makalah_dasar2_agronomi_-_dampak_co2_ter
DESCRIPTION
could help you to complete the assignmentTRANSCRIPT
MAKALAH DASAR- DASAR AGRONOMI
DAMPAK PENINGKATAN KARBONDIOKSIDA (CO2) TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN
Disususn Oleh :
Abdillah Nurul Husnaa
Ageng Rahajeng Puji A.
Tri Suhesti
Sayyida Ikrima
Dosen pengampu
: 12843
: 12852
: 12837
: 12852
: Ir. Rohmanti Rabbaniyah
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas penting dalam pertumbuhan tanaman,
namun juga merupakan salah satu gas rumah kaca yang jumlahnya terus meningkat dari tahun
ke tahun. Peningkatan ini merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global (global
warming). Akibat dari pemanasan global, suhu bumi diperkirakan akan meningkat 3-5oC serta
menyebabkan perubahan iklim yang drastis pada 50 – 100 tahun yang akan datang.
Peningkatan gas-gas rumah kaca saat ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian.
Peningkatan kandungan CO2 udara akan memberikan efek baik positif maupun negatif
terhadap metabolisme tanaman. Peningkatan CO2 diprediksi dapat menstimulasi produksi
pangan dengan istilah CO2 Fertilization. Namun demikian, penelitian terhadap pengaruh
peningkatan kandungan CO2 udara terhadap berbagai jenis tanaman menunjukkan efek yang
beragam dari mulai efek positif, negatif maupun tidak berpengaruh sama sekali terhadap
kondisi tanaman.
Kenaikan kadar CO2 yang semakin meningkat akibat penggunaan gas-gas berbahaya
saat ini tentu sangat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar juga. Seperti penggunaan
bahan bakar kendaraan dan limbah pabrik yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu
pemicu kenaikkan kadar CO2 di bumi. Dari hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap
respon tanaman dalam perkembangannya. CO2 yang menjadi bahan utama dalam fotosintesis
cukup banyak diperlukan bagi tanaman, namun jika kenaikkan kadar CO2 yang tidak disertai
dengan penambahan jumlah tanaman juga dapat berpengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh peningkatan
kadar CO2 di atmosfer akibat adanya global warming terhadap pertumbuhan tanaman.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah CO2 itu?
2. Apakah pengaruh peningkatan kadar CO2 pada pertumbuhan tanaman?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan dari peningkatan kadar CO2 pada pertumbuhan
tanaman?
PEMBAHASAN
1. Pengertian Gas Karbondioksida (CO2)
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom
karbon. Ia berbentuk gas pada temperatur dan tekanan standar dan ada di atmosfer bumi.
Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan
volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon
dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah
dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh manusia, semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi,
dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses
fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus
karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil.
Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya
seperti pada mata air panas (Tjasyono, 1986).
2. Pengaruh Peningkatan CO2 pada Pertumbuhan Tanaman
Peningkatan kosentrasi CO2 di atmosfer sudah terjadi sejak beberapa ratus tahun
yang lalu, namun lajunya mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam beberapa dekade
terakhir. Hal ini memicu terjadinya adaptasi tanaman terhadap perubahan karakteristik dalam
tubuhnya. Sebuah pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan
adanya penipisan pada dinding bundle seath cell pada tanaman yang ditanam pada kosentrasi
CO2 700 μl l-1 dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada kosentrasi 350 μl l-1. Hal
ini diakibatkan oleh penurunan jumlah suberin pada dinding sel dan menyebabkan terjadinya
peningkatan permeabilitas bundle seath cell terhadap CO2. Sedangkan peningkatan kosentrasi
CO2 tidak menunjukkan perubahan nyata pada jumlah stomata serta panjang sel penjaga
(Walting et. al., 2000).
Respon tanaman terhadap peningkatan gas CO2 di atmosfer berbeda-beda
tergantung dari jenis tanaman serta kombinasi faktor-faktor pertumbuhan yang lain. Secara
umum, hasil tanaman dipengaruhi oleh proses-proses penting seperti fotosintesis dan respirasi
yang sangat tergantung dengan kondisi CO2 di udara. Perubahan terhadap kosentrasi CO2
udara akan berpengaruh terhadap proses-proses tersebut sebagai suatu bentuk adaptasi
tanaman. Berbagai penelitian untuk menunjukkan bahwa respon terhadap peningkatan
kosentrasi CO2 udara terjadi mulai dari perubahan anatomi hingga proses fisiologis tanaman.
Luas daun kacang tanah meningkat ketika ditanam pada kandungan CO2 yang
tinggi (800μ mol) pada suhu 25/15 derajat celcius dibandingkan dengan tanaman yang
ditanam pada lingkungan dengan kandungan CO2 sebesar 400μ mol, namun demikian kondisi
tersebut tidak terjadi pada suhu yang lebih tinggi (Pilumwong et. al., 2007).
a. Fotosintesis
Tanaman terbagi atas dua kelompok utama yaitu C3 dan C4, yang dibedakan
oleh cara mengikat CO2 dari atmosfer dan produk awal yang dihasilkan dari proses
asimilasi. Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP
merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam
proses awal asimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi (fotorespirasi adalah respirasi, proses pembongkaran karbohidrat untuk
menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari), sehingga ada
kompetisi antara CO2 dan O2 dalam menggunakan RuBP (Farquhar and Caemmerer,
l981).
Jika konsentrasi CO2 di atmosfer ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2
dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan asimilasi
akan bertambah besar. Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai, kacang tanah, kentang,
sedangkan contoh tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu.
Hasil tanaman sangat tergantung dari proses fotosintesis. Terjadi perbedaan
respon fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2
di udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas
peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan
bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami
peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon dari peningkatan CO2 udara. Beberapa
penelitian menggunakan tanaman C3 (padi, gandum dan kedelai) menunjukkan adanya
peningkatan total fotosintesis dan hasil pada kondisi elevated CO2 dibandingkan dengan
ambient CO2 (Tjasyono, 1986).
Jika CO2 di permukaan daun dikurangi, mencapai suatu titik dimana CO2 yang
diserap tanaman sama dengan yang dihasilkannya, maka titik ini disebut CO2
compensation point (titik kompensasi CO2).
b. Respirasi
Terdapat asumsi bahwa peningkatan CO2 di atmosfer akan menurunkan
pengambilan O2 oleh tanaman, namun demikian sebuah penelitian dengan enam ratus
kali pengukuran pada sembilan jenis tanaman yang dilakukan di Illinois terhadap
peningkatan kosentrasi CO2 dalam jangka waktu yang panjang menunjukkan tidak
adanya penurunan pengambilan O2 respirasi tanaman (Davey et al., 2004).
Penurunan konduktansi stomata yang terjadi pada kosentrasi elevated CO2
hanya merupakan adaptasi sementara namun tidak terjadi dalam jangka panjang. Selain
itu pada beberapa penelitian tidak terjadi perubahan pada karakteristik stomata.
Respirasi tidak mengalami perubahan pada kosentrasi CO2 yang ditingkatkan hingga
dua kali lipat dari kondisi normal (Tjasyono, 1986).
3. Dampak yang Ditimbulkan Oleh Peningkatan Kadar CO2
Dampak langsung yang dapat dijejaki dari peningkatan CO2 adalah peningkatan
tingkat fotosintesa daun dan kanopi. Peningkatan fotosintesis akan meningkat sampai kadar
CO2 mendekati 1000 ppm. Hasil paling pasti adalah tanaman tumbuh cepat dan lebih
besar. Ada perbedaan antara spesies. Spesies C3 lebih peka terhadap peningkatan kadar
CO2 dibanding C4. Terjadi juga pertambahan luas dan tebal daun, berat per luas, tinggi
tunas, percabangan, bibit dan jumlah dan berat buah. Ukuran tubuh meningkat seiring rasio
akar-batang. Kemudian rasio C/N bertambah. Lebih dari itu semua hasil panen meningkat,
terutama pada kentang, ubi jalar, kedelai. Dengan meningkatnya kadar CO2 menjadi
sekarang secara global, hasil pertanian diperkirakan akan meningkat sampai 32% dari
sekarang. Perkiraan sementara saat ini sekitar 5%-10% dari kenaikan produksi pertanian
adalah akibat kenaikan kadar CO2. Manfaat pengayaan CO2 terhadap pertumbuhan dan
produktifitas tanaman saat ini telah dikenal luas. Banyak pengujian yang dilakukan dalam
lingkungan terkontrol secara penuh atau sebagian terhadap beberapa tanaman komersial
(padi, jagung, gandum, kedelai, kapas, kentang, tomat, ubi jalar, dan beberapa tanaman
hutan) yang membuktikannya.
Efek langsung dari kadar CO2 dalam atmosfer terhadap fotosintesis tanaman C4
adalah meningkatkan efisiensi air dalam fotosintesis. Pada tanaman C4 dan C3 mengurangi
membukanya stomata, hal ini ditunjukan oleh Roger et. al. pada tanaman kedelai. Tanaman
dengan cara fotosintesis C3 mendapat keuntungan dengan 3 cara. Pertama meluasnya
ukuran daun, kedua peningkatan tingkat fotosintesis perunit luas daun, dan terakhir
efisiensi penggunaan air.
Aspek penting dari peningkatan kadar CO2 dalam atmosfer adalah kecenderungan
tanaman untuk menutup sebagian dari stomata pada daunnya. Dengan tertutupnya stomata
ini penguapan air akan berkurang, dan dengan itu berarti efisiensi penggunaan air
meningkat. Kekurangan air adalah faktor pembatas utama dari produktifitas tanaman. Bukti
yang selama ini dikumpulkan menunjukan bahwa peningkatan CO2 di atmosfer
meningkatkan efisiensi penggunaan air. Hal ini adalah penemuan yang penting bagi bidang
pertanian dan juga bagi ekologi. Implikasi dari hal itu bermacam-macam, salah satunya
adalah peningkatan daya tahan terhadap kekeringan dan berkurangnya kebutuhan air untuk
pertanian.
PENUTUP/KESIMPULAN
Meningkatnya kadar CO2 dalam atmosfer dapat menimbulkan dampak terhadap
adaptasi fisiologis dan anatomis tanaman, terutama pada proses fotosintesis. Dengan
bertambahnya CO2 maka tingkat fotosintesis meningkat, pertumbuhan dan produksi tanaman
tentu juga akan meningkat. Selain itu juga meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam
respirasi dan fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Davey, P.A., S, Hunt., G.J, Hymus., E.H, Delucia., B.G, Drake., D.F, Karnosky dan S.P,
Long. 2004. Respiratory oxygen uptake is not decreased by an instaneous elevation of
CO2, but is increase with long-term growth in the field at elevated CO2. Plant
Physiology (134) : 520 – 527
Farquhar G.D., von Caemmerer S. 1981. Some relationships between the biochemistry of
photosynthesis and the gas exchange of leaves. Planta 153, 376–387.
Pilumwong.J., C.Senthong., S.Srichuwong and K. T. Ingram. 2007. Effects of Temperature
and Elevated CO2 on Shoot and Root Growth of Peanut (Arachis hypogaea L.) Grown
in Controlled Environment Chambers. Science Asia 33 : 79-87.
Tjasyono, Bambang. 1986. Iklim dan Lingkungan. PJ Cendekia Jaya Utama : Bandung
Watling, J.R., M.C, Press dan W.P, Quick. 2000. Elevated CO2 induces biochemical and
ultrastructural changes in leaves of the C4 cereal sorghum. Plant Physiology (123) :
1143-1152