manajemen pemeliharaan pada burung

8
A. Manajemen pemeliharaan pada burung Rutinitas: Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung). Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar. Berikan Jangkrik 2 ekor . Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong. Pada bung kicau: siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan rekaman suara Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 1 ekor pada cepuk EF. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan diperdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya. Kandang a. Bahan rangka sangkar burung bisa dari bambu, kayu, rotan, logam dan plastik. Bahan jeruji bisa dari bamboo atau logam/kawatbaja. Untuk sangkar dari logam dikhususkan untuk burung-burung paruh bengkok dengan paruh tajam dan kuat serta suka mengerat. Keunggulan bahan logam adalah mudah dibersihkan dan kuat. Kelemahannya mudah berkarat jika terkena air dan udara dengan

Upload: arlin-uyul

Post on 04-Jul-2015

211 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Pemeliharaan Pada Burung

A. Manajemen pemeliharaan pada burung

Rutinitas:

Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).

Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar. Berikan Jangkrik 2 ekor . Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada

burung. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama

penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu

sangkar dikerodong. Pada bung kicau: siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master

dengan rekaman suara Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 1 ekor pada cepuk EF. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan diperdengarkan suara Master selama masa

istirahat sampai pagi harinya.

Kandang

a. Bahan rangka sangkar burung bisa dari bambu, kayu, rotan, logam dan plastik. Bahan jeruji bisa dari bamboo atau logam/kawatbaja. Untuk sangkar dari logam dikhususkan untuk burung-burung paruh bengkok dengan paruh tajam dan kuat serta suka mengerat. Keunggulan bahan logam adalah mudah dibersihkan dan kuat. Kelemahannya mudah berkarat jika terkena air dan udara dengan kadar garam tinggi. Selain itu perlu diwaspadai adanya beberapa jenis logam yang beracun.

b. Ukuran sangkarBesarnya sangkar burung perlu disesuaikan dengan ukuran burung, jenis burung dan gaya atau gerak mereka ketika berkicau.

c. Tangkringan/ tenggeran

Tenggeran ideal terbuat dari kayu keras dan permukaan kasar tetapi tidak tajam, misalnya kayu asam dan bukan kayu yang halus permukaannya seperti kayu jambu biji misalnya. Diameter ideal adalah kaki burung bisa mencengkeram kira-kira 2/3 bagian lingkar tenggeran.

Page 2: Manajemen Pemeliharaan Pada Burung

Jumlah tenggeran bisa satu, dua atau tiga. Sementara khusus branjangan bisa menggunakan sangkar bulat dengan ukuran diameter 35-30 cm sepanjang 75 – 100 cm dengan tangkringan khusus terbuat dari batu apung.

d. Wadah pakan dan air gunakan cepuk wadah pakan yang biasa dijual di pasaran atau bisa membuat khusus dengan bahan plastik, tempurung, logam, gerabah dan lainnya. Sebelum digunaan cuci bersih dan pastikan pinggiran-pinggiran cepuk diambril sehingga tidak ada bagian yang tajam.

e. Tempat mandi, bisa menggunakan bak karamba khusus dan bisa pula gunakan cepuk wadah pakan yang besar sehingga burung bisa mandi di dalamnya.

Pakan

Pakan merupakan hal yang sangat vital untuk burung kita. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecocokan antara pakan dengan jenis burung yang kita rawat. Berikut ini referensi tentang pakan burung yang semoga bisa menjadi acuan untuk penghobi burung.

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam masalah pakan adalah bahwa pakan tersebut memenuhi kriteria “empat sehat lima sempurna”. Pakan harus mengandung unsur-unsur karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Jika semua unsur terpenuhi dan jumlahnya mencukupi maka kesehatan burung peliharaan itu dapat tetap terjaga. Selanjutnya dampak yang diharapkan yaitu burung mempunyai kicau yang merdu, bulu yang indah, dan perilaku yang lincah.

Unsur-unsur penting dalam pakan burung

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan unsur di dalam pakan yang berfungsi sebagai sumber energi, pembakar lemak, memperkecil oksidasi protein menjadi energi, dan memelihara fungsi normal alat-alat pencernaan. Kadar karbohidrat dalam tubuh burung adalah 2%, sementara pakan burung yang baik adalah yang mengandung 70% karbohidrat, yaitu terdapat pada pepaya, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan pisang.

2. Protein

Protein merupakan zat pembangun tubuh; dapat menggantikan jaringan tubuh yang aus atau rusak; sebagai bahan baku pcmbentukan enzim, hormon, dan zat-zat antibodi; serta mengatur peredaran cairan tubuh dan zat yang larut di dalamnya ke dalam dan ke luar sel.

Kekurangan protein menyebabkan burung menjadi kurus, bulu rusak, kerdil, kanibalisme, murung, enggan berkicau, serta sering kali berperilaku mencabuti bulunya sendiri. Burung berkicau membutuhkan 35% protein dari berat badannya. Protein ini dapat diperoleh antara lain dari ikan, susu, cacing, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kacang kedelai.

Page 3: Manajemen Pemeliharaan Pada Burung

3. Lemak

Lemak merupakan sumber energi, saluran air metabolik, insulator (pengatur suhu tubuh), sebagai bantalan atau pelindung bagian tubuh, serta sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Apabila burung terlalu banyak mengonsumsi lemak maka burung ini berpeluang untuk mencret atau gemuk. Padahal burung yang gemuk cendcrung malas berkicau dan berbiak.

4. Vitamin dan asam amino

Vitamin berfungsi untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan sel-sel jaringan epitel, memperlancar metabolisme, membentuk jaringan pengikat, membantu pembentukan tulang, dan membantu proses pembentukan darah.

Vitamin-vitamin utama dan asam amino yang dibutuhkan burung antara lain adalah A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.

5. Mineral

Mineral merupakan pembentuk in-organik yang ada di seluruh jagad raya. Ya, tubuh makhluk hidup dibentuk dari mineral. Dan mineral juga membantu proses kimia dan elektrik yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses -proses kimia dan elektrik hanya akan berfungsi dengan benar apabila keseimbangan mineral yang sesuai diberikan pada sistem. Misalnya zat besi untuk darah, belerang untuk otot, kalsium untuk tulang, dan banyak lainnya yang secara umum memberikan kelancaran fungsional tubuh makhluk hidup.

Mineral dibutuhkan untuk pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Meskipun vitamin begitu penting, vitamin tidak dapat melakukan apa-apa untuk makhluk hidup tanpa mineral. Celakanya tubuh makhluk hidup dapat menghasilkan beberapa vitamin, tapi tidak dapat menghasilkan satu pun mineral.

Mineral yang diperlukan burung antara lain adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.

Jika burung kecukupan mineral, maka burung akan memiliki bulu kuat, mulus, berkilau sehabis molting atau ngurak alias mabung; tidak terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); bebas paralysa (lumpuh); bebas perosis (tumit bengkak); anak burung menetas sehat; burung tidak mengalami urat keting (tendo); tidak terlepas sendinya, tidak tercerai (luxatio); paruh tidak meleset, tidak kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran bisa segera bertelur, telur berisi, produktivitas tinggi, daya tetas tinggi serta kematian embrio rendah.

Page 4: Manajemen Pemeliharaan Pada Burung

B. Penyakit zoonosis pada burung (Chlamydia psittaci)

Psittacosis

Psittacosis/parrot fever/chlamydiosis disebabkan oleh Chlamydia psittaci, merupakan bakteri gram negative, spheric, ukuran (0.4-0.6 micron diameter). Transmisi bakteri tersebut melalui inhalasi, kemudian sheding pada sekresi mata dan nasal, feses, dan bulu burung yang terinfeksi. Organisme tersebut stabil di luar sel hospes sebagai substansi berukuran seperti debu dan mengkontaminasi melalui udara. Faktor predisposisi penyakit psittacosis dapat disebabkan oleh stress, kepadatan populasi dalam kandang dan perkawinan.

Predileksi bakteri C. psittaci berada pada epithel saluran respirasi dan masa inkubasi 5-14 hari. Penularan pada manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan paruh, gigitan, dan feses burung yang terinfeksi.

Gejala klinis yang dapat diamati antara lain adanya tremor, lethargi, konjungtivitis, emasiasi, dyspnoe, biliverdinuria, pilek sinusitis, suhu tubuh turun (>39C) dan leleran berwarna kuning kehijauan sebagai gejala phatognomoniknya. Pada burung dewasa didapati adanya diare kehijauan dan kadang disertai urat. Pada manusia dapat menimbulkan demam, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, susah bernapas, malaise (ketidaknyamanan), myalgia (sakit pada otot) serta konjungtivitis. Pada kasus infeksi yang berat, manusia dapat terserang encephalitis, pneumonia dan kematian fetus pada wanit hamil.

Diagnosa dapat dilakukan dengan mengetahui dari riwayat hidup, lingkungan, gejala klinis, dan nekropsi. Hasil nekropsi ditemukan adanya ekrosis hepatic multifocal, limpa dan hepar membesar, fibrinous airsacculitis, pericarditis dan peritonitis. Pemeriksaan secara laboratorium dapat dilakukan dengan pengambilan sampel melalui eksudat pada nasal dan feses dan kemudian dilakukan isolasi serta identifikasi berdasarkan karakteristik dari bakteri tersebut

Pengambilan sampel darah

Page 5: Manajemen Pemeliharaan Pada Burung

Treatmen

Antibiotic yang dapat digunakan adalah doxycyclin (100mg/kg dua kali sehari p.o) dan oxytetracyclin secara i.v dengan dosis 4.4 mg/kg dalam larutan infus 100 mg/kg. Pada manusia dapat menggunakan tetracycline dan derivatnya dengan waktu pengobatan 10-14 hari.

Pencegahan dapat dilakukan dengan desinfeksi kandang secara rutin, populasi dalam 1 kandang tidak terlalu besar, jauhkan faktor stres pada burung, sedangkan pada manusia hindari kontak langsung dengan burung, dapat dilakukan dengan menggunakan masker dan glove.

C. Air sac mite

Air sac mite dapat disebabkan oleh Cytodites nudus ditemukan pada kantung udara, dan pulmo burung liar serta kenari dengan bentuk oval, panjang 50µm dan atau Sternostoma tracheocolum yang memiliki tempat predileksi pada trakea dan bronchi.

Page 6: Manajemen Pemeliharaan Pada Burung

Transmisi terjadi secara langsung antara cavitas nasal burung terinfeksi ke burung sehat melalui eksternal nostril, indukan yang meloloh anaknya, air dan lingkungan tercemar. Tungau tersebut merayap dari bagian kepala burung kemudian memasuki nostril, melewati trakea dan sampai ke pulmo.

Siklus hidup parasit tersebut diawali dengan S.tracheocolum betina bertelur pada pulmo kemudian menetas menjadi nympha dan dewasa, kemudian migrasi ke trakea dan nasal. Pada system espirasi tungau tersebut menyebabkan inflamasi, hemorragi dan lesi yang melanjut menjadi pneumonia dan dapat mengakibatkan kematian. System imun tubuh akan bekerja dengan mengeluarkan mucus yang dapat mempersempit rongga trakea sehingga burung kesulitan bernapas. Tail bobbing merupakan indikasi bahwa burung kesulitan bernapas, otot pada ekor memiliki peran dalam membantu pulmo intake udara dengan menaikkan dan menurunka ekornya.

Gejala klinis infestasi parasit tersebut antara lain batuk, bersin, perubahan pada vocal , tail bobbing dan burung membuka paruhnya. Kasus yang berat dapat menimbulkan kelemahan dan kematian.

Dianosa dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis, pemeriksaan darah (peningkatan basofil) dan secara radiologi (adanya bintik2 hitam pada trakea dan air sac):

Dapat digunakan ivermectin 0.1% (1:10 dilusi dengan propylene glycol)sebagai pengobatan atau pyrethrin/piperonyl butoxide spray, pada berat 50 gram 1 tetes dan 100 gram 2 tetes pada bagian yang sedikit bulu dan bawah leher.