manajemen pengelolaan aset tetap pada dinas …

173
MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Administrasi Publik Oleh: Dimas Prayoga NIM : 6661141497 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, APRIL 2019

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik

Oleh:

Dimas Prayoga

NIM : 6661141497

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, APRIL 2019

Page 2: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

ii

ABSTRAK

Dimas Prayoga, NIM. 6661141497. Skripsi. Manajemen Pengelolaan Aset

Tetap Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.

Pembimbing I: Maulana Yusuf, M.Si dan Pembimbing II: Titi Stiawati, M.Si

Aset merupakan komponen yang nilainya paling besar dan kekayaan yang vital

bagi berjalannya sebuah organisasi baik itu di sebuah pemerintahan maupun di

perusahaan swasta. Peneliti akan memfokuskan penelitian ini di Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang bagaimana manajemen pengelolaan

aset tetap berjalan. apakah pelaksanaan dalam pengelolaan aset sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan. Selama ini pengelolaan barang inventaris daerah

dilaksanakan atas dasar ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7

Tahun 1997 sebagai peraturan pokok terhadap aturan barang inventaris

pemerintah daerah. Tujuan penelitian ini bagaimana manajemen pengelolaan aset

tetap di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang berjalan. Peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menekankan pada teori Doli D.

Siregar dengan indikator aset yaitu: inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset,

optimalisasi aset dan pengawasan dan pengendalian aset. Dalam pemilihan

informan peneliti menggunakan purposive. Adapun teknik yang digunakan

peneliti dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan studi

dokumentasi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa manajemen

pengelolaan aset tetap di Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi belum berjalan

dengan baik. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya sumber daya manusia

bidang pengelolaan aset yang salah satu tugasnya menginventarisir aset dan

banyaknya aset membuat pengelola aset kewalahan.

Kata Kunci: Aset, Manajemen Aset, Pengelolaan Aset, Doli D. Siregar

Page 3: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

iii

ABSTRACT

Dimas Prayoga, NIM. 6661141497. Skripsi. Fixed Asset Management at the

Serang District Manpower and Transmigration Office. Advicer I: Maulana

Yusuf, M.Si and Advicer II: Titi Stiawati, M.Si

Assets whose value is a component greater riches and vital of an organization at

both a government and private companies. Researchers will focus this research in

the manpower and transmigration district serang how remained. Whether the

implementation of the in the management of assets in accordance with the

regulations. Management inventaris so far on the basis of the regions is the

ministerial regulation number 7 years 1997 a judgment to the basic goods

inventaris local government. The purpose of this research is how the management

of fixed assets in the Serang District Manpower and Transmigration Office is

running. The researcher used qualitative research methods by emphasizing Doli

D. Siregar's theory with asset indicators, namely: asset inventory, legal audit,

asset valuation, asset optimization and asset control and control. In the selection

of informants the researcher used purposive. The techniques used by researchers

in collecting data are interviews, observation and documentation studies. The

conclusions from the results of this study indicate that the management of fixed

assets in the Manpower and Transmigration Office has not gone well. This is

because there is still a lack of human resources in the field of asset management,

which is one of the tasks of inventorying assets and the large amount of assets that

overwhelms asset managers.

Keywords: Management, Asset Management, Serang District Manpower and

Transmigration Office

Page 4: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

iv

Page 5: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Dimas Prayoga

NIM : 6661141497

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Agustus 1996

Program Studi : Administrasi Publik

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul MANAJEMEN PENGELOLAAN

ASET TETAP PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN SERANG adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber

yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila

dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat maka gelar sarjana

saya bisa dicabut.

Serang,…………….… 2019

Dimas Prayoga

NIM. 6661141497

Page 6: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

vi

Page 7: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

vii

MOTTO HIDUP

&

PERSEMBAHAN

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika

kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

QS. Ibrahim: 7

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tuaku, yang telah

memberikan segalanya dan juga do’a tiada hentinya

Page 8: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Peneliti ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena

dengan Rahmat, Karunia dan Taufik serta Hidayah-Nya Peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang diajukan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana (S-1) dengan judul “Manajemen Pengelolaan Aset

Tetap Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang”. Shalawat

serta salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallalahu

Alaihi Wassalam, kepada keluarga, sahabat, serta kepada kita yang senantiasa

istiqomah dan ikhlas untuk menjadi umatnya.

Dalam proses pengerjaan Skripsi ini penulis tidak lepas dari bantuan,

dukungan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam

kesempatan ini penulis dengan senang hati mengucapkan terima kasih kepada:

1 Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2 Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3 Rahmawati, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4 Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

ix

5 Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6 Listyaningsih, S.Sos., M.Si Ketua Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7 Dr, Abdul Apip , M.Si. Selaku dosen pembimbing akademik saya

8 Maulana Yusuf, M. Si selaku dosen pembimbing I skripsi yang senantiasa

memberikan arahan dan waktunya selama penyusunan penelitian ini.

9 Titi Stiawati, M.Si selaku dosen pembimbing II skripsi yang senantiasa

memberikan arahan dan waktunya selama penyusunan penelitian ini.

10 Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas ilmu

selama perkuliahan dan proses keperluan administratif.

Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan keberkahan bagi

semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

senantiasa penulis terima dengan lapang hati. Semoga penulisan ini dapat berguna

dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Serang, 2019

Peneliti,

Page 10: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv

PERNYATAAN ORSINALITAS ........................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 11

1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................................ 12

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................ 12

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 13

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 13

1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori ................................................................................................. 18

2.1.1 Konsep Manajemen ........................................................................... 19

2.2 Aset .................................................................................................................. 23

2.2.1 Definisi Aset ..................................................................................... 23

2.2.2 Jenis Aset .......................................................................................... 27

Page 11: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

xi

2.2.3 Klasifikasi Aset ................................................................................. 27

2.3 Manajemen Aset............................................................................................... 29

2..3.1 Definisi Manajemen Aset ................................................................. 29

2.4 Manajemen atau Pengelolaan Aset .................................................................. 34

2.4.1 Siklus Pengelolaan Aset ................................................................... 34

2.4.2 Siklus Hidup Aset ............................................................................ 49

2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 49

2.7 Kerangka Berfikir............................................................................................. 53

2.8 Asumsi Dasar .................................................................................................. 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................................. 58

3.2 Instrumen Penelitian......................................................................................... 58

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 59

3.4 Informan Penelitian .......................................................................................... 61

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 62

3.6 Uji Keabsahan Data.......................................................................................... 64

3.7 Definisi Konseptual .......................................................................................... 66

3.8 Definisi Operasional......................................................................................... 67

3.9 Pedoman Wawancara ...................................................................................... 67

3.10 Penyimpulan Akhir ........................................................................................ 69

3.11 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 69

Page 12: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

xii

3.12 Jadwal Penelitian ............................................................................................ 69

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ........................................................................... 71

4.2 Deskripsi Data .................................................................................................. 73

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................ 73

4.2.2 Deskripsi Informan............................................................................ 76

4.2.3 Temuan Lapangan ............................................................................. 78

4.3 Pembahasan .................................................................................................... 113

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 120

5.2 Saran .............................................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aset Tetap Kendaraan Dinas Roda Empat ............................................... 5

Tabel 1.2 Aset Tetap Kendaraan Dinas Roda Dua .................................................. 6

Tabel 1.3 Aset Tetap Gedung dan Bangunan........................................................... 6

Tabel 1.4 Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan ..................................................... 7

Tabel 1.5 Aset Tetap Lainnya .................................................................................. 7

Tabel 1.6 Aset Tetap Tanah ..................................................................................... 8

Tabel 2.1 Perkembangan Manajemen Aset .............................................................. 8

Tabel 3.1 Informan Penelitian ................................................................................ 62

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ............................................................................. 67

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian.................................................................................... 67

Tabel 4.1 Daftar Informan...................................................................................... 77

Tabel 4.2 Data Kartu Inventaris Barang ................................................................ 82

Tabel 4.3 Hasil Temuan Lapangan ...................................................................... 119

Page 14: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Manajemen Menurut Stoner .................................................... 22

Gambar 2.2 Kalsifikasi Aset atau Properti Berdasarkan Jenisnya ......................... 28

Gambar 2.3 Siklus Hidup Aset............................................................................... 49

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................... 56

Gambar 4.1 Alur Tahan Proses Inventarisasi ........................................................ 83

Gambar 4.2 Proses Penilaian Aset Tetap .............................................................. 98

Gambar 4.3 Tempat Tersimpannya Aset ............................................................ 106

Gambar 4.4 Aplikasi Teknologi Siklus Barang Daerah ...................................... 113

Page 15: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintahan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola

berbagai kewenangan dalam mengelola negara/pemerintah memerlukan

adanya kesiapan diberbagai aspek dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan yang dilakukan, terutama kesiapan dalam ketersediaan

berbagai penunjang dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang

sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan.

Dalam kerangka otonomi daerah, seiring dengan perkembangan

sebuah organisasi, lembaga atau instansi yang ada pada saat ini, maka

semakin bertambah pula jumlah aset yang dibutuhkan oleh organisasi,

lembaga atau instansi tersebut. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

tugas atau produktivitas kerja pegawai tidak semata-mata ditentukan oleh

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh pegawai yang

bersangkutan, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor lain seperti sarana

perlengkapan kerja yang memadai.

Penyediaan sarana kerja yang diperlukan dalam menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas pegawai harus memperhatikan aspek

manfaat dengan tetap berpedoman pada tugas pokok dan fungsi serta

anggaran yang tersedia. Oleh karena itu, sarana kerja harus dapat dikelola

Page 16: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

2

dengan benar agar mampu menunjang pelaksanaan tugas para pegawai

secara maksimal.

Terkait dengan hal tersebut maka pemerintah daerah perlu

menyiapkan instrumen yang tepat untuk melakukan pengelolaan atau

manajemen aset daerah secara profesional, transparan, akuntabel, efisien

dan efektif mulai dari tahap perencanaan, pendistribusian dan

pemanfaatan serta pengawasannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No. 17 Tahun 2007 manajemen aset digunakan di lingkungan

pemerintah daerah maupun perguruan tinggi. Sistem informasi aset

berfungsi untuk melakukan pencatatan mengenai pengadaan, pengesahan,

penggunaan, perawatan, status, serta kondisi aset tersebut.

Aset dapat meliputi inventarisasi tanah, gedung, alat angkutan,

senjata api, jaringan, peralatan seperti alat tulis kantor dan alat

laboratorium, ruang/gudang dan barang-barang yang terdapat di dalamnya,

lokasi lainnya dan barang-barang yang terdapat di dalamnya. Namun,

pengelolaan aset daerah selama ini belum terlaksana sebagaimana yang

diharapkan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal,

sehingga diperlukan peraturan-peraturan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pengelolaan aset daerah. Selama ini pengelolaan barang

inventaris daerah dilaksanakan atas dasar ketentuan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1997 sebagai peraturan pokok terhadap

aturan barang inventaris pemerintah daerah.

Page 17: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

3

Aset daerah adalah semua harta kekayaan milik daerah baik barang

berwujud maupun barang tak berwujud (Kepmendagri No. 29 Tahun 2002

Bab I pasal 1). Barang Daerah adalah semua barang berwujud milik daerah

yang berasal dari pembelian dengan dana yang bersumber seluruhnya atau

sebagian dari APBD dan atau berasal dari perolehan lainnya yang sah

(Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 Bab I pasal 1). Barang berwujud atau

disebut dengan aktiva tetap adalah barang yang mempunyai masa manfaat

lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan

kegiatan pemerintah dan pelayanan publik. Aktiva tetap antara lain terdiri

dari tanah, jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi dan jaringan,

gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, meubeleur dan perlengkapan

serta buku-buku perpustakaan. Peranan pengelolaan yang baik dan benar

sangat diperlukan terutama di dalam manajemen aset. Karena kebutuhan

informasi mengenai data dan informasi suatu aset sangatlah penting guna

untuk memperbaiki kinerja atau efisiensi di dalam suatu instansi atau

lembaga.

Aset merupakan komponen yang nilainya paling besar dan kekayaan

yang vital bagi berjalannya sebuah organisasi baik itu di sebuah

pemerintahan maupun di perusahaan swasta. Aset tetap adalah investasi

yang dilakukan oleh sebuah organisasi jangka panjang dan bukan untuk

dijual kembali, sehingga dibutuhkan manajemen aset yang tepat.

Manajemen aset yang tepat dapat membantu instansi dalam

mengidentifikasi daftar kekayaan, tidak hanya untuk melihat aset mana

Page 18: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

4

saja yang telah dibeli, berapa biayanya, aset mana saja yang sedang

digunakan dan bagaimana pemanfaatannya, tetapi juga dapat mencegah

hilangnya atau pencurian aset dan yang paling penting memudahkan

proses pertanggungjawabannya, terutama oleh instansi-instansi yang

bertanggungjawab kepada daerah.

Unit pengelolaan aset daerah sangat berperan dalam pengadaan serta

pengelolaan sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi organisasi, karena faktor-faktor lain seperti sumber daya

manusia dan sistem kerja yang tidak dapat dioptimalkan penggunaannya

tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu,

sistem pengelolaan aset daerah senantiasa dilaksanakan secara efektif dan

efisien dengan prinsip pada transparansi dan perlakuan yang adil bagi

semua pihak, agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dari segi fisik,

keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintahan dan

pelayanan masyarakat.

Masalah utama pemerintah daerah dalam pengelolaan aset daerah

(municipal asset management) adalah ketidaktertiban administrasi dalam

pengendalian inventarisasi aset seperti tidak dipasangnya tanda

kepemilikan yang sesuai, tidak termonitornya pemindahtanganan aset,

batas akhir penguasaan aset, status penguasaan aset yang lemah, pendataan

yang masih kurang cermat serta system yang kurang bagus untuk

pendataan data (ATISISBADA) (sumber: pengelola aset). Padahal,

inventarisasi aset merupakan jantung di dalam siklus pengelolaan aset.

Page 19: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

5

Kondisi ini jelas menyebabkan pemerintah daerah mengalami kesulitan

untuk mengetahui secara pasti seberapa besar aset yang dimiliki, aset-aset

mana saja yang telah dikuasai atau bahkan yang sebenarnya memiliki

potensi dan memiliki peluang investasi tinggi.

Pengelolaan aset yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-

Undangan akan menimbulkan kerugian bagi daerah karena aset yang

digunakan tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini terjadi

pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.

Dibawah ini adalah aset-aset tetap yang ada di dinas tenaga kerja dan

trasmigrasi kabupaten Serang dengan kondisi-kondisi yang telah

dicantumkan peneliti sebagai berikut:

Tabel 1.1 berisikan aset tetap kendaraan roda empat dengan kondisi

baik dan kurang baik pengelola aset belum bisa memeriksa aset yang

kurang baik karna kekurangan personil dilapangan ditambah kurang

kordinasi dengan pengguna barang.

Tabel 1.1

Aset Tetap Kendaraan Dinas Roda Empat

Berdasarkan Kondisi Tahun 2015-2017

No Jenis Kondisi

Baik Kurang Baik Rusak Berat

1 Jeep 2

2 Mini Bus 19

3 Pick Up 26 6

Jumlah 45 8

Sumber: Pengelola Aset Tahun 2017

Page 20: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

6

Tabel 1.2 berisikan aset tetap kendaraan roda dengan kondisi baik

dan kurang baik pengelola aset belum bisa memeriksa aset yang kurang

baik karna kekurangan personil dilapangan ditambah kurang kordinasi

dengan pengguna barang.

Tabel 1.2

Aset Tetap Kendaraan Dinas Roda Dua

Berdasarkan Kondisi Tahun 2015-2017

No Jenis Kondisi

Baik Kurang Baik Rusak Berat

1 Honda 5 16

2 Suzuki 1 1

3 Yamaha 1

Jumlah 7 17

Tabel 1.3 berisikan aset tetap gedung dan bangunan dengan kondisi

kurang baik pengelola aset belum bisa mengajukan perbaikan karna belum

ada perencanaan tentang perbaikan gedung dan bangunan, baik karna

kekurangan personil dilapangan.

Tabel 1.3

Aset Tetap Gedung dan Bangunan

Berdasarkan Kondisi Tahun 2015-2017

No Jenis

Kondisi

Baik Kurang

Baik

Rusak

Berat

1 Bangunan Gedung Kantor

Permanen 1

2 Bangunan Gedung Kantor

Permanen 1

3 Gedung Garasi/Pool Darurat 1

4 Lain-lain 1

5 Bangunan Gedung Kantor

Permanen 1

Jumlah 5

Page 21: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

7

Tabel 1.4 berisikan aset tetap jalan, irigasi dan jaringan terlihat baik

Tabel 1.4

Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan

Berdasarkan Kondisi Tahun 2015-2017

No Jenis

Kondisi

Baik Kurang

Baik

Rusak

Berat

1 Instalasi Air Bersih Lain-lain 1

2 Jalan Khusus 1

3 Pembangkit Listrik Tenaga

Diesel Lain-lain 10

4 Jaringan Telepon Di atas Tanah

Kapasitas Kecil 1

5 Jaringan Distribusi Tegangan Di

bawah 1KVA 1

Jumlah 14

Tabel 1.5 berisikan aset tetap lainnya dengan kondisi baik dan

kurang baik pengelola aset belum bisa memeriksa aset yang kurang baik

karna kekurangan personil dilapangan ditambah kurang kordinasi dengan

pengguna barang.

Tabel 1.5

Aset Tetap Lainnya

Berdasarkan Kondisi Tahun 2015-2017

No Jenis

Kondisi

Baik Kurang

Baik

Rusak

Berat

1 Buku Umum Lain-lain 3

2 Agama Islam 14

3 Ilmu politik 32

4 Ilmu Hukum 15

5 Umum 1

6 Administrasi, Pertahanan dan

Keamanan 1

Page 22: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

8

7 Buku Peta (Atlas) 1

8 Tanda Penghargaan Lain-lain 1

9 Alat Kesenian Lain-lain 4

Jumlah 6 66

Tabel 1.6 berisikan aset tetap tanah dengan kondisi baik. Karena

dikelola dengan baik oleh pengelola aset

Tabel 1.6

Aset Tetap Tanah

Berdasarkan Kondisi Tahun 2017

No Jenis

Kondisi

Baik Kurang

Baik

Rusak

Berat

1 Tanah bangunan tempat latihan

kerja 1

2 Tanah bangunan kantor

pemerintahan 1

3 Tanah bangunan kantor

pemerintahan 1

Jumlah 3

Pada observasi awal peneliti menemukan beberapa masalah yang

muncul di dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang yaitu

sebagai berikut:

Pertama, Kurangnya sumber daya manusia yang belum kompeten

dan kekurangan tenaga kerja. Pengelola aset harus memiliki persyaratan

antara lain: memiliki pengalaman dan pengetahuan dibidang manajemen

pengelolaan barang milik daerah. Sumber daya manusia yang rendah

sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan aset

daerah. Sumber daya manusia merupakan hal pertama yang dirasakan

Page 23: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

9

sebagai faktor kendala. Sumber daya manusia yang kurang dalam hal ini

adalah pengetahuan tentang pengelolaan aset. Pengetahuan tersebut bisa

berupa pemahaman tentang prosedur pengelolaan aset dan juga tata cara

penatausahaan. Selain itu kekurangan tenaga kerja dalam bidang aset

sangat berpengaruh dalam pelaksanaan sehar-hari. Bagaimana tidak dalam

suatu dinas hanya ada satu orang saja untuk menangani kegiatan aset

ditempat tersebut dengan tugas menginventarisasi aset tetap dengan segala

banyak masalah yang ada, harus menginput berdasarkan kartu

inventarisasi dan hanya satu orang saja. Dengan kekurangan pengetahuan

dan kurangnya orang dibidang pengelola aset sangat krusial karena

kegiatan aset tidak sedikit. Disetiap aset harus dipertanggungjawabkan dan

harus di inventarisasi dengan banyaknya aset di dinas tersebut sedangkan

pengelola aset kekurangan orang dibagiannya.

Kedua, Ketidaktertiban administrasi di dalam pengendalian

inventarisasi seperti pendataan yang masih kurang baik serta sistem yang

kurang baik dalam hal pendataan setiap aset barang, yang masuk ataupun

keluar maka pendataan data tidak tertib menyebabkan proses pencatatan

dan inventaris aset tetap di disnakertrans tidak semua diketahui oleh

pengelola aset (sumber: pengelola aset). Sehingga ini membuat pengelola

aset dalam pengerjaannya tidak maksimal dikarenakan ATISISBADA

yang kurang baik dalam segala kegiatan tentang aset di dinas tenaga kerja

dan transmigrasi kabupaten Serang.

Page 24: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

10

Ketiga, Kekurang ruangan untuk menyimpan segala aset tetap,

dalam peraturan menteri dalam negeri No. 19 tahun 2016 secara

keseluruhan menjelaskan bahwa “pengelola aset di serahi tugas menerima,

menyimpan, mengeluarkan, menatausahakan barang milik daerah pada

pengguna barang” dan juga mengatur pelaksanaan penggunaan,

pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah. Hanya

saja di dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang tidak

memiliki ruangan aset tetap untuk menyimpan aset tetap yang tidak

dimaksudkan untuk dijual yang bertujuan adanya kegiatan normal

perusahaan dan memiliki masa manfaat yang lebih dari satu tahun. Seperti

alat-alat kantor yang persis digunakan didalam kantor dinas tersebut yang

tidak dapat dipungkiri bahwa ruangan aset sangatlah penting untuk aset

(prasurvey, 25 April 2018) baik untuk penyimpanan secara tersusun,

pemeliharaan barang, dan lain-lainya. Dengan kata lain dinas tenaga kerja

dan transmigrasi kabupaten serang dalam pengelolaanya tidak tertib sesuai

aturan dan tidak sesuai prosedur.

Keempat, Kurang optimalnya dalam mengelola aset tetap tentang

menyampaikan laporan barang yang hilang, pinjam dan rusak kepada

pengelola aset. Laporan yang harusnya dibuat oleh setiap bidang tidak

selalu dibuat untuk pengelola aset dan sebagai pengelola aset tidak punya

data yang harus dicatat dalam laporan pembukuan aset tetap. Disamping

itu tidak adanya kordinasi yang dimaksudkan adalah seperti apa laporan

yang harus dibuat oleh setiap bidang baik dibuat oleh setiap bidang

Page 25: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

11

ataupun oleh pengelola aset dalam pengelolaan aset tetap di SKPD.

Karena hal ini membuat laporan antara semua bagian-bagian yang ada

tidak sesuai artinya data semua bagian-bagian dengan pengelola aset

berbeda-beda dan juga tidak ada pengecekan satu sama lain.

Masalah yang sudah di paparkan peneliti diatas bahwasannya di

dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang memiliki masalah

pengelola aset yang kekurangan sumber daya manusia baik dari segi

manusianya atau pun pengetahuannya. Sistem ATISISBADA pun tidak

sesuai dengan keinginan pengelola aset yaitu pendataan aset yang belum

maksimal sehingga banyaknya aset/barang yang tidak termonitor baik

pengendalian atau pengawasan dan tidak adanya ruangan aset tidaklah

sesuai dengan aturan dan prosedur yang ada sampai tidak ada kordinasi

antar bagian-bagian dengan pengelola aset.

Dari permasalahan yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka dari

itu peneliti memilih untuk mengambil judul “Manajemen Pengelolaan

Aset Tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Serang”.

1.2 Indentifikasi Masalah

Pada pelaksanaan manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu:

1. Pengelola aset kekurangan sumber daya manusia pada Dinas Tenaga

Page 26: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

12

Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang (Disnakertrans)

2. Kurang maksimalnya proses pencatatan dan inventarisasi aset tetap

di dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang.

3. Kurangnya ruangan untuk menyimpan segala aset tetap yang

dibutuhkan di Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang

(Disnakertrans)

4. Kurang optimalnya laporan dari setiap bidang di dinas tenaga kerja

dan trasmigrasi kabupaten serang tentang penambahan atau rusaknya

aset tetap.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka di dalam

penelitian ini peneliti hanya membatasi pada manajemen pengelolaan aset

tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan pada masalah tersebut, untuk mengetahui

manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang, maka peneliti mengarahkan untuk

mendapatkan jawaban dari perumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang?

Page 27: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

13

1.5 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan

tersebut, maka penelitian bertujuan untuk mengetahui manajemen

pengelolaan aset tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Secara Teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan

dan pengetahuan karena akan menambah khasanah ilmu yang

berkaitan dengan manajemen publik.

2. Karena penelitian ini tentang studi manajemen publik maka penelitian

ini bermanfaat untuk pengembangan studi manajemen publik

khususnya mengenai manajemen aset.

3. Penelitian ini sebagai bahan perbandingan dari penelitian sejenis yang

pernah dibuat sebelumnya sehingga diharapkan memberikan kontribusi

sebagai sumber ilmiah.

4. Penelitian ini merupakan implementasi teori yang didapat semasa

perkuliahan.

Secara Praktis

1. Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam hal mempelajari tentang manajemen aset khususnya dan

Page 28: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

14

khasanah ilmu pengetahuan yang lain selama mengikuti Program

Studi Ilmu Administrasi Negara. Hal ini juga sebagai salah satu

syarat utama pada Ujian Strata-1 untuk Program Studi Ilmu

Administrasi dan penelitian ini digunakan untuk menambah

pengalaman dalam melakukan penelitian ini.

Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun

mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih

mendalam mengenai bidang ilmu sosial tertuma mengenai

manajemen aset.

2. Penelitian ini diharapkan adanya perbaikan pelaksanaan

manajemen pengelolaan aset di seluruh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD). Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Serang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi serta dapat memperbaiki manajemen pengelolaan aset

tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Serang.

1.7 Sistematika Penulisan

Pada bagian ini menjelaskan sistematika penulisan skripsi yang

berjudul Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang terdiri dari:

Page 29: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

15

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisikan mengenai latar belakang masalah yang

menjadi dasar penelitian, identifikasi masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun

secara praktis, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

Bab ini terdiri dari tiga poin, yaitu deskripsi teori, penelitian terlebih dahulu,

kerangka pemikiran peneliti, dan asumsi dasar. Dalam deskripsi teori akan

dijelaskan tentang beberapa pendapat ahli mengenai teori-teori yang relevan

terhadap masalah. Setelah memaparkan teori, lalu peneliti mengkaji

penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil

dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau jurnal

penelitian. membuat kerangka berpikir yang menggambarkan alur

pemikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi teori. Asumsi dasar

merupakan jawaban sementara permasalahan yang diteliti, dan akan diuji

kebenarannya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan pendekatan dan metode yang digunakan di dalam

penelitian, ruang lingkup/fokus penelitian, instrumen penelitian di dalam

instrumen menjelaskan tentang bagaimana proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik

Page 30: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

16

penentuan kualitas instrumen. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya

adalah peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan

oleh peneliti sesuai dengan sifat data yang diteliti. Pengumpulan data

kualitatif, melalui pengamatan, wawancara mendalam, dokumen dan

pustaka. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (2007:15), yaitu

selama proses pengumpulan data dilakukan empat kegiatan penting

diantaranya pengumpulan data (data collecting), reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).

Informan penelitian dalam penelitian kualitatif dipilih secara langsung untuk

pengumpulan data-data penelitian. Lokasi dan jadwal penelitian

menjelaskan lokasi dan alasan memilih lokasi penelitian, terkait tempat dan

jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas, struktur organisasi dan hal lain yang berhubungan

dengan objek penelitian. Lalu deskripsi data menjelaskan hasil penelitian

yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis

data yang relevan, baik data kualitatif maupun kuantitatif. Terakhir

melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Pada akhir

pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai keterbatasan yang

mungkin terdapat dalam pelaksaaan penelitiannya.

Page 31: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

17

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dimana bab ini menyimpulkan hasil

penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami.

Selain itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan

permasalahan. Selanjutnya saran berisi tindak lanjut dari sumbangan

penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.

Page 32: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

18

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang

berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi

hubungan antara variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena (Neumen dalam Sugiyono (2009:80).

Setiap peneliti selalu menggunakan teori. Seperti dinyatakan oleh

Kerlinger (2000:14), mengungkapkan bahwa teori adalah seperangkat konsep,

batasan, dan proporsi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang

fenomena dengan mencari hubungan-hubungan antar variable, dengan tujuan

menjelaskan dan memprediksi gejala itu. Dengan demikian sebuah teori

merupakan kumpulan gagasan yang terstruktur secara sistematis dan diakui

kebenarannya sebagai landasan awal dalam menghubungkan variable-

variable pengetahuan lainnya. Sehingga variable tersebut memiliki tolak ukur

dan dapat diprediksi kebenarannya. Selain itu deskripsi teori sebagai suatu

konsep gagasan atas suatu fenomena atau realitas tertentu dapat berisi satu

atau beberapa gagasan yang mempunyai tujuan tertentu. Konsep gagasan

yang di maksud bias terdiri dari serangkaian penjelasan terhadap pertanyaan

“Bagaimana membuat ini, bagaimana melakukan ini dan bagaimana

melakukan itu”.

Page 33: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

19

Setiap penelitian memerlukan landasan teori dalam setiap penelitiannya,

karena teori sangat berguna untuk membantu peneliti menemukan cara yang

tepat dalam mengelola sumber daya serta waktu dalam menyelesaikan

penelitian.

Pada landasan teori berikut, peneliti akan menjelaskan beberapa teori

yang digunakan sebagai acuan dalam mengkaji penelitian. Dalam Bab II ini

akan dijelaskan secara berurutan beberapa teori dan bahan pustakan

bedasarkan pengertian para ahli terkait dengan “Manajemen Pengelolaan Aset

Tetap Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Serang”.

Teori merupakan hal yang sangat penting dalam suatu peneltian karena

sebagai landasan untuk mendapatkan data dalam penelitian, baik teori inti

maupun teori pendukung.

2.1.1 Konsep Manajemen

Secara etimologi, management (di Indonesia diterjemahkan sebagai

“manajemen”) berasal dari kata manus (tangan) dan agere (melakukan),

yang setelah digabung menjadi kata manage (bahasa inggris) bearti

mengurus atau Managiere (bahasa latin) yang berarti melatih.

Berbagai definisi mengenai manajemen menurut Gibson, Donelly dan

Ivancevich dalam Ratminto dan Atik (2005:1)

“Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih

individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai

hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu itu bertindak

sendiri. Manajemen juga bisa didefinisikan sebagai suatu kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya orang tersebut dapat

termotivasi menggunakan keahliannya untuk mencapai tujuan yang telah

Page 34: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

20

ditetapkan. Juga suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran. Dapat diartikan juga sebagai suatu rangkaian

tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang

rasional dalam suatu sistem administrasi.”

Manajemen menurut Terry dalam Syafiie (2006:49):

“management is a distint procces consisting of planing, organizing,

actuacting and controllingperformed to determine accomplishstated

objective by the use of uman being and other resources.”

Maksudnya, manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari

perencaaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan serta pencapaian sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.

Manejemen menurut W. Taylor dalam (Syafiie, 2006:48): the art of

management,is defined as knowing exactly what you want to do, and then

seeing that they do it in the best and cheapest way. Maksudnya, ilmu

manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang

mandiri yang sebenernya akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji

apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik serta termudah atau

tidak.

Definisi lain mengenasi manajemen merupakan sekelompk keputusan dan

tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi.

Sedangkan manajemen menurut (Hasibuan, 2001:2) adalah sebagai ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Page 35: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

21

Menurut Hasibuan (2001:3) pada dasarnya manajemen itu penting karena

disebabkan:

a. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk di kerjakan sendiri, sehingga di

perlukan pembagian kerja, tugas dan tannggungjawab dalam

penyelesaiannya.

b. Perusahaan atau organisasi akan dapat berhasil dengan baik, jika

manajemen diterapkan dengan baik.

c. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna

semua potensi yang dimiliki.

d. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

e. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan

memanfaatkan 6M (men, money, methods, material, machines, and

market).

f. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

g. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.

h. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

i. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama kelompok

orang.

Secara sederhana manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya

manus) yang berarti memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing

(Rusadi, 1998:8)

Adapun menurut George R. Terry (1972) dikutip dalam Rusadi (1998:1)

menyatakan bahwa manajemen merupakan:

“....................... sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan

seperti perencanaan, pengorganissasian, pengaktifan, dan pengawasan

yang dilakukan untuk menetukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya.”

Secara sederhana pengertian manajemen menurut George R. Terry (1972)

meliputi:

Page 36: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

22

a. Perencanaan (Planning)

b. Pengorganisasian (Organizing)

c. Penggerakan (Actuating)

d. Pengawasan (Controlling)

Sedangkan menurut Mary Parker Foller dalam Handoko (2003:8)

manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang

lain.

Sementara itu menurut Stoner dalam Handoko (2003:8) manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahanan, dan pengawasan

usaha-usaha para anggota lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Manajemen dapat diklasifikasikan berikut:

Gambar 2.1

Teori manajemen menurut Stoner:

Namun pengertian manajemen menurut Luther Gulick dikutip dalam

Handoko (2003:1) sebagai:

“Suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis

untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk

mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi

kemanusiaan.”

Manajemen Perencanaan;

Pengorganisasian;

Penyusunan

Personalia;

Pengarahan;

Pengawasan.

Anggota

organisasi

(bawahan)

Tujuan

Organisasi

Page 37: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

23

Secara sederhana manajemen menurut Luther Gulick meliputi:

a. Perencanaan (Planning)

b. Mengorganisir (Organizing)

c. Melengkapkan tenaga kerja (Staffing)

d. Mengarahkan (Directing)

e. Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating)

f. Melaporkan (Reporting)

g. Menyusun Anggaran (Budgeting)

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas

maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan

seni mengelola tindakan-tindakan pekerjaan dengan rangkaian-rangkaian

kegiatan yang dilakukan denga cara bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama.

Kesimpulan peneliti bahwa manajemen merupakan proses dimana

seluruh anggota organisasi mampu melakukan penggerakan dimulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pengearahan, bahkan pengawasan kearah

yang lebih baik dengan penggunaan sumber-sumber daya di dalam

organisasi itu sendiri agar mencapai tujuan organisasi. Sehingga tindakan

dari sebuah manajemen yang dikelola dengan baik dan benar dapat

menentukan sebuah kesuksesan pencapaian kinerja yang benar benar

matang sehinga tujuan dari organiasi tersebut tepat sasaran dan efisien.

2.2 Aset

2.2.1 Definisi Aset

Definisi Asset atau Aset (dengan satu s) yang telah di Indonesiakan

secara umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang

mempunyai:

Page 38: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

24

1. Nilai ekonomi (economic value)

2. Nilai komersial (commercial value)

3. Nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh instansi,

organisasi, badan usaha ataupun individu (perorangan).

Asset (Aset) adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut

benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik

yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), yang

tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi,

organisasi, badan usaha atau individu perorangan.(Muchtar Hidayat,

2012:4)

Secara umum aset merupakan harta/atau kekayaan. Menurut (Doli D.

Siregar, 2004:178), aset merupakan:

“Barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai

ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai

tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau

individu (perorangan).”

Adapun menurut (Sherraden, 2006:134) aset merupakan hak atau klaim

yang berhubungan dengan properti, baik konkret maupun abstrak

kemudian hak dan klaim ini dilindungi oleh adat, konvensi atau hukum.

Sedangkan menurut Standar Akutansi Pemerintahan dikutip dalam

(Mursyidi, 2009:52) aset merupakan:

“Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki baik oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat

ekonomi dan/atau sosial dimasa depan, serta dapat diukur dalam satuan

uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

Page 39: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

25

penyediaan jasa, bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah atau budaya”.

Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 2004 yang dimaksud

dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Pengertian mengenai Barang Milik Daerah berdasarkan pasal 2

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, adalah sebagai berikut:

1. Barang milik daerah meliputi:

a) Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD

b) Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

2. Barang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a) Barang yang diperoleh dari hibah atau sumbangan atau yang

sejenis;

b) Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian atau

kontra

c) Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang

atau

d) Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Sedangkan menurut Doli D. Siregar (2004:180) dalam bukunya

Manajemen Aset menjelaskan pengertian tentang Aset berdasarkan

perspektif pembangunan berkelanjutan, yakni berdasarkan tiga aspek

pokoknya: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan infrastruktur

seperti berikut ini:

1) Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat

digunakan dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2) Sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat pada

manusia seperti akal pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya yang

Page 40: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

26

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri

maupun orang lain atau masyarakat pada umumnya.

3) Infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan

sebagai sarana untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk

dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia

dengan SIMA, baik untuk saat ini maupun keberlanjutannya dimasa

yang akan datang.

Adapun pengertian Aset yang ditemui dalam Keputusan Menteri

Dalam Negeri dan Keputusan Menteri Keuangan mempunyai pengertian

yang sama yaitu semua barang yang dibeli atau yang diperoleh atas beban

APBN/APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Oleh sebab

itu untuk menyamakan persepsi pada uraian selanjutnya maka Aset yang

dimaksud disini adalah:

1) Semua barang inventaris yang dimiliki pemerintah daerah

2) Semua barang hasil kegiatan proyek APBD/APBN/LOAN yang telah

diserahkan pada pemerintah daerah melalui Dinas/Instansi terkait

3) Semua barang yang secara hukum dikuasai oleh pemerintah daerah

seperti: cagar alam, cagar budaya, objek wisata, bahan

tambang/galian C dan sebagainya, yang dapat menjadi sumber

pendapatan asli daerah yang berkelanjutan dan yang memerlukan

pengaturan pemerintah daerah dalam pemanfaatannya serta

pemeliharaannya.

Kesimpulan peneliti bahwa aset merupakan barang inventaris yang

Page 41: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

27

diserahkan pemerintah daerah melalui dinas/instansi terkait yang

digunakan untuk kepentingan dinas/instansi terkait sehingga dapat

memperlancar jalannya suatu organisasi serta menjadi sumber pendapatan

bagi dinas/instansi terkait. Dimana penggunaannya haruslah sesuai

dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan tidak boleh

disalahgunakan di dalam penggunaannya.

2.2.2 Jenis Aset

Adapun jenis aset dalam Mursyidi (2009:52-53) dibedakan menjadi

3 (tiga) yaitu sebagai berikut:

1. Aset Lancar yaitu aset yang tidak dimaksudkan untuk dipakai terus

menerus dalam kegiatan suatu daerah seperti kas, piutang usaha,

persediaan dan aktiva lain yang mudah dipertukarkan menjadi tunai.

2. investasi yaitu menekankan pada penempatan uang atau dana.

3. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah

atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Adapun klasifikasi aset

tetap yaitu tanah, peralatan dan mesin, kendaraan, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan

konstruksi dalam pengerjaan.

2.2.3 Klasifikasi Aset atau Properti Berdasarkan Jenisnya

Adapun klasifikasi aset atau properti menurut Siregar adalah sebagai

berikut:

Page 42: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

28

Gambar 2.2

Kalsifikasi Aset atau Properti Berdasarkan Jenisnya

(Sumber: Siregar, 2004:46-48)

Keterangan:

Real Property, secara umum merupakan penugasan secara hukum

atas tanah mencakup semua hak, semua kepentingan dan keuntungan yang

berkaitan dengan kepemilikan real estate. Real Property biasanya

dibuktikan dengan bukti kepemilikan yang terpisah dari penguasaan

atas real estate. Real estate lebih merupakan segala sesuatu yang

berbentuk fisik meliputi tanah bersama-sama segala sesuatu yang didirikan

atau yang ada di atas maupun di bawah tanah.

Personal Property, merujuk pada hal kepemilikan atas suatu benda

bergerak di dalam bagian-bagian benda selain dari real estate (tanah,

bangunan secara fisik). Benda-benda selain tersebut dapat berwujud

Real Property Tanah Bangunan Sarana Lengkap

Personal

Property -Mesin dan Peralatan -Fixture dan Furniture -Jewel dan Antique -Kendaraan Bermotor -Surat Berharga

Property

Business “kegiatan di bidang komersial, industri, jasa, atau investasi (aktivitas ekonomi)”

Instrumen investasi yang dijamin aset-aset real estate

Financial

Interest

Page 43: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

29

(tangible), misalnya harta bergerak atau tidak berwujud (intangible),

misalnya utang-piutang, goodwill dan hak paten.

Kegiatan usaha (Business) adalah setiap kegiatan dibidang

komersial, industri, jasa atau investasi yang menjalankan aktivitas

ekonomi. Hak Kepemilikan Secara Financial (Financial Interest), di dalam

properti berasal dari pembagian hukum atas hak kepemilikan saham dalam

kegiatan bisnis dan hak atas penguasaan tanah dan bangunan. Dari

perjanjian pemberian atas suatu hak dan bangunan, saham, atau instrumen-

instrumen finansial lainnya dengan harga yang disebutkan di dalam jangka

waktu yang telah ditentukan atau dari penciptaan instrumen investasi yang

dijamin oleh sekelompok aset-aset real estate.

2.3 Manajemen Aset

2.3.1 Definisi Manajemen Aset

Jika berbicara tentang manajemen aset secara umum, definisi

manajemen adapun manajemen atau pengelolaan aset merupakan:

Sedangkan menurut Lemer dikutip dalam (Muchtar Hidayat, 2012:7)

menyatakan bahwa:

“Manajemen aset merupakan proses menjaga atau memelihara dan

memanfaatkan modal publik, hal ini dilakukan dalam rangka

melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah

sehingga terciptanya manajemen pemerintahan yang dapat bekerja secara

efisien, efektif dan ekonomis.”

Adapun menurut (Doli. D Siregar, 2004:561) manajemen aset

merupakan:

“Sebagai kumpulan disiplin, metode, prosedur dan perangkat untuk

mengoptimalisasikan dampak bisnis keseluruhan atas biaya-biaya, kinerja

Page 44: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

30

dan resiko yang timbul (terkait dengan ketersediaan, efisiensi, umur pakai

dan regulasi keselamatan atau kepatuhan pada aturan lingkungan hidup)

dari aset fisik perusahaan.”

Saat ini di dalam ilmu properti berkembang suatu teori baru yang

dikenal dengan teori manajemen asset (asset management). Menurut

Britton, Connellan, Crofts (1989) mengatakan “define good asset

management in terms of measuring the value of properties (asset) in

monetary terms and employing the minimum amount of expenditure on its

management” (Doli D. Siregar, 2004:517).

Di dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa manajemen aset

yang baik di dalam bagian-bagian pengukuran nilai dari aset di dalam

bagian moneter dan pemakaian jumlah pengeluaran pada manajemen itu

sendiri. Manajemen aset itu sendiri telah berkembang cukup pesat.

Bermula dengan orientasi yang statis, kemudian berkembang menjadi

dinamis, inisiatif, dan strategis. (Doli D. Siregar, 2004:517).

Tabel 2.1

Perkembangan Manajemen Aset

Post war – Static

Management Dynamic Management Strategic Management

kontrol biaya

kontrol properti yang tak

digunakan

proactive management

akuntabilitas pengelolaan

aset

-land audit

-property review / survey

aplikasi IT dalam

pengelolaan

optimalisasi pemanfaatan

aset

economic, efficient dan

effective management

monitoring operasionalisasi

aset

-monitoring kerja

operasional dan investasi

-corporation or privatization

Sumber : (Doli D. Siregar, 2004:517)

Page 45: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

31

Manajemen aset itu sendiri dapat dibagi dalam lima tahapan kerja,

yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan

perkembangan sistem informasi manajemen aset. (Doli D. Siregar,

2004:518). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Inventarisasi aset terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik, dan

yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi,

volume/jumlah, jenis alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis

adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan adalah

pendataan, kodifikasi/labeling, pengelompokkan dan pembukuan

/administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.

2. Legal audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang

berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur

penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas

permasalahan legal, strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal, strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan ataupun

pengalihan aset. Permasalahan legal yang sering ditemui antara lain

status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain,

pemindahtanganan aset yang tidak termonitor, dan lain-lain.

3. Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian

aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian

yang independen. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan

Page 46: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

32

untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan

harga bagi aset yang ingin dijual.

4. Optimalisasi aset merupakan satu proses kerja dalam manajemen aset

yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai,

jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam

tahapan ini, aset-aset yang dikuasai pemda diidentifikasi dan

dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki

potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan

berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam

strategi pengembangan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang. Tentunya kriteria untuk

menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan aset

yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya.

Apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi, yang rendah

maupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah

rekomendasi yang berupa sasaran, strategi, dan program untuk

mengoptimasikan aset yang dikuasai.

5. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan dan pengalihan aset

merupakan satu permasalahan yang sering menjadi hujatan kepada

Pemerintah Daerah saat ini. Satu sarana yang efektif untuk

meningkatkan kinerja aspek ini adalah pengembangan sistem

informasi manajemen aset (SIMA). Melalui sistem informasi

manajemen aset (SIMA). Transparansi kerja dalam pengelolaan aset

Page 47: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

33

sangatlah terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan

dan pengendalian yang lemah. Dalam sistem informasi manajemen

aset (SIMA) ini keempat aspek itu diakomodasi dalam sistem dengan

menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap

penanganan terhadap satu aset, termonitor jelas, mulai dari lingkup

penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab menanganinya. Hal

ini yang diharapkan tidak akan menimbulkan korupsi, kolusi,

nepotisme (KKN) di dalam tubuh Pemda. Pengawasan dan

pengendalian merupakan tindakan pengamanan terhadap aset daerah

agar terhindar dari ketidakjelasan pengelolaan aset yang

mengakibatkan tidak berjalannya manajemen aset dengan baik.

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2001 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Daerah pasal 1 ayat 24, pengamanan adalah

kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang daerah

dalam bentuk fisik, administratif, dan tindakan upaya hukum. Lebih

lanjut dalam pasal 38 telah dijelaskan bahwa upaya pengurusan

barang daerah agar dalam pemanfaatannya terhindar dari

penyerobotan, pengambil-alihan atau klaim dari pihak lain dilakukan

dengan cara. Pengamanan administrasi, yaitu dengan melengkapi

sertifikat dan kelengkapan bukti-bukti kepemilikan. Pengamanan fisik,

yaitu dengan pemagaran dan pemasangan tanda kepemilikan barang.

Tindakan hukum, yaitu dengan cara melakukan upaya hukum apabila

Page 48: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

34

terjadi pelanggaran hak atau tindak pidana. (Doli D. Siregar, 2004:

518- 520)

Kesimpulan peneliti tentang manajemen aset adalah cara untuk

menggerakkan sebuah organisasi agar tercapainya suatu tujuan organisasi

baik dalam jangka pendek atau jangka panjang dengan cara yang efisien

dan tepat sasaran di dalam penggunaan barang inventaris, pemanfaatan

dan pemeliharaan barang inventaris milik pemerintah daerah sehingga

lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat menambah

pendapatan dinas atau instansi terkait. Manajemen yang baik dan tepat

akan memberikan dampak yang baik bagi kinerja sebuah dinas/instansi

terkait apabila semua itu dilakukan dengan prosedur yang benar sesuai

peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Sehingga apabila

dilakukan dengan prosedur yang benar dan sesuai peraturan perundang-

undangan hal ini sangat diharapkan agar tidak menimbulkan korupsi,

kolusi, nepotisme (KKN) di sebuah dinas/instansi terkait.

2.4 Manajemen atau Pengelolaan Aset

2.4.1 Siklus Pengelolaan Aset

Pengelolaan aset daerah dikutip dalam (Yusuf, 2010:31-36) yang

juga diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada pasal 4

dijelaskan bahwa pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan

berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan

Page 49: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

35

keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Adapun

pengelolaan barang milik daerah meliputi:

1. Perencanaan (Planning) meliputi penentuan kebutuhan (requirement)

dan penganggarannya (budgetting).

2. Pengadaan (Procurement) meliputi cara pelaksanaannya, standard

barang dan harga atau penyusunan spesifikasi dan sebagainya.

3. Penyimpanan dan penyaluran (Storage and distribution).

4. Pengendalian (Controlling).

5. Pemeliharaan (Maintainance).

6. Pengamanan (Safety).

7. Pemanfaatan penggunaan (Utilities).

8. Penghapusan (Disposal).

9. Inventarisasi (Inventarization).

Pengelolaan barang milik daerah dalam keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 49/2001 dinyatakan sebagai rangkaian kegiatan dan

tindakan terhadap barang daerah yang meliputi perencanaan, penentuan

kebutuhan, penganggaran, standarisasi barang dan harga, pengadaan,

penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan,

pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta

penatausahaanya.(Doli D. Siregar, 2004:561).

Britton, W.C dan Crofts, M. (1989) mengatakan ”Define good asset

management in terms of measuring the value of properties (asset) in

monetary terms and employing the minimum amount of expenditure on its

management”. (Doli D. Siregar, 2004:517). Perkembangan yang terbaru,

manajemen aset bertambah ruang lingkupnya hingga mampu memantau

kinerja operasionalisasi aset dan juga strategi investasi untuk optimalisasi

aset.

Page 50: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

36

Dengan persebaran aset secara geografis serta penanganan masing-

masing aset yang spesifik (misalnya diakibatkan oleh perbedaan dalam hal

pemanfaatan, peruntukan yang beragam, serta pola/model pengguna

usahaan aset kepada pihak ke tiga yang beragam pula), maka pengelolaan

aset mesti dilakukan dalam suatu program uang yang dapat

dipertanggungjawabkan. Program ini mesti menggambarkan komitmen

pemerintah daerah untuk melaksanakan apa yang ada dalam wacana

demokrasi saat ini disebut sebagai good corporate governance, dengan

mengacu pada asas-asas keterbukaan (transparancy), serta tidak

mengorbankan kepentingan publik (public server). Ini semua akan

mendorong pemerintah daerah untuk benar-benar mengembangkan strategi

pembangunan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki. (Doli D. Siregar,

2004:561)

Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi pengelolaan

inventaris barang menurut adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran

Pelaksanaan perencanaan kebutuhan dan penganggaran perlu

terkoordinasi dengan baik dengan memperhatikan standarisasi yang

telah ditetapkan sesuai kondisi daerah masing-masing.

Mengenai perencanaan kebutuhan dan penganggaran bukanlah

merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi merupakan

kegiatan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan barang milik

daerah.

Page 51: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

37

Dalam perencanaan kebutuhan dan penganggaran barang daerah perlu

adanya pemahaman dari seluruh satuan kerja perangkat daerah

terhadap tahapan kegiatan pengelolaan barang milik daerah, sehingga

koordinasi dan sinkronisasi dalam kegiatan tersebut dapat dilakukan

dengan baik.

b) Pengadaan

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2006 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80

Tahun 2003 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah, menjelaskan bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah

adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan

APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh

penyedia barang/jasa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik

Daerah, menjelaskan bahwa pengadaan adalah kegiatan untuk

melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah dan jasa. Pengadaan

barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien,

efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan

akuntabel.

(Mardiasmo, 2004:238) menjelaskan pengadaan barang atau kekayaan

daerah harus dilakukan berdasarkan sistem tender (compulsory

competitive tenderingcontract). Hal tersebut dilakukan supaya

pemerintah daerah dan masyarakat tidak dirugikan.

Page 52: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

38

c) Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran

Penerimaan barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari hasil

pengadaan dan/ atau dari pihak ketiga harus dilengkapi dengan

dokumen pengadaan dan berita acara.Penyimpanan dan penyaluran

barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari penerimaan barang

milik daerah baik melalui pengadaan maupun

sumbangan/bantuan/hibah merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam

rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.

Dalam pelaksanaan penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah

diperlukan ketelitian sehingga kegiatan penyimpanan disesuaikan

dengan sifat dan jenis barang untuk penempatan pada gudang

penyimpanan, sedangkan dalam pelaksanaan penyaluran dapat

dilakukan sesuai rencana penggunaan untuk memenuhi kebutuhan

dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

d) Penggunaan

Penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang milik daerah

yang ditetapkan oleh Kepala Dinas kepada pengguna / kuasa

pengguna barang sesuai tugas pokok dan fungsi yang bersangkutan.

Penetapan status penggunaan barang milik daerah pada satuan kerja

perangkat daerah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. jumlah pegawai satuan kerja perangkat daerah;

2. standar kebutuhan untuk mejalankan tugas pokok dan fungsi;

3. beban tugas dan tanggungjawab;

Page 53: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

39

4. jumlah, jenis, luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya.

e) Penatausahaan

a. Dalam penatausahaan barang milik daerah dilakukan 3 (tiga)

kegiatan yang meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi dan

pelaporan

b. Pengguna/kuasa pengguna barang daerah harus melakukan

pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam daftar

barang pengguna dan daftar kuasa pengguna sesuai dengan

penggolongan dan kodefikasi inventaris barang milik daerah

c. Dokumen kepemilikan barang milik daerah berupa tanah dan/atau

bangunan disimpan oleh pengelola

d. Dokumen kepemilikan selain tanah dan/atau bangunan disimpan

oleh pengguna.

f) Pemanfaatan

Barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah

dan/ataubangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada

pengelola dapat didayagunakan secara optimal sehingga tidak

membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, khususnya

biaya pemeliharaan dan kemungkinan adanya penyerobotan dari pihak

lain yang tidak bertanggung jawab.

Pemanfaatan barang milik daerah yang optimal akan membuka

lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan

menambah/meningkatkan pendapatan daerah.

Page 54: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

40

Pemanfaatan merupakan pendayagunaan barang milik daerah yang

tidak dipergunakan sesuai tugas pokok dan fungsi satuan kerja

perangkat daerah dalam bentuk pinjam pakai, sewa, kerjasama

pemanfaatan, bangun guna serah, bangun serah guna dengan tidak

merubah status kepemilikan.

Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan

dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat persetujuan Kepala

Daerah, selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengguna

setelah mendapat persetujuan pengelola.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemanfaatan

adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan

sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama

pemanfaatan, bangun guna serah dengan tidak mengubah status

kepemilikian.

Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah berupa :

1. Sewa yaitu pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain

dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang

tunai.

Page 55: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

41

2. Pinjam Pakai yaitu penyerahan penggunaan barang antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar

Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima

imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan

kembali kepada pengelola.

3. Kerjasama Pemanfaatan yaitu pendayagunaan barang milik

daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam

rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajak/pendapatan

daerah dan sumber pembiayaan lainnya.

4. Bangun Guna Serah yaitu pemanfaatan barang milik daerah

berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan

dan atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan

oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah

disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta

bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya setelah

berakhirnya jangka waktu.

5. Bangun Serah Guna yaitu pemanfaatan barang milik daerah

berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan

dan atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai

pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak

lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

(Doli D. Siregar, 2004:520) menyatakan studi optimalisasi aset

pemerintah daerah dapat dilakukan dengan 1. Identifikasi aset-aset

Page 56: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

42

pemerintah daerah yang ada 2. Pengembangan data base aset

pemerintah daerah 3. Studi untuk menentukan pemanfaatan aset

dengan nilai terbaik (highest and best use) atas aset- aset pemerintah

daerah dan memberikan hasil dan laporan kegiatan baik dalam

bentuk data-data terkini maupun dalam bentuk rekomendasi, dan

4. Pengembangan strategi optimalisasi aset-aset milik pemerintah

daerah. Optimalisasi pemanfaatan aset pemerintah daerah dapat

dilakukan dengan adanya perantara investasi guna memasarkan aset-

aset pemerintah daerah yang potensial dan kerjasama dengan

investor, membuat dan memadukan dalam MOI (Memorandum Of

Invesment) antar pemerintah daerah dan investor, dan memberikan

jasa konsultasi kepada pemerintah daerah berkenaan dengan

kerjasama dengan investor.

g) Pengamanan dan pemeliharaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, menjelaskan

bahwa pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan

agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap

untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam

pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan

tindakan upaya hukum. (Doli D. Siregar, 2004:518) mengatakan

legal audit, merupakan suatu ruang lingkup untuk mengidentifikasi

Page 57: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

43

dan mencari solusi atas permasalahan legal mengenai prosedur

penguasaan atau pengalihan aset seperti status hak penguasaan yang

lemah, aset yang dikuasai pihak lain, pemidahan aset yang tidak

termonitor dan lain-lain.

(Mardiasmo, 2004:241) menyatakan bahwa pengamanan aset daerah

merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah

dalam kebijakan pengelolaan aset daerah.

h) Penilaian

a. Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka pengamanan

dan penyusunan neraca daerah

b. Penilaian barang milik daerah berpedoman pada Standar Akutansi

Pemerintah Daerah

c. Kegiatan penilaian barang milik daerah harus didukung dengan

data yang akurat atas seluruh kepemilikan barang milik daerah

yang tercatat dalam daftar inventarisasi barang milik daerah

d. Penilaian barang milik daerah selain dipergunakan untuk

penyusunan neraca daerah, juga dapat dipergunakan dalam rangka

pencatatan, inventarisasi, pemanfaatan, pemindah-tanganan dan

inventarisasi.

i) Penghapusan

Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan

barang pengguna/kuasa pengguna dan penghapusan dari Daftar

Inventaris Barang Milik Daerah.Penghapusan tersebut di atas, dengan

Page 58: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

44

menerbitkan Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Barang

Milik Daerah.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,

penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari

daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang

berwenang untuk membebaskan pengguna dan atau kuasa pengguna

dan atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas

barang yang berada dalam penguasaannya.

(Mardiasmo, 2004:241) menyatakan bahwa penghapusan aset daerah

merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah

dalam kebijakan pengelolaan aset daerah guna mewujudkan ketertiban

administrasi mengenai kekayaan daerah.

j) Pemindahtanganan

Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan

kepemilikan sebagai tindak lanjut dari penghapusan. Dan digunakan

oleh pengguna selanjutnya untuk berpindah status penggunaannya

barang milik daerah.

k) Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian

Untuk dapat menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan

barang milik daerah secara berdayaguna dan berhasil guna, maka

Page 59: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

45

fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian sangat penting

untuk menjamin tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.

1. Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian

pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi.

2. Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin

dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui

dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan

tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan

perundang-undangan.

Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang

milik daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, maka fungsi

pembinaan, pengawasan dan pengendalian sangat penting untuk

menjamin tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, menjelaskan

bahwa pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin

dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan sedangkan pengawasan

merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai

kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan atau

kegiatan, apakah dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-

Page 60: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

46

Undangan.

(Mardiasmo, 2004:240-241) menjelaskan bahwa pengawasan yang

ketat perlu dilakukan sejak tahap perencanaan hingga penghapusan

aset. Dalam hal ini peran masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah serta auditor internal sangat penting. Pengawasan diperlukan

untuk menghindari penyimpangan dalam perencanaan maupun

pengelolaan aset yang dimiliki daerah.

l) Tuntutan ganti rugi

Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang milik

daerah, perlu dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur

tentang sanksi terhadap pengelola, pembantu pengelola,

pengguna/kuasa pengguna, dan penyimpan dan/atau pengurus barang

berupa Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang karena perbuatannya

merugikan daerah.

Penerapan konsep manajemen aset dalam rangka pemberdayaan

ekonomi daerah memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Ruang

lingkup tersebut terangkum dalam enam langkah- manajemen aset

daerah berikut ini (Doli D. Siregar, 2004:520-524)

1. Identifikasi potensi ekonomi daerah

2. Optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD)

3. Optimalisasi aset pemda

4. Peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan kota/

kabupaten

Page 61: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

47

5. Penilaian harta kekayaan negara/daerah

6. Pengembangan strategi pemasaran kota

Satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini

adalah sistem informasi manajemen aset (SIMA), transparansi kerja

dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran

akan pengawasan dan pengendalian yang lemah (Doli D. Siregar,

2004:520).

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan azas:

1. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah di bidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan

oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan

Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-

masing.

2. Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus

dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

3. Azas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik

daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh

informasi yang benar.

4. Azas efisiensi,yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar

barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar

kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan

tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.

Page 62: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

48

5. Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik

daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

6. Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus

didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah

serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

Kesimpulan peneliti tentang pengelolaan barang milik daerah yaitu

suatu rangkaian kegiatan dan tindakan di dalam mengelola barang milik

daerah yang diserahkan kepada dinas atau instansi terkait dimana

pertanggungjawaban diberikan penuh kepada dinas atau instansi terkait di

dalam mengelola barang milik daerah sehingga apabila terjadi kerusakan

maupun kehilangan barang milik daerah harus dapat

dipertanggungjawabkan oleh dinas/instansi terkait. Di dalam mengelola

barang milik daerah diperlukan pemantauan yang ekstra karena di dalam

mengelola barang milik daerah sangat rentan dari penyalahgunaan

penggunaan wewenang dan tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku. Dimana di dalam mengelola barang milik daerah

haruslah dilaksanakan berdasarkan hukum dan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan kerugian daerah itu

sendiri akibat dari penyalahgunaan barang milik daerah.

Page 63: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

49

2.4.2 Siklus hidup aset

Menurut manajemen aset merupakan salah satu profesi atau

keahlian yang belum sepenuhnya berkembang dan populer di lingkungan

pemerintahan maupun di satuan kerja atau instansi. Manajemen aset itu

sendiri sebenarnya hanya terdiri dari 5 (lima) tahapan kerja yang satu

sama lainnya saling terkait yaitu:

Gambar 2.3 Siklus Hidup Aset

(Sumber: Doli D. Siregar, 2004:517)

1. Inventarisasi Aset

Inventarisasi fisik mencakup: lokasi dan alamat, jenis dan bentuk aset,

luas dan/atau jumlah aset, batas dan petunjuk khusus. Inventarisasi

dan sudut legal: status legal penguasaan atau kepemilikan aset,

batasan dan waktu penguasaan aset, ada atau tidaknya permasalahan

legal.

→ → →

Pendataan Labelisasi Pengelompokkan Pencatatan

Sistem

informasi

manajemen

Inventarisasi Aset

Legal Audit

Penilaian Aset

Optimalisasi

Pemanfaatan Aset

Pengawasan dan

Pengendalian

Page 64: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

50

2. Legal audit

Legal audit merupakan pendalaman lanjut terhadap status

penguasaan asset sistem dan prosedur penguasaan/ atau pengalihan

aset, permasalahan yang timbul dari penguasaan/ atau pengalihan aset,

pengkajian lanjut aspek legal dimasa datang.

3. Penilaian aset

→ →

Penetapan nilai aset sesuai hasil administrasi pencatatan dan

pengelompokkan aset yang ada. Catatan terhadap aset yang tidak

dapat dinilai, sesuai dengan hasil inventarisasi dan legal audit.

4. Optimalisasi aset

Mengoptimalisasikan aset sesuai potensi yang ada dan strategi

pengembangan ekonomi rasional maupun satuan daerah, memberikan

rekomendasi dan langkah lanjut aset yang dapat dioptimalisasikan

bentuk strategi dan programnya, aset yang tidak dapat

dioptimalisasikan dikaji dan dicarikan solusi pemecahannya.

5. Pengawasan dan pengendalian

Tujuan utama untuk transportasi dan akuntabilitas

pengelolaannya, baik dilakukan secara manual maupun modern

dengan sistem informasi manajemen aset (SIMA).

Page 65: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

51

2.5 Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui

hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan

dapat disajikan sebagai data pendukung. Penelitian ini bermanfaat dalam

mengelola atau memecahkan masalah yang timbul dalam penelitian Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian

tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan

yang sedang dibahas dalam penelitian ini, walaupun fokus dan masalahnya

tidak sama persis tapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-

sumber pemecahan masalah peneliti ini. Berikut ini hasil penelitian yang

peneliti baca.

Pertama, yaitu Skripsi oleh Monika Sutri Kolinug dari Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Manado tahun 2015 dengan judul penelitian Analisis Pengelolaan Aset

Tetap Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Tomohon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengusahakan tertibnya

administrasi pengelolaan aset tetap serta bertindak sebagai Pembantu

Pengelola. Permendagri No. 17 Tahun 2007 menyatakan ada 13 siklus

yang harus diilalui dalam pengelolaan aset, namun hanya 6 siklus

pengelolaan aset tetap yang melibatkan DPPKAD sebagai pembantu

pengelola. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yusuf (2011)

dalam bukunya 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah.

Page 66: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

52

Sedangkan Persamaan dalam penelitian ini ialah peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Fokus dalam

penelitian ini yaitu pada unit kerja yang membantu pengelola (Sekretaris

Daerah) untuk meneliti, menghimpun laporan bahkan menjadi

penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan pengelolaan barang milik

daerah. Sementara yang menjadi lokus dalam penelitian ini adalah Kota

Tomohon.

Hasil dari penelitian ini DPPKAD Kota Tomohon melakukan

koordinasi yang lebih baik lagi dengan semua SKPD selaku

pengguna/pihak yang bertanggungjawab dalam pembuatan Daftar

Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD) dan Daftar

Hasil Pemeliharaan Barang sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan

yang berlaku.

Persamaan dari peneliti dengan peneliti mengenai manajemen aset

tetap pada dinas tenaga kerja dan trasnmigrasi Kabupaten Serang sama

sama meneliti tentang aset, dengan inventarisasi cara berjalan dengan baik

seperti apa, kordinasi antar bagian yang membuat tugas pokok dan fungsi

setiap SKPD tercatat asetnya baik yangkeluar ataupun yang masuk.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan peneliti

mengenai manajemen pengelolaan aset tetap pada dinas tenaga kerja dan

transmigrasi kabupaten serang dalam tugas pokok dan fungsi, sementara

yang menjadi teori penelitian peneliti menggunakan teori dari Yusuf

Page 67: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

53

(2011) dalam bukunya 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah sedangkan

peneliti Manajemen Aset Doli D. Siregar

2.6 Kerangka Berfikir

Dalam manajemen pengelolaan aset tetap pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang terdapat beberapa masalah,

diantaranya yaitu: pengelola aset yang kekurangan sumber daya manusia

baik dari segi manusianya atau pun pengetahuannya. Sistem

ATISISBADA pun tidak sesuai dengan keinginan pengelola aset yaitu

pendataan aset yang belum maksimal. Dan banyaknya aset/barang yang

tidak termonitor baik pengendalian atau pengawasan.

Masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari Doli

D. Siregar, adapun penilaiannya dengan mengacu kepada indikator sebagai

berikut:

1. Inventarisasi aset terdiri dari dua aspek, yaitu inventarisasi fisik, dan

yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi,

volume/jumlah, jenis alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis

adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan adalah

pendataan, kodifikasi/labeling, pengelompokkan dan pembukuan

/administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.

2. Legal audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan

atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan

Page 68: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

54

legal, strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal, strategi

untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan

penguasaan ataupun pengalihan aset. Permasalahan legal yang sering

ditemui antara lain status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai

pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor, dan lain-lain.

3. Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian

aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian

yang independen. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan

untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan

harga bagi aset yang ingin dijual.

4. Optimalisasi aset merupakan satu proses kerja dalam manajemen aset

yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai,

jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam

tahapan ini, aset-aset yang dikuasai pemda diidentifikasi dan

dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki

potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan

sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi

pengembangan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang. Tentunya kriteria untuk

menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan aset

yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya.

Apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi, yang rendah

maupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah

Page 69: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

55

rekomendasi yang berupa sasaran, strategi, dan program untuk

mengoptimasikan aset yang dikuasai.

5. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan dan pengalihan aset

merupakan satu permasalahan yang sering menjadi hujatan kepada

Pemerintah Daerah saat ini. Satu sarana yang efektif untuk

meningkatkan kinerja aspek ini adalah pengembangan sistem informasi

manajemen aset (SIMA).

Sehingga peneliti membuat alur berpikir untuk mempermudah dan

memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan kerangka berpikir

sebagai berikut:

Page 70: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

56

Gambar 2.4

Kerangka Berpikir

MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SERANG

Input:

1. Pengelola aset kekurangan sumber daya manusia pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi kabupaten Serang (Disnakertrans)

2. Kurang maksimalnya proses pencatatan dan inventarisasi aset tetap di dinas

tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang.

3. Kurangnya ruangan untuk menyimpan segala aset tetap yang dibutuhkan di

Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang (Disnakertrans)

4. Kurang optimalnya laporan dari setiap bidang di dinas tenaga kerja dan

trasmigrasi kabupaten serang tentang penambahan atau rusaknya aset tetap.

Proses:

Doli. D. Siregar (2004:518-520) menjelaskan sebagai berikut :

a. Inventarisasi Aset

b. Legal Audit

c. Penilaian Aset

d. Optimalisasi Aset

e. Pengawasan dan Pengendalian

Output:

Tercapaianya Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang yang efisien dan efektif dalam penggunaan

aset.

Page 71: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

57

2.7 Asumsi Dasar

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti berasumsi bahwa

Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang yaitu pengelola aset yang kekurangan

sumber daya manusia baik dari segi manusianya atau pun

pengetahuannya. Sistem ATISISBADA pun tidak sesuai dengan

keinginan pengelola aset yaitu pendataan aset yang belum maksimal

sehingga banyaknya aset/barang yang tidak termonitor baik pengendalian

atau pengawasan dan tidak adanya ruangan aset tidaklah sesuai dengan

aturan dan prosedur yang ada sampai tidak ada kordinasi antar bagian-

bagian dengan pengelola aset. Sehingga peneliti berasumsi bahwa belum

tercapainya penggunaan aset yang efektif dan efisien. Perlu dilakukan

penelitian lebih dalam terkait masalah yang ditemukan di lapangan.

Page 72: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data guna mencapai tujuan

yang diharapkan perlu adanya suatu metode penelitian yang sesuai dan tepat.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu metode

deskriptif kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena

secara mendalam melalui pengumpulan data. Metode ini merupakan suatu

metode atau cara yang dimaksudkan untuk menjelaskan, manajemen

pengelolaan aset Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang

dengan lebih banyak dituangkan kedalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan

dan data dokumentasi.

Kecenderungan untuk menggunakan metode penelitian ini, didasarkan

pada pertimbangan bahwa metode ini dianggap sangat relevan dengan materi

penulisan skripsi yang peneliti buat, karena penelitian yang dilakukan hanya

bersifat deskriptif yaitu menggambarkan apa adanya dari kejadian yang

diteliti.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Sebagai peneliti kualitatif, tugas anda adalah menembus pengertian akal

sehat tentang kebenaran dan kenyataan. Apa yang kelihatannya keliru atau

tidak konsisten menurut perspektif dan logika anda, mungkin menurut

Page 73: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

59

subyek anda tidak demikian. Dan, kendati anda tidak harus sependapat

dengan pandangan subyek terhadap dunia ini, anda harus dapat mengetahui,

menerima dan menyajikan pandangan mereka itu sebagaimana mestinya.

Dijelaskan diatas bahwa instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Dalam penelitian ini tidak bersifat subjektif. Sehingga posisi peneliti adalah

sangat penting sebagai instrumen penelitian ini. Konsep instrumen

penelitian adalah peneliti itu sendiri dipahami sebagai alat yang dapat

mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan

tepat untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.

Peneliti dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan

keseluruhan alat indera yang dimiliki untuk memahami sesuatu.

Sehingga peneliti dalam penelitian kualitatif dituntut untuk memahami

metode penelitian kualitatif, wawancara terhadap bidang yang diteliti serta

kesiapan untuk memasuki lapangan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik pengumpulan data,

yaitu sebagai berikut :

a. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara baik

mendalam maupun bertahap guna mendapatkan informasi yang lebih

banyak, valid, dan mendalam secara langsung dari pihak yang terkait

dengan penelitian. Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan

terlebih dahulu berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh informan,

kriteria-kriteria informan dan pedoman wawancara yang disusun rapih dan

Page 74: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

60

terlebih dahulu dipahami oleh peneliti. Wawancara dalam penelitian

kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara

holistik dan jelas dari informan.

b. Pengamatan/Observasi

Adapun proses pelaksana obsevasi yang dilakukan dalam penelitian

ada observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang mereka katakan

dan berpartisipasi dalam kegiatan mereka. Namun dalam pengambilan

data observasi ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif pasif

dimana peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati namun tidak

terlibat dalam kegiatan tersebut. Sehingga peneliti tidak terlibat langsung

di lapangan penelitian dan hanya menjadi pengamat yang indipenden.

Observasi dilakukan untuk pembuktian terhadap informasi yang

diberikan dengan fakta di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode ilmiah dan bukan melakukan pengamatan biasa. Pengamatan

tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut: pengamatan digunakan untuk

penelitian dan telah direncanakan secara sistematis, pengamatan berkaitan

dengan tujuan yang telah direncanakan. Pengamatan tersebut dicatat secara

sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan

sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

c. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi dokumentasi

berupa foto, rekaman dan laporan-laporan dari pihak resmi terkait. Studi

dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan dokumen

Page 75: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

61

resmi melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga

yang menjadi objek penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-peraturan,

gambar, laporan hasil pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen

elektronik (rekaman).

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena

dalam hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

3.4 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, informan merupakan sumber data penelitian

tersebut. Dalam penelitian kualitatif, penentuan informan yang terpenting

adalah bagaimana menentukan key informan (informan kunci) atau situasi

sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan focus penelitian.

Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Aset Tetap Pada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini, penentuan informannya bersifat

purposive. Ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian atau

tujuan tertentu. Jadi, penentuan informan dalam penelitian kualitatif

dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian

peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data

yang diperlukan.

Dalam penelitian kualitatif, penentuan informan yang terpenting adalah

bagaimana menentukan key informan (informan kunci) atau situasi sosial

tertentu yang sarat informasi sesuai dengan focus penelitian. Informan

penelitian sebagai sumber data bagi peneliti. Adapun yang menjadi informan

penelitian dalam penelitian, sebagai berikut :

Page 76: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

62

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No Katagori Informan Status Informan Keterangan Jenis

Kelamin Usia

Kode

Informan

1 Agus Sutiadi, S.Kom.

Pengelola Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Key

Informan L 46 𝐈𝟏

2 Drs. H. Agus Rusli,

M.Pd.

Kepala Dinas Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 53 𝐈𝟐

3 Hj. Yayah Sunariyah,

S.Pd, M.Si.

Sekretaris Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan P 43 𝐈𝟑

4 Yoppi Rudiawan

Sidik, ST, M.Si

Kepala Sub. Bagian

Umum dan

Kepegawaian Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 45 𝐈𝟒

5 Irma Herlina, S.Sos.

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan P 43 𝐈𝟓

6 Iwan Setiawan, SE,

MM

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 39 𝐈𝟔

7 Ugun Gurmilang, SP,

ST, M.Si

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 38 𝐈𝟕

8 Drs. Yusrachmaidi,

MM

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 39 𝐈𝟖

Sumber: Peneliti 2019

Page 77: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

63

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, kegitan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian.

Analisis data dilakukan secara terus menerus tanpa henti sampai data tersebut

bersifat jenuh.

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisa data yang digunakan diarahkan

untuk menjawab rumusan masalah. Analisa data dalam penelitian kualitatif,

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai di

lapangan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya

jenuh. Selama dalam prosesnya, pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan

penting, diantaranya: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

1) Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan yang muncul di lapangan.

2) Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Namun dalam

penelitian ini penyajian data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

adalah bentuk teks narasi.

Page 78: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

64

3) Verifikasi

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari

hubungan-hubungan, mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik

kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang dikemukakan

dimuka masih bersifat sementara, dan akan terus berubah selama proses

pengumpulan data masih terus berlangsung.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji kredibilitas atau yang biasa disebut uji keabsahan dan reabilitas

data memiliki keterikatan antara deskripsi dan eksplanasi. Uji kredibilitas

data memiliki dua fungsi, yaitu melaksanakan pemeriksaan sedemikian

rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan kita dapat dicapai dan

mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan kita dengan

jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang sedang diteliti. Untuk

menguji kredibilitas data, dapat dilakukan dengan tujuh teknik, yaitu

dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negative, member check dan menggunakan bahan referensi. Pada

penelitian ini, menggunakan uji kredibilitas dengan teknik triangulasi dan

member check.

1) Triangulasi

Dalam penelitian ini, pengujian terhadap keabsahan datanya

dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat tiga jenis triangulasi,

Page 79: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

65

yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Dalam

penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, trangulasi teknik, dan

triangulasi waktu.

Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan cara :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

Maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus

menguji kredibilitas data, yang mengecek kredibilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber.

Triangulasi yang bisa dilakukan adalah triangulasi teknik, berarti

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dari sumber yang sama.

Peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif, wawancara mendalam,

dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Kemudian triangulasi sumber, berarti untuk mendapatkan data dari sumber

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Pada penelitian ini peneliti melakukan triangulasi dalam

memperoleh data untuk mengetahui data yang diperoleh tersebut konsisten

Page 80: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

66

atau tidak. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi akan

lebih meningkatkan kekuatan data, dibandingkan hanya dengan

menggunakan satu pendekatan.

2) Membercheck

Selain itu peneliti pun melakukan membercheck, proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan

membercheck adalah mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Selain itu, membercheck

yang diperoleh akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa

yang dimaksud sumber data atau informan. Setelah membercheck

dilakukan, maka pemberi data dimintai tandatangan sebagai bukti otentik

bahwa peneliti telah melakukan membercheck.

3.7 Definisi Konseptual

Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang

jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara

penulis dan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Adapun menurut George R. Terry (1972) dikutip dalam Rusadi (1998:1)

menyatakan bahwa manajemen merupakan:

“....................... sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan

seperti perencanaan, pengorganissasian, pengaktifan, dan pengawasan

yang dilakukan untuk menetukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

Page 81: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

67

telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya.”

2. Menurut (Doli D. Siregar, 2004:178), aset merupakan:

“Barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai

ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai

tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau

individu (perorangan).”

3. Adapun menurut (Doli. D Siregar, 2004:561) manajemen aset

merupakan:

“Sebagai kumpulan disiplin, metode, prosedur dan perangkat untuk

mengoptimalisasikan dampak bisnis keseluruhan atas biaya-biaya, kinerja

dan resiko yang timbul (terkait dengan ketersediaan, efisiensi, umur pakai

dan regulasi keselamatan atau kepatuhan pada aturan lingkungan hidup)

dari aset fisik perusahaan.”

3.8 Definisi Operasional

Doli. D. Siregar (2004:518-520) menjelaskan sebagai berikut :

1. Inventarisasi Aset

2. Legal Audit

3. Penilaian Aset

4. Optimalisasi Aset

5. Pengawasan dan Pengendalian

Page 82: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

68

3.9 Pedoman Wawancara

Tabel 3.2

Pedoman wawancara

No. DIMENSI INFORMAN

1. Inventarisasi fisik dan yuridis/

legal, meliputi:

- Melakukan pengecekan fisik

- labelisasi

- pencatatan

- status penguasaan

- masalah legal yang dimiliki

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang Pengelola Barang Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Penggunaan aset tetap

2. Legal Audit (inventarisasi

status penguasaan aset, sistem

dan prosedur atas permasalah

legal), meliputi:

- Status penguasaan aset

- Prosedur kepemilikan aset

- Pemindahtanganan aset yang

tidak termonitor

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengelola Barang Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengguna aset tetap

3. Penilaian Aset, meliputi:

- Penilaian atas aset yang

dikuasai.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengelola Barang Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengguna aset tetap

4. Optimalisasi Aset

(mengoptimalkan potensi fisik,

lokasi, nilai, jumlah/volume,

legal dan ekonomi yang

dimiliki aset tersebut),

meliputi:

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengelola Barang Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Page 83: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

69

-Optimalisasi Pemanfaatan

Aset

-Aset yang memiliki potensi.

-Aset yang tidak memiliki

potensi.

-Sistem dan Prosedur

Pemanfaatan Aset tetap

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengguna aset tetap

5. Pengawasan dan Pengendalian

atas pemanfaatan dan

pengalihan aset, meliputi:

-ATISISBADA

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengelola Barang Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Kepala Sub.Bagian Umum dan

Kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang

Pengguna aset tetap

3.10 Penyimpulan Akhir

Kesimpulan (conclusion) adalah suatu pernyataan umum dan logis

yang ditarik dari beberapa kasus, dan menunjukan pola yang

menggambarkan ciri-ciri kasus tersebut. Kesimpulan akhir dalam

penelitian dilakukan adalah ketika peneliti merasa bahwa data sudah jenuh

(saturated) dan setiap penambahan data baru hanya berarti

ketumpangtindihan (redudant).

3.11 Lokasi Penelitian

Penelitian Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dilakukan di Kantor Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.

Page 84: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

70

3.12 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Kegiatan

2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 01 02 03 04 05

Pengajuan Judul

Perizinan dan Observasi

Awal

Penyusunan Proposal

Bimbingan dan

Perbaikan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

ACC Lapangan

Proses Pengumpulan

Data di Lapangan

Analisis dan Reduksi

Data

Penyajian Data dan

Penyusunan Laporan

Sidang Skripsi

Page 85: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …
Page 86: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

71

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

Deskripsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang

Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang sebagai

lembaga teknis Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Serang

dan Peraturan Bupati Serang Nomor 82 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Tenaga kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang berada di Kota Serang

tepatnya di Jalan KH. Abdul Fatah Hasan No. 25 Ciceri - Kota Serang.

VISI

“Terwujudnya produktifitas tenaga kerja dan kualitas hidup masyarakat”

MISI

1. Mengembangkan akses tenaga kerja

2. Memperkuat mekanisme penanganan dan pemecahan masalah

ketenagakerjaan oleh masyarakat bersama sama pemerintah

kabupaten/kota

3. Meningkatkan pemahaman, tanggung jawab dan peran aktif masyarakat

dan dunia usaha bersama sama pemerintah kabupaten/kota dalam

pembangunan kesejahteraan dan ketenagakerjaan

Page 87: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

72

4. Mendorong perluasan lapangan kerja, penempatan tenaga kerja dan

pemasaran tenaga kerja dalam dan luar negeri yang didukung oleh sistem

perlindungan dan jaminan kepastian hukum serta pengawasan tenaga kerja

professional.

5. Meningkatkan kepastian manajemen pelayanan kesejahteraan melalui

peningkatan kapasitas unit pelaksana teknis, peningkatan kompetensi

tenaga kerja secara terpadu dan berkesinambungan.

Tujuan dan Sasaran

1. Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi

kesempatan kerja Dalam dan Luar Negeri;

2. Terwujudnya perluasan jejaring informasi lowongan kerja di berbagai

media;

3. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di Dalam dan ke Luar Negeri ;

4. Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat

karya produktif;

5. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat

kerja;

6. Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh dan

khususnya bagi pekerja perempuan dan anak;

7. Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan

informasi dan perencanaan tenaga kerja di Daerah;

Page 88: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

73

8. Terwujudnya pengembangan kemampuan Aparatur Ketenagakerjaan di

Propinsi dan Kab / Kota;

9. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan

ketenagakerjaan pada UPT BLKI;

10. Terwujudnya kemandirian dan integrasi transmigran dan masyarakat

sekitarnya melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan di

permukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang

dan layak lingkungan.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai “data yang

telah didapatkan” selama proses penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini

mengenai Manajemen pengelolaan aset tetap pada dinas tenaga kerja dan

transmigrasi Kabupaten Serang menggunakan jenis dan analisis data

menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif maka data

yang diperoleh berbentuk kata dan kalimat berdasarkan hasil wawancara

dengan informan penelitian, observasi lapangan serta studi dokumentasi yang

relavan dengan fokus penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan

sejumlah informan penelitian yang memiliki informasi terkait permasalahan

Page 89: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

74

yang sedang diteliti. Selain wawancara pengumpulan data juga dilakukan

melalui observasi langsung ke lokasi penelitian serta dokumentasi. Data

tersebut merupakan data-data yang berkaitan dengan hal yang diteliti. Hasil

pengumpulan data-data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik

analisis data kualitatif sehingga data-data tersebut dapat menghasilkan suatu

pemahaman untuk mendeskripsikan hasil penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi dilakukan pengkodingan data untuk

mendapatkan tema dan pola serta diberi kode-kode pada aspek tertentu

berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan

permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun

jawaban penelitian, untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

pengkodingan, peneliti memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu:

a. Kode Q menunjukkan daftar pertanyaan.

b. Kode 𝐐𝟏, 𝐐𝟐, 𝐐𝟑, 𝐐𝟒, dan seterusnya menunjukkan daftar urutan

pertanyaan.

c. Kode I menunjukkan informan.

d. Kode 𝐈𝟏, 𝐈𝟐, 𝐈𝟑 dan seterusnya menunjukkan daftar informan yang

menjadi narasumber yang terlibat dalam Bidang Perlindungan

Perempuan dan Anak

Page 90: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

75

e. Kode P menunjukkan Peneliti.

Setelah pembuatan koding pada tahap pengkodingan data, langkah

selanjutnya adalah membaca keseluruhan data, dimaksudkan untuk

menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali

dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah

dengan menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis.

Selanjutnya menginterpretasi atau memaknai data, mengajukan pertanyaan

seperti “bagaimana pelayanan publik yang ada di Kabupaten Serang” akan

membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan. Interpretasi juga

bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian

dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam hal ini, peneliti

menegaskan apakah hasil penelitiannya membenarkan atau justru menyengkal

informasi sebelumnya. Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa berupa

pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab selanjutnya, pertanyaan-

pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan buka dari hasil ramalan

peneliti.

Selanjutnya dengan triangulasi yaitu proses check dan recheck antara

sumber data dengan sumber data lainnya. Setelah semua proses analisis data

telah dilakukan peneliti dapat melakukan penyimpulan akhir. Kesimpulan

akhir dapat diambil ketika peneliti telah merasa bahwa data penelitian sudah

jenuh atau redundant, yakni ketika informasi yang disampaikan oleh

Page 91: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

76

narasumber satu dan lainnya hanya menambah jumlah informasi dan tidak

menghasilkan informasi yang berbeda

4.2.2 Deskripsi Informan

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive

(bertujuan). Informan yang telah ditentukan peneliti adalah semua pihak yang

terlibat dalam Manajemen Pengelolaan Aset Tetap di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang. Dengan adanya klarifikasi key informan

dan secondary informan yang peneliti lakukan bisa mempermudah dalam

mencari data yang dibutuhkan peneliti sesuai dengan latar belakang jabatan

dari informan tersebut.

Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 92: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

77

Tabel 4.1

Daftar Informan

No Kategori Informan Status Informan Keterangan Jenis

Kelamin Usia

Kode

Informan

1 Agus Sutiadi, S.Kom.

Pengelola Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Key

Informan L 46 𝐈𝟏

2 Drs. H. Agus Rusli,

M.Pd.

Kepala Dinas Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 53 𝐈𝟐

3 Hj. Yayah Sunariyah,

S.Pd, M.Si.

Sekretaris Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan P 49 𝐈𝟑

4 Yoppi Rudiawan

Sidik, ST, M.Si

Kepala Sub. Bagian

Umum dan

Kepegawaian Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 45 𝐈𝟒

5 Irma Herlina, S.Sos.

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan P 43 𝐈𝟓

6 Iwan Setiawan, SE,

MM

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 39 𝐈𝟔

7 Ugun Gurmilang, SP,

ST, M.Si

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 38 𝐈𝟕

8 Drs. Yusrachmaidi,

MM

Pengguna Aset Dinas

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Serang

Secondary

Informan L 39 𝐈𝟖

Sumber peneliti 2019

Page 93: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

78

4.2.3 Temuan Lapangan

Temuan lapangan ini merupakan penjelasan dari data hasil

penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan

teknik analisa data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teori dari Doli D. Siregar (2004:518-520). Teori tersebut menjelaskan

bahwa ada lima point penting di dalam melakukan manajemen

pengelolaan aset, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset,

optimalisasi aset, pengawasan dan pengendalian.

1. Inventarisasi Aset

Pengelolaan barang milik daerah yang dikelola dengan baik

tentunya akan mempermudah penatausahaan barang milik daerah dan

merupakan sumber daya penting bagi pemerintah daerah. Dalam hal

pengelolaan aset, pemerintah daerah harus menggunakan pertimbangan

aspek perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan

atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah dapat

memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah daerah yang

bersangkutan.

Page 94: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

79

Inventariasi merupakan jantung bagi sebuah instansi pemerintahan

didalam pengelolaan aset. Inventariasi merupakan kegiatan untuk

melakukan pengecekan antara data administratif barang milik daerah

dengan kondisi fisik barang milik daerah yang bersangkutan.

Inventarisasi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah dan nilai serta

kondisi aset daerah yang sebenarnya, yang dikuasai oleh pengguna

barang maupun kuasa pengguna barang atas suatu objek barang.

Inventarisasi aset yang memadai merupakan bagian integral manajamen

aset yang efektif. Daftar inventarisasi aset merupakan dasar dari sistem

informasi manajemen aset daerah dan harus berisi data-data yang relevan

yang dibutuhkan untuk pelaporan keuangan. Salah satunya penggunaan

kendaraan dinas operasional merupakan aset yang perlu dilakukan upaya

inventarisasi agar dapat mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai

atas keberadaan aset tersebut dan juga kelengkapannya dari sisi legal

aspek yang mencakup status penguasaan, masalah legal yang dimiliki,

hingga batas akhir penguasaan.

Apabila inventarisasi tidak dilakukan maka pengelola aset tidak

dapat mengetahui jumlah dan nilai yang sebenarnya. Inventarisasi aset

terdiri dari dua aspek fisik terdiri dari atas bentuk, luas, lokasi, volume/

jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status

penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses

kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/labelling,

Page 95: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

80

pengelompokkan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan

manajemen aset (Doli D. Siregar, 2004:518-520).

Jadi, dalam penelitian ini kegiatan inventarisasi aset dideskripsikan

sebagai Pencatatan Aset Tetap di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Serang, Kodefikasi/Labelling Aset Tetap di Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, Pencatatan Aset Tetap di

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, Pendataan

Legalitas Aset Tetap di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Serang, Pendataan Kepemilikan Aset Tetap di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang.

Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses inventarisasi aset tetap (Q1) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

“Prosesnya yaitu barang masuk, belanja untuk barang bukan dari

proses pengadaan, selanjutnya barang tersebut diserahkan kepada saya

sebagai pengelola aset, barang tersebut harus dilengkapi dengan berita

acara ya. Lalu saya melaporkan kepada pimpinan dan masing-masing

OPD diberikan Surat Perintah Penyaluran Barang” (06 Agustus 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kadis

disnakertrans Kab Serang yang mengetahui proses invetarisasi aset,

sebagai berikut;

Page 96: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

81

“Pencatatan saja dan yang pasti dilakukan pengecekan fisiknya

dan koordinasi antara BPKAD kabupaten Serang, agar data yang

dimiliki benar dan sesuai dengan apa yang ada di lapangan sehingga

laporan yang kita bikin dapat dipertanggung jawabkan. Inventarisasi

dilakukan dengan cara pencatatan semua aset yang dimiliki oleh Pemkot

Serang, setiap aset yang kita lakukan pengadaan maka dilakukan

pencatatan pula terhadap aset tersebut.” (07 Agustus 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Inventarisasi dilakukan dengan cara pencatatan semua aset yang

dimiliki oleh dinas ini, setiap aset yang kita lakukan pengadaan maka

dilakukan pencatatan pula terhadap aset tersebut” (06 Agustus 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Mulai dari proses pengadaan kemudian adanya rekonsiliasi,

setelah itu survey lokasi dan dicatat dalam ATISISBADA” (06 Agustus

2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Page 97: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

82

Tabel 4.2

Data Kartu Inventaris Barang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab Serang

No Kartu Inventaris Jumlah

1 KIB A Tanah 4.614.227.022

2 KIB B Peralatan dan Mesin 8.384.818,00

3 KIB C Gedung dan Bangunan 331503576

4 KIB D Jalan, Irigasi dan Jaringan 336.983.464,00

5 KIB E Aset Tetap Lainnya 30.997.300,00

6 KIB G Aset Tak Berwujud 46.264.500,00

Page 98: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

83

Gambar 4.1

Alur Tahan Proses Inventarisasi di Pemerintah Daerah Kab Serang

(Sumber: BPKAD Kab Serang, yang diolah Peneliti, 2018)

Keputusan

Kepala Daerah

tentang

Pelaksanaan

Sensus

Hasil sensus

Buku

Inventarisasi

Buku Induk

Inventarisasi

Sensus BMD

Hasil sensus

Keputusan

Kepala Daerah

tentang

Pelaksanaan

Sensus

Kepala Daerah Pengelola Barang Pembantu Pengelola Pengguna Barang

Inventarisasi

Sensus BMD Menghimpun

hasil sensus

Sensus BMD

Page 99: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

84

Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses pengelompokkan aset tetap (Q2) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

“Dalam pencatatan aset yang kita miliki, kita melakukan

pencatatan mulai dari luas tanah, kemudian untuk gedung, bangunan, aset

lain seperti barang juga yg terdapat didalam kantor kita catat dan untuk

apa, semuanya dicatat untuk mempermudah monitoring dan proses

pencatatan ini dimulai dari masing-masing OPD kemudian koordinasi dan

dicocokan sama data yang ada di BPKAD selaku pengelola barang milik

daerah.” (06 Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses

pengelompokkan aset tetap, sebagai berikut;

“Semua aset yang kita punya dikelompokkan sesuai dengan

jenisnya, kalo aset tanah itu kita catat di KIB A, aset perlatan dan mesin

di KIB B, gedung dan bangunan kita catat di KIB C, jalan irigasi dan

jaringan kita catat di KIB D, KIB E itu untuk aset tetap lainnya.” (07

Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“KIB A: Tanah, KIB B: Peralatan dan Mesin, KIB C: Gedung dan

Bangunan, KIB D: Jalan, Irigasi dan Jaringan, KIB E: Aset Tetap

Lainnya, KIB F: Konstruksi dalam Pengerjaan.” (07 Agustus 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Page 100: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

85

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19

Tahun 2016 ya, semuanya sudah dikelompokkan dengan jelas di dalam

peraturan tersebut.” (07 Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses pencatatan terhadap fisik aset tetap

(Q3) akan dideskripsikan sebagai berikut;

“Untuk aset tetapnya seperti barang yangg terdapat didalam

kantor itu ya itu diberikan identitas ya misalnya adanya penempellan

kertas, guna nya untuk apa agar gampang kita mencarinya dan kita

catat dalam Kartu Inventaris Barang.” (07 Agustus 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala

dinas disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada pencatatan

terhadap fisik aset tetap, sebagai berikut;

“Kalo untuk melakukan pengecekan fisik asetnya minimal

kegiatan pengecekan ini dilakukan dua minggu sekali, untuk proses

pengecekan dalam pengerjaan kalo biasanya sih bangunan ya, dilihat

sudah berapa persen pekerjaan yang sedang dikerjakan misalnya sudah

25% dan hal apa saja yang sudah dikerjakan lalu muncul nilai pekerjaan

sebesar 25% gitu.” (07 Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Page 101: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

86

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Pengukuran fisik untuk aset tetap, lalu kita melakukan sensus

dengan cara melakukan dokumenntasi satu per satu kita datangin aset

tetap yang ada,, lalu kita bikin laporan hasil sensus yang telah

disediakan, evaluasi dan validasi, perbaikan pencatatan ke dalam

aplikasi ATISISBADA.” (06 Agustus 2018, di Disnakertrans Kab

Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Yang paling penting dalam proses setelah pengadaan langsung

tercatat dalam KIB langsung diteruskan dalam sistem ATISISBADA

sehingga kita punya data aset tersebut” (06 Agustus 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses pendataan legalitas (Q4) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

“Proses kepemilikan atas asset tetap tersebut beragam bisa dari

hasil pengadaan, dan paling banyak itu berasal dari yang sudah dulu-dulu

sebelum saya menjadi pengelola aset, dan dokumennya itu tidak lengkap

untuk aset pada tahun yang sangat lampau, dalam hal pengadaan aset

tetap yang kita miliki itu belum maksimal untuk data yang ada” (06

Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Page 102: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

87

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses pendataan

legalitas, sebagai berikut;

“sulit untuk menjelaskan, intinya dalam prosesnya bahqasannya

kami sering mendapati kesulitan, karena tidak termonitornya aset dan

laporan setiap bidang mandet, akhirnya untuk pendataan legalitasnya

sedikit sulit.” (07 Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Proses kepemilikan atas aset tetap tersebut beragam bisa dari

hasil pengadaan, dan paling banyak itu berasal dari yang sudah dulu-dulu

sebelum saya menjadi pengelola aset, dan dokumennya itu tidak lengkap

untuk aset pada tahun yang sangat lampau, dalam hal pengadaan aset

tetap yang kita miliki itu belum maksimal untuk data yang ada.” (06

Agustus 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Merujuk kepada hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pada dimensi Inventarisasi aset. Proses kegiatan Inventarisasi Aset

di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dicatat dalam

dua kegiatan yaitu pertama dicatat ke dalam Kartu Inventarisasi Barang

dan kedua dicatat ke dalam ATISISBADA (Aplikasi Teknologi Informasi

Siklus Barang Milik Daerah) dan untuk pencatatan aset tanah dilakukan

dan berkoordinasi mulai dari pengguna aset hingga pengelola asset. Untuk

proses pengadaan didasarkan pada permohonan dan pengajuan dari tiap-

tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kemudian tercermin melalui

Page 103: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

88

Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Rencana

Kegiatan Anggaran (RKA), dan dalam kegiatan pengadaan semua barang

milik daerah menggunakan aplikasi E-Purchasing.

Kodefikasi aset daerah memiliki peran penting dalam

mempermudah dan menyederhanakan proses inventarsasi aset. Semakin

banyak jenis dan jumlah aset yang dimilkiki, maka semakin penting

daerah terrsebut melakukan kategorisasi dengan membuat lebih rinci

terhadap aset aset yang dimiliki tersebut. Kodefikasi/ lebeling merupakan

kegiatan untuk menetapkan secara sistematik ke dalam golongan, bidang,

kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok lainnya.

Kodefikasi/lebeling ini dibuat untuk mempermudah pembukan, pendataan,

dan juga sekaligus dapat mempermudah pengamanan terhadap aset yang

dimiliki. Kodefikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Serang

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

sebagai berikut :

1. Kartu Inventaris Barang (KIB) A untuk Tanah

2. Kartu Inventaris Barang (KIB) B untuk Peralatan dan Mesin

3. Kartu Inventaris Barang (KIB) C untuk Gedung dan Bangunan,

4. Kartu Inventaris Barang (KIB) D untuk Jalan, Irigasi dan

Jaringan,

5. Kartu Inventaris Barang (KIB) E untuk Aset Tetap Lainnya,

6. Kartu Inventaris Barang (KIB) F untuk Konstruksi dalam

Pengerjaan,

7. Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

Page 104: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

89

Pencatatan aset yang baik adalah pencatatan yang mampu

memberikan data valid mengenai aspek aset tersebut. Pencatatan aspek

fisik aset meliputi lokasi aset, kondisi aset dan sebagainya. Proses

pencatatan aspek fisik aset sangatlah penting, karena dapat menunjang

proses pengelolaan aset yang baik dan dapat mempermudah tahapan

inventarisasi aset yang membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk

mendapatkan hasil yang valid, sehingga bisa dipertanggung jawabkan

kepada masyarakat.

2. Legal Audit

Masalah yang sering dihadapi dalam legalisasi audit aset daerah

status penguasaan aset yang lemah. Pentingnya pengelolan aset daerah

secara tepat dan berdayaguna dengan menggunakan prinsip pengelolaan

yang efisiensi dan efektif diharapkan akan memberi kekuatan terhadap

kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan

daerahnya. Tahapan penting di dalam suatu sistem pengelolaan aset

daerah adalah inventarisasi aset dan legalisasi untuk menunjang

didapatkannya data aset yang benar, akurat dan up to dateserta sesuai

dengan peraturan hukum yang berlaku.

Legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventariasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau

pengalihan aset. Selanjutnya, identifikasi dan mencari solusi atas

Page 105: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

90

permasalahan legal dan strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.

Masalah yang sering dihadapi dalam legal audit, menyangkut status

penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, dan lain-lain. Jadi,

dalam penelitian ini siklus legal audit dideskripsikan mengenai hal-hal

seperti landasan hukum dalam pengelolaan aset tanah, sistem dan

prosedur mengenai mengenai legalitas aset yang dimiliki, identifikasi

permasalahan status penguasaan aset.

Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses pendataan kepemilikan (Q5) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

“Biasanya dilakukan survey dan dilakukan sensus selama 5 (lima)

tahun sekali.” (10 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala

dinas disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses

proses pendataan kepemilikan, sebagai berikut;

“Melakukan survey yang berkoordinasi antara pihak BPKAD,

dan dilakukan selama tri semester, 6 bulan dan setahun.” (11 Desember

2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

Page 106: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

91

“Biasanya dilakukan survey dan dilakukan sensus selama 5 (lima)

tahun sekali.” (10 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Biasanya ada pencatatan terus ada juga survey kalo tidak salah

setiap 5 tahun.” (10 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal landasan hukum dalam manajemen aset tetap

(Q6) akan dideskripsikan sebagai berikut;

“Landasan hukum dalam pengelolaan barang milik daerah kita

menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

jadi didalamnya dijelaskan masing-masing tugas, wewenang, dan

pengelolaannya jadi kita tinggal ngikutin untuk mengelolaanya. Agar

dalam kegiatan mengelola barang milik daerah itu terarah, tidak terjadi

tumpang tindih pekerjaan, dan pengelolaan baik serta dapat

dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.” (10 Desember 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses

inventarisasi aset, sebagai berikut;

“Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.” (11 Desember 2018,

di Disnakertrans Kab Serang)

Page 107: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

92

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Landasan hukum yangkita gunankan yaitu peraturan yang

berlaku saat ini untuk Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) kita

pakai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016.” (12

Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Semua kegiatan yang kita lakuin itu semuanya berdasarkan

peraturan yang berlaku ya kalo dalam pengelolaan barang milik daerah

kita menggunakan dan berpacu dengan peraturan yang berlaku juga

mengenai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016,

walaupun ada peraturan lainnya yang menyangkut tapi peraturan yang

utamanya ini yang kita pakai.” (12 Desember 2018, di Disnakertrans

Kab Serang)

Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal prosedur tentang memperoleh legalitas

kepemilikan aset tetap (Q7) akan dideskripsikan sebagai berikut;

“dalam prosedurnya pengelola aset, data pengadaan, data

kepemilikan harus ada terlebiih dahulu karena untuk melanjutkan proses

kepemilikan legalitas jika tidak punya data pendukung seperti yang

disebutkan tadi akan sulit ketika prosesnya” (13 Desember 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Page 108: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

93

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada legalitas

kepemilikan aset tetap, sebagai berikut;

“Sulit untuk menjelaskan, intinya dalam prosesnya bahqasannya

kami sering mendapati kesulitan, karena tidak termonitornya aset dan

laporan setiap bidang mandet, akhirnya untuk pendataan legalitasnya

sedikit sulit” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Untuk kepemilikan rasanya tidak ada masalah ya disini, mungkin

untuk prosesnya tidak ada sengketa ataupun apa jadi sangat mudah” (13

Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Rasanya setiap aset tetap yang ada disini sudah legal ya tidak

ada kesulitan sama sekali mungkin untuk pelaksaannya saja dilapangan

mungkin yang kekurangan orang ketika membuat sertifikat sertikat

tertentu.” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal masalah dalam proses legal audit (Q8) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

Page 109: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

94

“Setelah adanya pengadaaan ketika akan di inventarisasi kan

kedalam kib dan ATISISBADA para pengguna aset kadang tidak

memberika laporan tentang pengadaan yg telah mereka laporkan jadi

ketika di legal audit saya selaku pengelola aset merasa kesulitan ditambah

kekurangan orang disini.” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab

Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada masalah dalam

proses legal audit, sebagai berikut;

“Tidak tercatat dalam buku Inventaris Barang, dan tidak dapat

menunjukkan bukti-bukti perolehan, fisik tidak dikuasai.” (13 Desember

2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Rasanya sulit juga ya bagi setiap bidang yang tidak melaporkan

aset tetapnya kepada pengelola aset sehingga membuat proses legal audit

sedikit kesulitan.” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“Tidak ada masalah sepertinya hanya ya itu tadi kekurangan

orang mungkin jika akan melalukan kegiatan yg berkaitan dengan aset.”

(13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Page 110: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

95

Berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan pada dimensi

Legal audit peneliti berkesimpulan, landasan hukum dalam manajemen

aset tetap di Disnakertrans Kab Serang merupakan aspek yang

menjelaskan mengenai peraturan apa saja yang dijadikan sebagai

pedoman dalam pengelolaannnya, serta ketentuan-ketentuan apa yang

dijalankan dalam pengelolaan asset tetap. kita gunakan peraturan dari

Pemerintah Pusat yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19

Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,

dalam peraturan tersebut dijelaskan mengenai pejabat pengelola barang

milik daerah, pejabat penatausahaan barang milik daerah, pengguna/

kuasa pengguna barang, pengurus barang pengelola,pengurus barang

pengguna, pengurus barang pembantu, mulai dari ruang lingkup

perencanaan kebutuhan dan penganggaran sampai ke ganti rugi dan

sanksi, siklus dalam mengelola barang milik daerah.

Dalam peraturan tersebut juga dijelaskan mengenai siapa saja

yang berhak dan memiliki wewenang dalam mengelola aset tetap di

Disnakertrans Kab Serang, dan ada siklusnya dalam mengelola aset tetap.

Agar pengelolaan aset tetap menjadi lebih transparan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Sistem dan prosedur mengenai legalitas kepemilikan terhadap

aset-aset daerah yang dimiliki merupakan suatu langkah awal untuk

Page 111: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

96

mendapatkan pengakuan kepemilikan terhadap aset daerah yang dimiliki.

Pada status kepemilikan sebuah aset tidak akan luput dari yang namanya

identifikasi permasalahan, karena akan ada banyak permasalahan yang

timbul untuk status kepemilikan aset tanah tersebut, terlebih lagi banyak

aset yang memiliki banyak ragam status penguasaan yang berbeda-beda

dan memiliki kepentingan yang berbeda pula. Ditambah kekurangan

orang dibagian pengelola aset menjadi masalahnya yaitu dalam

pelaksanaan legalitas aset tetap menjadi alasan kenapa tidak berjalan

dengan baik pada pelaksanaannya.

3. Penilaian Aset

Penilaian merupakan terjemahan dari istilah appraisal dan

valuation. Istilah appraisal lebih banyak digunakan di Amerika Serikat.

Sedangkan valuation atau valuers biasa di pakai di Inggris dan negara

anggota persemakmuran, jadi penilaian pada dasarnya merupakan

estimasi atau opini, walaupun didukung oleh alasan atau analisis rasional.

Penilaian pada prinsipnya merupakan suatu proses indikasi melalui suatu

pengetahuan atau metode tertentu terhadap suatu objek suatu kepentingan

atau tujuan tertentu. Penilaian barang milik daerah perlu dibedakan

dengan penilaian pada umumnya. Penilaian barang milik daerah

merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan seorang penilai untuk

mendapatkan estimasi nilai suatu barang milik daerah tertentu.

Page 112: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

97

Dalam indikator Ketiga, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses penilaian terhadap aset tetap (Q9)

akan dideskripsikan sebagai berikut;

“Untuk penilaian aset itu yang melakukan Kantor Jasa Penilai

Publik (KJJP) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL). Mereka yang melakukan penilaian karena memang

dibidangnya jadi penilaian yang sudah ditetapkan valid, jadi bukan

wewenang dan tugas kita untuk melakukan penilaian aset.” (13 Desember

2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala

dinas disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses

penilaian terhadap aset tetap, sebagai berikut;

“Penilaian bukan dilakukan oleh pihak BPKAD, namun dilakukan

oleh pihak KKJP dan KPKNL mereka yang punya wewenang dan juga

kita tidak ada campur tangan” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab

Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Ada Jasa Penilai Publik (KJJP) dan Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) gunanya mereka yang melakukan penilaian

terhadap aset yang kami punya, dan kita tidak ada wewenang untuk

melakukan penilaian” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Page 113: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

98

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“dimana pihak yang ada disini akan bekerja sama dengan

BPKAD” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Gambar 4.2

Proses Penilaian Aset Tetap Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab Serang

(Sumber: BPKAD Kab Serang, yang diolah Peneliti tahun 2018)

Tim Inventarisasi

Aset Disnakertrans

kab serang

menyiapkan data

aset tetap dan

dokumen perolehan.

Diserahkan kepada

Tim Inventarisasi

BPKAD kab Serang

Tim Inventarisasi BPKAD

mengecek kelengkapan

dokumen perolehan dan

melakukan penilaian atas

aset tetap tersebut.

Apabila dokumen perolehan tidak

lengkap, maka Tim Inventarisasi BPKAD

kab serang mencari NJOP atas aset tetap

pada tahun perolehan.

Apabila dokuemen perolehan sudah

lengkap, maka Tim Inventarisasi BPKAD

Kab serang akan menilai aset tetap

dengan biaya perolehan.

Apabila NJOP tidak ada, maka

Tim Inventarisasi BPKAD Kab

Serang menggunakan NJOP aset

tetap yang lokasinya

berdekatan dengan aset tetap

tersebut, pada tahun

perolehan.

Page 114: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

99

Berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan pada dimensi

Penilaian Aset peneliti berkesimpulan, penilaian Barang Milik Daerah

dilaksanakan dalam rangka mendapatkan nilai wajar. Penilaian Barang

Milik Daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah

daerah, Pemanfaatan dan Pemindahtangan Barang Milik Daerah dalam

kondisi tertentu, barang milik daerah yang telah ditetapkan nilainya

dalam Neraca Pemerintah Daerah dapat dilakukan penilaian kembali.

Penilaian pada dasarnya merupakan estimasi atau opini, dengan didukung

oleh alasan atau analisis rasional. Penilaian pada prinsipnya merupakan

suatu proses indikasi melalui suatu pengetahuan atau metode tertentu

terhadap suatu objek suatu kepentingan atau tujuan tertentu. Penilaian

barang milik daerah perlu dibedakan menjadi dengan penilaian pada

umumnya. Penilaian barang milik daerah merupakan suatu proses ilmiah

yang dilakukan oleh seorang penilai untuk mendapatkan estimasi nilai

suatu barang milik daerah tertentu.

Melakukan penilaian yaitu pihak KPKNL (Kantor Pelayanan

Keuangan Negara dan Lelang) Kabupaten Serang dan DJKN (Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara) Wilayah Banten. Pihak BPKAD

berkoordinasi dengan pihak KPKNL dan DJKN dalam melakukan

penilaian aset, karena mereka yang memiliki hak dan wewenang.

Page 115: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

100

Pengelola Aset berkoordinasi dengan pihak KPKNL Kabupaten

Serang dan DJKN Wilayah Banten dalam hal penilaian aset daerah,

dilakukan setiap triwulan dalam setahun. Dengan tujuan agar

memperoleh informasi nilai aset secara akurat dan dapat diketahui berapa

nilai ekonomis aset tersebut, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar

dalam penyusunan neraca daerah dan dapat dipertanggung jawabkan.

Penilaian barang milik daerah merupakan suatu proses ilmiah

yang dilakukan oleh seorang penilai untuk mendapatkan estimasi nilai

suatu barang milik Pemerintah Daerah Kabupaetn Serang untuk aset,

maka penilaian dilakukan dengan cara penilaian oleh tim penilai dengan

melihat berbagai hal seperti lokasi, jenis, merk, tipe, jumlah, ukuran

kondisi dan kelengkapan data lainnya, untuk mendukung nilai suatu aset.

4. Optimalisasi Aset

Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang

dimiliki daerah. Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan

ekonomi yang bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa

menunjang peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi

pelayanan publik kepada masyarakat. Pada umumnya pemerintah daerah

banyak memiliki aset yang bernilai tinggi namun sebagian besar dari aset

tersebut belum mampu berdayaguna dan berhasil guna serta

menghasilkan pendapatan yang tinggi, sehingga biaya operasional dan

Page 116: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

101

pemeliharaannya masih menjadi beban Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah. Terkait permasalahan penggunaan kendaraan dinas perlu

dilakukan optimalisasi pengelolaan aset sehingga penggunaan dana

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah terlaksana dengan efektif dan

efisien.

Optimalisasi Aset merupakan mengoptimalkan potensi fisik,

lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset

tersebut, meliputi: aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi.

Dalam indikator Keempat, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses optimalisasi aset tetap (Q10) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

“Untuk proses penyewaan itu pertama pengajuan pengusulan

penyewaan, setelah itu pihak BPKAD melakukan proses pengecekan fisik

langsung, menunggu persetujuan dari Walikota dan setelah disetujui

maka akan dikeluarkan surat keterangan pemanfaatan sifatnya mengikat,

jangka waiktunya itu maksimal 5 (lima) tahun.” (13 Desember 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala

dinas disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada

optimalisasi aset tetap, sebagai berikut;

“Cukup melakukan pengecekan saja dan ada tim nya yang

ditentukan oleh Kepala BPKAD dan ada surat tugasnya.. Dalam

pengawasan dan pengendalian kita melakukan berbagai tahapan ya,

yaitu pengawasan reguler, pemeriksaan kasus, pemeriksaan dengan

Page 117: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

102

tujuan tertentu, setelah itu ada bagian tindak lanjut sebagai

implementasi dari hasil pengawasan, jadi kalau dibilang optimal setiap

bagian pasti ada yang harus diperbaiki dan kita disini Inspektorat

bukanlah Aparat Penegak Hukum, Kepolisian, Jaksa, jadi kita hanya

sebagai internal untuk pendukung.” (13 Desember 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Untuk pengoptimalisasinya, kami melalukan pengecekan

memberikan plat-plat, atau barcode, atau sebuah nama untuk

ditempelkan di aset tersebut, sehingga kami tau ada dimana aset tersebut

dipergunakan baik atau tidaknya juga.” (13 Desember 2018, di

Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“dimana pihak yang ada disini akan bekerja sama dengan

BPKAD” (13 Desember 2018, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam indikator Keempat, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal aset tidak termonitor antar bidang di

disnakertrans (Q11) akan dideskripsikan sebagai berikut;

“Karena ketika saya sudah mengumumkan diakhir tahun kepada

setiap kepala bidang untuk memberikan laporan aset kepada saya

ternyata mereka-merka tidak memberikan laporannya dan tidak memakai

alasan, jadi untuk memonitor aset yang berada didalam kantor atau pun

diluar kantor rasanya sangat sulit kalau tidak memakai laporan dari

kepala bidang.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab Serang)

Page 118: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

103

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala

dinas disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada aset tidak

termonitor antar bidang di disnakertrans, sebagai berikut;

“karena kurangnya rasa kesadaran atau mungkin karena

masalah aset dan segala pelaporannya dianggap enteng oleh para

bidang disini sehingga seenaknya menggunakan aset dan tidak

memberikan laporan tentang aset yang sudah digunakan atau juga tidak

ada tanggung jawab karenanya tidak termonitor aset di dinas ini.”

(9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab Serang

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“..... ketika pengelola aset meminta laporan aset tetap per

kuartal, setiap bidang selalu tidak memberikan hasil laporan itu, ada

yang berleha-leha atau apalah, akhirnya pengelola aset sendiri yang

harusmengecek dan membuat laporan itu sendiri, memakan waktu dan

kekurangan tenaga kerja juga.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab

Serang

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“betul sekali sangat tidak termonitor disini, yang seharusnya

mempunyai laporan sndri di setiap bidang yang diserahkan kepada

pengelola aset, hanya saja pengelola aset sendiri yang harus memonitor

aset-aset yang ada disetiap bidang dan menulis laporannya sendiri

tentang aset aset yag ada di setiap bidang.” (9 Januari 2019, di

Disnakertrans Kab Serang

Page 119: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

104

Adapun I5 yang menjabat sebagai kepala bidang di disnakertrans

terkait menyampaikan hal yang mempunyai jawaban atas pernyataan dari

pertanyaan-pertanyaan sebelumnya sebagai berikut;

“ya kadang saya males ya membuat laporan tentang aset yg

digunakan oleh saya dan bawahan saya jadi ya mau gimana lagi paling

juga saya kasih hasilnya saja apa yg saya udah pake sisanya saya

kasihke pengelola aset yg mengerjakan laporan tersebut. tapi bukan

berati saya tidak pernah membuat laporan, bukan.” (9 Januari 2019, di

Disnakertrans Kab Serang

Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai kepala bidang

di disnakertrans, yaitu sebagai berikut;

“saya membuat laporan tapi mungkin ada khilafnya juga ketika

harus diserahkan laporannya kepada pihak yang mengurusnya.....”

(9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab Serang

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan

kepala bidang di disnakertrans yakni sebagai berikut;

“mungkin kurang komunikasi atau gimana dari atasannya dan

pngelola disini kemungkinan yang membuat laporan terbebankan

pada pengelola aset......” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab

Serang

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I8 yang merupakan

kepala bidang di disnakertrans yakni sebagai berikut;

“tidak ada pemberitahuan mungkin ada dari saya pribadi yang

kelupaan jadi hal tersebut (laporan aset) tidak dibuat dan tidak

memberikan hasilnya kepada pengelola aset” (9 Januari 2019, di

Disnakertrans Kab Serang

Page 120: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

105

Dalam indikator Keempat, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal tidak memiliki ruangan aset tetap (Q12) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

“bagaimana ya karena disini kami menyimpan aset atau barang

yang hanya punya jangka waktu selama setahun, sehingga untuk

menyimpan segala aset tersimpan didalam kantor dan sama sekalii tidak

memiliki ruangan untuk menyimpan segala aset tetap. tapi itu juga

menghambat pengoptimalisasi aset yg ada disini dikarenakan banyak

barang hilang tidak tahu menahu dan kemana. sehigga sangat tidak

optimal juga untuk aset diisini.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab

Serang

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala

dinas disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada tidak

memiliki ruangan aset tetap, sebagai berikut;

“karena menurut kami cukuplah barang tersebut berada

ditengah-tengah dalam kantor tidak perlu memiliki ruangan untuk aset-

aset yang berada disini, sehingga tidak jadi masalah atas aset yg

tergeletak didalam kantor.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab

Serang

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“mungkin dikarenakan pengadaan kita tidak serepot di dinas-

dinas besar dan juga arena gedung yg kami punya tidak ada ruang lagi

kecuali direncanakan, sehingga dari semua aset.” (9 Januari 2019, di

Disnakertrans Kab Serang

Page 121: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

106

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“karena mungkin tidak diperlukan ya disini, jadi segala aset yang

ada disini sudah aman dan terjaga.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans

Kab Serang)

Gambar 4.3

Tempat Tersimpannya Aset

Sumber: Peneliti 2018

Dari berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan pada

dimensi Optimalisasi aset peneliti berkesimpulan, optimalisasi aset

merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan potensi fisik, potensi lokasi,

potensi nilai, potensi jumlah/ volume, potensi legal dan ekonomi yang

dimiliki aset tersebut. Dalam kegiatan ini aset-aset yang dikuasai oleh

Page 122: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

107

Pemerintah Daerah diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang

memiliki potensi dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi

dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang dapat

menjadi himpunan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik

jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Untuk menentukan

hal tersebut haruslah terukur dan transparan. Sedangkan aset yang tidak

dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor

permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor

lainnya, sehingga setiap aset nantinya memberikan nilai tersendiri. Hasil

akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi

dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

Maka dari itu disnakertrans sangat membutuhkan adanya aset-aset

tetap yang berpotensi untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi pemerintahan. Optimalisasi aset ini diharapkan dalam waktu

singkat akan menghasilkan penggunaan dan pemanfaatan aset yang

efektif dan efisien.

Aset yang berpotensi tentunya harus digunakan dengan sebaik

mungkin agar aset yang telah dimiliki tidak hanya dimiliki tanpa

dipergunakan dan dimanfaatkan. Maka dari itu, aset yang dimiliki harus

dikelola dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Karena aset yang berpotensi apabila dioptimalkan dalam penggunaannya

Page 123: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

108

akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan juga laporan yang

ada di disnakertrans ini harus berjalan kembali tidak hanya

mengandalkan pegelola aset yang menanggung semua laporan bidang-

bidang.

5. Pengawasan dan Pengendalian

Aset merupakan hal yang rentan sekali akan penyalahgunaannya.

Untuk itu perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan perlu dilakukan

oleh pimpinan atau atasan langsung suatu organisasi atau unit kerja

terhadap bawahan dengan tujuan untuk mengetahui atau menilai apakah

program kerja yang ditetapkan telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku.

Dalam indikator kelima, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal proses pengawasan dan pengendalian (Q13)

akan dideskripsikan sebagai berikut;

“Barang masuk, belanja untuk barang-barang bukan dari proses

pengadaan, begitu barang tersebut diserahkan kepada pengurus barang,

barang tersebut harus dilengkapi dengan berita acara, lalu wajib

diberikan dokumen kontrak, jadi pengurus barang harus memeriksa

terlebih dahulu berita acara yang ada” (9 Januari 2019, di

Disnakertrans Kab Serang)

Page 124: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

109

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses

pengawasan dan pengendalian, sebagai berikut;

“Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang,

pengeluaran barang dan keadaan persediaan barang ke dalam Kartu

Inventaris Barang, yang menurut jenisnya itu ada lima ya, ada buku

inventaris, buku barang pakai habis, buku hasil pengadaan, kartu

barang, kartu persediaan barang.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans

Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Saya sendiri yang mengawasi langsung dan pengendalian juga

terhadap aset tetap disini yang mana tau segala proses aset yang

berlangsung disini.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“tentunya di catat ya tapi ada saja pasti barang yang tidak

terinvetarisasi dengan baik, karena kelalain tentunya, jadi kekurangan

tenaga kerja di pengelolaan aset sangatlah berpengaruh dalam prosedur

untuk invetarisasi aset.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab Serang)

Dalam indikator kelima, telah dilakukan wawancara dengan I1,

Pengelola aset disnakertrans Kab Serang (Key Informan), sehingga

pertanyaan pertama perihal sistem dan prosedur dalam pengawasan dan

pengendalian dalam kegiatan inventariasi aset tetap (Q14) akan

dideskripsikan sebagai berikut;

Page 125: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

110

“Barang masuk, belanja untuk barang-barang bukan dari proses

pengadaan, begitu barang tersebut diserahkan kepada pengurus barang,

barang tersebut harus dilengkapi dengan berita acara, lalu wajib

diberikan dokumen kontrak, jadi pengurus barang harus memeriksa

terlebih dahulu berita acara yang ada. dengan dokumen kontraknya

sesuai tidak isi dari keduanya tersebut dengan barang yang diterima,

setelah itu si pengurus barang melaporkan kepada pimpinan lalu

masing-masing OPD diberikan Surat Perintah Penyaluran Barang, dari

hasil survey tersebut pengurus barang menyalurkan barang tertsebut

siapa saja yang membutuhkannya dengan Berita Acara Serah Terima

Barang, fungsinya yaitu apabila barang itu hilang maka dapat diketahui

siapa pemenangya, dan dia harus bertanggung jawab karena ada Berita

Acara Serah Terima Barang.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab

Serang)

Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kepala dinas

disnakertrans Kab Serang yang bertanggung jawab pada proses

pengawasan dan pengendalian, sebagai berikut;

“Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang,

pengeluaran barang dan keadaan persediaan barang ke dalam Kartu

Inventaris Barang, yang menurut jenisnya itu ada lima ya, ada buku

inventaris, buku barang pakai habis, buku hasil pengadaan, kartu

barang, kartu persediaan barang.” (9 Januari 2019, di Disnakertrans

Kab Serang)

Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai

Sekretaris disnakertrans Kab Serang, yakni sebagai berikut;

“Kita merujuk pada Surat Keputusan Kepala Dinas, melalui SK

Kepala Dinas itu dikeluarkan SK PPTK, SK Pengawas nanti

pengendaliannya itu ada di SK PPTK dan SK Pengawas. Setiap hari

pengawas terjun ke lapangan, tapi ya karena kita kekurangan SDM bisa

sampai tiga hari sekali gantian sama pihak PPTK.” (9 Januari 2019, di

Disnakertrans Kab Serang)

Page 126: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

111

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai

Kasubag Umum disnakertrans Kab Serang juga menerangkan hal serupa,

sebagai berikut;

“ya harus dimanfaatkan dan diutamakan untuk kegiatan disni ya,

tidak semena-mena dilakukan untuk hal yang bersifat pribadi.”

(9 Januari 2019, di Disnakertrans Kab Serang)

Dari berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan pada

dimensi Pengawasan dan pengendalian peneliti berkesimpulan, Dalam

melakukan kegiatan pengelolaan aset tetap tentulah tidak terlepas dari

sebuah pengawasan dan pengendalian untuk memantau/ memonitoring

jalannya sebuah proses pengelolaan aset tetap tersebut.

Proses pengawasan dan pengendalian aset tanah di Kelurahan

Kepuren, mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19

Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,

karena pada peraturan tersebut terdapat tatacara mengenai proses

pengawasan dan pengendalian. Inspektorat melakukan pengawasan dan

pengendalian dengan cara menilai apakah pelaksaan tugas sudah sesuai

dengan peraturan perundang- undangan dengan memenuhi 3E prinsip

yaitu Efektif, Efisien dan Ekonomis, lalu selanjutnya kita memberikan

rekomendasi pemeriksaan dan mengacu pada SA- AIPI (Standard Audit

Page 127: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

112

Auditor Interent Pemerintah Indonesia) dan nantinya akan dipertanggung

jawabkan.

Dalam perkembangan teknologi, tentu berkembanglah suatu

sistem infromasi manajemen yang membantu proses kerja pada bidang

pemerintahan. Dengan menggunakan SIMA (Sistem Informasi

Manajemen Aset) perlu dilakukan untuk mempermudah proses

pengelolaan aset tanah. Disnakertrans menggunakan aplikasi bernama

ATISISBADA (Aplikasi Teknologi Informasi Siklus Barang Daerah),

yang mana merupakan sistem informasi Manajemen yang berfungsi

dalam pengelolaan data dan informasi Barang Milik Daerah secara

online, yang bisa diakses oleh para pengurus barang milik daerah di

masing- masing dinas atau instansi pemerintah.

Aplikasi tersebut memiliki fungsi dalam mengelola barang milik

daerah dan dikelola secara online, serta mampu diakses oleh semua

pengurus barang mili daerah pada masing- masing Organisasi Perangkat

Daerah. ATISISBADA selalu diperbaharui atau diupdate untuk

mendapatkan hasil yang valid. Diperbaharui setiap ada barang milik

daerah baik dari proses inventarisasi, pencatatan, hingga pada proses

penghapusan barang milik daerah. Hal ini agar memudahkan pengelola

barang dalam mengawasi serta mengendalikan asetnya dengan baik.

Page 128: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

113

Gambar 4.4

Aplikasi Teknologi Siklus Barang Daerah

4.3 Pembahasan

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah melakukan

ringkasan pembahasan dari hasil penelitian. Ringkasan pembahasan dari hasil

penelitian ini dilakukan untuk memberikan penafsiran terhadap hasil yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Adapun hasilnya adalah:

1. Inventarisasi Aset

Dalam proses pengadaan terhadap Dinas tenaga kerja dan transmigrasi

Kabupaten Serang sudah dilakukan dengan baik, hal ini dapat diketahui

dengan proses pengadaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Serang dalam pengadaan aset tetap berdasarkan dari permohonan setiap

Page 129: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

114

SKPD yang kemudian disusun dalam Rencana Kebutuhan Barang Milik

Daerah (RKBMD). Kemudian Dinas tenaga kerja dan transmigrasi

Kabupaten Serang dalam kegiatan pengadaan untuk semua barang milik

daerah menggunakan epurchasing. Kemudain, proses pencatatan pada

aset tetap di Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang belum

berjalan dengan baik, baik sesuai dengan kodefikasi/labeling pada aset

tetap disana dikarenakan kekurangan sumberdaya manusia membuat

proses pencatatan menjadi sedikit terhambat atau terlewat dalam

penulisan, walaupun kodefikasi/labeling pada aset tetap Dinas tenaga

kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang dengan mengelompokkannya

belum berjalan dengan baik dan masih banyak kekurangan. Hal ini tentu

saja belum sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17

Tahun 2007. Namun, dengan adanya permasalahan inventarisasi aset tetap

di Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang, dapat

membuktikan bahwa sebenarnya kegiatan inventarisasi aset belum baik,

padahal proses inventarisasi merupakan jantung bagi sebuah instansi

pemerintahan di dalam pengelolaan aset, dan juga adanya kegiatan

inventarisasi yang baik mempunyai manfaat bagi Pemerintah Kabupaten

serag dan dinas itu sendiri, agar dapat mengendalikan, memanfaatkan,

mengamankan, serta mengawasi setiap aset tetap Dinas tenaga kerja dan

transmigrasi Kabupaten Serang yang tersebar disetiap SKPD, kemudian

dengan adanya inventarisasi yang baik juga dapat mengetahui bahwa aset

Page 130: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

115

tetap tersebut, sudah termanfaatkan dengan baik sesuai dengan tujuan dan

fungsinya. Adapun permasalahan inventarisasi aset pada aset tetap yaitu,

kurangnya sumber daya manusia yang membuat proses pencatatan

inventarisasi disana menjadi kurang maksimal, dalam hal labeling/koding

dan kegiatan inventarisasi aset yang lainnya. dalam hal ini sumber daya

manusia di pengelola aset menjadi sasaran utama permasalahan aset tetap

Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang.

2. Legal audit

Legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaann

atau pengalihan aset identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan

legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang

terkait dengan aset tetap di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Serang. Dimana, seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa

proses legal audit yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang dengan tertib inventarisasi, sehingga

dengan tertib dalam inventarisasi ini dapat memudahkan BPKAD

Kabupaten Serang dalam menyajikan data secara valid, namun jika dilihat

proses legal audit yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang kurang berjalan dengan baik, buktinya

kekurangan orang dibagian pengelola aset menjadi masalahnya yaitu

dalam pelaksanaan legalitas aset tetap menjadi alasan kenapa tidak

Page 131: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

116

berjalan dengan baik pada pelaksanaannya. Jadi untuk melakukan

inventarisasi untuk menjadi tertibnya kadang terkendala dalam

pelaksanaan legal audit.

3. Penilaian aset

Proses penilaian aset pada aset tetap di Dinas tenaga kerja dan

transmigrasi Kabupaten Serang, seperti yang telah dipaparkan diatas yaitu

dapat diketahui bahwa, Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten

Serang tidak melakukan proses penilaian pada aset tetap akan tetapi Dinas

tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang dalam melakukan proses

penilaian atas aset tetapnya menggunakan jasa penilai independen dari

pihak ketiga atau swasta, dimana penilai ketiga yang dipilih oleh

Pemerintah Kabupaten Serang ini, harus memiliki sertifikat pada

penilaian aset, namun pihak ketiga atau swasta ini juga dalam setiap

melakukan penilaian aset dipilih secara berbeda-berbeda agar dapat

mengetahui nilai yang konkrit dari aset tetap tersebut, sehingga hal ini

juga dapat memudahkan dalam menetapkan serta mengetahui nilai barang

atau nilai dari aset tetap tersebut.

Penilaian barang milik daerah merupakan suatu proses ilmiah yang

dilakukan oleh seorang penilai untuk mendapatkan estimasi nilai suatu

barang milik Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang

untuk aset tetap, maka penilaian dilakukan dengan cara penilaian oleh tim

penilai dengan melihat berbagai hal seperti lokasi, jenis, merk, tipe,

Page 132: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

117

jumlah, ukuran kondisi dan kelengkapan data lainnya, untuk mendukung

nilai suatu aset.

4. Optimalisasi aset

Proses optimalisasi pada aset tetap belum berjalan dengan baik dan

maksimal, hal ini dapat dilihat Aset yang berpotensi tentunya harus

digunakan dengan sebaik mungkin agar aset yang telah dimiliki tidak

hanya dimiliki tanpa dipergunakan dan dimanfaatkan. Maka dari itu, aset

yang dimiliki harus dikelola dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya

masing-masing. Karena aset yang berpotensi apabila dioptimalkan dalam

penggunaannya akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan

juga laporan yang ada di disnakertrans ini harus berjalan kembali tidak

hanya mengandalkan pegelola aset yang menanggung semua laporan

bidang-bidang. Dan juga tidak ada ruangan untuk menyimpan aset

sangatlah tidak sesuai prosedur yang ada, yang menjadikan pengelolaan

aset dalam optimalisasinya kurang baik dan maksimal.

5. Pengawasan dan pengendalian

Proses pengawasan dan pengendalian pada aset tetap Dinas tenaga kerja

dan transmigrasi Kabupaten Serang, dapat diketahui berdasarkan

pemaparan seluruh informan, bahwa proses kegiatan pengawasan dan

pengendalian pada aset tetap Dinas tenaga kerja dan transmigrasi

Kabupaten Serang sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada

Page 133: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

118

kegiatan yang dilakukan oleh pihak Inspektorat Kabupaten Serang, yang

selalu memantau kegiatan inventaris yang dilakukan oleh Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kab Serang dalam

menyusun 5 (lima) Kartu Inventaris Barang (KIB). Kemudian, dalam

proses kegiatan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset pada

aset tetap Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang yang

dilakukan oleh Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Serang dan

BPKAD Kab Serang sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat

pada aplikasi ATISISBADA (Aplikasi Teknologi Informasi Siklus

Barang Daerah) yang memudahkan dalam menyajikan data secara valid

dan selalu diperbaharui oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kab Serang.

Page 134: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

119

Tabel 4.3

Hasil Temuan Lapangan

No Indikator Hasil Temuan Lapangan

1

Inventarisasi Aset

1. belum baiknya dalam melaksanakan inventarisasi

aset hasilnya dalam pelaksanaannya kurang

optimal dalam keluar masuknya aset

2

Legal Audit

1. Pelaksanaan legal audit sudah baik, dalam

prosesnya juga semua tentang tanah gedung

ataupun aset yang tidak bergerak sudah di legalkan

mengenai dokumen, kepemilikan dan sertifikat.

3

Penilaian Aset

1. Penilaian aset sudah berjalan baik, disnakertrans

dalam melakukan proses penilaian atas aset

tetapnya menggunakan jasa penilai independen

dari pihak ketiga atau swasta, dan sudaah berjalan

dengan baik karna disnakertrans menyiapkan

segala dokumen untuk menjalankan prosedur yang

ada

4

Optimalisasi Aset

1. Optimalisasi aset belum berjalan dengan baik,

seharusnya potensi fisiknya masing-masing

dimanfaatkan tetapi aset yag memiliki potensi

tersebut haruslah digunakan sesuai dengan fungsi

dan kegunaannya, jika tidak digunakan maka aset

Page 135: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

120

tersebut hanya membebani biaya pemeliharaan

saja.

2. Aset disetiap bidang seharusnya membuat laporan

tersendiri, jika tidak membuat aset tidak diketahui

keberadaanya, dan juga tidak memiliki ruangan

untuk aset tetap.

5

Pengawasan dan

Pengendalian aset

1. Proses kegiatan pengawasan dan pengendalian

pada aset tetap Disnakertrans sudah berjalan

dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan

yang dilakukan oleh pihak Inspektorat Kabupaten

Serang, yang selalu memantau kegiatan inventaris

yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (BPKAD) Kab Serang dalam

menyusun 5 (lima) Kartu Inventaris Barang (KIB).

Page 136: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

120

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan yang

telah dipaparkan pada bab sebelumnya, sehingga penyimpulan akhir

mengenai Manajemen Pengelolaan Aset Tetap pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Serang:

1. Penulisan kodefiksi/labeling belum berjalan dengan baik karena untuk

pegawainya saja hanya 1 orang sedangkan aset tetap di dinas tenaga

kerja dan transmigrasi kabapeten serang banyak sekali yang harus

dicatat, oleh karena itu sumber daya manusia ada masalah utama

disana.

2. Mengenai dokumen, surat kepemilikan dan sertifikat sudah

terinventarisir dengan baik guna untuk legal audit, karena semua

proses legal audit membutuhkan itu.

3. Aset yang berpotensi tentunya harus digunakan dengan sebaik

mungkin agar aset yang telah dimiliki tidak hanya dimiliki tanpa

dipergunakan dan dimanfaatkan. Maka dari itu, aset yang dimiliki

harus dikelola dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya masing-

masing. Karena aset yang berpotensi apabila dioptimalkan dalam

penggunaannya akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Laporan yang ada di disnakertrans ini harus berjalan kembali tidak

hanya mengandalkan pegelola aset yang menanggung semua laporan

Page 137: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

121

setiap bidang-bidang. Dan juga tidak ada ruangan untuk menyimpan

aset sangatlah tidak sesuai prosedur yang ada, yang menjadikan

pengelolaan aset dalam optimalisasinya kurang baik dan maksimal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian,

maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan

dan pertimbangan sehingga tercapainya manajemen pengelolaan aset tetap

pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang efektif dan

efisien di dalam penggunaannya. Adapun saran tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Agar proses pencatatan berjalan secara maksimal dibutuhkan tambahan

sumber daya manusia bagian pengelola aset, agar nanti ketika prosesnya

berjalan dengan efisien dan efektif.

2. menurut peneliti sebaiknya dibuatkan ruangan aset secepatnya agar semua

aset tetap di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang

tertata rapi dan mudah untuk dicari/dilihat ketika ingin mencarinya

ditambah ketika dalam pelaksanaan penilaian aset tidak ada hasil

penyusutan nilai Rp. 1,0- agar gampang terpeliharandan segala sesuatu

tentang aset tetap ada dalam satu ruangan aset.

3. ATISISBDA harus terus dikembangkan lagi sehingga tak ada celah untuk

terjadinya Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh kuasa

pengguna ataupun pengguna kuasa.

Page 138: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

122

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Arifin. B., Setiadi, R., dan Setiawan, M.Y., 2003, “Manajemen Kekayaan

Negara”. Jurnal Akutansi dan Keuangan Sektor Publik, volume 04 No. 02

Agustus 2003 halaman 10 s.d 19. FEB UGM Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu.S.P. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.

Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Hidayat, Muchtar. 2012. Manajemen Aset (Privat dan Publik).

Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Mardiasmo. 2004. Akutansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Mursyidi. 2009. Akutansi Pemerintahan di Indonesia. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusadi, Ruslan. 1998. Manajemen Publik Relation dan Media

Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Siregar, Doli.D. 2004. Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan

Negara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Manajemen Pemerintahan. Pertja. Jakarta.

Yusuf, M. 2010. 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju

Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik. Jakarta: Salemba Empat.

Page 139: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

123

Dokumen

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun

2006 Tentang Standarisasi Sarana dan Prasaran Kerja

Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan

Peraturan Pemerintah.

Undang-undang No.27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah.

Peraturan Mentri Dalam Negri No. 19 Tahun 2016 tantang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Page 140: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 141: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …
Page 142: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …
Page 143: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …
Page 144: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agus Sutiadi, S.Kom.

Pekerjaan/Jabatan : Pengelola aset Disnakertrans

Umur : 46

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 145: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

Prosesnya yaitu barang masuk, belanja untuk barang bukan dari proses

pengadaan, selanjutnya barang tersebut diserahkan kepada saya sebagai

pengelola aset, barang tersebut harus dilengkapi dengan berita acara ya.

Lalu saya melaporkan kepada pimpinan dan masing-masing OPD

diberikan Surat Perintah Penyaluran Barang, dari hasil survey tersebut

saya menyalurkan barang kepada siapa saja nih yang membutuhkan

barang tersebut dengan Berita Acara Serah Terima dan fungsi dari Berita

Acara Serah Terima Barang kalau barang ada yang hilang maka bisa

diketahui siapa pemegangnya dan dia harus bertanggung jawab. Kalau

sekarang, tugas dan kewajibannya saya itu menginventaris saja dia

mengolah langsung kalau barang untuk barang pakai habis, jadi kelola

langsung dengan membuat kartu barang. Pada akhir tahun kita bikin

laporannya nanti dengan menggunakan Buku Inventaris Barang (KIB).

2. Bagaimana proses pengelompokkan aset di Pemerintah Kota Serang?

Dalam pencatatan aset yang kita miliki, kita melakukan pencatatan mulai

dari luas tanah, kemudian untuk gedung, bangunan, aset lain seperti

barang juga yg terdapat didalam kantor kita catat dan untuk apa,

semuanya dicatat untuk mempermudah monitoring dan proses pencatatan

ini dimulai dari masing-masing OPD kemudian koordinasi dan dicocokan

sama data yang ada di BPKAD selaku pengelola barang milik daerah.

3. Bagaimana proses pencatatan terhadap fisik aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Page 146: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

Untuk aset tetapnya seperti barang yangg terdapat didalam kantor itu ya itu

diberikan identitas ya misalnya adanya penempellan kertas, guna nya

untuk apa agar gampang kita mencarinya dan kita catat dalam Kartu

Inventaris Barang.

4. Bagaimana proses pendataan legalitas aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Proses kepemilikan atas asset tetap tersebut beragam bisa dari hasil

pengadaan, dan paling banyak itu berasal dari yang sudah dulu-dulu

sebelum saya menjadi pengelola aset, dan dokumennya itu tidak lengkap

untuk aset pada tahun yang sangat lampau, dalam hal pengadaan aset

tetap yang kita miliki itu belum maksimal untuk data yang ada

5. Bagaimana proses pendataan kepemilikan aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Biasanya dilakukan survey dan dilakukan sensus selama 5 (lima) tahun sekali.

6. Apa landasan hukum dalam manajemen aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Landasan hukum dalam pengelolaan barang milik daerah kita

menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016

jadi didalamnya dijelaskan masing-masing tugas, wewenang, dan

pengelolaannya jadi kita tinggal ngikutin untuk mengelolaanya. Agar

dalam kegiatan mengelola barang milik daerah itu terarah, tidak terjadi

tumpang tindih pekerjaan, dan pengelolaan baik serta dapat

dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Page 147: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

7. Bagaimana prosedur tentang memperoleh legalitas kepemilikan aset tetap?

dalam prosedurnya pengelola aset, data pengadaan, data kepemilikan harus

ada terlebiih dahulu karena untuk melanjutkan proses kepemilikan

legalitas jika tidak punya data pendukung seperti yang disebutkan tadi

akan sulit ketika prosesnya

8. Masalah apa saja yang dihadapi oleh disnakertrans dalam proses legal

audit?

Setelah adanya pengadaaan ketika akan di inventarisasi kan kedalam kib

dan ATISISBADA para pengguna aset kadang tidak memberika laporan

tentang pengadaan yg telah mereka laporkan jadi ketika di legal audit saya

selaku pengelola aset merasa kesulitan ditambah kekurangan orang disini

9. Bagaimana proses penilaian terhadap aset tetap yang dimiliki oleh

disnakertrans?

Untuk penilaian aset itu yang melakukan Kantor Jasa Penilai Publik

(KJJP) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Mereka yang melakukan penilaian karena memang dibidangnya jadi

penilaian yang sudah ditetapkan valid, jadi bukan wewenang dan tugas

kita untuk melakukan penilaian aset.

10. Bagaimana Sistem dan Prosedur pihak disnakertrans melakukan proses

optimalisasi atas aset tetap yang dimiliki?

Untuk proses penyewaan itu pertama pengajuan pengusulan penyewaan,

setelah itu pihak BPKAD melakukan proses pengecekan fisik langsung,

Page 148: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

menunggu persetujuan dari Walikota dan setelah disetujui maka akan

dikeluarkan surat keterangan pemanfaatan sifatnya mengikat, jangka

waiktunya itu maksimal 5 (lima) tahun.

11. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

Karena ketika saya sudah mengumumkan diakhir tahun kepada setiap

kepala bidang untuk memberikan laporan aset kepada saya ternyata

mereka-merka tidak memberikan laporannya dan tidak memakai alasan,

jadi untuk memonitor aset yang berada didalam kantor atau pun diluar

kantor rasanya sangat sulit kalau tidak memakai laporan dari kepala

bidang

12. bagaimana bisa di disnakertrans kab serang tidak memiliki ruangan aset

tetap?

bagaimana ya karena disini kami menyimpan aset atau barang yang

hanya punya jangka waktu selama setahun, sehingga untuk menyimpan

segala aset tersimpan didalam kantor dan sama sekalii tidak memiliki

ruangan untuk menyimpan segala aset tetap. tapi itu juga menghambat

pengoptimalisasi aset yg ada disini dikarenakan banyak barang hilang

tidak tahu menahu dan kemana. sehigga sangat tidak optimal juga untuk

aset diisini

13. Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan aset

tetap di disnakertrans?

Barang masuk, belanja untuk barang-barang bukan dari proses

pengadaan, begitu barang tersebut diserahkan kepada pengurus barang,

barang tersebut harus dilengkapi dengan berita acara, lalu wajib diberikan

Page 149: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

dokumen kontrak, jadi pengurus barang harus memeriksa terlebih dahulu

berita acara yang ada

14. Bagaimana sistem dan prosedur dalam pengawasan dan pengendalian

dalam kegiatan inventariasi aset tetap?

Barang masuk, belanja untuk barang-barang bukan dari proses

pengadaan, begitu barang tersebut diserahkan kepada pengurus barang,

barang tersebut harus dilengkapi dengan berita acara, lalu wajib diberikan

dokumen kontrak, jadi pengurus barang harus memeriksa terlebih dahulu

berita acara yang ada. dengan dokumen kontraknya sesuai tidak isi dari

keduanya tersebut dengan barang yang diterima, setelah itu si pengurus

barang melaporkan kepada pimpinan lalu masing-masing OPD diberikan

Surat Perintah Penyaluran Barang, dari hasil survey tersebut pengurus

barang menyalurkan barang tertsebut siapa saja yang membutuhkannya

dengan Berita Acara Serah Terima Barang, fungsinya yaitu apabila

barang itu hilang maka dapat diketahui siapa pemenangya, dan dia

harus bertanggung jawab karena ada Berita Acara Serah Terima Barang.

Informan

...................................

Page 150: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Drs. H. Agus Rusli, M.Pd.

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 53

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 151: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

15. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

Pencatatan saja dan yang pasti dilakukan pengecekan fisiknya dan

koordinasi antara BPKAD kabupaten Serang, agar data yang dimiliki

benar dan sesuai dengan apa yang ada di lapangan sehingga laporan yang

kita bikin dapat dipertanggung jawabkan. Inventarisasi dilakukan dengan

cara pencatatan semua aset yang dimiliki oleh Pemkot Serang, setiap aset

yang kita lakukan pengadaan maka dilakukan pencatatan pula terhadap

aset tersebut.

16. Bagaimana proses pengelompokkan aset di Pemerintah Kota Serang?

Semua aset yang kita punya dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, kalo

aset tanah itu kita catat di KIB A, aset perlatan dan mesin di KIB B,

gedung dan bangunan kita catat di KIB C, jalan irigasi dan jaringan kita

catat di KIB D, KIB E itu untuk aset tetap lainnya.

17. Bagaimana proses pencatatan terhadap fisik aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Kalo untuk melakukan pengecekan fisik asetnya minimal kegiatan

pengecekan ini dilakukan dua minggu sekali, untuk proses pengecekan

dalam pengerjaan kalo biasanya sih bangunan ya, dilihat sudah berapa

persen pekerjaan yang sedang dikerjakan misalnya sudah 25% dan hal

apa saja yang sudah dikerjakan lalu muncul nilai pekerjaan sebesar 25%

gitu.

Page 152: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

18. Bagaimana proses pendataan legalitas aset tetap di disnakertrans kab

serang?

sulit untuk menjelaskan, intinya dalam prosesnya bahqasannya kami

sering mendapati kesulitan, karena tidak termonitornya aset dan laporan

setiap bidang mandet, akhirnya untuk pendataan legalitasnya sedikit sulit

19. Bagaimana proses pendataan kepemilikan aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Melakukan survey yang berkoordinasi antara pihak BPKAD, dan dilakukan selama tri semester, 6 bulan dan setahun

20. Apa landasan hukum dalam manajemen aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

21. Bagaimana prosedur tentang memperoleh legalitas kepemilikan aset tetap?

sulit untuk menjelaskan, intinya dalam prosesnya bahqasannya kami

sering mendapati kesulitan, karena tidak termonitornya aset dan laporan

setiap bidang mandet, akhirnya untuk pendataan legalitasnya sedikit sulit

22. Masalah apa saja yang dihadapi oleh disnakertrans dalam proses legal

audit?

Tidak tercatat dalam buku Inventaris Barang, dan tidak dapat

Page 153: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

menunjukkan bukti-bukti perolehan, fisik tidak dikuasai.

23. Bagaimana proses penilaian terhadap aset tetap yang dimiliki oleh

disnakertrans?

Penilaian bukan dilakukan oleh pihak BPKAD, namun dilakukan oleh

pihak KKJP dan KPKNL mereka yang punya wewenang dan juga kita

tidak ada campur tangan

24. Bagaimana Sistem dan Prosedur pihak disnakertrans melakukan proses

optimalisasi atas aset tetap yang dimiliki?

Cukup melakukan pengecekan saja dan ada tim nya yang ditentukan oleh

Kepala BPKAD dan ada surat tugasnya.. Dalam pengawasan dan

pengendalian kita melakukan berbagai tahapan ya, yaitu pengawasan

reguler, pemeriksaan kasus, pemeriksaan dengan tujuan tertentu, setelah

itu ada bagian tindak lanjut sebagai implementasi dari hasil pengawasan,

jadi kalau dibilang optimal setiap bagian pasti ada yang harus diperbaiki

dan kita disini Inspektorat bukanlah Aparat Penegak Hukum, Kepolisian,

Jaksa, jadi kita hanya sebagai internal untuk pendukung.

25. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

karena kurangnya rasa kesadaran atau mungkin karena masalah aset dan

segala pelaporannya dianggap enteng oleh para bidang disini sehingga

seenaknya menggunakan aset dan tidak memberikan laporan tentang aset

yang sudah digunakan atau juga tidak ada tanggung jawab karenanya tidak

termonitor aset di dinas ini

26. bagaimana bisa di disnakertrans kab serang tidak memiliki ruangan aset

Page 154: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

tetap?

karena menurut kami cukuplah barang tersebut berada ditengah-tengah

dalam kantor tidak perlu memiliki ruangan untuk aset-aset yang berada

disini, sehingga tidak jadi masalah atas aset yg tergeletak didalam kantor

27. Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan aset

tetap di disnakertrans?

Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang

dan keadaan persediaan barang ke dalam Kartu Inventaris Barang, yang

menurut jenisnya itu ada lima ya, ada buku inventaris, buku barang pakai

habis, buku hasil pengadaan, kartu barang, kartu persediaan barang.

28. Bagaimana sistem dan prosedur dalam pengawasan dan pengendalian

dalam kegiatan inventariasi aset tetap?

Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang

dan keadaan persediaan barang ke dalam Kartu Inventaris Barang, yang

menurut jenisnya itu ada lima ya, ada buku inventaris, buku barang pakai

habis, buku hasil pengadaan, kartu barang, kartu persediaan barang.

Page 155: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hj. Yayah Sunariyah, S.Pd, M.Si.

Pekerjaan/Jabatan : Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 43

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 156: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

Inventarisasi dilakukan dengan cara pencatatan semua aset yang dimiliki

oleh dinas ini, setiap aset yang kita lakukan pengadaan maka dilakukan

pencatatan pula terhadap aset tersebut.

2. Bagaimana proses pengelompokkan aset di Pemerintah Kota Serang?

KIB A: Tanah, KIB B: Peralatan dan Mesin, KIB C: Gedung dan

Bangunan,

KIB D: Jalan, Irigasi dan Jaringan, KIB E: Aset Tetap Lainnya, KIB F:

Konstruksi dalam Pengerjaan.

3. Bagaimana proses pencatatan terhadap fisik aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Pengukuran fisik untuk aset tetap, lalu kita melakukan sensus dengan cara

melakukan dokumenntasi satu per satu kita datangin aset tetap yang ada,,

lalu kita bikin laporan hasil sensus yang telah disediakan, evaluasi dan

validasi, perbaikan pencatatan ke dalam aplikasi ATISISBADA.

4. Bagaimana proses pendataan legalitas aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Proses kepemilikan atas aset tetap tersebut beragam bisa dari hasil

pengadaan, dan paling banyak itu berasal dari yang sudah dulu-dulu

Page 157: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

sebelum saya menjadi pengelola aset, dan dokumennya itu tidak lengkap

untuk aset pada tahun yang sangat lampau, dalam hal pengadaan aset

tetap yang kita miliki itu belum maksimal untuk data yang ada

5. Bagaimana proses pendataan kepemilikan aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Biasanya dilakukan survey dan dilakukan sensus selama 5 (lima) tahun sekali.

6. Apa landasan hukum dalam manajemen aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Landasan hukum yangkita gunankan yaitu peraturan yang berlaku saat ini

untuk Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) kita pakai Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016.

7. Bagaimana prosedur tentang memperoleh legalitas kepemilikan aset tetap?

untuk kepemilikan rasanya tidak ada masalah ya disini, mungkin untuk

prosesnya tidak ada sengketa ataupun apa jadi sangat mudah

8. Masalah apa saja yang dihadapi oleh disnakertrans dalam proses legal

audit?

rasanya sulit juga ya bagi setiap bidang yang tidak melaporkan aset

tetapnya kepada pengelola aset sehingga membuat proses legal audit

sedikit kesulitan

Page 158: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

9. Bagaimana proses penilaian terhadap aset tetap yang dimiliki oleh

disnakertrans?

Ada Jasa Penilai Publik (KJJP) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL) gunanya mereka yang melakukan penilaian

terhadap aset yang kami punya, dan kita tidak ada wewenang untuk

melakukan penilaian

10. Bagaimana Sistem dan Prosedur pihak disnakertrans melakukan proses

optimalisasi atas aset tetap yang dimiliki?

Untuk pengoptimalisasinya, kami melalukan pengecekan memberikan

plat-plat, atau barcode, atau sebuah nama untuk ditempelkan di aset

tersebut, sehingga kami tau ada dimana aset tersebut dipergunakan baik

atau tidaknya juga.

11. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

ketika pengelola aset meminta laporan aset tetap per kuartal, setiap bidang

selalu tidak memberikan hasil laporan itu, ada yang berleha-leha atau

apalah, akhirnya pengelola aset sendiri yang harusmengecek dan membuat

laporan itu sendiri, memakan waktu dan kekurangan tenaga kerja juga

12. bagaimana bisa di disnakertrans kab serang tidak memiliki ruangan aset

tetap?

mungkin dikarenakan pengadaan kita tidak serepot di dinas-dinas besar

dan juga arena gedung yg kami punya tidak ada ruang lagi kecuali

direncanakan, sehingga dari semua aset

Page 159: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

13. Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan aset

tetap di disnakertrans?

Saya sendiri yang mengawasi langsung dan pengendalian juga terhadap

aset tetap disini yang mana tau segala proses aset yang berlangsung disini

14. Bagaimana sistem dan prosedur dalam pengawasan dan pengendalian

dalam kegiatan inventariasi aset tetap?

Kita merujuk pada Surat Keputusan Kepala Dinas, melalui SK Kepala

Dinas itu dikeluarkan SK PPTK, SK Pengawas nanti pengendaliannya itu

ada di SK PPTK dan SK Pengawas. Setiap hari pengawas terjun ke

lapangan, tapi ya karena kita kekurangan SDM bisa sampai tiga hari

sekali gantian sama pihak PPTK

Page 160: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yoppi Rudiawan Sidik, ST, M.Si

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 45

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 161: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

Mulai dari proses pengadaan kemudian adanya rekonsiliasi, setelah itu

survey lokasi dan dicatat dalam ATISISBADA

2. Bagaimana proses pengelompokkan aset di Pemerintah Kota Serang?

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 ya,

semuanya sudah dikelompokkan dengan jelas di dalam peraturan tersebut.

3. Bagaimana proses pencatatan terhadap fisik aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Yang paling penting dalam proses setelah pengadaan langsung tercatat

dalam KIB langsung diteruskan dalam sistem ATISISBADA sehingga kita

punya data aset tersebut

4. Bagaimana proses pendataan kepemilikan aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Biasanya ada pencatatan terus ada juga survey kalo tidak salah setiap 5

tahun

5. Apa landasan hukum dalam manajemen aset tetap di disnakertrans kab

serang?

Semua kegiatan yang kita lakuin itu semuanya berdasarkan peraturan

yang berlaku ya kalo dalam pengelolaan barang milik daerah kita

menggunakan dan berpacu dengan peraturan yang berlaku juga mengenai

Page 162: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, walaupun ada

peraturan lainnya yang menyangkut tapi peraturan yang utamanya ini

yang kita pakai

6. Bagaimana prosedur tentang memperoleh legalitas kepemilikan aset tetap?

Rasanya setiap aset tetap yang ada disini sudah legal ya tidak ada kesulitan

sama sekali mungkin untuk pelaksaannya saja dilapangan mungkin yang

kekurangan orang ketika membuat sertifikat sertikat tertentu

7.

8. Masalah apa saja yang dihadapi oleh disnakertrans dalam proses legal

audit?

Tidak ada masalah sepertinya hanya ya itu tadi kekurangan orang mungkin

jika akan melalukan kegiatan yg berkaitan dengan aset

9. Bagaimana proses penilaian terhadap aset tetap yang dimiliki oleh

disnakertrans?

dimana pihak yang ada disini akan bekerja sama dengan BPKAD

Bagaimana Sistem dan Prosedur pihak disnakertrans melakukan proses

optimalisasi atas aset tetap yang dimiliki?

cukup melakukan pengecekan saja sesuai kan penggunaan aset tersebut

seuai dengan fungsinya, tidak digunakan untuk kepentingan sendiri

10. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

Page 163: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

betul sekali sangat tidak termonitor disini, yang seharusnya mempunyai

laporan sndri di setiap bidang yang diserahkan kepada pengelola aset,

hanya saja pengelola aset sendiri yang harus memonitor aset-aset yang ada

disetiap bidang dan menulis laporannya sendiri tentang aset aset yag ada di

setiap bidang

11. bagaimana bisa di disnakertrans kab serang tidak memiliki ruangan aset

tetap?

karena mungkintidak diperlukan ya disini, jadi segala aset yang ada disini

sudah aman dan terjaga.

12. Bagaimana proses pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan aset

tetap di disnakertrans?

kalau untuk pengawasan kita sudah kerja sama dengan BPKAD kita

tinggal mengecek lagi dan menunggu hasil tersebut

13. Bagaimana sistem dan prosedur dalam pengawasan dan pengendalian

dalam kegiatan inventariasi aset tetap?

tentunya di catat ya tapi ada saja pasti barang yang tidak terinvetarisasi

dengan baik, karena kelalain tentunya, jadi kekurangan tenaga kerja di

pengelolaan aset sangatlah berpengaruh dalam prosedur untuk invetarisasi

aset

14. Bagaimana sistem dan prosedur dalam pengawasan dan pengendalian

dalam kegiatan optimalisasi pemanfaatan aset tetap?

ya harus dimanfaatkan dan diutamakan untuk kegiatan disni ya, tidak

semena-mena dilakukan untuk hal yang bersifat pribadi

Page 164: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …
Page 165: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irma Herlina, S.Sos.

Pekerjaan/Jabatan : Pengguna Aset Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 41

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 166: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

saya biasanya melakukan pengadaan saja dalam aset yang ingin saya

pakai dibidang saya

2. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

kalo masalah itu mungin tidak ada pedoman harus seprti apa

menyampaikan laporan ke pengelola aset

Informan

............................

Page 167: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Iwan Setiawan, SE, MM

Pekerjaan/Jabatan : Pengguna Aset Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 39

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 168: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

bidang yang butuh barang baru, nanti bisa minta kepengelola aset

2. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

kalo masalah itu kurang tau, pengelola aset lebih tau sepertinya

Informan

............................

Page 169: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ugun Gurmilang, SP, ST, M.Si

Pekerjaan/Jabatan : Pengguna Aset Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 38

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 170: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

kalo ada barang masuk atau keluar biasanya ada laporannya, seperti itu

sih pengadaan juga harus di masukan ke dalam laporan

2. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

yang itu saya kurang tau

Informan

............................

Page 171: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Drs. Yusrachmaidi, MM

Pekerjaan/Jabatan : Pengguna Aset Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Umur : 39

Menyatakan benar bahwa telah dilaksanakan wawancara dengan hasil yang tertera

di lampiran untuk keperluan penelitian skripsi yang dilakukan oleh nama

sebagaimana tersebut di bawah ini:

Nama : Dimas Prayoga

Pekerjaan : Mahasiswa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Administrasi Publik

Untirta

NIM : 6661141497

Saya tidak keberatan apabila nama saya dicantumkan dalam penelitian ini, guna

keperluan keabsahan data dalam penelitian ini.

Page 172: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

MEMBER CHECK

1. Bagaimana proses inventarisasi aset tetap di disnakertrans kab serang?

saya biasanya mengajukan pengadaan nanti masuk ke buku aset yang

keluar masuk

2. Bagaimana bisa aset tidak termonitor antar bidang di disnakertrans kab

serang?

bagian yang mengenai laporan-laporan tersebut kurang tau

Informan

............................

Page 173: MANAJEMEN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA DINAS …

RIWAYAT HIDUP PENELITI

1 Nama : Dimas Prayoga

2 Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Agustus 1996

3 NIM : 6661141497

4 Jurusan : Administrasi Publik

5 Semester : X (Genap)

6 Tahun Ajaran : 2018-2019

7 Jenis Kelamin : Laki-Laki

8 Agama : Islam

9 Status Perkawinan : Belum Menikah

10 Pekerjaan : Mahasiswa

11 Alamat : Jl. Raya Puncak KM. 83 RT/RW 003/005 Desa Cibeureum

12 Riwayat Pendidikan : - SDN KOPO 1 (2002-2008)

- SMPT AL-MA’SHUM MARDIYAH (2008-2011)

- SMAT AL-MA’SHUM MARDIYAH (2011-2014)

- UNIVERSITAS SULTAN AGENG

TIRTAYASA (2014-Sekarang)

13 Riwayat Organisasi : -

Demikian daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak benar maka saya bersedia dituntut di muka

pengadilan serta bersedia, menerima segala tindakan yang diambil oleh pemerintah.