isu-isu pengukuran fair value

12
ISU-ISU PENGUKURAN FAIR VALUE By : Annisa Sabrina Djunaedy Putri Ayuningsih

Upload: annisa

Post on 06-Apr-2016

116 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Isu-Isu Pengukuran Fair Value

TRANSCRIPT

Page 1: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

ISU-ISU PENGUKURAN FAIR VALUE

By :Annisa Sabrina Djunaedy

Putri Ayuningsih

Page 2: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Historical Cost

• Historical Cost merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan.

• Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.

Page 3: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Keunggulan Historical Cost

• Relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi, bagi manajer dalam membuat keputusan masa depan, diperlukan transaksi masa lalu.

• Historical cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya, tidak pada kemungkinan.

• Nilai Historis berdasarkan data objektif, yang dapat dipercaya, dan lebih sulit untuk dimanipulasi bila dibandingkan dengan nilai lain misalkan current cost ataupun replacement cost.

• Memudahkan untuk melakukan perbandingan baik antara indrustri, maupun antar waktu untuk suatu indrustri.

Page 4: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

• Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil.

• Nilai aset yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir.

• Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.

• Laba/rugi yang dihasilkan berdasarkan pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung.

• Menyalahi mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu.

• Di samping hal-hal di atas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi adanya stable monetary unit.

Kelemahan Historical Cost

Page 5: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Fair Value

• Dalam IFRS dikembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam pelaporan keuangan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keterbandingan laporan keuangan. salah satunya adalah penggunaan pendekatan pengukuran nilai wajar (fair value).

• Fair value dinilai sebagai konsep yang paling sesuai dan relevan dalam penyusunan laporan keuangan sebuah perusahaan atau entitas bisnis sebab dapat menggambarkan nilai pasar yang sebenarnya.

• Dalam PSAK Nomor 10 dijelaskan bahwa nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowlwdgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).

Page 6: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Asal Mula Fair Value

• Fair value pertama kali dikenalkan di Australia, Inggris, dan negara-negara bekas jajahan Inggris (Jusuf 2009). Konsep ini pertama kali digunakan untuk menghitung aset biologis di lingkungan perusahaan perkebunan dan peternakan.

• Konsep fair value kemudian diadopsi ke dalam standar

akuntansi internasional dan diberlakukan pertama kali pada 2003 untuk menilai aset- aset biologis.

• Dengan kondisi pasar yang semakin dinamis, dan berkembang sangat cepat, akhirnya konsep historical cost dianggap tidak cocok lagi, karena tidak mencerminkan nilai pasar. Sebagai gantinya digunakan konsep fair value.

Page 7: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Teknik Pengukuran Fair Value

Pendekatan Pasar (Market Approach) Pendekatan Penghasilan (IncomeApproach) Pendekatan Biaya (CostApproach)

Page 8: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Tiga Level Hierarki Nilai Wajar

Page 9: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Keunggulan Fair Value

a. Relevance. Banyak orang percaya bahwa standard akuntansi historical cost telah

banyak kehilangan relevansinya karena kegagalannya mengukur realitas ekonomi. Hampir semua orang setuju bahwa peristiwa ekonomi---yaitu, kejadian yang mengubah waktu kapan arus kas diterima dan jumlahnya yang akan datang – harus tercermin (terungkap) dalam laporan keuangan lembaga. Akan tetapi, seringkali model historical cost hanya mengukur transaksi sudah selesai dan gagal mengakui adanya perubahan nilai riil lain yang dapat terjadi.

b. Reliability. Masalah yang selalu ada yang tidak dapat dihindari adalah bahwa model

akuntansi berdasarkan historical cost tidak mengakui adanya perubahan nilai bersifat ekonomis, dan cenderung membiarkan perusahaan memilih sendiri apakah dan kapan mengakui adanya perubahan tersebut. Ini mendorong adanya bias dalam pemilihan apa yang dilaporkan, dan memperburuk kompromi kenetralan dan dipercayainya informasi keuangan.

Page 10: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

• Fair value berusaha menyediakan informasi yang transparan dengan menilai aset pada tingkat harga yang dihasilkan jika segera dilikuidasi-sehingga sangat sensitif terhadap pasar.

• Fair value Accounting bekerja melalui akuntansi mark-to-market (MTM), yaitu aset dicantumkan pada harga pasar mereka jika diperdagangkan secara terbuka. Menggunakan akuntansi mark-to-market akan berakibat perubahan yang terus-menerus pada laporan keuangan perusahaan ketika nilai aset mengalami kenaikan dan penurunan serta laba dan rugi yang dicatat.

• Volatility. Lembaga keuangan mengatakan bahwa mereka takut akuntansi berdasarkan pasar akan menyebabkan volatility kinerja lembaga. Laporan keuangan lembaga keuangan yang kurang efektif dalam mengelola risiko akan tercermin pada volatility yang selalu ada dalam setiap usahanya. Para investor dan kreditur akan memiliki informasi yang lebih berguna dan relevan dalam membedakan risiko antar perusahaan, ketika mengambil keputusan investasi dan keputusan pemberian kredit.

Kelemahan Fair Value

Page 11: Isu-Isu Pengukuran Fair Value

Perdebatan Mengenai Fair Value

• Kubu yang menentang akuntansi berdasarkan nilai pasar menggunakan argumentasi bahwa market value accounting kurang dapat dipercaya dan menjadi halangan utama dalam penerapannya dan kukuh menganggap model historical cost lebih unggul sebab lebih dapat dipercayai (tingkat reliabilitas-nya lebih tinggi). Mereka berpendapat bahwa subjectivity estimasi nilai wajar aktiva (fair value asset) dan liabilities tanpa pasar yang likuid membuat laporan keuangan menjadi tidak dapat dipercaya.

• Tetapi ada juga sebagian orang beranggapan bahwa subjectivity selalu menjadi bagian dari akuntansi dan masalah pengukuran dalam melaporkan informasi keuangannya berdasarkan nilai pasar berhasil diterapkan perusahaan, juga ketika penggabungan usaha dengan metode pembelian. Kemungkinan terbaik estimasi konsep relevan adalah bahwa penggunaan estimasi lebih baik ketimbang menggunakan ukuran yang tidak relevan.

Page 12: Isu-Isu Pengukuran Fair Value