managemen tenaga kerja panen perkebunan kelapa sawit

82
MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU MAHARANI RAHMAN A24080143 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Upload: maharani-rahman-kurniawan

Post on 30-Sep-2015

266 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Management Tenaga Kerja Panen Perkebunan Kelapa Sawit Kebun SEI Air Hitam Rokan Hulu Riau

TRANSCRIPT

  • MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA

    SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT

    PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN

    HULU, RIAU

    MAHARANI RAHMAN

    A24080143

    DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2012

  • MANAJEMEN TENAGA KERJA PEMANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA, DESA

    KEPENUHAN BARAT, KECAMATAN KEPENUHAN, KABUPATEN ROKAN HULU,RIAU

    Labour Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) Harvesting in PT. Perdana Intisawit Perkasa, District of Kepenuhan Barat, Subdistrict of Kepenuhan, Regency of

    Rokan Hulu, Riau.

    Maharani Rahman1, Sudirman Yahya2 1Mahasiswa, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

    2Staf Pengajar, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

    Abstract The Palm oil plantation use lot of laboursthat will influence the level of

    corporation expense. Human resources or harvest labour represent most factor to determine function than other resources. This apprenticeship activity took place in Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu Riau, from February 2012 to May 2012. The objective of this apprentice was to improve the ability, experience, work skill of student and analyzed problems of harvest labour management in Sei Air Hitam Estate. Data and information were collected with direct method to gotten primer data and indirect method to gotten secondary data. The observation collected was all managements and activites about labour harvest in Sei Air Hitam estate. The profile of worker consisted of amount, achievement, age, educational background, origin tribe, work of experience and helper amount of worker. Harvest labour needs in Sei Air Hitam estate was not enough and need to be adding immediately, this short supply of harvest worker was affected the quality of expected result. Workers standard output was too high and influent the work quality of worker. The achievement of worker showed that young harvester (17 25 years old) work better, worker with higher educational background get more achievement than other, base on work experience the long time experience of worker (>10 years) work better than other. Worker with one helper get less achievement than worker with two helpers. Sei Air Hitam harvest worker consist of 5 tribes they are: Java, Nias, Batak, Saklam, Sunda and Dayak. Nias tribe with high prediction level of harvest activity produce most amount of achievement.

    Key Word: Palm Oil, Harvest management, Labour harvest

  • RINGKASAN

    MAHARANI RAHMAN. Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman

    Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun

    Sei Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh SUDIRMAN

    YAHYA).

    Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga

    akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya

    yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling

    menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya.

    Kegiatan magang ini bertempat di Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu Riau

    dari Ferbuari 2012 hingga Mei 2012. Tujuan kegiatan magang ini yaitu untuk

    meningkatkan pengalaman, serta kemampuan kerja penulis mengenai budidaya

    tanaman kelapa sawit serta untuk menganalisis masalah menejemen tenaga kerja

    panen di Sei Air Hitam Estate.

    Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung untuk

    memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data

    sekunder. Pengamatan dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen sebanyak 123 orang

    dari tiga afdeling (Afdeling 1, 2 dan 3) periode Januari 2011 April 2012. meliputi:

    (1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi

    kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7) jumlah

    pembantu panen.

    Hasil yang penulis dapatkan yaitu perhitungan angka kerapatan panen (AKP)

    yang kurang sesuai sehingga berpengaruh terhadap hasil taksasi yang sesuai.

    Penambahan jumlah tenaga kerja pemanen sebaiknya dilakukan, disertai dengan

    pengurangan basis output pemanen, agar dalam pelaksanaannya kegiatan panen

    berjalan lancar dengan output yang baik. Pengadaan tenaga kerja pemungut

    berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pemanen dengan

    pengawasan dari perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pekerja, dan

    diperoleh mutu serta kualitas buah yang lebih baik.

    Premi yang diperoleh pekerja menunjukan bahwa pemanen berusa muda (17

    25 tahun) bekerja lebih baik pekerja dengan latar belakang pendidikan yang tinggi

  • memperoleh premi yang lebih banyak dari yang lainnya, berdasarkan pengalaman

    kerja pekerja yang telah lama bekerja (>10 tahun) bekerja lebih baik dari yang

    lainnya. Pekerja dengan 1 pembantu panen memperoleh premi yang lebih sedikit

    dibandingkan pekerja dengan dua pembantu panen. Pemanen di Sei Air Hitam Estate

    terdiri dari 5 suku yaitu: Jawa, Nias, Batak, Saklam, Sunda dan Dayak. Suku Nias

    dengan tingkat kesukaan yang tinggi terhadap pekerjaan pemanenan menghasilkan

    jumlah premi yang lebih banyak.

  • MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA

    SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT

    PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN

    HULU, RIAU

    Skripsi sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

    pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

    Maharani Rahman

    A24080143

    DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2012

  • Judul : MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN

    KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT

    PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR

    HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU

    Nama : MAHARANI RAHMAN

    NRP : A24080143

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc

    NIP 19490119 197412 1 001

    Mengetahui,

    Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

    Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr

    NIP 19611101 198703 1 003

    Tanggal Persetujuan :

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Merauke, Papua pada tanggal 5 Juni 1990. Penulis

    merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Rohman Hariady

    dan Ibu Maryam. Penulis lulus dari SD Negeri 1 Merauke pada tahun 2002,

    kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi dari SMP Negeri 1 Merauke.

    Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 merauke pada tahun 2008. Tahun yang

    sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur

    Beasiswa Utusan Daerah (BUD), selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai

    mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut

    Pertanian Bogor.

    Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2010

    penulis pernah melaksanakan magang di International Corporation and Development

    Fund Taiwan (ICDF Taiwan), selain itu penulis juga aktif dalam kepengurusan dan

    kepanitiaan klub catur IPB dan pengurus dari Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA).

    Penulis juga pernah menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada

    tahun ajaran 2010 2011.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

    kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi kegiatan

    magang selama tiga bulan di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) Sei Air Hitam

    Estate kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

    Laporan magang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,

    Institut Pertanian Bogor.

    Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Keluarga tercinta Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam, Saudara-saudara,

    Marini, Rizal, Ratna, Krisna seta nenek Saida dan keluarga yang senantiasa

    memberi dukungan dan kasih sayang

    2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi, dan Dr.

    Ani Kurniawati, SP, MSi selaku pembimbing akademik yang telah banyak

    memberikan bimbingan dan saran kepada penulis

    3. Dr. Ir Ade Wachjar, MS dan Dr. Dewi Sukma, SP, MSi selaku dosen penguji

    skripsi yang memberikan banyak saran-saran dan masukan

    4. PT First Resources Group, khususnya PT Perdana Inti Sawit Perkasa yang telah

    bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan magang. Bapak Atmojo

    Dwi Winahyu, selaku General Manager, Bapak Hakim selaku Mil Manager,

    Bapak Sabar Purba selaku Field Manager Plasma, Bapak Syaiful Azmi selaku

    Field Manager, Bapak Rizali selaku Field Assistant Afdeling III dan seluruh

    karyawan PT PISP yang memberikan bantuan selama kegiatan magang

    berlangsung

    5. Rekan yang selalu mendukung Nanda beserta teman-teman (Irna, Tuti, Hilda,

    Novita, Nia, Nita, Lina).

    6. Teman-teman magang (Ika, Yeli, Ratih, Dimas, Irvan dan Wahyu), beserta seluruh

    rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura Indigenous 45.

    Bogor, Agustus 2012

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. v

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii

    PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 LatarBelakang ........................................................................................................ 1

    Tujuan .................................................................................................................... 2

    TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

    Manajemen Tenaga Kerja ............................................................................ 3

    Pemanenan Kelapa Sawit ............................................................................. 4

    METODE MAGANG ......................................................................................... 7

    Tempat dan Waktu ....................................................................................... 7

    Metode Pelaksanaan ..................................................................................... 7

    Pengamatandan Pengumpulan Data ............................................................. 7

    Analisis Data dan Informasi ........................................................................ 8

    KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ........................................................ 9

    Letak Geografis dan Administratif .............................................................. 9

    Keadaan Tanah dan Iklim ............................................................................ 9

    Luas Area dan Tata Guna Lahan.................................................................. 10

    Kondisi Per Pokok dan Produksi ................................................................. 11

    Strktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan .................................. 12

    PELAKSANAAN MAGANG ............................................................................ 17

    Aspek Teknis ............................................................................................... 17

    Aspek Manajerial ......................................................................................... 43

    PEMBAHASAN ................................................................................................. 45

    Pengelolaan Tenaga Kerja Panen ................................................................ 45

    Profil Tenaga Kerja ..................................................................................... 48

    KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 55

    Kesimpulan ................................................................................................. 55

    Saran ........................................................................................................... 56

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 57

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 58

  • v

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Fraksi dan Derajat Kematangan Buah Kelapa Sawit ......................... 5

    2. Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di

    PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) .................................................. 12

    3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT

    Perdana Intisawit Perkasa ................................................................... 14

    4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok) ........................ 17

    5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate ............................ 19

    6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012 ......................................... 19

    7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan ................................................... 20

    8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) ............................ 22

    9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton ........................... 23

    10. Kapel Panen Afdeling III .................................................................... 36

    11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya ....................................................... 37

    12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani

    Produksi .............................................................................................. 39

    13. Ketentuan Denda bagi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani

    Produksi .............................................................................................. 39

    14. Sanksi Pemanen Afdeling III Periode April 2012 .............................. 40

    15. Ketentuan Tarif Premi Supir PT. PISP ............................................... 42

    16. Basis Output Beberapa Perkebunan Kelapa Sawit ............................. 46

    17. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Kelompok Usia 48

    18. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 49

    19. Komposisi Pemanen SAH Estate Lama Kerja ................................... 51

    20. Premi Pemanen Berdasarkan Suku dan Tingkat Kesukaan

    Kerja ................................................................................................... 53

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Penguntilan Pupuk MOP ................................................................... 18

    2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate ................................ 18

    3. Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk .......................................... 20

    4. Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar ................. 21

    5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad ....................................................... 24

    6. Penyemprotan Menggunakan Micron Herby .................................... 26

    7. Kegiatan Infus Benalu ....................................................................... 27

    8. Kegiatan Babat Gawangan ................................................................ 28

    9. Gupon ................................................................................................ 30

    10. Kegiatan Apel Pagi di Afdeling ......................................................... 34

    11. Pelaksanaan Panen ............................................................................. 37

    12. Pelaksanaan Angkut TBS .................................................................. 41

    13. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Kelompok Usia .................. 49

    14. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Tingkat Pedidikan .............. 50

    15. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Lama Kerja ....................... 51

    16. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Suku .................................. 53

  • vii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit

    Perkasa ............................................................................................... 60

    2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor

    PT Perdana Inti Sawit Perkasa .......................................................... 62

    3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Assisten ....... 63

    4. Peta Areal Kerja Kebun Inti PT PISP ................................................ 64

    5. Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT) ............ 65

    6. Data Curah Hujan Kebun PT PISP Tahun 2005 - 2010 .................... 66

    7. Data Produksi, Produktvitas, dan Bobot Tandan Rata-rata

    Tahun 2007 - 2011 ............................................................................. 67

    8. Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa 68

    9. Lembar Rencana Kerja Harian (RKH) .............................................. 69

    10. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling ............................................... 70

  • 1

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis

    Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas

    perkebunan unggulan di Indonesia dimana kelapa sawit adalah tanaman penghasil

    minyak nabati yang paling efisien diantara beberapa tanaman sumber minyak

    nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi lainnya, seperti kedelai, minyak zaitun,

    kelapa dan bunga matahari. Kelapa sawit belakangan ini juga kian populer sebagai

    bahan baku energi alternatif biodiesel. Kelapa sawit juga dijadikan sebagai bahan

    pangan dimana minyak kelapa sawit kaya akan karoten, yang dapat mencegah

    kekurangan vitamin A.

    Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat disebabkan

    pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Minyak

    kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai yang strategis

    karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara

    minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok di Indonesia.

    Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan

    indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian

    Indonesia (Pahan, 2008).

    Sebagai komoditas unggulan, kelapa sawit memiliki peluang bisnis yang

    sangat menjajikan pada masa depan. Data Oilword dalam Pardamean (2011)

    menyebutkan, pada tahun 2010, Indonesia berkontribusi menyediakan 47%

    terhadap produksi MKS dunia. Persaingan global yang semakin meningkat

    dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit (PKS)

    menyebabkan perusahaan PKS yang ada di Indonesia semakin dituntut untuk

    efektif dan efisien dalam pengelolaannya agar tetap eksis ditengah persaingan

    usaha yang semakin ketat.

    Dalam keyataannya, mengelola dan mengontrol bisinis kebun sawit yang

    sangat luas bukan hal yang mudah, salah satu cara mengontrolnya yaitu dengan

    menerapkan sistem manajemen yang baik. Sistem manajemen yang baik dapat

    membantu perusahaan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

  • 2

    Manajemen dapat diartikan suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan

    (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan

    (directing), pengkoordinasian (coordinating), serta pengawasan (controlling)

    terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah

    ditetapkan.

    Pardamean (2011) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari manajemen

    adalah pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan

    aktivitas manajemen dalam mengelompokan tenaga kerja serta menetapkan tugas,

    fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masingmasing, sehingga kegiatan yang

    dilaksanakan berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.

    Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja

    sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua

    sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan

    faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya,

    sekaligus menentukan berhasil tidaknya PKS dalam mencapai tujuan. Untuk itu,

    upaya-upaya manajemen tenaga kerja yang baik perlu diterapkan agar tenaga

    kerja dapat digunakan secara cermat, efektif dan efisien (Pangaribuan, 1999).

    Tujuan

    Tujuan dari kegiatan magang ini secara umum adalah untuk meningkatkan

    kemampuan, pengalaman, ketrampilan penulis dalam mempelajari dan memahami

    proses pengelolaan perkebunan kelapa sawit serta bekerja secara nyata pada

    perusahaan perkebunan kelapa sawit. Sedangkan tujuan khusus untuk

    menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja di Sei Air

    Hitam Estate perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa, First

    Resources Group.

  • 3

    TINJAUAN PUSTAKA

    Manajemen Tenaga Kerja

    Struktur Organisasi Kebun

    Struktur organisani perkebunan dan pabrik kelapa sawit pada umumnya

    dibagi atas kantor pusat (kantor direksi/ manajemen puncak), kebun dan pabrik.

    Untuk perkebunan yang berskala besar dengan kebunnya tersebar di beberapa

    wilayah yang berjauhan, struktur organisasi akan bertambah dengan adanya

    kantor wilayah (regional office) (Pardamean, 2011).

    Kegiatan organisasi kebun beragam tergantung kepada tahapan kegiatan

    kebun. Kegiatan utama dari suatu kebun adalah budidaya kelapa sawit yang

    meliputi pembibitan, pengolahan tajuk, pemupukan, proteksi tanaman, produksi

    panen dan pengangkutan hasil panen. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan

    efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal.

    Menurut Pardamean (2011), struktur organisasi satu kebun dengan kebun

    lainnya berbedabeda tergantung dengan luas dan tahapan kegiatan kebun. Untuk

    mempermudah administrasi dan pengawasan, kebun dibagi atas afdeling dan

    setiap afdeling dipimpin oleh satu kepala bagian (asisten lapangan) dan dibantu

    oleh karyawankaryawan (pegawai dan mandor).

    Ketenagakerjaan

    Pemakaian tenaga kerja di setiap kebun berbeda-beda sesuai dengan

    luasan, situasi, dan kondisi kebun serta kebijakan dari perusahaan. Pada

    umumnya, tenaga kerja di suatu kebun kelapa sawit dibagi atas empat kelompok,

    yaitu buruh harian lepas (BHL), karyawan harian tetap (KHT), pegawai bulanan

    (PB) dan kelompok staf (kepala bagian/ asisten) (Pardamean, 2011).

    Staf adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya

    memberikan nasehat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin

    (general manager/ grup manager). Karyawan staf, non staf, dan karyawan harian

    lepas (KHL) dibedakan berdasarkan jenis dan sistem pengupahannya.

  • 4

    Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat mulai dari

    supervisor ke atas, sedangkan karyawan non staf adalah personil yang memiliki

    pangkat di bawah supervisor. Pemberian gaji pada karyawan staf dan non staf

    diberikan setiap bulannya berdasarkan kebijakan perusahaan sesuai pangkatnya.

    Karyawan harian lepas adalah karyawan yang bekerja dengan sistem borongan,

    dan digaji sesuai dengan hari kerja dan prestasi kerja yang diperoleh (Numan,

    2009).

    Menurut Pardamean (2011) tenaga kerja harian pokok lebih mudah

    didapat karena umumnya tenaga kerja ini tidak terdidik. Sementara tenaga kerja

    yang sulit didapat adalah pemanen, mekanik, supir kendaraan dan alat berat,

    pekerjaan ini kurang diminati karena harus menggunakan tenaga yang kuat dan

    butuh ketrampilan khusus. Sementara tenaga kerja tingkat staf (asisten, KTU

    manajer, dan general manajer) lebih sulit diperoleh karena membutuhkan keahlian

    pada disiplin ilmu tertentu. Pada umumnya tenaga kerja ini terdidik atau diambil

    dari perusahaan perkebunan lain, lulusan dari lembaga pendidikan/perguruan

    tinggi, atau dari luar (tenaga kerja asing).

    Pemanenan Kelapa Sawit

    Panen merupakan suatu kegiatan yang penting pada pengelolaan pokok.

    Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga penganggkutannya ke pabrik.

    Tandan yang sudah dipanen disebut tandan buah segar (TBS). Urutan kegiatan

    panen adalah persiapan panen, pemotongan buah, pengutipan brondolan,

    pemotongan pelepah, penganggkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke

    pabrik (Lubis, 2008).

    Persiapan panen berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja dan

    peralatan panen yang diperlukan. Keberhasilan panen sangat ditentukan dari hasil

    produksi kebun, meliputi tandan, minyak dan inti sawit. Keberhasilan panen

    dipengaruhi oleh persiapan panen yang dilakukan dengan baik dan efektif, berupa

    kondisi jalan, tenaga kerja pemanen mandiri (jumlah dan kemampuannya), alat

    panen yang harus disediakan (egrek, dodos dan kampak), waktu memulai panen,

    pemahaman kriteria matang tandan, dan cara memanen. Selain itu, keberhasilan

  • 5

    panen juga ditentukan oleh kondisi kebun dan situasi lingkungan kebun (iklim,

    topografi, sarana, dan prasarana).

    Sunarko (2009) menyatakan pokok kelapa sawit dianggap mulai dapat

    berproduksi dengan baik pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam di

    kebun. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar

    enam bulan setelah penyerbukan. Parameter yang digunakan dalam menentukan

    kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari

    tandan. Proses perubahan warna yang terjadi adalah dari hijau menjadi orange

    karena pengaruh pigmen karoten. Kriteria matang panen tergantung pada bobot

    tandan, untuk bobot tandan >10 kg sebanyak 2 brondolan kg tandan dan untuk

    bobot tandan

  • 6

    dengan tenaga kerja panen, efisiensi pengangkutan dan kapasitas pabrik. Sistem

    hanca panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga

    kerja. Sistem panen terdiri atas tiga yaitu hanca giring, hanca tetap dan hanca

    giring tetap (Lubis, 2008).

    Sebelum melakukan panen dilakukan pendugaan atau taksasi produksi,

    yaitu kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada

    waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang

    kemungkinan menjadi tandan buah. Tujuan pendugaan produksi diantaranya

    untuk mempermudah pengaturan dan pelaksanaan pekerja panen di kebun dan

    pengolahan di pabrik serta mempermudah penyediaan transportasi.

    Untuk meningkatkan efisiensi dari pekerja diberlakukan penghargaan

    (premi panen) dan sangsi (pinalti) kepada pemanen, mandor atau kerani yang

    tidak mencapai prestasi kerja. Penghargaan yang diberikan berupa uang atas

    kelebihan prestasi kerjanya, dalam bentuk harga TBS per kg dari TBS kelebihan

    basis borong (BB) yang disebut nilai prestasi mutu (NPM) dan nilai premi

    kerajinan (NPK). Sangsi diberikan jika prestasi kerja ratarata satu bulan dibawah

    BB, jika dilakukan selama tiga bulan berturutturut diberikan peringatan tertulis.

    Pemeriksaan hasil panen dilakukan di lapangan dan di TPH.

    Pemeriksaan di lapangan meliputi: tandan matang tidak panen, tandan dipanen

    tidak dikumpul, brondolan tertinggal di piringan, buah tertinggal di pelepah,

    tebasan dan tumpukan pelepah. Sementara itu, pemeriksaan di TPH berupa tandan

    afkir, tandan mentah, susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan.

  • 7

    METODE MAGANG

    Tempat dan Waktu

    Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH Estate),

    PT Perdana Intisawit Perkasa, Kabupaten Rokan Hulu, Desa Kepenuhan Barat,

    Kecamatan Kepenuhan, Provinsi Riau. Magang dilaksanakan selama tiga bulan

    mulai dari tanggal 13 Februari hingga 13 Mei 2012.

    Metode Pelaksanaan

    Pelaksanaan magang yang telah dilakukan adalah kegiatan praktek

    langsung di lapangan selama 3 bulan dengan tiga tahapan kegiatan utama secara

    berurutan, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan

    pendamping asisten kebun. Kegiatan magang yang dilakukan menyangkut aspek

    teknis dan manajemen di lapangan dan di kantor yang diizinkan.

    Pelaksanaan kegiatan sebagai KHL dilaksanakan selama 3 minggu dengan

    kegiatan menyangkut aspek teknis dengan praktek langsung di kebun, kegiatan

    yang dilakukan yaitu berupa kegiatankegiatan pemanenan dan pemeliharaan di

    kebun sesuai dengan instruksi yang diberikan. Pelaksanaan kegiatan sebagai

    pendamping mandor dilaksanakan selama 4 minggu selanjutnya dengan kegiatan

    menyangkut kegiatan pengawasan di lapangan dan pembuatan laporan harian.

    Kegiatan sebagai pendamping asisten dilaksanakan selama 5 minggu dengan

    kegiatan menyangkut pengawasan terhadap semua aspek kegiatan di lapangan

    serta manajerial kebun. Kegiatan harian penulis selama magang dapat dilihat

    dalam jurnal kegiatan harian (Lampiran 1, 2, dan 3).

    Pengamatan dan Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung

    untuk memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data

    sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi langsung

    dengan tenaga kerja pemanen yang tersedia di lapangan mengenai informasi diri

    dan tingkat kesukaan pada pekerjaan. Metode tidak langsung untuk memperoleh

  • 8

    data sekunder berupa pengambilan data dari kebun yang berkaitan dengan

    ketenagakerjaan menyangkut besarnya premi dan gaji yang diperoleh, tahun

    masuk kerja karyawan (TMK), struktur organisasi kebun, kondisi umum

    perusahaan, lokasi dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen

    perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas area dan tata guna lahan, kondisi per

    pokok, dan produksi kebun.

    Pengamatan yang dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen meliputi: (1)

    jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi

    kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7)

    jumlah pembantu panen.

    Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan diperoleh berhasarkan hasil angka

    kerapatan panen (AKP) yang dilakukan pada hari sebelumnya serta luas area yang

    akan dipanen. Prestasi kerja didapat dari jumlah premi ratarata yang diperoleh

    dari setiap pekerja tiap bulannya selama satu tahun kerja. Usia, tingkat

    pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen diperoleh dari

    hasil wawancara langsung dengan pemanen.

    Usia pekeja diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu usia 17 25 tahun,

    26 35 tahun, 36 45 tahun, 46 55 tahun dan lebih dari 55 tahun. Tingkat

    pendidikan dibedakan menjadi 4 kategori yaitu tidak sekolah, SD, SMP, dan SMA

    atau yang sederajat. Pengalaman kerja dibedakan berdasarkan lama kerja sebagai

    pemanen yaitu pemanen dengan lama kerja < 1 tahun, 1 5 tahun, 6 10 tahun

    dan > 10 tahun. Data tenaga kerja diperoleh dengan cara sensus tenaga kerja

    pemanen sebanyak 123 orang dari tiga afdeling (Afdeling I, II dan III) periode

    Januari 2011 April 2012.

    Analisis Data dan Informasi

    Data pengamatan yang diperoleh berupa rataan dan presentase hasil akan

    dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yang disajikan dalam tabel dan

    diagram batang yang menunjukan perbedaan prestasi kerja karyawan. Prestasi

    kerja yang diperoleh merupakan peubah bebas, sedangkan jenis kelamin, usia,

    tingkat pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen

    merupakan peubah tetap.

  • 9

    KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

    Letak Wilayah dan Administratif

    PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan

    Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat

    dicapai dengan jalan darat dalam waktu 5 6 jam dari kota Pekan Baru menuju ke

    Pasir Pengaraian hingga Kota Tengah. Lokasi perkebunan dengan kota terdekat

    berjarak 30 km.

    Secara geografis batasbatas lokasi kebun inti PT Intisawit Perkasa adalah

    sebelah Utara berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah Timur

    berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS, sebelah Selatan berbatasan dengan

    kebun masyarakat, Plasma KKPA dan sebelah Barat berbatasan dengan kebun PT

    Panca Surya Agrindo. Peta areal kerja kebun inti PT PISP dapat dilihat pada

    Lampiran 4.

    Keadaan Tanah dan Iklim

    Kebun inti PT Perdana Intisawit Perkasa (PT PSIP) memiliki jenis tanah

    diklasifikasikan menjadi dua sub grup yaitu Humic Dystrudepts dan Typic

    Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin

    unsur hara, terutama kationkation basa seperti Ca, Mg, K dan Na dengan

    kemiringan lahan 1 3 %. Uraian sifat utama pada masingmasing satuan peta

    tanah (SPT) PT PISP dapat dilihat pada Lampiran 5.

    SPT 1 termasuk dalam sub grup humic dystrudepts, daratan alluvial

    dengan bahan induk endapan alluvial, dalam, halus, dengan drainase baik,

    kapasitas tukar kation (KTK) rendah dan kejenuhan basa (KB) sangat rendah.

    Luas SPT 1 adalah 1 062 ha atau sekitar 41.45 % dari luas total area. SPT 2

    termasuk dalam sub grup typic dystrudepts, rinciannya sama seperti sub grup

    humic dystrudepts, namun yang membedakan adalah KTK SPT dua yang sangat

    rendah. Luas SPT 2 adalah 1 500 ha atau 58.55 % dari luas total area.

    Ciri-ciri subgrup humic dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini

    terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari

  • 10

    kumulatif setiap tahun). Tanah ini mempunyai epidedon penciri Umbrik. Horizon

    penciri umbrik secara kasat mata bewarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa

    kurang dari 50%. Ciri-ciri subgrup typic dystrudepts menunjukkan bahwa tanah

    ini terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari

    kumulatif setiap tahun). Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah

    yakni kurang dari 50%.

    Kondisi lahan Sei Air Hitam Estate (SAH Estate) tergolong kesesuaian

    lahan kelas S2 dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu

    dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan,

    SAH Estate cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti

    dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, sehingga dapat

    memberikan dampak positif terhadap produktivitas pokok kelapa sawit.

    Curah hujan ratarata tahunan selama 6 tahun terakhir (2005 2010) yaitu

    merata sepanjang tahun dengan ratarata hari hujan pertahun 124 hari dan rata

    rata curah hujan adalah 229 mm/ bulan. Rata-rata bulan basah (BB) selama 6

    tahun terakhir yaitu 10 bulan, sedangkan bulan kering (BK) sebanyak 0.16 bulan.

    Berdasarkan klasifikasi iklim oleh SchmitFerguson, kebun PT PISP termasuk

    dalam tipe iklim A yaitu sangat basah dengan curah hujan rata-rata 2 711

    mm/tahun (rata-rata 6 tahun terakhir). Keadaan curah hujan dan hari hujan PT

    Perdana Intisawit Perkasa dapat dilihat pada Lampiran 6.

    Luas Area dan Tata Guna Lahan

    PT Perdana Intisawit Perkasa merupakan kebun dengan pola PIR-TRANS

    dan Plasma KKPA dengan luas kebun inti mencapai 2 467 ha dengan luas areal

    pokok 2 376.28 ha, kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha dan kebun plasma

    integrasi KKPA sebanyak 1 758.73 ha. PT PISP memiliki pabrik pengolahan

    Crude Palm Oil (CPO), dengan kapasitas 60 ton/jam.

    Areal kebun inti dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu Afedling I (755.06 ha),

    yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok dan

    Afdeling III (858.34 ha) terdiri atas 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun

    1993 dengan tahun tanam 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta pokok sisipan

    dengan tahun tanam 2008 dan 2010.

  • 11

    Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT PISP dibangun dengan pola PIR-

    Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP) dengan luasan total 8 694.27 ha.

    Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans

    SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012,54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK

    seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans

    SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha.

    Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun

    Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan

    luas 940 ha dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.

    Kondisi Per Pokok dan Produksi

    Pokok kelapa sawit yang diusahakan di Sei Air Hitam Estate adalah

    varietas D x P Manihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2

    m sehingga populasi pokok per ha yaitu 136 pokok, namun kenyataan di lapangan

    menunjukan adanya perbedaan jumlah pokok per ha yaitu 128 pokok

    dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbedabeda. Hal ini disebabkan karena

    pada saat pembukaan areal dan penanaman dilakukan oleh pihak kontraktor yang

    bukan berasal dari disiplin ilmu bidang agronomi. Selain itu populasi pokok yang

    tidak sesuai disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dan lahan rawa.

    Populasi pokok kelapa sawit berdasarkan tahun tanam yang ada di PT PISP dapat

    dilihat pada Tabel 2.

  • 12

    Tabel 2. Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP).

    SAH Estate memiliki pokok kelapa sawit TM secara menyeluruh pada

    areal seluas 2 376.28 ha. Data produksi, produktvitas, dan bobot tandan rata-rata

    Tahun 2007 - 2011 dapat dilihat pada Lampiran 7.

    Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

    Perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) merupakan

    salah satu unit usaha dari PT First Resources (First Resources Group). Struktur

    organisasi dan penempatan personil disesuaikan dengan pangkat, jenis dan

    volume pekerjaan. Berdasarkan susunan garis dan struktur organisasi PT PSIP,

    kekuasaan tertinggi dipegang oleh chief executive officer (CEO), sedangkan

    operasional perusahaan dikepalai oleh general manager (GM), yang membawahi

    langsung mil manager, humas regional (HR), serta field manager (FM).

    GM memiliki tanggung jawab terhadap satu wilayah kebun yang terdiri

    dari kebun inti, plasma PIR dan plasma KKPA. Untuk wilayah kebun inti

    dikepalai oleh seorang field manager, yang membawahi tiga field assistant (FA)

    untuk masing-masing afdeling, field assistant land aplication (FA LA), dan

    technic assistant (TA). Kebun plasma PIR dan integrasi KKPA dikepalai oleh satu

    Tahun Tanam

    Kebun Inti Kebun Plasma Kebun KKPA

    Luas (ha) Jumlah Pokok

    Luas (ha) Jumlah Pokok

    Luas (ha) Jumlah Pokok

    1993 398.96 50 552 - - - - 1994 542.38 69 241 - - - - 1995 1 235.52 156 819 668.98 88 305 - - 1996 - - 1 409.66 186 075 - - 1997 - - 2 574.34 339 813 - - 1998 22.29 2 605 736.31 97 193 - - 1999 54.51 6 935 124.00 16 368 - - 2000 30.76 3 859 398.41 52 590 48.69 6 427 2001 - - 42.00 5 544 48.62 6 418 2002 22.49 2 786 - - 205.83 27 170 2003 - - - - 175.59 23 178 2004 77.35 8 676 - - - - 2005 - - - - 340.00 44 678 Sub total

    2 384.26 301 473 5 953.7 785 888 818.73 107 871

    Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012)

  • 13

    field manager, yang membawahi enam field assistant untuk masingmasing

    watuan wilayah. Bagian pabrik (PKS), dikepalai oleh mill manager, yang

    membawahi asisten kepala pabrik, yang dibantu oleh assisten laboratorium,

    assisten perawatan, assisten proses dan assisten sortasi. GM dibantu oleh humas

    regional, dan membawahi langsung assisten HR, kepala tata usaha (KTU), kepala

    timbangan, kepala gudang, dan kepala satpam. Struktur organisasi PT.PISP dapat

    dilihat pada Lampiran 8.

    Komposisi ketenagakerjaan SAH Estate terdiri atas karyawan staf,

    karyawan non staf dan karyawan borongan/ Surat Perintah Kerja Lokal (SPKL).

    Karyawan staf terdiri atas general manager, mill assistance, asisten kebun dan

    pabrik, kepala tata usaha, dan kepala satpam. Karyawan non staf terdiri atas

    pegawai bulanan tetap (PBT), karyawan harian tetap (KHT), serta karyawan

    SPKL. Karyawan SPKL digunakan untuk membantu tenaga perawatan di kebun

    dan kegiatan lainnya selain kegiatan panen, angkut buah dan administrasi kebun.

    Misalnya tenaga chemist (penyemprotan), pemupukan, infus akar, pengangkutan

    tankos dan lainnya. Tenaga SPKL ini dibayar secara borongan dan diketuai oleh

    seorang kepala rombongan.

    Pada tingkat kebun Sei Air Hitam Estate dipimpin oleh seorang field

    manager (FM) dan dibantu oleh asisten kebun untuk masingmasing kebun,

    asisten aplikasi limbah dan asisten teknik. Asisten kebun dibantu oleh kerani

    divisi, kerani produksi, mandor panen, mandor perawatan serta mandor pupuk.

    Asisten limbah bertugas untuk mengatur penempatan aplikasi limbah baik cair

    maupun padat di lapangan, asisten limbah dibantu oleh mandor dan karyawan.

    Asisten teknik bertugas di bengkel untuk memperbaiki mesin, truk, dan peralatan

    peralatan kebun lainnya. Jumlah karyawan staf dan non staf Sei Air Hitam Estate

    dapat dilihat pada Tabel 3.

  • 14

    Tabel 3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT Perdana Intisawit Perkasa

    No Status Pegawai Jumlah (orang)

    Laki-laki Perempuan 1 Karyawan Staf 29 - 2 Karyawan Non Staf

    1. Karyawan Bulanan Tetap (KBT) 2. Karyawan Harian Tetap (KHT) 3. Karyawan KHL

    82

    262 10

    3 7 2

    Total 383 12 Sumber :Kantor Pusat PT PISP (April 2012)

    Jam kerja per hari yang berlaku adalah 7 jam kerja, dalam seminggu

    terdapat 6 hari kerja dan pada hari Sabtu hanya diberlakukan 5 jam/hari. Baik

    KHT dan KBT mendapat tunjangan dari perusahaan. Adapun jenis tunjangan yang

    diberikan adalah sebagai berikut:

    Karyawan Bulanan Tetap (KBT) :

    1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5

    kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak.

    2. Tempat tinggal dan listrik.

    3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat

    4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan.

    Karyawan Harian Tetap (KHT) :

    1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5

    kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak.

    2. Tempat tinggal dan listrik.

    3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat

    4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan.

    Karyawan Harian Lepas (KHL) :

    1. Tidak mendapat tunjangan beras dan pelayanan kesehatan

    2. Mendapat rumah dan tidak perlu membayar listrik

    Fasilitas yang disediakan oleh PT PISP yaitu sarana umum dan perorangan

    berupa perumahan staf, perumahan di afdeling dan perumahan karyawan pabrik

    (PKS) yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, poliklinik,

    lapangan olahraga, dan sarana kendaraan antar jemput bagi anak-anak karyawan

  • 15

    yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama

    (SMP).

    Pelaksanaan Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf

    Pengelolaan kebun tingkat non staf dilakukan oleh mandor baik mandor

    panen, mandor perawatan, mandor pemupukan, kerani produksi, dan kerani divisi.

    Mandor memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat rencana kerja harian

    (RKH), melakukan pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan, serta

    berkoordinasi dengan kerani produksi untuk mempercepat proses pengangkutan

    buah ke pabrik. Blanko lembar rencana kerja harian (RKH) disajikan dalam Tabel

    Lampiran 9.

    Mandor panen mengatur dan mengawasi karyawan, memastikan bahwa

    seluruh hanca pada hari tersebut selesai, menjaga rotasi panen 6/7, melakukan cek

    mutu hanca melakukan AKP, efisiensi panen pada hari tersebut dan taksasi harian

    panen. Mandor pupuk bertugas memeriksa takaran untilan pupuk, jumlah untilan,

    bertanggungjawab mengumpulkan karung bekas pupuk serta mengawasi

    pelaksanaan langsir dan tabur pupuk. Mandor chemist (semprot) bertugas

    mengawasi pelaksanaan kegiatan penyemprotan, menakar dosis bahan atau

    pestisida yang digunakan, bertanggung jawab atas penggunaan bahan, menjaga

    rotasi semprot, menjaga dan merawat alat kerja, memeriksa hanca pekerjaan

    dongkel.

    Hasil kerja mandor dalam satu hari dilaporkan dalam Buku Kerja Mandor

    (BKM). Dalam BKM tercantum nama karyawan, jumlah karyawan yang bekerja,

    nama blok dan tahun tanam areal yang dikerjakan, jumlah hasil kerja dan output

    pekerja serta pemakaian bahan (untuk pekerjaan pupuk dan semprot). Kerani

    produksi bertugas mengatur kegiatan transport buah dari kebun ke PKS,

    mengawasi kegiatan muat buah, memastikan seluruh buah telah termuat, mencatat

    jumlah tandan yang dihasilkan oleh setiap pemanen, membuat surat pengantar

    TBS (SPTBS) setiap trip pengiriman.

    Tugas kerani panen adalah mengisi laporan produksi buah dan penerimaan

    buah setiap harinya, memeriksa dan menyeleksi buah yang telah disusun di TPH,

    menghitung jumlah tandan dan berondolan yang telah disusun di TPH. Hasil

  • 16

    tersebut kemudian direkap di kantor afdeling ke dalam laporan harian

    pengangkutan (LHP) TBS.

    Pelaksanaan Pengelolaan Tenaga Kerja Lapangan

    Kegiatan koordinasi pekerjaan untuk satu hari dilakukan oleh field

    assistant saat apel pagi pada pukul 06.00 WIB. Asisten akan memberikan koreksi

    terhadap pekerjaan hari sebelumnya dan memberikan arahan kepada tiap-tiap

    mandor serta karyawan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan hari ini.

    Pengaturan dan pembagian tugas kepada karyawan dilaksanakan saat apel pagi

    hingga pukul 06.30 WIB.

    Pengaturan dan pembagian tugas dilakukan oleh masing-masing mandor.

    Pada saat apel pagi, mandor sekaligus mengabsen karyawan. Karyawan yang

    tidak memberi kabar dianggap mangkir. Setelah itu karyawan harus sampai di

    hancanya masing-masing pada pukul 07.00 WIB. Karyawan bekerja selama 7 jam,

    mulai pukul 07.00 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 14.00 16.00 WIB

    setiap harinya, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, pada hari Jumat karywan yang

    beragama islam hanya bekerja hingga pukul 12.00 WIB, pada hari Sabtu

    karyawan bekerja hanya 5 jam, yaitu pada pukul 07.00 12.00 WIB. Struktur

    organisasi tingkat afdeling dapat dilihat pada Lampiran 10.

  • 17

    PELAKSANAAN MAGANG

    Aspek Teknis

    Pemupukan

    Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan

    yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik

    dan anorganik. Pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea,

    MOP, RPH, Kieserit, dan Borate serta pemupukan unsur hara mikro FeSO4.

    Sementara pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan

    press, dan limbah cair.

    Pemupukan Anorganik Unsur Hara Makro

    Penguntilan pupuk. Penguntilan adalah kegiatan menakar pupuk dari

    karung besar menjadi beberapa karung berukuran kecil sesuai dosis yang

    digunakan, kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penguntilan

    adalah untuk memudahkan penabur dalam aplikasi pupuk di lapangan serta tepat

    dosis pupuk per pokok. Ketentuan jumlah bobot untilan dalam tiap zak pupuk

    dapat berbeda, hal ini dipengaruhi oleh dosis aplikasi. Aplikasi untilan

    berdasarkan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok)

    No. Dosis (kg/pokok) Bobot per untilan (kg) Pokok Teraplikasi 1. 0.50 6 3 2. 0.75 9 6 3. 1.00 12 12 4. 1.25 12 9 5. 1.50 9 6 6. 1.75 10 6 7. 2.00 12 6 Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)

    Pelaksanaan kegiatan penguntilan adalah, pertama karung pupuk dibuka

    dan pupuk ditakar dan selanjutnya pupuk dimasukkan ke karung until. Kendala

    yang dihadapi dalam pelaksanaan penakaran adalah alat penakar until sulit

    digunakan sehingga tenaga kerja tidak menggunakan penakar, selain itu pupuk

  • 18

    yang telah diuntil tidak ditimbang lagi bobotnya. Pekerja until adalah tenaga

    SPKL borongan dengan bayaran Rp 20,- per kg untilan. Kegiatan penguntilan

    pupuk dapat dilihat pada Gambar 1.

    Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk (supply point) merupakan titik

    pengeceran untilan pupuk. Sebelum aplikasi pupuk di lapangan, dilakukan

    pengeceran pupuk dari gudang ke lahan di beberapa titik untuk mempermudah

    penempatan untilan. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili lima atau

    enam jalur pokok. Penempatan titik pasokan pupuk di SAH Estate dapat dilihat

    pada Gambar 2.

    Gambar 1. Penguntilan Pupuk MOP

    Gambar 2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate

  • 19

    Banyaknya penempatan titik pasokan pupuk bergantung pada dosis pupuk

    yang digunakan. Rekomendasi penempatan titik pasokan pupuk dapat dilihat pada

    Tabel 5.

    Tabel 5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate

    Dosis Pupuk

    (kg/Pokok)

    Jumlah Pokok

    Kebutuhan Pupuk (kg)

    Bobot/Until (kg)

    Jumlah Untilan

    Jumlah Jalan/Blok

    Jumlah Untilan Per

    Pokok kePer

    Until 2

    Pikul 3

    Pikul 0.50 3 960 1 980 6 60 60 11 - 12 0.75 3 960 2 970 9 60 61 11 - 12 1.00 3 960 3 960 12 60 62 11 - 12 1.25 3 960 4 950 8 60 63 22 - 6 1.50 3 960 5 940 9 60 64 33 33 6 1.75 3 960 6 930 11 60 65 33 33 6 2.00 3 960 7 920 12 60 66 33 33 6

    Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)

    Aplikasi pupuk. Dosis pupuk yang digunakan beragam bergantung pada

    jenis pupuk yang digunakan dan terdapat atau tidaknya aplikasi limbah cair land

    aplication (LA) di lapangan. Dosis pemupukan berdasarkan jenis pupuk dan jenis

    penggunaan lahan di PT PISP dapat dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012

    No Jenis Pupuk Dosis Aplikasi (kg/pokok)

    Aplikasi I Aplikasi II 1 Kieserit 1 0.75 2 MOP/KCl 1 0.75 3 Urea 1.25 1.5 - 4 RPH 0.5 0.75 - 5 Borat 0.00075 - Sumber :Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012)

    Sebelum melakukan kegiatan penaburan pupuk, pupuk yang sudah diuntil

    dilangsir di lapangan menggunakan angkong, satu untilan diletakkan tiap selang 6

    pokok. Pelaksanaan pemupukan, pupuk dimasukkan ke dalam ember ukuran 10

    kg dan dibawa dengan cara digendong samping. Pemupuk menabur pupuk dengan

    menggunakan mangkok takar yang telah kalibrasi perusahaan. Pupuk ditaburkan

    di dalam pirirngan dengan jarak + 1.5 m dari pokok sawit, setelah selesai dipupuk,

    karung bekas untilan dikumpulkan dan digulung dengan rapi (10 lembar satu

    ikatan), kemudian dibawa dan diserahkan ke gudang afdeling,

  • 20

    Penabur pupuk dibagi dalam dua grup, sisi kanan dan kiri pokok. Basis

    kerja penabur dan pelangsir menganut sistem kerja borongan yang terdiri atas 7

    8 pekerja, pada umumnya tenaga langsir dari gudang ke lapangan adalah laki-laki

    sedangkan tenaga penabur adalah wanita. Pengupahan didasarkan pada banyaknya

    tonase pupuk serta dosis pupuk yang akan diaplikasikan di lapangan dengan

    standar kerja pemupukan 8 ha/HK. Kegiatan pemupukan dan langsir pupuk dapat

    dilihat pada Gambar 3. Upah karyawan SPKL pemupukan dapat dilihat pada

    Tabel 7.

    Tabel 7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan

    No Dosis (kg/pokok) Upah/ha 1 0.50 0.75 Rp 8 000,00- 2 0.75 1.00 Rp 12 000,00- 3 1.00 1.50 Rp 13 500,00- 4 1.75 2.00 Rp 15 000,00- Sumber: Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012)

    Pada saat pemupukan di lapangan, cuaca harus diperhatikan, pupuk tidak

    dapat diaplikasi jika cuaca akan hujan atau hujan, karena pupuk yang sudah

    diaplikasi akan hilang terkena hujan. Jenis pupuk yang diaplikasi di SAH Estate

    bergantung pada persediaan pupuk di gudang. Terdapat beberapa jenis pupuk

    yang bersifat sinergis dapat dicampur atau diaplikasikan dalam waktu yang

    berdekatan, namun terdapat beberapa jenis pupuk yang bersifat antagonis yaitu

    tidak dapat diaplikasikan secara bersamasama ataupun pada waktu yang

    berdekatan, yaitu pupuk N-P, N-Mg, K-Mg. Untuk itu, pengaturan jenis pupuk

    yang diaplikasikan harus diatur agar hasil pemupukan maksimal.

    Gambar 3. Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk

  • 21

    Pemupukan Anorganik Unsur Hara Mikro

    Infus akar (FeSO4). SAH Estate mengadakan kegiatan Infus akar, yaitu

    kegiatan penambahan unsur hara mikro terhadap pokok yang mengalami

    defisiensi ferum (Fe). Pencampuran bahan dilakukan dengan cara menambahkan

    bahan FeSO4 yang telah dicampurkan dengan asam sitrat dan air, untuk 1 kg

    FeSO4 dibutuhkan 66 g asam sitrat kemudian dicampurkan dalam 3.3 l air. Bahan

    tersebut diaplikasikan langsung pada akar aktif sesuai dosisnya.

    Pekerja harus mengamati pokok yang mengalami defisiensi hara. Ciriciri

    pokok yang mengalami defisiensi hara yaitu menguningnya pucuk muda,

    kekuningan pucuk pokok menandakan tingkat keparahan defisiensi Fe, semakin

    kuning pucuk, semakin parah defisiensinya. Dosis aplikasi berbeda-beda menurut

    tingkat keparahannya, untuk tingkat keparahan rendah dosisnya adalah 60 ml,

    tingkat keparahan sedang adalah 120 ml, serta tingkat keparahan berat adalah 180

    ml. Cara aplikasi yaitu membungkus akar primer dengan plastik berisi campuran

    bahan pupuk. Kegiatan persiapan bahan dapat dilihat pada Gambar 4.

    Setelah pokok diinfus, pekerja wajib menandakan pokok tersebut, dengan

    cara menuliskan bahan infus, tanggal aplikasi serta tingkat keparahan pada batang

    pokok. Tenaga kerja infusan adalah tenaga kerja borongan yang diketuai oleh

    kepala rombongan. Pekerja bekerja berdasarkan surat perintah kerja lokal (SPKL)

    yang menyatakan tempat, luasan areal yang akan diinfus, dan banyaknya bahan

    yang disediakan. Standar kerja yang ditetapkan adalah 1 liter bahan perharinya.

    Pengupahan disesuaikan dengan dosis, yaitu Rp. 700,00-/pokok untuk defisiensi

    rendah, Rp. 800,00-/pokok untuk defisiensi sedang, dan Rp. 900,00-/pokok untuk

    defisiensi berat.

    Gambar 4. Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar

  • 22

    Pemupukan Organik

    Aplikasi tandan kosong. Tandan kosong (tankos) merupakan produk dari

    pabrik sawit (PKS) setelah TBS diproses di perebusan (sterilizer) dan penebahan

    (thresher). Metode aplikasi tankos di SAH Estate dilakukan secara manual, tankos

    dilangsir ke blok-blok yang akan diaplikasikan dengan menggunakan truk, satu

    tirp pengangkutan membawa 5 6 ton tankos. Aplikasi tankos dilakukan satu

    tahun sekali, dosis aplikasi tankos adalah 230 kg/pokok atau setara dengan 30

    ton/ha/tahun. Selain diaplikasikan pada pokok kelapa sawit, tankos juga

    diaplikasikan pada bunga ulat api (Turnera, sp), dengan dosis 1 angkong ( 75 kg)

    per titik tanam.

    Tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian tankos adalah tenaga kerja

    dengan sistem borongan yang diketuai oleh ketua rombongan, pekerja biasanya

    laki-laki. Standar prestasi kerja perusahaan untuk aplikasi tandan press adalah 13

    titik/HK atau 3 ton/HK pengupahan aplikasi tankos adalah Rp 7 000/titik aplikasi.

    Unsur hara yang dikandung tankos dalam 30 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha)

    Unsur Hara Kandungan kg Presentase (%)

    Nitrogen (N) 300 0.0100 Phosphore (P2O5) 30 0.0010 Kalium (K2O) 360 0.0120 Magnesium (MgO) 30 0.0010 Kalsium (Ca) 35 0.0012 Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)

    Aplikasi limbah cair. Limbah cair adalah hasil sampingan produk yang

    berasal dari sisa hasil pengolahan di pabrik kelapa sawit, berasal dari proses

    rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier). Sebelum

    diaplikasikan ke kebun limbah cair ditampung di kolam limbah, kemudian

    dilakukan beberapa perlakuan dengan memanfaatkan bakteri pengurai untuk

    menurunkan kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) atau BOD (Biologycal

    Oxygen Demand) agar aman untuk diaplikasi serta tidak berdampak negatif

    terhadap lingkungan. Kadar BOD yang terdapat di SAH Estate berkisar 8,500

    mg/l dan pH 7.7.

  • 23

    Aplikasi limbah cair di SAH Estate sering disebut dengan Land Aplication

    (LA) yang dikepalai oleh asisten limbah. Aplikasi limbah cair dilakukan pada

    blokblok yang sudah ditentukan kemudian dikontrol agar tidak berdampak

    langsung terhadap lingkungan sekitar. Limbah di areal kebun ditampung dalam

    longbed yang terbagibagi menjadi beberapa flat bed pada gawangan mati dengan

    ukuran panjang 20 m, lebar 2 m dan kedalaman efektif 0.8 m. Volume flatbed

    adalah 32 m3 sehingga volume per ha adalah 896 m sedangkan volume aliran

    limbah dari PKS 780 m/hari. Limbah cair dialirkan dari kolam limbah dengan

    menggunakan pipa PVC atau baja dengan ukuran 8 inchi untuk pipa induk, 4 inchi

    untuk primer, dan 2 inchi untuk pipa sekunder. Rotasi pengisian flatbed 2 kali

    dalam setahun.

    Limbah cair mengandung banyak bahan organik yang dibutuhkan oleh

    pokok kelapa sawit. Persentase kandungan unsur hara limbah cair tiap 75 ton/ha

    dapat dilihat pada Tabel 9.

    Tabel 9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton

    Unsur Hara Kandungan kg Presentase (%)

    Nitrogen (N) 120 0.16 Phosphore (P2O5) 60 0.08 Kalium (K2O) 390 0.52 Magnesium (MgO) 120 0.16 Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)

    Aplikasi limbah cair dilakukan dengan dosis 75 ton/ha/tahun. Limbah cair

    diaplikasikan dalam enam blok di Afdeling III yaitu Blok D23, D24, D25, C23,

    C24 dan C25. Blok C23, C24 dan C25 memiliki 59 longbad, sedangkan untuk

    Blok D23, D24 dan D25 memiliki 63 longbed. Dalam pelaksanaannya, aplikasi

    limbah harus dilakukan koordinasi yang baik antara pihak kebun dan pabrik

    kelapa sawit. POME yang diaplikasikan disarankan mempunyai kandungan BOD

    2 000 3 500 ppm, pihak laboratorium melakukan pengukuran parameter limbah,

    seperti BOD, COD dan pH, secara rutin.

    Asisten limbah bertugas untuk mengecek kondisi flatbed, pipa sekunder,

    melakukan perbaikan flatbed yang sudah mengalami pendangkalan dan mengatasi

    masalahmasalah yang memungkinkan kendala dalam aplikasi. Pelepah yang

  • 24

    jatuh ke flatbed harus segera disingkirkan, begitu pula dengan gulma berkayu

    yang hidup dalam flatbed, selain itu pada saat hari hujan, aplikasi POME harus

    dikurangi atau dihentikan agar tidak terjadi luapan. Kegiatan pemeliharaan flatbad

    dapat dilihat pada Gambar 5.

    Pengendalian Gulma

    Pengendalian gulma di SAH Estate dilakukan secara manual dan kimiawi.

    Pengendalian gulma secara kimiawi dikususkan untuk gulma pada jalan pikul dan

    piringan yang umumnya terdiri atas gulma rumput-rumputan dan teki.

    Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh pekerja yang membabat

    gulma-gulma pada gawangan mati dan pinggir jalan antar blok, dongkel anak

    kayu, serta pembersihan piringan.

    Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara

    kimiawi dilakukan oleh dua tim, yaitu tim knapsack spraying (KS) dan tim micron

    herby spray (MHS). PT PISP menerapkan kelestarian dan keramahan lingkungan

    serta keselamatan dan keamanan kerja (K3) dalam setiap kegiatan operasional

    kebun. Begitu juga dengan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi,

    penggunaan bahan aktif herbisida kontak seperti paraquat tidak diperkenankan,

    selain itu di sekitar area buffer zone meliputi area sekitar rawa, sungai maupun

    parit dilarang dilakukan penyemprotan gulma.

    Knapsack spraying (KS). Tim semprot KS lebih dikhususkan untuk

    pemeliharaan jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan

    pengendalian gulma di jalan pikul adalah untuk mempemudah pengangkutan

    buah, mengurangi kompetisi hara, serta menekan populasi hama. Sementara

    Gambar 5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad

  • 25

    pengendalian gulma di TPH bertujuan untuk mempermudah pengangkutan buah

    ke truk, serta memudahkan pengamatan mutu panen buah.

    Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah knapsack jenis solo dengan

    kapasitas tangki semprot 15 liter. Herbisida yang digunakan adalah herbisida

    sistemik dengan bahan aktif Gliphosat 480 g/l. Sebelum diaplikasikan, larutan

    herbisida dicampur air dengan perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan

    Metafuron dengan dosis 50 g/l. Penambahan Metafuron bertujuan untuk

    merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma. Konsentrasi campuran

    racun yang digunakan adalah 160 ml/15 ltr. Dalam setahun dilakukan tiga kali

    rotasi untuk semua blok.

    Tenaga kerja tim KS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 5 7

    orang wanita. Masingmasing afdeling memiliki satu tim KS yang dibimbing oleh

    satu orang mandor perawatan yang bertanggung jawab langsung kepada asisten

    afdeling. Penyemprotan dilakukan per blok, pengaturan kegiatan aplikasi di

    lapangan harus diatur agar tidak bertepatan dengan kegiatan pemanenan atau

    kegiatan lainnya. Pengupahan tenaga penyemprotan jalan pikul yaitu Rp. 7 500,-

    /ha dengan basis kerja 6 ha/HK.

    Pada saat kegiatan penyemprotan kendala utama adalah keterseediaan air

    bersih, pada saat musim kemarau tidak terdapat air di parit, sehingga harus

    dilakukan kegiatan langsir air. Air dilangsir dan ditempatkan pada beberapa titik

    yang tidak terdapat sumber air.

    Micron herby spray (MHS). Tim semprot MHS difokuskan untuk

    pemeliharaan jalan pikul dan piringan. Herbisida yang digunakan sama dengan

    tim KS, dengan namun dosis lebih tinggi yaitu Gliphosat 480 ml/ha, dilakukan

    pencampuran antara larutan herbisida dan air sebanyak 6 l, kemudian

    ditambahkan Metafuron dengan dosis 0.032 g/ha. Metafuron yang digunakan

    adalah yang cair untuk menghindari pengendapan pada nozzle. Gulma yang

    dikendalikan adalah semua jenis gulma yang ada di piringan, jalan tengah dan

    jalan pikul.

    Alat semprot yang digunakan tim MHS berbeda dengan tim KS. Alat yang

    digunakan adalah mikron herbi konvensional. Secara garis besar, alat ini terdiri

    atas tiga bagian, yaitu: bagian kepala (atomizer, motor penggerak dan nozel),

  • 26

    tangkai (pegangan), serta tangki larutan. Kapasitas tampung tangki larutannya

    adalah 10 liter (Chairunisa, 2008).

    Perawatan micron herbi tersebut harus benar agar masa penggunaannya

    lebih lama. Air yang digunakan sebagai campuran harus air yang bersih dan bebas

    dari kotoran, untuk itu air disediakan dengan cara dilangsir dari sumber air yang

    bersih. Untuk pengangkutan alat dan langsiran air digunakan mobil pickup.

    Tenaga kerja tim MS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 7

    orang tenaga kerja. Tim MS, bekerja secara rotasi untuk tiga afdeling secara

    bergantian. Pelaksanaan kegiatannya dibimbing oleh satu orang mandor untuk tiga

    afdeling. Pengupahan tenaga penyemprot yaitu Rp. 22 500,-/ha, dengan rincian

    Rp 15 000,-/ha untuk chemist piringan, Rp 7 500,-/ha untuk jalan pikul, Rp 12.5

    untuk jalan tengah dan Rp. 750,-/ha untuk chemist TPH, dengan basis kerja 5

    ha/HK. Hasil prestasi kerja dari kedua tim berbeda-beda, secara umum, prestasi

    kerja dari tim MHS lebih baik dari KS karena hemat air, waktu dan tenaga.

    Kegiatan penyemprotan dengan menggunakan micron herbi dapat dilihat pada

    Gambar 6.

    Beberapa jenis gulma dominan yang ditemukan di areal pokok adalah jenis

    rumput-rumputan seperti Centotheca lappacea, Cynodon dactylon, Axonopus sp.,

    dan Eleusine indica, jenis teki-tekian seperti Cyperus sp, jenis paku-pakuan

    seperti Nephrolepis biserata, Diterus arida, Stenochlaena palustris, serta jenis

    gulma berdaun lebar seperti Asystasia sp., Chromandeliana, Ageratum

    conyzoides, dan Borreria latifolia.

    Gambar 6. Penyemprotan Menggunakan Micron herby

  • 27

    Infus benalu. Untuk mengatasi pertumbuhan benalu yang mengganggu,

    SAH Estate melakukan kegiatan infus akar benalu. Benalu adalah tumbuhan

    parasit yang hidup di tumbuhan lain sebagai tempat tinggal dan mengambil

    makanan dari tumbuhan tempat menumpang.

    Pada perkebunan kelapa sawit, kehadiran benalu akan sangat merugikan,

    benalu yang sudah tumbuh besar akan menghambat pertumbuhan pokok kelapa

    sawit karena mengurangi penyinaran matahari yang dapat diterima oleh tajuk.

    Benalu juga menghambat kegiatan pemanenan, bahkan pada kondisi benalu yang

    parah, pemanenan pada pokok kelapa sawit sudah tidak dapat dilakukan lagi.

    Pengendalian benalu yang dilakukan SAH Estate adalah dengan cara

    menginfus langsung akar benalu dengan menggunakan Garlon. 1 liter Garlon

    dicampur solar atau minyak tanah dengan perbandingan 1 : 1, aplikasi dosis yang

    dilakukan tergantung dari besarnya benalu yang tumbuh, untuk khasus ini masih

    perlu dilakukan kalibrasi ulang perhitungan dosis yang tepat. Kegiatan infus akar

    benalu dapat dilihat pada Gambar 7.

    Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual

    yang terdapat di SAH Estate meliputi garuk piringan, babat gawangan, babat bahu

    jalan dan dongkel anak kayu.

    Garuk piringan. Piringan merupakan daerah W0 (weed zero) yang harus

    bebas dari segala jenis gulma. pembersihan piringan secara manual di sekitar

    pokok sawit dilakukan dengan menggunakan parang dan arit panjang.

    Pembersihan gulma dilakukan dengan cara menggaru, kemudian membersihkan

    gulma yang telah digaru. Lebar W0 untuk piringan adalah 1.5 2 meter dari

    Gambar 7. Kegiatan Infus Benalu

  • 28

    pokok sawit. Pekerjaan garuk piringan dilakukan dengan sistem kerja borongan,

    pengupahan ditentukan berdasarkan jumlah luasan yang dikerjakan. Upah

    pekerjaan ini sebesar Rp 85 000,-/ha. Rotasi pekerjaan garuk piringan dilakukan

    satu kali pertahun.

    Babat gawangan. Gawangan merupakan tempat penyusunan pelepah

    yang banyak ditumbuhi oleh gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan.

    Gawangan tidak harus bersih sepenuhnya dari gulma, namun pengendalian tetap

    harus dilakukan agar memudahkan pengawasan kebun. Pembabatan dilakukan

    dengan cara menebas gulma dengan ketinggian 40 cm dari permukaan tanah.

    Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya

    dapat menyelesaikan 1.5 ha 2 ha per hari. Upah tenaga babat gawangan adalah

    Rp. 50 000,-/ha. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan

    parang babat. Kegiatan babat gawangan dapat dilihat pada Gambar 8.

    Babat bahu jalan. Babat bahu jalan merupakan kegiatan pengendalian

    gulma, pada bahu jalan yang bertujuan untuk memperlebar jalan antar collection

    road (poros blok). Bahu jalan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan,

    agar pengamatan kedalam blok tidak terhalang. Pembabatan dilakukan dengan

    cara menebas batang pohon atau gulma dengan menggunakan parang babat.

    Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat

    biasanya dapat menyelesaikan 1 km/hari untuk satu bahu jalan sepanjang

    collection road atau tiga bahu jalan pada main road (jalan poros). Upah tenaga

    babat bahu jalan adalah Rp. 100,-/m.

    Dongkel anak kayu. Jenis gulma yang didongkel adalah gulma daun lebar

    yang berkayu seperti Melastoma affine, Kopi-kopian, Miramia umbelanta,

    Gambar 8. Kegiatan Babat Gawangan

  • 29

    Chromolena odorata, dan tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan

    serta pada piringan kelapa sawit. Dongkel anak kayu dapat dilakukan dengan

    menggunakan alat dongkel, parang, atau langsung dicabut dengan tangan.

    Upah untuk tenaga kerja dongkel anak kayu adalah Rp. 50 000,-/ha. Jenis

    pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan sistem borongan, sehingga tidak ada premi

    yang diperoleh oleh tenaga pendongkel. Tenaga pendongkel dapat menyelesaikan

    1 1.5 ha per hari. Walaupun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan

    di Afdeling III, terdapat beberapa pendongkel yang hanya dapat menyelesaikan

    setengah hektar per hari, disebabkan oleh faktor cuaca yang terik.

    Pengendalian Hama

    SAH Estate tidak dijumpai terlalu banyak hama dan tidak beragam, hal ini

    dikarenakan kondisi pokok yang sudah memasuki fase tanaman menghasilkan

    (TM). Berdasarkan pengamatan penulis, hama utama yang dijumpai adalah rayap

    (Isoptera sp.), tikus (Rattus tiomanicus), dan ulat api (Setora nitens), namun

    dalam jumlah dibawah ambang ekonomi. Untuk menanggulangi timbulnya

    ledakan serangan hama SAH Estate melakukan tindakan pencegahan dengan

    menanam beneficial plant, membuat gupon (sarang burung hantu), dan melakukan

    pembongkaran rumah rayap.

    Penanaman beneficial plant. Jenis beneficial plant yang ditanam di SAH

    Estate adalah Tunera subulata dan Casiatora. Penanaman tersebut merupakan

    usaha pengendalian hama ulat api. Tunera subulata ditanam di sepanjang bahu

    jalan poros dalam piringan berdiameter 1.5 m dan bebas dari gulma, aplikasi

    tankos dilakukan untuk menambah unsur hara dengan dosis 75 kg/titik tanam.

    Gupon. Gupon adalah kandang burung hantu yang sengaja dibuat di

    dalam areal pokok kelapa sawit untuk mengendalikan hama tikus. Tikus (Rattus

    tiomanicus) merupakan hama yang paling utama di perkebunan kelapa sawit,

    Salah satu tindakan untuk mengendalikan hama tikus secara biologis yang

    dilakukan di SAH Estate adalah dengan penggunaan burung hantu (Tyto alba).

    Burung hantu (Tyto alba) termasuk golongan karnivora, dengan daya

    konsumsi terhadap tikus mencapai 99.4 %. Satu gupon dibuat untuk mencakupi

    30 ha areal perpokok, setiap blok diusahakan memiliki satu unit kandang burung

  • 30

    hantu. Kandang burung hantu dibuat dengan menggunakan kayu dan tiang besi

    silinder sebagai penyangga. Gupon dapat dilihat pada Gambar 9.

    Pengendalian rayap. Rayap (Isoptera sp.) merupakan hama yang cukup

    penting umumnya tinggal dan berkembang biak pada batang pokok kelapa sawit.

    Jenis rayap yang menyerang pokok kelapa sawit di SAH Estate adalah

    Captotermes curvignathus dan Macrotermes gilvus. Umumnya rayap ini akan

    membuat lorong-lorong di dalam batang sehingga menimbulkan rongga-rongga

    dan pembusukan pada batang, akibatnya pokok yang terserang mati.

    Tindakan pengendalian hama rayap yang dilakukan diperkebunan SAH

    Estate yaitu pengendalian secara kimia dan manual, namun penulis tidak

    mengikuti kegiatan pengendalian rayap. Untuk pengendalian secara mekanis

    yakni mengumpulkan serta menyingkirkan batang dan akar kayu, membongkar

    sarang rayap di tanah dan pokok yang telah mati.

    Perawatan Lahan dan Pokok

    Pemeliharaan jalan. Areal untuk keperluan pembangunan jalan panen,

    jalan kebun, jalan produksi dan jalan penghubung utama di SAH Estate adalah 5

    6 % dari luas areal keseluruhan (56.67 ha). Pembangunan jalan di kebun harus

    dibuat dengan sasaran dapat dilalui dalam segala cuaca (all weather road).

    Kerusakan jalan yang banyak terjadi di SAH Estate disebabkan oleh cuaca yang

    buruk (hujan deras) dimana terdapat genangan air yang dapat membentuk lapisan

    lumpur yang tebal. Hal ini didukung juga oleh sifat tanah di SAH Estate yang

    mengandung fraksi liat yang tinggi.

    Gambar 9. Gupon

  • 31

    Kegiatan perbaikan jalan dilakukan secara manual dan mekanik. Rawat

    jalan dilakukan secara manual dan mekanis dengan alat berat, namun lebih sering

    dilakukan secara manual menggunakan cangkul. Perbaikan jalan dengan cara

    manual, yaitu dengan membuang air yang tergenang di jalan ke parit drainase

    terdekat dengan membuat parit-parit kecil di jalan. Jika terdapat jalan yang rusak

    atau berlubang, maka perlu dilakukan penimbunan lubang dengan batu atau tanah.

    Rawat manual berdampak pada biaya tenaga kerja yang lebih murah, jalan

    rusak dapat langsung diperbaiki, namun tidak efektif jika diterapkan pada jalan

    yang rusak berat. Rawat mekanis dengan alat berat membutuhkan biaya lebih

    mahal, jalan baru diperbaiki jika telah mengalami rusak berat, perbaikan jalan

    secara mekanik dilakukan dengan menggunakan grader dan boomax.

    Pemberantasan tukulan. Kegiatan pemberatasan tukulan di SAH Estate

    wajib dilakukan oleh seluruh pekerja KHT afdeling, dengan cara membawa 200

    tukulan ketika apel pagi. Tukulan ini juga berfungsi sebagai absen bagi para

    pemanen serta pengingat bahwa pemungutan berondolan masih tidak bersih.

    Dongkel tukulan (anak sawit) merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan pokok

    kelapa sawit dengan cara membuang pokok sawit liar yang tumbuh di sekitar

    pokok kelapa sawit utama seperti piringan, gawangan, dan jalan pikul.

    Pembuangan sawit liar ini dilakukan agar tidak mengganggu penyerapan hara dan

    produktivitas pokok kelapa sawit.

    Penunasan (prunning). Penunasan merupakan kegiatan membuang

    pelepah. Penunasan bertujuan untuk mempermudah pemanenan, menghindari

    tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang, mengurangi kelembaban yang dapat

    menimbulkan penyakit marasmius, mengurangi penghalang pembesaran buah,

    memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah pengamatan buah pada

    saat sensus produksi, melakukan sanitasi pokok, sehingga menciptakan

    lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit, serta

    menjaga luasan permukaan daun (leaf area) yang optimum agar diperoleh

    produksi yang maksimum.

    Penunasan juga merupakan kegiatan membuang pelepah yang tidak

    memenuhi standar songgo dua atau yang sudah kering, namun ketentuan

    penunasan harus disesuaikan dengan kondisi pelepah. Beberapa blok di SAH

  • 32

    Estate menerapkan songgoh satu dikarenakan terlambatnya rotasi. Rotasi yang

    ditetapkan di SAH Estate adalah 1.5 afdeling/tahun yaitu dalam satu tahun seluruh

    areal telah ditunas dan diulang dari awal pekerjaan tunasan hingga setengah dari

    luas areal.

    Kegiatan tunasan di SAH Estate harus dilakukan dengan baik, karena

    kondisi pelepah pokok kelapa sawit yang kurang baik. Banyak terdapat pelepah

    mati yang tidak ditunas, selain itu pada kegiatan panen masih banyak pemanen

    yang melakukan panen tanpa menurunkan pelepah. Kegiatan penunasan yang

    dilakukan di SAH Estate tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen.

    Masingmasing pemanen memiliki hanca tunasan sendiri yang harus diselesaikan

    dalam batas waktu tertentu. Kegiatan menunas biasanya dikerjakan sore hari

    ketika selesai kegiatan panen. Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca

    tunasan selesai dengan upah Rp 750,-/pkk.

    Sensus pokok dan pemetaan blok. Sensus pokok dan pemetaan blok

    merupakan salah satu kegiatan mendata seluruh pokok yang terdapat di areal

    pokok kelapa sawit. Sensus pokok di SAH Estate dilakukan secara teliti dan

    teratur dengan tujuan memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang

    sebenarnya. Manfaat hasil sensus adalah kemudahan mengelola kebun, antara

    lain: mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan, pokok

    sakit/abnormal, pokok mati/kosong, data parit, data sarana fisik (jalan, jembatan,

    titi panen), pekerjaan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.

    Kegiatan pemetaan blok yang dilakukan di SAH Estate dilakukan dengan

    mendata kondisi per pokok satu persatu, mendata lokasi titian panen dan TPH,

    lokasi parit di dalam dan luar blok. Pemetaan dilakukan dengan memberikan

    tanda pada peta blok yang sudah disiapkan. Keterangan pemetaan blok adalah

    sebagai berikut

    - S1 = pokok sisipan tahun 2002

    - S2 = pokok sisipan tahun 2004

    - S3 = pokok sisipan tahun 2010

    - tb = pokok tumbang

    - x = pokok mati/ titik tanam kosong

    - R = pokok kena serangan rayap

  • 33

    - B = pokok berbenalu

    - Abn = pokok abnormal

    - tp-btn = posisi titi panen beton

    - tp-ky = posisi titi panen kayu

    - = parit sekunder

    - = parit/sungai alam

    - GBH = posisi gupon

    Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang

    menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat

    parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus

    melompat atau memutar. Sebelum pelaksanaan kegiatan, tenaga pengamat harus

    diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamat. Tenaga

    pengamat di SAH Estate adalah pemanen yang tidak melakukan panen pada hari

    tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai tata cara

    pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang tidak sesuai

    dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

    Panen

    Panen adalah pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga

    pengangkutan ke pabrik. Panen adalah pekerjaan penting di perkebunan kelapa

    sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui

    penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Keberhasilan

    panen akan menunjang pencapaian produktivitas pokok, keberhasilan panen

    didukung manajemen panen yang baik meliputi persiapan panen, kriteria matang

    panen, angka kerapatan panen, sistem panen, rotasi panen, sistem upah (basis

    panen, premi panen, dan denda panen), dan kebutuhan tenaga kerja pemanen.

    Persiapan panen. Persiapan panen adalah kegiatan pra panen yang akan

    menunjang keberhasilan panen. Persiapan panen di SAH Estate, dimulai dari

    kegiatan apel pagi (check roll) pada pukul 6.00 WIB - 6.15 WIB. Apel pagi di

    Afdeling III dilakukan di halaman depan kantor afdeling, sewaktu apel pemanen

    diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) langsung yaitu helm dan sepatu

    boot, apel ini dipimpin langsung oleh seorang Field assisten (FA). FA bertugas

  • 34

    memberikan pengarahan-pengarahan mengenai SOP selama memanen juga

    membahas mengenai hasil pemanenan hari kemarin dan evaluasi kerja karyawan.

    Setelah pengarahan dari asisten, selanjutnya mandor panen bertugas membagi

    hanca panen yang akan dipanen menurut kemandoran.

    Sehari sebelum apel pagi mandor panen harus membagi seksi panen dan

    menyiapkan kebutuhan pemanen (HK) untuk panen selanjutnya. Sebelum

    mendapatkan kebutuhan pemanen dan kebutuhan dump truck, mandor harus

    mengecek angka kerapatan panen blok yang akan di panen hari berikutnya.

    Kegiatan apel pagi dapat dilihat pada Gambar 10.

    Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang

    dapat membantu pemanen agar memotong buah dengan tepat pada saat yang

    tepat. Kriteria matang panen SAH Estate ditentukan berdasarkan jumlah

    berondolan yang jatuh ke tanah secara alami, yaitu apabila terdapat >15

    berondolan, maka buah tersebut telah layak untuk dipanen, jika ditemukan buah

    yang membrondol

  • 35

    Angka kerapatan panen bertujuan untuk membantu penyusunan rencana

    kerja serta mengetahui taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga pemanen, dan

    kebutuhan dump truck. Rata-rata AKP di SAH Estate yaitu 1:6, artinya dari 6

    pokok kelapa sawit, terdapat 1 pohon yang siap panen. Angka kerapatan panen

    dihitung dengan rumus :

    Taksasi harian panen. Taksasi harian panen adalah perkiraan produksi.

    Taksasi dilakukan oleh mandor panen digunakan untuk memperkirakan kebutuhan

    tenaga kerja panen dan kebutuhan truk pengangkut TBS, selain itu, taksasi dapat

    memudahakan pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan panen di kebun. Taksasi

    panen dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

    Berdasarkan hasil taksasi, dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja panen

    pada esok harinya dengan rumus

    Sistem panen dan rotasi panen. SAH Estate menerapkan sistem panen

    hanca giring tetap per kemandoran, dimana penempatan pemanen yang akan

    memanen pada hari tersebut telah ditentukan hanca ke hanca selanjutnya. Sistem

    ini mengakibatkan pengaturan jumlah tenaga kerja lebih mudah, ditambah atau

    dikurangi sesuai dengan kebutuhan atau kondisi kematangan buah. Apabila AKP

    sedikit diterapkan sistem sorong panen untuk mencapai target 3 000 kg per

    pemanen.

    SAH Estate juga menganut sistem family cover dimana pembantu kegiatan

    pemanen kebanyakan berasal dari keluarga atau kenalan yang dibayar khusus oleh

    pemanen sendiri bukan dari perusahaan bergantung kesepakatan kedua belah

    pihak. Pembantu panen bertugas untuk memungut berondolan dan menggangkut

    hasil panen dari dalam hanca ke TPH, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.

  • 36

    Rotasi panen adalah selang waktu antara satu panen dengan panen

    berikutnya pada satu hanca panen (Hasibuan, 2010). Rotasi panen SAH Estate

    adalah 6/7 artinya dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen sehingga dalam 1 divisi

    terdapat 6 kapel panen. Kapel panen adalah luasan yang harus diselesaikan oleh

    pemanen di satu hanca dalam satu hari panen. Kapel panen Afdeling III terdiri

    atas 6 kapel, masing-masing terdiri atas 4 - 5 blok bergantung luasan blok. Luasan

    kapel Afdeling III dapat dilihat pada Tabel 10.

    Tabel 10. Kapel Panen Afdeling III

    Sumber :Kantor Kebun Afdeling III (Februari, 2012)

    Pada pelaksanaan di lapangan, panen sering terkendala, sehingga rotasi

    panen tidak sepenuhnya 6/7. Rotasi panen tidak setiap hari 6/7 ada juga yang 5/7,

    hal ini dilakukan guna mempertahankan agar rotasi panen tidak melewati 7 atau

    buah yang kelewat matang karena tidak dipanen. Rotasi panen umumnya dapat

    berubah apabila terdapat hari libur nasional, terjadi panen rendah dan panen

    puncak.

    Peralatan panen. Alat-alat kerja pemanenan yang digunakan oleh

    karyawan di SAH Estate disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan. Pengadaan alat

    alat pemanenan disediakan oleh kebun, dan pembayaran secara angsuran dan

    dipotong tiab bulan. Daftar alat kerja dan fungsifungsinya dapat dilihat pada

    Tabel 11.

    Kapel Tahun Tanam Blok Luas (ha) Pokok

    I 1995 C34, C33, C32, C31, C30 149.14 18 986 II 1995 C29, C28, C27, C26, C25 155.52 19 819 III 1995, 2002, 2004 C24, C23, C22, C21 116.60 13 770 IV 1995, 1998, 2004 D21, D22, D23, D24 125.85 15 026 V 1995 D25, D26, D27, D28, D29 161.76 20 584 VI 1995 D30, D31, D32, D33, D34 149.45 14 426

  • 37

    Tabel 11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya

    No Nama Alat Kegunaan Keterangan 1 Harvesting

    pole (egrek) Memotong TBS yang tinggi

    Terdiri dari tiang aluminium sepanjang 6 12 m dan mata pisau egrek, berbentuk seperti arit dengan pangkal 20 cm, panjangnya 45 cm dan sudut lengkung 135.

    2 Dodos Memotong TBS rendah

    Berbetuk seperti tembilang lebar mata 8 14 cm dan panjang mata 8 12 cm.

    3 Gancu menganggkat buah Besi seperti mata kali berdiameter 3 8 inchi 4 Angkong menggangkut buah Kereta dorong beroda satu, terbuat dari besi 5 Kapak memotong gagang

    TBS Kapak yang dipakai di SAH estate bermata leter U

    6 Karung Wadah berondolan Karung yang digunakan berasal dari karung pupuk, dijatah untuk tiap pemanen

    7 Tojok Untum memuat TPS ke dump truck

    Digunakan oleh pemuat, berupa pipa besi berbentuk lancip dengan panjang 1 1.5 m

    Sumber; Pengamatan Lapang di SAH Estate, (Februari, 2012)

    Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan setiap hari kecuali

    hari libur. Tugas yang harus dilakukan pemanen adalah memotong semua tandan

    masak, memotong pelepah, pelepah dibelah dua kemudian disusun dengan rapi di

    gawangan mati, mengumpulkan brondolan dalam karung, serta mengangkut buah

    dan brondolan hingga ke TPH. Buah yang telah disusun di TPH semua wajib

    diberi nomor pemanen untuk mempermudah kerani buah untuk menghitung

    jumlah buah dan mengetahui kondisi buah.

    Kegiatan panen di SAH Estate dilakukan berdasarkan SOP kebun yang

    berlaku, namun pada pelaksanaannya masih terdapat pelanggaran-pelanggaran

    yang dilakukan oleh pemanen, seperti masih banyak pemanen yang menurunkan

    buah kurang matang. Masih terdapat pemanen yang tidak menurunkan pelepah

    sehabis panen, atau tidak memotong pelepah menjadi dua sebelum disusun di

    gawangan mati. Kegiatan panen dapat dilihat pada Gambar 11.

    Gambar 11. Pelaksanaan Panen

  • 38

    Basis dan premi panen. Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi

    karyawan dalam pemanenan untuk kebutuhan 1 HK. Pemanen memperoleh upah

    premi berdasarkan prestasi kerjanya. Basis panen yang harus dipenuhi oleh

    seorang pemanen di SAH Estate adalah 1 000 kg/ hari sedangkan output (rata-rata

    tonase yang didapatkan oleh pemanen) adalah 3 000 kg/ hari. Output diterapkan

    dengan tujuan untuk mencapai budget produksi. Output 3 000 kg per pemanen

    terlalu tinggi, basis borongan minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu

    800 kg per HK, serta berkisar a