makna isu kebijakkan

18
PAPER ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK “ Makna Isu Kebijakan & Dinamikanya “ DOSEN PENGAJAR : Ir. Papia. J.C. Franklin, M.Si DISUSUN OLEH Sri Dian K. H. Eato (13021105007) Amelia Kamuh (13021105033) Angelina T. Benawan (13021105103) Destela Haurissa (13021105016) Stephany M. Sonda (13021105020) Eliska S.G. Rumagit (13021105045) Karfel Pinangkaan (13021105021) Reddy S. Ngangi (13021105034) Rudiya Muhamad ( 130211050 ) Mutmaina Albanjar ( 130211050 ) Faris Sosima Gay (120211050 ) Hanny A.Horhorow (120211050 ) UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Upload: dhean-dhynyut-devensors

Post on 06-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pererncanaan Wilayah dan Kota

TRANSCRIPT

Page 1: Makna Isu Kebijakkan

PAPER ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

“ Makna Isu Kebijakan & Dinamikanya “

DOSEN PENGAJAR : Ir. Papia. J.C. Franklin, M.Si

DISUSUN OLEH

Sri Dian K. H. Eato (13021105007)

Amelia Kamuh (13021105033)

Angelina T. Benawan (13021105103)

Destela Haurissa (13021105016)

Stephany M. Sonda (13021105020)

Eliska S.G. Rumagit (13021105045)

Karfel Pinangkaan (13021105021)

Reddy S. Ngangi (13021105034)

Rudiya Muhamad ( 130211050 )

Mutmaina Albanjar ( 130211050 )

Faris Sosima Gay (120211050 )

Hanny A.Horhorow (120211050 )

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2015

Page 2: Makna Isu Kebijakkan

MAKNA ISU KEBIJAKAN & DINAMIKANYA

Sekalipun harus diakui dalam pelbagai literatur istilah isu itu tidak pernah dirumuskan

dengan jelas, namun sebagai suatu "technical term' utamanya dalam konteks kebijakan

publik, muatan maknanya lebih kurang sama dengan apa yang kerap disebut sebagai

"masalah kebijakan" (policy problem). Dalam analisis kebijakan publik, konsep ini

menempati posisi sentral.

Hal tersebut mungkin ada kaitannya dengan fakta, bahwa proses pembuatan kebijakan publik

apa pun pada umumnya berawal dari adanya awareness of a problem (kesadaran akan adanya

masalah tertentu). Misalnya, gagalnya kebijakan tertentu dalam upayanya mengatasi suatu

masalah pada suatu tingkat yang dianggap memuaskan.

Tapi, pada situasi lain, awal dimulainya proses pembuatan kebijakan publik juga bisa

berlangsung karena adanya masalah tertentu yang sudah sekian lama dipersepsikan sebagai

"belum pernah tersentuh" oleh pemerintah atau ditanggulangi lewat kebijakan pemerintah.

Pada titik ini kemudian mulai membangkitkan tingkat perhatian tertentu. (Wahab : 2001:35)

Jadi, pada intinya isu kebijakan (policy issues) lazimnya muncul karena telah terjadi silang

pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau

pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan itu sendiri.

Isu kebijakan dengan begitu lazimnya merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan

baik tentang rumusan rincian, penjelasan, maupun penilaian atas suatu masalah tertentu

(Dunn, 1990). Pada sisi lain, isu bukan hanya mengandung makna adanya masalah atau

ancaman, tetapi juga peluang-peluang bagi tindakan positif tertentu dan kecenderungan-

kecenderungan yang dipersepsikan sebagai memiliki nilai potensial yang signifikan

(Hogwood dan Gunn, 1996).

Dipahami seperti itu, maka isu bisa jadi merupakan kebijakan-kebijakan alternatif (alternative

policies) atau suatu proses yang dimaksudkan untuk menciptakan kebijakan baru, atau

kesadaran suatu kelompok mengenai kebijakan tertentu yang dianggap bermanfaat bagi

mereka (Alford dan Friedland, 1990: 104). Singkatnya, timbulnya isu kebijakan publik

terutama karena telah terjadi konflik atau "perbedaan persepsional" di antara para aktor atas

suatu situasi problematik yang dihadapi oleh masyarakat pada suatu waktu tertentu.

Page 3: Makna Isu Kebijakkan

Sebagai sebuah konsep, makna persepsi (perception) tidak lain adalah proses dengan mana

seseorang atau sekelompok orang memberikan muatan makna tertentu atas pentingnya

sesuatu peristiwa atau stimulus tertentu yang berasal dari luar dirinya. Singkatnya, persepsi

adalah "lensa konseptual" (conceptual lense) yang pada diri individu berfungsi sebagai

kerangka analisis untuk memahami suatu masalah (Allison, 1971).

Karena dipengaruhi oleh daya persepsi inilah, maka pemahaman, dan tentu saja perumusan

atas suatu isu sesungguhnya amat bersifat subjektif. Dilihat dari sudut pandang ini, maka

besar kemungkinan masing-masing orang, kelompok atau pihak-pihak tertentu dalam sistem

politik yang berkepentingan atas sesuatu isu akan berbeda-beda dalam cara memahami dan

bagaimana merumuskannya. Persepsi ini, pada gilirannya juga akan mempengaruhi terhadap

penilaian mengenai status peringkat yang terkait pada sesuatu isu.

Dilihat dari peringkatnya, maka isu kebijakan publik itu, secara berurutan dapat dibagi

menjadi empat kategori besar, yaitu isu utama, isu sekunder, isu fungsional, dan isu minor

(Dunn, 1990). Kategorisasi ini menjelaskan bahwa makna penting yang melekat pada suatu

isu akan ditentukan oleh peringkat yang dimilikinya. Artinya, makin tinggi status peringkat

yang diberikan atas sesuatu isu, maka biasanya makin strategis pula posisinya secara politis.

Kebijakan publik bisa dilihat sebagai sebuah fenomena gerakan sosial.

Kebijakan publik adalah membangun masyarakat secara terarah melalui pemakaian

kekuasaan (doelbewuste vormgeving aan de samenleving door middle van

machtsuitoefening).

Amir Santoso mengemukakan pandangannya mengenai Kebijakan Publik yakni :

Pertama adalah pendapat para ahli yang menyamakan kebijaksanaan publik dengan

tindakan-tindakan pemerintah. Mereka cenderung untuk menganggap bahwa semua

tindakan pemerintah dapat disebut sebagai kebijaksanaan publik. Kedua adalah

pendapat dari para ahli yang memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan

kebijaksanaan.

Dalam kaitan ini termasuk definisi yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye sebagai

berikut : Public Policy is whatever govertments choose to do (semua pilihan atau

tindakan apa pun yang diakukan oleh pemerintah baik untuk melakukan sesuatu

ataupun pilihan untuk tidak melakukan sesuatu).

Page 4: Makna Isu Kebijakkan

Selanjutnya Nakamura dan Smallwood mengemukakan pendapat bahwa :

Kebijakanaan negara adalah serentetan instruksi/pemerintah dari para pembuat

kebijaksanaan yang ditujukan kepada para pelaksana kebijaksanaan yang menjelaskan

tujuan-tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut

Berkaitan dengan pendapat di atas, Edwards dan Sharkansky mengatakan bahwa :

Kebijaksanaan negara adalah apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan oleh

pemerintah atau apa yang tidak dilakukannya……ia adalah tujuan-tujuan sasaran-

sasaran dari program-program……pelaksanaan niat dan peraturan-peraturan.

Parker, salah seorang ahli analisis kebijaksanaan publik menyebutkan bahwa :

Kebijaksanaan negara itu adlah suatu tujuan tetentu atau serangkaian asas tertentu

atau tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada suatu waktu tertentu dalam

kaitannya dengan sesuatu subyek atau sebagai respon terhadap suatu keadan yang

krisis.

William N. Dunn merumuskan kebijaksanaan publik sebagai berikut : Kebijaksanaan

Publik (Public Policy) adalah pedoman yang berisi nilai-nilai dan norma-norma yang

mempunyai kewenangan untuk mendukung tindakan-tindakan pemerintah dalam

wilayah yurisdiksinya

Konsep kebijaksanaan publik menurut David Easton sebagai berikut : Alokasi nilai yang

otoritatif untuk seluruh masyarakat akan tetapi hanya pemerintahlah yang dapat bebuat secara

otoritatif untuk seluruh masyarakat, dan semuanya yang dipilih oleh pemeintah untuk

dikerjakan atau untuk tidak dikerjakan adalah hasil-hasil dari alokasi nilai-nilai tersebut

Proses Analis Kebijakan Publik

Proses kebijakan baru dimulai ketika para pelaku kebijakan mulai sadar bahwa adanya situasi

permasalahan, yaitu situasi yang dirasakan adanya kesulitan atau kekecewaan dalam

perumusan kebutuhan, nilai dan kesempatan( Ackoff dalam Dunn,2000:121). Dunn (2000-

21) berpendapat bahwa metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum

yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia: definisi, prediksi, preskripsi,

deskripsi, dan evaluasi. Dalam analisis kebijakan prosedur-prosedur tersebut memperoleh

nama-nama khusus, yakni :

Page 5: Makna Isu Kebijakkan

- Penyusunan Agenda

Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas

kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut

sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah

isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas

dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik

yang lebih daripada isu lain.

Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan

diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) sering disebut

juga sebagai masalah kebijakan (policy problem). Policy issues biasanya muncul karena

telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau

akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut.

Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya

perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu

masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan.

- Formulasi kebijakan

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para

pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari

pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai

alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu

masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan

masing-masing slternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil

untuk memecahkan masalah.

- Adopsi/ Legitimasi Kebijakan

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan.

Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga

negara akan mengikuti arahan pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa

tindakan pemerintah yang sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi -

cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu

Page 6: Makna Isu Kebijakkan

anggota mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi

simbol-simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung

pemerintah.

- Penilaian/ Evaluasi Kebijakan

Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut

estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak.

Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi

kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam

seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap

perumusan masalh-masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk

menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.

Dalam analisis kebijakan publik paling tidak meliputi tujuh langkah dasar. Ke tujuh langkah

tersebut adalah:

- Formulasi Masalah Kebijakan

Untuk dapat mengkaji sesuatu masalah publik diperlukan teori, informasi dan

metodologi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Sehingga identifikasi

masalah akan tepat dan akurat, selanjutnya dikembangkan menjadi policy question yang

diangkat dari policy issues tertentu. Teori dan metode yang diperlukan dalam tahapan ini

adalah metode penelitian termasuk evaluation research, metode kuantitatif, dan teori-

teori yang relevan dengan substansi persoalan yang dihadapi, serta informasi mengenai

permasalahan yang sedang dilakukan studi.

- Formulasi Tujuan

Suatu kebijakan selalu mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah publik. Analis

kebijakan harus dapat merumuskan tujuan-tujuan tersebut secara jelas, realistis dan

terukur. Jelas, maksudnya mudah dipahami, realistis maksudnya sesuai dengan nilai-nilai

filsafat dan terukur maksudnya sejauh mungkin bisa diperhitungkan secara nyata, atau

dapat diuraikan menurut ukuran atau satuan-satuan tertentu.

Page 7: Makna Isu Kebijakkan

- Penentuan Kriteria

Analisis memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif-alternatif.

Hal-hal yang sifatnya pragmatis memang diperlukan seperti ekonomi (efisiensi, dsb)

politik (konsensus antar stakeholders, dsb), administratif ( kemungkinan efektivitas, dsb)

namun tidak kalah penting juga hal-hal yang menyangkut nilai-nilai abstrak yang

fundamental seperti etika dan falsafah (equity, equality, dsb)

- Penyusunan Model

Model adalah abstraksi dari dunia nyata, dapat pula didefinisikan sebagai gambaran

sederhana dari realitas permasalahan yang kompleks sifatnya. Model dapat dituangkan

dalam berbagai bentuk yang dapat digolongkan sebagai berikut: Skematik model

( contoh: flow chart), fisikal model (contoh: miniatur), game model (contoh: latihan

pemadam kebakaran), simbolik model (contoh: rumus matematik). Manfaat model dalam

analisis kebijakan publik adalah mempermudah deskripsi persoalan secara struktural,

membantu dalam melakukan prediksi akibat-akibat yang timbul dari ada atau tidaknya

perubahan-perubahan dalam faktor penyebab.

- Pengembangan Alternatif

Alternatif adalah sejumlah alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan untuk mencapai,

langsung ataupun tak langsung sejumlah tujuan yang telah ditentukan. Alternatif-

alternatif kebijakan dapat muncul dalam pikiran seseorang karena beberapa hal: (1)

Berdasarkan pengamatan terhadap kebijakan yang telah ada. (2) Dengan melakukan

semacam analogi dari suatu kebijakan dalam sesuatu bidang dan dicoba menerapkannya

dalam bidang yang tengah dikaji, (3) merupakan hasil pengkajian dari persoalan tertentu.

- Penilaian Alternatif

Alternatif-alternatif yang ada perlu dinilai berdasarkan kriteria sebagaimana yang

dimaksud pada langkah ketiga. Tujuan penilaian adalah mendapatkan gambaran lebih

jauh mengenai tingkat efektivitas dan fisibilitas tiap alternatif dalam pencapaian tujuan,

sehingga diperoleh kesimpulan mengenai alternatif mana yang paling layak , efektif dan

efisien. Perlu juga menjadi perhatian bahwa, mungkin suatu alternatif secara ekonomis

menguntungkan, secara administrasi bisa dilaksanakan tetapi bertentangan dengan nilai-

Page 8: Makna Isu Kebijakkan

nilai sosial atau bahkan mempunyai dampak negatif kepada lingkungan. Maka untuk

gejala seperti ini perlu penilaian etika dan falsafah atau pertimbangan lainnya yang

mungkin diperlukan untuk bisa menilai secara lebih obyektif.

- Rekomendasi kebijakan

Penilaian atas alternatif-alternatif akan memberikan gambaran tentang sebuah pilihan

alternatif yang tepat untuk mencapai tujuan-kebijakan publik. Tugas analis kebijakan

publik pada langkah terakhir ini adalah merumuskan rekomendasi mengenai alternatif

yang diperhitungkan dapat mencapai tujuan secara optimum. Rekomendasi dapat satu

atau beberapa alternatif, dengan argumentasi yang lengkap dari berbagai faktor penilaian

tersebut. Dalam rekomendasi ini sebaiknya dikemukakan strategi pelaksanaan dari

alternatif kebijakan yang yang disodorkan kepada pembuat kebijakan publik.

Pelaksanaan Kebijakan Publik

Dalam pelaksanaannya, kebijakan publik ini harus diturunkan dalam serangkaian petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku internal dalam birokrasi. Sedangkan dari sisi

masyarakat, yang penting adalah adanya suatu standar pelayanan publik, yang menjabarkan

pada masyarakat apa pelayanan yang menjadi haknya, siapa yang bisa mendapatkannya, apa

persyaratannnya, juga bagaimana bentuk layanan itu. Hal ini akan mengikat pemerintah

(negara) sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima layanan. Fokus politik

pada kebijakan publik mendekatkan kajian politik pada administrasi negara, karena satuan

analisisnya adalah proses pengambilan keputusan sampai dengan evaluasi dan pengawasan

termasuk pelaksanaannya. Dengan mengambil fokus ini tidak menutup kemungkinan untuk

menjadikan kekuatan politik atau budaya politik sebagai variabel bebas dalam upaya

menjelaskan kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat.

Isu Kebijakan Publik

Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan

diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) sering disebut juga

sebagai masalah kebijakan (policy problem). Policy issues biasanya muncul karena telah

terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan

ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut. Menurut

Page 9: Makna Isu Kebijakkan

William Dunn, isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik

tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun

tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan. Ada beberapa

Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik menurut Kimber, Salesbury,

Sandbach, Hogwood dan Gunn, diantaranya:

1. telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius

2. telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;

3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak (umat manusia) dan

mendapat dukungan media massa

4. menjangkau dampak yang amat luas

5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;

6. menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan

kehadirannya)

Karakteristik : Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda

publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya ditunda untuk waktu

lama. Ilustrasi : Legislator negara dan kosponsornya menyiapkan rancangan undang-undang

mengirimkan ke Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan untuk dipelajari dan disetujui.

Rancangan berhenti di komite dan tidak terpilih. Penyusunan agenda kebijakan seyogianya

dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder.

Sebuah kebijakan tidak boleh mengaburkan tingkat urgensi, esensi, dan keterlibatan

stakeholder. Formulasi kebijakan Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan

kemudia dibahas oleh para pembuat kebijakan.

Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik.

Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.

Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam

tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai

kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan Tujuan

legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika tindakan

legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan

mengikuti arahan pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan

pemerintah yang sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan

Page 10: Makna Isu Kebijakkan

dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota

mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-

simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belaja untuk mendukung pemerintah.

Penilaian/ Evaluasi Kebijakan

Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi

atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini

evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak

hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan.

Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah- masalah

kebijakan, rogram- program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan,

implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.

Pada situasi lain, awal dimulainya proses pembuatan kebijakan publik juga bisa berlangsung

karena adanya masalah tertentu yang sudah sekian lama dipersepsikan sebagai "belum pernah

tersentuh" oleh pemerintah atau ditanggulangi lewat kebijakan pemerintah. Pada titik ini

kemudian mulai membangkitkan tingkat perhatian tertentu. (Wahab : 2001:35) Jadi, pada

intinya isu kebijakan (policy issues) lazimnya muncul karena telah terjadi silang pendapat di

antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan

pandangan mengenai karakter permasalahan itu sendiri.

Isu kebijakan dengan begitu lazimnya merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan

baik tentang rumusan rincian, penjelasan, maupun penilaian atas suatu masalah tertentu

(Dunn, 1990). Pada sisi lain, isu bukan hanya mengandung makna adanya masalah atau

ancaman, tetapi juga peluang-peluang bagi tindakan positif tertentu dan kecenderungan-

kecenderungan yang dipersepsikan sebagai memiliki nilai potensial yang signifikan

(Hogwood dan Gunn, 1996).

Dipahami seperti itu, maka isu bisa jadi merupakan kebijakan-kebijakan alternatif (alternative

policies) atau suatu proses yang dimaksudkan untuk menciptakan kebijakan baru, atau

kesadaran suatu kelompok mengenai kebijakan tertentu yang dianggap bermanfaat bagi

mereka (Alford dan Friedland, 1990: 104). Singkatnya, timbulnya isu kebijakan publik

terutama karena telah terjadi konflik atau "perbedaan persepsional" di antara para aktor atas

suatu situasi problematik yang dihadapi oleh masyarakat pada suatu waktu tertentu.

Page 11: Makna Isu Kebijakkan

Sebagai sebuah konsep, makna persepsi (perception) tidak lain adalah proses dengan mana

seseorang atau sekelompok orang memberikan muatan makna tertentu atas pentingnya

sesuatu peristiwa atau stimulus tertentu yang berasal dari luar dirinya. Singkatnya, persepsi

adalah "lensa konseptual" (conceptual lense) yang pada diri individu berfungsi sebagai

kerangka analisis untuk memahami suatu masalah (Allison, 1971).

Karena dipengaruhi oleh daya persepsi inilah, maka pemahaman, dan tentu saja perumusan

atas suatu isu sesungguhnya amat bersifat subjektif. Dilihat dari sudut pandang ini, maka

besar kemungkinan masing-masing orang, kelompok atau pihak-pihak tertentu dalam sistem

politik yang berkepentingan atas sesuatu isu akan berbeda-beda dalam cara memahami dan

bagaimana merumuskannya. Persepsi ini, pada gilirannya juga akan mempengaruhi terhadap

penilaian mengenai status peringkat yang terkait pada sesuatu isu.

Dilihat dari peringkatnya, maka isu kebijakan publik itu, secara berurutan dapat dibagi

menjadi empat kategori besar, yaitu isu utama, isu sekunder, isu fungsional, dan isu minor

(Dunn, 1990). Kategorisasi ini menjelaskan bahwa makna penting yang melekat pada suatu

isu akan ditentukan oleh peringkat yang dimilikinya. Artinya, makin tinggi status peringkat

yang diberikan atas sesuatu isu, maka biasanya makin strategis pula posisinya secara politis