depresiasi aset tetap-sr

52
Depresiasi dan Deplesi 1

Upload: syafril-djaelanise-mm

Post on 16-Apr-2017

282 views

Category:

Economy & Finance


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Depresiasi Aset Tetap-SR

Depresiasi dan Deplesi

1

Page 2: Depresiasi Aset Tetap-SR

2

Page 3: Depresiasi Aset Tetap-SR

Depresiasi

Pengertian Depresiasi• Depresiasi adalah bagian dari harga perolehan AT

yang secara sistematis dialokasikan menjaadi biaya setiap periode akuntansi

• Menurut PSAK No. 17:“Depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah

suatu AT yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”.

3

Page 4: Depresiasi Aset Tetap-SR

Comitte On Terminology dari AICPA mendefinisikan:

• “Akutansi Depresiasi adalah suatu sistem akutansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva tetap berwujud dikurangi nilai sisa (jika ada), selama umur kegunaan unit itu yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara yang sistematis dan rasional”

4

Page 5: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Dari definisi di atas jelas bahwa akuntansi depresiasi bukan suatu proses penilaian AT atau prosedur pengumpulan dana untuk mengganti AT, tetapi suatu metode untuk mengalokasikan harga perolehan AT ke periode-periode akuntansi

• Alokasi harga perolehan AT yang tidak dapat diganti seperti sumber alam (wasting assets) disebut DEPLESI.

• Sedangkan alokasi harga perolehan AT tidak berwujud disebut AMORTISASI.

5

Page 6: Depresiasi Aset Tetap-SR

DEPLESI

• Jumlah deplesi periodik dihitung dengan mengalikan kuantitas barang tambang yang ditambang selama periode yang dimaksud dengan tarif deplesi

• Tarif deplesi dihitung dengan membagi biaya cadangan mineral dengan estimasi besarnya cadangan

• Ayat jurnal untuk mencatat deplesi adalah mendebit akun beban deplesi dan mengkredit akun akumulasi deplesi

Page 7: Depresiasi Aset Tetap-SR

Sumber Daya Alam Sumber Daya Alam dan Deplesidan Deplesi

Deplesi adalah proses pemindahan beban sumber daya alam ke akun

beban.

Page 8: Depresiasi Aset Tetap-SR

Sumber Daya Alam dan DeplesiSumber Daya Alam dan Deplesi

Suatu perusahaan membayar $400.000

atas hak untuk menambang deposit

mineral yang diestimasikan sebanyak

1.000.000 ton. Tarif deplesi adalah $0,40 per

ton ($400.000 ÷ 1.000.000 ton).

Page 9: Depresiasi Aset Tetap-SR

Sumber Daya Alam dan DeplesiSumber Daya Alam dan Deplesi

Ayat Jurnal Penyesuaian

Akumulasi Deplesi36 000 00

Selama tahun berjalan, ditambang 90.000 ton. Deplesi periodik adalah

sebesar $36.000 (90.000 ton × $0,40).

Des. 31 Beban Deplesi 36 000 00

Page 10: Depresiasi Aset Tetap-SR

Sebab-sebab Depresiasi• Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi dapat

dikelompokkan menjadi dua:1. Faktor Fisik

Faktor yang mengurangi fungsi AT, misalnya aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-kerusakan.

2. Faktor FungsionalFaktor yang membatasi umur AT, misalnya AT untuk memenuhi kebutuhan produksi karena ada perubahan permintaan atas produk, atau AT yang sudah tidak ekonomis karena kemajuan teknologi.

10

Page 11: Depresiasi Aset Tetap-SR

Faktor-faktor yang Menentukan Biaya DepresiasiAda tiga faktor:1. Harga perolehan (cost)2. Nilai residuNilai sisa suatu AT yang didepresiasi adalah

jumlah yang diterima bila AT tersebut dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika AT tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya yang terjadi saat menjual/menukarkan.

11

Page 12: Depresiasi Aset Tetap-SR

3. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat/umur ekonomis)

Dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan yang dianut dalam reparasi. Dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi, atau satuan jam kerja. Dalam menaksir masa manfaat AT, harus juga dipertimbangkan keausan fisik dan fungsional.

Biaya depresiasi ini merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada ketiga faktor di atas.

Ketelitian biaya depresiasi ini akan mempengaruhi besarnya laba rugi perusahaan.

12

Page 13: Depresiasi Aset Tetap-SR

Metode Perhitungan Depresiasi

• Untuk dapat menggunakan metode depresiasi, hendaknya dipertimbangkan keadaan yang mempengaruhi AT tersebut:

1. Metode garis lurus (straight-line method)2. Metode jam jasa (service-hours method)3. Metode hasil produksi (productive-output method)4. Metode beban berkurang (reducing-charge method):

Jumlah angka tahun (sum of year’s-digits method) Saldo menurun (declining balance method) Double declining balance method Tarif menurun (declining rate on cost method)

13

Page 14: Depresiasi Aset Tetap-SR

1. Metode garis lurus (straight-line method)

• Paling sederhana dan banyak digunakan. Beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian)

• Contoh: mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00,

taksiran nilai sisa (residu) Rp40.000,00 dan umur ekonomis ditaksir selama 4 tahun.

• Depresiasi tiap tahun diitung sebagai berikut:

14

Page 15: Depresiasi Aset Tetap-SR

Depresiasi =

=

= Rp140.000,00Ket:HP = Harga perolehanNS = Nilai residu (sisa)N = Umur ekonomis

15

HP – NS NRp600.000,00 – Rp40.000,00 4

Page 16: Depresiasi Aset Tetap-SR

Akhir tahun ke

DebetDepresiasi

KreditAkumulasi Depresiasi

Total Akumulasi Depresiasi

Nilai Buku

0 Rp600.000,

1 Rp.140.000,00 Rp.140.000,00 Rp.140.000, Rp460.000,

2 140.000,00 140.000,00 280.000,00 320.000,00

3 140.000,00 140.000,00 420.000,00 180.000,00

4 140.000,00 140.000,00 560.000,00 40.000,00

Rp560.000,00 Rp560.000,0016

Jika disusun dalam bentuk tabel, maka akan tampak seperti berikut:

Tabel Depresiasi – Metode Garis Lurus

Page 17: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Perhitungan depresiasi menggunakan garis lurus ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut:

1.Umur ekonomis AT akan menurun secara proporsional

2.Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap periode jumlahnya relatif tetap

3.Umur ekonomis berkurang karena lewatnya waktu

4.Penggunaan (kapasitas) AT tiap periode realtif sama

17

Page 18: Depresiasi Aset Tetap-SR

2. Metode jam jasa (service-hourse method)• Didasarkan pada anggapa bahwa AT (terutama

mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibanding dg penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dengan cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa.

• Contoh: mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00 nilai sisa Rp40.000,00 ditaksir dapat digunakan selama 8.000 jam. Depresiasi per jam dihitung sebagai berikut:

18

Page 19: Depresiasi Aset Tetap-SR

19

Depresiasi =

=

= Rp70,00Ket:HP = Harga perolehanNS = Nilai residu (sisa)N = Taksiran jam jasa

HP – NS NRp600.000,00 – Rp40.000,00 8.000

Page 20: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Apabila dalam tahun pertama mesin ersebut digunakan selama 3.000 jam, maka beban depresiasinya = 3.000 x Rp70,00 = Rp210.000,00.

• Apabila disusun dalam bentuk tabel, maka akan tampak sebagai berikut:

20

Page 21: Depresiasi Aset Tetap-SR

tahun Jam Kerja Mesin

DebetDepresiasi

KreditAkumulasi Depresiasi

Total Akumulasi Depresiasi

Nilai Buku

0 Rp600.000,00

1 3.000 Rp.210.000,00 Rp.210.000,00 Rp.210.000,00 390.000,00

2 2.500 175.000,00 175.000,00 385.000,00 215.000,00

3 1.500 105.000,00 105.000,00 490.000,00 110.000,00

4 1.000 70.000,00 70.000,00 560.000,00 40.000,00

8.000 Rp560.000,00 Rp560.000,00

21

Tabel Depresiasi – Metode Jam Service

Page 22: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Karena beban depresiasi dasarnya adalah jumlah jam yang digunakan, maka metode ini paling tepat digunakan untuk AT jenis kendaraan, dengan asumsi bahwa keausan kendaraan lebih karena dipakai daripada dengan tua karena waktu

22

Page 23: Depresiasi Aset Tetap-SR

3. Metode Hasil Produksi (productive-output method)• Umur AT ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil

produksi.• Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan

hasil produksi sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi.

• Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu AT itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

23

Page 24: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Untuk dapat menghitung beban depresiasi periodik, pertama kali dihitung tarif depresiasi untuk tiap unit produk. Kemudian tarif ini akan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tersebut.

• Contoh : mesin dengan harga perolehan Rp600.000,00 taksiran nilai sisa Rp40.000,00. Mesin ditaksir selama umur penggunaan akan menghasilkan 56.000 unit produk.

• Depresiasi per unit produk dihitung sebagai berikut:

24

Page 25: Depresiasi Aset Tetap-SR

25

Depresiasi =

=

= Rp10,00Ket:HP = Harga perolehanNS = Nilai residu (sisa)N = Taksiran hasil produksi (unit)

HP – NS NRp600.000,00 – Rp40.000,00 56.000

Page 26: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Apabila dalam tahun penggunaan pertama mesin menghasilkan 18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu sebesar 18.000 x Rp10,00 =Rp180.000,00

• Apabila disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan depresiasi dan akumulasi depresiasi selama umur mesin adalah sebagai berikut:

26

Page 27: Depresiasi Aset Tetap-SR

tahun

Hasil Produksi

(unit)

DebetDepresiasi

KreditAkumulasi Depresiasi

Total Akumulasi Depresiasi

Nilai Buku mesin

Rp600.000,00

1 18.000 Rp.180.000,00 Rp.180.000,00 Rp.180.000,00 420.000,00

2 16.000 160.000,00 160.000,00 340.000,00 260.000,00

3 12.000 120.000,00 120.000,00 460.000,00 140.000,00

4 10.000 100.000,00 100.000,00 560.000,00 40.000,00

56.000 Rp560.000,00 Rp560.000,00

27

Tabel Depresiasi – Metode Hasil Produksi

Page 28: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Metode ini, seperti juga halnya metode jam jasa, sebaiknya digunakan untuk AT yang dapat diukur hasil produksinya seperti mesin.

• Beban depresiasi yang dihitung dengan metode hasil produksi dan jam jasa jumlahnya tiap periodenya tergantung pada jumlah produksi dan jam kerja AT.

• Oleh karena itu biaya depresiasi yang dihitung dengan kedua cara ini mempunyai sifat variabel.

28

Page 29: Depresiasi Aset Tetap-SR

4. Metode Beban Berkurang (reducing-charge method)• Dalam metode ini, beban depresiasi tahun-tahun

pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya.

• Metode ini didasarkan pada teori bahwa AT yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan AT yang lebih lama (tua).

• Jika dipakai metode ini, maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi & pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relatif stabil.

29

Page 30: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Jika beban depresiasi besar, maka beban reparasi dan pemeliharaan kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan beban reparasi & pemeliharaannya besar.

• Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun:

30

Page 31: Depresiasi Aset Tetap-SR

a. Metode jumlah angka tahun (sum of the year’s digits method)

• Depresiasi dihitung dengan mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) ang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut:– Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang

bersangkutan– Penyebut = jumlah angka tahun selama umur

ekonomis AT atau jumlah angka bobot (weight)

31

Page 32: Depresiasi Aset Tetap-SR

Contoh:

Tahun Bobot (weight) Bagian pengurang

1 3 3/6

2 2 2/6

3 1 1/6

6 6/6

32

• Mesin dengan harga prolehan Rp100.000,00, residu Rp10.000,00 ditaksir umur ekonomisnya 3 tahun.

• Ket:• Penyebut dlm bagian pengurang dihitung dengan cara =

3+2+1=6• Pembilang dalam bagian pengurang adalah angka bobot

tahun yang bersangkutan. Untuk tahun pertama = 3, tahun kedua = 2 dst.

Page 33: Depresiasi Aset Tetap-SR

33

• Apabila disusun dalam bentuk tabel, akan tampak sebagai berikut:

tahun DebetDepresiasi

KreditAkumulasi Depresiasi

Total Akumulasi Depresiasi

Nilai Buku mesin

0 Rp100.000,00

1 3/6x90.000=45.000 Rp.45.000,00 Rp.45.000,00 Rp55.000,00

2 2/6x90.000=30.000 30.000,00 75.000,00 25.000,00

3 1/6x90.000=15.000 15.000,00 90.000,00 10.000,00

Tabel Depresiasi – Metode Jumlah Angka Tahun

Page 34: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Jika AT tersebut umur ekonomisnya panjang, maka penyebut (jumlah angka tahun) bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

34

Depresiasi = n ( )

untuk contoh di atas = 3 ( ) = 6

(n+1) 2

(3+1) 2

Page 35: Depresiasi Aset Tetap-SR

b. Saldo menurun (declining balance method)

• Dalam cara ini, beban depresiasi dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku AT.

• Karena nilai buku AT setiap tahun menurun, maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun.

• Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sbb:

35

Page 36: Depresiasi Aset Tetap-SR

• T = 1 -

• Ket:– T = tarif– n = umur ekonomis– NS = nilai sisa– HP = harga perolehan

36

NS HP

n

Page 37: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Depresiasi mesin dalam contoh 1 di muka dihitung sebagai berikut:

T = 1 -

= 1 - = 0,536 atau 53,6%

37

NS HP

n

10.000100.000

3

Page 38: Depresiasi Aset Tetap-SR

38

• Untuk menghitung depresiasi tiap tahun, tarif ini (53,6%) dikalikan nilai buku mesin, seperti tampak pada tabel berikut:

tahun DebetDepresiasi

KreditAkumulasi Depresiasi

Total Akumulasi Depresiasi

Nilai Buku mesin

0 Rp100.000,00

1 53,6%x100.000 = Rp.53.600,00

Rp.53.600,00 Rp.53.600,00 Rp46.400,00

2 53,6%x46.400,00= Rp24.870,00

24.870,00 78.470,00 21.530,00

3 53,6%x21.530,00= Rp11.530,00

11.530,00 90.000,00 10.000,00

Tabel Depresiasi – Metode Saldo Menurun

Page 39: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Nilai buku AT pada akhir tahun ketiga menunjukkan jumlah Rp10.000,00 yaitu taksiran nilai residu.

• Apabila AT yang dihitung tidak mempunyai nilai residu, maka metode ini tidak dapat digunakan.

• Untuk mengatasi kelemahan ini biasanya untuk AT yang tidak mempunyai nilai residu, akan dipakai jumlah residu = Rp1,00

39

Page 40: Depresiasi Aset Tetap-SR

c. Double declining balance method

• Beban depresiasi tiap tahunnya menurun.• Untuk dapat menghitung beban depesiasi

yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi dengan metode garis lurus.

• Persentase ini dikalikan 2 (dua) dan setiap tahunnya dikalikan nilai buku AT

40

Page 41: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Misalnya dari contoh sebelumnya, depresiasi dengan garis lurus adalah sebesar Rp.140.000,00. Jumlah ini jika dihitung dari harga perolehan sebesar 23,33% (140.000/600.000). Jika dihitung dari jumlah yang didepresiasi adalah sebesar 25% (140.000/560.000).

• Tarif 25% ini dikalikan 2 menjadi 50%, shg depresiasi dg menggunakan metode ini sebagai berikut:

41

Page 42: Depresiasi Aset Tetap-SR

42

tahun DebetDepresiasi

KreditAkumulasi Depresiasi

Total Akumulasi Depresiasi

Nilai Buku mesin

0 Rp600.000,00

1 50%x600.000 = Rp300.000,00

Rp300.000,00 Rp300.000,00 Rp300.000,00

2 50%x300.000,00= Rp150.000,00

150.000,00 450.000,00 150.000,00

3 50%x150.000,00= Rp75.000,00

75.000,000 525.000,00 75.000,00

4 50%x75.000,00= Rp37.500,00

37.500,00 562.500,00 37.500,00

Tabel Depresiasi – Metode Double Declining Balance

Page 43: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Dengan menggunakan 2 kali persentase yang didapat dari metode garis lurus, dapat dibuat perhitungan depresiasi di atas.

• Nilai residu dengan cara ini sebesar Rp37.500,00, jika dibandingkan dengan cara garis lurus terdapat perbedaan sebesar Rp2.500

43

Page 44: Depresiasi Aset Tetap-SR

d. Metode Tarif Menurun (declining rate on cost method)

• Disamping metode-metode yang telah diuraikan di muka, kadang-kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun.

• Tarif ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

44

Page 45: Depresiasi Aset Tetap-SR

Metode Tarif Kelompok/Gabungan

• Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk kelompok AT sekaligus.

• Metode ini adalah metode garis lurus yang diperhitungkan terhadap sekelompok AT.

• Apabila AT yang dimiliki mempunyai umur dan fungsi yang berbeda, maka AT ini dibagi menjadi beberapa kelompok untuk masing-masing fungsi, seperti tampak pada contoh sebagai berikut:

45

Page 46: Depresiasi Aset Tetap-SR

AT Harga Perolehan

Nilai Sisa HP yang didepresiasi

Taksiran

Umur

Depresiasi Tahunan

A Rp1.000.000 Rp250.000 Rp750.000 20 th Rp37.5000

B 600.000 100.000 180.000 10 th 50.000

C 400.000 100.000 160.000 8 th 35.500

D 110.000 10.000 120.000 4 th 25.000

Rp2.110.000 Rp1.650.000 Rp150.000

46

Tabel Depresiasi – Metode Tarif Kelompok

Page 47: Depresiasi Aset Tetap-SR

• Tarif depresiasi gabungan:150.000 : 2.110.000 = 7,11%• Umur AT gabungan:1.650.000 : 150.000 = 11 tahun• Tarif yang sudah dihitung ini akan dipakai terus,

kecuali kalau ada perubahan umur atau ada penggantian AT yang mempengaruhi tarif tersebut.

• Metode ini tidak begitu teliti jika dibandingkan dengan dengan menghitung depresiasi untuk tiap-tiap AT

47

Page 48: Depresiasi Aset Tetap-SR

Metode-metode Khusus• Metode ini dapat diterima jika terdapat

kesulitan untuk menghitung depresiasi dengan cara biasa.

• Biasanya metode khusus ini dipakai untuk membebankan depresiasi alat-alat kerja (small tools) yang dimiliki dlaam jumlah besar dan digunakan dalam perusahaan jasa umum (public utilities).

• Metode-metodenya adalah sebagai berikut:48

Page 49: Depresiasi Aset Tetap-SR

Sistem Penilaian Persediaan:Dengan cara ini rekening AT didebet dengan harga

perolehan (cost) AT.Setiap periode AT tersebut dinilai dan rekening AT

dikurangi sampai pada jumlah penilaian tersebut. Pengurangnya dibebankan sebagai depresiasi.

Sistem Pemberhentian:Rekening AT didebet dangan harga perolehan (cost) AT.Pada akhir periode rekening AT dikredit dengan jumlah

HP AT yang diberhientikan penggunaannya selama periode tersebut dan dibebankan sebagai biaya depresiasi

49

Page 50: Depresiasi Aset Tetap-SR

Sistem Penggantian:Dengan cara ini rekening AT didebet dengan

harga perolehan (cost) AT. Pembebanan sebagai biaya dilakukan jika AT

tersebut diganti. Jadi harga perolehan AT baru dikurangi nilai sisa

AT lama dibebankans sebagai depresiasi

50

Page 51: Depresiasi Aset Tetap-SR

Depresiasi untuk Sebagian Periode• Yang dimaksud adalah perhitungan beban

depresiasi bila periodenya tidak selama satu periode akuntansi (tahun buku).

• Contoh: mesin dibeli tanggal 19 Pebruari 2005. Berapakah depresiasi yang akan dibebankan dalam tahun 2005? Begitu juga misalnya sebuah mesin dihentikan pemakaiannya pada tanggal 10 Agustus 2005, berapakah depresiasi yang akan dibebankan pada tahun 2005?

51

Page 52: Depresiasi Aset Tetap-SR

Untuk mengatasi hal tersebut dapat dibuat ketentuan sebagai berikut:

1. Bila AT tersebut dibeli sebelum tanggal 15 bulan tertentu, maka bulan itu dihitung sepenuhnya untuk penentuan besarnya depresiasi.

2. Bila AT tersebut dibeli sesudah tanggal 15 bulan tertentu, maka bulan itu tidak diperhitungkan.

3. Depresiasi akan dihitung penuh bulanan, sehingga bila tidak untuk seluruh tahun buku, perhitungan depresiasinya dihitung sejumlah bulannya dan dibagi dua belas.

52