bab ii pemahaman terhadap peternakan burung ii.pdf · penerapan sop dalam kegiatan pemeliharaan...

41
6 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG 2.1 Tinjauan Peternakan Burung Kegemaran memelihara burung sudah merupakan sebuah kebutuhan sekaligus bisnis yang menggiurkan. Untuk mencari ketentraman hidup di era modern ini tidaklah mudah, maka kebanyakan orang berlomba memelihara burung untuk mendapatkan kicauan burung yang menyejukan hati, tidak salah jika Semboyan “kembali ke alam “ semakin diminati dan dicari. Peternakan ini menjadi penting karena merupakan salah satu penangkal kepunahan suatu satwa. Diimbangi dengan upaya upaya seperti lomba burung peternakan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup burung itu sendiri. 2.1.1 Pengertian Peternakan Burung Burung menetas untuk pertama kalinya sekitar 150 juta tahun silam. Nenek moyang bangsa burung disebut Archeopteryx yang di ambil dari bahasa yunani kuno yang berarti sayap purba. Merupakan peralihan dari reptil yang telah dilengkapi dengan sayap, maka Archeopteryx merupakan reptile pertama bisa terbang. Dalam perkembanganya baru pada sekitar 17 ribu tahun yang lalu, yang dapat dilacak seperti gambar gambar burung primitif yang terlukis di dinding gua di daerah prancis dan spanyol yang membuktikan bahwa pada saat itu manusia telah dapat menghargai burung.

Upload: nguyentu

Post on 04-Mar-2018

241 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

6

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN

BURUNG

2.1 Tinjauan Peternakan Burung

Kegemaran memelihara burung sudah merupakan sebuah kebutuhan

sekaligus bisnis yang menggiurkan. Untuk mencari ketentraman hidup di era

modern ini tidaklah mudah, maka kebanyakan orang berlomba memelihara

burung untuk mendapatkan kicauan burung yang menyejukan hati, tidak salah jika

Semboyan “kembali ke alam “ semakin diminati dan dicari.

Peternakan ini menjadi penting karena merupakan salah satu penangkal

kepunahan suatu satwa. Diimbangi dengan upaya – upaya seperti lomba burung

peternakan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan

kelangsungan hidup burung itu sendiri.

2.1.1 Pengertian Peternakan Burung

Burung menetas untuk pertama kalinya sekitar 150 juta tahun silam.

Nenek moyang bangsa burung disebut Archeopteryx yang di ambil dari bahasa

yunani kuno yang berarti sayap purba. Merupakan peralihan dari reptil yang telah

dilengkapi dengan sayap, maka Archeopteryx merupakan reptile pertama bisa

terbang. Dalam perkembanganya baru pada sekitar 17 ribu tahun yang lalu, yang

dapat dilacak seperti gambar – gambar burung primitif yang terlukis di dinding

gua di daerah prancis dan spanyol yang membuktikan bahwa pada saat itu

manusia telah dapat menghargai burung.

Page 2: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

7

Dalam perkembanganya sejak zaman prasejarah, yakni hampir 4.000 tahun

sebelum masehi, para pakar burung sepakat melahirkan sebuah ilmu yang

merupakan cabang dari biologi, yaitu ornithologi. Pakar ornithologi tersebut

diantaranya Roger Tory Peterson, JL. Peter, dan Bernhard Grzimek. Sedangkan

orang yang banyak menyingkap misteri perilaku burung (etologi burung )

diantaranya Konrad Lorentz, Niko Tinbergen, dan Robert A. Hinde. Ada pula

seorang pelukis burung legendaris John James Audubon yang menjadi perintis

ornithologi. ( Iskandar 1989 )

Seiring berkembangnya ornithologi penggemar burung pun menjadi

semakin pesat. Pada mulanya penggemar burung berkembang pada bangsa

tiongkok, dan bangsa mesir kuno. Kemudian semakin berkembang di daratan

china tepatnya pada Dinasti Ching sekitr tahun (1644 – 1911 AD). Kemudian

menyebar keseluruh dunia.

Sejalan dengan evolusi maka burung pun semakin berkembang. Adapun

perkembanganya antara lain, bentuk, jumlah jenis, dan jumlah individu. Pada era

modern ini telah tercatat kira – kira 9.500 burung dengan berbagai bentuk dan

perilakunya. Ada jenis burung yang masih tergolong primitive, yaitu kasuari, dan

burung onta, yang tidak mampu terbang. Namun ada pula burung yang tergolong

modern yaitu, burung gereja, gagak, dan jalak, ( iskandar 1989 ). Burung

modernpun dapat terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Burung berkicau yaitu burung dengan suara yang merdu

2. Burung berbulu indah yaitu burung yang memiliki warna bulu yang menarik.

3. Burung unik yaitu burung yang dengan bentuk dan suaranya yang unik.

Page 3: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

8

Dari jenis burung, burung yang sering di pelihara oleh masyarakat yaitu

burung berkicau, burung ini merupakan burung yang bersuara merdu, juga burung

yang bisa di lombakan dengan katagori suaranya paling indah atau paling bagus.

Dengan pesatnya dan peningkatan penggemar burung dan banyak nya permintaan

burung berdampak pada populasi burung pada habitat aslinya.

Menurut undang – undang Republik Indonesia no. 05 tahun 1990 tentang

Konservasi SDA Hayati beserta Ekosistemnya. Pasal 21 (2) bab V (Pengawetan

jenis tumbuhan dan Satwa menyatakan bahwa) : Setiap orang dilarang untuk :

1. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, mengangkut dan

memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.

2. Menyimpan,memilihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang

dilindungi dalam keadaan mati.

3. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat

lain didalam atau luar Indonesia.

4. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian

lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian

tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain

di dalam atau di luar Indonesia.

5. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau

memiliki telur dan sarang satwa yang dilindungi.2. Pasal 40 ayat 2

menyatakan bahwa : Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 21 dipidana

Page 4: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

9

dengan Pidana hukuman 5 tahun Penjara dan denda Seratus juta

Rupiah/100.000.000.

Berdasarkan undang-undang no 5 tahun 1990 pasal 40 ayat 1 menguatkan

UU no. 05 tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati beserta Ekosistemnya,

Pasal 21 (2) bab V menyebutkan antara lain adalah Barang siapa dengan sengaja

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksudkan dipidana

penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 Juta Rupiah. Budi

daya hewan menurut Peraturan presiden Republik Indonesia No 48 ahun 2013

Tentang Budi Daya Hewan Peliharaan adalah "usaha yang dilakukan di suatu

tempat tertentu pada suatu kawasan budi daya secara berkesinambungan untuk

hewan peliharaan dan produk hewan.

Dengan demikian sudah cukup jelas bahwa burung sangat di lindunngi

oleh pemerintah. Oleh karena itu burung harus di lestarikan dengan cara

peternakan. Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan

membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari

kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja,

memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.

Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip

manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara

optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu

peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua

yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.

Page 5: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

10

Peternakan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan hewan,

begitu pula tempat untuk perkembangbiakanya agar mirip dengan habitat aslinya,

yang berupa iklim, dan makanannya. Agar kesehatan burung tetap terjaga.

2.1.2 Tujuan Peternakan

Pada umumnya peternakan itu merupakan kegiatan pengembangbiakan

dengan tujuan antara lain :

1. Untuk menjaga dan melestarikan burung

2. Untuk mendapatkan keuntungan karena hasil peternakan bisa dijual bila telah

memenuhi syarat dan target dari penjualan tersebut.

3. Mendapatkan spesies satwa liar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan

keanekaragaman genetik yang terjamin. Untuk kepentingan pemanfaatan

sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi alam.

4. Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa

pemanfaatan specimen satwa liar yang dinyatakan berasal dari kegiatan

peternakan tersebut.

2.1.3 Persiapan Peternakan Burung

Kegiatan peternakan meliputi banyak hal, seperti, harus

mempertimbangkan kesiapan lingkungan di maksudkan, agar burung – burung

yang akan di pelihara dapat beradaptasi dengan baik dan cepat. terutama untuk

jenis – jenis yang membutuhkan lindungan, adapun lingkup kegiatannya yaitu :

1. Lingkup Biologi

Dimana lingkungan ini dibuat agar hampir mirip dengan kehidupanya

ditempat liar alami dengan populasi kerapatan dan arsitektur tajuk yang

Page 6: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

11

mendekati habitat alami, akan menciptakan iklim mikro dan suasana yang

teduh.

2. Lingkup fisik

Lingkup fisik meliputi dimana lingkup ini sebagai tempat untuk

burung tersebut seperti kandang terbuka atau sangkar kecil.

Untuk memasukkan burung kedalam sangkar atau kandang terbuka

tersebut perlu memperhatikan beberapa hal seperti :

a. Kesehatan burung

Sebelum burung di lepas di kandang besar perlu seyoginya

memeriksa kesehatan burung tersebut.

b. Karakter Alami Burung

Pentingnya mengetahui karakter alami burung agar burung tersebut

tidak rentan sakit atau setres.

c. Jenis Makanan Burung

Beragam jenis makanan burung tapi untuk peternakan burung

cenderung diberi makanan buatan seperti sirpy, top song dll. Karena

memudahkan perawatannya. Di samping diberi makanan yang alami juga

sperti buah, jangkrik atau serangga.

Untuk bahan kandang itu sendiri perlu memakai kawat yang cukup

elastis, tahan karat, serta di lapisi galvanis. Kawat tersebut berdiameter kurang

dari 30 mm atau disesuaikan dengan burung yang akan dipelihara.

Page 7: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

12

2.1.4 Pengelolaan Peternakan Burung

Tata cara pengadaan dan pemeliharaan burung dapat mengacu kepada

peraturan yang di keluarkan Departemen Kehutanan (khususnya untuk regulasi

persyaratan dan perijinan) dan Departemen Peternakan (khusunya karantina

hewan)

Sementara itu, untuk memudahkan pemeliharaan burung dapat mengikuti

saran saran dokter hewan ahli burung (ornithologist ), ahli ecologi (ecologist ) dan

sebagainya. Bila belum terdapat prosedur operasional standar ( standar oprasional

prosedur/SOP ) pemeliharaan dan peternakan burung dari pihak yang berwenang,

maka institusi pengelola juga dapat membuat sendiri SOP tersebut dengan

mempetimbangkan peraturan yang ada dan saran – saran para ahli.

Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar

burung yang di pelihara dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Selain itu,

manfaat lainnya untuk manusia dan lingkungannya tetap sehat dan bersih dari

sumber penyakit.

2.2 Tinjauan Pemeliharaan

2.2.1 Aspek kesehatan

Selain perubahan alami yang terjadi pada populasi burung. Perubahan

aspek kesehatan juga mengalami penurunan. Seperti halnya burung terinfeksi

virus salah satunya influenza tipe A. untuk di Indonesia virus tersebut telah

mewabah sejak bulan oktober 2003 sampai dengan februari 2005 telah

mengakibatkan 14,7 juta ayam mati. Sedangkan penyebaran virus tersebut pada

Page 8: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

13

manusia di Indonesia sampai dengan tanggal 18 november 2005 di laporkan 173

kasus yang di curigai sebagai flu burung pada mnusia. Untuk Pencegahan virus

tersebut antara lain :

1. Peningkatan keamanan dari penularan (biosekuriti)

2. Vaksinasi

3. Pemusnahan terbatas ( depopulasi ) di daerah yang telah terinfeksi virus

tersebut.

4. Pengendalian lalulintas unggas, produk unggas dan limbah peternakan unggas

5. Surveilans dan penulusuran (tracking back )

6. Pengisian kandang kembali (restocking )

7. Pemusnahan menyeluruh (stamping –out) di daerah tertular baru

8. Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness )

9. Monitoring dan evaluasi

Dari kesembilan langkah tersebut langkah utama yang dapat di laksanakan

oleh masyarakat adalah pelaksanaan biosekuriti yang ketat, vaksinasi ,

pemusnahan terbatas, pengisian kandang kembali dan pemusnahan menyeluruh di

daerah tertular baru.

Pelaksanaan biosekuriti secara ketat adalah untuk mencegah semua

kemungkinan penularan /kontak dengan peternakan tertular dan penyebaran

penyakit, melalui tindakan antara lain :

1. Pengawasan lalu lintas dan tindak karantina/isolasi lokasi peternakan tertular

dan lokasi tempat – tempat penampungan unggas yang tertular yang dilakukan

dengan :

Page 9: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

14

a. Membatasi secara ketat lalu lintas hewan / unggas, produk unggas, pakan,

kotoran, bulu, alas kandang/litter.

b. Membatasi lalu lintas orang/ pekerja dan kendaraan yang keluar masuk

lokasi peternakan.

c. Para pekerja dan semua orng yang berada dalam lokasi peternkan harus

dalam kondisi sehat.

d. Mencegah kontak antara dengan burung liar /burung air, rodensia (tikus )

dan hewan lain.

2. Dekontaminasi/desinfeksi (sucihama ) dilakukan terhadap :

a. Semua bahan, sarana peralatan dan bangunan kandang yang kontak

dengan unggas sakit.

b. Pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan dan bahan lain yang

tercemar yang masuk dan keluar lokasi peternakan.

c. Lokasi jalan menuju peternkan /kandang dan areal sekitar kandang /tempat

penampungan unggas

d. Jenis desinfektan yang dapat di gunakan misalnya asam prasetat, hidroksi

peroksida, sediaan ammonium kuartener, formaldehid/formalin 2-

5%iodoform/kalium hipoklorit.

3. Pemusnahan unggas selektif (depopulasi ) di peternakan tertular, dilakukan

dengan :

a. Membunuh dengan menyembelih semua unggas hidup yang sakit dan

unggas sehat yng sekandang dan memusnahkanya dengan pembakaran.

b. Pembakaran (disposal) :

Page 10: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

15

1) Membakar dan mengguburkan unggas mati (bangkai), telur, kotoran

(feces ), bulu, alas kandang (sekam ), pupuk dan pakan ternak yang

tercemar serta bahan dan peralatan lain yang terkontaminasi yang tidak

dapat di dekontaminasi/didesinfeksi secara efektif.

2) Lubang tempat penguburan/pembakaran harus berlokasi di dalam areal

peternakan tertular dan berjarak minimal 20 meter dari kandang

tertular dengan kedalaman 1,5 meter

3) Apabila lubang tempat penguburan / p;embakaran terletak di luar areal

peternakan tertular, maka harus dari permukiman penduduk dan

mendapat ijin dari dinas peternakan setempat.

4. Vaksinasi / pengebalan di lakukan terhadap semua jenis unggas yang sehat di

daerah tertular. Tindakan vaksinasi dilakukan sesaui dengan ketentuan. Vaksin

yang dipergunakan adalah vaksin inaktif (killed vaccine) yang telah

mendapatkan nomor registrasi dari pemerintah.

5. Pengisian kembali (restoking) ungags ke dalam kandang dapt dilakukan

sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan setelah di lakukan pengosongan kandang

dan semua tindakan di dekontaminasi (desinfeksi ) dan disposal sesuai

prosedur selesai di laksanakan.

6. Pemusnahan unggas secara menyeluruh (stamping out ) di daerah tertular

baru akan dilakukan apabila timbul kasus avian influenza di daerah bebas /

terancam yang telah diagnosa secara klinis, patologi anatomis dan

epidemiologis serta di konfirmasi secara laboratoris.

Page 11: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

16

7. Pengendalian limbah

Limbah dari burung tersebut juga sangat berbahaya bila tanpa

pengendalian yang terorganisir. Maka dari itu pengendalian limbah akan

memakai system recycle ( pemakaian kembali )

Khusus bagi pelaku langsung peternakan hewan terdapat beberapa

anjuran dari WHO yang dapat dilakukan :

a. Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus

sering – sering mencuci tangan dengan sabun.

b. Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan

unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya melengkapi

diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata goggle,

dan juga sepatu bot.

c. Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan

memperhatikan faktor keamanan petugas.

d. Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu di beri tahu untuk

melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala – gejala

pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, susah napas, infeksi

mata, dan gejala flu lainya.

2.2.2 Pemberian pakan

Ada beberapa kriteria yang menyangkut dengan pemberian pakan antara

lain :

Page 12: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

17

1. Jenis pakan

Di dalam peternakan jenis makananya tergantung burungnya. Pada

umumnya burung yang di ternak akan diberi makanan yang buatan untuk

mempermudah perawatannya, kecuali burung – burung yang tergolong rentan

punah. Berbagai jenis makanan buatan untuk burung tergantung jenis

burungnya adapun jenis – jenisnya antara lain :

a. Chirpy

b. Pancy

c. Top song

d. Poer cendet

e. Godem

f. dll merek sejenis.

Di samping makanan tersebut burung juga diharuskan untuk diberi

vitamin yaitu makanan alaminya. Seperti buah – buahan, sayur – sayuran,

jangkrik, ulat hongkong, ulat kandang, dan telur semut rang rang ( kroto )

2. Cara Pemberian Makan

Pemberian makan pada burung tergantung jenis burungnya. Burung

yang sudah dewasa cukup di beri makanan buatan aja dan di beri sedikit

jangkrik bagi yang pemakan daging. Untuk burung yang khusus pemakan

buah – buahan atau sayur – sayuran tidak di anjurkan untuk memberi makanan

buatan. untuk burung yang masih anakan atau piyik perlu makanan buatan

yang sudah di rebus dengan air hangat dan sedikit vitamin. ada beberapa

Page 13: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

18

burung yang induknya bisa langsung memberi makanan pada anaknya. Tapi

ada pula burung yang tidak mau memberi makanan pada anaknya.

3. Pengaturan Reproduksi

Kunci keberhasilan dari peternakan yaitu reproduksi untuk

mendapatkan hasil yang maksimal perlu di lakukan pengkajian sebagai

berikut :

a. Pemilihan Induk

Untuk memilih induk yang berkualitas tidaklah mudah perlu ada

pertimbangan – pertimbangan antara lain :

1) Body bagus tidak cacat.

2) Suara bagus panjang dan keras

3) Mental bertarung nya bagus ( bertarung dengan suara )

4) Lincah atau semi jinak membuktikan burung itu sehat

5) Rajin produksi bagi yang sudah pernah produksi.

b. Penentuan Jenis Kelamin

Kelamin merupakan organ vital pada burung, secara umum untuk

membedakan jenis kelamin ada berbagai cara yaitu:

1) Dari warna bulu, warna bulu burung yang memiliki kelamin betina

biasanya lebih pudar. Sedangkan jantan warnanya lebih terang. Atau

lebih jelas.

2) Dari bentuk paruh bentuk paruh kelamin betina cenderung lebih lancip

tapi untuk yang jantan paruhnya lebih pendek dan besar.

Page 14: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

19

3) Dari postur tubuhnya burung berkelamin betina cenderung lebih besar

tapi pendek. Sedangkan jantanya kecil tapi panjang

4) Dari suaranya burung betina lebih pendek sedangkan yang jantan

suaranya lebih panjang dan keras.

5) Dari kepalanya burung betina lebih kecil bagi yang jantan kpalanya

lebih besar.

c. Penjodohan

Sistem reproduksi burung bermacam – macam, yaitu monogami,

poligami, dan poliandri. Pada pola monogami, burung memiliki pasangan

tetap dimana seekor jantan berpasangan dengan seekor betina secara terus

menerus atau paling tidak dalam satu musim kawin.

Pada pola poligami, seekor burung jantan dapat dijodohkan

beberapa ekor betina. Sementara itu, pada pola poliandri seekor betina

dapat dijodohkan dengan beberapa ekor burung jantan, namun pergantian

pasangan biasanya terjadi setelah burung betina bertelur dan jantan

pertama mengerami telurnya. Sumber ( wawancara BKSDA Bali )

d. Peneluran, pengeraman dan penetasan

Dalam perjodohan monogami, di saat burung betina bertelur atau

mengerami telur burung jantan selalu menjaganya hingga membawakan

makanan hingga telurnya menetas. Sampai membesarkan piyiknya pun,

burung betina tidak keluar dari sarangnya. Sementara itu burung jantan

tetap menunggu di depan rongga untuk masuk ke sarang.

Page 15: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

20

Telur yang tidak dibuahi atau infertile akan di pecahkan oleh induk

betina dan 1- 2 bulan kemudian ia akan kembali bertelur. Demikian pula

apabila Induk betina telah menghasilkan piyik kemudian piyik, mati

sebulan kemudian akan bertelur kembali.

Beda halnya dengan pola poligami, untuk membuat sarang,

pengeraman pengasuhan piyik, dilakukann oleh burung betina sendiri,

(burung cendrawasih / family paradisidae). Sedangkan pada pola poliandri,

pengeraman telur dan pengasuhan piyik dilakukan oleh burung jantan

sendiri, ( kasuari, casuarius sp). Wawancara ( Bali Bird Park)

e. Pembesaran Anak Burung ( piyik )

Pemeliharan burung anakan atau biasa disebut piyik perlu ada

perlakuan khusus bagi setiap anak burung tersebut. Ada burung yang

dirawat dan dibesarkan oleh Induknya sendiri ada pula burung yang tidak

mau membesarkan anaknya. Untuk anak burung yang tidak mau dirawat

oleh induknya, perlu ruangan khusus untuk burung tersebut seperti di taruh

dalam incubasi atau ruangan kaca dan perlu menyesuaikan suhu dalam

dalam ruangan kaca tersebut.

f. Penandaan ( Tagging )

Dalam peternakan ada istilah pemberian tanda (tagging ) hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui umur dari burung tersebut, selain itu

juga dapat mengetahui keturunannya dan dapat membuktikan bahwa burng

hasil dari peternakan.

Page 16: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

21

Untuk memberi penandaan tersebut bisa dilakukan dengan cara

memberi nama di dekat sangkar, atau meberikan cincin sesuai dengan

garis keturunananya. Cincin yang bagus itu bahannya anti karat.

Khusus untuk pemasangan cincin pada burung sebaiknya burung

baru berumur minimal 1-2 bulan, karena kakinya akan terus membesar

maka sebaikny cincinnya jangan terlalu kecil dan sesuaikan dengan besar

kaki induknya.

2.2.3 Fasilitas Peternakan

1. Fasilitas utama

Fasilitas utama yang terdapat pada peternakan antara lain :

a. Kandang (cages )

Kandang adalah suatu alat atau media untuk menempatkan

burung yang bersifat menetap tidak dapat di pindah – pindah .

kandang merupakan tempat burung yang menyerupai habitat

aslinya karena di dalam kandang tersebut bisa buatkan kolam

untuk air dan tumbuhan yang berkaitan dengan habitat aslinya.

1) Sangkar kecil yaitu sangkar yang biasa dipakai untuk

menempati anak burung atau piyik, sangkar ini jug bisa

digunakan untuk menempati burung yang masih dimasa

karantina

2) Sangkar Besar merupakan sangkar yang tergolong besar

diantara sangkar yang lainya.

Page 17: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

22

3) Kandang aviary merupakan kandang yang paling besar di jenis

kandang, karena kandang ini besar jadi di dalam nya bisa di

sesuaikan dengan kebutuhan burung itu sendiri. Berikut adalah

contoh kandang besar lihat gambar 2.1

Gambar 2.1

Kandang Besar ( aviary )

Sumber : dokumentasi Bali Bird Park

b. Bagian – bagian kandang

Untuk kenyamanan burung kandang pun di berikan fasilitas

atau acesoris kandang adapun acesorisnya sebagai berikut :

1) Tempat makanan dan minum yaitu tempat yang berfumgsi

sebagai tempat makanan dan minuman burung.

Page 18: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

23

2) Tangkringan atau tenggeran yaitu tempat di mana burung itu

akan bertengger besar kecilnya di sesuaikan dengan besar nya

kaki burung.

3) Tempat pembuangan kotoran yaitu tempat membersihkan

kotoran burung

4) Tempat sarang yaitu tempat untuk burung bersarang atau

sebagai tempat tidur saja.

5) Tempat mandi yaitu tempat untuk burung mandi atau yang

lepasan biasa disebut kerambah.

6) Umbaran yaitu tempat untuk burung latian terbang untuk

menjaga kesetabilan kndisi.

c. Pemilihan lokasi kandang

Kegiatan peternakan di tempatkan terpisah dengan kegiatan

yang bersifat bising dan banyak aktifitas manusia, adapun kriteria

lokasi peternakan sebagai berikut :

1) Jauh dari keramaian dan kebisingan

2) Berada pada tempat yang mudah diawasi dan mudah di capai

3) Tidak terganggu oleh populasi udara

4) Terisolasi dari pengaruh binatang lain.

5) Tersedia air yang cukup untuk mandi, dan minum burung

6) Berada pada tempat bebas banjir pada musim hujan dan tidak

lembab, becek dan tergenang air karena akan menimbulkan

penyakit.

Page 19: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

24

7) Mudah mendapatkan bahan makanan yang alami maupun yang

buatan.

d. Bentuk dan Ukuran Kandang

Bentuk kandang dapat dibentuk menjadi beberapa system

individu yaitu bentuk kandang yang menjadi satu kelompok dari

jenis yang sama dalam satu kandang terpisah. Kemudian system

komunal atau koloni yaitu bentuk kandang yang diisi burung

dengan jumlah yang banyak digabungkan untuk 1 jenis burung.

berikut adalah sketsa kandang yang akan diterapkan untuk jenis

kandang pembiakan system individu Lihat gambar 2.2

Gambar : 2.2

Sketsa kandang pembiakan jenis individu

Jalur jalan perawat

burung

Bagian kandang

sangkar

Pagar

pembatas

Taman kecil Jalan setapak

pengamat

Gambar 2.2

Sketsa kandang pembiakan burung sistem individu

a) Tampak samping

b) Tampak atas

2.5m

3m

A B

Page 20: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

25

Ukuran satu unit kandang individu di sesuaikan dengan

ukuran burng yang akan di ternak ukuran yang umumnya untuk

kandang pengembang biakan biasanya 3 x 2,5m dengan tinggi

minimal 2,5m. untuk lantai sebagian memakai semen sebagaian

memakai tanah. ( Hastoro Indriadi 1997 )

e. Jenis dan Peruntukan Kandang

Jenis kandang untuk peternakan burung yang di butuhkan

adalah kandang koloni, kandang perkembangbiakan, kandang

pemeliharaan, kandang penyapihan, dan kandang karantina. Semua

jenis kandang di lengkapi dengan tempat pakan, minum, dan

tempat untuk bertengger, fungsi masing – masing kandang sebagai

berikut :

1) Kandang pembiakan yaitu kandang untuk 1 pasang jantan dan

betina yang sedang berbiak.

2) Kandang penyapihan digunakan untuk menempatkan burung

remaja hingga siap kawin.

3) Kandang karantina digunakan untuk menempatkan burung

yang baru datang atau burung yang sakit yang pada intinya

burung yang perlu perawatan klhusus.

4) Bentuk dan tipe kandang berbeda menurut jenis kandang,

prilaku burung itu sendiri.

5) Atap untuk kandang di buat sebagian terbuka agar terkena sinar

matahari langsung.

Page 21: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

26

f. Perawatan Kandang

Untuk kesehatan burung perlu di lakukan perawatan kandang,

adapun perwatannya sebagai berikut :

1) Mengeruk, menyikat dan menyapu kotoran yang melekat pada

bagian – bagian kandang untuk di buang pada tempat

pembuangan yang telah di siapkan.

2) Menyemprot atau menyiram dengan air pada bagian kandang

yang telah dibersihkan secara rutin dua kali sehari.

3) Menyemprot kandang dengan disenfektan secara regular 1

bulan sekali.

g. Vegatasi

Untuk tangkringan ( tempat burung bertengger ) yang

terdapat pada sangkar ada 2 macam yaitu tangkringan buatan dan

tangkringan alami. Tangkringan alami biasanya di letakan pada

kandang aviary adapun vegetasi – vegetasi yang biasa di letakan

pada kandang aviary yaitu sebagai berikut.

1) Pohon sawo

2) Pohon jambu

3) Palm peji

4) Palm uduh

5) Blimbing

6) Pohon mengkudu

Page 22: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

27

2. Jenis – jenis burung yang akan di kembangbiakan

Burung yang akan dikembangbiakan ialah burung yang banyak

digemari oleh masyarakat, Untuk menjaga populasi burung tersebut.

Adapun burung itu adalah sebagai berikut :

a. Jalak Bali / curik / leucopsar rothschilda

Burung ini merupakan burung yang paling dilindungi di

provinsi bali, karena burung ini merupakan satwa langka bali

sekaligus menjadi ikon bali untuk satwa yang dilindungi. Burung

ini memiliki bulu yang indah dengan tubuh berukuran kurang lebih

25 cm. seluruh bulu berwarna putih kecuali ujung ekor berwarna

hitam. Kulit di sekitar mata berwarna biru terang dan tidak berbulu.

Di atas kepala jambul panjang berwarna putih. Lihat gambar 2.3

Gambar 2.3

Poto burung jalak bali

Sumber : Bali Bird Park

Page 23: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

28

Status konservasi : rentan 3.1 (IUCN )

Habitat : Hutan Bali Barat

Makanan alami : buah – buahan

Jumlah telur : 2-3 butir

Sarang : Di lubang pohon

Syarat Peternakannya antara lain.

Kandang pembiakannya berjumlah 3 kandang setiap jenis

burung, tiap kandang terdapat 2 burung yaitu jantan dan betina

demgan ukuran tinggi 2 m lebar 3m dan panjang 2,5m. ukuran

tersebut akan memberikan ruang gerak yang bebas untuk burung

dan memudahkan manusia untuk menangkap burung yang didalam

kandang jika sewaktu – waktu diperlukan.

Kandang pembiakan ini dibuat dengan kawat anyaman

dengan diameter lubang anyaman 1 cm. berfungsi sebagai tempat

untuk tiap pasang burung dewasa berkembang biak dan

menghasilkan keturunan kandang dilindungi dengan pagar setinggi

2 m dan bagian sampingnya ditutup agar burung tidak stress karena

gangguan manusia yang lalu lalang. Atap tertutup sekitar 20% dari

luasan atap sehingga tersedia daerah yang teduh dalam kandang.

didalam kandang perlu di tanami vegetasi sebagai peneduh juga

sebagai tempat bertengger para burung. juga terdapat glodok kayu

dengan lubang yang bulat.

Page 24: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

29

b. Anis Merah / Punglor Merah / Zoothera Citrina

status konservasi : rentan

Habitat : Sumatra, Kalimantan, jawa dan bali

Makanan : buah – buahan, serangga dan cacing tanah

Jumlah telur : 2 – 3 butir

Sarang : Ranting pohon yang pendek

Anis merah ini tersebar di beberapa daerah di provinsi bali antara

lain bali barat, tabanan, singaraja, karangasem. Lihat gambar 2.4

Gambar : 2.4

Burung anis merah pada tangkaran

Sumber : www.PotoAnismerah.com

Anis merah dikenal juga dengan sebutan punglor merah,

cerbang alias kacer abang. Orang inggris menyebutnya orange

headed thrush. Dengan nama ilmiah zoothera citrina rubercula

dan Z.C. orientalis.

Page 25: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

30

Anis merah termasuk burung pemalu. Ia lebih suka hidup di

hutan – hutan rindang, terkadang terlihat mengendap – endap di

tanah yang tertutup rapat dengan semak. Bentuk sarangnya seperti

cawan terbuat dari akar tumbuh – tumbuhan.

Dalam pembuatan kandang yang berjumlah 4 unit kandang

setiap jenis burung. yang perlu di perhatikan sarana kandangnya

seperti sarang, wadah pakan dan minum, serta tempat bertengger.

Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi

2m. untuk lantai kandangnya dibeberapa bagian dibuat becek dan

sebagian dibuat kering dengan alas kerikil – kerikil kecil.

c. Kacer Dada hitam / Becice / Copsychus Saularis

Status konservasi :

Habitat : Kalimantan dan Bali

Makanan : buah – buahan, serangga dan cacing tanah

Jumlah telur : 2 – 3 butir

Kacer dada hitam memiliki habitat alami di sebaran daerah bali.

Terutama daerah yang memiliki kawasan hutan dan tanah yang

subur akan cacing tanahnya. Lihat gambar 2.5

Page 26: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

31

Gambar 2.5

Poto kacer dada hitam

Sumber: www.potokacer.com

Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi

2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa

bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil

– kerikil kecil. Dengan sarang berbentuk cawan yang terbuat dari

akar tumbuh – tumbuhan tapi masih di dalam glodok tempatnya

untuk bersarang.

d. Cucak Rawa / Cucak Rowo / Pycnonotus Zeylanicus

Status konservasi : rentan 3.1

Habitat : Sumatra, Kalimantan, jawa barat.

Makanan : buah – buahan yang lunak.

Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di paya-paya

dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering

Page 27: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

32

bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang

khas. Lihat gambar 2.6

Gambar 2.6

Burung cucak rowo

Sumber : www.burungcuccakrowo.com

Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi

2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa

bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil

– kerikil kecil.

e. Jalak suren (sturnus contra, Asian pied starling

Status konservasi : tak terhitung

Habitat :

Penyebaran : india, cina, sumatra, jawa, dan bali

Makanan : buah biji dan serangga

Sarang : Di dalam lubang pohon

Page 28: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

33

Tubuh berukuran kurang lebih 23 cm. warna kepala bagian

atas, leher dan dada abu – abu kehitaman. Perut putih, sayap dan

ekor coklat, sayap bagian atas terdapat garis putih, iris mata

berwarna jingga dengan pipi putih paruh merah dengan ujung

putih, kaki kuning. Lihat gambar 2.7

Gambar 2.7

Burung Jalak Suren

Sumber : www.burungjalaksuren.com

Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi

2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa

bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil

– kerikil kecil. Dengan sarang berbentuk cawan yang terbuat dari

akar tumbuh – tumbuhan tapi masih di dalam glodok tempatnya

untuk bersarang.

Page 29: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

34

f. Murai batu / Copsychus Malabaricus

Status konservasi : Rentan

Penyebaran :

Habitat :india, china, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, jawa, bali

dan Nusa Tenggara

Makanan : serangga dan biji – bijian

Sarang : berbentuk cawan, terbuat daari daun atau serat kayu.

Telur : 4 – 5 butir

Burung ini memiliki ekor yang panjang, kurang lebih 20 –

30 cm. dengan warna hitam di bagian kepala, oranye pada bagian

dada sampai di paha. Kemudian ekor bagian bawah terdapat warna

putih. Lihat gambar 2.8

Gambar 2.8

Burung Murai Batu

Sumber : www.muraibatu.com

Page 30: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

35

Ukuran kandang peternakan, lebar 3 m panjang 2,5 tinggi

2m yang berjumlah 4 unit. untuk lantai kandangnya dibeberapa

bagian dibuat becek dan sebagian dibuat kering dengan alas kerikil

– kerikil kecil, Juga terdpat bak kecil untuknya mandi. Dengan

sarang berbentuk cawan yang terbuat dari akar tumbuh – tumbuhan

tapi masih di dalam glodok tempatnya untuk bersarang.

2.2.4 Aspek Alami Kepunahan Burung

Kepunahan terjadi pada hewan mamalia, akibat dari penurunan populasi

dan menyempitnya lahan pertanian sebagai habitat aslinya. Aspek fisik yang di

maksud adalah menyangkut kondisi fisik dan perubahan yang terjadi seiring

dengan semakin padatnya permukiman masyarakat. Perubahan yang terjadi dapat

di bagi menjadi 2 yaitu normal dan abnormal. Perubahan normal (alami )tidak

dapat di hindari. Cepat atau lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor iklim,

dan kebutuhan makanannya. Penurunan populasi tersebut tampak pada habitat

aslinya antara lain :

1. Semakin jarang terdengar kicauan burungnya.

2. Burungnya jarang terlihat pada kawasan makanan burung tersebut.

3. Berkurangnya anakan yang tersebar di wilayah habitat aslinya.

Perubahan abnormal ( tidak normal ) pada populasi burung dapat dicegah

melalui penyuluhan tentang pentingnya burung yang berada pada habitat aslinya

tersebut. Perubahan tersebut meliputi : perburuan burung yang membabi buta,

kurang tersedianya lahan tempat untuk mencari makanan, terkikisnya lahan

tempat burung berkembang biak.

Page 31: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

36

2.3 Pemahaman Fasilitas Sejenis

Tinjauan fasilitas sejenis dilakukan melalui observasi langsung dan media

internet adapun obyek yang dikunjungi adalah Bali Bird Park yang terdapat di

Singapadu, Batu bulan Gianyar. Dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang

terletak di br Betan Kendal Suwung Denpasar selatan.

2.3.1 Bali Bird Park

Bali bird park terletak di Serma Cok Ngurah Gambir, Singapadu, Batu

bulan, Gianyar. Berikut adalah gambar site Bali Bird Park. Lihat gambar 2.9

Gambar 2.9

Site Bali Bird Park

Sumber : Visitor Map Bali Bird Park

Page 32: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

37

Bali Bird Park memiliki kurang lebih 200 spesies burung. Dari berbagai

belahan dunia dengan landscape yang luas, di sesuaikan dengan habitat burung,

dan sirkulasi pengunjung yang di buat berbelok – belok menambah indah taman di

bali bird park. Dan membuat pengunjung yang datang merasa nyaman untuk

berkeliling.

Penglolaan dari bali bird park badan usaha milik swasta yaitu PT Aviary

yang mengelola kebutuhan burung dari lingkungan Bali Bird Park. Burung –

burung yang ada di Bali Bird Park di biarkan lepas di sesuaikan dengan

habitatnya. Namun bebrapa burung di letakan di kandang dan di ciptakan suasana

yang sesuai dengan habitatnya. Jalan setapak sejauh 1,2 km menjadi jalur

pengunjung untuk berputar – putar dan melihat spesies – spesies burung yang ada

di sana yaitu Afrika Selatan, Papua, Kalimantan, Bali, Jawa dan Asia.

1. Fasilitas

a. Fasilitas utama

Adapun bebrapa fasilitas yang terdapat di Bali Bird Park antara lain

1) Kandang Aviary (kandang kubah )

Kandang aviary di tata sedemikian rupa agar terlihat sesuai

kehidupan burung yang ada di hutan. Di dalam kandang Aviary ini

bermacam – macam spesies burung di biarkan terbang tanpa ada

kandang kecil yang melingkupinya. Berikut adalah gambar di dalam

kandang aviary lihat gambar 2.10

Page 33: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

38

Gambar 2.10

Di dalam ruangan kandang aviary

Di sini pengunjung bisa berpoto dengan burung – burung yang

sangat jinak.

2) Word of darknes

Tempat ini merupakan area bagi burung- burung yang

spesiesnya mencari makan di malam hari, yaitu burung hantu, burung

ini terdapat di rumah tongkonan, yang di dalemnya terdapat kandang

yang tertata.

b. Fasilitas Penunjang

1) Bird Nursery

Fungsi dari Bird Nursery adalah sebagai klinik, laboratorium

dan pengolahan obat untuk merawat burung. Untuk burung yang

sedang sakit di pisahkan dan di taruh di kandang karantina.

Page 34: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

39

2) Breeding (Perkembangbiakan )

Breeding merupakan area kandang – kandang yang di dalam

nya di tempatkan sepasang burung yang produktif, sejenis

pengembangbiakan. Lihat gambar 2.11

Gambar 2.11

Kandang breeding

Sumber : Bali Bird Park

c. Fasilitas Pelengkap

1) Café & restaurant

Café dan restaurant dimanfaatkan sebagai fasilitas dari Bali bird

park. Di dalam restaurant pada sore hari diadakan meet bird show,

sehingga pengunjung dapet berpoto dan melakukan interaksi denngan

burung – burung bintang unggulan dari bali bird park. Di restaurant

pengunjung dapet menikmati makan siang dengan suasana hutan.

Burung secara langsung.

Page 35: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

40

2) Souvenir shop

Menyediakan barang – barang khas bali bird park pengunjung

dapet memperoleh souvenir dengan tema – tema unik burung – burung

yang ada di bali bird park.

3) Children corner

Tempat ini digunakan sebagai tempat bermain khusus anak yang

terletak di dekat restaurant bali bird park.

4) Guyu – Guyu corner

Guyu – guyu corner merupakan tempat bagi wisatawan dapat

berpoto langsung dengan burung – burung dari Bali Bird Park.

Photographer mengambil poto dari pengunjung dan hasil poto dapet

langsung diambil saat pengunjung pulang.

2.3.2 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA Bali)

Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PHKA Kementerian

Kehutanan berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.02/Menhut-

II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007.

Yang memiliki tugas pokok yaitu :

1. Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya

2. Melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi ( Cagar Alam, Suaka

Margasatwa, Taman Wisata Alam dan Taman Buru)

3. Koordinasi Teknis Pengelolaan Tahura

Page 36: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

41

Balai konservasi sumber daya Alam bali ini memiliki fungsi sebagai

berikut :

1. Penataan blok, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi

pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, dan

taman buru, serta konservasi TSL di dalam dan di luar kawasan konservasi.

2. Pengelolaan kawasan cagar alam, taman wisata alam serta konservasi TSL di

dalam dan di luar kawasan konservasi.

3. Koordinasi teknis pengelolaan Tahura dan hutan lindung

4. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam

Berikut adalah uraian jabatan yang terdapat pada BKSD Bali yang turut

dalam bertugas untuk melakukan konservasi beserta jumlah anggota : lihat tabel

2.1

Tabel 2.1

Jabatan fungsional di Balai KSDA Bali

Sumber : BKSDA Bali 2014

Page 37: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

42

Tabel 2.2

Struktur Organisasi BKSDA Bali

Sumber : BKSDA Bali 2014

Adapun sebaran pegawai yang turut membantu dalam proses kegiatan

konservasi pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali sebagai berikut :

1. Urusan kepegawaian ada 6 0rang

2. Urusan umum dan perlengkapan ada 4 orang

3. Urusan keuangan ada 5 orang

4. Urusan program, evaluasi dan pelaporan ada 3 orang

5. Urusan SAI ada 3 orang

6. Satuan perlindungan ada 5 0rang

7. Urusan LK dan Penangkaran ada 3 orang

8. Urusan peredaran TSL ada 4 0rang

9. Urusan pengendalian kebakaran hutan ada 2 orang

10. Urusan konservasi kawasan ada 2 orang

Page 38: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

43

11. Urusan wisata alam ada orang

12. Urusan pengawasan peredaran TSL bandara ada 7 orang

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali memiliki wialayah konservasi

adapun wilayahnya sebagai lihat gambar 2.12 Dan gambar 2. 13 :

Gambar 2.12

Gambar 2.13

Wilayah BKSDA Bali

Sumber : BKSDA Bali

Wilayah hutan BKSDA Bali

Sumber : BKSDA bali 2014

Page 39: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

44

Salah satu penangkaran yang berada di bawah pengawasan BKSDA bali

yaitu Begawan Foundation yang berlokasi di sibang kaja abiansemal lihat gambar

2.14

Gambar 2.14

Penangkaran bagawan foundation

Sumber : BKSDA Bali

Bagawan foundation memiliki 3 jenis burung yang di tangkarkan antara

lain

1. Jalak bali

2. Julang emas

3. Nuri pelangi

Page 40: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

45

2.4 Spesifikasi Umum Peternakan Burung

Peternakan Burung ini yang dimaksud dalam penulisan ini adalah suatu

wadah yang diciptakan dan di sediakan bagi para penggemar burung untuk bisa

mendapatkan burung yang aman dari segala penyakit. Dan juga sebagai tempat

dedikasi bagi para pemula dibidang perburungan di samping juga sebagai sarana

atau tempat menjalankan hobi juga berperan sebagai tempat berkumpulnya para

penggemar burung.

2.4.1 Pengertian Peternakan Burung

Peternakan merupakan tempat pemeliharaan dan pengembang biakan

burung yang berorientasi kemenejemen penjualan.

2.4.2 Tujuan Peternkan Burung

Peternakan memiliki tujuan untuk melestarikan kelangsungan hidup

Burung.

2.4.3 Fungsi Peternakan Burung

Fungsi dari Peternakan ini adalah untuk mewadahi hewan – hewan kecil

khususnya burung dari ancaman kepunahan akibat pemburu liar di habitat aslinya.

2.4.4 Fasilitas Dalam Peternakan Burung

Adapun fasilitas yang akan tersedia di dalam peternakan ini antara lain

Fasilitas Utama :

1. Kandang karantina

2. Kandang Pembiakan

3. Kandang Sapihan

Page 41: BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PETERNAKAN BURUNG II.pdf · Penerapan SOP dalam kegiatan pemeliharaan burung di maksudkan agar ... unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyoginya

46

4. Tempat Lomba

5. Klinik Burung

2.4.5 Sistem Pengelolaan

Untuk sistem pengelolaan Peternakan Burung ini di kelola oleh

pemerintah dan dibantu oleh balai konservasi sumber daya alam setempat

kemudian dikelola khusus oleh masyarakat setempat. Dalam pengelolaan

Peternakan terdapat pengelolaan administrasi dan pengelolaan dilapangan dimana

untuk meningkatkan hasil produksi dari peternakan itu sendiri.

2.4.6 Syarat dan Lokasi Peternakan Burung

Adapun syarat – syarat utamanya yaitu :

1. Tempat memiliki cuaca yang sedang dan mudah dalam pencapaian

menggunakan transportasi darat.

2. Mudah mendapatkan pakan alami maupun buatan

3. Jauh dari keramaian dan kebisingan

4. Tidak terganggu oleh polusi udara

5. Tersedia nya pakan alami berupa sayuran dan buah – buahan dengan

mudah.