makalah_ekonomi_mineral.docx

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Besi di alam dapat ditemukan dalam 2 macam bentuk, yaitu dalam bentuk batuan seperti batu besi merah, batu besi magnit dan lain lain. Dalam bentuk pasir seperti pasir besi titan (mengandung oksida besi Fe 3 O 4 yang bercampur dengan oksida titan), pasir besi spat (Fe.CO3) atau yang disebut speroseiderit yang mengandung 40% besi bercampur dengan tanah liat. Dalam makalah ini kita akan membahas mengenai pasir besi. Di Indonesia, pasir besi dapat ditemukan di Pulau Jawa (Lumajang, Ciamis, Cilacap, Banten, Yogyakarta, dan Tasikmalaya), Aceh, Sulawesi Utara (Minahasa Selatan), NTT(Kabupaten Manggarai), dan Bengkulu. Pasir besi di pesisir pantai selatan ini sudah dikenal sejak tahun 1976. Pasir besi yang berada di sepanjang pesisir selatan Kulonprogo ini sendiri merupakan pasir besi yang istimewa karena tidak seperti pasir besi pada umumnya yang hanya mengandung titanium, tetapi juga mengandung vanadium. Pasir besi yang mengandung vanadium yang baik hanya ada di Meksiko dan di Indonesia terdapat di Jogja. Vanadium sering dimanfaatkan untuk memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang digunakan dalam kecepatan tinggi. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam melapisi 1

Upload: fatin-aminah-iyasa

Post on 24-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBesi di alam dapat ditemukan dalam 2 macam bentuk, yaitu dalam bentuk batuan seperti batu besi merah, batu besi magnit dan lain lain. Dalam bentuk pasir seperti pasir besi titan (mengandung oksida besi Fe3O4 yang bercampur dengan oksida titan), pasir besi spat (Fe.CO3) atau yang disebut speroseiderit yang mengandung 40% besi bercampur dengan tanah liat. Dalam makalah ini kita akan membahas mengenai pasir besi. Di Indonesia, pasir besi dapat ditemukan di Pulau Jawa (Lumajang, Ciamis, Cilacap, Banten, Yogyakarta, dan Tasikmalaya), Aceh, Sulawesi Utara (Minahasa Selatan), NTT(Kabupaten Manggarai), dan Bengkulu. Pasir besi di pesisir pantai selatan ini sudah dikenal sejak tahun 1976. Pasir besi yang berada di sepanjang pesisir selatan Kulonprogo ini sendiri merupakan pasir besi yang istimewa karena tidak seperti pasir besi pada umumnya yang hanya mengandung titanium, tetapi juga mengandung vanadium. Pasir besi yang mengandung vanadium yang baik hanya ada di Meksiko dan di Indonesia terdapat di Jogja. Vanadium sering dimanfaatkan untuk memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang digunakan dalam kecepatan tinggi. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam melapisi titanium baja, seperti dalam pembuatan tank anti roket atau pembuatan pesawat ulang alik. Vanadium memiliki sifat yang jika terkena gesekan panas 2000 derajat celcius akan mencair. Oleh karena itu, pasir besi di pesisir selatan dapat dikatakan emas hitam. Oleh sebab itu sangatlah penting bagi kita sebagai mahasiswa teknik pertambangan untuk dapat mengenal dan mendalami seluk beluk pasir besi sebagai aset penting di Indonesia demi kemajuan bangsa.B. Batasan MasalahPembatasan masalah pada penyusunan makalah ini hanya pada pasir besi yang proses penambangannya dilakukan di pesisir pantai. Pembatasan ini diperlukan agar nantinya masalah yang dibahas tidak meluas.

C. Identifikasi MasalahDalam pembahasan makalah ini, identifikasi masalahnya terkait pada genesa pasir besi, manajemen tambangnya, metode dan pengolahan pasir besi, serta ekonomi mineralnya.D. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini adalah :1. Bagaimana keterjadian pasir besi di alam?2. Bagaimana cara pengolahan pasir besi dan proses penambangannya?3. Bagaimana keekonomisan pasir besi ini, hal ini terkait pada ekonomi mineral4. Bagaimana manajemen tambangnya?E. Tujuan dan ManfaatAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :1. Untuk mengetahui cara pengolahan dan penambangan pasir besi serta penangannya dalam dunia pertambangan sehingga menjadi bernilai ekonomi.2. Mengetahui ekonomi mineral dari pasir besi ini.Manfaat penyusunan makalah ini adalah :1. Sebagai sumbangan pengetahuan baik itu bagi penulis maupun pembaca nantinya.2. Sebagai tambahan sumber referensi tentang pasir besi ini.3. Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah ekonomi mineral jurusan teknik pertambangan UNP

BAB IIISIA. Pasir Besi di AlamDi Indonesia, pasir besi dapat ditemukan di Pulau Jawa (Lumajang, Ciamis, Cilacap, Banten, Yogyakarta,dan Tasikmalaya), Aceh, Sulawesi Utara (Minahasa Selatan), NTT(Kabupaten Manggarai), Sumatera Barat, dan Bengkulu. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir pantai. Pasir besi terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan pasir besi adalah merupakan hasil dari proses kimia dan fisika dari batuanyang bersifat andesitik hingga basalitik. Pasir besi terbentuk secara kimia dari adanya pelarutan yang kemudian berlanjut ke proses fisika, yaitu melalui penghancuran batuan oleh arus air, pencucian secara berulang- ulang, pemindahan karena ombak atau arus, dan terjadi pengendapan di sepanjang pesisir pantai yang mengandung Fe(besi) yang menurut beberapa penilitian kandungan tersebut datang dari batuan basalitik dan andesitik vulkanik. Kandungan pasir besi pada setiap daerah tentu berbeda- beda. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : 1. Batuan induk, sebagai sumber untuk terbentuknya endapan pasir besi. 2. Faktor fisika dan kimia(suhu, erosi dan transportasi sungai, arus laut bawah laut dan sungai sebagai media transportasi dan akumulasi material.)3. Faktor topografi (kemiringan), berperanan penting tempat akumulasi pasir besi Selain itu, potensi akan endapan pasir besi pada suatu daerah dapat ditentukan dengan sebuah formula, yaitu

C = (L x t) x MD xSGdengan, C= Sumber daya dalam ton L= Luas daerah pengaruh dalam m2 T= Tebal rata- rata endapan pasir besi dalam meterMD= Presentase kemagnetan dalam persenSG= Berat jenis dalam ton/m3

B. Genesa Pasir BesiPasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel bijih besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut. Menurut N. Suwarna, dkk (1990) urutan pembentukan batuan pada daerah kandungan pasir besi terdiri atas batuan tua berumur Miosen Awal yang dideskripsikan breksi, warna kelabu tua-kelabu muda, komponen andesit, basal, berukuran 0,5 5cm, lava, andesit-basal, sebagian terker sikan, terkalsitkan dan terkhloritkan, kekar lapis, endapan pasir besi ada yang bersifat sebagai endapan darat dan endapan Teras pantai. Endapan teras pantai secara tidak selaras menumpangi satuan lebih tua, terdiri dari sisipan konglomerat dan batu pasir kasar agak sedikit karbonatan, umur Holosen. Endapan Aluvial dan endapan pantai Terdiri dari material rombakan sungai karena pengangkatan terdiri dari kerikil, kerakal dan pasir, terutama terjadi pada sungai besar dekat pantai berupa endapan teras. Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya yang umum terdapat. Pembentukan pasir besi adalah merupakan produk dari proses kimia dan fisika dari batuan berkomposisi menengah hingga basa atau dari batuan bersifat andesitik hingga basaltik. Proses ini dapat dikatakan merupakan gabungan dari proses kimia dan fisika.Di daerah pantai, endapan pasir pantai di perkirakan berasal dari akumulasi hasil desintegrasi kimia dan fisika seperti adanya pelarutan, penghancuran batuan oleh arus air, pencucian secara berulang-ulang, transportasi dan pengendapan. Menurut Subandoro dan Pudjowaluyo (1972) endapan pasir besi seperti pada Pulau Flores secara umum terletak pada busur batuan vulkano-plutonik yang masih mirip dengan Pulau Jawa dimana endapan besi mengandung titan ditemukan sepanjang pantai selatan. Agaknya batuan volkanik adalah merupakan sumber utama pasir besi pantai yang ada sekarang. Keterjadian endapan pasir besi di sepanjang pantai diperkirakan terjadi karena proses pelindihan, transportasi dan akumulasi serta pengendapan. Kebutuhan bahan baku besi dalam industri alat berat seperti industri baja /konstruksi, otomotif serta industri alat berat lainnya pada tahun-tahun terakhir ini permintaannya meningkat secara tajam. Besi sebagai salah satu bahan baku utama dalam industri baja dan industri alat berat lainnya di Indonesia, keberadaannya akhir-akhir ini memiliki peranan yang sangat penting. Potensi sebarannya luas dan banyak di berbagai pulau di Indonesia, seperti di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, kawasan Nusatenggara, Kepulauan Maluku ~ Papua. Sejauh ini kegiatan eksplorasi dan inventarisasi berkaitan dengan endapan besi tersebut belum dilakukan secara menyeluruh, dan sistimatis. Keterdapatan /keterjadian endapan besi dapat dikelompokan menjadi tiga jenis. Pertama endapan bijih besi primer, terjadi karena proses hidrotermal, kedua endapan besi laterit terbentuk akibat proses pelapukan dan ketiga endapan besi sekunder ( pasir besi) adalah merupakan kelompok mineral rombakan. Untuk mengetahui pembentukan pasir besi dilakukan dengan metoda pemetaan permukaan. Pemetaan permukaan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara geologi yang ada dengan pembentukan endapan pasir besi di daerah tersebut. Pengukuran dengan teodolit jenis TO dilakukan untuk membuat baseline dan crossline titik-titik pemboran. Penentuan posisi titik pertama dalam pengukuran referensinya adalah dengan data GPS. Pemboran dilakukan pada daerah pantai yang mengandung pasir besi dengan interval panjang (baseline) 400 meter dan lebar (crossline) 200 meter. Pekerjaan pemboran dilakukan dengan menggunakan bor tangan (hand auger) jenis Doomer yang dilengkapi dengan casing berdiameter 2,5 inchi. Proses separasi magnetik dilakukan dengan metode increment. Hasil dari increment dipergunakan untuk menentukan nilai MD. Nilai magnetic degree (MD) diperoleh dari hasil pengukuran berat konsentrat dibagi berat asal dikalikan 100% . Sedangkan untuk mengetahui komposisi dan kadar tiap mineral didalam pasir besi dilakukan analisa unsur Fe2O3, Fetotal, TiO2 dan H2O terhadap sampel yang sudah menjadi konsentrat. Endapan pasir besi yang dimasukan ke dalam perhitungan sumber daya terukur mempunyai MD > 7%. Total sumber daya terukur dihitung dengan cara menjumlahkan sumber daya tiap lubang bor.

C. Metode dan Proses PenambanganPertambanganadalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualanbahan galian(mineral,batubara,panas bumi,migas,dll).Proses penambangan pasir besi tidak menggunakan bahan kimia. Cara pengambilan pasir besi dilakukan dengan proses magnetit. Setiap tahun, area kerja penambangan pasir besi berpindah- pindah. Setiap pemindahan, selalu dilakukan reklamasi pada lahan yag pernah digali. Penggalian pasir dilakukan sedalam 3 meter hingga 6 meter dalam area kerja yang dibebaskan dengan konpensasi layak selama 1 tahun. Setelah Fe diambil, pasir atau tanah yang tidak mengandung Fe (80%-90%) direklamasi atau dikembalikan lagi. Meskipun sudah ada aturan untuk melakukan proses reklamasi agar keadaan alam tetap seimbangm, masih banyak perusahaan- perusahaan tambang pasir besi yang tidak melakukannya. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, seperti :1. Adanya kepentingan ekonomi dan politik beberapa pihak2. Penegakkan hukum yang kurang tegas3. Aturan yang dibuat seringkali mengabaikan faktor lingkunganPertambangan pasir besi memiliki beberapa dampak buruk, seperti : 1. Terjadi kerusakan pada lahan bekas tambang2. Merusakan pada lahan perkebunan dan pertanian3. Wilayah hutan menjadi kawasan pertambangan4. Dalam jangka panjang, tanah akan susah dikembalikan lagi ke fungsi awalnya5. Pencemaran tanah, air dan udara6. Merusak tambak dan terumbu karang di pesisir pantai7. Hilangnya sebagian keanekaragamanhayati8. Air tambang asam yang beracun jika dialirkan ke sungai dan masuk ke laut akan mengganggu eksosistem didalamnya.Metode penambangan untuk pasir besi ini bisa dikategorikan pada tambang terbuka. Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit. Cara pengangkutan pada open pit tergantung dari kedalaman endapan dan topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu :1. Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars, dan sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping dengan menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.2. Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil galian / peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi alat-alat angkut. Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke loading point; dari sini diangkut ke ore bin dengan memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar tambang dengan cage.Untuk mineral jenis ini yaitu pasir besi metode penambangannya yang lebih rinci dinamakan alluvial mine. Tambang aluvial adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dll. Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :1. Tambang Semprot (Hydraulicking).Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakukan dengan menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau giant. Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm. Untuk memperbesar produksi biasanya : Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di satu permuka kerja, Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser. Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika digunakan cara penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air, baik untuk sperasi penambangan maupun untuk proses pengolahannya (konsentrasi).

2. Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging).Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai danau atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak air. Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk penambangan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :Multi bucket dredge yaitu kapal keruk yang alat-galinya berupa rangkaian mangkok (bucket), Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-gali berupa pisau pemotong yang menyerupai bentuk mahkota, Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel) sebagai alat-gali. Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk tangga atau jenjang (benches), Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga (ladder) sampai pada kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan sistem tekan. Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggalikan tanah penutup, sedangkan sistem tekan untuk menggali endapan bijihnya. 3. Manual mining method.Manual method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan yang menggunakan tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga masin atau alat mekanis. Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk menambang endapan yang Ukuran atau jumlah cadangannya tidak besar. Letaknya tersebar dan terpencil. Tetapi endapannya cukup kaya. Alat-alat konsetrasi yang biasanya digunakan pada manual method ialah : Pan / batea / dulang. Rocker (craddle), Sluice box.

D. Manajemen Tambang1. EKSPLORASITatacara eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi mulai dari kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui potensi pasir besi. Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangana. Studi Literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan pengolahan data serta laporan kegiatan sebelumnya.b. Studi Penginderaan Jarak Jauh dengan jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini meliputi : data Citra Landsat MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara. Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi gejalagejala geologi yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi pasir besi.c. Studi Geofisika dengan data yang digunakan dalam studi ini merupakan data geofisika berupa anomali kemagnetan.d. Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan untuk pekerjaan lapangan antara lain: peta dasar topografi dan peta geologi, alat bor tangan, alat ukur topografi, palu geologi, kompas geologi, loupe, alat tulis, magnetik pen, susceptibility meter, Global Positioning System (G.P.S.), kamera, alat gali, pita ukur, alat preparasi conto, kantong conto dan peralatan keselamatan kerja. Kegiatan Pekerjaan Lapangana. Pemetaan Geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan batas pasir pantai dengan litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh gambaran sebaran endapan pasir besi.b. Pengukuran Topografi dilakukan untuk menggambarkan morfologi pantai dan perencanaan penempatan titik-titik lokasi pemboran dan sumur uji serta lintasan geofisika. Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran topografi adalah Penentuan koordinat titik awal pengukuran pada punggungan sand dune, Pembuatan garis sumbu utama (base line) dan Pengukuran siku-siku untuk garis lintang (cross line). Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan garis-garis lintang yang merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya dibuat tegak lurus terhadap sumbu utama dengan interval jarak tertentu.c. Geofisika (Geomagnetik) metoda geofisika yang digunakan dalam studi ini adalah metoda geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mencari sebaran anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi.d. Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai baik yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada dibawahnya. Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan bor dangkal baik yang bersifat manual (Doormer) maupun bersifat semi mekanis . Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penentuan lokasi titik bor, Setting alat bor, Pembuatan lubang awal dilakukan dengan menggunakan mata bor jenis Ivan sampai batas permukaan air tanah, Setelah menembus lapisan air tanah, pemboran dilakukan dengan menggunakan casing yang didalamnya dipasang bailer, Pemboran dihentikan sampai batas batuan dasar, Pengambilan conto pasir besi yang terletak di atas permukaan air tanah diambil dengan sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter 2,5 inchi, sedangkan conto pasir yang berada di bawah permukaan air tanah dan bawah permukaan air laut diambil dengan bailer yang dilengkapi ball valve. Conto-conto diambil untuk setiap kedalaman 1,5 meter atau setiap satu meter dan dibedakan antara conto dari horizon A, conto horizon B dan conto dari horizon C. Pola pemboran dan interval titik bor yang digunakan pada pekerjaan ini disesuikan dengan tahapan survei, sebagai contoh pada tahapan eksplorasi rinci digunakan pola pemboran dengan interval 100 m x 20 m (Gambar 2).e. Pembuatan Sumur Uji, pada umumnya dilakukan pada pasir besi undak tua yang telah mengalami kompaksi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai sampai pada kedalaman tertentu sampai mencapai permukaan air dan untuk mengetahui profil/penampang tegak perlapisan pasir besi. f. Preparasi Conto, proses preparasi di lapangan untuk conto bor dan sumur uji dapat dilakukan dengan dua metoda, yaitu: increment atau Riffle splitter. Conto yang diambil harus homogen dari setiap interval kedalaman. Dengan pengambilan yang cukup representatif akan menjamin ketelitian dalam analisa kimia, perhitungan sumber daya atau cadangan dari endapan pasir besi pantai. Pengambilan conto-conto tersebut didasari oleh prosedur baku dalam eksplorasi endapan pasir besi pantai.g. Penentuan Persentase Kemagnetan (MD), diawali dengan pemisahan mineral magnetik dengan non-magnetikh. Penentuan Berat Jenis insitu 2. Kegiatan Setelah Pekerjaan Lapangana. Analisa Laboratorium dilakukan conto-conto setelah dikumpulkan Pekerjaan analisa laboratorium meliputi analisa kimia dan fisika. Analisa kimia dilakukan terhadap conto individu untuk mengetahui kandungan unsur dalam konsentrat, antara lain: Fetotal (FeO dan Fe2O3, Fe3O4) dan Titan. Analisa kimia dapat dilakukan dengan beberapa metoda, antara lain AAS, volumetrik, XRF dan ICP. Analisa fisika yang dilakukan antara lain analisa mineral butir, analisa ayak, analisa sifat magnetik dan berat jenis. Analisa mineral butir dilakukan untuk mengetahui jenis dan persen berat mineral baik untuk fraksi magnetik maupun nonmagnetik Conto yang dianalisa mineral butir berasal dari conto komposit, yang mewakili wilayah/ blok pemboran. Analisa ayak dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butiran pasir besi yang dominan. Analisa ayak dilakukan terhadap conto pilihan berasal dari bagian-bagian blok interval dalam bentuk conto komposit berat 500 gram.

b. Pengolahan Data dari hasil pengamatan dan analisa laboratorium diolah dan ditafsirkan secara seksama untuk memberikan gambaran tentang kondisi geologi daerah penelitian yang berkembang dari aspek genetik, posisi, hubungan serta distribusinya. Tahapan Eksplorasi3. Penyelidikan Umum adalah tahapan eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah potensial keterdapatan pasir besi pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisa penginderaan jarak jauh. Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan pemboran sejajar pantai secara acak disertai pengambilan conto dan pembuatan sumur sumur uji apabiladiperlukan.4. Eksplorasi adalah tahapan lanjutan setelah penyelidikan umum. Tujuannya adalah untuk mengetahui sumber daya endapan pasir besi secara rinci.

E. Pengolahan MineralKegunaan pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen. Selain itu manfaat dan kegunaan pasir besi adalah bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin fotokopi dan tinta laser, bahan utama untuk pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat, bahan dasar untuk industri magnet permanent. Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematite. Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting, merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Indonesia sebenarnya memiliki jumlah cadangan pasir besi dalam bentuk pasir besi titan yang termasuk banyak di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Besar cadangan yang terukur sampai saat ini adalah kurang lebih 230 juta ton dengan perkiraan masih lebih banyak lagi cadangan pasir besi yang belum tereksplorasi. Selama ini pasir besi titan yang didapatkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku tambahan untuk proses manufaktur semen di Jawa dan Sumatera. Sedangkan untuk produksi baja, pihak lokal harus mengimpor bahan baku dari luar negeri secara keseluruhan. Dengan meningkatnya kebutuhan akan produk berbasis besi-baja akhir-akhir ini, sudah semestinya kita mulai melirik pasir besi titan asal negeri kita sendiri sebagai bahan baku produksi besi-baja di Indonesia.Proses pengolahan pasir besi berbeda dengan proses pengolahan besi biasa yang menggunakan tanur tinggi (blast furnace). Hal ini dikarenakan adanya logam ikutan berupa berupa titanium dalam jumlah yang besar. Logam titanium ini mengakibatkan terak yang terbentuk menjadi sangat kental. Hal inilah yang menjadi hambatan operasional bagi pabrik-pabrik yang ingin memanfaatkan pasir besi titan sebagai bahan baku produksinya, seperti PT. Krakatau Steel yang mesin-mesinnya tidak cocok untuk menghadapi kendala semacam ini. Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul, dibutuhkan pencarian atas proses yang tepat dan teruji serta efisien agar pasir besi titan yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebagai acuan, digunakan proses SL/RN yang telah digunakan secara komersial dan dimodifikasi oleh New Zealand Steel, Ltd. Dari proses yang ada ini, akan dilakukan perubahan-perubahan dan penyempurnaan-penyempurnaan sehingga didapatkan proses yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia.Penelitian dilakukan pada beberapa tahap, di antaranya adalah tahap benefisiasi dan optimalisasi reduksi serta perolehan besi dan logam ikutan seperti titanium dan vanadium. Produk-produk akhir yang didapat adalah pigmen TiO2, logam titanium dan Ferro Vanadium. a. Pasir Besi TitianPasir besi titan asal Indonesia yang didapatkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta berasal dari pelapukan batuan-batuan andesit yang dibawa oleh aliran sungai dan diendapkan di pantai oleh bantuan dari gelombang laut. Hasil analisis mineral :Melalui analisa Petrografi : Mineral bijih tersusun atas : Magnetit (Fe3O4), Hematit (Fe2O3), Ilmenit (FeTiO3) Mineral bukan bijih tersusun atas : Hypersthene, Albit, Augit, Biotit, KwarsaHasil analisa kimia didapat dalam bentuk persentase komponen-komponen yang menyusunnya. Dari hasil analisa ayak juga dapat diketahui persentase berat masing-masing komponen dalam ukuran-ukuran tertentu.

b. Proses pemisahan Besi Titian Secara FisisSumber gangguan dari bijih pasir besi ini berupa titanium yang diusahakan untuk dipisahkan agar pasir besi dapat diolah secara konvensional. Dengan menggunakan suatu alat bernama EPMA (Electron Probe Micro Analyzer), didapat gambar citra EPMA dari pasir besi. Dari gambar dapat terlihat keberadaan jala-jala dengan lebar 6-12 mikron yang berisi unsur-unsur titan dengan Fe yang tersebar secara merata.

Mesin EPMA (Electron Probe Micro Analyzer.Dengan digerus hingga 1000 mesh, titan akan terbebas dari besi sehingga pemisahan menggunakan metode magnetik separator dapat berjalan baik. Secara teori, pemisahan secara fisis antara besi dan titanium dapat dilakukan, tetapi secara praktis terlalu mahal dan sulit dikerjakan

Magnetic Separator

c. Proses SL/RN (NEW ZEALAND STEEL , LTD.)Karena proses untuk memisahkan besi dan titanium secara fisis sulit dilakukan, maka ditempuhlah jalan lain berupa metode kimia, yakni dengan jalur reduksi dan peleburan. New Zealand Steel, Ltd. Merupakan perusahaan satu-satunya yang berhasil melakukan peleburan pasir besi titan secara komersial dengan cara memodifikasi proses SL/RN.

Gambar 4.1 Diagram Alir Modifikasi Proses SL/ RN ( New Zealand.Ltd)Modifikasi yang dilakukan pada diagram di atas berupa penambahan langkah pra-reduksi dengan memanfaatkan gas terbang (volatile meter) dari batubara. Dari proses yang ditambahkan ini membuat TiO2 yang terbentuk di dalam terak mudah dikeluarkan dari dalam dapur/melter. Hal ini dikarenakan temperatur dalam dapur sangat tinggi, yaitu kurang lebih 1700oC.

d. KEMUNGKINAN IMPROVISASI PROSES SL/RNProses yang dilakukan New Zealand Steel, Ltd. ini bukannya tanpa kekurangan. Proses ini masih belum sempurna. Terdapat kekurangan dan kelebihan dlam proses ini. Kekurangan yang kentara adalah : Penggunaan batu bara khusus yang sulit didapatkan, sangat reaktif dan temperatur fusion tinggi. Batubara yang berlebih dari umpan yang masuk Melter akan terbakar percuma. Sensible heat dan chemical heat yang keluar dari Melter belum dimanfaatkan. Ketergantungan elektroda grafit impor.Proses ini memiliki keuntungan berupa tidak diperlukannya preparasi terlebih dahulu dari bijih besi sebagai bahan baku, seperti digerus atau diaglomerasikan/pelletasi. Dari proses-proses yang dijelaskan di atas, dilakukan improvisasi dan modifikasi untuk memproses pasir besi titan dari Yogyakarta yang secara komposisi kimia hampir sama dengan pasir besi titan dari New Zealand. Penyempurnaan yang dilakukan adalah pada tahap-tahap berikut : ReduksiPada tahap ini diperlakukan proses aglomerasi/pelletasi bijih dengan cara mencampur bubuk batubara dengan ukuran yang sama. Dengan cara demikian, diharapkan bahwa kontak yang terjadi antara pasir besi titan dengan batubara menjadi lebih sempurna, sehingga proses reduksi pada multi heart furnace dan rotary kiln dapat berjalan dengan sempurna. Bahan imbuhan seperti betonit dan sebagian batu kapur juga dimasukkan ke dalam proses aglomerasi dengan tujuan agar kualitas pellet menjadi lebih kuat dan mengurangi kekentalan pada terak pada saat proses peleburan.

Keuntungan lain yang bisa didapat ialah batubara yang dugunakan merupakan batubara dengan jenis yang umum dan mudah diperoleh. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan ialah diperlukannya ongkos tambahan pada proses penggerusan dan pelletasi. Proses reduksi ini merupakan tahap yang memegang peran penting, karena jika terjadi reduksi berlebihan, akan menyebabkan TiO2 tereduksi menjadi TiO3. Akibatnya adalah terak yang nantinya terbentuk akan menjadi sangat kental dan mempersulit proses pengeluaran terak tersebut dari dalam tungku. Dengan mengkalkulasi perhitungan energi bebas reaksi, kita dapat membuat perkiraan mengenai derajat reduksi yang dikehendaki, sehingga seluruh besi dan mayoritas vanadium akan tertinggal pada cairan logam (hot metal) yang terdapat pada bagian bawah, sedangkan titanium akan menjadi terak yang tertinggal pada bagian atas. Peleburan (Melting)Proses peleburan dilakukan di dalam tungku peleburan/melter dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar sebagai ganti dari tungku busur listrik seperti dalam proses SL/RN. Pada proses dalam tungku peleburan ini yang diharapkan adalah proses peleburannya saja. Proses reduksi sangat tidak diharapkan. Pellet yang mengalami proses reduksi akan jatuh pada daerah yang bertemperatur sangat tinggi (temperatur lebur). Hal ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya Ti2O3 yang akan mempengaruhi kekentalan terak. Tungku pun harus memiliki panas yang cukup sehingga udara yang dimasukkan harus merupakan udara yang panas (hot blast). Oleh karena itu, bentuk melter yang paling tepat adalah Kupola dengan angin panas atau hot blast Cupola. Baik Sensible Heat maupun Chemical Heat, keduanya digunakan untuk memanaskan dan sebagai pembantu proses reduksi Pellet. Dengan demikian, didapatlah efisiensi penggunaan energi yang lebih baik. Sisa-sisa gas dimanfaatkan untuk membuat udara masuk menjadi panas (Cold Blast Air) dan untuk tujuan yang lain-lainnya.Agar terak yang dihasilkan bersifat encer, bahan imbuhan yang ditambahkan harus diperhitungkan, baik dalam tungku peleburan maupun dalam Pellet dengan mengacu pada diagram ternair TiO2 CaO SiO2, sehingga berada pada daerah dengan titik lebur yang paling rendah.e. PEMISAHAN BESI, TITANIUM DAN VANADIUMBila semua proses di atas berjalan seperti yang seharusnya, maka mayoritas vanadium akan bergabung bersama dengan besi dalam cairan logam (Hot Metal), sedangkan mayoritas titanium akan bergabung dengan terak. Besi dapat dipisahkan dari Vanadium dengan cara mengoksidasi cairan hot metal dengan gas oksigen (Ladle Furnace). V2O5 pun akan keluar dan menyatu dengan terak. Selanjutnya, cairan hot metal akan diproses dalam tungku converter untuk dibuat sebagai produk-produk baja.

Unsur titanium dalam TiO2 dalam slag perlu ditingkatkan kadarnya agar bisa diproses dalam tungku khlorinasi untuk lebih lanjut diproses menjadi pigmen TiO2 dan logam titanium stekag melewati proses purifikasi terlebih dahulu. V2O5 yang terkandung dalam terak bisa diolah menjadi V2O5 flake dan bentuk master alloy Ferro Vanadium.

DIAGRAM ALIR PROSES

F. EKONOMI MINERAL1. Pasir Besi di IndonesiaTabel data produksi tambang di Indonesia

Persentase persebaran cadangan pasir besi di wilayah Indonesia :NoDaerahPersentase Persebaran

1Jawa Barat28,8 %

2Jawa Timur22,4 %

3Sumatera Utara17,9 %

4Jawa Tengah13,4 %

5DKI Jakarta6,5 %

6Sulawesi Selatan6 %

7Bali3%

8Papua2 %

Peta persebaran cadangan pasir besi di Indonesia :

Lokasi potensi pasir besi di IndonesiaLokasi potensi pasir besi di Bengkulu

Berikut salah satu detail cadangan pasir besi yaitu di Provinsi Jawa Barat :

Data cadangan pasir besi di wilayah Indonesia :

2. Pasir Besi di Luar IndonesiaPasir besi selain terdapat di Indonesia, juga terdapat di beberapa negara lain. Data-data yang kami dapat adalah sebagai berikut :Sumber Daya Pasir Besi Pada Pesisir New Zealand

Total pasir besi di New Zealand adalah 1487.8 juta ton.Total pasir besi di Filipina sebagai rekaan awal adalah 250 juta ton.Sedangkan potensi cadangan pasir besi di Indonesia menurut Dir. Sumber Daya dan Inventarisasi Mineral pada tahun 2004 adalah sekitar 107.18 juta ton.Ini berarti jumlah pasir besi di Indonesia hanya 2,8% dari jumlah pasir besi di New Zealand dan 16% dari jumlah pasir besi di Filipina.Tabel perbandingan cadangan pasir besi

3. Ekspor dan Impor Pasir Besia. Data ekspor pasir besi New Zealand tahun 2009 2011.

b. Data ekspor pasir besi Indonesia tahun 2003

c. Data import pasir besi Indonesia tahun 2002-2003

4. Konsumsi Pasir Besi di Indonesiaa. Data konsumsi pasir besi di Indonesia tahun 2002End UseVolume, Tons

Mesin dan Komponennya14.868,80

Perabot Rumah Tangga88.337,10

Perlengkapan dan komponen angkutan10.574,60

Produkdari pasir besi133.694,50

Semen718.811,30

Total966.286,30

b. Data konsumsi pasir besi di Indonesia tahun 2003 End UseVolume, Tons

Mesin dan Komponennya17.842,56

Perabot Rumah Tangga97.170,81

Perlengkapan dan komponen angkutan12.689,52

Produkdari pasir besi160.433,40

Semen898.514,13

Total1.186.650,42

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan :Kelimpahan Pasir besi dialam harus lah digunakan semaksimal mungkin sebagaimana amanah UUD tahun 1945 Pasal 33. Disadari bahwa setiap aktifitas tambang selalu merubah bentang alam, dan berbicara tentang penambangan pasir besi yang berada minimal 100 m dari bibir pantai, kita juga harus mempertimbangkan Muka Air Tanah berdasarkan pertimbangan Hidrogeologi, kedalaman penambangan pasir besi harus diperhitungkan secara benar berdasarkan data geoteknik. Akhir dari penambangan yang baik adalah ketika lahan bekas tambang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, ending dari penambangan pasir besi yang kita harapkan adalah masyarakat dapat mengelola nya menjadi lahan tanam siap pakai. Kandungan pasir besi pada setiap daerah tentu berbeda- beda. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : 1. Batuan induk, sebagai sumber untuk terbentuknya endapan pasir besi. 2. Faktor fisika dan kimia(suhu, erosi dan transportasi sungai, arus laut bawah laut dan sungai sebagai media transportasi dan akumulasi material.)3. Faktor topografi (kemiringan), berperanan penting tempat akumulasi pasir besi

DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/?doc_id=54768689&download=1http://realmwk.files.wordpress.com/2010/05/skema-proyek-pasir-besi-di-kp-18jan2009.jpghttp://realmwk.wordpress.com/2010/04/14/sultan-proyek-penambangan-pasir-besi-ditentukan-amdal/http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202007/LOGAM/Logam_Eksplorasi-PasirBesi_MinahasaSelatan_SULUT.pdfhttp://drdbengkulu.wordpress.com/2011/09/22/dampak-negatif-penambangan-pasir-besi-studi-kasus-dermaga-linau-kecamatan-maje-kabupaten-kaur/http://realmwk.wordpress.com/2010/04/26/pasir-besi-pesisir-selatan-terbaik-di-dunia/http://www.pam-group.com/en/en.prmprocess.htm

10