toleransi linier

19
TOLERANSI LINIER Basori Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan. Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang lainnya. Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak maupun sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar kerja. Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya : faktor alat ( alat potong ) faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan) faktor alat ukur faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran dari benda kerja tersebut. selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. sebaliknya jika penyimpangan ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak dapat diterima, karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang diminta. Sebagaimana batasan kategori “memenuhi syarat” kita harus memberikan dua batasan ukuran yang diperbolehkan yaitu : 1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan. 2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan. Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. hal ini untuk memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran maksimum yang diijinkan. poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku), maka toleransinya berbeda.

Upload: putra

Post on 05-Dec-2014

206 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

toleransi linier

TRANSCRIPT

Page 1: toleransi linier

TOLERANSI LINIER Basori

Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan.

Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat

dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh

operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan

ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan

bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang

lainnya.

Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak maupun

sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar kerja.

Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,

tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya :

• faktor alat ( alat potong )

• faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan)

• faktor alat ukur

• faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran dari

benda kerja tersebut.

selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang

menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. sebaliknya jika penyimpangan

ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak dapat diterima,

karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang diminta.

Sebagaimana batasan kategori “memenuhi syarat” kita harus memberikan dua

batasan ukuran yang diperbolehkan yaitu :

1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan.

2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan.

Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. hal ini untuk

memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran

maksimum yang diijinkan. poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi

longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku),

maka toleransinya berbeda.

Page 2: toleransi linier

Pada umumnya toleransi yang harus diberikan/dicantumkan pada gambar kerja ada

dua macam :

• Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda padat bulat, segiempat, dan

bentuk-bentuk prisma lainnya.

• Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan, alat

pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang (alur pasak), dan

semacamnya.

A. Istilah-istilah pada Toleransi

Sebagaimana tadi dijelaskan bahwa toleransi merupakan perbedaan dua ukuran yang

diperbolehkan, yaitu perbedaan antara ukuran maksimum dan ukuran minimum yang

diperbolehkan. Toleransi meliputi toleransi poros dan toleransi lubang.

Keterangan gambar :

1. Ukuran Nominal (uk.nom)

Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan

merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan. ukuran

nominal adalah ukuran yang tertulis pada gambar kerja.

Page 3: toleransi linier

2. Ukuran Minimum (terkecil) (uk.min.)

Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang diizinkan, baik untuk poros maupun

untuk lubang.

3. Ukuran maksimum (uk.maks.)

Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang diizinkan, baik untuk poros maupun

untuk lubang.

4. Penyimpangan Membesar

Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran

maksimumnya yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)

5. Penyimpangan Mengecil

Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran

minimum yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)

6. Toleransi Umum

Untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus, atau

ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai-nilai

penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum. Sesuai dengan ISO 2768,

ukuran-ukuran tanpa keterangan terikat oleh toleransi umum.

A. Toleransi Khusus dan Toleransi Umum

1. Toleransi Khusus

Untuk gambar-gambar yang memerlukan ketelitian khusus, dalam pencantuman

ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO/R286 (ISO System of

Limits and Fits-Sitem ISO untuk Limits dan Suaian). Toleransi ini disebut juga toleransi

Standar Internasional (IT).

a. Simbol Kualitas Toleransi Standar

Dalam sistem Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi menjadi

18 macam kualitas, yaitu: IT 01;IT 00;IT 1;IT 2;IT 3;….;….;IT 16. Kualitas toleransi

tersebut meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti, misalnya pekerjaan-

pekerjaan pada instrumen, alat ukur, optik, dan semacamnya, pada pekerjaan seperti ini

dipakai kualitas IT 01, sampai dengan IT 4. untuk IT 5 sampai dengan IT 11 adalah

kualitas toleransi untuk pekerjaan-pekerjaan pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan biasa

Page 4: toleransi linier

serta untuk pekerjaan-pekerjaan mampu tukar, dipasang satu sama lain (dirakit).

Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan bagi pekerjaan-pekerjaan yang

kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan kasar

sejenisnya.

b. Simbol Toleransi Lubang dan Poros

Sebagaimana telah dijelaskan pada pasal yang terdahulu bahwa toleransi ada dua

macam, yaitu toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. untuk membedakan,

kedua macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk

lubang dan huruf kecil untuk poros.

Angka nominal diikuti huruf besar beserta angka kualitasnya ini menunjukkan

besarnya lubang dengan toleransinya, sedangkan angka nominal yang diikuti huruf kecil

beserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan toleransinya.

Contoh :

ф 40 H7, artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan

kualitasnya 7

ф 40 h7, artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan

kualitasnya 7

c. Nilai Toleransi Khusus

Untuk nilai ini dibuat suatu standar secara internasional (IT). besarnya nilai IT

tersebut ditetapkan dengan ISO 286. besarnya nilai toleransi disesuaikan dengan besar

kecilnya ukuran, baik lubang maupun poros seperi terlihat pada tabel berikut.

TABEL 2.6

Nilai Toleransi

Sifat/penggunaan toleransi KW.

IT

Besarnya toleransi (micron)

IT 01 0,3 + 0,08 . D

IT 00 0,5 + 0,012 . D

• Untuk alat ukur

• Optik

IT 1 0,8 + 0,020 . D

Page 5: toleransi linier

IT 2

IT 3

• Instrumen

(Untuk pekerjaan-pekerjaan

sangat teliti) IT 4

Antara IT 1 sampai dengan IT 5

(lihat Tabel 2.7!)

IT 5 7.i

IT 6 10.i

IT 7 16.i

IT 8 25.i

IT 9 40.i

IT 10 64.i

• Untuk pekerjaan pemesinan

IT 5

• Pekerjaan sangat teliti, teliti,

dan biasa

IT 11 100.i

Harga I dapat di hitung

dengan rumus:

i =

i dalam mikron

D dalam mm

IT 12 160.i

IT 13 250.i

IT 14 400.i

IT 15 640.i

• Untuk pekerjaan-pekerjaan

kasar, misalnya pemotongan,

pengecoran, dan

semacamnya.

IT 16 1000.i

Contoh :

Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1. berapakah toleransinya jika

D = 10 mm ?

Jawab:

Untuk IT = 0,8 + 0,020 . D (lihat tabel )

= 0,8 + 0,020 . 10

= 1 micron

jadi, toleransinya = 1 micron = 0,001 mm.

TABEL 2.7

Nilai toleransi IT 2, IT 3 dan IT 4

Kualitas Toleransi

IT 2 IT 3 IT 4

3 s/d 6 1,2 2 3

3 1,5 2,5 4

Page 6: toleransi linier

6 – 10 1,5 2,5 4

10 – 18 2 3 5

18 – 30 2,5 4 6

30 – 50 2,5 4 7

50 – 80 3 5 8

80 – 120 4 6 10

120 - 180 5 8 12

180 – 250 7 10 14

250 – 315 8 12 16

315 – 400 9 13 18

400 – 500 10 15 20

2. Toleransi Umum

Jika ukuran tanpa keterangan maka ukuran tersebut terikat oleh toleransi umum.

besarnya toleransi umum ini merupakan tanggung jawab perencanaan dan dapat kita pilih

salah satu macam variasi dari tabel dibawah ini. Toleransi khususnya dapat kita lihat pada

tabel di bawah ini.

TABEL 2.8

Variasi Penyimpangan Umum (dalam mm)

Jenis pekerjaan Ukuran nominal dalam satuan

mm Teliti Sedang Kasar

05 sampai dengan 3 ± 0,05 ± 0,1 -

3 sampai dengan 6 ± 0,05 ± 0,1 ± 0,2

6 sampai dengan 30 ± 0,1 ± 0,2 ± 0,5

30 sampai dengan 120 ± 0,15 ± 0,3 ± 0,8

120 sampai dengan 315 ± 0,2 ± 0,5 ± 1,2

315 sampai dengan 1000 ± 0,3 ± 0,8 ± 2

1000 sampai dengan 2000 ± 0,5 ± 1,2 ± 3

TABEL 2.9

Page 7: toleransi linier

Penyimpangan Lubang (dalam mm)

Ukuran

Diameter B C D E F G H

dalam

mm B10 C9 C10 D8 D9 D10 E7 E8 E9 F6 F7 F8 G6 G7 H6 H7 H8 H9 H10

6 – 10 +230

+150

+116

+ 80

+138

+ 80

+62

+40

+76

+40

+98

+40

+40

+25

+47

+25

+61

+25

+22

+13

+28

+13

+35

+13

+14

+5

+20

+5

+9

0

+15

0

+22

0

+36

0

+58

0

10 – 18 +220

+150

+138

+95

+165

+95

+77

+50

+93

+50

+120

+50

+50

+32

+59

+32

+75

+32

+27

+16

+34

+16

+43

+16

+17

+16

+24

+6

+11

0

+18

0

+27

0

+43

0

+70

0

18 – 30 +244

+160

+162

+110

+194

+101

+98

+65

+117

+65

+149

+65

+61

+40

+73

+40

+92

+40

+33

+20

+41

+20

+53

+20

+20

+7

+28

+7

+13

0

+21

0

+33

0

+52

0

+84

0

30 – 40 +270

+170

+182

+120

+220

+120

+119

+80

+142

+60

+180

+80

+75

+50

+89

+50

+112

+50

+41

+25

+50

+25

+64

+25

+25

+9

+34

+9

+16

0

+25

0

+39

0

+62

0

+100

0

40 – 50 +280

+180

+192

+130

+230

+130 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

50 – 65 +310

+190

+214

+140

+260

+140

+146

+100

+174

+100

+220

+100

+90

+60

+106

+60

+134

+60

+49

+30

+60

+30

+76

+30

+29

+10

+40

+10

+19

0

+30

0

+46

0

+74

0

+120

0

65 – 80 +320

+200

+224

+150

+270

+150 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

80 – 100 +360

+220

+257

+170

+310

+170

+174

+120

+207

+120

+260

+120

+107

+72

+126

+72

+159

+72

+58

+36

+71

+36

+90

+36

+34

+12

+47

+12

+22

0

+35

0

+54

0

+87

0

+140

0

100 – 120 +380

+200

+267

+180

+320

+180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

120 – 140 +420

+260

+300

+200

+360

+200

+208

+145

+245

+145

+305

+145

+125

+85

+146

+85

+185

+85

+68

+43

+83

+43

+106

+43

+39

+14

+54

+14

+25

0

+40

0

+63

0

+100

0

+160

0

140 – 160 +440

+280

+310

+210

+370

+210 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

160 – 180 +470

+310

+330

+230

+390

+230 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

180 – 200 +525

+340

+355

+240

+425

+240

+242

+170

+285

+170

+355

+170

+146

+100

+172

+100

+215

+100

+79

+50

+96

+50

+122

+50

+44

+15

+61

+15

+29

0

+46

0

+72

0

+105

0

+185

0

200 – 225 +565

+380

+375

+260

+445

+260 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

225 - 250 +605

+420

+395

+280

+465

+280 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

Page 8: toleransi linier

TABEL 2.10

Penyimpangan Lubang (dalam mm)

Ukuran

Diameter JS K M N P R S T U X

dalam

mm JS5 JS6 JS7 K5 K6 K7 M5 M6 M7 N6 N7 P6 P7 R7 S7 T7 U7 X7

6 – 10 ±3 ±4,5 ±7,5 +1

- 5

+2

- 7

+5

- 10

- 4

- 10

- 3

- 12

0

- 15

- 7

- 16

- 4

-19

- 12

- 21

- 9

- 24

- 13

- 28

- 17

- 32

-

- 32

- 37

- 28

- 43

10 – 18 ±4 ±5,5 ±9 +2

- 6

+2

-9

+6

-12

-4

-12

-4

-15

0

-18

-9

-20

-5

-23

-15

-26

-11

-29

-16

-34

-21

-39 -

-26

-44

-33

-51

18 – 30 ±4,5 ±6,5 ±10,5 +1

- 8

+2

-11

+6

-15

-5

-14

-4

-17

0

-21

-11

-24

-7

-28

-18

-31

-14

-35

-20

-41

-27

-48 -

-33

-54

-46

-67

30 – 40 ±5,5 ±8 ±12,5 +2

-9

+3

-13

+7

-18

-5

-16

-4

-20

0

-25

+12

-28

-8

-33

-21

-37

-17

-42

-25

-50

-34

-59

-39

-64

-51

-76 -

40 – 50 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -45

-70

-61

-68 -

50 – 65 ±6,5 ±9,5 ±15 +3

-10

+4

-15

+9

-21

-6

-19

-5

-24

0

-30

+14

-33

-9

-39

-26

-45

-21

-51

-30

-60

-42

-72

-55

-85

-76

-106 -

65 – 80 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -32

-62

-48

-78

-64

-94

-91

-121 -

80 – 100 ±7,5 ±11 ±17,5 +2

-13

+4

-18

+10

-25

-8

-23

-6

-28

0

-35

+16

-38

-10

-45

-30

-52

-24

-59

-38

-73

-58

-93

-78

-113

-111

-146 -

100 – 120 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -41

-76

-66

-101

-91

-126

-131

-166 -

120 – 140 ±9 ±12,5 ±20 +3

-15

+4

-21

+12

-28

-9

-27

-8

-33

0

-40

-20

-45

-12

-52

-36

-61

-28

-67

-48

-88

-77

-117

-107

-147 “ -

140 – 160 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -50

-90

-85

-125

-119

-159 “ -

160 – 180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -53

-93

-93

-133

-131

-173 “ -

180 – 200 ±10 ±14,5 ±23 +2

-18

+5

-24

+13

-33

-11

-31

-8

-37

0

-46

+22

-51

-14

-60

-41

-72

-33

-79

-60

-106

-105

-151 “ “ -

200 – 225 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -63

-109

-113

-159 “ “ -

Page 9: toleransi linier

225 – 250 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -67

-113

-123

-169 “ “ -

TABEL 2.11

Penyimpangan Poros (dalam mm)

Ukuran

Diameter b c d e f g h

dalam

mm b9 c9 d8 d9 e7 e8 e9 f6 f7 f8 g4 g5 g6 h4 h5 h6 h7 h8 h9

6 – 10 -150

-186

-80

-116

-40

-62

-40

-76

-25

-47

-25

-61

-25

-76

-13

-22

-13

-28

-13

-35

-5

-9

-5

-11

-5

-14

0

-4

0

-6

0

-9

0

-15

0

-22

0

-36

10 – 18 -150

-193

-95

-138

-50

-77

-50

-93

-32

-50

-32

-59

-32

-75

-16

-27

-16

-34

-16

-43

-6

-11

-6

-14

-6

-17

0

-5

0

-8

0

-11

0

-18

0

-27

0

-43

18 – 30 -160

-212

-110

-162

-65

-98

-65

-117

-40

-60

-40

-71

-40

-92

-20

-33

-20

-41

-20

-53

-7

-13

-7

-16

-7

-20

0

-6

0

-9

0

-13

0

-21

0

-33

0

-52

30 – 40 -170

-232

-120

-182

-80

-119

-80

-142

-50

-70

-50

-89

-50

-112

-25

-41

-25

-50

-25

-64

-9

-16

-9

-20

-9

-25

0

-7

0

-11

0

-16

0

-25

0

-39

0

-62

40 – 50 -180

-242

-130

-192 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

50 – 65 -190

-261

-140

-214

-100

-146

-100

-174

-60

-90

-60

-106

-60

-134

-30

-49

-30

-60

-30

-76

-10

-18

-10

-23

-10

-29

0

-8

0

-13

0

-19

0

-30

0

-46

0

-74

65 – 80 -200

-274

-150

-224 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

80 – 100 -220

-307

-170

-257

-120

-174

-120

-207

-72

-107

-72

-126

-72

-159

-36

-58

-36

-71

-36

-90

-12

-22

-12

-27

-12

-34

0

-10

0

-15

0

-22

0

-35

0

-54

0

-87

100 – 120 -240

-327

-180

-267 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

120 – 140 -260

-360

-200

-300

-145

-208

-145

-245

-85

-125

-85

-148

-85

-185

-43

-68

-43

-83

-43

-106

-14

-26

-14

-32

-14

-39

0

-12

0

-18

0

-25

0

-40

0

-63

0

-

100

Page 10: toleransi linier

140 – 160 -280

-390

-210

-310 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

160 – 180 -310

-410

-230

-310 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

180 – 200 -340

-455

-240

-335

-170

-242

-170

-285

-100

-146

-100

-17

-100

-215

-50

-79

-50

-96

-50

-122

-15

-29

-15

-35

-15

-44

0

-14

0

-20

0

-29

0

-46

0

-72

0

155

200 – 225 -380

-495

-260

-375 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

225 – 250 -420

-535

-280

-395 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

TABEL 2.12

Penyimpangan Poros (dalam mm)

Ukuran

Diameter js k m n p r s t u x

dalam

mm js4 js5 js6 js7 k4 k5 k6 m4 m5 m6 n6 p6 r6 s6 t6 u6 x6

6 – 10 ±2 ±3 ±4,5 ±7,5

+5

+1

+7

+1

+10

+1

+10

+6

+12

+6

+15

+6

+19

+15

+24

+15

+28

+19

+32

+23 “

+37

+28

+43

+34

10 – 18 ±2,5 ±4 ±5,5

±9

+6

+1

+9

+1

+12

+1

+12

+7

+15

+7

+18

+7

+23

+12

+29

+18

+34

+23

+39

+28

+44

+33

+51

+40

18 – 30 ±3 ±4,5 ±6,5 ±10,5

+8

+2

+11

+2

+15

+2

+14

+8

+17

+8

+21

+8

+28

+15

+35

+22

+41

+28

+48

+35 “

+54

+41

+67

+54

30 – 40 ±3,5 ±5,5 ±8 ±12,5

+9

+2

+13

+2

+18

+2

+16

+9

+20

+9

+25

+9

+33

+17

+42

+26

+50

+34

+59

+43

+64

+48

+76

+60 “

40 – 50 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +70

+54

+86

+70 “

50 – 65 ±4 ±6,5 ±9,5 ±12 +12

+2

+15

+2

+21

+2

+19

+11

+24

+11

+30

+11

+39

+20

+51

+32

+60

+41

+72

+53

+85

+66

+106

+87 “

Page 11: toleransi linier

65 – 80 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +62

+43

+78

+59

+94

+75

+121

+102 “

80 – 100 ±5 ±7,5 ±11 ±17,5 +13

+3

+18

+3

+25

+3

+23

+13

+28

+13

+35

+13

+45

+23

+59

+37

+73

+51

+93

+71

+113

+191

+146

+124 “

100 – 120 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +73

+54

+101

+75

+126

+104

+166

+144 “

120 – 140 ±6 ±9 ±12,5 ±20 +5

+3

+21

+3

+28

+3

+27

+15

+33

+15

+40

+15

+52

+27

+68

+43

+88

+3

+117

+92

+147

+122 “ “

140 – 160 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +90

+65

+125

+100

+159

+134 “ “

160 – 180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +93

+68

+133

+108

+171

+146 “ “

180 – 200 ±7 ±10 ±14,5 ±23 +18

+4

+24

+4

+33

+4

+31

+17

+37

+17

+46

+17

+60

+61

+79

+50

+106

+77

+151

+122 “ “ “

200 – 225 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +109

+80

+159

+130 “ “

225 – 250 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +113

+84

+169

+140 “ “

TABEL 2.13

NILAI TOLERANSI STANDAR (METRIK)

Kualitas Toleransi Ukuran

01 00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

- 0,3 0,5 0,8 1,2 2 3 4 6 10 14 25 40 60 100 140 250 400 600

3 s/d 6 0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 5 8 12 18 30 48 75 120 180 300 480 750

6 s/d 10 0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 6 9 15 22 36 58 90 150 220 360 580 900

10 s/d 18 0,5 0,8 1,2 2 3 5 8 11 18 27 43 70 110 180 270 430 700 1100

18 s/d 30 0,6 1, 1,5 2,5 4 6 9 13 21 33 52 84 130 210 330 520 840 1300

30 s/d 50 0,6 1 1,5 2,5 7 11 16 25 39 62 100 160 250 390 620 1000 1600

50 s/d 80 0,8 1,2 2 3 5 8 13 19 30 46 74 120 190 300 460 740 1200 1900

80 s/d 120 1 1,5 2,5 4 6 10 15 22 35 54 87 140 220 350 540 870 1400 2200

120 s/d 180 1,2 2 3,5 5 8 12 18 25,4 40 63 100 160 250 400 630 1000 1600 2500

180 s/d 250 2 3 4,5 7 10 14 20 29 46 72 115 185 290 460 720 1150 1850 2900

250 s/d 315 2,5 4 6 8 12 16 23 32 52 81 130 210 320 520 810 1300 2100 3200

Page 12: toleransi linier

315 s/d 400 3 5 7 9 13 18 25 36 57 89 140 230 360 570 890 1400 2300 3600

400 s/d 500 4 6 8 10 15 20 27 40 63 97 155 250 400 630 970 1550 2500 4000

3. Diagram Daerah Toleransi

Daerah kedudukan toleransi lubang dan poros dapat dilihat pada gambar berikut.

1. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah A, B, C, D, E, dan G, maka daerah

toleransi berada di atas ukuran nominalnya dan toleransinya adalah positif (+)

Contoh.

Φ 40 D 9, artinya:

• Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm

• D 9 = Daerah toleransi lubang pada kualitas 9. +0,142

Lihat tabel 2.11!Untuk Φ 40 D 9, besar penyimpangannya adalah:40 +0,142

Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.

Page 13: toleransi linier

2. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi H, maka ukuran minimum

lubang adalah sama dengan ukuran nominalnya, dan toleransinya bertanda (0) dan

(+).

Contoh.

Φ 40 H 9, artinya:

• Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm

• H 9 = daerah toleransi lubang H pada kualitas 9

Lihat tabel 2.11! Untuk 40 H 9 penyimpangannya adalah : +0,062

40 +0

Daerah toleransinya dapat kita lihat pada gambar berikut.

Page 14: toleransi linier

3. Jika daerah toleransi berada pada daerah toleransi JS maka daerah toleransinya

simetris (penyimpangan atas sama dengan penyimpangan bawahnya), dan

toleransinya bertanda (±).

Contoh.

Φ 40 JS 7, artinya:

• Φ 40 = diameter lubang nominal 40 mm

• JS 7 = daerah toleransinya lubang JS dengan kualitas 7.

Lihat tabel 2.11!Untuk ukuran Φ 40 JS 7,penyimpangannya adalah : 40±0,0125

Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar.

4. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi K, maka penyimpangan

atasnya bertanda (+) dan penyimpangan bawahnya bertanda (-). Misalnya Φ 6 K 5

mempunyai penyimpangan atas 0 dan penyimpangan bawahnya –5 micron;

sedangkan untuk 40 K 5, penyimpangan atas bertanda (+) yaitu +2 micron dan

penyimpangan bawahnya bertanda (-) yaitu –9 micron. lihat tabel 2.10! kedudukan

daerah toleransi lubang K adalah berada di antara (+) dan (-).

5. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi M, N, P, R, S, T, U, V, X,

Y, Z, maka daerah toleransinya berada dibawah ukuran nominalnya. Oleh karena itu,

penyimpangannya bertanda negatif (-).

Contoh.

Page 15: toleransi linier

Φ 40 N 7, artinya;

• Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm

• N 7 = daerah toleransi lubang N, dengan kualitas 7. -0,008

Lihat tabel 2.11! Untuk 40 N 7, penyimpangannya adalah 40 -0,033

Daerah toleransinya dapat dilihat pada gambar berikut.

6. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g, maka

daerah toleransinya berada di bawah ukuran nominalnya dan penyimpangannya

bertanda negatif (-).

7. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi h maka ukuran

maksimumnya sama dengan ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan atas

bertanda (0) dan penyimpangan bawah bertanda (-).

8. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi js maka daerah toleransinya

adalah simetris, sehingga tanda penyimpangannya bertanda (±).

9. Jika toleransi poros berada pada daerah toleransi k, m, n, p, r, s, t, u, v, x dan z, maka

daerah toleransinya berada di atas ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan

bertanda positif (+).

Contoh.

Diketahui ukuran-ukuran poros sebagai berikut.

Φ 40 d 8; Φ 40 h 7; Φ 40 js 7; dan Φ 40 p 6.

Lihat tabel 2.11! Untuk ukuran-ukuran tersebut di atas, penyimpangannya adalah :

Page 16: toleransi linier

-0

• Φ 40 d 8 = Φ 40 -0,119 -0

• Φ 40 h 7 = Φ 40 -0,025

• Φ 40 js 7 = Φ 40 ±0,0125 +0,042

• Φ 40 p 6 = Φ 40 +0,026 Daerah toleransi dari keempat ukuran diatas dapat dilihat pada gambar berikut.

4. Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi

Ukuran maksimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan

atas (baik untuk poros maupun untuk lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran

nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun untuk

lubang).

Contoh. +0,062

Φ 40 H 9 = Φ 40 +0

Page 17: toleransi linier

Ukuran maksimum 40 + 0,062 = 40,062 mm

Ukuran minimum 40 + 0 = 40 mm

Toleransinya adalah = 0,062 mm

5. Penulisan Toleransi pada gambar kerja

Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi adalah komponen yang mempunyai

funsi dan kualitas tertentu, lihat gambar berikut (penulisan dengan sistem ISO)!

Komponen yang diberi ukuran Φ 40 h 7 adalah: ukuran nominal poros 40 mm, berada

pada daerah toleransi h dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.13!

a. Penulisan toleransi dengan simbol ISO

Hal yang perlu diperhatikan untuk mencantumkan atau menuliskan toleransi pada

gambar kerja dengan simbol ISO, antara lain:

• Ukuran dasar (nominal)

• Lambang (poros atau lubang) dan daerah toleransi.

• kualitas toleransi.

Lihat gambar berikut!

Φ 60 g 6 Φ 60 F 7

l l l l

Penulisan toleransi dapat pula diikuti dengan besar penyimpangannya, lihat gambar

dibawah ini.

Page 18: toleransi linier

-0,010 -0,076

Φ 60g6-0,029 Φ 60 F 7 -0,030

l l l l

Toleransi ditulis pada ukuran nominal dan penyimpangannya, lihat gambar dibawah

ini!

-0,010 -0,076

Φ 60 -0,029 Φ 60 -0,030

l l l

Penulisan toleransi simetris, lihat gambar dibawah ini!

Φ 60 JS 4 Φ 60 ±0,004

l l l

Penulisan toleransi dengan mencantumkan ukuran maksimum dan ukuran minimum,

dapat dilihat pada gambar berikut.

59,990 60,076

59,971 60,030

l l l

b. Satuan dan urutan penyimpangan

Satuan penyimpangan harus sama dengan satuan ukuran nominal (dasar)-nya. jika

satuan nominal dalam mm maka penyimpangannya harus dalam mm. Penyimpangan atas

dan penyimpangan bawah harus mempunyai desimal yang sama, kecuali salah satu

penyimpangan mempunyai nilai 0 (nol). Penyimpangan atas mempunyai nilai lebih besar

Page 19: toleransi linier

daripada penyimpangan bawahnya, dan diurutkan dari nilai penyimpangan atas kemudian

(di bawahnya) penyimpangan bawah.

2. Penulisan Toleransi pada gambar Susunan

Untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan dapat dilaksanakan sebagai berikut.

Hal yang perlu diperhatikan untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan, antara

lain lambang toleransi lubang ditempatkan di depan atau di atas lambang toleransi poros.