tindakan upaya hukum. Lebih lanjut dalam pasal 38 telah

dijelaskan bahwa upaya pengurusan barang daerah agar dalam

pemanfaatannya terhindar dari penyerobotan,pengambil-alihan atau

klaim dari pihak lain dilakukan dengan cara. Pengamanan

administrasi, yaitu dengan melengkapi sertifikat dan kelengkapan

bukti-bukti kepemilikan. Pengamanan fisik, yaitu dengan

Page 50: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

35

pemagaran dan pemasangan tanda kepemilikan barang.Tindakan

hukum, yaitu dengan cara melakukan upaya hukum apabila terjadi

pelanggaran hak atau tindak pidana. (Doli D. Siregar, 2004: 518-

520)

Sedangkan Departemen Transportasi Amerika Serikat (1996)

mendefinisikan manajemen aset sebagai berikut :

Asset management is a systematic process of maintaining, upgrading, and

operating physical assets cost-effectively. It combines engineering

principles with sound business practices and economic theory, and it

provides tools to facilitate a more organized, logical approach to decision

making. Thus, asset management provides a framework for handling both

short and long-range planning. (manajemen aset adalah suatu proses yang

sistematis guna memelihara, memperbarui, dan mengoperasikan dengan

biaya efektif aset fisik. Manajemen aset menggabungkan prinsip-prinsip

rekayasa dengan praktik teori ekonomi dan bisnis yang sehat, dan

menyediakan alat untuk memfasilitasi pendekatan logis yang lebih

terorganisasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Dengan

demikian, manajemen aset menyediakan kerangka kerja bagi penanganan

perencanaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang).

(Hidayat Muchtar, 2011: 6-7)

Definisi yang lain (Danylo dan Lemer, 1999) dari manajemen aset adalah

sebagai berikut :

Asset management is a methodology to efficiently and equitably allocate

resources amongst valid and competing goals and objectives. (manajemen

aset adalah metodelogi untuk secara efisien dan adil mengalokasikan

sumber daya di antara tujuan dan sasaran yang valid dan bersaing).

(Hidayat Muchtar, 2011: 7-8).

Page 51: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

36

Kesimpulan peneliti tentang manajemen aset adalah cara untuk

menggerakkan sebuah organisasi agar tercapainya suatu tujuan organisasi baik

dalam jangka pendek atau jangka panjang dengan cara yang efisien dan tepat

sasaran di dalam penggunaan barang inventaris, pemanfaatan dan pemeliharaan

barang inventaris milik pemerintah daerah sehingga lebih berdaya guna dan

berhasil guna sehingga dapat menambah pendapatan dinas atau instansi terkait.

Manajemen yang baik dan tepat akan memberikan dampak yang baik bagi kinerja

sebuah dinas/instansi terkait apabila semua itu dilakukan dengan prosedur yang

benar sesuai peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Sehingga

apabila dilakukan dengan prosedur yang benar dan sesuai peraturan perundang-

undangan hal ini sangat diharapkan agar tidak menimbulkan korupsi, kolusi,

nepotisme (KKN) di sebuah dinas/instansi terkait.

2.5 Manajemen atau Pengelolaan Aset

2.5.1 Siklus Pengelolaan Aset Daerah

Pengelolaan aset daerah dikutip dalam (Yusuf,2010:31-36) yang juga

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada pasal 4 dijelaskan bahwa

pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,

kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan

kepastian nilai. Adapun pengelolaan barang milik daerah meliputi:

1. Perencanaan (Planning); meliputi penentuan kebutuhan

(requirement) dan penganggarannya (budgetting).

2. Pengadaan (Procurement); meliputi cara pelaksanaannya, standard

barang dan harga atau penyusunan spesifikasi dan sebagainya.

Page 52: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

37

3. Penyimpanan dan penyaluran (Storage and distribution).

4. Pengendalian (Controlling).

5. Pemeliharaan (Maintainance).

6. Pengamanan (Safety).

7. Pemanfaatan penggunaan (Utilities).

8. Penghapusan (Disposal).

9. Inventarisasi (Inventarization).

Pengelolaan barang milik daerah dalam keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 49/2001 dinyatakan sebagai rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap

barang daerah yang meliputi perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran,

standarisasi barang dan harga, pengadaan, penyimpanan, penyaluran,

inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan

status hukum serta penatausahaanya.(Doli D. Siregar, 2004:561).

Britton, W.C dan Crofts, M. (1989) mengatakan ”Define good asset

management in terms of measuring the value of properties (asset) in monetary

terms and employing the minimum amount of expenditure on its management”.

(Doli D. Siregar, 2004:517). Perkembangan yang terbaru, manajemen aset

bertambah ruang lingkupnya hingga mampu memantau kinerja operasionalisasi

aset dan juga strategi investasi untuk optimalisasi aset.

Dengan persebaran aset secara geografis serta penanganan masing-masing

aset yang spesifik (misalnya diakibatkan oleh perbedaan dalam hal pemanfaatan,

peruntukan yang beragam, serta pola/model pengguna usahaan aset kepada pihak

ke tiga yang beragam pula), maka pengelolaan aset mesti dilakukan dalam suatu

program uang yang dapat dipertanggungjawabkan. Program ini mesti

menggambarkan komitmen pemerintah daerah untuk melaksanakan apa yang ada

dalam wacana demokrasi saat ini disebut sebagai good corporate governance,

Page 53: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

38

dengan mengacu pada asas-asas keterbukaan (transparancy), serta tidak

mengorbankan kepentingan publik (public server). Ini semua akan mendorong

pemerintah daerah untuk benar-benar mengembangkan strategi pembangunan

daerah berdasarkan potensi yang dimiliki. (Doli D. Siregar, 2004:561)

Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi pengelolaan inventaris

barang menurut adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran

Pelaksanaan perencanaan kebutuhan dan penganggaran perlu terkoordinasi

dengan baik dengan memperhatikan standarisasi yang telah ditetapkan sesuai

kondisi daerah masing-masing.

Mengenai perencanaan kebutuhan dan penganggaran bukanlah merupakan

suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kegiatan yang tidak

terpisahkan dalam pengelolaan barang milik daerah.

Dalam perencanaan kebutuhan dan penganggaran barang daerah perlu

adanya pemahaman dari seluruh satuan kerja perangkat daerah terhadap tahapan

kegiatan pengelolaan barang milik daerah, sehingga koordinasi dan sinkronisasi

dalam kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan baik.

b) Pengadaan

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menjelaskan bahwa

pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang

Page 54: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

39

dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun

oleh penyedia barang/jasa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, menjelaskan

bahwa pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang

daerah dan jasa. Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan

prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak

diskriminatif dan akuntabel.

(Mardiasmo, 2004:238) menjelaskan pengadaan barang atau kekayaan

daerah harus dilakukan berdasarkan sistem tender (compulsory competitive

tenderingcontract). Hal tersebut dilakukan supaya pemerintah daerah dan

masyarakat tidak dirugikan .

c) Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran

Penerimaan barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari hasil pengadaan

dan/ atau dari pihak ketiga harus dilengkapi dengan dokumen pengadaan dan

berita acara.Penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah sebagai tindak

lanjut dari penerimaan barang milik daerah baik melalui pengadaan maupun

sumbangan/bantuan/hibah merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka

tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.

Dalam pelaksanaan penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah

diperlukan ketelitian sehingga kegiatan penyimpanan disesuaikan dengan sifat dan

jenis barang untuk penempatan pada gudang penyimpanan, sedangkan dalam

Page 55: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

40

pelaksanaan penyaluran dapat dilakukan sesuai rencana penggunaan untuk

memenuhi kebutuhan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

d) Penggunaan

Penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang milik daerah yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas kepada pengguna / kuasa pengguna barang sesuai

tugas pokok dan fungsi yang bersangkutan.

Penetapan status penggunaan barang milik daerah pada satuan kerja

perangkat daerah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. jumlah pegawai satuan kerja perangkat daerah;

b. standar kebutuhan untuk mejalankan tugas pokok dan fungsi;

c. beban tugas dan tanggungjawab;

d. jumlah, jenis, luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya.

e) Penatausahaan

a. Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 ( tiga ) kegiatan yang

meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan;

b. Pengguna/kuasa pengguna barang daerah harus melakukan pendaftaran dan

pencatatan barang milik daerah ke dalam daftar barang pengguna dan daftar

kuasa pengguna sesuai dengan penggolongan dan kodefikasi inventaris

barang milik daerah;

c. Dokumen kepemilikan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan

disimpan oleh pengelola;dan

Page 56: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

41

d. Dokumen kepemilikan selain tanah dan/atau bangunan disimpan oleh

pengguna.

f) Pemanfaatan

Barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah

dan/ataubangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada pengelola dapat

didayagunakan secara optimal sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, khususnya biaya pemeliharaan dan kemungkinan adanya

penyerobotan dari pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

Pemanfaatan barang milik daerah yang optimal akan membuka lapangan

kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan menambah/meningkatkan

pendapatan daerah.

Pemanfaatan merupakan pendayagunaan barang milik daerah yang tidak

dipergunakan sesuai tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah dalam

bentuk pinjam pakai, sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah, bangun

serah guna dengan tidak merubah status kepemilikan.

Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan

dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, selain

tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat

persetujuan pengelola.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Page 57: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

42

Barang Milik Daerah, pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah

yang tidak dipergunakan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama

pemanfaatan, bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikian.

Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah berupa :

1. Sewa yaitu pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka

waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.

2. Pinjam Pakai yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat

dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu

tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir

diserahkan kembali kepada pengelola.

3. Kerjasama Pemanfaatan yaitu pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak

lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah

bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya.

4. Bangun Guna Serah yaitu pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh

pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan atau sarana berikut

fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka

waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali

tanah beserta bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya

jangka waktu.

5. Bangun Serah Guna yaitu pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh

pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan atau sarana berikut

fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk

Page 58: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

43

didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang

disepakati.

(Doli D. Siregar, 2004:520) menyatakan studi optimalisasi aset pemerintah

daerah dapat dilakukan dengan 1. Identifikasi aset-aset pemerintah daerah yang

ada 2. Pengembangan data base aset pemerintah daerah 3. Studi untuk

menentukan pemanfaatan aset dengan nilai terbaik(highest and best use) atas aset-

aset pemerintah daerah dan memberikan hasil dan laporan kegiatan baik dalam

bentuk data-data terkini maupun dalam bentuk rekomendasi, dan 4.

Pengembangan strategi optimalisasi aset-aset milik pemerintah daerah.

Optimalisasi pemanfaatan aset pemerintah daerah dapat dilakukan dengan adanya

perantara investasi guna memasarkan aset-aset pemerintah daerah yang potensial

dan kerjasama dengan investor, membuat dan memadukan dalam MOI

(Memorandum Of Invesment) antar pemerintah daerah dan investor , dan

memberikan jasa konsultasi kepada pemerintah daerah berkenaan dengan

kerjasama dengan investor.

g) Pengamanan dan pemeliharaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, menjelaskan bahwa pemeliharaan

adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah

selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan

berhasil guna.

Page 59: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

44

Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan

barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum.

(Doli D. Siregar, 2004:518) mengatakan legal audit, merupakan suatu ruang

lingkup untuk mengidentifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal

mengenai prosedur penguasaan atau pengalihan aset seperti status hak penguasaan

yang lemah, aset yang dikuasai pihak lain, pemidahan aset yang tidak termonitor

dan lain-lain.

(Mardiasmo, 2004:241) menyatakan bahwa pengamanan aset daerah

merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan

pengelolaan aset daerah.

h) Penilaian

a. Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka pengamanan dan

penyusunan neraca daerah;

b. Penilaian barang milik daerah berpedoman pada Standar Akutansi

Pemerintah Daerah;

c. Kegiatan penilaian barang milik daerah harus didukung dengan data yang

akurat atas seluruh kepemilikan barang milik daerah yang tercatat dalam

daftar inventarisasi barang milik daerah;

d. Penilaian barang milik daerah selain dipergunakan untuk penyusunan neraca

daerah, juga dapat dipergunakan dalam rangka pencatatan, inventarisasi,

pemanfaatan, pemindah-tanganan dan inventarisasi.

Page 60: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

45

i) Penghapusan

Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan barang

pengguna/kuasa pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik

Daerah.Penghapusan tersebut di atas, dengan menerbitkan Keputusan Kepala

Daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah.Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, penghapusan adalah

tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan

surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan

atau kuasa pengguna dan atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan

fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

(Mardiasmo, 2004:241) menyatakan bahwa penghapusan aset daerah

merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan

pengelolaan aset daerah guna mewujudkan ketertiban administrasi mengenai

kekayaan daerah.

j) Pemindahtanganan

Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan

sebagai tindak lanjut dari penghapusan. Dan digunakan oleh pengguna selanjutnya

untuk berpindah status penggunaannya barang milik daerah.

Page 61: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

46

k) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian

Untuk dapat menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang

milik daerah secara berdayaguna dan berhasil guna, maka fungsi pembinaan,

pengawasan dan pengendalian sangat penting untuk menjamin tertib administrasi

pengelolaan barang milik daerah.

1) Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman,

bimbingan, pelatihan, dan supervisi.

2) Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan

mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

3) Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan

menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas

dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-

undangan.

Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang milik

daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, maka fungsi pembinaan,

pengawasan dan pengendalian sangat penting untuk menjamin tertib administrasi

pengelolaan barang milik daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,

menjelaskan bahwa pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin

dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sedangkan pengawasan merupakan usaha atau

Page 62: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

47

kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai

pelaksanaan tugas dan atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai dengan Peraturan

Perundang-Undangan.

(Mardiasmo, 2004:240-241) menjelaskan bahwa pengawasan yang ketat

perlu dilakukan sejak tahap perencanaan hingga penghapusan aset. Dalam hal ini

peran masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta auditor internal

sangat penting. Pengawasan diperlukan untuk menghindari penyimpangan dalam

perencanaan maupun pengelolaan aset yang dimiliki daerah.

l) Tuntutan Ganti Rugi

Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang milik

daerah, perlu dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

sanksi terhadap pengelola, pembantu pengelola, pengguna/kuasa pengguna, dan

penyimpan dan/atau pengurus barang berupa Tuntutan Ganti Rugi ( TGR ) yang

karena perbuatannya merugikan daerah.

Penerapan konsep manajemen aset dalam rangka pemberdayaan ekonomi

daerah memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Ruang lingkup tersebut terangkum

dalam enam langkah manajemen aset daerah berikut ini (Doli D.

Siregar,2004:520-524)

1. Identifikasi potensi ekonomi daerah

2. Optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD)

3. Optimalisasi aset pemda

4. Peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan kabupaten/kota

Page 63: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

48

5. Penilaian harta kekayaan negara/daerah

6. Pengembangan strategi pemasaran kota

Satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini adalah

pengembangan sistem informasi manajemen aset (SIMA). Melalui sistem

informasi manajemen aset (SIMA), transparansi kerja dalam pengelolaan aset

sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan

pengendalian yang lemah (Doli D. Siregar, 2004:520).

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan azas:

1. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di

bidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh kuasa

pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah

sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing;

2. Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus

dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;

3. Azas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah

harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi

yang benar;

4. Azas efisiensi,yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar

barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan

yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok

dan fungsi pemerintahan secara optimal;

Page 64: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

49

5. Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;

6. Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus

didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah

serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

Kesimpulan peneliti tentang pengelolaan barang milik daerah yaitu suatu

rangkaian kegiatan dan tindakan di dalam mengelola barang milik daerah yang

diserahkan kepada dinas atau instansi terkait dimana pertanggungjawaban

diberikan penuh kepada dinas atau instansi terkait di dalam mengelola barang

milik daerah sehingga apabila terjadi kerusakan maupun kehilangan barang milik

daerah harus dapat dipertanggungjawabkan oleh dinas/instansi terkait. Di dalam

mengelola barang milik daerah diperlukan pemantauan yang ekstra karena di

dalam mengelola barang milik daerah sangat rentan dari penyalahgunaan

penggunaan wewenang dan tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan

yang berlaku. Dimana di dalam mengelola barang milik daerah haruslah

dilaksanakan berdasarkan hukum dan Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku sehingga tidak menimbulkan kerugian daerah itu sendiri akibat dari

penyalahgunaan barang milik daerah.

Page 65: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

50

2.5.2 Siklus Hidup Aset

Menurut manajemen aset merupakan salah satu profesi atau keahlian yang

belum sepenuhnya berkembang dan populer di lingkungan pemerintahan maupun

di satuan kerja atau instansi. Manajemen aset itu sendiri sebenarnya hanya terdiri

dari 5 (lima) tahapan kerja yang satu sama lainnya saling terkait yaitu:

Gambar 2.3 Siklus Hidup Aset

(Sumber: Doli D. Siregar, 2004:517)

1. Inventarisasi Aset

Inventarisasi fisik mencakup : lokasi dan alamat, jenis dan bentuk aset,

luas dan / atau jumlah aset, batas dan petunjuk khusus. Inventarisasi dan sudut

legal : status legal penguasaan atau kepemilikan aset, batasan dan waktu

penguasaan aset, ada atau tidaknya permasalahan legal.

Sistem

Informasi

Manajemen

Aset

Inventarisasi Aset

Legal Audit

Penilaian Aset

Optimalisasi

Pemanfaatan Aset

Pengawasan dan

Pengendalian

Page 66: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

51

2. Legal Audit

Legal audit merupakan pendalaman lanjut terhadap status penguasaan aset

: sistem dan prosedur penguasaan/ atau pengalihan aset, permasalahan yang

timbul dari penguasaan/ atau pengalihan aset, pengkajian lanjut aspek legal

dimasa datang.

3. Penilaian Aset

Penetapan nilai aset sesuai hasil administrasi pencatatan dan

pengelompokkan aset yang ada. Catatan terhadap aset yang tidak dapat dinilai,

sesuai dengan hasil inventarisasi dan legal audit.

4. Optimalisasi Aset

Mengoptimalisasikan aset sesuai potensi yang ada dan strategi

pengembangan ekonomi rasional maupun satuan daerah, memberikan

rekomendasi dan langkah lanjut aset yang dapat dioptimalisasikan bentuk strategi

dan programnya, aset yang tidak dapat dioptimalisasikan dikaji dan dicarikan

solusi pemecahannya.

Pendataan

Penilaian Aset

Labelisasi

Penilaian Aset

Pengelompokkan

n

Penilaian Aset

Pencatatan

Penilaian Aset

Inventarisasi

Penilaian Aset

Legal Audit

Penilaian Aset

Penilaian Aset

P

Penilaian Aset

Page 67: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

52

5. Pengawasan dan Pengendalian

Tujuan utama untuk transportasi dan akuntabilitas pengelolaannya, baik

dilakukan secara manual maupun modern dengan Sistem Informasi Manajemen

Aset (SIMA).

Page 68: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

53

2.6 Kerangka Berpikir

Dalam manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan aset tetap

penggunaan kendaraan dinas) terdapat beberapa masalah, diantaranya yaitu :

sumber daya manusia yang belum kompeten di dalam manajemen pengelolaan

aset tetap penggunaan kendaraan dinas, pendataan aset yang masih kurang cermat,

serta lemahnya koordinasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Tangerang pengendalian dan pengawasan di dalam manajemen pengelolaan aset

tetap penggunaan kendaraan dinas.

Sehingga peneliti membuat alur berpikir untuk mempermudah dan

memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan kerangka berpikir sebagai

berikut :

Page 69: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

54

Gambar 2.4

Kerangka Berpikir

MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS BINA

MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TANGERANG

(STUDI KASUS MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PENGGUNAAN

KENDARAAN DINAS)

Identifikasi masalah :

1. Sumber daya manusia yang belum kompeten di dalam manajemen

pengelolaanaset tetap penggunaan kendaraan dinas.

2. Pendataan aset yang masih kurang cermat.

3. Lemahnya koordinasi Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang dengan

BPKAD Kabupaten Tangerang pengendalian dan pengawasan di dalam

manajemen pengelolaan aset tetap penggunaan kendaraan dinas.

Doli. D. Siregar (2004:518-520) menjelaskan sebagai berikut :

a. Inventarisasi Aset

b. Legal Audit

c. Penilaian Aset

d. Optimalisasi Aset

e. Pengawasan dan Pengendalian

Tercapaianya Manajemen Pengelolaan Aset Tetap (studi kasus manajemen

pengelolaan penggunaan kendaraan dinas) pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang yang efisien dan efektif dalam penggunaan

aset.

Page 70: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

55

2.7Asumsi Dasar

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti berasumsi bahwa

Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang dengan studi kasus manajemen pengelolaan penggunaan

kendaraan dinas memiliki beberapa masalah setelah dilakukannya observasi awal

dengan data yang ditemukan di lapangan dimana pengelolaan aset tetap terkait

penggunaan kendaraan dinas belum sesuai dengan Peraturan Perundang-

Undangan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 dan prosedur yang

berlaku yang telah ditetapkan sehingga peneliti berasumsi bahwa belum

tercapainya penggunaan aset yang efektif dan efisien. Sehingga, perlu dilakukan

penelitian lebih dalam terkait masalah yang ditemukan di lapangan.

2.8 Penelitian Terdahulu

Kajian di dalam penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang diambil dari skripsi yang berjudul “Manajemen Aset Daerah

Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

(DPPKAD) Kabupaten Tana Toraja” Tahun 2013 dengan tujuan untuk

mengetahui pengelolaan aset daerah di Tana Toraja. Dengan fokus penelitian

bagaimana pengelolaan aset daerah khususnya pada barang bergerak di Kabupaten

Tana Toraja.

Hasil dari penelitian Pelaksanaan Pengadaanaset daerah dalam

meningkatkan pengelolaan yangefektif belum berjalan dengan baik. Dikarenakan

Page 71: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

56

perencanaan pengadaanbarang tidak sesuai dengan kebutuhan unit kerja dan

ketersediaan danayang terbatas sebagai akibat kurangnya perhatian pimpinan

dalam mengusulkan anggaran dalam pengadaan aset daerah untuk

mendukungoperasional disetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Disamping itu,

kurang adanya penyesuaian pelaksanaan pengadaan barang dengan ketentuan

yang berlaku karena pengadaan masih kurang memperhatikan kesesuaianharga

barang, dan pengadaan aset daerah masih cenderung membelidengan penunjukan

langsung, pendistribusian barang yang relative masihkurang merata ke setiap

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Pelaksanaan inventarisasi aset daerah kurang memberikan

peningkatanpegelolaan, karenapengklasifikasian barang yang belum optimal

dilakukan,pemeliharaan aset daerah yang kurang dilakukan secara periodik dan

kurangperhatian pegawai terhadap aset daerah yang dipakai ssetiap

harinya,penghapusan aset daerah dalam meningkatkan pengelolaan yang

efektifrelatif masih kurang baik. Hal ini disebabkan pendataan barang dari

setiapSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak berjalan dengan

baik.Pengelolaan pengawasan aset daerah masih kurang memberikan

kontribusiterhadap peningkatan pengelolaan yang efektif, karena pengawasan

yangdilakukan belum sepenuhnya secara rutin dilakukan secara

langsungdenganmengecek secara langsung dilapangan, sehingga memungkinkan

terjadinyapenyimpangan terhadap pengelolaan aset daerah yang berakibat pada

hilangnya aset daerah, terjadi barang yang rusak ringan maupun berat

danpembelian barang tanpa dilakukan pembukuan.

Page 72: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

57

Kajian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu berjudul “Evaluasi

Penatausahaan Aset Tetap Pemerintah Kota Padang” oleh Rasyidah Tahun 2012.

Penelitian ini dilatar belakangi ketidaktertiban dalam pelaksanaan prosedur

penatausahaan aset atau barang milik daerah yang meliputi pembukuan,

inventarisasi dan pelaporan. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah kesulitan

untuk mengetahui secara pasti aset yang dikuasai/dikelolanya, sehingga aset yang

dikelola pemerintah daerah cenderung tidak optimal dalam penggunaannya.

Adanya indikasi belum optimalnya penatausahaan aset atau barang milik daerah,

berpengaruh terhadap keakuratan nilai aset di neraca pemerintah daerah, padahal

keakuratan nilai aset ini sangat mendukung dalam pemberian opini Badan

Pemeriksa Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat

kesesuaian penatausahaan aset tetap di Pemerintah Kota Padang terhadap

pentausahaan berdasarkan Peraturan Dalam Negeri Tahun 2007 dan kendala

dalam penatausahaan aset tetap Pemerintah Kota Padang.

Kajian yang dilakukan oleh peneliti sendiri berjudul “Manajemen

Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan penggunaan kendaraan dinas)”.

Penelitian yang dilatar belakangi oleh adanya manajemen pengelolaan aset tetap

penggunaan kendaraan dinas yang belum berjalan secara efektif dan efisien.

Dimana Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang pendataan aset

yang masih kurang cermat dengan adanya data yang didapat oleh peneliti seperti

tidak diketahuinya keberadaan dan pengguna kendaraan dinas dikarenakan tidak

dibuatnya berita acara penyerahan pengguna barang. Serta masih adanya aset

Page 73: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

58

kendaraan dinas yang masih digunakan oleh pejabat yang sudah pensiun atau alih

tugas dengan tidak dilakukannya penarikan kendaraan dinas dan adanya pengguna

kendaraan dinas yang menggunakan kendaraan dinas lebih dari satu. Penelitian ini

bertujuan untuk tercapaianya manajemen pengelolaan aset tetap (studi kasus

manajemen pengelolaan penggunaan kendaraan dinas) pada Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang yang efisien dan efektif dalam penggunaan

aset.

Page 74: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

1

59

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data guna mencapai tujuan

yang diharapkan perlu adanya suatu metode penelitian yang sesuai dan tepat.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu metode

deskriptif kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian pendekatan

kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam

melalui pengumpulan data.

Menurut (Sugiyono, 2012:21) menyatakan bahwa “Metode deskriptif

adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis

suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang

lebih luas”.Metode ini merupakan suatu metode atau cara yang dimaksudkan

untuk menjelaskan, manajemen pengelolaan aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang dengan lebih banyak dituangkan kedalam bentuk kata-kata

tertulis atau lisan dan data dokumentasi.

Kecenderungan untuk menggunakan metode penelitian ini, didasarkan pada

pertimbangan bahwa metode ini dianggap sangat relevan dengan materi penulisan

skripsi yang peneliti buat, karena penelitian yang dilakukan hanya bersifat

deskriptif yaitu menggambarkan apa adanya dari kejadian yang diteliti.

Page 75: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

60

Menurut (Sugiyono, 2012:1) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Obyek

penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah (natural setting) sehingga metode

penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik.

Bodgan dan Taylor (Moleong, 2007:4) mendefinisikan metode kualitatif

sebagai “Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang di amati”. Menurut mereka,

pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistic

(utuh). Sedangkan menurut Denzin dan Linclon (Moleong, 2007:5) menyatakan

bahwa “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

melibatkan metode yang ada”.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian kualitatif menurut (Sugiyono, 2012:61) adalah

peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas,

maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah

ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan

Page 76: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

61

sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan

pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting,

berbagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2012:224). Teknik pengumpulan

data kali ini yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Sebagaimana alat

pengumpulan data ilmu sosial lainnya, maka observasi juga menuntut

kekuasaan keahlian-keahlian tertentu. Tujuan observasi untuk peneliti

adalah untuk mengamati tingkah laku manusia sebagai peristiwa aktual,

yang memungkinkan kita memandang tingkah laku sebagai proses dan

untuk menyajikan kembali gambaran-gambaran kehidupan sosial,

kemudian dapat diperoleh cara-cara lain. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan observasi partisipan dan nonpartisipan karena peneliti

mengamati langsung bagaiamana manajemen pengelolaan aset tetap yang

dilakukan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

Page 77: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

62

2. Wawancara

Menurut (Moleong, 2010:186) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam.

Adapun indikator-indikator yang akan ditanyakan kepada informan

merupakan pengembangan dari teori tersebut, tujuannya untuk memperoleh

data yang dibutuhkan di dalam penelitian. Hal ini bertujuan agar proses

wawancara dapat berjalan secara mendalam antara peneliti dengan informan

sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, penelitimelakukan wawancara terstruktur dan tak

terstruktur. Adapun pedoman wawancaranya adalah sebagai berikut :

Page 78: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

63

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara

No. DIMENSI INFORMAN

1. Inventarisasi fisik dan yuridis /

legal, meliputi:

- Melakukan pengecekan fisik

- labelisasi

-pencatatan

-status penguasaan

-masalah legal yang dimiliki

-batas akhir penguasaan

Kepala Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Kepala Sub.Bagian umum dan

kepegawaian Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Pengguna Kendaraan Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang

2. Legal Audit (inventarisasi

status penguasaan aset, sistem

dan prosedur atas permasalah

legal), meliputi:

-Status penguasaan aset

-Prosedur kepemilikan aset

-Pemindahtanganan aset yang

tidak termonitor

Kepala Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Penggunaan Kendaraan Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang

3. Penilaian Aset, meliputi:

-Penilaian atas aset yang

dikuasai.

-Informasi penetapan atas

harga bagi aset yang ingin

dijual.

Kepala Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Kepala Sub. Bagian Umum dan

Kepegawaian Kabupaten Tangerang

Pengelola Aset Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah

Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan

Pengaiaran Kabupaten Tangerang

Pengguna Kendaraan Dinas Bina

Marga dan Pengaiaran Kabupaten

Tangerang

Page 79: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

64

4. Optimalisasi Aset

(mengoptimalkan potensi fisik,

lokasi, nilai, jumlah/volume,

legal dan ekonomi yang

dimiliki aset tersebut),

meliputi:

-Aset yang memiliki potensi.

-Aset yang tidak memiliki

potensi.

Kepala Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Penggunaan Kendaraan Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang

5. Pengawasan dan Pengendalian

atas pemanfaatan dan

pengalihan aset, meliputi:

-Pengembangan Sistem

Informasi Manajemen Aset

(SIMA).

-Koordinasi Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten

Tangerang dengan Badan

Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Tangerang.

Kepala Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang

Kepala Sub. Bagian Umum dan

Kepegawaian Kabupaten Tangerang

Pengelola Aset Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah

Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan

Pengaiaran Kabupaten Tangerang

Pengguna Kendaraan Dinas Bina

Marga dan Pengaiaran Kabupaten

Tangerang

Page 80: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

65

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi bagi peneliti sebagai tanda bukti bahwa peneliti menjalankan

penelitian secara langsung dan sebagai pengambilan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen, seperti buku catatan, gambar, rekaman.

Dokumentasi juga merupakan data sekunder untuk melengkapi data primer

yaitu wawancara dan observasi, tanpa adanya data sekunder melalui

dokumentasi, peneliti tidak bisa memperlihatkan situasi sebenernya kepada

para pembaca.

4. Kepustakaan (Library Research)

Dalam penelitian ini kepustakaan meliputi studi literatur dimana data yang

diperoleh dari studi kepustakaan dengan membaca buku, surat kabar, laporan

serta situs internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.4 Sumber Data

Pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan

sekunder. Menurut (Sugiyono, 2012:62) sumber data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber data

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.

Page 81: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

66

3.5Informan Penelitian

Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan

penggunaan kendaraan dinas), penentuan informannya menggunakan teknik

purposif yaitu teknik ini dapat menentukan siapa saja yang menjadi informan

dalam penelitian ini yang mengetahui informasi terkait penelitian.

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No Keterangan Keterangan

1. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang

Key Informan

2. Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang

Key Informan

3. Kepala Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang Key Informan

4. Pengelola Barang Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang Key Informan

5. Pengelola Aset Badan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tangerang Key Informan

6. Penggunaan aset kendaraan dinas Key Informan

Page 82: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

67

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Irawan (2005:73), mengungkapkan

analisis data kualitatif adalah:

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang paling dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.”

Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Proses

analisis data dilakukan secara terus menerus tanpa henti sampai data tersebut

bersifat jenuh. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (2007:15), yaitu selama

proses pengumpulan data dilakukan empat kegiatan penting diantaranya

pengumpulan data (data collecting), reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display) dan verifikasi (verification).

Penelitian ini mengenai “Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen

pengelolaan penggunaan kendaraan dinas)” , menggunakan teknik analisis data

yang mengacu pada model analisis dari Miles dan Huberman (2007:15) dengan

empat komponen berurutan. Adapun gambar dari proses analisis data Miles dan

Huberman (2007:15) yaitu sebagai berikut:

Page 83: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

68

Gambar 3.1

Komponen Analisis Data Miles dan Huberman, 2007

Proses Analisis Data menurut Miles dan Huberman, 2007

Gambar tersebut dilihaat bahwa dalam prosesnya, kegiatan analisis data

dilakukan secara berurutan melalui empat hal utama yang saling menjalin pada

saat sebelum dan sesudah pengumpulan data. Keempat kegiatan utama tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data (Data Collecting)

Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan informasi atau

data yang diperlukan dalam penelitian. Menurut Satori dan

Komariah (2010:103), pengumpulan data dalam penelitian alamiah

adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang

diperlukan. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data

Verification

Data

Display Data

Collectin

g

Data

Reduction

Page 84: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

69

dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai

cara. Dilihat settingnya, data dapat dikumpulkan dengan

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

peneliti, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada peneliti.

b. Reduksi Data (Data Reduction)

Selama dalam proses pengumpulan data dari berbagai sumber,

tentu akan banyak sekali data yang didapatkan peneliti, karena

semakin lamanya peneliti berada di lapangan maka data yang

didapat akan semakin kompleks dan rumit. Maka dari itu jika tidak

segera diolah akan menyulitkan peneliti, oleh sebab itu proses

analisis data pada tahap ini harus dilakukan.Menurut Miles dan

Huberman dalam Denzin, dkk (2007:592), reduksi data dapat

diartikan sebagai proses pemilihan, pemutusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transportasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan yang muncul di lapangan. Reduksi data

berlangsung selama proses pengumpulan data berlangsung. Pada

tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas

dan membuat partisi atau bagian-bagian. Proses transformasi ini

berlanjut terus-menerus sampai laporan akhir penelitian tersusun

lengkap.

Page 85: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

70

c. Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif adalah

penyajian data. Miles dan Huberman dalam Denzin, dkk

(2007:592) , mengemukakan secara sederhana penyajian data dapat

diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan, menurut sebuah penelitian kualitatif penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya.

d. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Langkah terakhir dalam tahap analisis interaktif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari

permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari

hubungan-hubungan, mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik

kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang dikemukakan

dimuka masi bersifat sementara dan akan tersu berubah selama

proses pengumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi,

apabila kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang

valid dan konsisten yang peneliti temukan di lapangan, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Page 86: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

71

3.7 Pengujian Validitas Data

Menurut (Djam’an Satori, 2010:164) untuk menguji keabsahan dalam penelitian

kualitatif ada empat hal, antara lain:

1. Keterpercayaan (credibility)

Menjelaskan bahwa suatu investigasi dikatakan penelitian apabila

mengandung karakteristik objektif akurat/tepat, dapat dibuktikan,

menjelaskan, kenyataan empiris, logis, dan sesuai kondisi nyata.

Untuk menguji kredebilitas, yang diuji ketepatannya adalah

kapasitas peneliti dalam menetapkan dan melaksanakan metode

pengumpulan data. Keterpercayaan penelitian kualitatif tidak terletak pada

derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai tetapi terletak

pada kredibilitas.

2. Keteralihan (transferability)

“Bagi peneliti kualitatif, transferabilitas tergantung pada si

pemakai yakni, sampai manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan

dalam konteks situasi tertentu”.

3. Ketergantungan (dependability)

Dependabilitas berkenaan dengan konsistensi dan stabilitas data

atau temuan. Dalam penelitian kualitatif digunakan kriteria

ketergantungan yaitu bahwa suatu penelitian merupakan representasi dari

Page 87: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

72

rangkaian kegiatan pencarian data yang dapat ditelusuri jejaknya. Jangan

sampai ada data tetapi tidak dapat ditelusuri cara mendapatkannya dan

orang yang mengungkapkannya. Kalau datanya ada tetapi tidak dilakukan

dilapangan, maka tidak dependable atau diragukan.

4. Kepastian (confrimbility)

Kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak

kebenarannya dan sumber informasinya jelas. Uji kepastian hampir sama

dengan uji depenbilitas.

Adapun untuk pengujian keabsahan datanya, peneliti pada penelitian ini

menggunakan dua cara, antara lain:

1. Triangulasi

Triangulasi menurut (Sugiyono, 2012:117) diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu.Terdapat tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi

teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh dari lapangan melalui beberapa

sumber. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pengecekan

dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan studi dokumentasi.

Triangulasi waktu yaitu melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Page 88: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

73

Dan peneliti menggunakan triangulasi sumber dimana peneliti

melakukan pengecekan data yang diperoleh melalui beberapa sumber yang

memiliki pengetahuan mengenai penelitian yang peneliti lakukan.

2. Membercheck

Membercheck menurut (Djam’an Satori, 2010:172)adalah proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan. Tujuannya

adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi

data. Apabila pemberi data sudah menyepakati data yang diberikan berarti

data tersebut valid, sehingga semakin kredibel. Akan tetapi menjadi

sebaliknya yaitu tidak valid dan tidak kredibel apabila data justru

meragukan data.

Page 89: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

74

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian Manajemen Pengelolaan Aset Tetap padaDinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan

penggunaan kendaraan dinas) dilakukan di Kantor Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang, beralamat di Komplek Perkantoran Lingkup

Dinas Pekerjaan Umum Jl. Pemda II Tigaraksa-Tangerang. Penelitian ini

dilakukan selama satu tahun mulai dari Januari 2014 sampai Agustus 2015.

Page 90: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

75

3.9 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan

Januari 2014 - Pebruari 2015

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei

1 Pengajuan/Acc Judul

2 Pengumpulan Data/Observasi Awal

3 Penyusunan Proposal

4 Konsultasi dan Perbaikan Proposal

5 Seminar Proposal

6 Revisi Proposal

7 Observasi Penelitian

8 Analisa Data Penelitian

9 Penyusunan Hasil Penelitian

10 Sidang Skripsi

11 Revisi Skripsi

Sumber : Peneliti, 2014

Page 91: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Tangerang

Daerah Kabupaten Tangerang terlentang antara 106 o

20’ antara 106o

43’

dan antara 6o 00-6

o Lintang Selatan. Bagian terbesar daerah ini merupakan dataran

rendah dengan ketinggian antara 0-50m dari permukaan laut. Permukaan tanah

relativ dengan sedikit kemiringan dengan tempat tertinggi.Dibagian selatan

menurun ke bagian utara sampai pantai laut Jawa yang rata-rata tingkat

kemiringan tanahnya antara 0-80%. Daerah tertinggi mencakup Kecamatan di

bagian selatan yaitu Legok, Cisauk, Pagedangan Curug. Daerah rendah berupa

pantai landai yang terletak di bagian utara, bagian daerah pantai yang meliputi

enam Kecamatan yaitu Mauk, Keronjo, Teluknaga, Kosambi, dan Kresek.

Luas daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari atau sekitar 957,79km2.

Kabupaten Tangerang di sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa, wilayah

selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor, wilayah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang dan di wilayah Timur berbatasan dengan

Kota Tangerang. Kabupaten Tangerang memiliki 29 Kecamatan, 28 Kelurahan

dan 246 Desa. Sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor

ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor

industri.Selain itu, penduduk Kabupaten Tangerang juga bermatapencaharian

sebagai petani, dan nelayan khususnya di wilayah utara.

76

Page 92: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

77

Kabupaten Tangerang yang memiliki luas wilayah 959,6 kilometer

memiliki penduduk sebanyak 2.838.621 Jiwa dengan komposisi jumlah penduduk

laki-laki sebesar 1.454.914 jiwa sedangkan perempuan 1.383.707. Penduduk

Kabupaten Tangerang bersifat Heterogen, terdiri dari empat etnis, Sunda, Jawa,

Betawi, dan Cina. Dua etnis Sunda dan Jawa merupakan penduduk Mayoritas.

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang dibentuk dengan

ketetapan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang

Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang dan Surat Keputusan

Bupati Tangerang Nomor : 42 Tahun 2010 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi dari

Tata Kerja Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang, sebagai tindak lanjut

Otonomi Daerah telah membentuk Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang sebagai instansi teknis yang mempunyai tugas pokok perencanaan,

melaksanakan dan mengendalikan Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan

Jalan, Jembatan dan Pengairan. Dalam Keputusan Bupati Tangerang nomor 35

tahun 2004 juga mengatur tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Bina Marga Kabupaten Tangerang : Merencanakan, Melaksanakan, Mengarahkan,

Mengawasi, dan Mengendalikan di Bidang Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang Sesuai Kebijakan Pemerintah Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas

Page 93: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

78

pokok tersebut, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perencanaan program pembangunan, peningkatan, pemeliharaan

jalan, jembatan dan pengairan.

b. Pelaksanaan survey pengolahan data penyusunan program evaluasi

dan pemantauan standarisasi.

c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pembangunan

peningkatan, pemeliharaan jalan, jembatan dan pengairan.

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang merupakan

unsur pelaksana bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerangtugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah

berdasarkan asas Otonomi dan tugas pembantuan di bidang Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang sesuai dengan kewenangan dan Kebijakan

Pemerintah Daerah. Tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang mengacu pada Peraturan Bupati Tangerang Nomor 43

Tahun 2010 tentang Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang mempunyai fungsi:

Page 94: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

79

a. Perencanaan Program pembangunan, peningkatan, pemeliharaan jalan,

jembatan dan pengairan;

b. Pelaksanaan survey, pengolahan data, penyusunan program, evaluasi dan

pemantauan standarisasi;

c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pembangunan, peningkatan,

pemeliharaan jalan, jembatan dan pengairan.

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lain terkait program kerja

dinas;

e. Pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

f. Pelayanan teknis administratif ketatausahaan yang meliputi kepegawaian,

keuangan, urusan umum dan perencanaan;

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan program kegiatan dinas.

Visi

Pernyataan visi Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kabupaten Tangerang

sepenuhnya mengacu pada pernyataan visi Pemerintah Kabupaten Tangerang,

yaitu sebagai :

Terwujudnya Pembangunan Infrastruktur Yang

Berkualitas, Berkelanjutan dan Berwawasan

Lingkungan Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan

Ekonomi”

Page 95: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

80

Pernyataan visi di atas mempunyai makna Mewujudkan Masyarakat

Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan

Lingkungan”. Sejalan dengan arah dan tujuan dari visi tersebut Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang berupaya merumuskan visinya untuk mencapai

pembangunan infrastruktur yang berkualitas berwawasan lingkungan di segala

sektor kegiatan.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang menetapkan misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan perencanaan, pembangunan, peningkatan,

pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air yang

berkualitas dan berwawasan lingkungan.

2. Menetapkan dan memprioritaskan pembangunan pada

ruas-ruas jalan Kabupaten terutama Jalan Strategis dan

Poros Desa, dalam upaya meningkatkan pertumbuhan

ekonomi serta meningkatkan kualitas infrastruktur dalam

proses pembangunan yang lebih terarah dan

berkesinambungan.

3. Mewujudkan pengembangan dan pengelolaan sumber

daya air untuk mendukung penyediaan air bersih,

pertanian, pengendalian banjir dan infrastruktur

bangunan pantai.

Misi pertama yang menjadi perhatian dan kewajiban Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang menjabarkannya dalam bentuk misi Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah ”Mewujudkan Keserasian dan

Keseimbangan Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan melalui Sistem

Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang yang Terstruktur” dan ” Menciptakan

Page 96: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

81

Tata Kepemerintahan yang Bersih, Transparan, dan Bertanggungjawab (good

governance)”. Namun dalam penyelenggaraannya, bukan hanya ditangan

pemerintah saja, melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif

segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta. Misi kedua

memperlihatkan bahwa tugas utama Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang adalah memelihara dan meningkatkan pembangunan infrastruktur

diwilayah Kabupaten Tangerang. Ungkapan pernyataan misi ketiga

memperlihatkan bahwa pengembangan dan pengelolaan sumber daya air adalah

bukan hanya tanggung jawab dari instansi terkait, melainkan tanggung jawab

bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta.

Struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 43 Tahun 2010

tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat

1. Subag Perencanaan

2. Subag Umum dan kepegawaian

3. Subag Keuangan

c. Bidang Perencanaan Teknis

1. Seksi Perencanaan Jalan dan Jembatan

2. Seksi Perencanaan Sumber Daya Air

Page 97: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

82

3. Seksi Leger, Standarisasi Dan Dokumentasi.

d. Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan

1. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

2. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan jembatan

3. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan sumber Daya Air

e. Bidang Pengawasan dan Pengendalian

1. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Jalan dan Jembatan

2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Air

f. Bidang monitoring dan Evaluasi

1. Seksi Monitoring dan Evaluasi Jalan dan Jembatan

2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Sumber Daya Air

g. Unit Pelaksanaan Teknis

1. UPT Laboratorium

2. UPT Peralatan Dan Perbengkelan

3. UPT Jalan dan Jembatan

4. UPT Pengairan

Page 98: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

83

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan 2014

Page 99: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

84

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang

4.1.3.1 Kepala Dinas

Kepala Dinas bertugas membina, memimpin, mengkoordinasikan dan

mengendalikan dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas sebagaimana

dimaksud dalam tugas pokok dan fungsi diatas, memimpin dan

mengkoordinasikan kegiatan staf, pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.

4.1.3.2 Sekretariat

Sekretariat Dinas mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

pembinaan dan koordinasi serta Pengawasan dan Pengendalian Bidang

Perencanaan, Umum dan Kepegawaian serta Keuangan Dinas.

Untuk Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Sekretariat mempunyai

fungsi:

a. Perencanaan dan Pengelolaan Bahan Perumusan Kebijakan

yang berkaitan dengan Perencanaan, Umum dan Kepegawaian

serta Keuangan Dinas.

b. Pelaksanaan Pemberian Fasilitas dan Dukungan Pelayanan

Teknis Administrasi dilingkungan Dinas.

c. Pelaksanaan Penyusunan Program Kegiatan bidang

perencanaan, Umum dan Kepegawaian serta Keuangan Dinas.

Page 100: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

85

d. Pelaksanaan Pengelolaan surat menyurat, tata naskah dinas

Kearsipan, Perlengkapan, Rumah Tangga dan Pemeliharaan

Sarana dan Prasarana Dinas.

e. Pelaksanaan Tertib administrasi Pengelolaan Investarisasi

Barang, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana, Perlengkapan dan

Aset Dinas.

f. Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi dan Penatausahaan

Keuangan.

g. Pelaksanaan dan Pembinaan Organisasi dan Tatalaksana

dilingkup Dinas.

h. Pelaksanaan Koordinasi dengan Instansi/lembaga lainnya

terkait Kegiatan Dinas.

i. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta Pelaporan Kegiatan

dinas.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya.

a. Sub. Bagian Perencanaan Umum

Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

melaksanakan pembinaan dan Koordinasi serta Pengawasan dan

Pengendalian Kegiatan Dinas meliputi Inventarisasi dan Identifikasi data,

Perumusan dan Penyusunan Program dan evaluasi Kegiatan Dinas.

Page 101: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

86

b. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai Tugas merencanakan,

melaksanakan Pembinaan dan Koordinasi serta Pengawasan dan

Pengendalian Kegiatan Bidang Umum dan Kepegawaian meliputi

Inventarisasi dan identifikasi Data, Perumusan dan Penyusunan Program

Pengendalian surat menyurat, Kearsipan, Urusan Rumah Tangga dan

Perlengkapan, Penyusunan Rencana Kebutuhan serta Pengelolaan

Administrasi Kepegawaian dan evaluasi Kegiatan Dinas.

c. Sub. Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai Tugas Merencanakan, Melaksanakan

Pembinaan dan Koordinasi serta Pengawasan dan Pengendalian

Penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Dinas, Pembukuan,

perhitungan Anggaran dan verifikasi serta Pengurusan Keuangan Dinas.

4.1.3.3 Bidang Perencanaan Teknis

Bidang Perencanaan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan

pembinaan dan koordinasi program bidang perencanaan jalan, jembatan dan

SDA.Untuk Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas bidang

perencanaan mempunyai fungsi:

a. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan program

bimbingan perencanaan teknis jalan dan jembatan, perencanaan

Page 102: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

87

peningkatan jalan, jembatan, dan sumber daya air, analisis dan penentuan

pengembangan jaringan jalan, jembatan dan sumber daya lain, penilaian

kinerja pelaksanaan pekerjaan, kegiatan studi kelayakan, penelitian dan

pendataan lapangan serta perencanaan teknis jalan, jembatan dan sumber

daya air, leger standarisasi dan dokumetansi.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data program

bimbingan perencanaan teknis jalan dan jembatan, analisis dan penentuan

pengembangan jaringan jalan, jembatan dan sumber daya lain, penilaian

kinerja pelaksanaan pekerjaan, kegiatan studi kelayakan, penelitian dan

pendataan lapangan serta perencanaan teknis jalan, jembatan dan sumber

daya air, leger standarisasi dan dokumetansi.

c. Pelaksanaan kegiatan program perencanaan teknis jalan dan jembatan,

perencanaan peningkatan jalan, jembatan sumber daya air, analisis dan

penentuan pengembangan jaringan jalan, jembatan dan sumber daya lain,

penilaian kinerja pelaksanaan pekerjaan, kegiatan studi kelayakan,

penelitian dan pendataan lapangan serta perencanaan teknis jalan,

jembatan dan sumber daya air, leger standarisasi dan dokumetansi.

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait program

perencanaan teknis jalan dan jembatan perencanaan peningkatan jalan,

jembatan sumber daya air, analisis dan penentuan pengembangan

jaringan jalan, jembatan dan sumber daya lain, penilaian kinerja

pelaksanaan pekerjaan, kegiatan studi kelayakan, penelitian dan

Page 103: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

88

pendataan lapangan serta perencanaan teknis jalan dan jembatan,

standarisasi dan leger.

e. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta Pelaporan Kegiatan dinas.

a. Seksi Perencanaan Jalan dan Jembatan

Seksi Perencanaan Jalan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pembinaan dan koordinasi kegiatan perencanaan Jalan

dan jembatan

b. Seksi Perencanaan Sumber Daya Air

Seksi Perencanaan Jembatan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pembinaan dan koordinasi kegiatan perencanaan SDA

c. Seksi Leger, Standarisasi dan Dokumentasi

Seksi Leger, Standarisasi dan Dokumentasi mempunyai tugas,

melaksanakan pembinaan, koordinasi serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan

jalan, jembatan dan sumber daya air;

4.1.3.4 Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan;

Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pembinaan dan koordinasi program pembangunan dan

pemeliharaan jalan dan jembatan.

Page 104: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

89

Untuk Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas bidang

pembangunan dan pemeliharaan mempunyai fungsi:

a. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan program

bimbingan teknis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan, analisis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan untuk dikoordinasikan ke bidang perencanaan.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data program

bimbingan teknis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan, analisis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan untuk dikoordinasikan ke bidang perencanaan.

c. Pelaksanaan kegiatan program bimbingan teknis pembangunan dan

pemeliharaan jalan dan jembatan, analisis pembangunan dan

pemeliharaan jalan dan jembatan untuk dikoordinasikan ke bidang

perencanaan.

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait

program bimbingan teknis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan, analisis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan untuk dikoordinasikan ke bidang perencanaan.

e. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta Pelaporan Kegiatan

dinas.

Page 105: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

90

a.Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan mempunyai tugas

pembinaan dan koordinasi kegiatan pembangunan dan pemeliharaan

jalan.

b. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan mempunyai tugas

pembinaan dan koordinasi kegiatan pembangunan dan pemeliharaan

jembatan

c. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Sumber Daya Air

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan SDA mempunyai tugas

pembinaan dan koordinasi kegiatan pembangunan dan pemeliharaan

SDA.

4.1.3.5 Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan dan pengendalian Perencanaan, Pembangunan dan Pemeliharaan

Jalan dan Jembatan.

Untuk Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas bidang

pengawasan dan pengendalian mempunyai fungsi:

a. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan program dan

petunjuk teknis pengawasan dan pemeliharaan perencanaan, pembangunan

dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air, perijinan

Page 106: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

91

pemanfaatan ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan, penyuluhan,

pemantauan rutin kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air sebagai

input perencanaan, penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta Bina

Marga dan Pengairan dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan

sumber daya air.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data program dan

petunjuk teknis pengawasan dan pemeliharaan perencanaan, pembangunan

dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air, perijinan

pemanfaatan ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan, penyuluhan,

pemantauan rutin kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air sebagai

input perencanaan, penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta Bina

Marga dan Pengairan dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan

sumber daya air.

c. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeliharaan perencanaan,

pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air,

perijinan pemanfaatan ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan,

penyuluhan, pemantauan rutin kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air

sebagai input perencanaan, penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta

Bina Marga dan Pengairan dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan

sumber daya air.

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait

pengawasan dan pemeliharaan perencanaan, pembangunan dan

pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air, perijinan pemanfaatan

Page 107: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

92

ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan, penyuluhan, pemantauan rutin

kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air sebagai input perencanaan,

penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta Bina Marga dan Pengairan

dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan sumber daya air.

e. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta Pelaporan Kegiatan dinas.

a. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Jalan dan Jembatan

Seksi Pengawasan dan Pengendalian Jalan mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan, koordinasi serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan perencanaan, pembangunan dan

pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian SDA

Seksi Pengawasan dan Pengendalian SDA mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan, koordinasi serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan perencanaan, pembangunan dan

pemeliharaan SDA

4.1.3.6 Bidang Monitoring Dan Evaluasi

Bidang Monitoring Dan Evaluasi mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pengawasan dan evaluasi perencanaan, pembangunan/pemeliharaan

dan pemanfaatan.

Page 108: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

93

Untuk Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas bidang

monitoring dan evaluasi mempunyai fungsi:

a. Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan program dan

petunjuk teknis pengawasan dan pemeliharaan perencanaan, pembangunan

dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air, perijinan

pemanfaatan ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan, penyuluhan,

pemantauan rutin kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air sebagai

input perencanaan, penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta Bina

Marga dan Pengairan dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan

sumber daya air.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data program dan

petunjuk teknis pengawasan dan pemeliharaan perencanaan, pembangunan

dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air, perijinan

pemanfaatan ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan, penyuluhan,

pemantauan rutin kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air sebagai

input perencanaan, penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta Bina

Marga dan Pengairan dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan

sumber daya air.

c. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeliharaan perencanaan,

pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air,

perijinan pemanfaatan ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan,

penyuluhan, pemantauan rutin kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air

sebagai input perencanaan, penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta

Page 109: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

94

Bina Marga dan Pengairan dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan

sumber daya air.

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait

pengawasan dan pemeliharaan perencanaan, pembangunan dan

pemeliharaan jalan, jembatan dan sumber daya air, perijinan pemanfaatan

ruang milik jalan (RUMIJA) dan jembatan, penyuluhan, pemantauan rutin

kondisi jalan, jembatan dan sumber daya air sebagai input perencanaan,

penelaahan, penyusunan dan pengkajian serta Bina Marga dan Pengairan

dibidang teknis konstruksi jalan, jembatan dan sumber daya air.

e. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi serta Pelaporan Kegiatan dinas.

a. Seksi Monitoring Dan Evaluasi Jalan Dan Jembatan

Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Jalan dan Jembatan

mempunyai tugas memonitoring, mengevaluasi serta melaporkan

hasil Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

b. Seksi Monitoring Dan Evaluasi SDA

Seksi Monitoring Dan Evaluasi SDA mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi kegiatan

monitoring dan evaluasi Sumber Daya Air.

Page 110: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

95

4.1.3.7 Unit Pelaksanaan Teknis

UPT dibentuk berdasarkan kreteria adanya pekerjaan yang bersifat teknis,

operasional dan pemeliharaan tertentu karena wilayah kerja dan bersifat darurat.

4.1.4 Sumber daya Dinas Bina Marga dan Pengairan

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu

institusi/organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan

berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola

dan diurus oleh manusia.Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua

kegiatan institusi. Kondisi institusi akan sangat dipengaruhi dan tergantung pada

kualitas serta kemampuan kompetitif sumber daya manusia yang dimilikinya.

Pegawai Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

berjumlah 474 orang, terdiri dari 174 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 300

orang Pegawai Tidak Tetap (PTT). Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan

pangkat dan golongan dapat digambarkan sebagaimana gambar dibawah ini.

NO URAIAN JUMLAH PEGAWAI (ORG)

1

GOLONGAN I 5

II 92

III 73

IV 4

2 PENDIDIKAN SD 13

Page 111: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

96

SLTP 13

SLTA 87

D3 7

S1 4

S2 12

S3 -

TOTAL PEGAWAI 174

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

4.1.5 Sarana dan Prasarana

Perlengkapan kantor merupakan sarana penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

dinas. Saat ini, jumlah perlengkapan Dinas Bina Marga dan Pengairan saat

menjadi salah satu kendala yang harus diperhatikan.

Page 112: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

97

4.2. Informan Penelitian

Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan

penggunaan kendaraan dinas) ini, dalam pemilihan informan penelitiannya

menggunakan teknik purposive. Teknik purposive yaitu pengambilan sumber data

dengan pertimbangan bahwa orang yang dijadikan informan peneliti merupakan

orang yang mengetahui dan berkompeten tentang fokus yang dilakukan dalam

penelitian sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang

diharapkan. Adapun informan-informan yang peneliti tentukan merupakan orang-

orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang relevan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, karena informan yang ditentukan oleh peneliti ini merupakan

orang yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti.

Adapun informan dalam penelitian ini diantaranya, adalah:

1) Ir. H. Ilham Chair, M.M.(I1-1), Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang.

2) Drs. H. Ade Zaenal Mutaqqin, M.M. (I1-2), Sekretaris Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

3) Benny Purwana, S.H. (I1-3), Kepala Sub. Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

4) Sutono, S.H. (I2-5), Pengelola Aset Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Tangerang.

5) Nana Suryana (I1-6), Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang.

Page 113: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

98

6) Robet Junaedi (I1-7), Pengguna Kendaraan Dinas Roda Dua Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

7) Ir. Much. Solehhudin, M.Si (I1-8), Pengguna Kendaraan Dinas Roda

Empat Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

8) Zulfikri Kurniawan (I1-9), Pengguna Kendaraan Dinas Roda Dua Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

4.3. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari

hasil penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari

Doli D. Siregar (2004:518-520). Teori tersebut menjelaskan bahwa ada lima point

penting di dalam melakukan manajemen pengelolaan aset, yaitu inventarisasi aset,

legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset, pengawasan dan pengendalian.

Metode penelitian yang digunakan di dalam melakukan penelitian ini

adalah metode penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat

deskriptif berbentuk kata maupun kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi

lapangan dan juga dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan proses analisis data yang telah dikembangkan oleh Miles dan

Huberman yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan dengan empat

komponen penting, diantaranya yaitu pengmpulan data (data collecting), reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan

(verification). Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data yang

merupakan proses mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan dalam

penelitian. Kegiatan kedua yaitu merduksi, yaitu merangkum, memilih hal-hal

Page 114: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

99

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Untuk mempermudah peneliti dalam mereduksi datanya peneliti memberikan

kode pada aspek tertentu, yaitu:

1) Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan.

2) I1,2,3 dan seterusnya manandakan urutan informan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display),

dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan antar kategori, network,

flowchart dan sejenisnya. Namun dalam penelitian ini, Peneliti menyajikan data

dalam bentuk teks narasi. Selanjutnya

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari

hasil proses wawancara, observasi maupun data-data dari dokumen-dokumen

yang diperoleh selama melakukan penelitian. Analisis data yang dilakukan secara

kualitatif dilakukan secara terus-menerus dari sejak data awal dikumpulkan

sampai dengan penelitian berakhir. Untuk memperdalam analisis peneliti dalam

penelitian Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan

penggunaan kendaraan dinas) terkait dengan permasalahan yang ada dalam

penelitian ini, Peneliti selanjutnya menggunakan dengan melihat kepada proses-

proses teori menurut Doli D. Siregar (2004:518-520) manajemen pengelolaan

aset, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset,

pengawasan dan pengendalian.

Page 115: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

100

1. Inventarisasi Aset

Pengelolaan barang milik daerahyang dikelola dengan baik tentunya akan

memudahkan penatausahaan aset daerah dan merupakan sumber daya penting

bagi pemerintah daerah. Dalam hal pengelolaan aset, pemerintah daerah harus

menggunakan perimbangan aspek perencanaan kebutuhan, penganggaran,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,

penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan,

penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu

memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah daerah yang bersangkutan.

Inventarisasi merupakan jantung bagi sebuah instansi pemerintahan di

dalam pengelolaan aset. Inventarisasi merupakan kegiatan untuk melakukan

pengecekan antara data administratif barang milik daerah dengan kondisi fisik

barang milik daerah yang bersangkutan. Inventarisasi dimaksudkan untuk

mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi barang yang sebenarnya, yang dikuasai

pengguna barang maupun kuasa pengguna barang atas suatu obyek barang.

Inventarisasi aset yang memadai merupakan bagian integral manajemen aset yang

efektif. Daftar inventarisasi aset merupakan dasar dari sistem informasi

manajemen aset daerah dan harus berisi data-data yang relevan yang dibutuhkan

untuk pelaporan keuangan.Salah satunya aset tetap penggunaan kendaraan dinas

merupakan aset yang perlu dilakukan upaya inventarisasi guna mendapatkan

tingkat keyakinan yang memadai atas keberadaan aset tersebut dan juga

Page 116: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

101

kelengkapannya dari sisi legal aspek yang mencakup status penguasaan, masalah

legal yang dimiliki, hingga batas akhir penguasaan.

Apabila inventarisasi tidak dilakukan maka pengelola aset tidak dapat

mengetahui jumlah dan nilai yang sebenarnya. Inventarisasi aset terdiri dari dua

aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk,

luas, lokasi, volume atau jumlah, jenis alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek

yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan,

kodifikasi / labeling, pengelompokkan dan pembukuan atau administrasi sesuai

dengan tujuan manajemen aset. (Doli D. Siregar, 2004:518). Namun, sejauh ini

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang belum melakukan

inventarisasi ulang hanya melihat data yang ada saja, tanpa mengetahui kualitas

dan kuantitas fisik kendaraan yang sebenarnya sehingga banyak aset kendaraan

dinas yang tidak diketahui keberadaannya ujar informan.

Dimana awal dari inventarisasi aset adalah sebuah perencanaan yang baik

berdasarkan sebuah analisis yang tepat dalam penggunaannya. Perencanaan

adalah sebuah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan

menemukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan

sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lain untuk mencapai

tujuan. Data inventarisasi aset daerah yang lengkap, tepat dan benar merupakan

data baseyang sangat menunjang perencanaan dan penyusunan anggaran dalam

hal pengadaan barang dan jasa serta permintaan biaya pemeliharaan. Selain itu,

data tersebut digunakan sebagai bahan atau data dalam meningkatkan penerimaan

Page 117: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

102

daerah baik penerimaan pajak maupun penerimaan daerah bukan pajak sebagai

informasi bagi aparatur pengawas dalam rangka pelaksanaan pengawasan

terhadap kekayaan daerah (Arifin, Setiadi dan Setiawan, 2003:17-18)

Perencanaan Barang Milik Daerah memang sangat penting dilakukan.

Dimana perencanaan ini dibuat agar efektifitas dan efisiensi dapat tercapai agar

kebutuhan yang telah direncanakan tepat sasaran penggunaannya. Namun pada

praktiknya, sebuah perencanaan yang dibuat memang berdasarkan kebutuhan

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang tetapi di dalam praktik

penggunaannya tidak tepat sasaran artinya penggunaan kendaraan dinas banyak

digunakan oleh pengguna yang notabennya dekat dengan pimpinan. Seperti

pernyataan yang diungkapkan oleh informan (I-17) yang mengungkapkan:

“Adanya kedekatan dengan pimpinan contoh si x saja pelaksana bisa

menggunakan kendaraan roda empat karena dekat dengan

pimpinan.”(Hasil wawancara dengan pengguna kendaraan dinas, pada

tanggal 02 Pebruari 2015 pada jam 13.30 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Ditambahkan oleh informan (I-16) yang mengungkapkan:

“Sebenarnya yang diperbolehkan menggunakan kendaraan dinas roda

empat itu hanya kepala dinas saja menurut peraturannya tetapi disini mah

engga pernah sesuai semua bisa menggunakan kendaraan dinas

jangankan pejabat pelaksana saja mendapatkan jatah menggunakan

fasilitas barang milik daerah bahkan masih CPNS bahkan yang magang

saja ada yang menggunakan kendaraan dinas padahal tidak memiliki hak

karena jika terjadi kehilangan atau kerusakan pertanggungjawabannya

juga meragukan.” (Hasil wawancara dengan Pengelola Aset, pada tanggal

12 Januari 2015 pada jam 10.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang).

Selain itu, informan juga mengungkapkan bahwa untuk dapat

menggunakan kendaraan dinas pengguna harus mampu membayar sebuah uang

mahar yang ditetapkan artinya walaupun pengguna sudah menggunakan

Page 118: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

103

kendaraan dinas jika mereka mampu membayar mahar yang ditetapkan itu bisa

untuk dapat menggunakan kendaraan dinas lebih dari satu.

Dapat disimpulkan dari pernyataan informan tersebut untuk dapat

menggunakan sebuah Barang Inventaris Milik Daerah pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang bukan karena kebutuhan pegawai tetapi harus

disertai mahar untuk dapat menggunakan kendaraan dinas tersebut. Pada

kenyataannya, sarana dan prasarana diadakan berdasarkan keinginan subjektif

data yang mengusulkan, bukan berdasarkan analisis kebutuhan organisasi.

Apalagi dalam menyediakan sarana dan prasarana “politik mercusuar” munculah

permasalahan baru terutama tidak akan tercapaianya efisiensi dan efektifitas

sebagaimana diamanatkan Undang-Undang.

Adapun pengelolaan aset tetap terkait penggunaan kendaraan dinas sudah

diatur di dalam Peraturan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah “Barang Milik Daerah dapat ditetapkan status

penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja

perangkat daerah, untuk dioperasikan pihak lain dalam rangka menjalankan

pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah

yang bersangkutan”, yang mana peraturan tersebut menjadi dasar hukum untuk

Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam menetapkan peraturan terkait

manajemen pengelolaan aset tetap yaitu pada Peraturan Daerah Kabupaten

Tangerang Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

“Barang Milik Daerah dapat ditetapkan status penggunaannya untuk

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah, untuk

Page 119: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

104

dioperasikan pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas

pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan”.

Selain itu ditemukan data yang diberikan oleh informan pengelola aset

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang berkaitan dengan

pendataan kendaraan dinas yang tercatat di buku inventaris namun bukti fisiknya

banyak yang tidak ada, atau sebalikanya yang tidak diketahui keberadaannya

dikarenakan alasannya belum dilakukan pengecekan secara fisik ke lapangan.

Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh informan (I-16):

“Belum pernah dilakukan pengecekan fisik, jadi data itu saja yang dilihat

sehingga tidak diketahui bentuk fisiknya.”(Hasil wawancara dengan

Pengelola Aset, pada tanggal 02 Pebruari 2015 pada jam 14.00 WIB di

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Ditambahkan oleh informan (I-13) mengungkapkan:

“Pengecekan hanya dilakukan pada awal pengadaan saja untuk

selanjutnya belum pernah dilakukan.”(Hasil wawancara dengan Kasubag

Umum dan Kepegawaian, pada tanggal 02 Maret 2015 pada jam 10.30

WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Dapat disimpulkan dari data yang peneliti dapatkan di lapangan data yang

disajikan belum dicatat secara lengkap dan belum mampu memberikan informasi

yang akurat. Kendaraan dinas yang berada pada pengguna barang dan atau kuasa

pengguna barang harus dapat diketahui secara pasti kualitas dan kuantitasnya.

inventarisasi yang ditujukan untuk memberikan kepastian hukum atas aset-aset

yang diperoleh dari beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang

berasal dari perolehan lainnya yang sah. Kondisi ini jelas berpengaruh pada

keakuratan nilai aset di neraca pemerintah daerah. Dalam menyajikan Laporan

Page 120: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

105

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), segala sesuatu yang terkait dengan

pencatatan aktiva di neraca harus disertai oleh laporan fisik atas aset tersebut, hal

ini dimaksudkan untuk mempermudah melakukan dilakukannya penelusuran

terhadap aset-aset yang telah disajikan di dalam neraca.

Data yang diperoleh peneliti dari Pengelola Aset adanya perbedaan jumlah

antara data kendaraan di Kartu Inventaris Gabungan Sistem Informasi

Manajemen Aset Daerah (SIMDA) dengan data kendaraan yang dimiliki oleh

pengelola aset secara manual yang dilaporkan kepada kuasa pengguna dapat

disimpulkan bahwa ada pengadaan kendaraan yang tidak tercatat di dalam Sistem

Informasi Manajemen Aset Daerah (SIMDA). Berikut data yang diperoleh

langsung dari pengelola aset Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang:

Tabel 4.1

Data Pengguna Kendaraan Dinas

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

No Uraian Jumlah

1. Tidak diketahui penggunanya/keberadaannya 53

2. Tidak dibuatkan BA 100

3. Masih dipegang pejabat 5

4. Dipakai oleh tenaga magang 5

5. Pengguna ganda 3

Jumlah 166

Sumber : Pengelola Aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang 2015

Sesuai dengan prosedur yang berlaku dimana setiap bentuk pengadaan

barang termasuk kendaraan wajib dilaporkan kepada Bagian Umum dan

Page 121: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

106

Kepegawaian, selanjutnya melalui pengelola aset pengadaan tersebut akan dicatat

sebagai barang masuk yang diterima. Kemudian, berdasarkan surat bukti serah

terima antara pengelola aset dengan kepala bagian yang melakukan pengadaan

dibuatlah surat penunjukan penggunaan kendaraan. Dalam surat penunjukan

tersebut telah tercantum ketentuan-ketentuan yang mengikat pengguna selama

menggunakan kendaraan dinas. Selain surat penunjukan, pengelola aset juga

mencatat pendistribusian kendaraan tersebut melalui surat bukti barang keluar.

Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh informan (I-19), mengungkapkan:

“Setiap pengadaan kendaraan itu turun dari pihak ketiga untuk para

pejabat langsung membawanya pulang bahkan plat pun belum terpasang

karena biasanya takut diambil sama yang lain jatahnya, sehingga

terkadang tidak dilakukan penandatanganan berita acara

pengguna.”(Hasil wawancara dengan pengguna kendaraan dinas, pada

tanggal 13 April 2015 pada jam 08.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Kesimpulannya tidak diikuti prosedur tersebut sehingga di dalam

melakukan pendistribusikan kendaraan dilakukan tanpa sesuai prosedur yang

berlaku. Hal semacam inilah yang kemudian mengakibatkan banyaknya barang

yang tidak tercatat dan menyulitkan terciptanya tertib administrasi yang baik.

Sehingga, secara riil kendaraan yang dimaksud ada, namun secara administrasi

tidak tercatat. Karena tidak tercatat, maka tidak diketahui keberadaan kendaraan

tersebut. oleh karena itu sangat dimungkinkan bahwa pengajuan kebutuhan

terhadap kendaraan dinas terus dilakukan yang pada akhirnya akan membebani

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Untuk menandakan kendaraan dinas tersebut milik Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Page 122: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

107

Tangerang dilakukan penandaan atau biasa disebut labelling atau pemasangan

tanda kepemilikan pada kendaraan dinas menurut informan (I-16),

mengungkapkan:

“Proses labelling sudah dilakukan di awal pembelian dan pada saat itu

dilakukan pengecekan dengan pemasangan tanda kepemilikan tetapi pada

praktiknya banyak pejabat esselon IV yang mengganti plat nomor

kendaraan tersebut dengan menggunakan plat hitam maupun plat kode

nomor rahasia.Hal demikian terjadi pada Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang karena sudah menjadi budaya kerja

seharusnya hal ini tidak diperbolehkan karena sudah menyalahi peraturan

perundang-undangan.”(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset, pada

tanggal 02 Pebruari 2015 pada jam 14.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Ketika dikonfirmasi kepada pengelola aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Tangerang informan (I2-1), mengungkapkan bahwa :

“Memang diperbolehkan untuk menggunakan plat nomor rahasia tetapi

hanya untuk esselon III, selain itu tidak diperbolehkan.”

(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset BPKAD, pada tanggal 01 Juni

2015 pada jam 14.00 WIB di BPKAD Kabupaten Tangerang).

Kesimpulannya, pada praktiknya pemasangan plat nomor kendaraan

rahasia ditemukan banyak dilakukan oleh pejabat eselon 4 tanpa diketahui alasan

pasti dan tidak melaporkan kepada pengelola aset sehingga sulit nantinya untuk

dilakukan pendataan. Menurut informan banyak kendaraan yang plat

kendaraannya tidak sesuai prosedur dikarenakan ketika pengadaan kendaraan

dinas, plat kendaraan belum turun mereka sudah membawa kendaraan tersebut

pulang ke rumah dikarenakan takut ada yang mengambil jatah penggunaan

kendaraan dinas tersebut.

Page 123: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

108

Tanda pemasangan kepemilikan dipasang untuk memudahkan proses

inventarisasi harus dilakukan pemasangan tanda kepemilikan hal ini juga

dilakukan agar terhindar dari penyerobotan aset kendaraan dinas karena beberapa

pejabat ada yang membawa pulang kendaraan sebelum dilakukan pencatatan serta

pemasangan tanda kepemilikan kendaraan tersebut. Ini beberapa gambar

kendaraan yang plat kendaraannya dirubah:

Gambar 4.2

Kendaraan dinas yang diganti plat nomornya

Sumber : Peneliti 2015

Page 124: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

109

Page 125: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

110

Gambar 4.3

Kendaraan dinas yang diganti plat nomornya

Sumber : Peneliti 2015

Untuk melaksanakan yang menjadi kewenangan pengelola aset adalah

inventarisasi aset dimana proses kerja inventarisasi aset yang dilakukan adalah

perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan pencatatan data dan

pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi

disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat

kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan berkelanjutan

mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:

1) Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap

barang;

Page 126: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

111

2) usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang secara

maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing; dan

3) menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.

Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai fungsi dan

perannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan,

berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat memberikan

informasi yang tepat. Seperti pernyataan informan (I-13), mengungkapkan:

“Untuk laporan semesteran aset saya menerima laporannya tetapi untuk

kendaraan dinas saya jarang melihat laporannya karena kan aset dinas

banyak jadi tidak terpantau untuk hal yang satu ini.” (Hasil wawancara

dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian, pada tanggal tanggal 02 Maret

2015 pada jam 13.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang).

Ketika ditanyakan kepada pengelola aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang mengenai Buku inventaris yang dimiliki oleh Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang belum berkelanjutan dikarenakan

pengelola aset yang berganti-ganti dan masih lemahnya pengetahuan sumber daya

manusia mengenai pengelolaan aset menyebabkan buku inventaris yang

seharusnya menjadi bahan laporan ini tidak dilakukan ujar informan pengelola

aset. Sehingga Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang sering

terlambat melakukan pelaporan aset bahkan pernah tidak disampaiakannya

laporan semester aset Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

yang seharusnya dilakukan setiap triwulan bahkan satu periode kepada Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang.Bahkan, untuk tahun

2014 pengelola aset tidak membuat laporan semseteran karena tidak adanya

Page 127: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

112

laporan pengguna kepada pengelola aset ujar informan pengelola aset Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang.

Peneliti memperoleh data dari salah seorang informan mengenai daftar

barang inventaris tanpa dokumen aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang. Ketika dikonfirmasikan data tersebut kepada informan (I-

21), mengungkapkan:

“Bahwa data inventaris tanpa dokumen milik Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang, bahwa ketika pengadaan tidak dalam

penyerahan yang baik artinya penyerahan tidak dengan BPKBnya untuk

kendaraan dinas, entah kenapa bisa terjadi seperti itu.” (Hasil wawancara

dengan pengelola BPKAD, pada tanggal 01 Juni 2015 pada jam 14.00

WIB di kantor BPKAD Kabupaten Tangerang).”

Disimpulkan oleh peneliti bahwa pengelola aset tidak menginvetarisir aset

tetap penggunaan kendaraan dinas dengan secara baik. Karena, ada beberapa

barang inventaris yang ditemukan tidak dalam penyerahan secara lengkap beserta

dokumen baik dari pihak ketiga kepada pengelola aset maupun dari pengelola aset

kepada pengguna barang.Ketika peneliti menanyakan hal mengenai daftar

inventaris barang tanpa dokumen informan mengatakan bahwa daftar inventaris

dokumen tersebut tidak adanya BPKB artinya tidak ada kejelasan status

kepemilikan aset. Berkaitan dengan inventarisasi aset penggunaan kendaran dinas

bahwa pencatatan yang rapih dan tertib administrasi dapat memberikan dampak

yang baik di dalam melakukan inventarisasi aset. Karena dengan pencatatan yang

lengkap dan akurat serta berkelanjutan dapat memberikan informasi yang tepat

mengenai penggunaan aset kendaraan dinas tersebut sehingga pengelola tidak

kehilangan rekam jejak sampai saat ini menjadi permasalahan bagi Dinas Bina

Page 128: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

113

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang yang penyelesaiaannya belum dapat

diselesaikan. Karena sifatnya manusia adalah khilaf dan dosa sehingga pencatatan

mengenai siapa yang menggunakan kendaraan dinas tersebut tidak dapat

diketahui. Dikarenakan, penggunaan kendaraan dinas rentan dari penyerobotan

dan penyelewengan oleh orang yang menggunakan kendaraan tersebut.

Inventarisasi ini terkait erat dengan masalah identitas aset dan bisa

bermuara pada munculnya masalah kedua, yakni legalisasi sebagai lingkup kerja

pengelolaan aset di daerah sering menjadi masalah yang sulit dipecahkan.

Pelaksanaan inventarisasi status penguasaan aset daerah serta sistem dan prosedur

penguasaan atau pengalihan aset selalu terbentur oleh berbagai ketidaksesuaian

data yang tersaji dan kenyataan di lapangan. Dapat disimpulkan inventarisasi aset

belum dapat berjalan dengan baik dikarenakan masih ada aset kendaraan dinas

yang tidak diketahui keberadaannya baik kondisi fisik secara kualitas maupun

kuantitas. Pelaksanaan inventarisasi aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Adanya

ketidaktertiban administrasi di dalam pengendalian inventarisasi aset. Dimana

inventarisasi aset ini merupakan “jantung” di dalam siklus pengelolaan aset.

Kondisi ini jelas menyebabkan pengelola aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang mengalami kesulitan untuk mengetahui secara pasti

pengguna dan jumlah aset yang dimiliki.

Page 129: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

114

2. Legal Audit

Legal audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan aset, sistem

dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas

permasalahan legal, strategi untuk memecahkan permasalahan legal yang terkait

dengan penguasaan atau pun pengalihan aset. (Doli. D. Siregar, 2004:518).

Terkait masalah legal yang dimiliki sudah pasti berkaitan dengan bukti

kepemilikan kendaraan dinas itu milik pemerintah kabupaten tangerang baik itu

bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) maupun surat tanda nomor

kendaraan bermotor (STNK) dimana bukti kepemilikan kendaraan bermotor

(BPKB) dipegang oleh pengelola aset dan diserahkan kepada Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang ketentuan ini sudah dilakukan

sebagaimana mestinya, namun pengelola aset tidak memiliki foto copy asli bukti

kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) dan surat tanda nomor kendaraan

bermotor (STNK) tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang ada dimana jumlah

kendaraan baik mobil maupun motor yang ada berjumlah 129 unit kendaraan

sedangkan arsip foto copy surat tanda nomor kendaraan hanya berjumlah 25 tidak

sesuai dengan jumlah kedaraan yang berada di dalam KIB B sehingga sulit

melakukan pendataan ketika terjadi penyalahgunaan aset dimana untuk surat tanda

nomor kendaraan bermotor dipegang oleh pengguna kendaraan Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh

informan (I-13), mengungkapkan bahwa:

“kami pernah melakukan pendataan pengecekan surat tanda nomor

kendaraan bermotor (STNK) sebagai syarat pengambilan kupon bahan

Page 130: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

115

bakar minyak untuk pengguna kendaraan dinas, tetapi saat syarat tersebut

diinformasikan keseluruh bidang maupun unit pelaksana teknis perangkat

daerah (UPTD) Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

yang tersebar di seluruh kabupaten tidak ada yang datang untuk

mengambil kupon tersebut entah kenapa padahal saya cuma menyuruh

untuk datang dengan membawa foto copy surat tanda nomor kendaraan

bermotornya saja bukan membawa kendaraannya hanya untuk

mengetahui siapa yang menggunakan sehingga keberadaan kendaraan

tersebut dapat diketahui penggunanya dan cara ini tidak berhasil.” (Hasil

wawancara dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian pada tanggal

tanggal 02 Maret 2015 pada jam 13.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Pernyataan yang sama pun diungkapkan oleh informan (I-16) ,

mengungkapkan hal yang sama:

“Pernah dilakukan pengecekan STNK tetapi tidak ada yang datang sau

pun untuk mengambil kupon BBM, padahal hanya foto copyan STNKnya

saja bukan bentuk fisik kendaraannnya.(Hasil wawancara dengan

Pengelola Aset pada tanggal tanggal 03 Pebruari 2015 pada jam 13.00

WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Dapat disimpulkan dari pernyataan informan tersebut bahwa cara satu-

satunya untuk dapat mengetahui bukti kepemilikan surat tanda nomor kendaraan

tersebut milik Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dikelola oleh Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang yaitu dengan cara menjemput bola

artinya pihak pengelola aset dan kasubag umum dan kepegawaian harus aktif

dalam menyelesaikan masalah ini. sehingga, dapat mengetahui masalah apa yang

berada di lapangan dengan melihat langsung kondisi fisik kendaraan tersebut.

sehingga, dapat diketahui apakah kendaraan tersebut hilang, digade, dijual atau

rusak. Karena apabila hal tersebut terjadi pengguna wajib untuk melakukan

tuntutan ganti rugi karena melalaikan tanggungjawab di dalam penggunaan

Page 131: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

116

kendaraan dinas milik daerah. Karena jika tidak diselesaikan terkait masalah ini

akan menimbulkan masalah lain yang terus berlarut dan menimbulkan kerugian

bagi keuangan pemerintah daerah itu sendiri. Dimana aset tetap penggunaan

kendaraan sangat besar anggaran yang dikeluarkan ketika dimulai dari pembelian

bahkan pemeliharaan kendaraan tersebut dan menimbulkan pemborosan bagi

anggaran pendapatan dan belanja daerah yang seharusnya anggaran ini biasa

dialokasikan untuk hal yang lain yang lebih bermanfaat untuk pendapatan daerah

kabupaten tangerang.

Peneliti memperoleh data dari salah seorang informan mengenai daftar

barang inventaris tanpa dokumen aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pengelola aset tidak

menginvetarisir aset tetap penggunaan kendaraan dinas dengan secara baik.

Karena, ada beberapa barang inventaris yang ditemukan tidak dalampenyerahan

secara lengkap beserta dokumen baik dari pihak ketiga kepada pengelola aset

maupun dari pengelola aset kepada pengguna barang.Ketika peneliti menanyakan

hal mengenai daftar inventaris barang tanpa dokumen informan mengatakan

bahwa daftar inventaris dokumen tersebut tidak adanya Bukti Kepemilikan

Kendaraan Bermotor (BPKB) artinya tidak ada kejelasan status kepemilikan aset

dan bisa menimbulkan terjadinya pengalihan aset.

Page 132: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

117

Gambar 4.4

Daftar Barang Inventaris Tanpa Dokumen

Page 133: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

118

Masalah yang sering dihadapi dalam legalisasi audit aset daerah status

penguasaan aset yang lemah. Pentingnya pengelolan aset daerah secara tepat dan

berdayaguna dengan menggunakan prinsip pengelolaan yang efisiensi dan efektif

diharapkan akan memberi kekuatan terhadap kemampuan pemerintah daerah

dalam membiayai pembangunan daerahnya. Tahapan penting di dalam suatu

sistem pengelolaan aset daerah adalah inventarisasi aset dan legalisasi untuk

menunjang didapatkannya data aset yang benar, akurat dan up to dateserta sesuai

dengan peraturan hukum yang berlaku.

Menurut pernyataan informan (I-16), mengungkapkan:

“Belum akurat, karena masih ada beberapa kendaraan yang masih

digunakan oleh pejabat alm. xxx yang sudah pensiun , dan kemarin juga

menjadi temuan BPK. Dimana kendaraan dinas tersebut dijual dan ketika

dimintai keterangan kepada keluarga / istri almarhum tidak memberikan

informasi yang jelas hanya bilang kendaraan tersebut sudah dijual dan

tidak diketahui oleh saya (ujar istri pejabat). Ketika dimintau untuk

membuat surat pernyataan istri almarhum tidak membuat sampai

sekarang.” (Hasil wawancara dengan Pengelola Aset pada tanggal tanggal

03 Pebruari 2015 pada jam 13.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang).

Kesimpulannya Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

mengenai batas dan waktu penggunaan aset yang menjadi temuan Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) karena kendaraan dinas tersebut belum dilakukan

penghapusan masih berada di dalam catatan inventaris Barang Milik Daerah yang

masih dipegang oleh pejabat yang alih tugas (mutasi) bahkan yang sudah pensiun

karena tidak diketahui keberadaan fisik kendaraan tersebut.

Page 134: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

119

Ketika dikonfirmasikan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Tangerang mengenai informasi tersebut diungkapkan oleh

informan (I-21) mengungkapkan bahwa:

“ Belum ada laporan mengenai hal tersebut, karena Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang jika terjadi temuan sepertinya

langsung di backup sehingga tidak tersanter keluar.(Hasil wawancara

dengan Pengelola Aset BPKAD pada tanggal tanggal 03 Juni 2015 pada

jam 14.00 WIB di BPKAD Kabupaten Tangerang).

Hal ini belum dilaporkan kepada Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah

Kabupaten Tangerang karena jika akan melakukan penghapusan harus disertakan

dengan kondisi fisik kendaraan tersebut sedangkan banyak kendaraan yang tidak

diketahui keberadaannya. Padahal sudah dijelaskan prosedur penggunaan

kendaraan bahwa ketika terjadi alih tugas (mutasi) atau memasuki masa pensiun

maka kendaraan dinas tersebut harus diserahkan atau dikembalikan kepada Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, tetapi menurut informan (I-16),

mengungkapkan bahwa:

“Seharusnya ketika pengguna kendaraan dinas alih tugas (mutasi) atau

terhitung mulai tanggal (TMT) pensiun kendaraan dinas tersebut harus

sudah dikembalikan kepada pengelola aset Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang. Kenyataannya tidak dan pengguna

kendaraan dinas tersebut mengalihkan langsung aset kendaraan dinas

tersebut kepada pihak lain sehingga terjadi ketidakjelasan keberadaan

kendaraan tersebut dan terjadilah ketidaktahuan siapa yang menggunakan

kendaraan dinas tersebut sampai saat ini dan terus menjadi permasalahan

dalam melakukan inventarisasi aset kendaraan dinas pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang bahkan ada yang dijual

kendaraan milik daerah oleh pejabat yang sudah pensiun karena

meninggal dunia.”(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset pada tanggal

tanggal 06 Pebruari 2015 pada jam 09.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Page 135: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

120

Kesimpulannya masih kurangnya control pengawasan dari pimpinan,

sehingga hal tersebut bisa terjadi dan dibiarkan begitu saja. Padahal, pengelola

aset mengetahui bahwa aset kendaraan dinas tersebut dijual artinya ketika

kendaraan barang milik daerah tersebut dijual untuk keperluan pribadi dan

menguntungkan diri sendiri ini sudah disebut sebuah tindakan korupsi dan

menimbulkan kerugian bagi daerah.

Menurut informan (I-16), mengungkapkan:

“Masalah ini sudah terjadi setahun yang lalu dan akhirnya menjadi

temuan Badan Pemeriksa Keuangan dan belum ditindaklanjuti padahal

masalah ini seharusnya dapat ditangani dengan serius karena telah

merugikan keuangan daerah sampai pada akhirnya pengelola aset lupa

karena banyak kerjaan yang harus dikerjakan sehingga masalah ini

terlupakan dan diingatkan kembali ketika terjadi temuan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Sebenarnya, masih ada beberapa kasus

seperti ini dimana kendaraan dinas yang masih dikuasai oleh pejabat

yang sudah pensiun. Seharusnya pengguna sadar bahwa kendaraan

tersebut bukan milik pribadi tetapi milik daerah yang hak pemakaiannya

berakhir ketika sudah tidak lagi menjalankan tugas pokok dan fungsi

kedinasan dan harus segera dikembalikan karena pengelola aset tidak

mau melakukan penarikan apalagi yang menggunakannya seorang

pejabat. Karena jika sampai dilaporkan kepada Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten mengenai penarikan kendaraan

dinas bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

malah tambah malu seperti maling saja kalau sampai dilakukan penarikan

paksa dengan mendatangi rumah pejabat tersebut hal yang diungkapkan

oleh pengelola aset Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang. .”(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset pada tanggal

tanggal 06 Pebruari 2015 pada jam 09.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Pengelolaan aset daerah bukan hanya terbatas kepada administratif tetapi lebih

kepada peningkatan nilai aset secara efisien, efektif dan memiliki nilai tambah,

pada prinsipnya optimalisasi aset dan kekayaan daerah juga ditentukan oleh

kinerja pemerintah daerah dalam mengelola aset secara memadai. Sebetulnya

Page 136: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

121

sejak awal pengadaannya, kendaraan dinas adalah untuk mendukung kelancaran

tugas-tugas kedinasan bagi aparatur pemerintah, yaitu salah satu satuan kerja

perangkat daerah. Artinya secara administratif kendaraan tersebut tercatat sebagai

barang atau aset daerah pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang ada beberapa pejabat yang masih menggunakan kendaraan dinas.

informan (I-16), menuturkan bahwa:

“Batas penguasaan aset sudah jelas tertera pada berita acara yang dibuat

untuk digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi kedinasan dan yang pasti

digunakan ketika menjalankan tugas dan pokok pada Dinas Bina Marga

dan Pengairan kabupaten Tangerang namun praktiknya, kendaraan dinas

tersebut dibawa ketika pejabat yang bersangkutan alih tugas

(mutasi).”(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset pada tanggal tanggal

09 Pebruari 2015 pada jam 10.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang).

Disimpulkan dari pernyataan informan pada saat terjadi mutasi pejabat,

tidak saja pejabatnya yang berpindah lokasi, tetapi kendaraan dinas juga ikut

berpindah lokasi mengikuti mutasi pejabat. Beberapa kasus diatas terkait

kendaraan dinas di Kabupaten Tangerang adalah contoh pengelolaan aset daerah

yang belum dilakukan dengan baik dan benar

Selain itu, menurut penuturan informan (I-16) bahwa:

“Pemindahtangan aset yang tidak termonitor tersebut sering terjadi

penyalahgunaan atas penggunaan kepemilikan aset kendaraan dinas

tersebut dimana tidak termonitornya pemindahtanganan aset karena

inventarisasi ulang belum dilaksanakan serta tindaklanjut atas

penyalahgunaan aset penggunaan kendaraan dinas tersebut. bahwa

pegawai yang berstatus magang diberi kewenangan untuk menggunakan

kendaraan dinas sangat menyalahi prosedur dan peraturan yang berlaku

dikarenakan apabila terjadi kerusakan atau kehilangan bagaimana cara

untuk menggantinya.”(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset pada

tanggal tanggal 09 Pebruari 2015 pada jam 10.00 WIB di Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Page 137: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

122

Gambar 4.5

Konsepsi pemindatanganan Barang Milik Daerah

Pengguna Barang Pengelola Barang Pihak lain

Usul pemindahantangan

Surat persetujuan

pemindatanganan

pelaksanaan

pemindahtanganan

Berita Acara Serah

Terima

Pengkajian

Usulan

Penelitian fisik dan

administratif

Surat persetujuan

pemindahtanganan

pelaksanaan

pemindahtanganan

Berita Acara Serah

Terima

Dapat disimpulkan bahwa pemidahtanganan aset harus disertakan dengan

berita acara serah terima karena ini akan memudahkan pengelola aset dalam

melakukan pendataan kendaraan dinas dan diketahui siapa yang bertanggung

jawab atas kerusakan maupun kehilangan kendaraan dinas. Banyak pengguna

kendaraan dinas yang tidak melakukan pemindahtanganan sesuai dengan prosedur

Page 138: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

123

yang berlaku dan tidak termonitor oleh pengelola aset Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang dan ini akan mempersulit proses pendataan.

Untuk itu strategi yang dilakukan adalah melakukan penelusuran dan pendataan

ulang namun itu hanya jadi isapan jempol saja karena tidak ada yang mendukung

mengenai penggunaan aset yang tidak diketahui keberadaannya untuk dilakukan

penelusuran.

Status penguasaan aset yang lemah dimana pengguna kendaraan dinas

seharusnya diperuntukan hanya untuk kepala dinas tetapi pada Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang hampir semua pegawai menggunakan

kendaraan dinas baik itu pejabat, pelaksana bahkan tenaga magang. Dimana di

dalam peraturan perundang-undangan kendaraan dinas diperuntukan untuk

Pegawai Negeri Sipil yang bisa dipertanggungjawabkan di dalam penggunaannya,

tetapi menurut informan pengelola aset Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang mengatakan bahwa banyak tenaga magang yang

menggunakan kendaraan dinas dimana hal ini peruntukannya tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan

karena jika terjadi kerusakan, kehilangan bahkan penyelewengan aset tersebut

tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hal tersebut terjadi karena budaya kerjanya

yang dilakukan tidak berpedoman kepada aturan perundang-undangan ujar

pengelola aset kepada peneliti.

Dari data yang peneliti temukan di lapangan ada beberapa kendaraan dinas

yang tidak terinventarisir dengan baik karena adanya pendataan kendaraan yang

tidak ditemukan siapa penggunanya dan tidak dibuatkan berita acaranya dan ada

Page 139: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

124

beberapa daftar kendaraan inventaris tanpa dokumen menurut informan (I-17),

mengungkapkan bahwa:

“Banyak bukti kepemilikan yang hilang dikarenakan keteledoran para

pengguna kendaraan dinas itu sendiri”. (Hasil wawancara dengan

pengguna kendaraan dinas pada tanggal 07 Pebruari 2015 pada jam 13.30

WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Hal ini membuat pengelola aset akan sulit melakukan penelusuran

pemegang kendaraan dinas sehingga siapa yang bertanggung jawab atas

kerusakan, kehilangan atau penyelewangan aset tersebut tidak ada yang

bertanggung jawab karena data tersebut tidak diketahui siapa yang harus

bertanggung jawab. Dari masalah ini belum ada tindaklanjutnya dari kepala dinas

hanya pengelola aset yang mengungkapkan akan ditelusuri. Mengenai strategi

yang akan dilakukan adalah melakukan pendataan ulang atau pengecekan secara

fisik ke lapangan serta pengecekan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor

karena selama ini hanya melihat data yang ada saja tanpa diketahui data

sebenarnya di lapangan sehingga dapat mengetahui siapa pengguna kendaraan

dinas tersebut. Karena jika hanya menunggu bola ibaratnya hal ini tidak akan

ditemukan solusinya dan tidak diketahui siapa penggunanya selaku yang

bertanggungjawab atas kerusakan ataupun penyalahgunaan aset kendaraan dinas

tersebut.

Dapat disimpulkan dari pernyataan wawancara bahwa masih lemahnya

sanksi yang diberikan kepada pengguna kendaraan dinas, sehingga banyak

pengguna kendaraan Dinas Bina Marga dan pengairan Kabupaten Tangerang yang

menyalahi aturan.

Page 140: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

125

Pemidahtanganan aset yang tidak termonitor yaitu adanya kendaraan milik

pemerintah Kabupaten Tangerang yang hilang yang digunakan oleh pejabat Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang. Seperti pernyataan informan

(I-13), mengungkapkan bahwa:

“Pernah, tetapi sudah melakukan TP-TGR” ( Hasil wawancara dengan

Kasubag Umum dan Kepegawaian pada tanggal 04 Maret 2015 pada jam

09.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Hal yang sama diungkapkan oleh informan (I-16), mengungkapkan bahwa:

“Ada, Cuma untuk kelanjutannya sudah diganti apa belum tidak tahu

karena menjadi wewenang BPKAD, dinas sudah melaporkan kepada

BPKAD”(Hasil wawancara dengan Pengelola Aset pada tanggal tanggal

09 Januari 2015 pada jam 11.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang).

Dapat disimpulkan dari pernyataan informan pengguna kendaraan dinas

harus mengganti tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi keuangan dan

material daerah atau TP-TGR. Sejauh ini untuk TP-TGR ditindaklanjuti oleh

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang. Setelah

dikonfirmasi kepada pengelola aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tangerang bahwa pengguna kendaraan Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang yang hilang informan (I-21), mengungkapkan

bahwa:

“Belum melakukan TP-TGR sepenuhnya yang telah ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan artinya tuntutan ganti rugi yang harus

dibayarkan oleh penanggungjawab belum sepenuhnya dibayarkan alias

pembayaran macet (belum lunas) sampai sekarang.”(Hasil wawancara

dengan Pengelola Aset BPKAD pada tanggal tanggal 01 Juni 2015 pada

jam 14.30 WIB di BPKAD Kabupaten Tangerang).

Page 141: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

126

Dapat disimpulkan dari pernyataan informan ada beberapa kasus

penggunaan kendaraan dinas dimana pemindahtanganan asetnya yang tidak

termonitor dikarenakan hilang. Sehingga pejabat yang bersangkutan harus

mengganti rugi terhadap kerugian pemerintah kabupaten tangerang sesuai dengan

ketentuan yang berlaku yang telah ditentukan. Dan ada beberapa tuntutan ganti

rugi yang macet (belum dilunaskan) hingga saat ini.

3. Penilaian Aset

Penilaian merupakan terjemahan dari istilah appraisal dan valuation.

Istilah appraisal lebih banyak digunakan di Amerika Serikat. Sedangkan valuation

atau valuers biasa di pakai di Inggris dan negara anggota persemakmuran, jadi

penilaian pada dasarnya merupakan estimasi atau opini, walaupun didukung oleh

alasan atau analisis rasional. Penilaian pada prinsipnya merupakan suatu proses

indikasi melalui suatu pengetahuan atau metode tertentu terhadap suatu objek

suatu kepentingan atau tujuan tertentu. Penilaian barang milik daerah perlu

dibedakan dengan penilaian pada umumnya. Penilaian barang milik daerah

merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan seorang penilai untuk

mendapatkan estimasi nilai suatu barang milik daerah tertentu. Seperti pernyataan

informan (I-19), mengungkapkan bahwa:

“Belum pernah, karena penilaian dilakukan oleh lembaga independen

dan itu dilakukan ketika kendaraan akan dilelang.(Hasil wawancara

dengan pengguna kendaraan dinas pada tanggal tanggal 27 Mei 2015 pada

jam 10.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang).

Page 142: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

127

Seperti pernyataan yang sama diungkapkan oleh informan (I-17),

mengungkapkan bahwa:

“Biasanya penilaian dilakukan ketika kendaraan akan dilakukan

pelelangan kepada pihak ketiga dan ini dilakukan oleh penilai independen

aprisal.”(Hasil wawancara dengan pengguna kendaraan dinas pada

tanggal 10 Pebruari 2015 pada jam 11.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Ditambahkan oleh pernyataan informan (I-16), mengungkapkan bahwa:

“Untuk di KIB B menilai dari harga perolehan saat kendaraan tersebut

dibeli.” .”(Hasil wawancara dengan pengelola aset pada tanggal 12

Pebruari 2015 pada jam 11.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang).

Disimpulkan dari pernyataan informan untuk penilaian yang dilakukan

oleh pengelola aset Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang

dilihat dari penilaian harga perolehan saat membeli kendaraan tersebut. sehingga

tidak ada penilaian akumulasi penyusutan barang yang dilakukan oleh pengelola

aset Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang. Aset yang dimiliki

oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang hanya dilihat dari

harga perolehan saat membeli. Sampai saat ini penilaian yang dimasukan ke

dalam sistem informasi manajemen aset daerah hanya penilaian yang dilakukan

oleh pengelola aset berdasarkan harga perolehan saat membeli kendaraan tersebut

dan belum dilakukan penilaian oleh lembaga independen secara keseluruhan

untuk menilai aset tersebut secara sengaja oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang. Pelelangan untuk kendaraan dinas pun belum pernah

Page 143: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

128

dilakukan dikarenakan kendaraan yang sifatnya barang bergerak dan dibawa tidak

seperti alat berat walaupun barang bergerak tetapi sifatnya stand by tidak dibawa

pulang di dalam penggunaannya sehingga bisa dipastikan bagaimana kondisinya

sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengecekan apakah barang tersebut

masih layak atau tidak untuk digunakan.

4. Optimalisasi Aset

Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki daerah.

Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan ekonomi yang bisa

diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa menunjang peran dan fungsi

pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat. Pada

umumnya pemerintah daerah banyak memiliki aset yang bernilai tinggi namun

sebagian besar dari aset tersebut belum mampu berdayaguna dan berhasil guna

serta menghasilkan pendapatan yang tinggi, sehingga biaya operasional dan

pemeliharaannya masih menjadi beban Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

Terkait permasalahan penggunaan kendaraan dinas perlu dilakukan optimalisasi

pengelolaan aset sehingga penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah terlaksana dengan efektif dan efisien.

Optimalisasi Aset merupakan mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai,

jumlah / volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut, meliputi : aset

yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi. Menurut informan (I-16),

mengungkapkan bahwa:

Page 144: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

129

“Optimalisasi aset belum dilakukan, karena kondisi fisik yang sebenarnya

tidak diketahui. Kalaupun pengguna memberikan informasi bahwa

kendaraan tersebut rusak tetapi tidak pernah diperlihatkan kepada

pengelola aset kondisi kendaraan yang sebenarnya. Di tambah adanya

pengguna yang menggunakan kendaraan lebih dari satu.” (Hasil

wawancara dengan pengelola aset pada tanggal 12 Pebruari 2015 pada

jam 08.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang).

Ditambahkan oleh pernyataan informan (I-17), mengungkapkan bahwa:

“Optimalisasi yang seharusnya dilakukan adalah melihat kondisi fisik

apakah masih layak pakai atau sudah tidak layak pakai untuk dilakukan

penghapusan ketika sudah tidak layak pakai.”(Hasil wawancara dengan

pengelola aset pada tanggal 12 Pebruari 2015 pada jam 08.00 WIB di

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Ditambahkan oleh pernyataan informan (I-21), mengungkapkan bahwa:

“Optimalisasi aset yang sudah tidak memiliki potensi pemerintah daerah

merubah sistem dump dengan menggunakan sistem lelang kepada pihak

ketiga sebagai pemasukan daerah. Sistem ini dilakukan agar tidak terjadi

lagi pembayaran yang macet.”(Hasil wawancara dengan pengelola aset

BPKAD pada tanggal 01 Juni 2015 pada jam 11.00 WIB di Kantor

BPKAD Kabupaten Tangerang).

Terkait optimalisasi aset dimana kendaraan dinas di atas usia 5 (lima)

tahun menurut informan (pengoptimalisasian seharusnya dapat menghasilkan

sebuah nilai potensi finansial untuk dapat menambah pendapatan bagi daerah

yaitu dimana kendaraan dinas yang sudah rusak dapat dilakukan proses lelang

kepada pihak ketiga.

Disimpulkan dari pernyataan informan bahwa optimalisasi aset yang

dilakukan adalah merinci aset yang sudah tidak memiliki potensi oleh pemerintah

daerah yang ada pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang aset

Page 145: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

130

kendaraan dinas yang sudah pemakaiannya di atas 5 (lima) tahun pemanfaatannya

bisa dilakukan sistem dump oleh pejabat yang menggunakannya sebagai

pemasukan pendapatan untuk daerah, namun untuk sekarang ini sistem dump

tidak lagi dilakukan karena banyak pejabat yang tidak membayar sebagaimana

perjanjian dalam sistem dump tersebut, sehingga sistem ini sudah tidak lagi

dilakukan.

Aset kendaraan dinas yang masih memiliki potensi pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang yaitu dengan tetap dijaga dan dirawat

sesuai anggaran pemeliharaan kendaraan dinas dan untuk aset kendaraan dinas

yang sudah tidak berpotensi pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang itu dibuatkan usulan untuk diadakan pelelangan kepada pihak ketiga

oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang. Namun,

hal tersebut belum dilakukan karena fisik kendaraan yang sudah kurang baik atau

pun rusak berat tidak diketahui keberadaannya.

5. Pengawasan dan Pengendalian atas Penggunaan Aset Kendaraan Dinas

Aset merupakan hal yang rentan sekali akan penyalahgunaannya. Untuk

itu perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan perlu dilakukan oleh pimpinan atau

atasan langsung suatu organisasi atau unit kerja terhadap bawahan dengan tujuan

untuk mengetahui atau menilai apakah program kerja yang ditetapkan telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku.

Seperti pernyataan informan (I-16), mengungkapkan bahwa:

Page 146: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

131

“Bagaimana melakukan pengawasan pengguna kendaraan dinasnya aja

kebanyakan orang-orang yang dekat dengan kepala dinas tidak enak juga

kan kalau saya yang negor.”(Hasil wawancara dengan pengelola aset

pada tanggal 12 Januari 2015 pada jam 09.00 WIB di Dinas Bina Marga

dan Pengairan Kabupaten Tangerang).

Ditambahkan oleh pernyataan informan (I-19), mengungkapkan bahwa:

“Gimana pengawasan dan pengendalian itu akan berlangsung dengan

baik kalau yang mengawasi dan diawasi sama-sama menyalahi sebuah

peraturan yang berlaku.”.”(Hasil wawancara dengan pengguna kendaraan

pada tanggal 13 April 2015 pada jam 15.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Disimpulkan dari pernyataan informan bahwa pengawasan dan

pengendalian pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang belum

dilakukan secara optimal artinya pengawasan belum dilakukan oleh pimpinan

terhadap bawahan. Ada sebuah rasa tidak enak untuk melakukan pengawasan

walaupun mengetahui terjadi sebuah penyalahgunaan aset kendaraan dinas.

Alasan penyelengaraan pengawasan ini antara lain adalah karena adanya

jabatan struktural yang melekat pada seorang pimpinan unit kerja pemerintah

daearah. Jabatan struktural itu memberikan kewajiban kepadanya untuk

melakukan pengawasan atas kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada eselon di

bawahnya. Dengan demikian, efektifitas pengawasan melekat ini sangat

tergantung pada kualitas kepemimpinan dan kualitas pengawasan yang

dilembagakan oleh seorang pimpinan di dalam instansi yang menjadi

wewenangnya.

Pengawasan ini seharusnya dilakukan karena bertujuan untuk terciptanya

kondisi yang mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan penyelengaraan

Page 147: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

132

pemerintahan daerah, kebijakan, rencana serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Sementara yang menjadi sasaran pengawasan melekat adalah:

a. Meningkatkan disiplin, prestasi kerja, dan pencapaian kinerja dari

unitr kerja yang dipimpinnya;

b. Menekan kecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan

wewenang;

c. Menekan sekecil mungkin terjadinya kebocoran dan pemborosan

keuangan daerah dan segala macam bentuk pemerasan serta

pungutan liar;

d. Mewujudkan pelayanan prima;

e. Mempercepat urusan kepegawaian sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Seharusnya pengawasan lebih diarahkan pada upaya pencegahan terhadap

penyimpangan. Namun, pada praktiknya yang seharusnya mengawasi dengan

yang diawasi sama-sama sepakat atau sama-sama nekat. Sehingga pengawasan

yang seharusnya dilaksanakan agar mampu menjamin tercapainya tujuan yang

efektif dan efisien tetapi praktiknya malah terjadi pemborosan anggaran karena

penggunaan kendaraan dinas digunakan tidak tepat sasaran.

Pengawasan seharusnya digunakan sebagai sarana untuk mencegah dan

menekan serendah mungkin timbulnya penyimpangan pelaksanaan,

penyalahgunaan wewenang, kebocoran serta pemborosan. Namun dalam

praktiknya pelaksanaan pengawasan masih mengandung kelemahan serta

Page 148: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

133

menghadapi banyak kendala yang menghambat penyelenggaraannya secara benar.

Seperti adanya perasaan enggan dalam melaksanakan pengawasan padahal

pengawasan merupakan bagian fungsi dari fungsi manajemen, sesuatu yang

seharusnya diterima wajar, baik bagi pegawai yang mengawasi maupun bagi

pegawai yang diawasi.

“Pengawasan belum berjalan optimal baik itu di intern maupun ekstern

karena kebanyakan di dalam laporan SIMDA tidak sesuai dengan kondisi di

lapangan,pengendalian intern pun belum dilakukan dikarenakan masih ada

pengguna kendaraan yang masih menggunakan kendaraan lebih dari

satu.”(Hasil wawancara dengan pengelola aset pada tanggal 12 Januari

2015 pada jam 10.00 WIB di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Tangerang).

Menurut pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern

belum berjalan secara optimal dikarenakan masih ada beberapa pengguna yang

menggunakan kendaraan dinas lebih dari satu ini bentuk pengendalian yang belum

berjalan secara optimal karena kuasa pengguna masih membiarkan hal ini terjadi,

sehingga terjadi pemborosan penggunaan keuangan daerah. Sampai saat ini

kendaraan dinas yang masih dipegang pejabat pensiunan masih ada dan tidak ada

tindak lanjutnya dari kuasa pengguna karena pengelola sudah membuat laporan

kepada kuasa pengguna tentang kendaraan dinas yang tidak diketahui kualitas dan

kuantitasnya oleh pengguna kendaraan dinas tapi tidak ada tanggapan. Bentuk

pengendalian intern yang masih lemah sehingga penggunaan kendaraan dinas

bertindak seenaknya. Adanya kendaraan dinas yang masih digunakan oleh pejabat

pensiunan dan terjadi penjualan kendaraan dinas tanpa diketahui oleh pengelola

aset dan sampai saat ini belum ditindaklanjuti.

Page 149: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

134

Lemahnya koordinasi pengawasan penggunaan kendaraan dinas antara

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Derah dengan Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang dikarenakan menurut pengelola aset Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang :

“Untuk pengelolaan penggunaan itu bukan wewenang kami tapi wewenang

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, kecuali terjadi

kehilangan kendaraan dinas dan pengelola melaporkannya ke Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang baru itu

menjadi wewenang kami. (Hasil wawancara dengan pengelola aset BPKAD

pada tanggal 01 Juni 2015 pada jam 11.00 WIB di kantor BPKAD

Kabupaten Tangerang).

Dapat disimpulkan dari pernyataan informan bahwa Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang hanya sebagai koordinator dari

seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dimana semua kewenangan

pengelolaan aset menjadi tanggungjawab pengelola Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) tersebut.

Sampai saat ini penggunaan kendaraan dinas yang hilang milik Kabupaten

Tangerang berjumlah kurang lebih 40 kendaraan dinas dan dari Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang itu berjumlah 2 kendaraan. Mengenai

kendaraan dinas yang hilang dalam penggunaannya harus dilakukan tuntutan ganti

rugi atas pemakaian barang milik daerah yang seharusnya dibayarkan oleh pejabat

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang menurut pernyataan salah

satu pegawai Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang

sampai saat ini belum dilunaskan pembayarannya dan masih ada tunggakan

sebesar Rp.32.000.000;00 untuk kehilangan Tahun Anggaran 2014 dengan jumlah

Page 150: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

135

satu unit kendaraan pick up dan telah masuk di dalam catatan piutang Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk ditindaklanjuti ke pengadilan dan sampai saat

ini belum ada respon dari keluarga pejabat tersebut.

Satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini adalah

pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah (SIMDA). Melalui

Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah(SIMDA), transparansi kerja dalam

pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan

pengawasan dan pengendalian yang lemah (Doli. D. Siregar, 2004:520).

Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah (SIMDA) yang dimiliki oleh

Kabupaten Tangerang belum dapat memberikan sebuah transparansi kerja yang

seharusnya dapat diakses oleh semua pihak. Maka dari itu kekhwatiran akan

pengawasan dan pengendalian aset yang lemah masih terjadi. Pernyataan yang

diungkapkan oleh informan (I-13), mengungkapkan bahwa:

“SIMDA belum dapat diakses secara umum hanya pengelola aset

saja.”(Hasil wawancara dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian pada

tanggal 02 Maret 2015 pada jam 13.00 WIB di Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Tangerang).

Dapat disimpulkan dari pernyataan informan bahwa yang dapat mengakses

Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah (SIMDA) hanya pengelola aset Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang dengan pengelola aset Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang saja artinya tidak

semua pihak dapat mengakses Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah

(SIMDA) . Sistem Manajemen Informasi Daerah Barang Milik Daerah harus terus

dikembangkan, tidak usah khawatir akan pengawasan dan pengendalian yang

Page 151: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

136

lemah terhadap Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) ini, namun ketika

Sistem Manajemen Informasi Daerah (SIMDA) ini dapat memberikan

transparansi data namun kenyataan di lapangan tidak sama seperti penyajian data

yang dilaporkan pada Sistem Manajemen Informasi Daerah (SIMDA).

Page 152: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

137

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, sehingga penyimpulan akhir mengenai

Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tangerang (studi kasus manajemen pengelolaan penggunaan

kendaraan dinas) belum efektif dan efisien dalam penggunaan kendaraan dinas.

Sehingga berdampak pada pemborosan anggaran yang dikeluarkan. Hal tersebut

dikarenakan masih terdapat permasalahan yang terjadi di dalam manajemen

pengelolaan penggunaan kendaraan dinas permasalahan tersebut terjadi yaitu :

Pertama, pencatatan aset yang tidak sesuai antara data manual yang

dimiliki pengelola aset dengan yang berada di Sistem Informasi Manajemen

Daerah (SIMDA). Kedua, ada beberapa kendaraan ketika diserahkan dari pihak

ketiga tidak dalam penyerahan secara baik karena di Sistem Informasi Manajemen

Daerah (SIMDA) terdapat beberapa barang inventaris (kendaraan dinas)

ditemukan tanpa dokumen. Ketiga, penilaian aset yang dicatat hanya berdasarkan

harga perolehan saja saat membeli tanpa dilakukan penyusutan. Keempat,

optimalisasi aset yang dilakukan belum dapat memberikan pendapatan bagi

daerah dengan sistem lelang kepada pihak ketiga dikarenakan ada beberapa

kendaraan yang diketahui kondisinya kurang baik atau rusak berat tetapi tidak

diketahui keberadaan kendaraan dinas tersebut berada dimana. Kelima, Sistem

137

Page 153: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

138

Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang belum memberikan transparansi

kerja karena hanya dapat diakses oleh pengelola aset saja tidak dapat diakses

secara umum.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian, maka

peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan

pertimbangan sehingga tercapainya manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang efektif dan efisien di dalam

penggunaannya. Adapun saran tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Sebaiknya dilakukan pengecekan fisik setiap 3 (bulan) sekali untuk

memastikan data yang tercatat akurat dan up to date.

2. Sebaiknya dicek secara cermat ketika pengadaan dilakukan

penyerahan dokumen dari pihak ketiga kepada pengelola dan

dibuatkan berita acara untuk pengguna kendaraan.

3. Sebaiknya pengendalian dan pengawasan perlu dilakukan di dalam

penggunaan barang inventaris milik daerah dengan benar-benar

agar tidak terjadi pemborosan anggaran yang dikeluarkan.

4. Meningkatkan koordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Tangerang agar di dalam penggunaan

kendaraan dinas untuk ditindak tegas mengenai penyelewengan

barang inventaris milik daerah.

Page 154: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

139

5. Sistem Manajemen Informasi Daerah (SIMDA) harus terus

dikembangkan lagi sehingga tak ada celah untuk terjadinya

Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh kuasa

pengguna ataupun pengguna kuasa.

Page 155: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

140

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arifin. B., Setiadi, R., dan Setiawan, M.Y., 2003, “Manajemen Kekayaan

Negara”. Jurnal Akutansi dan Keuangan Sektor Publik, volume 04 No. 02

Agustus 2003 halaman 10 s.d 19. FEB UGM Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu.S.P. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:

PT. Toko Gunung Agung.

Hidayat, Muchtar. 2012. Manajemen Aset (Privat dan Publik). Yogyakarta:

LaksBang PRESSindo.

Irawan, Prasetya. 2006. Metodelogi Penelitian Administratif. Jakarta: Universitas

Terbuka

Mardiasmo. 2004. Akutansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Miles, Mathew & Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Mursyidi. 2009. Akutansi Pemerintahan di Indonesia. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rusadi, Ruslan. 1998. Manajemen Publik Relation dan Media Komunikasi.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Satori, Djam’an & Komariyah, Aan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sherraden, Michael. 2006. Aset Orang Miskin Perspektif Baru Usaha

Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Siregar, Doli.D. 2004. Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan Negara.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

140

Page 156: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

141

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Manajemen Pemerintahan. Pertja. Jakarta.

Yusuf, M. 2010. 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan

Keuangan Daerah Terbaik. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan Perundangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang

Standarisasi Sarana dan Prasaran Kerja Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Dokumen

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, 2014 Tentang Data

Kendaraan Dinas, Pengguna Kendaraan Dinas, Buku Inventaris

Gabungan SIMBADA.

Page 157: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

142

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 158: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

143

Page 159: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

144

Page 160: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

145

Page 161: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

146

Page 162: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

147

MATRIKS HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI DATA

Q

I

Pertanyaan/Jawaban

1. Apakah sudah dilakukan pengecekan fisik?

11-1 Sudah.

11-2 Belum pernah.

11-3 Belum.

11-6 Belum pernah, jadi data itu saja yang dilihat sehingga tidak diketahui

bentuk fisiknya.

11-7 Pernah hanya pada saat pembelian saja untuk selanjutnya tidak pernah

dilakukan.

11-8 Tidak pernah.

11-9 Pernah, tetapi kendalanya si penggunannya sulit dihubungi.

2. Bagaimana untuk mengetahui kendaraan tersebut milik pemerintah

kabupaten tangerang yang dikelola oleh Dinas Bina Marga dan

Pengairan?

11-1 Berplat merah terkecuali untuk esselon II dan III diperbolehkan untuk

plat hitam dengan alasan tertentu.

11-2 Dipasang plat merah.

11-3 Pemasangan plat merah tetapi untuk esselon II dan III diperbolehkan

untuk menggunakan plat nomor hitam atau biasa disebut plat nomor

rahasia karena dengan alasan tertentu.

11-6 Dilakukan dengan proses labelling menggunakan plat merah tetapi ada

beberapa pengguna yang mengganti plat nomor kendaraan ini sangat

menyulitkan pendataan pengelola aset yang terkadang diganti dengan

menggunakan kode rahasia.

11-7 Dengan pemasangan plat merah.

11-8 Saya tidak, karena untuk esselon III memang diperbolehkan jadi saya

memegang plat 2 nomor yang satu merah dan yang satu hitam tetapi untuk plat hitam saya memperpanjang sendiri untuk pajak dan lain-

lainnya. Jadi STNK pun 2 tetapi atas nama Kabupaten Tangerang semua

cuma nomor kendaraan saja yang berbeda.

11-9 Dipasang dengan plat merah CQ dan NQN.

3. Terkait inventarisasi aset apakah data yang dimiliki oleh dinas tentang

penggunaan kendaraan dinas sudah akurat?

11-1 Dengan adanya pelimpahan wewenang dari propinsi lama ke propinsi

baru sehingga data inventarisasi belum akurat

11-2 Belum akurat.

Page 163: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

148

11-3 Belum, karena ada beberapa kendaraan dinas yang tidak diketahui siapa

penggunanya dan dimana keberadaan kendaraan dinas tersebut.

11-6 Belum, karena masih banyak kendaraan yang tidak diketahui kualitas dan

kuantitasnya. kemarin juga menjadi temuan BPK kendaraan yang

digunakan pejabat dan kasus ini sudah dari tahun kemarin belum kelar

penyelesaiannya. Dimana kendaraan tersebut dijual dan ketika dimintai

keterangan kepada keluarga/istri pejabat untuk membuat surat pernyataan

istri pejabat tersebut tidak membuat sampai sekarang. Jadi bapak males

untuk mendatangi rumahnya lagi ditambah kerjaan banyak terus kadang

lupa.

11-7 Belum akurat, karena masih banyak kendaraan yang tidak diketahui

keberadaannya.

11-8 Belum, karena ada beberapa kendaraan dinas yang hilang bahkan dibawa

pejabat yang sudah pensiun tidak ada tindaklanjutnya karena si pengguna

tidak melaporkan kepada pengelola aset.

11-9 Belum akurat, karena data yang dimiliki bentuk fisiknya tidak diketahui

keberadaannya.

4. Siapa saja yang dapat menggunakan kendaraan dinas?

11-1 Esselon II, III dan IV

11-2 Hanya esselon II, III dan IV

11-3 Esselon II, III, dan IV

11-6 Seharusnya hanya kepala dinas saja atau esselon II menurut peraturannya,

tetapi disini mah engga pernah sesuai semua bisa menggunakan

kendaraan dinas jangankan pejabat pelaksana saja mendapatkan jatah

bahkan CPNS dan magang saja menggunakan kendaraan dinas padahal

tidak memiliki hak karena jika terjadi kerusakan atau kehilangan

pertanggungjawabannya juga meragukan.

11-7 Hanya esselon II dan III untuk kendaraan roda empat dan esselon IV

untuk kendaraan roda dua dan standarisasinya bisa dilihat di permendagri.

11-8 Hanya untuk esselon II, III dan IV.

11-9 Seluruh pegawai di lingkungan dinas berhak untuk mendapatkan

kendaraan dinas, akan tetapi disesuaikan dengan standarisasi prosedur

peraturan perundang-undangan.

5. Untuk kelengkapan syarat-syarat pengguna kendaraan apa saja yang

harus dipegang oleh si pengguna kendaraan dinas?

11-1 STNK dan Berita Acara Pengguna Barang

11-2 STNK dan BA.

11-3 Berita Acara dan STNK.

11-6 STNK dan Berita Acara karena kalau BPKB itu disimpan di BPKAD.

11-7 STNK dan Berita Acara kalau BPKB ada di BPKAD.

11-8 STNK dan Berita Acara.

11-9 STNK dan Berita Acara Serah Terima Pengguna Barang.

6. Apakah semua pemegang kendaraan dinas dibuatkan berita acara terkait

penggunaannya?

11-1 Dibuat.

Page 164: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

149

11-2 Dibuatkan.

11-3 Dibuatkan, untuk mengetahui siapa yang menggunakan dan

bertanggungjawaban atas kendaraan dinas yang digunakannya apabila

terjadi kerusakan atau keilangan.

11-6 Tidak, karena terkadang si pengguna yang akan pensiun atau mutasi (alih

tugas) langsung mengalihkan kendaraan tersebut ke orang lain tanpa

memulangkan kendaraan tersebut ke pengelola aset sehingga keberadaan

kendaraan tersebut tidak jelas dan dipegang oleh siapa juga tidak

diketahui.

11-7 Dibuatkan tetapi ada beberapa yang tidak dibuatkan.

11-8 Dibuatkan.

11-9 Dibuatkan, tetapi ada pejabat yang menggunakan kendaraan dinas tanpa

dilengkapi berita acara karena ketika mendapatkan kendaraan dinas dari

pejabat lain tidak diserahkan kepada pengelola aset terlebih dahulu.

7. Pernah ada atau tidak pengguna kendaraan dinas yang sudah pensiun atau

alih tugas tetapi masih menggunakan kendaraan dinas?

11-1 Tidak pernah.

11-2 Yang saya tahu tidak pernah.

11-3 Ada beberapa yang masih membawa kendaraan dinas.

11-6 Banyak, karena untuk memberi teguran saya engga enak kebanyakan

pejabat, sistem pengawasan yang lemah dan kurangnya kesadaran

pengguna terhadap fasilitas yang digunakan itu milik daerah dan harus

dikembalikan.

11-7 Ada beberapa.

11-8 Ada beberapa yang saya tahu dan tidak melapor kepada pengelola.

11-9 Ada.

8. Apakah sudah dilakukan pengecekan secara yuridis seperti BPKB dan

STNK kendaraan dinas yang dipegang oleh pengguna?

11-1 sudah.

11-2 Sudah dari awal dilakukan penyerahan kendaraan kepada pengguna.

11-3 Belum karena ketika pengguna kendaraan dinas yang ingin mengambil

kupon BBM harus disertai foto copy STNK kendaraan yang digunakan

oleh pengguna tetapi tidak ada yang datang ke saya, entah kenapa saya

rasa banyak yang hilang STNKnya atau kendaraannya.

11-6 Belum terlaksana, karena banyak pengguna yang tidak berani

menunjukan STNKnya gatau kenapa entah dijual atau apa engga ngerti

dikarenakan sampai saat ini belum dilakukan pengecekan ke lapangan.

11-7 Belum karena sensus belum dilaksanakan.

11-8 Belum.

11-9 Belum dilakukan.

10. Apakah selama ini penggunaan kendaraan dinas sudah sesuai dengan

prosedur perundang-undangan?

11-1 sudah.

11-2 Sudah.

11-3 Belum sesuai.

Page 165: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

150

11-6 Belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dikarenakan dengan

status penguasaan aset yang lemah karena banyak kendaraan dinas yang

digunakan tenaga magang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ketika

terjadi kehilangan kendaraan atau kerusakan bahkan penyelewengan.

11-7 Belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan baik dari prosedur

penguasaa, batas waktu penguasaan, penguasaan aset yang tidak

termonitor.

11-8 Selagi ada berita acara yang dibuat dan ada nama pengguna diberita acara

dan STNK yang terus diperpanjang serta pajak lainnya itu sudah sesuai.

11-9 Belum sesuai dengan prosedur karena terkadang pengguna kendaraan

dinas digunakan oleh non-PNS.

11. Pernah ada atau tidak kendaraan yang hilang?

11-1 Pernah tetapi sudah melakukan TP-TGR.

11-2 Pernah tetapi sudah dilakukan TP-TGR.

11-3 Untuk kendaraan yang hilang harus dilakukan TP-TGR dan itu sudah

dilakukan TP-TGR ada beberapa yang belum dilakukan TP-TGR.

11-6 Ada, Cuma yang melaporkan kehilangan sih 2 tetapi kan engga tau

kenyataannya sebab banyak kendaraan jenis motor yang tidak diketahui

keberadaan dan kondisinya. Terus ada pejabat yang menghilangkan

motor tetapi ketika dimintai surat keterangan hilang dari kepolisian tidak

memberikan kepada pengelola aset dikarenakan tidak ada berita acara dan

STNK hilang sehingga kerugian keuangan daerah atas kelalaian

pengguna belum diproses. Yang dijual juga ada seperti pejabat yang

sudah almarhum.

11-7 Ada, tetapi itu menjadi urusan BPKAD untuk dilakukan TP-TGR.

11-8 Ada beberapa yang saya tahu.

11-9 Pernah.

12. Untuk penggunaan kendaraan dinas biasanya pegawai dperbolehkan

menggunakan berapa kendaraan?

11-1 Hanya satu.

11-2 Satu.

11-3 Hanya satu.

11-6 Seharusnya satu tetapi banyak yang memakai kendaraan lebih dari satu.

11-7 Seharusnya satu tetapi ada yang memakai lebih dari satu.

11-8 Satu.

11-9 Satu kendaraan, tetapi ada pula yang memegang kendaraan lebih dari

satu.

13. Apakah pernah dilakukan penilaian oleh konsultan penilaian yang

independen?

11-1 Belum pernah.

11-2 Belum.

11-3 Tidak pernah.

11-6 Belum pernah tetapi kalo kendaraan tersebut mau dilelang baru dilakukan

penilaian oleh lembaga apraisal.

11-7 Belum pernah, penilaian dilakukan di BPKAD ketika kendaraan akan

Page 166: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

151

dilelang.

11-8 Belum pernah.

11-9 Belum pernah, karena penilaian dilakukan oleh lembaga independen dan

itu dilakukan ketika kendaraan akan dilelang.

14. Biasanya penilaian penjualan kendaraan dinas dengan sistem lelang itu

seperti apa?

11-1 Penilaian dilakukan di BPKAD dengan lembaga independen lalu

dilakukan penjualan dengan pihak ketiga berdasarkan sistem lelang.

11-2 Penilaian yang dilakukan oleh BPKAD dengan lembaga independen

untuk dilakukan penjualan dengan sistem lelang.

11-3 Penilaian dilakukan oleh lembaga indpenden ketika akan dilakukan

penjualan kepada pihak ketiga.

11-6 Sistem lelang itu penjualan kepada pihak ketiga dengan setelah dilakukan

penilaian, untuk saat ini belum pernah dilakukan pelelangan kendaraan

dinas karena memang kualitas dan kuantitasnya yang tidak diketahui di

lapangan. Kecuali alat berat yang jika sudah tidak digunakan ditaro

ditempatnya tidak dibawa-bawa seperti kendaraan dinas.

11-7 Lelang itu penjualan kepada pihak ketiga dengan setelah dilakukan

penilaian, untuk saat ini belum pernah dilakukan pelelangan kendaraan

dinas karena memang kualitas dan kuantitasnya yang tidak diketahui di

lapangan.

11-8 Tidak tahu, ada lembaga independen yang ditunjuk oleh bagian aset

pemda.

11-9 Penilaian dilakukan oleh lembaga appraisal dengan mengirimkan surat

untuk dilakukan penghapusan dengan sistem lelang.

12-5 Belum pernah dilakukan pelelangan kendaraan dinas untuk Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, yang melaksanakan

pelelangan adalah BPKAD Kabupaten Tangerang selaku sekretariat

penghapusan.

16. Apakah sudah dilakukan optimalisasi?

11-1 Sudah seperti pembagian sudah tepat sasaran.

11-2 Sudah.

11-3 Sudah dilakukan optimalisasi.

11-6 Belum, karena kondisi fisik yang sebenarnya tidak diketahui.Kalaupun

pengguna memberikan informasi bahwa kendaraan tersebut sudah rusak

tetapi tidak pernah diperlihatkan kepada pengelola aset kondisi kendaraan

yang sebenarnya. Ditambah adanya pengguna kendaraan yang

menggunakan kendaraan lebih dari satu.

11-7 Belum, karena keberadaan kendaraan yang dipegang oleh pengguna lebih

dari satu.

11-8 Belum optimal, karenaada beberapa pengguna yang menggunakan

kendaraan lebih dari satu dan tidak diketahui keberadaan kendaraan lebih

dari satu.

11-9 Belum dilakukan optimalisasi aset dimana kendaraan dinas masih ada

yang menggunakan kendaraan lebih dari satu dan masih ada beberapa

Page 167: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

152

kendaraan dinas yang tidak diketahui keberadaannya.

17. Apakah SIMBADA dapat diakses semua pihak?

11-1 SIMBADA hanya dapat diakses oleh pengelola akses saja.

11-2 Tidak dapat diakses oleh publik kecuali pengelola saja

11-3 Hanya pengelola saja

11-6 Tidak dapat diakses semua pihak, karena SIMBADA menggunakan

password yang diketahui oleh pengelola aset.

11-7 Tidak dapat diakses semua pihak hanya pengelola dan pembantu

pengelola saja.

11-8 Tidak semua pihak dapat mengakses hanya pengelola saja.

11-9 Tidak semua pihak dapat mengakses SIMBADA.

18. Apakah setiap permasalahan mengenai aset kendaraan dinas selalu

melaporkan atau berkoordinasi dengan BPKAD?

11-1 Ada beberapa yang melaporkan. Seharusnya setiap permasalahan baik itu

kehilangan, mutasi dilaporkan kepada pengelola aset untuk disampaikan

kepada BPKAD sebagai koordinator SKPD.

11-2 Kalau penggunanya melaporkan kepada pengelola pasti kita langsung

membuat surat untuk ditindaklanjuti oleh BPKAD.

11-3

11-6 Selalu melakukan koordinasi dengan BPKAD, tetapi setiap melaporkan

harus disertai surat laporan kehilangan dari kepolisian disertai surat

keterangan dari dinas yang ditandatangani oleh kepala dinas untuk bahan

laporan aset guna untuk memproses mudahnya TP-TGR. Tetapi pernah di

temukan bahwa kendaraan dinas yang hilang tetapi tidak memberikan

surat laporan kehilangan kepolisian sehingga belum dilaporkan kepada

BPKAD yang Pak Nana takuti kan dia mau pensiun takutnya cuma alibi

aja bilang hilang tapi engga mau nyerahin surat laporan kehilangan dari

kepolisian diminta STNK aja engga dikasih.

11-7 Tergantung pengguna dan kendaraan dinasnya melaporkan atau tidak

kepada pengelola asetnya. Jika melaporkan kepada pengelola selaku

pengelola akan melaporkan lagi kepada BPKAD.

11-8

11-9 Tergantung pengguna kendaraan dinasnya melaporkan kepada pengelola

atau tidak.

19. Apakah sudah dilakukan pengawasan penggunaan kendaraan dinas?

11-1 Sudah dengan dilakukan pengecekan laporan.

11-2

11-3

11-6 Masih lemahnya pengawasan yang dijalankan karena masih terdapat

kendaraan dinas yang masih dikuasai oleh pejabat yang sudah pensiun.

11-7 Sudah tetapi masih lemahnya pengawasan internal, dimana kuasa

pengguna tidak pernah melakukan pengecekan SIMBADA maupun

ketika laporan mengenai kendaraan yang tidak diketahui penggunanya

tidak ada tindaklanjutnya.

11-8

Page 168: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

153

11-9 Belum dilakukan pengawasan, karena kuasa pengguna tidak pernah

mengecek SIMBADA.

20. Siapa yang terlibat di dalam pengawasan aset?

11-1 Seluruh pegawai terlibat.

11-2

11-3

11-6 Yang pasti kepala dinas sebagai kuasa pengguna dan seluruh pihak saling

mengawasi karena aset rentan akan penyalahgunaan.

11-7 Kepala dinas sebagai kuasa pengguna dan seluruh pegawai karena aset

sering disalahgunakan penggunaannya.

11-8

11-9 Kuasa pengguna, pengelola aset dan semua pegawai.

Page 169: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

154

Page 170: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

155

Page 171: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

156

Page 172: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

157

Page 173: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

158

Page 174: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA …repository.fisip-untirta.ac.id/413/1/MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET... · Tangerang has not run effectively and efficiently, as a result, it wasted

159

RIWAYAT HIDUP

Nama : Epi Amelia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 05 Mei 1991

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Alamat : Jl. Raya Serang Km. 13,5 Desa Pasirgadung

Rt.08/01 Kec. Cikupa Kab. Tangerang

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1997-2003 : SDN PASIRGADUNG III

Tahun 2003-2006 : SMP N 1 CIKUPA

Tahun 2006-2009 : SMA N 1 CURUG

Tahun 2010-2015 : Program Sarjana (S-1) Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa