pkm flu burung

21
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERILAKU MASYARAKAT, PENGARUH PERUBAHAN IKLIM YANG EKSTREM, SERTA UPAYA PENCEGAHAN YANG EFEKTIF UNTUK MENGURANGI KASUS KEMATIAN FLU BURUNG PADA MANUSIA DENGAN ANALISIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan oleh: Muhammad Sadiqul Iman H1E108059 (Angkatan 2008) Gina Lovasari H1E108020 (Angkatan 2008) Ayu Azhar Wijhar Utami H1E108027 (Angkatan 2008) Prihatini Saputeri H1E108072 (Angkatan 2008)

Upload: muhammad-sadiqul-iman

Post on 27-Jun-2015

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pkm Flu Burung

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERILAKU MASYARAKAT, PENGARUH

PERUBAHAN IKLIM YANG EKSTREM, SERTA UPAYA PENCEGAHAN YANG

EFEKTIF UNTUK MENGURANGI KASUS KEMATIAN

FLU BURUNG PADA MANUSIA DENGAN ANALISIS SIG

(SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Muhammad Sadiqul Iman H1E108059 (Angkatan 2008)

Gina Lovasari H1E108020 (Angkatan 2008)

Ayu Azhar Wijhar Utami H1E108027 (Angkatan 2008)

Prihatini Saputeri H1E108072 (Angkatan 2008)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Pkm Flu Burung

LEMBAR PENGESAHAN PKM-P

1. Judul Kegiatan :Hubungan Pengetahuan, Perilaku Masyarakat, Pengaruh Perubahan Iklim yang Ekstrem, serta Upaya Pencegahan yang Efektif untuk Mengurangi Kasus Kematian Flu Burung pada Manusia dengan Analisis SIG (Sistem Informasi Geografis).

2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Bidang Ilmu : Teknologi 4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Muhammad Sadiqul Imanb. NIM : H1E108059c. Jurusan : Teknik Lingkungand. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas lambung Mangkurate. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Karang Anyar No.44 Kel. Loktabat Utaraf. Alamat email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Hafiizh Prasetia, S.Si, M.S b. NIP : -c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Banjarbaru / 081933758155

7. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 3.080.000,00b. Sumber lain : -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulanBanjarbaru, Januari 2011

MenyetujuiKetua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ir.Syafruddin, MS) (Muhammad Sadiqul Iman)NIP. 19560827 19863 1 002 NIM. H1E108059

Pembantu Rektor III Dosen PendampingUniversitas Lambung Mangkurat

(Prof. Idiannor Mahyuddin) (Hafiizh Prasetia, S.Si, M.S)NIP.

Page 3: Pkm Flu Burung

A. JUDUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERILAKU MASYARAKAT, PENGARUH PERUBAHAN IKLIM YANG EKSTREM, SERTA UPAYA PENCEGAHAN YANG EFEKTIF UNTUK MENGURANGI KASUS KEMATIAN FLU BURUNG PADA MANUSIA DENGAN ANALISIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS).

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dampak kesehatan dari perubahan iklim sulit untuk diukur karena tidak hanya melibatkan masa depan yang tidak pasti, tetapi juga karena adanya kesulitan dalam mendefinisikan dampak kesehatan pada manusia itu sendiri. Studi epidemiologis sendiri sangatlah jarang dalam mempelajari hubungan antara iklim dan kesehatan, sebagian besar studi hanya fokus pada satu kejadian, baik itu tempat, iklim maupun kesehatan.

Penyakit yang sering timbul dari adanya perubahan iklim itu sendiri sangatlah banyak dan beragam. Salah satunya adalah penyakit flu burung yang banyak menyerang kawasan Asia pada umumnya serta Indonesia pada khususnya beberapa tahun yang lalu.

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza. Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Dikenal beberapa tipe virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu: H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-lain. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pathogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1.

Untuk itu, secara umum akan dibahas kaitan antara gambaran pengetahuan masyarakat dan perilaku masyarakat terhadap kasus penyebaran flu burung di Indonesia dari tahun 2005-2008 dan pengaruh perubahan iklim yang ekstrem, serta upaya pencegahan yang efektif untuk mengurangi kasus flu burung tersebut, baik dari peran serta pemerintah maupun organisasi lainnya yang bergerak di bidang penanggulangan penyakit flu burung dengan bantuan software Sistem Informasi Geografis (SIG).

C. PERUMUSAN MASALAH

Flu burung merupakan penyakit yang sangat mematikan bagi manusia. Baik yang bersentuhan langsung dengan unggas yang terinfeksi virus avian influenza maupun yang tidak mempunyai riwayat sedikitpun bersentuhan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Berbagai upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dirasa belum efektif untuk mengatasi jatuhnya korban dari penyakit flu burung ini, serta ditambah kurangnya partisipasi masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit flu burung.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis, kasus infeksi Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza (HPAI) yang dilaporkan ke WHO sampai dengan bulan Agustus 2006, Indonesia menempati posisi pertama untuk kasus kematian dengan

Page 4: Pkm Flu Burung

total kematian mencapai 46 kasus dari 10 negara yang menjadi pandemi dari kasus flu burung di dunia.

Maka dalam penelitian ini, penulis akan mengamati bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat dan perilaku masyarakat terhadap kasus penyebaran flu burung di Indonesia dari tahun 2005-2008, serta upaya pencegahan yang efektif untuk mengurangi kasus flu burung tersebut dengan bantuan software Sistem Informasi Geografis (SIG).

D. TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat dan perilaku masyarakat terhadap kasus penyebaran flu burung di Indonesia serta proses penyebaran flu burung dari tahun ke tahun, sehingga didapatkan prediksi adanya penyakit flu burung menggunakan dengan bantuan software Sistem Informasi Geografis (SIG) dan bagaimana cara pencegahannya di tahun yang akan datang.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan maupun informasi untuk pelaksanaan program pencegahan penyakit flu burung di Negara Indonesia oleh pemerintah ataupun organisasi lainnya yang bergerak di bidang penanggulangan penyakit flu burung.

F. KEGUNAAN

Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan maupun informasi yang berguna bagi masyarakat tentang bahaya dari penyakit flu burung, sehingga dapat mengurangi kasus kematian pada manusia.

G. TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Flu Burung

Pemanasan global mengakibatkan meningkatnya kasus flu burung (avian influenza/AI). Ini karena meningkatnya suhu udara mendorong peningkatan penguapan sehingga kondisi udara lebih lembab, sementara virus AI (Avian Influenza) sangat menyukai kondisi lembab dan dingin. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza. Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Dikenal beberapa tipe virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus Inluenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu: H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-lain. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pathogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1. Virus Influenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum,

Page 5: Pkm Flu Burung

virus flu burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia (Wijayanti, 2010).

Virus avian influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung adalah suatu virus yang umumnya menyerang bangsa unggas yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Selain menimbulkan kematian yang sangat tinggi, virus flu burung di Indonesia memiliki dampak multikompleks, mulai dari ekonomi, ketahanan dan keamanan pangan, kesehatan masyarakat, sosial budaya, politik, serta psikologi. Dimana kasus pertama yang menyerang manusia ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 yang ditularkan dari ayam ke manusia. Sejak itu, kasus flu burung menyebar ke berbagai Negara di Asia, Afrika dan Eropa. Virus ini telah menjadi ancaman bagi dunia, berdasarkan laporan yang masuk ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2003 hingga 30 maret 2009, tercatat virus ini telah menyerang Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, Cina, Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki, dan Vietnam dengan total kasus manusia yang terjangkit sejumlah 413 jiwa dan jumlah kasus meninggal 256 jiwa (World Health Organization, 2009).

Menurut Notoatmojo (1993) dalam Patawari (2010) mengatakan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari beberapa penelitian mengatakan bahwa ternyata perilaku tidak terlepas dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Olehnya itu pengetahuan peternak dalam kaitannya dengan penyebaran penyakit flu burung sangat penting untuk melihat sejauh mana peternak dapat mengambil keputusan untuk menghindarkan dirinya dari kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit.

Pengetahuan peternak akan penyakit flu burung sangat tergantung pada informasi yang diterimanya baik melalui penyuluhan maupun melalui media massa lainnya dan kemampuan untuk menyerap dan menginterpretasikan informasi tersebut. Pengetahuan yang cukup mengenai penyakit flu burung akan menyebabkan seseorang mengetahui cara terhindar dari penyakit flu burung sehingga upaya pencegahan ataupun pengobatan cepat dilaksanakan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau obyek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap senantiasa ada dalam diri namun tidak selalu aktif setiap saat. Sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara positif (menerima) ataupun negatif terhadap suatu obyek itu (Patawari, 2010).

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :a. Menerima (receiving). Orang (subyek) mau memperhatikan stimulus yang

diberikan subyek.b. Merespon (responding). Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjaan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap yang berarti bahwa orang (subyek) menerima ide yang ditawarkan.

Page 6: Pkm Flu Burung

d. Bertanggung jawa (responsible). Bertanggung jawab adalah segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resikonya adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

“Notoatmojo (1993) dalam Patawari (2010) menyimpulkan bahwa pengetahuan baru akan memberikan respon batin dalam bentuk sikap terhadap obyek yang diketahui. Sikap ini akan berpengaruh pada tindakan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat”. Setiap orang tentu saja akan memberikan penilaian yang berbeda terhadap suatu masalah, seperti halnya dengan penyakit flu burung yang semakin mengkhawatirkan. Peternak ayam sebagai kelompok yang rentan untuk terinfeksi penyakit flu burung ternyata memberikan berbagai sikap yang berbeda pula terhadap penyakit flu burung.

Pencegahan dan pemberantasan flu burung dalam konteks ini sangat penting untuk segera direalisasikan. Masyarakat dan Pemerintah harus proaktif dalam upaya ini karena keberhasilan bukan hanya dari upaya satu pihak saja, namun diperlukan kerjasama dari keduanya. Pemerintah sebagai pemegang regulator, mempunyai kekuasaan untuk memimpin keberhasilan misi ini, tentunya dengan bantuan dana yang cukup, fasilitas kesehatan yang memadai, dan pengikutsertaan masyarakat untuk terlibat langsung. Pembekalan pengetahuan mengenai cara pencegahan atau pemberantasan kepada masyarakat bertujuan agar sedini mungkin masyarakat bisa mencegah penyebaran virus flu burung di lingkungan mereka. Partisipasi masyarakat bisa dalam upaya pencegahan-pencegahan (Sumilih, 2010).

Perilaku Masyarakat Terhadap Penyebaran Penyakit Flu Burung

Menurut Foster dan Anderson (1978) & Salita Sarwono (1993) dalam Patawari (2010) menyatakan bahwa melakukan suatu tindakan seseorang terlebih dahulu mengkomunikasikan rangsangan yang diterimanya dengan keadaan dalam diri dan perasaannya. Keadaan dalam diri yang dimaksud adalah pengetahuan, kepercayaan dan sikap. Selanjutnya komunikasi inilah yang disebut sebagai proses mental tersebut akan terwujud pada apakah ia melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan tertentu.

Tindakan ini memiliki tingkatan-tingkatan. Tingkatan-tingkatan tersebut adalah :a. Persepsi (perceptation). Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertamab. Respon terpimpin (guided response). Dalam melakukan sesuatu sesuai dengan

urutan yang besar sesuai dengan contoh merupakan indicator kedua.c. Mekanisme (mechanism). Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis atau sesuatu sudah merupakan kebiasaan, maka ia mencapai praktik tigkat atas.

d. Adaptasi (adaptation). Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi keberanian tindakan tersebut.

Penyebaran flu burung khususnya pada lingkungan peternakan dapat dipengaruhi oleh bagaimana tindakan yang diterapkan oleh para peternak dalam melakukan aktivitas ternak sehingga pencegahan terhadap penyakit flu burung dapat dilaksanakan sperti pemberian vaksinasi, kativitas pembersihan kandang dan

Page 7: Pkm Flu Burung

pembatasan terhadap orang-orang yang ingin berkunjung ke tempat-tempat peternakan (Patawari, 2010).

Upaya Pencegahan Penyakit Flu Burung yang Efektif

Menurut drh.Agus Setiyono MS, PhD, ahli patologi dari Fak. Kedokteran Hewan IPB menyatakan bahwa untuk pencegahan efektif flu burung tidak hanya memberikan vaksin pada unggas saja melainkan desinfektan juga memiliki peran penting dalam pencegahan flu burung baik di rumah maupun di lingkungan peternakan. Selain itu pula, hingga saat ini terapi efektif yang pasti untuk penyakit Avian Influenza belum ada sehingga untuk upaya mengendalikan atau mencegah penyebarannya virus akan lebih efektif dibanding dengan upaya untuk mengobatinya. Desinfektan yang baik adalah yang harus memiliki spektrum luas terhadap mikroorganisme (mampu membunuh bakteri, virus, spora dan jamur), efeknya cepat, tidak meninggalkan mikroorgansime yang resisten. Tidak meninggfalkan residu, tidak diwarnai dan korosif serta memiliki toksisitas rendah sehingga aman untuk manusia dan hewan. Untuk upaya pengendalian dan pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dan bagian tubuh yang lain setelah melakukan kontak dengan unggas, mencuci peralatan rumah tangga dan menyemprot tempat yang berisiko terkontaminasi virus H5N1 dengan desinfektan (Antara News, 2008).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti :a. Mencuci tangan dengan alat pelindung diri. Ini merupakan upaya yang harus

dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati apalagi dalam keadaan hidup.

b. Karena telur dapat juga tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula.

c. Daging unggas harus dimasak smpai suhu 70oC atau 80oC selama sedikitnya 3 menit.

d. Pola hidup sehat dalam hal ini adalah makanan yang bergizi dan seimbang, istirahat cukup, olahraga teratur (Patawatari, 2010).

Langkah-langkah lain yang dapat kita lakukan untuk mencegah penularan virus flu burung, yaitu :a. Menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah setiap hari.b. Berantas lalat dengan obat lalat.c. Jauhi kontak langsung dengan ayam, bebek dan hewan unggas lainnya.d. Ajari anak-anak agar : (1) tidak menyentuh burung meski hanya bulu-bulunya ;

(2) untuk sementara jangan memelihara hewan di rumah; (3) segera mencuci tangan dengan sabun selesai berdekatan atau menyentuh hewan peliharaan atau hewan ternak; (4) jangan tidur berdekatan dengan unggas.

e. Jika tidak sengaja berada diwilayah yang terserang virus flu burung bahkan menyentuh hewan unggas atau berjalan di tanah yang mengandung kotpran hewan, segeralah cuci dengan sabun.

f. Jika memelihara unggas atau burung dalam rumah, sebaiknya cermati kesehatannya. Jika ada unggas yang mati, segera bakar dan kuburkan agar tidak menimbulkan debu sewaktu menggali tanah, basahi dulu tanah tempat

Page 8: Pkm Flu Burung

Peran pemerintah

Kasus Kematian

Pengetahuan masyarakat

Perilaku

Virus AI

Iklim

tempat penguburan hewan. Setelah mengubur hewan langsung, bersihkan daerah sekitarnya.

g. Bagi siapapun yang mempunyai gejala atau demam sebaiknya segera memakai masker pada saat bersin atau batuk.

h. Sesudah memotong dan mempersiapkan ayam atau unggas untuk dimasak, segerakan untuk mencuci tangan dengan sabun.

i. Sebelum dimasak telur perlu dicuci terlebih dahulu dengan sabun (Patawari, 2010).

H. METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis terdapat pada gambar 1, dimana menyajikan suatu kerangka pemikiran dan variabel kasus kematian manusia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab penyakit flu burung, meliputi : peran pemerintah, pengetahuan masyarakat, perilaku, dan virus Avian Influenza (AI) itu sendiri.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Dari kerangka tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kasus kematian manusia akibat flu burung dapat disebabkan karena kurangnya peran dan partisipasi pemerintah yang kurang efektif sehingga berdampak pada kurangnya pengetahuan masyarakat akan adanya penyakit flu burung dan dampak kematian pada masyarakat itu sendiri, disamping ditambah dari perilaku masyarakat itu sendiri yang kurang peka dalam menjaga kebersihan diri, khususnya bagi peternak unggas yang tidak memperdulikan kebersihan kandang unggas sehingga virus Avian Influenza (AI) dapat berkembang biak dengan pesat dan mengakibatkan kematian pada unggas bahkan juga menyerang manusia itu sendiri.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini hanya dari data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur internet yang berhubungan erat dengan kasus

Page 9: Pkm Flu Burung

kematian akibat penyakit flu burung di Indonesia umumnya dan di Pulau Jawa khususnya. Dari pengumpulan data didapatkan tabel 1 di bawah ini.Tabel 1. Kasus Kematian Flu Burung di 5 Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005-2008

No.

Provinsi 2005(α) 2006(β) 2007(γ) 2008(δ)

1 Banten 5 5 10 252 DKI Jakarta 6 11 22 293 Jawa Barat 3 11 23 264 Jawa Tengah 0 2 5 105 Jawa Timur 0 1 5 5

Sumber : (α) Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007); (β) Lenny & Sahruddin (2009); (γ) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Admin, Universitas Kristen Petra (2008); (δ) WHO dalam The Community-Based Avian Influenza Control Project (CBAIC)(2008).

Teknik Analisis

Teknik analisis data menggunakan data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk peta sebaran kasus kematian penyakit flu burung di 5 Provinsi di Pulau Jawa yang disajikan pada Gambar 2, dengan bantuan aplikasi Arcview. ArcView merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute. Inc.). Dengan ArcView, pengguna dapat melakukan visualisasi, eksplorasi, menjawab query (pertanyaan yang diajukan kepada basis datanya, baik basis data spasial maupun non-spasial) serta menganalisis data secara geografis.

SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena tertentu dengan lokasi geografis sebagai karakteristik utamanya. Dengan kata lain, SIG dirancang untuk mengolah setiap data yang bereferensi geografis (Mizwar, 2008).

Page 10: Pkm Flu Burung

Gambar 2. Peta Sebaran Total Kasus Kematian Penyakit Flu Burung Th.2005-2008

Page 11: Pkm Flu Burung

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini hanya 3 bulan yang terdiri dari survey dan pencarian data sekunder, perumusan proposal penelitian dan pelaksanaan. Berikut disajikan pada Gambar 3.

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Minggu Ke-

Gambar 3. Rencana Jadwal Kegiatan Program

J. RANCANGAN BIAYA

Tabel 2. Rancangan Biaya

No. Nama SatuanBiaya Satuan Total

Rp Rp

1 Software 1 100.000,00 100.000,00

2 Buku penunjang software 2 40.000,00 80.000,00

3 Sosialisasi ke daerah2 2.000.000,00

4 Transportasi 500.000,00

5 Konsumsi 400.000,00

Total 3.080.000,00

Page 12: Pkm Flu Burung

K. DAFTAR PUSTAKA

Admin, Universitas Kristen Petra. 2008. Flu Burung. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=7&submit.y=22&submit=prev&page=5&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-51403033-9005-flu_burung-chapter1.pdf, Diakses tanggal 13 Desember 2010.

Antara News. 2008. Desinfektasi Efektifkan Pencegahan Flu Burung. http://www.antaranews.com/view/?i=1210586332&c=TEK&s=,Diakses tanggal 13 Desember 2010.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. http://www.depkes.go.id/downloads/profil/Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202005.pdf, Diakses tanggal 13 Desember 2010.

Lenny & Sahruddin. 2009. DKI Siap Antisipasi Flu Burung. http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=32866&idwil=0, Diakses tanggal 13 Desember 2010.

Mizwar, Andy. 2008. Tutorial Arcview GIS. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Patawari. 2010. Perilaku Masyarakat Terhadap Kasus Flu Burung (Aviant Influenza).http://patawari.wordpress.com/2010/10/27/bahan-pendidikan-pancasila/, Diakses tanggal 13 Desember 2010.

Sumilih, Jati. 2010. Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Pemberantasan Penyakit Flu Burung. http://jatisumilih.blogspot.com/2010/05/peningkatan-pengetahuan-kesehatan.html, Diakses tanggal 13 Desember 2010.

The Community Based Avian Influenza Control Project (CBAIC). 2008. The Avian Influenza Roundup, Kajian triwulanan pengendalian flu burung di Indonesia.http://www.dai.com/pdf/The_Avian_Influenza_Roundup,_Issue_No._4_-_IND.pdf, Diakses tanggal 30 November 2010.

Wijayanti, Krisma. 2010. Penyakit-Penyakit yang Meningkat.http://www.dokterz.co.cc/2010/07/penyakit-penyakit-yang-meningkat.html, Diakses pada tanggal 4 November 2010

World Health Organization. 2009. Cumulative number of Confirmed Human Cases of Avian Influenza A/H5N1 Report. http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/country/cases_table_2009_12_30/en/index.html, Diakses tanggal 13 Desember 2010.

Page 13: Pkm Flu Burung

L. LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Muhammad Sadiqul ImanTempat Tanggal Lahir : Martapura, 24 November 1989NIM : H1E108059Alamat : Jl. Karang Anyar No. 44 RT.20 RW. 11,

Kel. Loktabat Utara BanjarbaruNo.Telepon : 085753160037Email : [email protected] Ilmiah Yang Pernah dibuat : -

2. Nama : Gina LovasariTempat Tanggal Lahir : Kotabaru, 26 Agustus 1990NIM : H1E108020Alamat : Jl. Cempaka SariNo.Telepon : 08195153735Email : [email protected] Ilmiah Yang Pernah dibuat : -

3. Nama : Ayu Azhar WijharutamiTempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 12 Maret 1990NIM : H1E108027Alamat : Jl. Karamunting 2 No.86No.Telepon : 08971106310Email : [email protected] Ilmiah Yang Pernah dibuat : -

4. Nama : Prihatini SaputeriTempat Tanggal Lahir : Tajau Pecah, 7 September 1989NIM : H1E108072Alamat : Jl. Unlam 2 No.25No.Telepon : 085248889897Email : [email protected] Ilmiah Yang Pernah dibuat : -

Page 14: Pkm Flu Burung

TUGAS INDIVIDU

1. Muhammad Sadiqul Iman Membuat Judul Membuat Latar Belakang Masalah Membuat Peta Arcview Membuat Metode Penelitian Mencari Sumber Referensi dari Internet Mengetik

2. Gina Lovasari Membuat Tujuan Membuat Tinjauan Pustaka Membuat Luaran yang Diharapkan Membuat Metode Penelitian Mencari Sumber Referensi dari Internet Mengetik

3. Ayu Azhar Wijharutami Membuat Rumusan Masalah Membuat Tinjauan Pustaka Membuat Anggaran Biaya Membuat Metode Penelitian Mencari Sumber Referensi dari Internet Mengetik

4. Prihatini Saputeri Membuat Kegunaan Membuat Tinjauan Pustaka Membuat Jadwal Kegiatan Membuat Metode Penelitian Mencari Sumber Referensi dari Internet Mengetik