proposal praktikum isu-isu promosi kesehatan

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan status kesehatan masyarakat. Di dunia, angka kematian bayi sangat bervariatif pada setiap negara. Di negara berkembang, angka kematian bayi masih tergolong tinggi. Berdasarkan buku tahunan statistik ASEAN (Association of South East Asian Nations ) dalam profil kesehatan Indonesia 2005, Brunei Darusallam, Malaysia, dan Singapura tergolong AKB yang rendah, yaitu dibawah 20 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia, AKB mencapai 39 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih di bawah negara Filipina dan Thailand, yang masing-masing AKB mencapai 28 dan 20 per 1000 kelahiran hidup. Menurut hasil SDKI penurunan AKB terjadi sejak tahun 1991. Pada tahun 1991 diestimasikan sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil estimasi tersebut memperhitungkan angka kematian bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survei, misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumnya yaitu tahun 2003- 1

Upload: nanggani

Post on 24-Jul-2015

386 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk menggambarkan status kesehatan masyarakat. Di dunia,

angka kematian bayi sangat bervariatif pada setiap negara. Di negara

berkembang, angka kematian bayi masih tergolong tinggi. Berdasarkan buku

tahunan statistik ASEAN (Association of South East Asian Nations) dalam

profil kesehatan Indonesia 2005, Brunei Darusallam, Malaysia, dan

Singapura tergolong AKB yang rendah, yaitu dibawah 20 per 1000 kelahiran

hidup. Sedangkan Indonesia, AKB mencapai 39 per 1000 kelahiran hidup.

Angka ini masih di bawah negara Filipina dan Thailand, yang masing-masing

AKB mencapai 28 dan 20 per 1000 kelahiran hidup.

Menurut hasil SDKI penurunan AKB terjadi sejak tahun 1991. Pada

tahun 1991 diestimasikan sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan

hasil SDKI 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran

hidup. Hasil estimasi tersebut memperhitungkan angka kematian bayi dalam

periode 5 tahun terakhir sebelum survei, misalnya pada SDKI tahun 2007

diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumnya yaitu tahun 2003-2007

sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (profil kesehatan Indonesia, 2010).

Selaras dengan target pencapaian Millenium Development Goals

(MDGs), Kementerian Kesehatan telah mematok target penurunan AKB di

Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup pada 2008

menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015. AKB di Indonesia

termasuk salah satu yang paling tinggi di Asia. Hal itu tercermin dari

perbandingan dengan jumlah AKB di negara tetangga seperti Malaysia yang

telah mencapai 10 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura dengan 5 per

1.000 kelahiran hidup.

Salah satu penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia adalah

infeksi, termasuk infeksi saluran nafas dan diare. Penyebab yang lain ialah

masalah gizi seperti kurang kalori dan protein. Upaya pencegahan yang dapat

1

Page 2: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

dilakukan untuk mengurangi kematian bayi akibat masalah tersebut adalah

dengan memperbaiki status gizi bayi. Pemberian makanan yang tepat pada

bayi adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan. Makanan yang tepat

untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI satu jam pertama

setelah melahirkan dapat memberikan efek protektif khusus pada bayi.

Konselor ASI Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

Amiruddin mengatakan, pemberian ASI pada satu jam pertama setelah

persalinan akan membantu memastikan keselamatan bayi yang dilahirkan

(Ant, 2008).

Uraian diatas merupakan latar belakang diadakannya acara

“Penyuluhan Menggunakan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Dalam

Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pencegahan Kematian Bayi

Di Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2012”.

Metode curah pendapat (brainstorming) yang digunakan bertujuan untuk

mempermudah pemahaman peserta mengingat jumlah peserta yang besar.

Menurut hasil survei yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Banyumas, Desa Cilongok memiliki angka kematian bayi yang

cukup tinggi yaitu 4 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Banyumas,2010).

Oleh karena itu, kami memilih Desa Cilongok sebagai tempat kegiatan ini

dilaksanakan dengan harapan akan adanya perubahan yang positif dari segi

pengetahuan warga desa tersebut tentang upaya penurunan angka kematian

bayi.

B. Perumusan Masalah

Pelaksanan kegiatan “Penyuluhan Menggunakan Metode Curah

Pendapat (Brainstorming) Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap

Tentang Pencegahan Kematian Bayi Di Desa Cilongok Kecamatan Cilongok

Kabupaten Banyumas Tahun 2012” ini dilatar belakangi oleh tingginya angka

kematian bayi di Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

2

Page 3: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum kegiatan ini adalah untuk meningkatkan tentang

pencegahan kematian bayi kepada warga Desa Cilongok terutama para

ibu di Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden di Desa Cilongok Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas.

b. Mengetahui efektivitas penyuluhan dengan menggunakan metode

curah pendapat (brainstorming) antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

c. Memberikan informasi tentang pencegahan tingginya angka kematian

bayi.

d. Meningkatkan pengetahuan dan sikap yang berhubungan dengan

angka kematian bayi ke arah yang lebih baik.

e. Membandingkan hasil yang diperoleh dari kelompok yang di teliti

dengan kelompok kontrol.

D. Manfaat

1. Bagi Warga Desa Cilongok

Meningkatkan pengetahuan dan sikap warga tentang cara pencegahan

terjadinya kematian bayi sehingga secara mandiri oleh warga dapat

mewujudkan angka kematian bayi yang sekecil-kecilnya.

2. Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai cara

penurunan angka kematian bayi dan aplikasinya.

b. Menambah ketrampilan, dan pelatihan bagi mahasiswa cara

memberikan penyuluhan yang baik kepada masyarakat.

c. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai metode yang tepat

dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan untuk masyarakat.

3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan.

Memperkenalkan Jurusan Kesehatan Masyarakat kepada masyarakat luas.

3

Page 4: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh

secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada

hubungannya dengan kesehatan perorangan, masyarakat dan bangsa.

Kesemuanya ini dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya

secara sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memlihara kesehatan

(Wood, 1992 dalam Azwar 1983).

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya

kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitik

beratkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Secara

konsep, pendidikan kesehatan merupakan upaya mempengaruhi/mengajak

orang lain (individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat.

Secara operasional, pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk

memberikan/meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam

memelihara dan meingkatkan kesehatannya (www.tp.ac.id).

Dari berbagai pengertian tentang pendidikan kesehatan di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan tentang pendidikan kesehatan seperti yang

ditetapkan oleh WHO (1945) bahwa pendidikan kesehatan bertujuan untuk

merubah perilaku seseorang dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan

(Azwar, 1983).

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni :

1. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan

pendidik (pelaku pendidikan).

2. Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.

4

Page 5: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

3. Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku.

Pendidikan kesehatan selain untuk mempengaruhi perilaku sehat

seseorang juga memiliki sasaran yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut. Adapun sasaran program pendidikan kesehatan yang

ditetapkan oleh Depkes RI (1998) antara lain :

1. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga

dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang

bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.

2. Meningkatnya pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan terhadap

berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan

perilaku seperti AIDS, kanker, penyakit jantung, ketergantungan obat dan

minuman keras sehingga angka kesakitan terhadap penyakit tersebut

berkurang.

3. Meningkatnya peran swasta/dunia usaha dalam berbagai upaya

pembangunan kesehatan terutama pelayanan kesehatan pencegahan dan

peningkatan derajat kesehatan yang selama ini masih dibiayai pemerintah

seperti imunisasi, fogging untuk DBD, penyediaan air bersih dan

penyehatan lingkungan pemukiman.

4. Meningkatnya kreatifitas, produktifitas dan peran serta generasi muda

dalam mengatasi masalah kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat

5. Meningkatnya dan lebih rasionalnya pembiayaan kesehatan yang berasal

dari masyarakat termasuk swasta terutama melaui penyelenggaraan

pemeliharaan kesehatan masyarakat dan dikelola berdasarkan JPKM.

B. Metode Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang mempunyai

masukan dan keluaran. Suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju

tercapainya tujuan pendidikan, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh

banyak faktor. Faktor tersebut, disamping faktor masukannya sendiri juga

faktor metode, faktor metode atau pesannya, pendidikan yang dipakai. Agar

mencapai situasi hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus

bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti bahwa masukan tertentu harus

mengggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan

5

Page 6: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

sasaran. Demikian juga alat bantu pendidkan. Untuk sasaran kelompok maka

metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.

Untuk sasaran massapun harus berbeda dengan sasaran individual dan

sebagainya (Notoatmojo, 2003).

Metode pendidikan merupakan salah satu unsur input yang

berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan kesehatan (Notoatmojo, 2003).

Metode-metode pendidikan meliputi :

1. Metode Pendidikan Individu (perseorangan)

Metode ini digunakan untuk mernbina perilaku baru, atau

seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku.

Bentuk pendekatan ini antara lain :

a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Cara ini memungkinkan kontak antara petugas dan klien lebih

intensif, sehingga petugas dapat membantu penyelesaian masalah

klien.

b) Interview (wawancara)

Metode ini bertujuan untuk menggali informasi dari klien mengenai

perilaku klien (Marliana, 2008).

2. Metode pendidikan kelompok

Memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Metode untuk

kelompok besar berbeda dengan kelompok kecil. Kelompok besar terdiri

dari > 15 orang dan kelompok kecil terdiri dari < 15 orang (Notoatmojo,

1997). Macam-macam metode pendidikan masyarakat sebagai berikut :

a) Ceramah

Metode ini diperuntukan untuk kelompok besar dan baik untuk

sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok ini dimungkinkan apabila peserta kegiatan kurang

dari 15 orang dan termasuk ke dalam metode kelompok kecil.

c) Curah Pendapat (Brainstorming)

6

Page 7: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

Metode ini merupakan modifikasi dari diskusi kelompok dan

mempunyai prinsip yang sama dengan diskusi kelompok.

Perbedaannya terletak pada permulaannya, dimana peserta diberikan

suatu masalah dan peserta kemudian memberikan tanggapannya.

d) Bola Salju (Snow Ball)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang dan dua

orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah.

Kemudian tiap 2 pasang bergabung, mediskusikan masalah yang

sama dan menarik kesimpulan. Begitupun seterusnya sampai terjadi

suatu diskusi seluruh peserta.

e) Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)

f) Memainkan peran (Role Playing)

Beberapa anggota kelompok memainkan suatu peran, kemudian

mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi/komunikasi

sehari-hari dalam menjalankan tugas.

g) Permainan stimulasi

Metode ini merupakan gabungan dari metode diskusi kelompok dan

role play (Marliana, 2008).

3. Metode Pendidikan Massa

Metode ini untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan

yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa. Sasaran dari

pendidikan massa adalah umum, tidak membedakan umur, tingkat

pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi dan

sebagainya. Pendekatan ini digunakan untuk membangun kesadaran

masyarakat terhadap suatu inovasi (Notoatmojo, 1997). Bentuknya antara

lain :

a. Ceramah umum

Penyajian materi di depan khalayak publik yang berjumlah besar dan

terutama disampaikan secara lisan.

b. Siaran Radio

Metodanya sama dengan ceramah, tetapi anak didik tidak berada di

dalam ruangan yang sama.

7

Page 8: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

c. Siaran TV

Sama dengan radio, tetapi ditambah dengan gerakan.

d. Media cetak

Penyajian materi disampaikan secara tulisan (Marliana, 2008).

C. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan adalah alat (saluran) yang digunakan untuk

penyampaian pesan. Manusia menggunakan indra untuk berinteraksi dengan

lingkungannya sehingga untuk mempengaruhi interaksi tersebut

digunakanlah berbagai media. Semakin banyak indra yang digunakan untuk

menerima suatu pesan maka akan semakin mudah pesan itu

diterima/dipahami. Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat

bantu pendidikan (audio visual aids/AVA).

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan

(media), media ini dibagi menjadi 3, yaitu cetak, elektronik, media papan

(bill board).

1. Media cetak

a. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik

tulisan maupun gambar.

b. Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan

atau keduanya.

c. Flyer (selebaran) : seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

d. Flip chart (lembar Balik) : pesan/informasi kesehatan dalam bentuk

lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar

(halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat

sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

e. Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

f. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi

kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-

tempat umum, atau di kendaraan umum.

g. Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

8

Page 9: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

2. Media elektronik

a. Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum

diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, spot, quiz, atau cerdas

cermat, dll.

b. Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio,

ceramah, radio spot, dll.

c. Video Compact Disc (VCD)

d. Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan/informasi kesehatan.

e. Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

kesehatan.

3. Media papan (bill board)

Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat

dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.

Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada

lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus/taksi)

(Notoatmodjo, 2003 dalam Maharani, 2010).

D. Flip Chart/Lembar Balik

Bisa dikatakan, lembar balik adalah sekumpulan poster yang dibundel

menjadi satu dengan jilid ring sehingga mudah dibuka-buka. Hanya saja,

lembar balik itu merupakan media informasional sehingga memuat gambar

dengan tulisan yang menjelaskan suatu topik secara cukup rinci. Setiap topik

bahasan tertentu selalu terdiri dari 2 halaman yaitu satu halaman bergambar

dengan teks terbatas menghadap ke arah peserta, sedangkan halaman yang

menghadap fasilitator berisikan informasi kunci dan pertanyaan diskusi yang

menjadi acuan pembahasan topik tersebut. Jadi, fasilitator adalah pengguna

media ini, bukan peserta. Peserta hanya dilibatkan di dalam diskusi

pembahasan topik. Media ini populer di jaman penyuluhan (pertanian dan

kesehatan).

Pembuatan Saat PenggunaanKelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan

Bisa dibuat Perlu Pesan yang Ukurannya

9

Page 10: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

manual (dengan fotokopi)

keterampilan Menggambar

Biaya cetak mahal

disampaikan dapat lebih terperinci

Dapat menarik perhatian khalayak

Bisa digunakan untuk diskusi kelompok

kurang efektif untuk khalayak lebih dari 10 orang

Agak kaku karena urutan lembarannya sulit diubah-ubah

E. Kelemahan dan Kelebihan Metode Curah Pendapat

Curah pendapat dilakukan pada kelompok yang berjumlah <15 orang.

Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat di terima bagi

pelaksana maupun peserta kegiatan seperti dibawah ini :

1. Kelebihan :

a. Memberikan berbagai pengalaman bagi setiap mahasiswa untuk

mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan

memantau perasaan emosi yang secara umum mengembangkan

kebiasaan baik.

b. Memacu keberanian mengemukakan pendapat.

c. Meningkatkan motivasi belajar.

d. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan mengingat

bahan pembelajaran, mengembangkan sifat kepemimpinan.

e. Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning),

sehingga memungkinkan mahasiswa dapat belajar dengan perasaan

tenang, tanpa perasaan takut, tertekan, atau perasaan-perasaan negatif

lainnya. Suasana ini sangat kondusif bagi peningkatan hasil belajar

mahasiswa secara signifikan.

f. Meningkatkan kemauan menemukan sendiri materi yangg dibahas,

kepercayaan kepada diri sendiri dan kelompok, serta keberanian

dalam berargumentasi mengemukakan pendapat dan saran.

2. Kelemahan

10

Page 11: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

a. Membiarkan peserta menemukan sendiri jawaban masalah biasanya

memerlukan waktu lama.

b. Pembicaraan dapat menjadi meluas dan menyimpang dari

permasalahan.

c. Kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti peserta

terlalu emosional atau kehilangan kontrol.

d. Memberikan peluang terjadinya persaingan antar kelompok yang

memungkinkan terjadi klik-klik untuk sementara.

F. Kelemahan dan Kelebihan Leaflet

Leaflet adalah salah satu media yang banyak digunakan untuk

menyebarkan informasi kepada masyarakat. Media ini berisi informasi dalam

bentuk gambar kalimat maupun gambar, atau kombinasi. Dengan bentuk

tersebut, leaflet memiliki beberapa kekurangan untuk digunakan, yaitu :

1. Bila cetakannya tidak menarik orang enggan menyimpannya.

2. Pada umumnya orang tidak mau membaca karena hurufnya terlalu kecil.

3. Tidak bisa digunakan oleh sasaran yang buta huruf.

Akan tetapi media ini banyak dipilih oleh penyebar informasi karena

memiliki cukup banyak kelebihan. Brikut kelebihan dari media leaflet :

1. Dapat disimpan lama dan jika lupa dapat dilihat kembali

2. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan

3. Isi dapat dipercaya karena dikeluarkan oleh instansi resmi

4. Jangkauannya sangat luas dan dapat membantu media lain

5. Dapat dipakai untuk bahan diskusi pada kesempatan yang berbeda

6. Pederhana dan sangat murah, klien dapat menyesuaikan dan belajar

mandiri,

7. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai, informasi dapat

dibagikan dengan keluarga dan teman.

G. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada

tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal

sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran

11

Page 12: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

hidup) (BPS,2012). Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis

besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

1. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah

kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya

disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari

orangtuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

2. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang

terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh

faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Rumus menghitung

angka kematian bayi (AKB) :

AKB=Do<1 thJLH

×1000

Do <1 th : jumlah kematian penduduk udia 0-1 tahun

JLH : jumlah kelahiran hidup

(BPS, 2012)

Selain itu, untuk mengukur berbagai ukuran angka kematian anak

digunakan berbagai ukuran angka sebagai berikut :

1. Kematian neonatum : peluang untuk meniggal dalam bulan pertama

setelah lahir.

2. Kematian post-neonatum : peluang untuk meninggal setelah bulan

pertama tetapi sebelum umur tepat satu tahun.

3. Kematian bayi : peluang untuk meninggal antara kelahiran dan sebelum

mencapai umur tepat satu tahun.

4. Kematian anak : peluang untuk meninggal antara umur satu tahun dan

sebelum tepat umur lima tahun.

5. Kematian balita : peluang untuk meninggal antara kelahiran dan sebelum

umur tepat lima tahun.

6. Kematian perinatal : jumlah bayi yang lahir mati dan bayi yang

meninggal sebelum tepat berumur satu minggu dibagi dengan jumlah

kehamilan umur kandungan 7 bulan atau lebih (Lidya, 2010).

Tingginya angka kematian bayi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya adalah :

12

Page 13: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

1. Faktor ibu

a. Sosial ekonomi

Studi menunjukkan bahwa status ekonomi rendah memiliki

hubungan dengan meningkatnya angka kematian bayi dan anak. Angka

kematian bayi pada masyarakat ekonomi rendah masih lebih besar

dibandingkan dengan ekonomi tinggi (Bapenas, 2009).

b. Tingkat pendidikan

Survei Demografi di 40 negara (Engendering Development,

Bank Dunia, 2001) memperlihatkan bahwa makin tinggi tingkat

pendidikan ibu, makin rendah angka kematian bayi. Bahkan, seorang

ibu yang menyelesaikan pendidikan dasar enam tahun akan

menurunkan angka kematian bayi secara signifikan dibandingkan

dengan para ibu yang tidak tamat sekolah dasar. Angka kematian bayi

ini bahkan semakin rendah bila para ibu menyelesaikan pendidikan

menengah tingkat pertama (Hartono dkk, 2006).

c. Umur ibu

Umur ibu dibawah 20 tahun meningkatkan resiko kematian

neonatal, serta usia ibu di atas 35 tahun meningkatkan resiko kematian

perinatal (Litbangkes, 1994). Odds Ratio AKB dari ibu usia di bawah

20 tahun sebesar 1,4 kali lebih tinggi dari AKB pada ibu usia 20-35

tahun.  Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan

bahwa kematian maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu yang

hamil pada usia 35 – 39 tahun bila dibanding wanita yang hamil pada

usia 20 – 24 tahun. Usia kehamilan yang paling aman untuk

melahirkan adalah usia 20 – 30 tahun (Fibriana, 2007).

d. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu

baik lahir maupun lahir mati. Paritas yang tinggi akan berdampak pada

timbulnya berbagai masalah kesahatan baik bagi ibu maupun bayi yang

dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas

yang tinggi adalah berhubungan dengan kejadian BBLR. Sebagaimana

hasil penelitian menunjukan bahwa ibu dengan paritas tinggi secara

13

Page 14: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

merata terdistribusi pada kelompok kasus dan kontrol (50%) yang

memberi interprestasi bahwa paritas yang tinggi tidak mempengaruhi

kesehatan ibu sehingga melahirkan dengan berat lahir yang cenderung

normal (Royyany, 2010).

e. Jarak kelahiran

Jarak kelahiran juga mempengaruhi kelangsungan hidup pada

anak. Semakin pendek jarak kelahiran maka peluang hidup bayi

semakin rendah. Sebaliknya, semakin panjang jarak kelahiran maka

peluang untuk hidup bayi akan semakin tinggi. Hal ini dimungkinkan

karena seorang ibu akan merawat anaknya dengan lebih terurus jika

jarak kelahiran antar anak lebih panjang (Supardi dkk, 2011).

2. Faktor bayi

a. Asfiksia Neoenatum

Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan

dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang

ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis (IDI dalam

Depkes RI, 2008).

Sedangkan menurut Hutchinson (1967) Asfiksia neonatorum

ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara

spontan dan teratur segera setelah lahir.Keadaan ini disertai dengan

hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang

terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan faktor terpenting yang

dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan

ekstrauterin.

Menurut Kamarullah (2005) klasifikasi asfiksia dibagi

menjadi:

1) Asfiksia Ringan

Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan

tindakan istimewa.

2) Asfiksia Sedang

14

Page 15: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi

tentang lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik,

sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.

3) Asfiksia Berat

Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi

jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat,

dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada

asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung  fetus

menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau

bunyi jantung menghilang post partum  pemeriksaan fisik sama

asfiksia berat.

Cara menilai tingkatan skor apgar menurut Utomo (2006)

adalah dengan :

1) Menghitung frekuensi jantung

2) Melihat usaha bernafas

3) Menilai tonus otot

4) Menilai reflek rangsangan

5) Memperlihatkan warna kulit

Di bawah ini adalah tabel untuk menentukan tingkat derajat

asfiksia yang dialami bayi:

Tabel 2 .1  Nilai APGAR.

Tanda 0 1 2

Detak jantung

Pernafasan

Tonus otot

Reflek saat jalan

nafas  dibersihkan

Warna

Tak ada

Tidak ada

Lunglai

Tidak ada

 

Biru/pucat

<100 x/mnt

Tidak teratur

Ekstremitas lemah

Menyeringai

Tubuh kemerahan

Ekstremitas  Biru

>100 x/mnt

Menangis kuat

Gerakan aktif

Batuk/bersin

 

Merah seluruh

15

Page 16: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

tubuh

Sumber : Utomo, (2006)

Menurut Mochtar (1998) asfiksia dibedakan menjadi 2 macam

yaitu :

1) Asfiksia livida (biru)

2) Asfiksia Pallida (putih)

Tabel 2.2 Perbedaan  antara asfiksia  livida dan asfiksia pallida

Asfiksia livida lebih baik dari pada asfiksia pallida, prognosis

tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak.

Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus di pikirkan

kemungkinannya  menderita cacat mental seperti epilepsi dan bodoh

pada masa mendatang.

Untuk mendiagnosis asfiksia menurut Wiknojosastro (2005)

dapat dilakukan upaya sebagai berikut :

1) DJJ

Keadaan di mana denyut jantung  janin frekuensi turun sampai di

bawah 100/menit di luar his, atau denyut jantung tidak teratur

elektro kardiogram janin digunakan untuk terus menerus 

mengawasi jantung janin.

2) Mekonium dalam air ketuban

16

Perbedaan Asfiksia livida Asfiksia Pallida

Warna kulit

Tonus otot

Reaksi rangsangan

Bunyi jantung

Prognosis

Kebiru-biruan

Masih baik

Positif

Masih teratur

Lebih baik

Pucat

Sudah kurang

Negatif

Tidak teratur

Jelek

Page 17: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

Terdapatnya mekonium pada presentasi kepala, menunjukkan

gangguan oksigenasi, dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri

persalinan.

3) Pemeriksaan pH darah janin

Dengan menggunakan amnioskop diambil contoh darah janin,

adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Bila pH turun sampai

di bawah 7,2 merupakan tanda bahaya bagi janin.

b. Berat Badan Lahir Rendah

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang

beratbadannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan

2.499 gram) (Hanifa, 2006). Menurut Hanifa (2006), WHO (1979)

membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1) Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 Hari)b.

2) Term: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu

lengkap (259- 293 hari ).

3) Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih).

Menurut Sarwono Prawiharjo (2006), berat badan bayi waktu

lahir diklasifikasikan berdasarkan :

1) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan

berat lahir 1.500-2.500 gram.

2) Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir

dengan berat lahir <1.500 gram.

3) Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang

lahir dengan berat lahir <1.000 gram.

Menurut Ayurai (2009), bayi dengan berat badan lahir rendah

dapat dibagi menjadi dua golongan :

1) Pramunitas murni

Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang

dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa

kehamilan atau disebut juga neonatus preterm/BBLR/SMK(sesuai

masa kehamilan).

2) Dismaturitas

17

Page 18: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari

berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dikarenakan

mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.

Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor yang dapat

menyebabkan kejadian BBLR, yaitu:

a) Faktor ibu: riwayat kelahiran prematur sebelum, perdarahan

antepartum, hipertensi, umur kehamilan kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat,

infeksi, trauma dan lain-lain.

b) Faktor janin: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion,

ketuban pecah dini

c) Keadaan sosial ekonomi yang rendah. Kebiasaan: pekerjaan yang

melelahkan, merokok.

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat disebabkan karena

persalinan kurang bulan/prematur dan bayi lahir kecil untuk masa

kehamilan. Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan karena

uterus kurang dapat menahan janin, gangguan selama kehamilan,

lepasnya plasenta lebih cepat dari pada waktunya atau rangsangan yang

memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir

kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi

normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur

kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan

prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) ini sering mendapatkan penyakit atau komplikasi

akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang

kurang/prematur (Kulah Kebidanan, 2009).

Menurut Manuaba (1998), tanda dan karakteristik BBLR,

yaitu :

1) Berat badan < 2.500 gram

2) Panjang < 45 cm

3) Lingkar dada < 30 cm

4) Lingkar kepala < 33 cm.

18

Page 19: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

5) Umur kehamilan < 37 cm.

6) Kepala relatif lebih besar.

7) Kulit tipis transparan, rambut lanugo masih banyak, lemak kulit

kurang

8) Otot hipotonik lemah.

9) Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnoe (gagal napas).

10) Ekstremitas ; paha abduksi, sendi lutut / kakai flexi lurus.

11) Kepala tidak mampu tegak.

12) Pernapasan sekitar 45 menit – 50 kali per menit.

13) Frekuensi nadi 100 -140 kali per menit

c. Faktor pelayanan kesehatan

1) Antenatal

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilanuntuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu

hamil. Sehinggamampu menghadapi persalinan, kala nifas,

persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar (Manuaba, 1998). Pelayanan antenatal ialah untuk

mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan

memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta

ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan

kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik

dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum

sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental

(Wiknjosastro, 2005).

2) Penolong persalinan

Penolong persalinan harus mampu memenuhi tugas

sebagai pemberi perawatan. Penolong persalinan juga harus

pemah menjalani pelatihan yang sesuai dan memiliki tingkat

keterampilan kebidanan yang sesuai dengan tingkat pelayanan.

Paling tidak, hal ini memungkinkan pemberi perawatan mengkaji

19

Page 20: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

Input PenelitianPengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan kematian bayi

Output PenelitianPengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan kematian bayi

IntervensiPenyuluhan kesehatan dengan metode brainstorming disertai pemberian leaflet

faktor risiko, mengenali komplikasi, melakukan observasi pada

ibu, dan memantau kondisi janin dan bayi setelah lahir.

Penolong persalinan harus mampu melakukan intervensi

dasar esensial dan merawat bayi setelah lahir. Penolong persalinan

juga harus mampu merujuk wanita atau bayi ke tingkat perawatan

yang lebih tinggi jika timbul komplikasi yang memerlukan

intervensi, yang melebihi kemampuan pemberi perawatan (WHO,

2003).

3) Jarak ke tempat tinggal

Menurut Nasrin (2001) salah satu penyebab keterlambatan

ibu bersalin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat adalah

akibat jarak yang tidak terjangkau. Jarak terlampau jauh dan tidak

tersedianya sarana transportasi menyebabkan ibu hamil memilih

persalinan di rumah dengan bantuan dukun, sehingga apabila

mengalami komplikasi saat persalinan tidak segera mendapatkan

pertolongan yang memadai. Hal ini sering menyebabkan kematian

ibu dan bayi.

H. KERANGKA KONSEP

PRE-TEST POST-TEST

20

Page 21: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Nama Kegiatan

Nama kegiatan ini adalah Penyuluhan Pre dan Post Persalinan Dengan

Metode Curah Pendapat (Brainstorming) di Desa Cilongok Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2012 dengan tema “Turunkan AKB

melalui Ibu CERDIK” (CEkatan dalam menerima informasi kesehatan,

Rencanakan kehamilan, DIsiplin datang ANC, Kontinyu dalam berinteraksi

dengan tenaga kesehatan).

B. Bentuk dan Metode Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Desa Cilongok Kecamatan

Cilongok, Kabupaten Banyumas dengan metode pendidikan kelompok kecil.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah curah pendapat (brainstorming) yaitu

modifikasi metode diskusi kelompok dengan melemparkan suatu masalah

kepada peserta dan peserta diminta untuk memberikan tanggapan dari

masalah yang di berikan. Setelah semua peserta mencurahkan pendapat,

barulah tiap peserta memberikan komentar dan akhirnya terjadi diskusi yang

di dalamnya di sisipi dengan penyuluhan tentang tema terkait. Penyuluhan

dilakukan untuk membahas pentingnya menjaga kehamilan dan persalinan

yang aman dan sehat. Kelompok yang dibentuk pada diskusi ini ada 3

kelompok dengan anggota masing-masing kelompok 10 ibu rumah tangga.

Adapun tiap - tiap kelompok didampingi oleh 2 mahasiswa sebagai pemandu.

Pemandu memandu kegiatan curah pendapat dan memberikan materi tentang

tema terkait dengan menggunakan lembar balik dan leaflet.

C. Media Promosi Kesehatan

Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah leaflet dan lembar

balik (flip chart). Media tersebut digunakan untuk membantu proses

penyuluhan sehingga lebih menarik dan mudah dimengerti oleh sasaran.

Kegiatannya berupa diskusi dan pemaparan materi tentang AKB dengan

21

Page 22: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

Alat peraga berupa lembar balik

Peserta

Peraga 1 + Pemateri

menggunakan media lembar balik yang dilakukan secara berkelompok yaitu

3 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 orang dengan

didampingi oleh 3 penyuluh. Pengelompokan ini dimaksudkan agar materi

dapat lebih diserap oleh para peserta dengan lebih intensif.

Penggunaan lembar balik saat penyuluhan bertujuan agar peserta lebih

tertarik dengan penyuluhan yang diadakan sehingga menunjang kesuksesan

tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan leaflet yang dibagikan ialah berisi

informasi AKB yang dilengkapi dengan gambar-gambar penunjang,

pembagian leaflet ini bertujuan agar mudah dipahami oleh para peserta

karena informasi yang ada merupakan rangkuman dari materi penyuluhan

yang diberikan.

Selain memberikan penyuluhan pada kelompok yang akan di teliti,

kegiatan ini juga membagikan kuesioner kepada kelompok lain yang tidak

diberikan penyuluhan sebagai kelompok pembanding. Jumlah dari kelompok

pembanding yang akan dibagikan kuesioner ialah berjumlah 30 orang.

Gambar1. Kerangka pemikiran metode penyuluhan

D. Sasaran Kegiatan

Populasi : Ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Cilongok Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas.

Sampel : 30 orang diambil secara acak untuk peserta penyuluhan dan 30

orang diambil secara acak untuk kelompok pembanding.

22

Page 23: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

E. Evaluasi

Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

kegiatan adalah dengan pengolahan data hasil kuesioner yang diberikan pada

awal dan akhir kegiatan pelatihan yang kemudian di bandingkan dengan hasil

kuesioner kelompok kontrol. Evaluasi kegiatan ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kegiatan ini terhadap perubahan pengetahuan pada

peserta mengenai AKB.

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan ini akan dilaksanakan pada :

hari, tanggal : Sabtu, 26 Mei 2012

waktu : Pukul 08.45 s.d.11.45 WIB

tempat :Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas

G. Kemitraan

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

2. Puskesmas Cilongok I

3. Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas

4. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu

Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan menggunakan

analisis deskriptif dalam bentuk tulisan, tabel dan grafik. Analisis data primer

(kuesioner) menggunakan program komputer SPSS versi 16 for windows.

Untuk membandingkan data hasil dari kuesioner dengan data hasil dari

kelompok kontrol menggunakan uji t-2 sampel independen karena

membandingkan dua kelompok independen yang satu sama lainnya tidak

saling mempengaruhi. Uji paired t Test dilakukan untuk melihat signifikansi

perbedaan rata-rata sebelum dan setelah perlakuan. Jika nilai p=0,000 lebih

kecil dari α (0,05), maka hipotesis penelitian ditolak, artinya ada perbedaan

yang nyata. Jika homogen dapat dilanjut ke uji anova jika tidak homogen

dapat dilanjut dengan uji kruskal wallis.

23

Page 24: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

I. Susunan Panitia

Terlampir

J. Susunan Acara

Terlampir

K. Anggaran Dana

Terlampir

L. Penutup

Demikian proposal kegiatan Penyuluhan Menggunakan Metode Curah

Pendapat (Brainstorming) Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap

Tentang Pencegahan Kematian Bayi Di Desa Cilongok Kecamatan Cilongok

Kabupaten Banyumas Tahun 2012 ini kami buat. Semoga kegiatan ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait. Atas partisipasi dan

kerjasama dari semua pihak, kami ucapkan terima kasih.

24

Page 25: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Agus Supardi, 2011. Kematian Bayi umur 0 – 28 hari masih Tinggi. www.

balatbangbengkulu..com/2011/02/pbimr_okey_.pdf) diakses 12 April 2012

Anonim. http:// www .tp.ac.id/wp.../download-konsep-penkes-ren-

pengajaran.doc. Diakses tanggal 11 April 2012 pukul 20.00 wib.

Arulita Ika Fibriana.2007. Faktor – Faktor Risiko Yang Mempengaruhi

Kematian Maternal (Studi Kasus Di Kabupaten Cilacap). Program Studi

Magister Epidemiologi Program Pasca Sarjana Universitas

Diponegoro.Semarang

Ayurai.2009. Hubungan Antara Pendidikan Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2009.

Bapennas.2009.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Anak.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.Jakarta

BPS.2012.angka kematian bayi. http://sitarokab.bps.go.id/index.php/statistik-

sosial/97-mortalitas/117-angka-kematian-bayi-akb.html diakses 12 April

2012

Depkes RI. 1998. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Depkes. 2008. Pencegahan dan Penatalaksanaan Asfiksia

Neonatorum.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Dinkes Banyumas. 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas. Banyumas.

Hanifa, W. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC

25

Page 26: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

http:// www. scribd.com/doc/59034888/30/F-Media diakses 12 April 2012

Kamarullah, Munir. 2005. Keganasan Cervik Uteri (Online)

(http://ppniternate.blogdrive.com/comments?id=1) diakses 12 April 2012

Kuliah Kebidanan.2008.Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (http://www.kuliah

kebidanan.com, diakses 12 April 2012.

Lidya.2010.Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17422/.../Chapter%20II.pdf)

diakses 12 April 2012

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Pendidikan Bidan. Jakarta : Cetakan I

Manuaba, IBG. 2007. Buku Ajar: Patologi Obstetri – Untuk Mahasiswa

Kebidanan. Jakarta: EGC.

Marliana, Lina. 2008. Pelaksanaan program siaran pendidikan kesehatan di

Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) FM Serang tahun 2008. Universitas

Indonesia. Jakarta. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122947-S-

5237...Literatur...

Mochtar, R. 1998. Obstetric Fisiologis. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 1997.  Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar. Jakarta. Rineka Cipta.

 Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.

RinekaCipta.

Saefuddin. AB. Wiknjosastro, Adriaansz. (2002) Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Edisi Pertama : Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Utomo, Martono Tri. Asfiksia Neonatorum. Cited on : April 12 Th . 2012.

Updated on : 2006. Available on www.pediatrik.com

26

Page 27: Proposal praktikum Isu-Isu Promosi Kesehatan

WHO.2003.Pedoman Praktis Safe Motherhood, Perawatan dalam Kelahiran

Normal.EGC.Jakarta

Wiknjosastro H. 2005. Patologi Persalinan dan Penanganannya. Ilmu

Kebidanan, edisi ke-3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Jakarta.

27