makalah tentang otot pada manusia

39
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL DOSEN PEMBIMBING: NS. GIAT WANTORO, S.Kep OLEH: WIDIYA URMA ( 201421063 ) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURAHIM JAMBI

Upload: widiyaurma

Post on 28-Jan-2016

504 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

TUGAS

TRANSCRIPT

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM MUSKULOSKELETAL

DOSEN PEMBIMBING:

NS. GIAT WANTORO, S.Kep

OLEH:

WIDIYA URMA ( 201421063 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURAHIM

JAMBI

TAHUN AJARAN 2015/2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat rahmatnya saya bisa

menyelesaikan makalah anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita semua.

Dalam Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan

saran dari semua pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya saya berharap semoga Allah Subhaanahuwata’alaa memberikan imbalan yang

setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan

ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jambi, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian Tulang, Sendi dan Otot.................................................................

B. Fungsi Tulang, Sendi dan Otot.......................................................................

C. Jenis-Jenis Tulang, Sendi dan Otot...............................................................

D. Komponen Pembentuk Tulang, Sendi dan Otot.............................................

E. Proses Terbentuknya Tulang..........................................................................

F. Sifat Kerja Otot.............................................................................................

G. Sumber Energi Gerak Otot.............................................................................

H. Mekanisme Gerak Otot..................................................................................

I. Kelainan Pada Tulang, Sendi dan Otot..........................................................

J. Gambar Organ Persendian..............................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Merupakan dasar yang

penting untuk mengenal dan mengerti cara kerja organ-organ tubuh manusia. Otot,

tulang, dan sendi bekerja sama dalam proses bergerak. Seperti yang telah kita pelajari

bahwa otot terlekat pada tulang, dan otot dapat berkontraksi (tertarik), otot ini akan

melekat pada sisi-sisi sendi dalam tubuh kita, jadi saat terjadi gerakan,otot pada sisi

tertentu pada sendi menyesuaikan perintah yang kita berikan untuk menggerakkan tulang

sehingga kita bisa bergerak. Untuk menyesuaikan gerakan yang kita inginkan otot akan

berkontraksi dan sendi akan membantu menggerakkan tulang. Persendian sebagai satu

kesatuan individu termasuk di dalamnya sistem rangka dan otot disebut dengan sistem

muskuloskeletal.

Manusia dapat melakukan pergerakan tubuh karena adanya rangka dan otot atau

sendi. Tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak, bila tidak digerakkan oleh otot dan sendi.

Dengan adanya kerjasama antara rangka dan sendi manusia dapat melompat, berjalan,

berlari, dan melakukan aktivitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi sistem muskuloskeletal?

2. Bagaimana fisiologi sistem muskuloskeletal?

3. Apa saja kelainan yang terdapat pada sistem muskuloskeletal?

C. Tujuan Penulisan

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mampu:

1. Mengetahui dan memahami memahami anatomi sistem muskuloskeletal

2. mengetahui dan memahami fisiologi sistem musculoskeletal

3. mengetahui dan memahami kelainan yang terdapat pada sistem muskuloskeletal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tulang, Sendi dan Otot

a. Tulang

Menurut Sweltzer S.C. Dan Bare B.G

Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk

untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang optimal.

Penyusun Sistem Tulang, menurut Price S.A. Dan Wilson, L.M. (1995) sistem tulang

terdiri atas :

1. Sendi

Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-

tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu

sama lain.

2. Otot

Sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat

gerak aktif yang menggerakkan tulang.

3. Rangka yaitu Sistem penyokong organisme

4. Tendon yaitu Struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot

ke tulang.

5. Ligamen

Jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat

tulang satu dengan tulang lain pada sendi.

6. Bursae yaitu Kantong kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang bergerak, dibatasi

membran sinovial dan mengandung cairan sinovial, yang merupakan bantalan.

b. Persendian atau artikulasi

merupakan hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem gerak pada

manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan oleh

manusia. Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya pada

persendian di ikat oleh jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian

dilapisi oleh minyak sendi, jika minyak sendi pada tulang habis maka gerakan pada

persendian akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

c. Otot

Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya

kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh &

substansi dalam tubuh. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya

menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan

otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul

protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.

B. Fungsi Tulang, Sendi dan Otot

a. Fungsi tulang

1) Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangka Misal tulang tengkorak

memberi bentuk pada wajah.

2) Melindungi organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak) melindungi otak,

tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru

3) Pergerakan

4) Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak dapat

bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak dapat bergerak

dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai alat gerak pasif dan

otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai penggerak tulang).

5) Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh

6) Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis Kalsium

berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran darah

sedangkan hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darah dimana terjadi

proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.

b. Fungsi sendi

Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada

tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa sendi dalam tubuh yang

hanya memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat berfungsi untuk

memberikan kestabilan pada tubuh kita.

c. Fungsi otot

Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi

bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan

berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga

memperkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjdilah ketegangan atau tonus

yang maksimum . Tonus yang maksimum terus – menerus disebut tetanus.   

Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan

suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan

senyawa seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dan menyimpannya di dalam

otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi.

Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan

tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk

menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah. 

C. Jenis-Jenis Tulang, Sendi dan Otot

a. Jenis-jenis tulang

Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan sebagai berikut:

1) Tulang Pipa (Tulang Panjang)

Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat (epifisis) dan

bagian tengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian terdiri-dari tulang

kompak (tulang padat) dengan sedikit komponen tulang spongiosa (tulang

berongga-rongga). Pada bagian dalam terdapat rongga berisi sumsum tulang.

Contoh: Tulang paha, tungkai bawah, serta lengan atas dan lengan bawah.

2) Tulang Pendek

Tulang pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak beraturan.

Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons,

didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding

rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau

memperkuat. Contoh: tulang telapak tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulang

belakang.

3) Tulang Pipih

Tulang pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang pipih mempunyai dua lapisan

tulang kompak yang disebut lamina eksterna dan interna ossis karnii. Kedua

lapisan dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa disebut diploe. Contoh,

tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.

Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang

keras.

1) Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks disebut

kondrin yang dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk kartilago). Lama

kelamaan kondroblast terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruang yang

disebut lacuna. Kondroblast dalam lacuna bersifat tidak aktif dan disebut

kondrosit (sel tulang rawan). Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan

tulang rawan pada orang dewasa. Tulang rawan pada anak-anak berasal dari

mesenkim dan lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan. Sementara itu,

tulang rawan orang dewasa lebih banyak mengandung matriks dan berasal dari

perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung kondroblas.

Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga

jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Tulang rawan hialin

mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan

hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada .

2) Tulang rawan elastis

susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan

serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring,

dan epiglotis.

3) Tulang rawan fibrosa

matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di

cakram antar tulang belakang dan simfisis pubis.

2) Tulang Keras (Osteon)

Tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks

yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan

tulang menjadi keras. Osteoblast pada lacuna menjadi tidak aktif dan disebut

osteosit (sel tulang). Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh

kanalikuli, di dalam kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang

bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.

Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tulang kompak dan tulang

spons (tulang berongga). tampak bahwa tulang kompak (tulang padat) mempunyai

matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya pada tulang pipa. Tulang spons

matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh jaringan

sumsum tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah merah,

misalnya pada epifisis tulang pipa, apabila berwarna kuning berarti mengandung

sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.

b. Jenis-jenis sendi

Jenis-jenis sendi berdasarkan sifat:

1. Sendi kaku

Merupakan persendian yang tersusun dari ujung-ujung tulang rawan dan

menghasilkan sedikit gerakan yang bersifat kaku. Contohnya gerakan pada

pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

2. Sendi mati

Merupakan persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan. Contoh

hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak.

3. Sendi gerak

Merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan secara bebas.

Sendi gerak terdiri dari beberapa jenis.

Jenis-jenis gerak pada persendian dibedakan menjadi:

1. Gerak inverse dan gerak eversi

Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh,

sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau gerak

memiringkan kaki.

2. Gerak pronasi dan gerak supinasi

Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerak Supinasi

ialah gerakan menengadahkan tangan.

3. Gerak elevasi dan gerak depresi

gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi ialah

gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.

4. Gerak adduksi dan gerak abduksi

gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah

gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah : gerakan

membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak mengacungkan

tangan.

5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi

Gerak fleksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak

ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi ialah

gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak pada

bahu.

Jenis-jenis sendi berdasarkan Arah geraknya:

1. Sendi plana (datar)

Permukaan sendi datar atau hampir datar sehingga memungkinkan tulang saling

bergeser satu sama lain. Pergerakan terbatas sedikit miring dan rotasi Contoh:

Art sterno cavicularis dan Art acronio clavicularis.

2. Sendi engsel (binglimus; hingo joint)

Sendi ini mirip engsel pada pintu, Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang

tulang. Gerakan yang bisa dilakukan Flexi dan Extension. Contoh: Sendi lutut,

Sendi siku, Sendi mata kaki.

3. Sendi conbyloidea

Sendi ini mempunyai permukaan konver yang nyata bersendi dengan

permukaan yang konkaf, Sumbu gerak dan panjang tulang parallel. Gerakan

yang bisa dilakukan flexio, exitensi, abduksi, adduksi, sedikit rotasi. Contoh:

Art matecapoplangea dan Art internbalangea.

4. Sendi elipsoidea

Permukaan sendi terbentuk konver ellips yang sesuai dengan permukaan sendi

(konkaf ellips). Gerak yang bisa di lakukan flexi, extension, abduksi, adduksi.

Contoh: Art carpalia.

5. Sendi pasak (sendi kisar)

Terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligumentum tulang, Sumbu

gerak sesuai panjang tulang. Gerak yang bisa dilakukan Rotasio. Contoh: Art

atlento-dentolis dan Art radio ulnaris sop.

6. Sendi pelana (art sellaris: saddle-oshaplo)

Bentuk sendi berbentuk konkaf-konver yang saling berlawanan dan mirip

pelana kuda. Gerakan yang dapat di lakukan Flexi atau extensi, Abduksi atau

adduksi, Rotasi.

7. Sendi peluru (ball and socket: art globoidea)

Pada sendi ini kepala sendi berbentuk bola, lalu sendi berbentuk socket. Bentuk

sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu: flexi. Contoh:

Abduksi, Adduksi, Rotasi dan Circomdixsi.

Jenis-jenis sendi berdasarkan strukturnya:

a. Sendi Fibrosa, yaitu sendi yang tidak memiliki tulang rawan, satu tulang

dengan tulang lainnya dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa. Sehingga

banyak dijumpai tidak dapat digerakkan. Contohnya pada sutura tulang

tengkorak.

b. Sendi Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya dihubungkan oleh

kartilago, dan disokong oleh ligamen. Sendi Kartilago dikelompokkan lagi

menjadi 2, yaitu :

1. Sinkondrosis, merupakan sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh

tulang rawan. Contohnya Sendi-sendi Kostokondral.

2. Simfisis, merupakan sendi yang tulang-tulangnya memiliki hubungan

fibrokartilago dan selapis tulang rawan hialin yang menyelimuti

permukaan sendi. Contonya bagian simfisis pubis.

c. Sendi Sinovial, yaitu sendi yang memiliki ruang antar sendi sehingga

memungkinkan terjadi banyak gerakan, ujung-ujung tulangnya dilapisi oleh

tulang rawah hilain yang tipis untuk menjaga benturan dan gesekan antar

tulang. Contohnya adalah pada lutut.

c. Jenis-jenis Otot

1. Otot Polos (otot volunter)

Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan

bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak)/ invontary,

memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot polos terdapat pada alat-alat

dalam tubuh, misalnya pada: Dinding saluran pencernaan, Saluran-saluran

pernapasan, Pembuluh darah, Saluran kencing dan kelamin.

Ciri-ciri Otot Polos

Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik 

Bentuk dari otot polos seperti perahu

Terletak pada organ dalam 

Memiliki satu inti sel yang berada ditengah

Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah lelah 

Dipengaruhi oleh saraf otonom 

Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot di

saluran kemih,  Tidak diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak

2. Otot lurik (Otot Rangka) 

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di

bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang

gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya

berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi

dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini

memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan

otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:

Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung

Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon)

tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.

Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:

Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah

kedudukannya ketika otot berkontraksi.

Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot

berkontraksi.   Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami

hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan

menjadi kisut atau mengalami atrofi. Otot polos tersusun dari sel – sel yang

berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang

letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi

dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh,

misalnya pada: 1. Dinding saluran pencernaan 2. Saluran-saluran pernapasan 3.

Pembuluh darah 4. Saluran kencing dan kelamin. 

Otot Jantung

Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja

serabut-serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi

oleh saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat

berjalur seperti otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi.

Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang

berupaya mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan

jantung terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara

spontan walaupun tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti

sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang

bekerja tidak menurut kehendak.

Ciri-Ciri Otot Lurik :

Bentuk selindris dengan garis gelap terang

Melekat pada rangka

Bekerja secara sadar dengan perintah otak

Cepat dan mudah lelah

Bentuk yang panjang dan memiliki banyak inti sel (multi sel)

Mempunya pigmen mioglobin

Inti sel yang berada di tepi 

3. Otot Jantung

Otot jantung atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus menerus

tampa istirahat atau berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik

dan otot polos karna adanya persamaan yang ada pada otot jantung misalnya,

memiliki sisi gelap terang dan inti sel yang berada ditengah. Otot jantung berfungsi

dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Otot Jantung bekerja dibawah kesadaran

manusia saraf yang memengaruhi otot jantung adalah saraf simpatik dan

parasimpatik.

Ciri-Ciri Otot Jantung :

Otot jantung yang berbentuk silindris

Memiliki percabangan disebut sinsitium 

Otot Jantung terletak pada jantung

Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah

Bekerja tampa kesadaran manusia

Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat

Tiap serabut otot memiliki empat sifat:

1. Iritabilitas. Otot memiliki kemampuan menerima dan menanggapi bermacam

rangsang.

2. Kontraktilitas. Bila menerima rangsang. Otot memiliki kemampuan untuk

memendek.

3. Ekstensibilitas. Otot memiliki sifat dapat memanjang, baik dalam keadaan aktif

maupun pasif.

4. Elastisita. Bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, otot memiliki

kemampuan untuk kembali kepada panjangnya waktu istirahat atau bentuk normal.

D. Komponen Pembentuk Tulang, Sendi dan Otot

1. Tulang

a. Periosteum

Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.

Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung

osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.

Periosteum merupakan tempat mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dn

berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.

b. Tulang Kompak (Compact bone)

Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini

teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan

lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phospat dan Calsium Carbonat)

sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih

banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi

dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat

sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemui pada tulang kaki

dan tulang tangan.

c. Tulang Spongiosa (Spongy bone)

Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan namanya

tulang Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi oleh sumsum

tulang merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. . Tulang spongiosa terdiri

dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

d. Sumsum tulang (Bone Marrow)

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum

tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental, sumsum tulang

dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang

spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi

memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

2. Sendi

a) Ligamen, berfungsi untuk menghubungkan bagian luar ujung tulang agar

menyatu dengan sendi, dan menjaga agar tidak terjadinya perubahan lokasi

sendi dan tulang ketika bergerak.

b) Kapsul Sendi, berfungsi untuk menghubungkan dua tulang pada sendi tersebut,

merupakan bagian berserabut yang melapisi sendi dan memiliki rongga di

dalamnya.

c) Tulang Rawan Hialin, yaitu bagian yang melapisi kedua ujung tulang, berfungsi

untuk menjaga tulang dari benturan atau gesekan saat terjadinya pergerakan.

d) Cairan Sinovial, yaitu cairan pelumas pada ruang sendi.

3. Otot

a) Sarkolema: membram sel dari selaput otot.terdiri dari membram sel yang

disebut membram plasma dan sbuah lapisan luar yang terdiri dari 1 lapisan tipis

mengandung kolongen

b) Miofibril: merupakan bulatan bulatan kecil pada potongan melintang yang

mengandung 1500 fm,3000 FA yang merupakan melekul.protein polimer besar

untuk kontraksi otot.miofibril memiliki 2 fiamen yaitu:

c) filamen tebal yang dibentuk oleh miosin

d) Filamen tipis yang dibentuk oleh aktin tropomiosin dan trponin

e) Sarkoplasma: miofibril miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu

matriks

f) Retikulum sarkoplasmik: sarkoplasma yang terdapat pada retikulum

endoplasma yang terdapat dalam serat otot.

E. Proses Terbentuknya Tulang

Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula

sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai

dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak

mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung

pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi

segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).

Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang

tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas.

Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah

menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di

daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan

membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat

kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan

dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi

degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler

(termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,

sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise

sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan

demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting

dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang

disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada

cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti

dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap

sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar)

tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga

sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum

membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

F. Sifat Kerja Otot

1. Antagonis

Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika

otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang

tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua

berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot

antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua

ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian

depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat

pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan

bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan

lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.   Antagonis

juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,

contohnya adalah:

1. Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep

dan otot bisep.

2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak

tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.

3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala

merunduk dan menengadah.

4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak

telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup. 

2. Sinergis    

Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak

searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang

menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis

adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang

sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.

Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik

napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan

menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya

melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot

akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada

sendi yang dimilikinya.     

Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,

mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang

dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya

mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat

kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun

relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh

karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari

kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang

lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam

otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan

menjadi otot antagonis dan otot sinergis.  

Tahap-tahap kontraksi dan relaksasi otot

1) Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan

sinyal kimia (neurotransmiter) di celah (sinapsis) antara sel saraf dan sel otot.

2) Sinyal kimia memasuki sel otot dan berikatan langsung dengan protein reseptor

yang ada di membrane plasma sel otot (sarkolema) dan menimbulkan potensial

aksi di sel otot.

3) Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke

sel melalui T-tubule.

4) Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic

reticulum).

5) Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan

miosin berada.

6) Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di daerah

lekukan filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin

dapat membentuk crossbrigdes.

7) Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser

tropomiosin keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.

8) Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot

berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.

9) Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di

retikulum sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.

10) Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.

11) Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktin-

miosin di filamen aktin.

12) Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada

crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.

Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam

bentuk ATP. Energi dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal kepala

crossbridges miosin dan melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot

melakukan hal berikut:

1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan

menambahkan fosfat pada ADP untuk membentuk ATP.

2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.

3. Melakukan respirasi aerob, memecah glukosa, lemak, dan protein dalam suasana O2

menghasilkan ATP.

G. Sumber Energi Gerak Otot

Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat

(ATP). Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi

dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan

energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah

energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari

proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot

sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin yang

membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase.

Aktin + Miosin ATP-ase Aktomiosin

Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu

bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi

yang tinggi.

Kreatin

Fosfokreatin + ADP Kreatin + ATP Fosfokinase

Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat

memberikan energinya kepada ADP.

Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah

ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak

membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses

anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu

yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat

turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru

akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat.

H. Mekanisme Gerak Otot  

Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi

sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut

model sliding filaments.    Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya

dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen

miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin

mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi,

filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian

terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang

tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H

bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan

menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong

pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin

yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada

aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan

ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi.

Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan

antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung

dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.

I. Kelainan Pada Tulang, Sendi dan Otot

a. Kelainan pada tulang

1. Osteoklerosis : kelainan tulang akibat peningkatan peningkatan kalsifikasi

tulang karena hipoparatiroid

2. Osteoporosis : terjadi karena penurunan penulangan (osifikasi) akibat

peningkatan

3. resopsi (penurunan pembentukan tulang)

4. Osteomalasia : keadaan dimana terjadi penurunan mineralisasi tulang

5. Fraktur : patah tulang

6. Osteomilitis : inflamasi pada tulang

7. Periostitis : inflamasi pada periosteum.

b. Kelainan pada sendi

1. Dislokasi disebabkan karena bergesernya sendi dari kedudukan semula

karena jaringan gantungnya (ligamentum) sobek.

2. Ankilosis disebabkan karena adanya suatu keadaan persendian yang tidak

dapat digerakkan seolah-olah menyatu.

3. Terkilir adalah tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai,tetapi

sendi tidak bergeser.Terkilir dapat terjadi karena gerakan tiab-tiba atau

gerakan yang jarang dan sulit dilakukan.

4. Artritis adalah peradangan yang terjadi pada sendi. Artritis dapat dibedakan

sebagai berikut : 

Gout artritis

Gout artritis adalah gangguan persendian akibat kegagalan metabolisme

asam urat. Asam urat yang tinggi dalam darah diangkut dan ditimbun

dalam sendi yang kecil, biasanya pada jari-jari tangan. Akibatnya ujung-

ujung ruas jari tangan membesar.

Osteoartritir

Osteoartritis adalah suatu penyakit kemunduran, sendi tulang rawan

menipis dan mengalami degenerasi. Biasa terjadi karena usia tua.

Reumathoid

Reumathoid adalah suatu penyakit kronis yang terjadi pada jaringan

penghubung sendi. Sendi membengkak dan terjadi kekejangan pada

otot penggeraknya.

c. Kelainan pada otot

1. Atrofi otot merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau

karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.

2. Distorsi otot penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan

bersifat kronis pada otot anak-anak.

3. Hipertrofi otot merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi

lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada

binaragawan.

4. Hernia abdominal kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek

dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.

5. Kelelahan otot karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram

atau kejang.

6. Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena

bakteri tetanus.

G. Gambar Organ Persendian

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa :

Sistem tulang terdiri atas sendi otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan

khusus penghubung.

Struktur tulang terdiri atas sel dan matriks tulang

Sel – sel tulang disebut juga osteoblast

Matriks dibentuk oleh bahan dasar serat dan garam – garam

Jumlah tulang dalam tubuh manusia ada 206 buah yang terbagi dalam 4 kategori:

tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beratuaran.

Fungsi tulang anatara lain sebagai tempat melekatnya otot, pergerakan,

melindungi organ – organ tubuh, menahan jaringan tubuh, memberi bentuk pada

rangka Penyakit pada tulang misalnya Osteoklerosis, Osteoporosis,

Osteomalasia, Fraktur, Osteomilitis, dan Periostitis.

Pada sendi yang dapat digerakkan, ujung persendian tulang ditutupi oleh tulang rawan

hialin yang halus. Persendian tulang tersebut dikelilingi oleh selubung fibrus kuat kapsul

sendi. Kapsul dilapisi oleh membrane, sinovium, yang mensekresi cairan pelumas dan

peredam getaran ke dalam kapsul sendi. Ligamen, mengikat tulang dalam sendi. Ligamen dan

tendon otot yang melintasi sendi, menjaga stabilitas sendi. Bursa adalah suatu kantung yang

berisi cairan sinovial, biasanya merupakan bantalan bagi pergerakan tendon, ligamen dan

tulang di siku, lutut dan beberapa sendi lainnya.

Struktutr otot terdiri atas berkas-berkas serabut otot, berkas serabut otot ini terdiri atas

sel-sel otot. Di dalam setiap sel otot terdiri atas sarkolemna, sarkoplasma, dan miofibril.

Miofibril memliliki struktur gelap dan strukur terang. Dalam pola gelap dan terang tersebut

terdapat miofilamen yang terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal. Filamen tipis

merupakan aktin sedangkan filamen tebal merupakan mioisin. Aktin dan miosin merupakan

protein sel otot yang bertanggung jawab atas kontraksi otot, selain aktin dan miosin, terdapat

pula beberapa protein otot yang mempunyai peran penting dalam kontraksi otot, yaitu titin,

tropomiosin, dan troponin.

B. Saran

1) Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

2) Semoga dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pambelajaran

dan diskusi didalam kelas.

3) Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi

kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan KeperawatanKlien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Kumar, Vinay, Abul K. Abbas dan Nelson Fausto. 2005. Robbins and Cotran Pathologic

Basis of Disease. Seventh Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.

Lewis, Sharon L. 2007. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical

Problems Volume 2. Seventh Edition. St.Louis : Mosby.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. 2005. Patofisiologi :

Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 1.Edisi 6.Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke

Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Tao L,Kendall K. 2013. Sinopsis Organ system Muskuloskeletal & Jaringan Ikat. Penerbit.

Karisma Pulishing Group. Jakarta

Helmi, Zairin Noor. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Nurma Ningsih, Lukman (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba medika.

Gibson, John (1995). Anatomi dan Fisiologi Moderen untuk Perawat. Jakarta:

EGC.

Syaifuddin,2010,atlas anatomi tubuh manusia,jakarta:salemba medika.

http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-sendi-jenis-jenis-sendi-

dan.html

http://www.artikelbiologi.com/2012/11/persendian-pada-manusia.html

http://lutfiatulfitriyah.blogspot.co.id/p/blog-page_4.html

http://softilmu.blogspot.co.id/2015/01/Pengertian-Fungsi-Macam-Jenis-Komponen-Sendi-

Adalah.html

Bakhtiar S. Biologi. 2011. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan

Nasional.

Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.