toleransi dan demokrasi dalam pandangan islam

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemunduran dunia Islam yang masih terus berlangsung hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri, telah berdampak negatif terhadap kondisi umat Islam secara internasional. Kaum muslim di berbagai belahan dunia terus menjadi bulan-bulanan para musuh Islam (baca: jaringan Zionis internasional dan Barat), tanpa mampu memberikan perlawanan yang berarti. Meski sejak paruh terakhir abad keduapuluh penetrasi secara fisik (militer) terhadap wilayah-wilayah Islam telah banyak menurun intensitasnya, namun tidak berarti umat Islam dapat bernapas lega. Ini dikarenakan para musuh Islam telah menyiapkan bentuk-bentuk penjajahan baru (new imperialism) yang efeknya tidak kalah mengerikan dari peperangan secara fisik. Hegemoni di bidang ekonomi, politik, budaya, dan pemikiran, yang terus dibangun oleh para penentang Islam tersebut, hanyalah sebagian, untuk sekedar menyebut contoh, dari bentuk-bentuk konspirasi mutakhir untuk tetap memposisikan kaum muslim sebagai pihak yang inferior. Terutama dalam bidang pemikiran, umat Islam pada saat 1

Upload: nadhifa-sangir

Post on 16-Feb-2016

69 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

toleransi agama

TRANSCRIPT

Page 1: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemunduran dunia Islam yang masih terus berlangsung hingga saat ini, tidak dapat

dipungkiri, telah berdampak negatif terhadap kondisi umat Islam secara internasional. Kaum

muslim di berbagai belahan dunia terus menjadi bulan-bulanan para musuh Islam (baca:

jaringan Zionis internasional dan Barat), tanpa mampu memberikan perlawanan yang berarti.

Meski sejak paruh terakhir abad keduapuluh penetrasi secara fisik (militer) terhadap wilayah-

wilayah Islam telah banyak menurun intensitasnya, namun tidak berarti umat Islam dapat

bernapas lega. Ini dikarenakan para musuh Islam telah menyiapkan bentuk-bentuk penjajahan

baru (new imperialism) yang efeknya tidak kalah mengerikan dari peperangan secara fisik.

Hegemoni di bidang ekonomi, politik, budaya, dan pemikiran, yang terus dibangun oleh para

penentang Islam tersebut, hanyalah sebagian, untuk sekedar menyebut contoh, dari bentuk-

bentuk konspirasi mutakhir untuk tetap memposisikan kaum muslim sebagai pihak yang

inferior.

Terutama dalam bidang pemikiran, umat Islam pada saat sekarang tengah berada di

pusaran arus perang pemikiran (al-ghazwu al-fikriy) yang dahsyat. Jaringan global musuh-

musuh Islam gencar melakukan upaya “pencucian otak” terhadap umat Islam dengan cara

menyerang konsep-konsep/ajaran-ajaran Islam di satu sisi, dan pada saat bersamaan

mendesakkan konsep-konsep pemikiran mereka. Targetnya adalah menjadikan umat Islam

secara perlahan-lahan terjauh, atau setidak-tidaknya mengalami pendangkalan pemahaman,

dari ajaran-ajaran agamanya.

Pada akhir dasawarsa abad ke-20, demokratisasi menjadi salah satu isu yang paling

populer diperbincangkan. Indikasi nyata dari kepopuleran isu itu adalah berlipat gandanya

1

Page 2: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

jumlah negara yang menganut sistem pemerintahan demokratis. Negara yang awalnya tidak

demokratis, serta merta merubah haluan negaranya menjadi demokratis.

Demokrasi pada substansinya adalah sebuah proses pemilihan yang melibatkan

banyak orang untuk mengangkat seseorang yang berhak memimpin dan mengurus tata

kehidupan komunal mereka. Dan tentu saja yang akan mereka angkat atau pilih hanyalah

orang yang mereka sukai. Mereka tidak boleh dipaksa untuk memilih suatu sistem ekonomi,

sosial atau politik yang tidak mereka kenal atau tidak mereka sukai. Mereka berhak

mengontrol dan mengevaluasi pemimpin yang melakukan kesalahan, berhak mencopot dan

menggantinya dengan orang lain jika menyimpang.

Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

partisipasi dalam pengambilan keputusan dan persamaan hak di depan hukum. Dari sini

kemudian muncul idiom-idiom demokrasi, seperti egalite (persamaan), equality (keadilan),

liberty (kebebasan), human right (hak asasi manusia), dan setereusnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud toleransi?

2. Apa prinsip toleransi dalam islam?

3. Apa batasan-batasan toleransi dalam islam?

4. Bagaimana perilaku Rasulullah dalam mencontohkan toleransi?

5. Apa yang dimaksud teokrasi, demokrasi, dan monarchi?

6. Bagaimana sejarah demokrasi dalam islam?

7. Bagaimana Al-Qur’an dan sunnah menilai demokrasi?

2

Page 3: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian toleransi

2. Mengetahui prinsip toleransi dalam islam

3. Mengetahui batasan toleransi dalam islam

4. Mengetahui perilaku Rasulullah dalam mencontohkan toleransi

5. Mengetahui pengertian teokrasi, demokrasi, dan monarchi

6. Mengetahui sejarah demokrasi dalam islam

7. Mengetahui penilaian Al-Qur’an dan sunnah terhadap demokrasi

3

Page 4: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TOLERANSI

Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari

aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain

lakukan.

Menurut istilah, pengertian toleransi yang mencakup keseluruhan aspek berarti

"Pemberian kebebasan kepada sesama manusia/kepada sesama warga masyarakat untuk

menjalankan agamanya atau keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan

nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikap itu tidak

melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat asas terciptanya ketertiban dan

perdamaian dalam masyarakat" (Umar, Hasyim).

Sedangkan pengertian Toleransi beragama yang dikutip dari Departemen Agama

dalam ajaran agama Islam adalah pengakuan adanya kebebasan setiap warga negara untuk

memeluk suatu agama yang menjadi keyakinannya dan kebebasan untuk menjalankan

ibadahnya.

Islam dan umatnya selalu bersikap toleran dan selalu bekerja sama berbuat seperti yang

diperbuat oleh warga masyarakat lainnya, selagi hal tersebut menyangkut masalah

kemasyarakatan. Sikap Islam terhadap umat lain tetap hormat, mereka diperlakukan dengan

penuh persaudaraan sebagai manusia meskipun mereka berbeda agama.

4

Page 5: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

2.2 PRINSIP TOLERANSI DALAM ISLAM

Allah Ta’ala berfirman,

وتقسطوا وهم تبر أن دياركم من يخرجوكم ولم الدين في يقاتلوكم لم ذين ال عن الله ينهاكم ال

المقسطين ( يحب ه الل إن من) 8إليهم وأخرجوكم الدين في قاتلوكم ذين ال عن الله ينهاكم ما إن

الظالمون ( هم فأولئك هم يتول ومن وهم تول أن إخراجكم على وظاهروا )9دياركم

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang

tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya

melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena

agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.

Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang

zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)

Ayat ini mengajarkan prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim berbuat baik

pada lainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal agama.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non

muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang

lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang

berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247). Ibnu Jarir Ath

Thobari rahimahullah mengatakan bahwa bentuk berbuat baik dan adil di sini berlaku kepada

setiap agama. Lihat Tafsir Ath Thobari, 14: 81.

Sedangkan ayat selanjutnya yaitu ayat kesembilan adalah berisi larangan untuk loyal

pada non muslim yang jelas adalah musuh Islam. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 248.

Bagaimana toleransi atau bentuk berbuat baik yang diajarkan oleh Islam?

1. Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

5

Page 6: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

أجر رطبة كبد كل فى

“Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (HR.

Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244). Lihatlah Islam masih mengajarkan peduli sesama.

2. Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim.

Allah Ta’ala berfirman,

معروفا الدنيا في وصاحبهما تطعهما فال علم به لك ليس ما بي تشرك أن على جاهداك وإن

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah

keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15). Dipaksa syirik, namun tetap kita disuruh

berbuat baik pada orang tua.

Lihat contohnya pada Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Ibuku

pernah mendatangiku di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan membenci

Islam. Aku pun bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap jalin hubungan

baik dengannya. Beliau menjawab, “Iya, boleh.” Ibnu ‘Uyainah mengatakan bahwa tatkala

itu turunlah ayat,

الدين فى يقاتلوكم لم ذين ال عن الله ينهاكم ال

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang

tiada memerangimu ….” (QS. Al Mumtahanah: 8) (HR. Bukhari no. 5978).

3. Boleh memberi hadiah pada non muslim.

Lebih-lebih lagi untuk membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi

mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

يوم – – تلبسها ة الحل هذه ابتع وسلم عليه الله صلى بى للن فقال تباع رجل على ة حل عمر رأى

ه . » « . – الل رسول فأتى اآلخرة فى له خالق ال من هذا يلبس ما إن فقال الوفد جاءك وإذا الجمعة

قلت – . وقد ألبسها كيف عمر فقال ة بحل منها عمر إلى فأرسل بحلل منها وسلم عليه الله صلى

6

Page 7: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

من » « . له أخ إلى عمر بها فأرسل تكسوها أو تبيعها ، لتلبسها أكسكها لم ى إن قال قلت ما فيها

يسلم أن قبل ة مك أهل

“’Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun berkata pada

Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, “Belilah pakaian seperti ini, kenakanlah ia pada hari

Jum’at dan ketika ada tamu yang mendatangimu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallampun

berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini tidak akan mendapatkan

bagian sedikit pun di akhirat.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam didatangkan beberapa pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada ‘Umar.

‘Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya sedangkan engkau tadi

mengatakan bahwa mengenakan pakaian seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian ini agar

engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka engkau jual saja atau tetap

mengenakannya.” Kemudian ‘Umar menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya  di

Makkah sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR. Bukhari no. 2619). Lihatlah sahabat

mulia ‘Umar bin Khottob masih berbuat baik dengan memberi pakaian pada saudaranya yang

non muslim.

2.3 BATASAN TOLERANSI DALAM ISLAM

Toleransi dalam bahasa agama adalah tasamuh. Istilah toleransi ini janganlah

didramatisir, dibuat suatu konsep sedemikian pula lalu mecampur aduknya. Jadi sudah ada

petunjuk jelas di dalam agama, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Dalam Islam

ada ajaran aqidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan). Akhir-akhir ini memang

banyak orang memberikan makna toleransi sengaja agar masyarakat tidak faham. Ada orang

yang sengaja mendistorsi makna toleransi dengan tujuan tertentu sehingga membuat makna

toleransi menjadi rancu. Sehingga ada suatu kelompok yang mengusulkan pada saat bulan

7

Page 8: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

suci Ramadan umat Nasrani boleh mengadakan shalat tarawih kemudian buka bersama di

dalam Gereja. Ini secara faktual memang ada upaya, dengan dalih kerukunan umat beragama.

Dalam kesempatan ini kami menjawab, bahwa hal seperti itu tidak boleh. Haram. Sebab yang

ingin dibangun oleh Islam dalam hal toleransi adalah masalah-masalah sosial, misalnya

ketika orang terkena musibah, atau problem yang menyangkut masalah kemanusiaan, umat

Islam tidak mempermasalahkan. Ketika kita bertetangga dengan orang non muslim,

kemudian dia sakit, kita boleh membesuk, kita boleh membawa oleh-oleh untuknya. Atau

ketika dia punya hajat mantu, kita boleh untuk menyumbang (Jawa:buwuh). Atau ketika umat

Islam menemui orang yang sedang kecelakaan harus menolong dan tidak perlu menanyakan

terlebih dahulu agamanya apa. Jadi secara kemanusiaan, umat Islam memberikan toleransi

untuk saling menolong dan membantu yang membutuhkan bantuan. (Al Maidah:2) Ketika

menyangkut masalah aqidah dan syirik Islam sangat tegas, sebagaimana ditegaskan dalam-

Al-Kafirun:1-6.

Jadi jika umat Islam diminta untuk hadir dalam acara natalan, MUI (Majelis Ulama

Indonesia) telah mengeluarkan fatwa pada tanggal 7 Maret 1981 yang waktu itu ketuanya

Buya HAMKA, dengan tegas menyatakan bahwa menghadiri natalan bersama adalah haram.

Dan keputusan hukum itu sampai sekarang tidak dicabut. Jadi kalau umat Islam sapapun dan

mempunyai jabatan apapun jika diundang oleh umat Kristiani, haram menghadirinya.

Mengamini doa umat lain yang berkeyakinan beda, yang mempunyai tuhan berbeda, jika kita

mengamini, berarti menyetujui mereka, inilah yang menjurus kepada perbuatan syirik.

Rasulullah SAW bersabda : Ad du’aa’u muhhul ibaadah (doa adalah otaknya ibadah). Kalau

kita cermati kegiatan doa bersama ini adalah merupakan taktik, dan merupakan skenario

global, yang tujuan utamanya adalah merusak aqidah umat Islam di Indonesia yang

mayoritas. Karena mereka tidak akan mungkin memeranginya dengan fisik, karena akan sia-

8

Page 9: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

sia. Untuk itu, umat Islam harus memahami betul, sehingga tidak salah dalam bersikap. ( Al

Hujurat : 13)

2.4 PERILAKU RASULULLAH DALAM MENCONTOHKAN TOLERANSI

Rasulullah adalah tokoh teladan terbaik dalam mengajarkan sikap toleransi kepada

umatnya. Toleransi merupakan sikap untuk mengayomi orang-orang yang berbeda keyakinan

dan kedudukan yang tidak menebar permusuhan. Rasulullah tidak hanya sebagai Nabi, beliau

juga kepala keluarga, panglima perang, dan kepala negara. Kedudukan dan kekuasaan yang

diperolehnya tidak menjadikannya sebagai orang yang bertindak kasar dan keras.

Sebagai Nabi, sikap toleransi yang beliau tunjukkan ialah memaafkan dan bahkan

mendoakan kaum yang telah berbuat jahat kepada beliau ketika berdakwah. Setelah wafatnya

paman beliau, Abu Thalib, Nabi SAW berkunjung ke perkampungan Thaif. Beliau menemui

tiga orang dari pemuka suku kaum Tsaqif, yaitu Abdi Yalel, Khubaib, dan Mas'ud.

Nabi mengajak mereka untuk melindungi para sahabatnya agar tidak diganggu oleh suku

Quraisy. Namun, kenyataan pedih yang dialami beliau. Nabi diusir dan dilempari batu oleh

kaum Tsaqif. Akibatnya, darah pun mengalir dari tubuh beliau.

Menyaksikan kejadian itu, Malaikat Jibril memohon izin untuk menghancurkan kaum

Tsaqif karena telah menyiksa Nabi. Namun, apa jawaban Nabi? “Jangan! Jangan! Aku

berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan

menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.”

Beliau pun berdoa untuk kaum Tsaqif. "Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena

mereka belum mengetahui (kebenaran).” (HR Baihaqi).

Pada lain kesempatan, sebagai pemimpin negara, Rasulullah SAW juga menunjukkan

sikap tolerannya. Ketika terjadi keributan antara kaum Muslim dan kaum Quraisy serta

Yahudi, Rasul menawarkan solusi dengan membuat Piagam Madinah untuk mencari

9

Page 10: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

kedamaian dan ketenteraman kehidupan di masyarakat. Seperti yang terdapat pada pasal 16

yang tertulis, “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan

santunan, sepanjang (kaum mukminin) tidak terzalimi dan ditentang.”

Selain Piagam Madinah, pada peristiwa penaklukkan Kota Makkah (Fathu Makkah),

Rasulullah SAW juga menunjukkan toleransi yang sangat indah. Penduduk Makkah yang

selama ini memusuhi Rasulullah, ketakutan ketika umat Islam berhasil menaklukkan Kota

Makkah. Sebab, sebelum penaklukan itu, umat Islam sering ditindas oleh kaum kafir Quraisy

Makkah. Tak jarang, mereka juga menghalang-halangi dakwah Rasul, bahkan hingga-

bermaksud-membununya.

Namun, setelah penaklukkan Kota Makkah itu, Rasul memaafkan sikap mereka.

Tidak ada balas dendam. Kekuasaan yang dimilikinya, tak menjadikan diri Rasul menjadi

sombong atau bertindak sewenang-wenang. Ketika penduduk Quraisy menanti keputusan

beliau, Rasul bersabda, “Saya hanya katakan kepada kalian sebagaimana ucapan Nabi Yusuf

kepada para saudaranya, 'Tiada celaan atas kalian pada hari ini'. Pergilah! Kalian semua

bebas.” (HR Baihaqi). Itulah di antara contoh toleransi Rasulullah. Pantaslah bila beliau

menjadi suri teladan bagi umat Islam dalam berbagai hal. (QS al-Ahzab: 21).

2.5 PENGERTIAN TEOKRASI, DEMOKRASI, DAN MONARCHI

Dalam kehidupan bernegara, kita menemukan banyak sistem-sistem pemerintahan

yang diterapkan oleh berbagai negara di muka bumi. Di antaranya ada teokrasi, monarki dan

demokrasi. Setiap golongan yang mengusung sistem-sistem tersebut mengklaim bahwa

teorinyalah yang paling benar. Namun jika diteliti, setiap teori memiki kelemahan-kelemahan

yang sangat fatal. Di sini islam hadir menawarkan suatu sistem pemerintahan yang

menggabungkan antara sistem-sistem pemerintahan yang ada di bumi sekaligus memberikan

10

Page 11: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

penambahan unsur-unsur yang penting dalam sistem pemerintahannya. Sistem tersebut

adalah sistem khilafah.

A. Teokrasi 

Teokrasi berasal dari bahasa Yunani theo yang berarti tuhan dan cratein yang berarti

pemerintahan. Secara sederhana, teokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh tuhan..

Secara epistemologi, teokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang dijalankan oleh

seseorang dengan mengatasnamakan tuhan. Dalam teokrasi, kedaulatan tertinggi bersifat

mutlak dan suci karena kedaulatan tertinggi berada di tangan tuhan dan pemimpinnya

mengklaim dirinya “mendapatkan kekuasaan dari tuhan”. Teokrasi muncul pertama kali di

daratan eropa pada abad pertengahan (medieval age) yang dipelopori oleh seorang kaisar

romawi bernama Augustinus. Pada akhir abad ke enam, gereja romawi mulai

mengorganisasikan institusi kepausannya di bawah komando paus Gregory I yang dikenal

sebagai “the Great”. Dialah yang membangun awal mula birokrasi kepausan (papacy’s

power).

B. Monarki

Monarki merupakan sistem pemerintahan tertua yang pernah ada di muka bumi ini.

Kalimat monarki berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu dan archein yang

berarti pemerintah. Dengan demikian, monarki adalah suatu sistem pemerintahan yang

diperintah oleh satu orang, dalam hal ini seorang raja. Dalam monarki, raja yang berperan

sebagai kepala negara memiliki kekuasaan penuh atas Negara tersebut. Raja dapat menjabat

sebagai kepala Negara sepanjang hayatnya. Selain itu, raja berhak menentukan siapa yang

akan menjadi penggantinya ketika ia meninggal dunia. Biasanya, tahta kerajaan akan

berpindah tangan kepada keturunan raja itu sendiri.

11

Page 12: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

C. Demokrasi

Konsep demokrasi sendiri telah lahir sejak zaman Yunani kuno dan terus berkembang

hingga zaman modern. Kata demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan

cratein yang berarti pemerintahan. Secara sederhana, arti demokrasi adalah pemerintahan

oleh rakyat atau menurut istilah Abraham Lincoln, presiden Amerika ke 16, demokrasi adalah

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (democracy is a government of the

people, by the people and for the people). Dalam teori demokrasi, kedaulatan tertinggi berada

di tangan rakyat. Dengan demikian, rakyat dapat berpartisipasi dalam jalannya pemerintahan

Negara. Pada kenyataanya, beberapa orang yang terpilih sebagai wakil rakyatlah yang akan

menjalankan roda pemerintahan di Negara tersebut. Meskipun hanya beberapa orang saja

yang melaksanakan pemerintahan, jika ditemukan indikasi-indikasi yang bertentangan

dengan aspirasi rakyat, maka rakyat berhak mengkritisi bahkan memprotes mereka. Dengan

demikian, para negarawan berpendapat bahwasanya teori demokrasi merupakan teori Negara

yang paling sempurna karena rakyat dapat menuangkan aspirasinya dalam pemerintahan.

D. Khilafah, di Antara Teokrasi, Monarki dan Demokrasi

a. Pengertian Khilafah

Khilafah berasal dari bahasa arab yang berarti pemerintahan. Dari segi epistemologi,

khilafah adalah suatu sistem pemerintahan yang dipimpin oleh seorang khalifah yang

berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam sistem khilafah, kedaulatan

tertinggi berada di tangan Tuhan, dalam hal ini syara’, dan kekuasaan tertinggi berada di

tangan rakyat. Negara dengan sistem khilafah merupakan negara yang terbentuk dari

sekumpulan manusia yang memiliki ideologi yang sama (di sini berarti ideologi islam) yang

taat dan patuh kepada hukum Allah SWT. Kemudian kumpulan manusia tersebut, atau yang

12

Page 13: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

disebut kaum muslimin, memilih salah seorang di antara mereka yang paling pantas untuk

menjadi khalifah. Sistem khilafah sendiri merupakan sistem yang lahir dari ajaran agama

islam. Allah telah menjanjikan tonggak kekuasaan di bumi ini pada manusia-manusia yang

beriman dan beramal soleh. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nur ayat 55:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan

mala-amal yang salehbahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di

bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa”

Teori khilafah sendiri telah diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW yang dilanjutkan

oleh Khulafaur Rasyidin. Di zaman mereka, uamt islam hidup ma’mur, tentram dan sejahtera.

Syari’at islam ditegakkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits.

b. Keunggulan Khilafah, Perpaduan Teokrasi, Monarki dan Demokrasi

Pemerintahan islam yang berkonsep khilafah ini berbeda dengan konsep-konsep

negara yang telah muncul sebelumnya. Dalam konsep khilafah, seluruh manusia merupakan

pemimpin, seperti sabda Rasulullah SAW:

“Semua dari kalian adalah pemimpin dan semua dari kalian bertanggung jawab atas rakyat

kalian”

Berdasarkan hadits tersebut, tidak ada seorangpun yang berhak untuk memaksakan

kehendaknya kepada orang lain. Islam tidak mengenal istilah diktator dalam

pemerintahannya. Seluruh umat muslim berhak untuk mengutarakan pendapat serta bebas

berekspresi selama tingkah laku mereka tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah

SWT. Seluruh kegiatan kenegaraan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintahan pusat maupun

oleh pihak swasta, dilaksanakan hanya untuk menggapai ridho Allah SWT dan bukan untuk

13

Page 14: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

yang lain. Selain itu, bila dicermati sistem khilafah merupakan perpaduan antara teokrasi,

monarki dan demokrasi. Dalam khilafah, kedaulatan tertinggi berada di tangan Allah SWT.

Negara khilafah dipimpin oleh seorang khalifah yang mempunyai hak-hak tertentu dalam

menjalankan pemerintahannya, seperti melakukan tabanni (adopsi) hukum-hukum syari’ah ke

dalam pemerintahan. Meski demikian, bukan berarti seorang khalifah bebas berbuat seperti

layaknya seorang raja, namun kekuasaannya dibatasi oleh Al-qur’an dan hadits. Dalam

sistem khilafah, rakyat mempunyai hak untuk mengkritisi dan memprotes kebijakan khalifah

yang dianggap menyalahi syara’. Sistem khilafah juga menjunjung tinggi asas-asas

musyawarah dalam setiap pengambilan keputusannya. Dari sini dapat disimpulkan,

bahwasanya sistem khilafah merupakan perpaduan sempurna antara teokrasi, monarki dan

demokrasi.

Dari berbagai macam sistem pemerintahan yang ada di dunia, sistem khilafah terbukti

merupakan suatu sistem yang paling sempurna di antara semua sistem pemerintahan yang ada

di dunia. Seluruh kebaikan yang ada dalam setiap sistem diambil dan seluruh kekurangannya

disisihkan. Inilah bukti kedaulatan Allah SWT atas hamba-hambanya di dunia.

2.6 SEJARAH DEMOKRASI DALAM ISLAM

DEMOKRATISME MUHAMMAD

Sebenarnya tanpa mengiblat bangsa barat, Islam sendiri mempunyai sebuah gambaran

sebuah sistem tata negara yang sangat demokratis apabila ditelaah secara mendalam. Hal itu

terefleksi dari kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan petunjuk-petunjuk dari Nabi Muhammad

SAW. Dan telah terbukti sebagaimana Rasulullah telah menyatukan Bangsa Arab yang

bersuku-suku, bertabiat keras dan mengelompok dengan kepemimpinannya yang demokratis.

14

Page 15: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

Buku-buku sejarah mencatat bahwa di luar otoritas keagamaan yang menjadi tugas

utamanya sebagai rasulullah, Nabi Muhammad SAW merupakan tokoh yang demokratis

dalam berbagai hal. Bahkan ketika terjadi kasus-kasus yang tidak mempunyai sandaran

keagamaan (wahyu) Beliau bersikap demokratis dengan mengadopsi pendapat para

sahabatnya, hingga memperoleh arahan ketetapan dari Allah.

Sikap demokratis Nabi Muhammad SAW ini barangkali merupakan sikap demokratis

pertama di Semenanjung Arabia, di tengah-tengah masyarakat padang pasir yang

paternalistik, masih menjunjung tinggi status-status sosial klan dan non egaliter. Sebagai

contoh bukti kedemokratisan Beliau adalah sebagai berikut:

1. Ketika Nabi Muhammad SAW diminta suku-suku Arab menjadi penguasa sipil (non-

agama) di luar status beliau sebagai pemegang otoritas agama, beliau mengambil

pernyataan setia orang-orang yang ingin tunduk dalam kekuasaan Beliau sebagi

tehnik memperoleh legitimasi kekuasaan. Perjanjian ini dikenal dengan “Perjanjian

Aqobah”. Perjanjian ini didikuti oleh 12 orang dan pada perjanjian Aqobah II diikuti

oleh 73 orang. Dari titik ini para ulama Islam sejak dulu menegaskan bahwa

kekuasaan pada asalnya di tangan  rakyat, karena itu kekuasaan tidak boleh

dipaksakan tanpa ada kerelaan dari hati rakyat. Dan kerelaan itu dinyatakan dalam

sumpah setia tersebut.

2. Ketika Beliau membentuk negara pertama kali dalam Islam, yaitu Negara Madinah—

yang multi agama—Beliau tidak menggunakan Al Qur’an sebagai konstitusi negara.

Karena Al Qur’an hanya berlaku bagi orang-orang yang mempercayainya. Beliau

menyusun “Piagam Madinah” berdasarkan kesepakatan dengan orang-orang Yahudi

sebagai konstitusi Negara Madinah. Pada masa Negara Madinah ini pula Beliau

15

Page 16: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

mengenalkan konsep “Bangsa” (al Ummah) sebagai satu kesatuan warga negara

Madinah tanpa membedakan asal usul suku.

3. Ketika muncul pihak-pihak yang bersikap intoleran dan khianat terhadap perjanjian

yang telah disepakati bersama maupun dari masyrakat Arab, sehingga meletus

berbagai peperangan seperti perang Badar, Uhud dan Ahzab serta hingga terjadi Fath

al-Makkah (8 H). Pada serangkaian peristiwa tersebut, sikap yang diberikan umat

Islam pada pihak lawan sangatlah penuh penghargaan dan diplomasi yang bijaksana.

Sebelum Beliau wafat (11 H/632 M) seluruh jazirah Arab telah bersatu dibawah satu

kekuatan politik, hal ini menarik untuk dikaji. Belum pernah dalam sejarah orang-orang

nomad padang pasir itu dapat dipersatukan. Watak mereka yang keras akibat gemblengan

alam yang tidak ramah, sifat egois, dan angkuh tidak mau diperintah, dapat dilakukan oleh

Nabi Muhammad SAW melalui ajaran Islam. Bahkan pula sejak waktu itu masyarakat Arab

Baduwi yang tidak dikenal, kini muncul sebagai satu kekuatan yang membawa obor penerang

sehingga dunia pun menjadi kaget.

Dari kenyataan sejarah tersebut, Maka benarlah mengapa Nabi Muhammad SAW

termasuk dalam predikat tokoh yang sangat berpengaruh di dunia. Dengan sikap

kepemimpinan yang penuh diplomatis, yang tidak hanya diperuntukkan kepada umatnya,

namun juga kepada pihak-pihak yang selalu oposisi terhadap Beliau.

DEMOKRASI PASCA NABI

Sebelum Nabi Muhammad SAW wafat, ternyata Beliau tidak memberi

petunjuk/wasiat tentang bagaimanakah sistem tatanan negara yang harus dijalankan oleh

umat Islam, apakah semisal bangsa-bangsa Yunani atau Romawi. Karena pada waktu Beliau

memimpin umat Islam, tidak ada sebuah sistem yang jelas dalam ketatanegaraan. Karena

16

Page 17: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

pada waktu itu integritas umat sangatlah kental dan karena adanya sebuah paradigma yang

masih sangat kuat untuk senantiasa taat kepada Allah dan rasul-Nya.

Meskipun demikian, sebenarnya Nabi SAW telah memberikan contoh bagaimana

sebuah negara dijalankan, yaitu asas musyawarah. Beliau senantiasa bermusyawarah dengan

para sahabat setiap akan menghadapi sebuah peperangan, tidak semata-mata atas pemikiran

Beliau. Beliau senantiasa membuka lebar pendapat sahabat-sahabatnya. Sehingga tanpa

disusun adanya teori, Nabi Muhammad SAW menganjurkan—bahkan menurut ahli fiqih,

anjuran Nabi SAW bisa berarti perintah—asas musyawarah yang tiada lain sama dengan

demokrasi.

Masa Kholifah Abu Bakar ash-Shiddiq

Setelah Nabi wafat, umat Islam terjadi konflik yang kritis mengenai siapakah

pengganti Rasulullah SAW. Rasulullah SAW tidak menunjuk siapa-siapa yang akan

menggantikan Beliau, bahkan bagaimana memilih dan mencari sosok tersebut Beliau tidak

memberikan petunjuk. Dalam menanggapi masalah ini para sahabat yang terbagi menjadi

empat kelompok (Kaum Anshor, Muhajirin, keluarga dekat Nabi/Ahlul Bait dan kelompok

Aristokrat Mekkah) berkumpul untuk membicarakan siapa yang akan memegang

kepemimpinan umat.

Kemudian mereka berkumpul di Saqifah Bani Saidah untuk membicarakan lebih

lanjut mengenai kepemimpinan sepeninggal Nabi SAW. Awalnya diwarnai ketegangan

diantara golongan karena masih diwarnai semangat golongan/kelompok. Masing-masing

mengangggap kelompoknya yang paling baik dan berjasa terhadap Islam, sehingga berhak

menduduki jabatan khalifah. Namun pada akhirnya semua mufakat—bukan sekedar suara

terbanyak—kepemimpinan  umat akan dipegang oleh Abu Bakar.

17

Page 18: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

Musyawarah yang menghasilkan “mufakat bulat” itu merupakan suatu tradisi baru

dalam musyawarah yag berdasarkan ukhuwah. Menurut Fazlur Rahman bahwa sistem syura

dalam Al-Qur’an adalah mengubah syura dari sebuah institusi suku menjadi institusi

komunitas, karena ia menggantikan hubungan darah dengan hubungan iman. Dilihat dari

perspektif ini, maka pilihan kelompok muslim modernis kepada demokrasi bukanlah sesuatu

yang dibuat-buat, atau sesuatu yang bersifat akomodatif terhadap institusi politik demokratik

Barat, tetapi Al-Qur’an memang mengajar demikian, sebagaimana yang dilakukan oleh para

sahabat pada masa awal kepemimpinan umat.

Kepemimpinan Abu Bakar sangat diwarnai jiwa yang demokratis. Selama masa dua

tahun memegang tampu pemerintahan, sangatlah nampak kedemokrasian Abu Bakar.

Kepemimpinannya dapat disimpulkan dari salah satu isi pidatonya pada hari pembaiatan

bahwa ia akan mengakui kekurangan dan kelemahannya serta memberikan hak berpendapat

untuk menegur dan memperbaiki khalifah bila berbuat salah.

Masa Kholifah Umar bin Khathab

Pemilihan Umar bin Khathab sebagai khalifah berbeda sebagaimana pemilihan Abu

Bakar. Abu Bakar terpilih melalui forum musyawarah untuk mufakat, dalam forum terbuka

yang dihadiri oleh rakyat pada umumnya di Bani Saidah. Umar menjadi khalifah atas

penunjukan langsung oleh khalifah Abu Bakar.

Khalifah Abu Bakar melakukan hal tersebut sudah barang tentu tidak dibuat-buat,

tetapi justru dilandasi argumentasi dan pertimbangan khusus, antara lain: (1) Situasi politik di

dalam negeri masih dianggap rawan, sebab banyk pembesar yang berambisi untuk

menduduki jabatan khalifah; (2) Trauma psikologis Abu Bakar terhadap peristiwa di Saqifah

Bani Saidah; (3) Negara dalam keadaan perang yang memiliki dua kubu militer, satu pihak

18

Page 19: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

menghadapi tentara Persia, dan di lain pihak berhadapan dengan pihak Romawi, sehingga

dikhawatirkan bahwa kekuatan militer akan digunakan untuk mendukung interest politik.

Namun demikian, tidaklah Abu Bakar meninggalkan tradisi dari Nabi SAW untuk

senantiasa bermusyawarah. Sebelum Abu Bakar memutuskan hal tersebut, terlebih dahulu dia

bermusyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat, antara lain: Abdurrahman bin Auf, Usman

bin Affan, Usaid bin Hudhair al Anshori, Said bin Zaid, dan lain-lain dari kaum Muhajirin

dan Anshor. Ternyata mereka tidak keberatan untuk mencalonkan Umar.

2.7 PENILAIAN AL-QUR’AN DAN SUNNAH TERHADAP DEMOKRASI

Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan ketundukan kepada syariat Islam sebagai

salah satu syarat keimanan seorang hamba. Allah berfirman:

قضيت مما حرجا أنفسهم في يجدوا ال ثم بينهم شجر فيما موك يحك ى حت يؤمنون ال ك ورب فال

تسليما موا ويسل

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan

kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak

merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan

mereka menerima dengan sepenuhnya.” [QS An Nisa`:65]

Di dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

فردوه شيء في تنازعتم فإن منكم األمر وأولي سول الر وأطيعوا ه الل أطيعوا آمنوا ذين ال ها أي يا

تأويال وأحسن خير ذلك اآلخر واليوم ه بالل تؤمنون كنتم إن سول والر الله إلى

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di

antara kalian. Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia

kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada

Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik

19

Page 20: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

akibatnya.”[QS.An-Nisa`:59]

Inilah yang diperintahkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yaitu untuk hanya

berpedoman dan berhukum dengan hukum syariat Allah. Allah berfirman:

يعلمون ال ذين ال أهواء بع تت وال بعها فات األمر من شريعة على جعلناك ثم

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama

itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak

mengetahui.”[QS.Al-Jatsiyah:18]

Di dalam ayat lain, Allah berfirman:

قلوبكم بين ف فأل أعداء كنتم إذ عليكم ه الل نعمت واذكروا قوا تفر وال جميعا الله بحبل واعتصموا

آياته لكم ه الل ن يبي كذلك منها فأنقذكم ار الن من حفرة شفا على وكنتم إخوانا بنعمته فأصبحتم

تهتدون كم لعل

“Berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian

bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa

Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati-hati kalian, lalu menjadilah

kalian karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di tepi

jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari padanya. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk.” [QS Alu

Imran:103]

Di dalam ayat di atas jelas sekali Allah itu telah mempersatukan umat manusia

dengan Islam setelah sebelumnya mereka berpecah belah di dalam kekafiran. Lantas,

mengapa sekarang kita ingin kembali kepada masa dahulu -masa perpecahan- dengan

kembali kepada syariat kaum kafir (demokrasi) dan meninggalkan tali agama Allah

demokrasi adalah Thaghut

20

Page 21: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan definisi thaghut. Beliau mengatakan bahwa

thaghut adalah apa saja yang seorang hamba itu bersikap melampaui batas terhadapnya, baik

itu berupa sesuatu yang disembah (ma’bud), atau sesuatu yang diikuti (matbu’).

Dalam hal ini, demokrasi digolongkan sebagai thaghut karena dianggap sebagai

sesuatu yang wajib untuk diikuti dan dipatuhi, dan tidak boleh dilanggar. Pengagungan dan

penghormatan yang berlebihan terhadap demokrasi dan menganggapnya sebagai sumber

hukum yang paling benar di atas hukum Allah, keyakinan seperti ini telah menjadikan

demokrasi ini sebagai thaghut dan ini merupakan suatu bentuk kesyirikan yang paling besar.

Buktinya, sangat banyak orang yang mengaku beriman kepada Allah, namun anehnya

ketika mereka diseru untuk berhukum dengan hukum Allah, mereka menolak dengan sekeras-

kerasnya. Mereka lebih memilih untuk berhukum dengan hukum Jahiliyyah,

mengagungkannya, dan membelanya mati-matian.

Orang-orang seperti ini telah Allah sebutkan di dalam Al Quran:

إلى يتحاكموا أن يريدون قبلك من أنزل وما إليك أنزل بما آمنوا هم أن يزعمون ذين ال إلى تر ألم

بعيدا ( ضالال هم يضل أن يطان الش ويريد به يكفروا أن أمروا وقد تعالوا) 60الطاغوت لهم قيل وإذا

صدودا عنك يصدون المنافقين رأيت سول الر وإلى ه الل أنزل ما إلى

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka beriman

kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu, lalu

mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk

mengingkari thaghut itu. Syaitan itu bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan

yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kalian (tunduk) kepada

hukum yang Allah telah turunkan dan kepada (hukumnya) Rasul!” , niscaya kamu melihat

orang-orang munafik berusaha menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari [QS.An-

Nisa:60-61]

21

Page 22: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

Padahal Allah telah dengan jelas-jelas melarang kita untuk berhukum dengan hukum thaghut.

Allah berfirman:

لها انفصام ال الوثقى بالعروة استمسك فقد ه بالل ويؤمن بالطاغوت يكفر فمن

“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya

dia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” [QS Al Baqarah:

256]

Bahkan perintah untuk menjauhi segala bentuk thaghut merupakan dakwah yang dibawa oleh

para rasul. Allah berfirman:

الطاغوت واجتنبوا ه الل اعبدوا أن رسوال أمة كل في بعثنا ولقد

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):

“Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu!” [QS An Nahl: 36]

22

Page 23: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep demokrasi tidak sepenuhnya

bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam. Prinsip dan konsep demokrasi yang

sejalan dengan islam adalah keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan

menurunkan pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.

Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat diberikan kebebasan secara mutlak

sehingga bisa mengarah kepada sikap, tindakan, dan kebijakan yang keluar dari ketetapan

Hukum Allah.

Akhirnya, agar sistem demokrasi ini dapat terwujud diatas nilai – nilai islam yang mulia,

maka langkah yang harus dilakukan adalah :

- Seluruh warga atau sebagian besarnya harus diberi pemahaman yang benar tentang Islam

sehingga aspirasi yang mereka sampaikan tidak keluar dari ajarannya.

- Parlemen atau lembaga perwakilan rakyat harus diisi oleh orang-orang yang beriman dan

beriman dan berilmu.

Kurangnya rasa toleransi dapat menyebabkan berbagai ketidak harmonisan hubungan

yang berujung pada kekerasan fisik. Banyaknya, konflik yang berkedok agama adalah bukti

betapa pentingnya toleransi. Invasi Israel (yang penduduknya mayoritas beragama yahudi)

terhadap Palestina (yang mayoritas muslim), adalah satu dari sekian banyaknya tragedi

kemanusiaan yang melibatkan agama di dalamnya. Pemupukan rasa tersebut haruslah dimulai

sejak dini, karena akan sangat berpengaruh pada masa depan seseorang.

23

Page 24: Toleransi Dan Demokrasi Dalam Pandangan Islam

24