makalah toleransi dalam islam

7
TOLERANSI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SUNNAH (Upaya Mewujudkan Tatanan Kehidupan yang Harmonis Ditengah Pluralisme) Kemunduran dunia Islam yang masih terus berlangsung hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri, telahberdampak negatif terhadap kondisi umat Islam secara internasional. Kaum muslim di berbagaibelahan dunia terus menjadi bulan- bulanan para musuh Islam (baca: jaringan Zionis internasional danBarat), tanpa mampu memberikan perlawanan yang berarti. Meski sejak paruh terakhir abadkeduapuluh penetrasi secara fisik (militer) terhadap wilayah-wilayah Islam telah banyak menurunintensitasnya, namun tidak berarti umat Islam dapat bernapas lega. Ini dikarenakan para musuhIslam telah menyiapkan bentuk-bentuk penjajahan baru (new imperialism) yang efeknya tidak kalahm e n g e r i k a n d a r i peperangan secara fisik. Hegemoni di bidang ekonomi, politik, budaya, danpemikiran, yang terus dibangun oleh para penentang Islam tersebut, hanyalah sebagian, untuksekedar menyebut contoh, dari bentuk-bentuk konspirasi mutakhir untuk tetap memposisikan kaummuslim sebagai pihak yang inferior.[1] Terutama dalam bidang pemikiran, umat Islam pada saat sekarang tengah berada di pusaran arusperang pemikiran (al-ghazwu al-fikriy) yang dahsyat. Jaringan global musuh-musuh Islam gencarmelakukan upaya “pencucian otak” terhadap umat Islam dengan cara menyerang konsep-konsep/ajaran-ajaran Islam di satu sisi, dan pada saat bersamaan mendesakkan konsep-konseppemikiran mereka. Targetnya adalah menjadikan umat Islam secara perlahan-lahan terjauh, atausetidak-tidaknya mengalami pendangkalan pemahaman, dari ajaran-ajaran agamanya.Salah satu aspek ajaran Islam yang pada saat ini banyak mendapat sorotan tajam adalah konseptentang pluralisme dan toleransi. Kaum Zionis dan Barat gencar

Upload: vidya-amalia-harnindra

Post on 03-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

agama islam

TRANSCRIPT

Makalah Toleransi dalam Islam

TOLERANSI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SUNNAH(Upaya Mewujudkan Tatanan Kehidupan yang Harmonis Ditengah Pluralisme)Kemunduran dunia Islam yang masih terus berlangsung hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri, telahberdampak negatif terhadap kondisi umat Islam secara internasional. Kaum muslim di berbagaibelahan dunia terus menjadi bulan-bulanan para musuh Islam (baca: jaringan Zionis internasional danBarat), tanpa mampu memberikan perlawanan yang berarti. Meski sejak paruh terakhir abadkeduapuluh penetrasi secara fisik (militer) terhadap wilayah-wilayah Islam telah banyak menurunintensitasnya, namun tidak berarti umat Islam dapat bernapas lega. Ini dikarenakan para musuhIslam telah menyiapkan bentuk-bentuk penjajahan baru (new imperialism) yang efeknya tidak kalahmengerikan dari peperangan secara fisik. Hegemoni di bidang ekonomi, politik, budaya, danpemikiran, yang terus dibangun oleh para penentang Islam tersebut, hanyalah sebagian, untuksekedar menyebut contoh, dari bentuk-bentuk konspirasi mutakhir untuk tetap memposisikan kaummuslim sebagai pihak yang inferior.[1]

Terutama dalam bidang pemikiran, umat Islam pada saat sekarang tengah berada di pusaran arusperang pemikiran (al-ghazwu al-fikriy) yang dahsyat. Jaringan global musuh-musuh Islam gencarmelakukan upaya pencucian otak terhadap umat Islam dengan cara menyerang konsep-konsep/ajaran-ajaran Islam di satu sisi, dan pada saat bersamaan mendesakkan konsep-konseppemikiran mereka. Targetnya adalah menjadikan umat Islam secara perlahan-lahan terjauh, atausetidak-tidaknya mengalami pendangkalan pemahaman, dari ajaran-ajaran agamanya.Salah satu aspek ajaran Islam yang pada saat ini banyak mendapat sorotan tajam adalah konseptentang pluralisme dan toleransi. Kaum Zionis dan Barat gencar mengkampanyekan bahwa Islamadalah agama yang anti toleransi dan kemajemukan. Mereka juga berusaha keras merusak citra Islamdengan mengembangkan opini bahwa Islam dan umat Islam tidak menghargai kesetaraan hidup(equality of life) dan hak-hak asasi manusia. Upaya-upaya ini sangat membahayakan karenadilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.Guna mengantisipasi dampak negatif dari gelombang perang urat syaraf yang mencemaskan ini,tentunya sangat diperlukan usaha bersama segenap umat Islam untuk kembali berusaha menggaliserta menghayati konsep Islam tentang toleransi yang kini sedang diusahakan untuk dikaburkan.Umat Islam, terutama generasi muda, harus diberikan pemahaman yang benar tentang konsepsi ini,sehingga ketidaktahuan atau keragu-raguan mereka tidak menjadi sasaran empuk propaganda kejiZionis dan Barat. Dalam kerangka inilah tulisan singkat ini dimaksudkan, atau, meminjam istilah YusufQaradhawi, ia ditujukan untuk menjelaskan konsepsi yang sebenarnya (taudhh al-haqiq),menghilangkan keragu-raguan (izlah al-syubuht), serta meluruskan persepsi yang keliru (tashhhal-afhm).[2]Dalam tulisan yang sangat sederhana berikut ini, penulis berusaha mengelaborasi secara tematiskonsep Islam tentang toleransi dan pluralisme. Diawali dengan penjelasan seputar definisi, kemudiandilanjutkan dengan upaya untuk membuktikan bahwa Islam menerima pluralisme sekaligusmemberikan jalan keluar dalam mensikapinya, yaitu dengan prinsip toleransi (tasmuh). Pada bagianakhir akan diuraikan secara komprehensif solusi dimaksud, sesuai dengan perspektif yang dimajukanal-Quran dan sunnah.

Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". Q.S Al Kafirrun ayat 1-6

Toleransi beragama dalam islam sudah diatur langsung oleh Al-Quran, toleransi disini bukan berarti mencampuradukkan semua agama karena itu sudah jelas larangannya, karena yang Baik / Halal itu sudah jelas dan yang Buruk / Haram juga sudah jelas.

Dalam surat Al Baqarah ayat 256:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.Adanya kerjasama yang baik antar umat Islam dan umat beragama lainnya tidaklah menjadi halangan dalam Islam. Kerjasama dalam bidang kehidupan masyarakat seperti penyelenggaraan pendidikan, pemberantasan penyakit sosial, pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan adalah sebagian kecil bentuk kerjasama yang dapat dilakukan. Keadaan demikian digambarkan dalam Al Quran surat At Taubat ayat 6.

Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.Manfaat Toleransi Hidup Beragama Dalam Pandangan Islam1. Menghindari Terjadinya Perpecahan

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

Dan Allah berfirman dalam Al-Quran:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Al-Imran:103)2. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan

Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.

Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.

Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan

2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan

3. Kelemah lembutan karena kemudahan

4. Muka yang ceria karena kegembiraan

5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan

6. Mudah dalam berhubungan sosial (muamalah) tanpa penipuan dan kelalaian

7. Menggampangkan dalam berdawah ke jalan Allah tanpa basa basi

8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Taala tanpa ada rasa keberatan.

Hal Yang Dapat Membantu Sikap Toleransia. Menahan Angkara murka

Toleransi itu adalah kerelaan hati dan kelapangan dada bukan karena menahan, kesempitan dan terpaksa sabar melainkan toleransi adalah bukti kebaikan hati, lahir, dan batin.

Hanya saja toleransi tidak dapat dicapai kecuali melalui jembatan menahan angkara murka dan berupaya sabar, bila seorang hamba dapat dengan mantap melewatinya, maka dia akan memasuki pintu-pintu toleransi dengan pertolongan dan taufik dari Allah.

Allah taala berfirman memuji kaum mukminin,

(Yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang berbuat kebajikan ( Ali Imran: 134 )Rasulullah SAW bersabda,

Artinya: Barangsiapa yang dapat menahan angkara murkanya padahal dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan khalayak guna disuruh memilih bidadari mana yang dia kehendaki untuk Allah nikahkan dengannya[Shahih Al-Jami 6394 dan 6398]b. Memaafkan dan Berlapang Dada

Para cendekiawan telah mengetahui dengan eksperimen dan realita yang ada, bahwa seorang hamba bila dia melampiaskan kemarahan dirinya, maka dia akan hina dan tergelincir, sementara pada sikap memaafkan dan berlapang dada terdapat kelezatan, ketenangan, kemuliaan jiwa dan keagungan serta ketinggiannya yang tisak terdapat sedikitpun pada sikap pembalasan dan pelampiasan angkara murka.

Rasulullah s.a.w. bersabda,

Artinya: Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta benda, tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba dengan sikap pemaafnya kecuali kemuliaan dan tidaklah seorang bertawadlu karena Allah melainkan Allah mengangkat (derajat) nya [Hadist Riwayat Muslim 2588 dan lainnya]c. Mengharapkan Apa yang Ada di Sisi Allah dan Berbaik Sangka Kepada Allah

Pengharapan adalah masalah yang urgen bagi muslim yang menempuh perjalanan (menuju Allah) karena dia berkisar antara dosa yang diharapkan pengampunannya, aib yang diharapkan perbaikannya, amal sholeh yang diharapkan diterima, istiqamah yang diharapkan eksistensinya dan taqarrub kepada Allah serta kedudukan disisi-Nya yang diharapkan tercapai. Barangsiapa yang mengharapkan apa yang ada di sisi-Nya maka dia akan memaafkan orang lain, sebab Allah s.w.t. tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebajikan.

Rasulullah s.a.w. bersabda,

Artinya: Ada seorang lelaki yang tidak berbuat kebajikan sama sekali, dulunya ia biasa menghutangi orang lain, dia menyuruh utusannya: Ambillah yang mudah dan tinggalkan yang kesulitan, maafkan semoga Allah memaafkan kita! Tatkala dia meninggal, Allah bertanya: Apakah engkau pernah beramal kebaikan sedikitpun? Jawabnya: Tidak ! Hanya saja saya memiliki seorang budak dan saya biasa menghutangi orang, bila saya mengutusnya untuk menagih hutang saya perintah ia: Ambillah apa yang lapang biarkan yang kesulitan dan maafkan semoga Allah memaafkan kita Allah berfirman: Sungguh Aku telah memaafkanmu( Shahih Al-Jami 2074 )Daftar pustaka

1. http://eyinn.wordpress.com/2012/05/28/53/2. http://www.annaba-center.com/main/kajian/detail.php?detail=200903122047553.