(laporan pkl) manajemen pemeliharaan sapi potong

Upload: sri-tanti

Post on 08-Jul-2018

793 views

Category:

Documents


58 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    1/41

    1

    I.  PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Sapi potong adalah jenis sapi yang diarahkan untuk memproduksi daging,

    oleh karena itu penggemukan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai bobot

     badan secara maksimal. Produk utama peternakan sapi potong adalah daging.

    Tinggi rendahnya produksi penggemukan tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik

    ternak itu sendiri dan faktor lingkungan.

    Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada

     peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya

     permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari

     pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi

    secara nasional beberapa tahun terakhir.

    Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam

    negeri, baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah

     banyak berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong

    yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia.

    Peternakan milik Bapak Holiansyah merupakan salah satu usaha

     peternakan sapi potong yang memelihara sapi untuk digemukkan. Adapun jenis-

     jenis sapi yang dipelihara Peternakan milik Bapak Holiansyah adalah sapi

    Simmental, Limousin, Bali, dan Madura. Sehingga perlu kiranya mengetahui

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    2/41

    2

     bagaimana tatalaksana pemeliharaan sapi mulai dari pemilihan bibit, pemberian

     pakan, perkandangan, serta pemasaran ternak sapi.

    Tingginya minat peternak untuk menggemukkan sapi potong dipicu oleh

     beberapa faktor. Faktor tingginya keuntungan menjadi daya tarik ketika peternak

    memutuskan untuk memulai usaha penggemukan sapi potong. Permintaan pasar

    akan daging sapi masih terus memperlihatkan adanya peningkatan. Selain pasar

    domestik, permintaan daging sapi di pasar luar negeri juga cukup tinggi. Akan

    tetapi produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan

    karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah. Rendahnya populasi sapi

     potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak dipelihara peternak berskala

    kecil dengan lahan dan modal terbatas. Untuk itu perlunya mahasiswa fakultas

     peternakan melakukan praktek kerja budidaya ternak potong agar mahasiswa

    selain memiliki kemampuan intelektual   juga memiliki keterampilan dalam

    mengembangkan profesinya terutama dibidang ternak potong. Sehingga akan

    mampu dalam menghadapi tantangan yang semakin berat di masyarakat.

    Penggemukan sapi potong merupakan usaha yang umumnya dilakukan

    dalam waktu singkat karena mempercepat perputaran modal. Ada beberapa sistem

     penggemukan sapi, namun yang biasa diterapkan di Indonesia adalah dry lot

     fattening yaitu sistem penggemukan sapi yang di tempatkan dalam kandang

    sepanjang waktu dengan pemberian pakan konsentrat sebagai porsi utama ransum

    yang diberikan.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    3/41

    3

    Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi sistem penggemukan pada

    ternak sapi adalah teknik pemberian pakan/ ransum, luas lahan yang tersedia,

    umur dan kondisi sapi yang akan digemukkan, serta lama penggemukan. Usaha

     penggemukan sapi perlu akan upaya untuk meningkatkan bobot sapi sebelum

    dijual. Banyak dijumpai para peternak tradisional mencari sapi yang telah

     pubertas, tetapi tubuhnya masih kurus. Tubuh yang kurus tersebut bisa jadi karena

     pemberian pakan yang kurang tepat.

    Keuntungan usaha sapi potong didapatkan dari selisih bobot badan awal

    dibudidayakan dengan bobot badan akhir saat sapi potong siap dipasarkan.

    Artinya ada pertambahan berat badan sapi yang sangat ditentukan dari jenis sapi,

    umur, jenis kelamin sapi, ransum pakan yang diberikan dan pengelolaan sapi

     potong.

    Oleh karena itu pemahaman terhadap tatalaksana peternakan sapi potong

    yang mencakup tatalaksana pemeliharaan harian, tatalaksana produksi dan

    tatalaksana pakan sangat diperlukan dalam membudidayakan sapi potong.

    1.2.  Tujuan

    Tujuan dilakukannya praktek kerja budidaya ternak potong adalah untuk

    mengetahui tatalaksana pemeliharaan sapi potong di peternakan milik Bapak

    Holiansyah serta meningkatkan  profesionalisme dan keahlian serta pengalaman

    kerja lapang mahasiswa pada bidang pemeliharaan sapi potong.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    4/41

    4

    1.3.  Kegunaan

    Kegunaan dari Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong ini adalah untuk

    membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan keadaan

    lapang, menambah pengetahuan tentang tatalaksana pemeliharaan sapi potong,

    untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa tentang tatalaksana

     pemeliharaan sapi potong, serta sebagai bahan informasi bagi yang memerlukan. 

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    5/41

    5

    II.  TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Perkandangan

    Pada prinsipnya, kandang berfungsi sebagai pelindung bagi ternak dan

     penunjang produktivitasnya. Kandang melindungi ternak dari kondisi dari

    keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan maupun terhadap ancaman

     binatang buas dan gangguan pencuri sehingga ternak akan memperoleh

    kenyamanan (Santosa, 2009). Sementara sebagai penunjang produktivitas,

    kandang memudahkan dalam memelihara ternak sehari  –   hari khususnnya

     penanganan pengawasan terhadap ternak dapat dilakukan lebih teliti, baik

    menyangkut masalah kesehatan, produksi (termasuk laju pertumbuhan  –  

     perkembangan), dan reproduksi ternak. Manfaat kandang yang berkaitan dengan

    fungsi tersebut di atas adalah memudahkan pada waktu pengambilan,

     pengumpulan, dan pembersihan kotoran ternak berupa campuran antara feses,

    urine, dan sisa pakan yang berguna bagi lahan pertanian (Rianto dan purbowati,

    2013).

    Tipe kandang berdasarkan bentuknya ada 2, yaitu kandang tunggal dan

    kandang ganda. Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal,

    tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada tipe kandang tunggal terdiri satu

     baris kandang atau satu jajar yang dilengkapi lorong jalan dan selokan atau parit.

    Sedangkan kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua

     jajaran yang saling berhadapan (head to head ) atau saling bertolak belakang (tail

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    6/41

    6

    to tail ) yang dilengkapi lorong untuk memudahkan pemberian pakan dan

     pengontrolan ternak

    Persyaratan untuk mendirikan kandang yang langsung berhubungan dan

     berpengaruh pada kelangsungan hidup ternak dan tata laksana pemeliharaannya.

    Ada 4 faktor yang termasuk dalam persyaratan ini, yaitu faktor lingkungan

    (empironment ), lokasi, tata letak (lay out ), dan karakteristik kandang.

    Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara

    lain :

    1)  Lingkungan

    Produksi ternak dipengaruhi oleh iklim setempat, baik secara langsung

    terhadap ternak maupun secara tidak langsung melalui lingkungan ternak.

    Faktor iklim yang secara langsung berpengaruh terhadap ternak adalah

    sinar matahari, suhu udara dan kelembaban udara.

    Tipe bangunan kandang yang paling cocok dengan tingkat teknologi

    sederhana khusus untuk usaha ternak di Indonesia adalah kandang dengan

    dinding setengah terbuka. Kelebihan kandang tersebut adalah sirkulasi

    udara dapat berlangsung secara optimal sehingga udara panas, lembab, dan

    kotor dapat dikeluarkan dari dalam kandang.

    2)  Lokasi

    -  Dekat dengan sumber air

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    7/41

    7

    -  Topografi (struktur tanah, ketinggian permukaan tanah, dan profil

    tanah)

    -  Dekat dengan sumber pakan dan jalur transportasi

    3)  Tata Letak

    Penempatan kandang hendaknya disesuaikan dengan arus alir udara, air

    dan lalu lintas kegiatan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi

    dan penularan penyakit. Lokasi yang ideal untuk membangun kandang

    adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi

    mudah dicapai oleh kendaraan., kandang harus terpisah dari rumah tinggal

    minimal jarak 10 m (Rianto dan Purbowati, 2013).

    4)  Karakteristik kandang

    Persyaratan umum yang harus dipenuhi pada suatu kandang antara lain

    sebagai berikut :

    -  Luas ruang sesuai dengan bangsa sapi, umur, jenis kelamin, dan

     jumlah sapi yang dipelihara

    -  Spesifikasi disesuaikan dengan kondisi daerah setempat

    Bahan yang digunakan dipilih dan bahan yang relatif kuat, tidak

    terkontaminasi dengan bahan beracun, dan tahan lama

    -  Biaya relatife murah

    Sirkulasi udara baik

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    8/41

    8

    -  Bahan dan alat yang digunakan tidak menyulitkan dalam pembersihan

    dan sanitasi

    Dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum

    -  Untuk kandang ganda (head to head), perlu dilengkapi dengan lorong

    untuk memudahkan lalu lintas kegiatan (Rianto dan Purbowati, 2013).

    Hal tersebut juga di nyatakan oleh (Rasyid, 2007) Kontruksi kandang

    harus kuat dan tahan lama, penataan dan peralatan kandang hendaknya dapat

    memberikan kenyamanan kerja bagi petugas dalam proses produksi seperti

    memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi, pembuangan kotoran dan

     penanganan kesehatan, mempunyai permukaan yang lebih tinggi dari kondisi

    sekelilingnya sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih

    mudah, tersedia sumber air, dekat dengan sumber pakan, transportasi mudah

    terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran, serta areal yang dapat diperluas.

    2.2  Pemilihan Bibit

    Sapi potong lokal Indonesia mempunyai keragaman genetik yang cukup

     besar dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tropis yang kering (udara

     panasdengan kelembaban rendah dan tata laksana pemeliharaan ekstensif,

    kuantitas dan kualitas pakan terbatas, relative tahan serangan penyakit tropis dan

     parasit, serta performans reproduksinya cukup efisien. Keunggulan tersebut

     berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai materi genetik dalam pengembangan sapi

     potong yang unggul.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    9/41

    9

    Bibit sapi potong yang akan digunakan sebagai ternak bakalan sangat

    menentukan keberhasilan pengelolaan usaha penggemukan sapi potong. Petani

    ternak sapi potong idealnya juga harus tahu betul dengan pengetahuan pembibitan

    sapi potong dengan model penggemukan. Dalam menentukan pemilihan bibit sapi

     potong yang akan digemukkan dianjurkan memilih bibit sapi potong yang tercatat

    sebagai jenis ternak unggul lokal maupun sapi impor atau hasil persilangan.

    Pemilihan bibit bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan

     pengalaman. Sapi-sapi dipilih berdasarkan genetik, tingkat pertumbuhan dan

     pencapaian berat badan pada umur tertentu yang tinggi serta tidak terdapat cacat

    tubuh yang dapat menurun, keserasian bentuk dan ukuran, berumur 1,5  –  2 tahun,

     jenis kelamin jantan, kondisi sapi sehat, ditunjukkan dengan mata yang bersinar,

     bulu halus , gerakan lincah, dan kondisi kotoran normal (Prabowo, 2007). 

    Menurut Drh. Harjuli Hatmono Msi dalam buku Model Agribisnis Sapi

    Pedaging yaitu jenis sapi unggul lokal yaitu sapi PO (Peranakan Ongole), sapi

    Bali dan sapi Madura. Sapi unggul impor atau hasil persilangannya yaitu sapi

    Brahman, sapi Angus, sapi Ongole dan sapi Simental yang merupakan hasil dari

    Inseminasi Buatan.

    2.3  Pemberian Pakan dan Minum

    Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung protein, karbohidrat,

    lemak, vitamin, dan mineral. Penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa

    hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    10/41

    10

    yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan

    kombinasi antara hijauan dan konsentrat (Prabowo, 2007).

    Menurut Edi Rianto dan Endang Purbowati dalam Panduan Lengkap

    Sapi Potong (2013) menyatakan bahwa pakan utama yang diberikan pada sapi

     potong berupa hijauan pakan ternak yang berkualitas dan mampu memberikan

    nilai tambah pada pertambahan berat badan sapi potong.

    Pakan tambahan atau penguat adalah pakan yang mempunyai kandungan

    gizi tinggi dengan kandungan serat kasar yang relatif rendah, mudah dicerna dan

    kaya nilai gizi. Sapi yang sedang digemukkan secara intensif (dikandangkan)

     perlu diberi pakan tambahan yang cukup, karena usaha penggemukan ditujukan

    untuk memperoleh tingkat pertumbuhan yang maksimal dalam waktu relatif

    singkat. Bahan pakan tambahan terdiri dari: dedak halus, jagung giling, bungkil

    kelapa, tepung ikan, garam, mineral dan lain-lain. Berbagai bahan pakan ini

    disusun sedemikian rupa untuk mendapatkan kandungan protein kasar 15%.

    Manfaat dari pakan tambahan ini adalah untuk mempertahankan hidup dan

    menjamin kesehatan sapi yang sedang digemukan dan pertumbuhan badan akan

    lebih cepat (umiyasih & Anggreany, 2007).

    Dalam menyusun pakan ternak ada beberapa hal yang harus diperhatikan

    yaitu tersedianya bahan baku pakan yang digunakan, kandungan zat-zat pakan

    dari bahan baku tersebut, dan kebutuhan zat pakannya. Pemberian zat pakan harus

    disesuaikan dengan kebutuhan ternak karena kebutuha zat pakan dan jumlah

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    11/41

    11

    konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan pertambahan berat badan tidak

    maksimal.

    Pakan sapi potong harus memenuhi persyaratan, antara lain : tersedia

    sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harganya relatif murah dan tidak

    mengandung racun atau zat anti nutrisi. Termasuk dalam rangkaian penyediaan

     pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air minum diberikan secara ad libitum,

    artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat. Kebutuhan minum

    sapi per hari mencapai 30  –   50 liter. Jika kurang, bisa timbul gangguan

     pencernaan.

    2.4  Pengendalian Penyakit

    Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    dalam usaha peternakan sapi potong. Kerugian yang besar seringkali disebabkan

    oleh timbulnya penyakit yang menyerang ternak –  ternak yang ada.

    Sapi potong sehat merupakan faktor penting dalam meraih keberhasilan

    usaha sapi potong. Karena itu perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian

     penyakit. Pencegahan dan pengendalian penyakit adalah menjaga kebersihan

    kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi, sapi yang sakit

    dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan, mengusahakan

    lantai kandang selalu kering, serta memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan

    dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

    Penyakit yang umum menyerang sapi adalah cacingan, kutu, brucellosis,

    kembung, PMK (penyakit mulut dan kuku) dan diare. Hal ini disebabkan oleh

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    12/41

    12

     bakteri karena kurangnya menjaga kebersihan kandang, peralatan dan pemberian

     pakan yang tidak terkontrol.

    Untuk tindak pencegahan yaitu : tetap menjaga kondisi kandang selalu

     bersih dengan melakukan desinfeksi pada kandang dan peralatan kandang, sanitasi

    lingkungan dengan baik, periksa kesehatan ternak secara teratur, vaksinasi ternak

    secara teratur terhadap penyakit yang diketahui sering timbul di daerah tersebut,

    isolasi sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain

    (Hadi, 2009).

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    13/41

    13

    III.  METODE DAN MATERI

    3.1.  Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong

    Kegiatan Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong ini dilaksanakan pada

    tanggal 03 juli 2105 sampai dengan tanggal 16 juli 2015, di Peternakan sapi

     potong milik Bapak Holiansyah di Pasar Baru Kec. Singkawang Tengah,

    Kalimantan Barat. 

    3.2.  Materi Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong

    Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong ini

    adalah 5 ekor sapi jantan Bali, 5 ekor sapi jantan Madura, 3 ekor sapi jantan

    Simental, 2 ekor sapi jantan Limousin, 2 ekor sapi betina Bali, dan 3 ekor sapi

     betina Madura serta sarana prasarana pemeliharaan.

    3.3.  Metode Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong

    Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Budidaya Ternak Potong

    ini adalah melakukan pengamatan lapangan dengan cara pengambilan data

    (deskriftif) dilakukan dengan cara mengamati secara langsung, wawancara dan

    ikut terlibat langsung dalam kegiatan pemeliharaan sapi potong.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    14/41

    14

    3.4.  Variabel yang Diamati Selama Praktek Kerja Budidaya Ternak

    Potong

    1. 

    Keadaan Umum Lokasi

    2. 

    Perkandangan

    3.  Pemilihan Bibit

    4.  Pemberian Pakan dan Minum

    5. 

    Pemeliharaan Ternak

    5. 1.  Pemeliharaan pedet

    5. 2.  Pemeliharaan ternak dewasa / induk

    6. 

    Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

    7. 

    Penjualan ternak

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    15/41

    15

    IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1.  Keadaan Umum Lokasi

    Kota Singkawang memiliki luas 50.400 ha, yang dibagi menjadi 5 (lima)

    wilayah Kecamatan meliputi 26 Kelurahan. Secara geografis terletak pada

     posisi antara 1080 52’  14,19’’ sampai dengan 1090  09’  44,22 ’’ Bujur

    Timur dan 000 44’  57,57’’ –  010 00’  48,65’’ Lintang Utara. Berjarak ± 147

    km dari Ibukota Propinsi (Pontianak) dan dapat dicapai melalui transportasi

    darat maupun laut (pelabuhan Singkawang). Kota Singkawang termasuk

    klasifikasi iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2.819 mm/tahun

    atau 235 mm/bulan. Rata-rata kelembaban udara di kota Singkawang adalah

    70%. Kota Singkawang memiliki wilayah datar dan sebagian besar merupakan

    dataran rendah antara 50 meter s/d 100 meter diatas permukaan laut. Kota

    Singkawang yang terletak pada 0° LS dan 109° BT, wilayahnya merupakan

    daerah hamparan dan berbukit serta sebelah Barat berada pada pesisir laut.

    Gambar 1. Keadaan umum lokasi

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    16/41

    16

    4.2.  Perkandangan

    a.  Lokasi

    Peternakan sapi potong milik Bapak Holiansyah terletak di daerah Pasar

    Baru, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

    Lokasi peternakan ini memiliki suhu berkisar antara 21,8 °C  –   30,05 °C dengan

    luas areal peternakan yaitu sekitar 500 m2. Kota Singkawang memiliki iklim

    tropis dan rata-rata kelembaban udara di kota Singkawang adalah 70%.

    Jarak antara kandang milik peternakan Bapak Holiansyah dengan

     pemukiman penduduk yaitu 3 –  8 m. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat (Rianto

    dan Purbowati, 2103) yang menyatakan lokasi yang ideal untuk membangun

    kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk

    tetapi mudah dicapai oleh kendaraan, kandang harus terpisah dari rumah tinggal

    minimal jarak 10 m. Karena jika kandang dekat dengan pemukiman penduduk

    dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara akibat bau yang ditimbulkan

    dari kotoran ternak yang dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya. Akan

    tetapi, lokasi peternakan milik Bapak Holiansyah cukup strategis karena dekat

    dengan pasar dan pusat kota. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Rianto dan

    Purbowati, (2013) yang mengatakan bahwa salah satu syarat lokasi peternakan

    adalah dekat dengan jalur transfortasi, hal tersebut dapat mempermudah peternak

    untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan akses jalan yang baik.

     b.  Kandang

    Kandang yang digunakan di peternakan milik Bapak Holiansyah

    adalah kandang tipe ganda saling berhadapan (head to head ), dengan ukuran

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    17/41

    17

    kandang 13 x 7 meter untuk menampung 20 ekor sapi, kemiringan antara 4 –  5 cm

    dan tempat pakan 100 x 50 cm berbentuk persegi panjang/ekor sapi, yang mana

    diantara kedua jajaran kandang tersebut terdapat jalur untuk jalan, pemberian

     pakan dan pengontrolan ternak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rianto dan

    Purbowati (2013) yang menyatakan bahwa untuk kandang ganda (head to head),

     perlu dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan lalu lintas kegiatan.

    Gambar 2. Kandang tipe ganda berhadapan (head to head )

    Kontruksi kandang yang digunakan di peternakan Bapak Holiansyah

    adalah sebagai berikut :

    a) 

    Lantai kandang

    Lantai kandang terbuat dari kayu/papan yang disusun (diberi sedikit celah)

    untuk memudahkan air urin mengalir ke bawah. Tetap pembuatan kandang

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    18/41

    18

    menggunakan lantai kayu/papan dapat menyebabkan sapi mudah

    terpeleset dan terjatuh karena apabila lantai papan tersebut terkena air urin

    sapi akan membuat lantai menjadi licin. Sebaiknya lantai dibuat rata, tidak

    kasar dan tidak juga licin, sehingga sapi terjamin kehidupannya dan ternak

    dapat berdiri dengan tegak di atas keempat kakinya yang kokoh, sehingga

    dapat berbaring dan istirahat dengan baik, dan dapat mempermudah dalam

     proses pembuangan kotoran ternak.

     b)  Dinding kandang

    Kandang di peternakan milik Bapak Holiansyah tidak memiliki dinding

    yang dapat menutup bagian dalam kandang. Sehingga kondisi dalam

    kandang dapat dilihaat dari luar. Hal tersebut sangat baik terhadap

    sirkulasi udara yang berlangsung di dalam kandang. Tetapi, hal tersebut

     juga sangat berpengaruh terhadap keamanan ternak terhadap pencurian.

    c) 

    Atap kandang

    Atap kandang terbuat dari seng dengan ketinggian kandang yang tidak

    terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan kondisi sekitar kandang panas.

    d)  Lantai kandang

    Lantai kandang di Peternakan terbuat dari papan dengan kemiringan

    sekitar 4  –   5° yang dimana ini bertujuan agar air urin sapi dapat segera

    mengalir ke selokan sehingga air urin tidak terhenti dan menggenang serta

     bencampur dengan kotoran. Akan tetapi, kandang yang terbuat dari bahan

    kayu daya tahannya singkat dan lebih cepat rapuh dibandingkan dengan

    yang menggunakan semen. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Edi

    Rianto dan Endang Purbowati (2013) yang mengatakan bahwa bahan yang

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    19/41

    19

    digunakan dalam pembuatan kandang harus kuat dan tahan lama serta

    memudahkan dalam membersihan kotoran ternak.

    Gambar 3. Pengukuran kandang

    4.3.  Pemilihan Bibit

    Sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara untuk digemukkan

    karena karakeristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging

    cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, dipelihara

    secara intensif selama beberapa bulan sehingga diperoleh pertambahan bobot

     badan yang ideal untuk dipotong.

    Peternakan sapi potong milik Bapak Holiansyah bertujuan untuk

     penggemukan. Untuk pemilihan bibit sapi potong yang ingin digemukkan

    didapatkan dari peternakan luar kota. Sapi-sapi dipilih berdasarkan genetik,

    tingkat pertumbuhan dan pencapaian berat badan pada umur tertentu yang tinggi

    serta tidak terdapat cacat tubuh yang dapat menurun, keserasian bentuk dan

    ukuran, berumur 1  –   1,5 tahun, jenis kelamin jantan, kondisi sapi sehat,

    ditunjukkan dengan mata yang bersinar, bulu halus , gerakan lincah, dan kondisi

    kotoran normal (Prabowo, 2007).

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    20/41

    20

    Sapi bakalan yang dipilih tidak hanya berasal dari satu jenis saja

    melainkan berasal dari berbagai jenis sapi misalnya sapi madura, simental,

    limousin dan bali.

    Gambar 4. Pemilihan bibit sapi

    4.4.  Pemberian Pakan dan Minum

    Pakan adalah bahan yang dapat dikonsumsi dan dicerna oleh ternak,

    yang mengandung kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan ternak. Fungsi pakan

    utama bagi ternak adalah :

    -  Sebagai bahan material untuk menyusun dan menjaga struktur tubuh.

    -  Sebagai sumber energi.

    Untuk menjaga keseimbangan metabolisme dalam tubuh.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    21/41

    21

    Menurut Edi Rianto dan Endang Purbowati dalam Panduan Lengkap

    Sapi Potong (2013) menyatakan bahwa pakan utama yang diberikan pada sapi

     potong berupa hijauan pakan ternak yang berkualitas dan mampu memberikan

    nilai tambah pada pertambahan berat badan sapi potong.

    Bahan pakan yang dipilih harus berkualitas dan memenuhi syarat yaitu

    tidak berjamur dan tidak berdebu. Konsentrat adalah pakan ternak yang berasal

    dari biji  –   bijian atau hasil samping dari pengelolaan produk pertanian seperti;

     bungkil kacang, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, ampas tahu, tetes

    dan sebagainya. Biasanya pakan konsentrat mengandung protein yang tinggi.

    Tabel 1. Prosentase (%) Pemberian Bahan Pakan Ternak  

    Di peternakan sapi potong milik Bapak Holiansyah pakan diberikan dua

    kali sehari yaitu pada jam 10.00 dan 14.00 WIB. Sedangkan pemberian air minum

    diberikan secara ad libitum. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat

    yaitu ampas kecap dan bungkil kelapa.

    Bahan Pakan Pemberian

    (kg)

    Prosentase

    (%)

    Hijauan 40 87,43

    Bungkil kelapa 5 10,93

    Ampas kecap 0,75 1,64

    Jumlah 45,75 100

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    22/41

    22

    Hijauan diambil pada pagi hari dan diangkut menggunakan mobil bak

    terbuka milik Bapak Holiansyah sendiri. Hijauan yang diberikan berupa rumput

    lapang segar. Pemberian pakan rumput segar 10% dari berat badan dilakukan pada

     jam 10.00 WIB, sedangkan konsentrat diberikan 2% dari berat badan jam 14.00

    WIB ditambah dengan hijauan. Ransum tambahan berupa bungkil kelapa dan

    ampas kecap yang diberikan dengan cara dicampurkan dan ditambah air.

    Diberikan sebelum pemberian hij  auan sore hari. Selain itu, dapat ditambah

    mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur. Pakan sapi dalam bentuk

    campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah

    ransum.

    Gambar 5. Pemberian pakan hijauan, ampas kecap,

    Bungkil kelapa, dan air

    Dalam menyusun pakan ternak ada beberapa hal yang harus diperhatikan

    yaitu tersedianya bahan baku pakan yang digunakan, kandungan zat-zat pakan

    dari bahan baku tersebut dan kebutuhan zat pakannya. Pemberian pakan harus

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    23/41

    23

    disesuaikan dengan kebutuhan ternak karena kebutuhan zat pakan dan jumlah

    konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan pertambahan bobot badan tidak

    maksimal.

    Dalam menyusun pakan ternak ada beberapa hal yang harus

    diperhatikan, yaitu tersedianya bahan baku yang akan digunakan, kandungan zat –  

    zat makanan dari bahan baku tersebut dan kebutuhan zat makanannya. Pemberian

     pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan ternak karena kebutuhan zat makanan

    dan jumlah konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan pertambahan bobot

     badan tidak maksimal.

    Gambar 6. Pengukuran Berat Badan Sapi

    4.5. 

    Pemeliharaan Ternak

    a.  Pemeliharaan Pedet

    Anak sapi (pedet) dapat berdiri kurang dari 30 menit setelah dilahirkan.

    Anak sapi yang sudah berdiri hendaknya langsung diarahkan untuk segera

    mencari puting susu induknya agar segera dapat memperoleh colostrum.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    24/41

    24

    Colostrum adalah susu pertama yang dikeluarkan oleh sapi induk yang baru

    melahirkan.

    Pemeliharaan pedet di Peternakan milik Bapak Holiansyah tidak

    memiliki perlakuan khusus pada pedet. Setelah dilahirkan, pedet mendapatkan

    colostrum langsung dari induknya tanpa adanya batasan pemberian.

    Setelah dilahirkan seharusnya pedet disapih dan dipisahkan dari

    induknya. Akan tetapi, di Peternakan milik Bapak Holiansyah pedet tidak

    mendapat perlakuan khusus seperti dipisah di kandang khusus masa sapih serta

    mendapat pakan yang berkualitas tinggi. Pedet hanya dipelihara dengan cara

    melepas bebas pedet di area kandang pemeliharaan. Pedet memperoleh makanan

    hanya dengan menyusu pada induk dan makan hijauan mengikuti induknya.

    b.  Pemeliharaan Ternak Dewasa

    Di Peternakan milik Bapak Holiansyah sapi yang dipelihara tidak hanya

    sapi pejantan, tetapi juga memelihara sapi betina. Sapi jantan dipelihara di

    kandang yang sama. Sapi dipelihara dengan sistem intensif (kreman), yaitu ternak

    dipelihara secara terus menerus sampai saat dipanen, kebutuhan sapi disuplai oleh

     peternak termasuk pakan dan minum.

    Keberhasilan usaha pembibitan sapi potong salah satunya ditentukan

    oleh keberhasilan reproduksi. Apabila pengelolaan reproduksi ternak dilakukan

    dengan tepat maka akan menghasilkan kinerja reproduksi yang baik yaitu

     peningkatan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet. Perkawinan pada sapi

     potong bias dilakukan secara alami maupun kawin suntik ( Inseminasi Buatan,IB). 

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    25/41

    25

    Di peternakan milik Bapak Holiansyah, perkawinan sapi dilakukan

    dengan cara IB ( Inseminansi Buatan). Inseminasi Buatan (IB) atau kawin

    suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa

    atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang

     berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan

    menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘. 

    Keberhasilan dalam IB sangat dipengaruhi oleh keterampilan

    inseminator ketika menginseminasikan semen pada induk yang sedang birahi.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam IB adalah pengambilan semen

    dari pejantan, penanganan semen beku dalam container, cara Thawing   dan

    waktu IB, serta pelaksanaan IB di lapang.

    Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja reproduksi ternak

    diperlukan manajemen reproduksi yang tepat antara lain :

      Pengamatan birahi dan waktu kawin,

      Pola perkawinan yang tepat,

      Deteksi kebuntingan, dan

      Penanganan kelahiran.

    Sebelum melakukan IB ( Inseminasi Buatan) pada sapi, alangkah lebih

     baiknya jika peternak terlebih dahulu mengetahui tanda-tanda sapi yang sedang

     birahi. Deteksi birahi yang dilakukan di lokasi praktek budidaya berdasarkan pada

    tanda-tanda sapi birahi secara umum, yaitu sapi gelisah, nafsu makan turun,

    menaiki sapi yang lain, vulva bengkak dan keluar lendir.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    26/41

    26

    Gambar 7. Inseminasi Buatan (IB) oleh Dokter Hewan

    Indikasi keberhasilan perkawinan dengan cara Inseminasi Buatan pada

    ternak adalah terjadinya kebuntingan pada indukan yang telah dikawinkan.

    Kebuntingan dapat dilihat dari tidak munculnya birahi pada ternak setelah

    dikawinkan. Jika birahi muncul kembali maka tidak terjadi kebuntingan dan akan

    dilakukan perkawinan kembali.

    4.6.  Pengendalian Penyakit

    Pencegahan dan pengendalian penyakit di peternakan milik Bapak

    Holiansyah adalah dengan cara menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya,

    mengusahakan lantai kandang selalu dalam keadaan kering, serta pemberian

    vitamin dan antibiotik pada ternak. Penyakit yang umum menyerang sapi adalah

    cacingan dan kutu. Hal ini disebabkan karena sapi yang jarang dimandikan.

    Lingkungan kandang yang bersih akan memberikan jaminan hidup yang sehat dan

    nyaman, sehingga pertumbuhan ternak bisa optimal. Hal ini disebabkan sapi

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    27/41

    27

     jarang dimandikan. Lingkungan kandang yang bersih akan memberikan jaminan

    hidup yang sehat dan nyaman, sehingga pertumbuhan ternak bisa optimal.

    Gambar 8. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit

    Pemberian vaksin tidak dilakukan pada sapi penggemukan yang

    dipelihara di lokasi praktek budidaya ternak, dan hanya di berikan vitamin

    ataupun antibiotik apabila terjadi gejala penyakit. Pemberian vitamin ataupun

    antibiotik dilakukan oleh petugas kesehatan ternak setempat.

    Di peternakan milik Bapak Holiansyah, pembersihan kandang sapi

    dilakukan dua kali sehari. Yaitu pada pagi hari jam 07.00 WIB dan sore hari jam

    15.00 WIB. Pembersihan kandang meliputi pembersihan tempat pakan, lantai

    kandang, pembakaran sampah (sisa-sisa pakan) dan lingkungan sekitar kandang.

    Kotoran ternak hanya digunakan sebagai pupuk kandang, karena untuk pembuatan

     biogas lingkungan dan alat tidak memadai.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    28/41

    28

    Untuk tindak pencegahan yaitu : kondisi kandang selalu bersih, isolasi

    sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain,

    mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis,

    desinfektan kandang dan peralatan dan vaksinasi teratur.

    Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi

    adalah : pemanfaatan kandang karantina, menjaga kebersihan sapi bakalan dan

    kandangnya serta vaksinasi untuk bakalan baru.

    4.7.  Penjualan Ternak

    Pemasaran adalah proses kegiatan atau aktivitas menyalurkan produk

    dari produsen ke konsumen. Harga jual harus mengikuti harga pasar yang berlaku.

    Gambar 9. Pemotongan Sapi di RPH dan penjualan daging sapi di pasar

    tradisional.

    Di peternakan milik Bapak Holiansyah peternak memasarkan secara

    langsung ke konsumen dalam bentuk daging di pasar ecer tradisional daerah

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    29/41

    29

    Singkawang. Ternak disembelih di Rumah Pemotongan Hewan setempat yang

    telah melalui pemeriksaan oleh Dokter hewan.

    V. 

    Setiap harinya Bapak Holiansyah menyembelih 1-2 ekor ternak sapi

     potong untuk memenuhi kebutuhan daging di daerah Singkawang,

    khususnya Singkawang Tengah. Penjualan dalam bentuk ternak hidup di

    lokasi praktek budidaya tidak dilakukan oleh Bapak Holiansyah selaku

     pemilik peternakan.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    30/41

    30

    V. KESIMPULAN DAN SARAN 

    5.1. 

    Kesimpulan

    Tatalaksana pemeliharaan sapi potong di Peternakan sapi potong milik

    Bapak Holiansyah Pasar Baru Kec. Singkawang Tengah, Kalimantan Barat dapat

    dikatakan baik, namun demikian perlu adanya beberapa perbaikan. Terutama

    dalam kontruksi bangunan kandang, pemberian pakan dan jumlah pakan yang

    diberikan untuk per ekor sapi agar sapi yang dipelihara dapat mencapai bobot

     badan yang diinginkan. Pemilihan sapi bakalan juga sudah cukup baik karena

     pemilihan bibit memiliki unsur genetik dan pertumbuhan berat badan yang baik.

    Pencegahan penyakit serta pengobatannya yang baik, penanganan limbah ternak

    lebih diperhatikan sehingga dapat memiliki nilai tambah. Pemasaran hasil

    ternaknya telah mengikuti standar dengan mengikuti beberapa aturan

     penyembelihan yang baik dan pemeriksaan kesehatan ternak yang dilakukan oleh

    dokter hewan sehingga daging yang di peroleh memenuhi standar ASUH ( Aman,

    Sehat, Utuh dan Halal).

    5.2.  Saran

    Adapun saran yang penulis dapat berikan adalah :

      Untuk lebih memperhatikan dalam pembuatan kandang, bahan serta

    kontruksi kandang sesuai dengan syarat pembuatan kandang agar ternak

    dapat hidup dengan nyaman dan mudah dalam pembersihan.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    31/41

    31

      Sanitasi ternak, kandang dan penambahan peralatan dan pengendalian

     penyakit lebih ditingkatkan terutama dalam hal rutinitas memandikan

    ternak.

      Sebaiknya limbah tidak hanya di biarkan menumpuk perlu adanya

     pengolahan limbah kotoran ternak agar dapat nilai tambah dalam usaha

     peternakan.

      Perlu adanya kandang penjepit untuk memudahkan kawin alami.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    32/41

    32

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Pusat Statistik. 2015. Letak Geografis Menurut Lintang dan Bujur

    Singkawang.

    E. Rianto dan E. Prabowati, 2013.  Panduan Lengkap Sapi Potong . Penebar

    Swadaya. Jakarta

    Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2009. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha Sapi

     Potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian.

    Prabowo, A. 2007. Budidaya Penggemukan Sapi Potong dengan Nutrisi Organik.

    Http://kab.merauke.go.id/index.php?option=com_content&task 

    =view&id=61&Itemid=9 Di akses tanggal 09 Desember 2015 

    Rasyid. 2007. Sapi Potong Lokal. Edisi Revisi. Penebar swadaya. Jakarta.

    Santosa, U. 2009. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. PT. Penebar

    Swadaya. Jakarta.

    Umiyasih. U. dan Y.N. anggraeny (2007).  Petunjuk Praktis Ransum Seimbang,

    Strategi Pakan Pada Sapi Potong. Badan Penelitian dan

    Pengembngan Peternakan. Departement Pendidikan. Jakarta.

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    33/41

    33

    Keterangan :

     Nomor 1 = atap kandang 4 m x 2

    2 = tinggi kandang 2 m

    3 = tinggi kandang bagian depan 1,86 m

    4 = lebar tempat pakan 86 cm

    5 = lebar jalur untuk jalan 1 m

    6 = tinggi tempat pakan 0,70 m

    7 = lebar kandang 7 m

    8 = lebar kandang setiap stall 3 m

    9 = dalam tempat pakan/minum 0,5 m

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Lampiran 1. Bentuk kandang

    Gambar 10. Kandang tampak dari depan

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    34/41

    34

    Keterangan :

     Nomor 1 = lebar kandang 7 m

    2 = panjang kandang 12 m

    3 = lebar jalur untuk jalan 1, m

    4 = lebar tempat sapi 2 m

    5 = panjang setiap tiang ke tiang 1 m ( diisi 1 ekor sapi)

    6 = tempat penyimpanan konsentrat

    7 = Tempat penyimpanan peralatan

    8 = Tong tempat penampungan air

    Gambar 11. Kandang tampak atas 

    6

    7

    8

    2

    34

    5

    1

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    35/41

    35

    Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

    Gambar 12. Pengukuran sapi

    Gambar 13. Pembersihan kandang dan pakan sisa

    Gambar 14. Peralatan dan Pengasapan kandang

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    36/41

    36

    lampiran 3. Data Tabel dan Perhitungannya

    Tabel 2. Data rata-rata bobot badan sapi (sampel 4 ekor)

     No. Jenis SapiPanjang

    Badan (cm)

    Lingkar Dada

    (cm)

    Bobot Badan

    (kg)

    1 Limosin 160 206 519,84

    2 Madura 107 144 275,56

    3 Bali 135 182 416,16

    4 Simental 146 190 449,44

    rata- rata 137 180,5 415,25

    A.  Perhitungan Berat Badan

    Penghitungan menggunakan rumus Schoorl denmark  

    = BB = (LD+22)^2/100

    Contoh : BB = (206+22)^2/100

    = (228)^2/100

    = (51984)/100

    = 519,84 kg

    Rata-rata = (Bobot badan total)/jumlah data

    = (519,84+275,56+416,16+449,44+......................)/4

    = (1661)/4

    = 415,25 kg

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    37/41

    37

    B. Perhitungan Kebutuhan Pakan Hijauan

    Kebutuhan pakan hijauan per hari adalah 10% dari rata-rata bobot badan Sapi

    Limausin, Sapi Madura, Sapi Bali, dan Sapi Simental :

      Kebutuhan hijauan Sapi Limausin = 10/100* rata-rata bobot badan

    = 10/100*519,84

    = 51,984 kg

      Kebutuhan hijauan Sapi Madura = 10/100* rata-rata bobot badan

    = 10/100*275,56

    = 27,556 kg

     

    kebutuhan hijauan Sapi Bali = 10/100* rata-rata bobot badan

    = 10/100*416,16

    = 41,616 kg

      kebutuhan hijauan Sapi Bali = 10/100* rata-rata bobot badan

    = 10/100*449,44

    = 44,944 kg

    Jadi total kebutuhan hijauan dari ke empat jenis sapi di atas ialah 166,1 kg

      Kebutuhan hijauan = 10/100* rata-rata bobot badan

    = 10/100*415,25 = 41,525 kg

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    38/41

    38

    C.  Perhitungan Kebutuhan Pakan Konsentrat

    Kebutuhan pakan konsentrat per hari adalah 2% dari rata-rata bobot badan

    Sapi Limausin, Sapi Madura, Sapi Bali, dan Sapi Simental :

      Kebutuhan konsentrat sapi Limosin = 2/100* bobot badan

    = 2/100*519,84

    = 10,39 kg

      Kebutuhan konsentrat sapi Maduara = 2/100* rata-rata bobot badan

    = 2/100*275,56

    = 5,51 kg

      Kebutuhan konsentrat sapi Bali = 2/100* rata-rata bobot badan

    = 2/100*416,16

    = 8,32 kg

     

    Kebutuhan konsentrat sapi Simental = 2/100* rata-rata bobot badan

    = 2/100*449,44

    = 8,98 kg

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    39/41

    39

      Pemberian konsentrat rata-rata : Bungkil Kelapa = 5 kg

    Ampas Kecap = 0,75 kg

    Total = 5,75 kg

      Prosentase = 5,75/415,25*100

    = 1,38 %

    Tabel 3. Hasil Perhitungan kebutuhan Hijauan dan Konsentrat Sapi

    Potong.

     No. Jenis Sapi

    Bobot

    Badan

    (kg)

    Kebutuhan

     pakan hijauan

    (kg)

    Kebutuhan

     pakan

    konsentrat (kg)

    1 Limosin 519,84 51,984 10,39

    2 Madura 275,56 27,556 5,51

    3 Bali 416,16 41,616 8,32

    4 Simental 449,44 44,944 8,98

    Tabel 4. Data populasi sapi di kandang

    Jenis SapiJenis

    KelaminJumlah Prosentase (%)

    Bali Jantan 5 25

    Bali Betina 2 10

    Limosin Jantan 2 10

    Madura Jantan 5 25

    Madura Betina 3 15

    Simental Jantan 3 15

    Total 20 100

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    40/41

    40

    Tabel 5. Daftar hijauan yang di berikan

    Hari jenis hijauan

    1 rumput lapang

    2 rumput lapang

    3 rumput lapang

    4 rumput lapang

    5 rumput lapang

    6 rumput lapang

    7 rumput lapang

    8 rumput lapang

    9 rumput lapang

    10 rumput lapang

    11 rumput lapang

    12 rumput lapang

    13 rumput lapang

    14 rumput lapang

    Tabel 6. Daftar Konsentrat yang di berikan

    Hari Jenis Hijauan

    1 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    2 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    3 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    4 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    5 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    6 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    7 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    8 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    9 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    10 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    11 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    12 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    13 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

    14 Bungkil Kelapa + Ampas Kecap

  • 8/19/2019 (Laporan PKL) Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

    41/41

    41

    Lampiran 4. Daftar Kegiatan Lapang

    Tabel 7. Daftar Kegiatan Lapang setiap harinya

    JAM KEGIATAN KETERANGAN

    06.00-06.30 Pembersihan kandang

    dan peralatan 

    Lantai dibersihkan

    dari kotoran serta

     peralatan dicuci

    dengan air hingga

     bersih, lingkungan

    sekitar kandang

    dibersihkan dari sisa-

    sisa rumput atau

    kotoran lainnya. 09.00-09.30 Pengangkutan rumput rumput lapang

    diangkut ke lokasi

     pemeliharaan sapi

     potong dengan

    transportasi pick up.

    09.30-10.00 Pemberian pakan Hijauan ± 20 kg,

    14.00-15.00 Pemberian pakan  Bungkil kelapa ± 5

    kg, ampas kecap ±

    0,75 kg (untuk

     bungkil kelapa dan

    ampas kecapdicampurkan dengan

    air minum) 

    15.00-15.30 Pemberian pakan Hijauan ± 20 kg

    15.30-16.00 Pembersihan kandang

    dan peralatan 

    Lingkungan sekitar

    kandang dari kotoran,

    membakar kotoran

    atau sampah untuk

     pengasapan sekitar

    kandang dan

     peralatan dicuci

    dengan air hingga

     bersih