makalah ulumul hadist

18
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Mempelajari proses belajar mengajar hadist merupakan ilmu pengetahuan yang penting dalam kehidupan kita,karena hadist merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran. Hadist merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan cara- cara persambungan hadist sampai kepada Rasullah saw.dari segi hal ihwal pada perawinya,yang menyangkut kedabitan dan keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya,sanad dan sebagainya. Ilmu hadist terbagi dua : yang pertama Ilmu Hadist Riwayah,dan yang kedua Ilmu Hadist Dirayah. Ilmu Hadist Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadist-hadist yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik berupa perkataan,perbuatan,taqrir,tabi’at maupun tingkah lakunya. Ilmu Hadist Dirayah ialah Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah,dasar-dasar,peraturan-peraturan,yang dengannya kami dapat membedakan antara hadist dan salih yang disandarkan kepada Rasullah saw dan hadist yang diragukan penyandarannya kepadanya. 1

Upload: agustian-bakhtiar

Post on 29-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmu hadis

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ulumul hadist

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Mempelajari proses belajar mengajar hadist merupakan ilmu pengetahuan yang penting

dalam kehidupan kita,karena hadist merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran.

Hadist merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadist

sampai kepada Rasullah saw.dari segi hal ihwal pada perawinya,yang menyangkut kedabitan dan

keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya,sanad dan sebagainya.

Ilmu hadist terbagi dua : yang pertama Ilmu Hadist Riwayah,dan yang kedua Ilmu Hadist

Dirayah.

Ilmu Hadist Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadist-hadist yang di

sandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik berupa perkataan,perbuatan,taqrir,tabi’at maupun

tingkah lakunya.

Ilmu Hadist Dirayah ialah Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-

kaidah,dasar-dasar,peraturan-peraturan,yang dengannya kami dapat membedakan antara hadist

dan salih yang disandarkan kepada Rasullah saw dan hadist yang diragukan penyandarannya

kepadanya.

1

Page 2: makalah ulumul hadist

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1.ILMU HADIST

Yang dimaksud dengan Ilmu Hadist,menurut Ulama Mutaqaddimin adalah: “Ilmu

pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadist sampai kepada

Rasullah saw.dari segi hal ihwal para perawinya,yang menyangkut kedabitan dan

keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad,dan sebagainya”.

Pada perkembangan selanjutnya,Ulama Mutaakhirin,membagi Ilmu Hadist ini

dipecah menjadi dua,yaitu Ilmu Hadist Riwayah dan Ilmu Dirayah.Mereka memasukkan

pengertian yang diajukan oleh Ulama Mutaqaddim ke dalam pengertian Ilmu Hadist

Dirayah.1

A. ILMU HADIST RIWAYAH

1. Pengertian

Yang dimaksud dengan Ilmu Hadist Riwayah, ialah: “Ilmu pengetahuan yang

mempelajari yang mempelajari hadist-hadist,yang disandarkan kepada Nabi Muhammad

saw,baik berupa perkataan,perbuatan taqrir,tabi’at,maupun tingkah lakunya”.

Menurut Ibn Al-Akfani,sebagaimana yang dikutip oleh Al-sayuthi,bahwa yang

dimaksud dengan ilmu hadist Riwayah adalah “Ilmu hadist yang khusus berhubungan

dengan riwayah adalah ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi

Muhammad saw dan perbuatannya,dan penguraian lafaz-lafaznya”.2

1 Mudasir,Ilmu Hadist,(Bandung:CV Pustaka Setia.1999),hal 41.

2 Nawir Yuslem,Ulumul Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 3.

2

Page 3: makalah ulumul hadist

Sedangkan pengertiannya menurut Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib yaitu: “Ilmu

yang membahas tentang pemindahan, (periwayatan) segala sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi saw, berupa perkataan, perbuatan taqrir (ketetapan dan pengakuan), sifat

jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak) dengan cara yang teliti dan terperinci”.3

Definisi yang hampir senada dikemukakan oleh Zhafar Ahmad Ibnu Lahif

al-‘Utsmani al-Tahawi di dalam Qawa’id fi ‘Ulum al-hadits yaitu: “Ilmu hadits yang

khusus dengan riwayah adalah ilmu yang dapat diketahui dengan perkataan, perbuatan

dan keadaan Rasul saw serta periwayatan, pencatatan, dan penguraian lafaz-lafaznya”.

Dari ketiga definisi di atas dapat di pahami bahwa Ilmu Hadits riwayah adalah

membahas tentang tata cara periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan

hadits Nabi saw.4

Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits riwayah, ialah: “Ilmu pengetahuan yang

mempelajari hadits-hadits yang disandarkan kepada Nabi saw, baik berupa perkataan,

perbuatan, taqrir, tabi’at maupun tingkah lakunya”.5

Ilmu hadits Riwayah ini sudah ada sejak Nabi saw masih hidup, yaitu bersamaan

dengan mulainya periwayatan Hadits itu sendiri. Para Sahabat Nabi saw menaruh

perhatian yang tinggi terhadap Hadits Nabi saw. Mereka berupaya untuk memperoleh

Hadits-Hadits Nabi saw dengan cara mendatangi majelis Rasul saw serta mendengar dan

menyimak pesan atau nasehat yang disampaikan beliau. Sedemikian besar perhatian

mereka,sehingga kadang-kadang mereka berjanji satu sama lainnya untuk secara berganti 3 Nawir Yuslem,Ulumul

Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 4.

4 Ibid.,hal 5.5 Munzier Suparta,Ilmu

Hadist,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2002),hal 24.

3

Page 4: makalah ulumul hadist

menghadiri majelis Nabi saw tersebut, manakala diantara mereka ada yang berhalangan.

Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh ‘Umar r.a. yang menceritakan, “Aku beserta

seorang tetanggaku dari kaum Ansar, yaitu bani Umayyah Ibnu Zaid, secara bergantian

menghadiri majelis Rasul saw. Apabila giliranku yang hadir, maka aku akan

menceritakan kepadanya apa yang aku dapatkan dari Rasul saw pada hari itu; dan

sebaliknya, apabila giliran dia yang hadir, maka dia pun akan melakukan hal yang sama.6

Mereka juga memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan Rasul saw, baik

dalam beribadah maupun dalam aktivitas sosial, dan akhlak Nabi saw sehari-hari.Semua

yang mereka terima dan dengar dari Rasul saw mereka pahami dengan baik dan mereka

pelihara melalui hafalan mereka.Tentang hal ini,Anas Ibnu Malik mengatakan:

“Manakala kami berada di majelis Nabi saw kami mendengar Hadist dari beliau:dan

apabila kami berkumpul sesame kami,kami saling mengingatkan (saling melengkapi)

Hadist-hadist yang kami miliki sehingga kami mengahafalnya ”.

Apa yang telah dimiliki dan dihafal oleh para sahabat dari Hadist-hadist Nabi saw

selanjutnya mereka sampaikan dengan sangat hati-hati kepada sahabat lain yang

kebetulan belum mengetahuinya,atau kepada para Tabi’in.Para Tabi’in pun melakukan

hal yang sama,yaitu memahami,memelihara dan menyampaikan Hadist-hadist Nabi saw

kepada Tabi’in lain atau Tabi’ al-Tabi’in.Hal ini selain dalam rangka memelihara

kelestarian Hadist Nabi saw,juga dalam rangka menunaikan pesan yang terkandung

didalam Hadist Nabi saw,yang diantaranya ialah: “(semoga) Allah membaguskan rupa

seseorang yang mendengar sesuatu (Hadist) dari kami,lantas ia menyampaikannya

sebagaimana yang ia dengar,kadang-kadang orang yang menyampaikan lebih hafal

daripada orang yang mendengar”.7

Demikianlah periwayatan dan pemeliharaan Hadist Nabi saw berlangsung hingga

usaha penghimpunan Hadist secara resmi dilakukan pada masa pemerintah Khalifah

‘Umar Ibnu ‘Abd al-‘Aziz. Usaha tersebut di antaranya di pelopori oleh Abu Bakar

6 Nawir Yuslem,Ulumul Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 6.

7 Ibid.,hal 7.

4

Page 5: makalah ulumul hadist

Muhammad Ibnu Syihab al-Zuhri.Al-Zuhri dengan usahanya tersebut dipandang sebagai

pelopor Ilmu Hadist Riwayah;dan dalam sejarah perkembangan hadist,dia dicatat sebagai

ullama pertama yang menghimpun Hadist Nabi saw atas perintah Khalifah ‘Umar Ibnu

‘Abd al-Aziz.8

Usaha penghimpunan,penyeleksian,penulisan,dan pembukuan Hadist secara

besar-besaran terjadi pada abad ke-3 H yang dilakukan oleh para Ulama,seperti Imam al-

Bukhari,Imam Muslim,Imam Abu Daud,Imam al-Tarmidzi,dan lain-lain.Dengan telah

dibukukannya Hadist-hadist Nabi saw oleh para Ulama diatas,dan buku-buku mereka

pada masa selanjutnya telah menjadi rujukan bagi para Ulama yang datang

kemudian,maka dengan sendirinya Ilmu Hadist Riwayah tidak banyak lagi

berkembang.Berbeda halnya dengan Ilmu Hadist Dirayah,pembicaraan dan

perkembangannya tetap berjalan sejalan dengan perkembangan dan lahirnya berbagai

cabang dalam ilmu hadist.Dengan demikian,pada masa berikutnya apabila terdapat

pembicaraan dan pengkajian tentang Ilmu Hadist,maka yang dimaksud adalah Ilmu

Hadist Dirayah,yang oleh para Ulama Hadist disebut juga dengan Ilmu Mushthalah al-

hadist atau Ilmu Ushul al-hadist.9

2. Objek kajian

Objek kajian Ilmu Hadist Riwayah adalah hadist Nabi saw dari segi periwayatan dan

pemeliharaannya.Hal tersebut mencakup:

a. Cara periwayatan hadist,baik dari segi cara penerimaan dan demikian juga cara

penyampaiannya dari seorang perawi yang lain.

b. Cara pemeliharaan hadist,yaitu dalam bentuk penghafalan,penulisan,dan

pembukuannya.

Sedangkan tujuan dan urgensi ilmu ini adalah pemeliharaan terhadap hadist Nabi

saw agar tidak lenyap dan sia-sia,serta terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam

proses periwayatannya atau dalam penulisan dan pembukuannya.Dengan

8 Ibid.,hal 8.9 Nawir Yuslem,Ulumul

Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 9

5

Page 6: makalah ulumul hadist

demikian,Hadist-hadist Nabi saw dapat terpelihara kemurniannya dan dapat di

amalkan hokum-hukum dan tuntutan yang terkandung di dalamnya,yang hal ini

sejalan dengan perintah Allah swt agar menjadikan Nabi saw sebagai ikutan dan suri

teladan dalam kehidupan ini.10

3. Tokoh-tokoh Hadist Riwayat

Ada beberapa tokoh yang menjelaskan pengertian ilmu hadist riwayah :

a) Menurut Ibn Al-akfani adalah ilmu hadist yang khusus berhubungan dengan Riwayah

adalah ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi saw dan

perbuatannya,dan penguraian lafaz-lafaznya.

b) Menurut Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib yaitu :”Ilmu yang membahas tentang

pemindahan,(periwayatan) segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw,berupa

perkataan,perbuatan,taqrir(ketetapan dan pengakuan),sifat jasmaniah,atau tingkah

laku (akhlak) dengan cara yang teliti dan terperinci”.

c) Zhafar Ahmad Ibnu Lathif al-‘Utsmani al-Tahanawi yaitu :” Ilmu hadist yang khusus

dengan Riwayah adalah ilmu yang dapat diketahui dengannya

perkataan,perbuatan,dan penguraian lafaz-lafaznya”.

B. ILMU HADIST DIRAYAH

1. Pengertian.

Para Ulama memberikan definisi yang bervariasi terhadap Ilmu Hadist Dirayah

ini.Akan tetapi,apabila dicermati definisi-definisi yang mereka kemukakan,terdapat titik

persamaan di antara satu dan yang lainnya,terutama dari segi sasaran kajian dan pokook

pembahasannya.

Ibnu al-Akhfani memberikan definisi Ilmu Hadist Dirayah sebagai berikut :”Dan

Ilmu Hadist yang khusus tentang dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui

hakikat riwayat,syarat-syarat,macam-macama,dan hokum-hukum,keadaan

10 Ibid.,hal 5.

6

Page 7: makalah ulumul hadist

perawinya,syarat-syarat mereka,jenis yang diriwayatkan,dan segala sesuatu yang

berhubungan dengannya.11

Adapula Ulama menjelaskan,bahwa Ilmu Hadist Dirayah ialah:” Ilmu pengetahuan yang

membahas tentang kaidah-kaidah,dasar-dasar,peraturan-peraturan,yang dengannya

kami dapat membedakan antara Hadist dan Salih yang disandarkan kepad Rasul saw

dan Hadist yang diragukan penyandarannya kepadanya”.12

Uraian dan elaborasi dari definisi di atas diberikan oleh imam al-suyuthi,sebagai

berikut:

Hakikat Riwayat adalah kegiatan periwayatan Sunnah (Hadist) dan

penyandarannya kepada orang yang meriwayatkannya dengan kalimat tahdis,yaitu

perkataan seorang perawi “haddsana fulan”, (telah menceritakan kepada si fulan ).atau

Ikhbar,seperti perkataannya”akhbaran fulan”,(telah mengabarkan kepada kami si fulan).

Syarat-syarat periwayatan,yaitu Al-Sama’ (mendengar),Al-Qira’ah

(membaca),Al-Ijazah (perizinan) ,Al-munawalah (member),Al-Mukatabah (menulis), Al-

I’lam (memberitahukan), Al-Wasiyah (wasiat),dan yang terakhir ialah Al-Wijadah

(penemuan).13

Macam-macam riwayat,adalah seperti periwayatan muttashil,yaitu periwayatan

yang bersambung mulai dari perawi pertama sampai kepada perawi terakhir,atau

11 Nawir Yuslem,Ulumul Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 9

12 Munzier Suparta,Ilmu Hadist,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2002),hal 27.

13 Nawir Yuslem,Ulumul Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 10.

7

Page 8: makalah ulumul hadist

mungathi’,yaitu periwayatan yang terputus,baik di awal,di tengah,atau di akhir,dan

selainnya.

Hukum riwayat,adalah al-qabul yaitu diterimanya suatu riwayat karena telah

memenuhi persyaratan tertentu,dan al-radd,yaitu ditolak,karena adanya persyaratan

tertentu yang tidak terpenuhi.14

Definisi yang lebih ringkas namun komporensif tentang Ilmu Hadits Dirayah

dikemukakan oleh M.’Ajjaj al-Khathib,sebagai berikut :”Ilmu Hadits Dirayah adalah

kumpulan-kumpulan kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan

rawi dan narwi dari segi diterima atau ditolaknya.

Al-Khathib lebih lanjut menguraikan definisi di atas sebagai berikut :

Al-rawi atau perawi,adalah orang yang meriwayatkan atau menyampaikan hadits

dari satu orang kepada orang lainnya; al-marwi adalah segala sesuatu yang

diriwayatkan,yaitu suatu yang disandarkan kepada Nabi saw atau kepada yang

lainnya,seperti Sahabat atau Tabi’in; keadaan perawi dari segi diterima atau ditolaknya

adalah,mengetahui keadaan perawi dari segi jarh atau ta’adil ketika tahammul dan adda’

al-hadist,dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dalam kaitannya dengan

ittishal al-sanad (persambungan sanad) atau terputusnya,adanya i’IIat atau tidak,yang

menentukan diterima atau tidaknya suatu Hadist.15

2. Objek kajian

Dari beberapa pengertian di atas,dapat diketahui bahwa objek pembahasan Ilmu Hadist

Dirayah adalah keadaan para perawi dan marwinya.Keadaan para perawi,yaitu

penyangkut pribadinya,seperti akhlak,tabiat,dan keadaan pahalanya sanad.adapun

14 Ibid.,hal 11.15 Nawir Yuslem,Ulumul

Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 12.

8

Page 9: makalah ulumul hadist

keadaan marwi,yaitu dari sudut kesasihan dan kedaifannya,maupun dari sudut lain yang

berkaitan dengan keadaan matan.16

Adapun objek kajian atau pokok bahasan Ilmu Hadist Dirayah ini,berdasarkan definisi di

atas,adalah sanad dan matan hadist.

Pembahasan tentang sanad meliputi:

a. Segi persambungan sanad (ittishal al-sanad),yaitu bahwa suatu rangkaian sanad

Hadist haruslah bersambung mulai dari sahabat sampai kepada periwayat terakhir

yang menuliskan atau membukukan Hadist tersebut;oleh karyanya,tidak dibenarkan

suatu rangkaian sanad tersebut yang terputus,tersembunyi tidak dibenarkan suatu

rangkaian sanad tersebut yang terputus,tersembunyi tidak diketahui identitasnya atau

tersamar.

b. Segi keterpercayaan sanad (tsiqat al-sanad),yaitu bahwa setiap perawi yang terdapat

di dalam sanad suatu Hadist harus memiliki sifat Hadist atau dhabith ( kuat dan

cermat hafalan atau dokumentasi Hadistnya ).

c. Segi keselamatannya dari kejanggalan (syadz).

d. Keselamatan dari cacat (i’llat)

e. Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.17

Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke shahihan atau

ke-dha’ifannya.Hal ini dapat terlihat melalui kesejalanannya dengan makna dan

tujuan yang terkandungan di dalam Al-Quran,atau selamatnya :

a. Dari kejanggalan redaksi (rakyat al-faz).

b. Dari cacat atau kejanggalan pada maknanya (lafaz al-ma’an),karena bertentangan

dengan akal dan pancaindera,atau dengan fakta sejarah.

16 Mudasir,Ilmu Hadist,(Bandung:CV Pustaka Setia.1999),hal 45.

17 Nawir Yuslem,Ulumul Hadist,(Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya.2001),hal 12.

9

Page 10: makalah ulumul hadist

c. Dari kata-kata asing (gharib),yaitu kata-kata yang tidak bias dipahami berdasarkan

maknanya yang umum dikenal.

Tujuan dan urgensi Ilmu Hadist Dirayah adalah untuk mengetahui dan

menetapkan Hadist-hadist yang Maqbul (yang dapat diterima sebagai dalil atau untuk

diamalkan)dan yang Mardud(yang ditolak).18

Dengan mempelajari Ilmu Hadist Dirayah ini,banyak sekali faedah yang diperoleh

,antara lain;

a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadist dari masa ke masa sejak masa

Rasul saw sampai sekarang.

b. Dapat mengetahui tokoh-tokoh dan usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam

mengumpulkan,memelihara dan meriwayatkan hadist.

c. Mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para Ulama dalam

mengklasifikasikan hadist lebih lanjut.

d. Dapat mengetahui istilah-istilah,nilai-nilai,dan kriteria-kriteria hadist sebagai

pedoman dalam beristimbat.

Dari beberapa faedah di atas,apabila diambil intisarinya,maka faedah mempelajari

Ilmu Hadist Dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadist,apabila ia

maqbul(diterima) dan mardud(ditolak),baik dilihat dari sudut sanad maupun

matannya.19

3. Tokoh-tokoh Hadist Dirayah

Tokoh ulama mutaqaddimin yang karyanya popular antara lain:

a. al-Syafi’i (204-150 H)

b. Ali ibn al-Madini (161-234 H)

c. al-Imam Muslim (204-261 H)

18 Ibid.,hal 13.19 Munzier Suparta,Ilmu

Hadist,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2002),hal 28.

10

Page 11: makalah ulumul hadist

d. al-Bardaji (w.301 H)

e. al-Ramahurmuzi (265-360 H)

f. Shalih ibn Ahmad al-Hamdani (w.384 H)

g. al-Hakim (321-405 H)

h. Ibn Abd al-Barr al-Qurthubi (368-463 H)

i. al-Khathib al-Baghdadi (392-463 H)

j. dan Qadli al-lyad al-Yahshubi (476-544).20

BAB 3

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dari ketiga definisi di atas dapat di pahami bahwa Ilmu Hadits Riwayah adalah membahas

tentang cara periwayatan,pemeliharaan,dan penulisan atau pembukuan Hadits Nabi saw.

Ibnu al-Akfani memberikan definisi Ilmu Hadits Dirayah sebagai berikut :”Dan Ilmu Hadits

yang khusus tentang Dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat

20 http:/bang-zaim.blogspot.com/2012/02/model-pengembangan-ilmu-hadist.html

11

Page 12: makalah ulumul hadist

riwayat,syarat-syarat,macam-macam,dan hukum-hukumannya,keadaan para perawi,syarat-

syarat mereka,jenis dan riwayatnya,dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya”.

Adapula ulama yang menjelaskan, bahwa Ilmu hadits Dirayah ialah :

“Ilmu pengetahuan yang membahas tentang tentang kaidah-kaidah,dasar-dasar,peraturan-

peraturan, yang dengannya kami dapat membedakan antara Hadits dan Sahih yang disandarkan

kepada Rasul saw dan Hadits yang diragukan penyadarannya kepadanya”

Daftar pustaka

http://bang-zaim.blogspot.com/2012/02/model-pengembangan-ilmu-hadist.html

Mudasir H.Ilmu Hadist.CV Pustaka Setia.Bandung 1999

Suparta,munzir.Ilmu Hadist.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta 2002

Yuslem,Nawir.Ulumul Hadist.Mutiara Sumber Widya.Jakarta:2001

12

Page 13: makalah ulumul hadist

13