makalah sumber

Upload: bayuk93

Post on 13-Oct-2015

124 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah sumber

TRANSCRIPT

Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys rendadanAreca vestiaria)Sedikitnya (yang saya tahu) ada dua spesies berbeda yang dianggap sebagai Palem Merah atau Pinang Merah. Kedua-duanya merupakan jenis palem yang populer sebagai tanaman hias. Pinang Merah keistimewahannya terletak pada pelepah dan tulang yang berwarna merah. Untuk mempertahankan warna merah tersebut, sebaiknya ditanam di tempat terbuka di seputar halaman. Palem merah memang asli Indonesia, antara lain bisa diperoleh di Kalimantan, di hutan rawa dataran rendah sampai 500 meter di atas permukaan laut.Palem merah; Cyrtostachys rendayang merupakanflora identitas provinsi Jambidan mulai terancam kepunahan. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan:Plantae; Divisi:Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo:Arecales; Famili:Arecaceae; Genus:Cyrtostachys; Spesies:Cyrtostachys renda. Sinonim:Cyrtostachys lakka.Pinang merah ;Areca vestiariayang berasal dari Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Palem ini disebut jugapinang monyetatauyaki. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan:Plantae; Divisi:Magnoliophyta; Kelas:Liliopsida; Ordo:Arecales; Famili:Arecaceae; Genus:Areca; Spesies:Areca vestiariahttp://helmidadang.wordpress.com/2012/11/16/pohon-palem-raja/

Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda) yang kemudian ditetapkan menjadi flora maskot provinsi Jambi adalah tanaman hias. Dinamakan Palem Merah lantaran pelepah pinang ini berwarna merah menyala. Dan lantaran warna merah pada pelepah daunnya itu Pinang Merah (Cyrtostachys renda) acapkali disebut Pinang Lipstik.Sayangnya keberadaan Pinang Merah di habitat aslinya makin terancam lantaran eksploitasi besar-besaran untuk diperdagangkan sebagai tanaman hias. Palem ini pun termasuk salah satu dari 14 jenis palem yang dilindungi di Indonesia.Selain disebut Palem Merah tanaman ini juga dikenal sebagai Pinang Merah dan Pinang Lipstik. Sedang dalam bahasa Inggris, flora identitas provinsi Jambi ini dikenal sebagai Lipstick Palm, Scarlet Palm, Sealing Wax Palm, Red Palm, dan Sumatra Wax Palm. Dalam bahasa latin (ilmiah) tanaman ini disebut sebagai yang bersinonim Cyrtostachys renda Blume dengan Cyrtostachys lakka Becc., Areca erythrocarpa H.Wendl., Areca erythropoda Miq., Bentinckia renda (Blume) Mart., Pinanga purpurea Miq., Pinanga rubricaulis Linden, dan Ptychosperma coccinea Teijsm. & Binn.Diskripsi dan Ciri. Palem Merah tumbuh berumpun dengan tinggi berkisar antara 6-14 meter. Diameter batangnya ramping dan tidak terlalu besar. Daunnya berwarna hijau cemerlang, bersirip agak melengkung dengan anak-anak daun agak kaku. Ciri khas jenis palem ini adalah pelepah daunnya berwarna merah. Lantaran pelepahnya inilah palem ini dinamai.Palem Merah tumbuh di daerah tropis tersebar di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), Malaysia, dan Thailand. Perbanyakan jenis palem ini bisa dilakukan dengan menggunakan biji ataupun dengan memisahkan anakan.Manfaat dan Kegunaan. Palem Merah atau Pinang Merah biasa digunakan sebagai tanaman hias yang ditanam di pekarangan rumah. Bagi sebagian masyarakat Jambi, Pinang Merah dipercaya mempunyai khasiat ghaib dimana bila ditanam di depan rumah akan mampu menolak segala bentuk bala dan guna-guna yang ditujukan kepada penghuninya.Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Cyrtostachys; Spesies: Cyrtostachys renda; Sinonim.Palem Merah(Cyrtostachys renda) adalah tumbuhan asli Indonesia, merupakan tanaman tropis yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Populasi terbesar tanaman ini di Jambi.Tanaman ini biasanya tumbuh di hutan rawa dataran rendah sampai 500 meter diatas permukaan laut.Sebagai tanaman hias palem merah dapat tumbuh di tanah gembur dengan pH tanah 6 - 7 dengan sistem drainasenya baik.Palem Merah tumbuh berumpun dengan anakan tersebar disekeliling induknya dengan tinggi berkisar antara 6 hingga 14 meter.Diameter batangnya ramping dan tidak terlalu besar. Daunnya berwarna hijau cemerlang, bersirip agak melengkung dengan anak-anak daun agak kaku.Ciri khas jenis palem ini adalah pelepah daunnya berwarna merah, karena itulah palem ini dinamai Palem merah. Untuk mempertahankan warna merah, palem ini ditanam di tempat yang terik.Palem Merah dikenal ada 2 jenis yaitu Cyrtostachys lakka dan Cyrtostachys renda. Jenis Cyrtostachys lakka mempunyai warna merah lebih jelas dan ukuran buahnya lebih besar di banding dengan Cyrtostachys renda.Perbanyakan jenis palem ini bisa dilakukan dengan menggunakan biji ataupun dengan memisahkan anakan. Palem Merah biasa digunakan sebagai tanaman hias yang ditanam di pekarangan rumah. Dengan sosok penampilannya yang ramping, tinggi semampai, ditambah kontrasnya wama merah maka Pinang Merah tetap menjadi primadona suatu taman.Palem Merah dapat menggambarkan keunikan dalam budaya masyarakat Jambi. Bagi sebagian masyarakat Jambi, Pinang Merah juga mempunyai arti yang berbau ritual atau mistik, dimana apabila Pinang Merah ditanam di depan rumah maka akan menolak segala bentuk bala dan guna guna yang ditujukan kepada penghuninya. Sehubungan dengan hal itu, maka Pinang Merah ditetapkan sebagai maskot Flora Propinsi Jambi.Sayangnya keberadaan Pinang Merah di habitat aslinya makin terancam lantaran eksploitasi besar-besaran untuk diperdagangkan sebagai tanaman hias. Palem ini pun termasuk salah satu dari 14 jenis palem yang dilindungi di Indonesia

Bulian / Ulin / kayu besi (Eusideroxylon zwageri)Diposkan olehYamato MaysatriaLabel:ForestryNama lokal: BulianNama ilmiah:Eusideroxylon ZwageriStatus: Vulnerable

Famili:LauraceaeDistribusi:Jenis pohon ini dapat ditemukan di Indonesia, Brunei, Sabah, Sarawak dan Philipina.Habitat:Pohon ini dapat tumbuh pada hutan primer dan sekunder, hingga ketinggian 500m.Ekologi:Pohon Bulian merupakan jenis pohon yang berkanopi. Distribusinyadapat tersebar atau berkelompok. dapat tumbuh dengan baik pada tanah tipe kering dan liat. Jika pohon ini dibalak , proses regenerasinya sangat lambat.Ancaman:Pohon Bulian merupakan salah satu kayu yang sangat berat dan awet didunia, sehingga pohon ini telah tereksploitasi secara berlebihan. Jenis ini juga terancam karena sulitnya untuk dikembangbiakkan dan rendahnya regenerasi.Di Harapan Rainforest:Pohon Bulian telah berhasil dikembangkan dan anak pohonnyatelah ditanam diberbagai plot sebagai bagiandari proses restorasi.Untuk informasi selengkapnya, silahkan lihat dilink berikut:IUCN Red list

Ulin atau disebut juga dengan bulian atau kayu besi adalah pohon berkayu dan merupakan tanaman khas Kalimantan. Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan. Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm . Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa.Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras. Pohon ulin agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.

Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik. Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit. Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. Ulin tumbuh di dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.

Di Kalimantan, kayu ulin sudah di pakai sebagai bahan utama untuk membuat rumah, khususnya dikalangan suku Dayak. Kayu ulin yang bagus untuk dijadikan bahan baku rumah ialah kayu ulin yang sudah tua. Semakin tua umur kayu ulin, semakin keras kayunya.

Saat ini kayu ulin sudah langka. Hal ini disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan, tingkat keberhasilan perkecambahan yang kecil, serta pembalakan hutan liar. Dikhawatirkan jika tidak segera dilestarikan, kayu ulin akan punah.Salah satu ciri khas tumbuhan Kalimantan adalah Kayu Ulin nya. Dahulu penduduk asli maupun pendatang, baik yang tinggal di pingiran hutan maupun tinggal di atas air dengan rumah panggungnya , memanfaatkan kayu ulin sebagai bagian utama dari tiang, lantai rumah, pagar, patok2 tanah, atap sirap dsb. Kayu ulin mempunyai keistimewaan yang khas yaitu selain keras, berat, juga tidak lapuk kena air bahkan justru lebih tahan lama. Ulin termasuk diantara kayu yang cukup tahan akan serangan rayap. Ulin juga hidup di sebagian hutan pulau Sumatera. Warnanya dari mulai coklat sampai ke hitam2an. Dari sisi kelemahan nya adalah dapat retak2 bila terkena suhu panas yang lama.Seiring perjalanan waktu, maka kayu ulin sekarang ini sudah cukup sulit di dapat. Exploitasi penebangan kayu yang kurang terkontrol dimasa lalu, serta disebabkan pula adanya kebakaran hutan, membuat populasi pohon ulin menyusut drastis. Sebagian kayu ulin yang ada di toko kayu bahan bangunan berasal dari pohon ulin yang usianya relatif muda, Padahal untuk menyemai s/d pohon ulin siap di tebang membutuhkan waktu puluhan tahun. Entahlah kalau teknologi pembudi-dayaan tumbuhan telah maju pesat sehingga tidak butuh waktu lama, seperti pohon jati yang sekarang ini sudah ada beberapa varian seperti jati super, jati Salomon dsb.

Sejauh ini sepertinya belum banyak kemajuan dalam rekayasa pembudidayaan pohon ulin agar cepat tumbuh sebagai pohon bernilai tinggi. tidak seperti pohon jati yang kini ada varietas Jati Super yang konon sudah dapat di manfaatkan dengan waktu tanam sekitar dari 5 10 tahun saja. Namun Dep Hut bukannya tidak merintis kearah pembudi-dayaan Ulin. di sebagian daerah Kalimantan sudah ada usaha untuk pembudidayaan pohon Ulin. Salah satu pohon ulin terbesar di Dunia yang masih hidup berada di Taman Nasional Kutai +/- 40 Km dari Bontang dengan diameter +/- 2.7 Meter. Sayangnya pohon ini pernah patah dan sudah berlubang di tengahnya. Namun pohon tetap dijadikan monument hidup dari keberadaan pohon ulin, khususnya di Kalimantan. Dengan berkurangnya pasokan kayu ulin di pasaran maka ternyata juga menggeser penggunaan atau fungsi ulin dari sebagai bahan material bangunan, kearah yang menghasilkan nilai jual lebih tinggi seperti untuk pembuatan mebel2 dan ukiran2 serta souvenir khas motif dayak. Salah satu patokan tinggi rendahnya mebel atau karya ukir dari ulin adalah tingkat kerumitan motif, usia kayu dan lebar papan ulin yang digunakan. Semakin lebar papan ulin secara utuh, menunjukan semakin tua usia kayu tsb. dan otomatis semakin mahal pula harganya. Kisaran harga mulai dari sekitar 4 juta s/d Puluhan juta tergantung barang nya. Hal itu pula yang ternyata 7 tahun terakhir mulai diminati oleh sebagian peminat mebel2 kayu bermotif tradisional. Berbeda dengan ukiran2 dari kayu Jati, maka rata-rata ketebalan papan kayu ulin lebih tebal dari kayu jati dalam hal pembuatan misalnya peti berukir, mebel, tempat tidur, bingkai cermin dsb. Perkembangan kebutuhan mebel ukiran kayu dari Ulin membuat mata pencaharian tersendiri bagi pencari ulin di hutan sebagia pemasok bengkel mebel. Dalam kelompok kecil mereka masuk jauh kedalam hutan untuk menebang ulin berdasarkan pesanan. Mereka juga menggunakan Kerbau sebagai alat untuk menarik balok Ulin. Biasanya mereka juga memotong2 ulin didalam hutan sesuai pesanan.

Dahulu mereka memotong ulin menjadi balok2 kayu ukuran 10X10, 5X10, dan papan ulin dengan rata2 panjangnya 4 Meter untuk kebutuhan bangunan, namun kini untuk kebutuhan Pengerajin mebel/ukiran Ulin mereka sepertinya selektif dengan mencari pohon ulin berukuran besar dan dipotong2 menjadi papan ukuran 2 meter X lebar batang dengan ketebalan hampir 4 inci. Bisa dibayangkan papan ulin utuh dengan ukuran panjang 1.5 Meter dan lebar 1 meter serta ketebalan 4 Inci membutuhkan sekitar 8 orang untuk mengangkatnya. Kegiatan penebangan ulin tsb. bisa jadi Ilegal, namun sejauh ini bengkel2 mebel ukiran ulin belum ada satu pun yang bahan baku nya say adengan di sita sama aparat. Ulin memang sangat keras ,padat dan berat dan cenderung tenggelam bila dimasukan kedam air. Sekarang ini bukan saja pengrajin mebel lokal yang sangat berminat mengembangkan kerajinan mebel ulin, tapi pengerajin dari Bali pun sudah mulai menaruh minatnya akan kayu ulin untuk mendapatkan papan2 ataupun bonggol akar ulin untuk disulap menjadi barang seni berkwalitas tinggi. bila dibanding jati, maka kayu ulin lebih keras bila dipahat. Ukiran Ulin tidak terlalu mementingkan tampilan motif serat kayu, karena boleh dikatakan tidak bermotif serat seperti halnya Jati. Kayu Ulin dipahat/di ukir pada saat kayu masih mengandung cukup air/ basah agar lebih mudah memahatnya. Begitu kira2 seorang pemahat ulin yang pernah bercerita kepada saya. Kerajinan mebel dan ukiran khas dayak dari kayu ulin rata-rata berbentuk peti ulin, tameng khas dayak, kursi tamu, bingkai cermin, tempat tidur. Bahkan kusen dan daun pintu berukir. Kadang untuk menuntaskan 1 Peti ukiran ulin ukuran 2 X 1 X 0.5 mtr membutuhkan waktu ber-bulan2. itu termasuk menunggu kiriman bahan baku dari pemasok. Hal ini yang menjadikan salah satu para penggemar menjadi kian penasaran.

Salah satu ciri yang membedakan antara ukiran jati dan Ulin adalah bahwa papan ulin yang digunakan sebagai bahan dasar mempunyai ketebalan yang lebih dari rata2 tebal papan jati untuk kebutuhan yang sama. Di tempat bengkel ukiran yang saya temui, sebagian pengukir justru didatangkan dari Jepara. Nah anda tertarik dengan ukiran dari Ulin, siapkan saja kocek yang lumayan banyak untuk produk kayu yang sangat keras ini. Biasanya barang2 yangg menggunakan bahan baku papann ulin ukuran lebar tidak ready stock. Barang tsb. lebih banyak di buat berdasarkan pesanan. Kalau anda memesan tempat tidur ukuran utama, harus dipikirkan matang2 apabila akan di tempatkan di lantai II rumah anda. Hal ini karena Bobot tempat tidur itu sendiri sudah cukup berat, walau pemasangannya menggunakan system knock-down. Bila disandingkan dengan Mebel Jati, jelas dari segi tampilan serat kayu, Jati lebih unggul. Tapi kalau dari segi ciri khas, Ulin lebih exclusive karena keterbatasaan bahan baku alamnya apalagi nanti berkembangan dengan di kombinasikan perhiasan dari batu kecubung yang violet. Menurut para pengerajin, ada sedikit kelemahan kayu ulin yang dibuat untuk mebel atau benda seni / ukiran. Pada suatu saat, diantara kayu ulin itu itu seperti merekah / retak. Untuk mengatasinya biasanya para bengkel / toko mebel ulin bersedia membantu merepasasi kayu ulin yang merekah / pecah. Sekali lagi, bila di banding dengan mebel yang dibuat dengan bahan dasar kayu Jati, maka masing2 punya kelebihannya. Jati selain keras juga menampilkan keindahan serat2 kayu yang alami. Ulin lebih kepada kekerasan dan ke khas-an nya. Tidak terlihat serat kayunya, hanya kayu / papan yang dipakai cenderung lebih tebal dan berwarna coklat tua bahkan bila sudah lama akan hitam mengkilat.

Segera Konservasi Tumbuhan Jernang Padang Ekspres Jumat, 28/12/2012 13:32 WIB 1411 klikhttp://jambiupdate.com/artikel-integrasi-rotan-jernang-tingkatkan-ekonomi-petani.htmlLimaumanih, PadekJernang, salah satu jenis rotan berumpun. Jika pemanfaatan rotan pada umumnya dari batangnya, tetapi pada jernang yang dimanfaatkan resin atau getah yang terdapat pada permukaan kulit buahnya. Secara internasional dikenal dengan Dragons Blood Palm (Palem darah naga). Sayangnya, keberadaan jernang ini sudah langka. Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat kesulitan memperoleh jernang di kawasan hutan alam.Estimasi keuntungan per tahun pada 1 ha jernang Rp 3538 juta. Sedangkan pada kebun sawit Rp 1317 juta dan karet Rp 2023 juta. Permintaan resin jernang di pasar internasional juga relatif stabil dengan konsumen terbesar adalah China, Hongkong dan Singapura, kata mahasiswi program Doktor Pascasarjana Unand, Revis Asra kepadaPadang Ekspressaat memaparkan disertasinya, kemarin.Direncanakan hari ini (28/12), Revis akan mempertahankan disertasinya berjudulJernang (Daemonorops draco (Willd.) Blume) Tumbuhan Langka yang Bernilai Ekonomi Tinggisaat sidang terbuka di gedung Pascasarjana Unand.Revis mengatakan, resin atau getah jernang digunakan untuk obat-obatan seperti obat antitumor, antivirus, diare, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, meningkatkan regenerasi jaringan, dan lainnya. Tingginya nilai ekonomi jernang ini tidak diiringi dengan upaya budidaya. Karena itu, konservasi jernang harus segera dilakukan, ujar mantan mahasiswi Pascasarjana ITB ini.Ia menyarankan, salah satu budidaya jernang melalui polaagroforestryjuga direkomendasikan untuk dilakukan. Penanaman jernang di kebun karet tidak akan mengganggu pertumbuhan pohon karet, karena diameter batang jernang yang kecil.Polaagroforestrysecara langsung dapat meningkatkan perekonomian petani karet, karena di samping hasil dari getah karet, petani juga dapat memanen getah jernang. Musim berbuah jernang biasanya pada saat musim hujan berlangsung, disaat petani karet tidak dapat memanen pohon karetnya, tuturnya.(ril)

JAMBIUPDATE.COM,Rotan jernang (Daemonorops spp.) merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang bernilai ekonomi tinggi. Jika pada umumnya yang dimanfaatkan dari rotan adalah batangnya, namun pada rotan jernang yang dimanfaatkan adalah resin merah/getah yang terdapat pada permukaan kulit buahnya. Resin merah ini diolah untuk dijadikan bermacam-macam obat (secara eksternal untuk antiseptik dan secara internal untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, meningkatkan regenerasi jaringan, keseleo, bisul dan mengontrol pendarahan) dan sebagai perwarna (perwarna rambut, biola, tinta dan lain-lain). Mengingat banyaknya manfaat dari resin merah ini, maka nilai jualnya juga cukup tinggi. Dari hasil survey tahun 2009 2011, nilai jual resin merah ini mencapai 700 ribu 800 ribu/kg nya.

Dari 115 jenis yang termasuk ke dalam genus Daemonorops, tidak semua jenis yang menghasilkan resin merah. Hanya 12 jenis dari genus Daemonorops yang menghasilkan resin merah, sehingga secara internasional jenis-jenis ini dikenal dengan nama Dragons Blood Palm atau Palem Darah Naga, dan secara tradisional dikenal dengan rotan jernang.

Distribusi/penyebaran dari rotan jernang, hanya terbatas di bagian barat Asia Tenggara, dimana hanya ditemukan di Negara Malaysia, Thailand dan Indonesia bagian barat, yaitu di pulau Sumatra dan Kalimantan. Karena distribusinya yang terbatas hanya di wilayah tersebut maka rotan jernang endemik untuk wilayah barat Asia Tenggara.

Berdasarkan hasil penelitian penulis di Central of Sumatera (Sumatra Bagian Tengah), penulis menemukan 5 jenis rotan jernang. Salah satu jenis rotan jernang yang menghasilkan resin terbanyak dibandingkan jenis lainnya adalah Daemonorops draco (Willd.) Blume. Namun jenis ini sudah masuk daftar merah (Red List) IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) tahun 2006 sebagai tumbuhan yang terancam punah dan menurutBalai Informasi Kehutanan Provinsi Jambi (2009), jernang ini sudah dikategorikan langka.

Keberadaan rotan jernang di hutan alam saat ini sudah menurun drastis. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya habitat rotan jernang karena perubahan fungsi hutan menjadi lahan-lahan perkebunan dalam skala besar, legal/illegal logging, kebakaran hutan dan kurangnya budidaya terhadap jenis-jenis ini. Disamping itu kebiasaan masyarakat pencari jernang yang selalu memanen getah jernang dari buah yang setengah tua dengan alasan getahnya lebih banyak, hal ini menyebabkan ketersediaan buah tua yang akan dijadikan bibit sangat terbatas.

Oleh karena itu perlu segera dilakukan konservasi dan budidaya rotan jernang, tidak hanya untuk jenis D. draco, tetapi juga untuk semua jenis rotan jernang, karena nilai manfaat rotan jernang yang cukup tinggi.

Integrasi rotan jernang di kebun-kebun karet masyarakat, merupakan tindakan yang tepat dalam upaya melakukan konservasi dan budidaya rotan jernang. Pemanfaatan lahan disela-sela pohon karet untuk integrasi rotan jernang, dapat lebih meningkatkan perekonomian masyarakat petani karet, karena selain memanen getah karet, petani karet juga dapat memanen getah rotan jernang ketika tumbuhan ini mulai berbuah. Kegiatan integrasi rotan jernang di kebun karet tidak akan merusak pertumbuhan pohon karet tersebut, karena rotan jernang memiliki batang yang lebih kecil, yang berbeda dengan rotan manau (Calamus manan Miq.) yang dapat merobohkan batang karet.

Pemanenan getah karet yang sangat bergantung pada musim, merupakan salah satu penyebab rendahnya pendapatan petani karet. Jika musim hujan telah datang, getah karet tidak dapat dipanen dan petani karetpun akan menganggur, sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, kadang-kadang harus berhutang ke toke karet. Kehidupan gali lobang tutup lobang inilah yang selalu dijalani oleh petani karet kita, keadaan yang cukup memprihatinkan. Oleh sebab itu, sudah saatnyalah petani-petani karet ini diperhatikan.

Dari hasil survey penulis, bahwa sudah ada beberapa petani karet yang memulai dan sudah melakukan integrasi rotan jernang dikebun karet yang mereka miliki. Pada umumnya mereka yang telah melakukan integrasi rotan jernang adalah para pencari getah jernang, yang melakukan pencarian ketika musim berbuah rotan jernang telah tiba. Di Provinsi Jambi, penulis menemukan beberapa kawasan kebun karet yang telah dilakukan integrasi rotan jernang diantaranya adalah di Karang Mendapo, Mandiangin, Sepintun dan Lamban Sigatal di Kabupaten Sarolangun. Khusus untuk Desa Lamban Sigatal telah dibentuk kelompok tani yang diinisiasi oleh LSM Gita Buana dan didukung oleh Pemda Sarolangun yang pada masa itu dipimpin oleh Bapak Hasan Basri Agus. Jernang di daerah tersebut saat ini sudah berbuah termasuk yang ditanam oleh Bapak HBA.

Disamping itu, integrasi rotan jernang juga telah dilakukan oleh suku-suku pedalaman yang mendiami kawasan hutan, seperti Suku Talang Mamak yang tinggal di Buffer Zone Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) di Dusun Semerantihan Kabupaten Tebo. Sementara di Provinsi Riau, integrasi rotan jernang di kebun karet juga telah dilakukan oleh suku Melayu Tua dan Suku Talang Mamak yang mendiami zona Pemanfaatan Tradisional di dalam kawasan TNBT.

Kedepannya diharapkan semoga integrasi rotan jernang ini dapat dilakukan menyeluruh di semua kebun-kebun karet yang ada, baik di Provinsi Jambi maupun di seluruh provinsi di Sumatra, sehingga nantinya resin merah ini dapat dijadikan sebagai salah satu produk unggulan di Provinsi Jambi khususnya dan Sumatra pada umumnya.

Penulis adalah Dosen Biologi di Fakultas Peternakan dan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.

PINUS

Tusam termasuk famili Pinaceae, tumbuh secara alami di Aceh, Sumatera Utara dan Gunung Kerinci. Tumbuhan jenis ini mempunyai sifat pioner yaitu dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur seperti padang alang-alang.

Di Indonesia pinus dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2 000 m dpl. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian antara 400 - 1 500 m dpl. Tinggi pohon dapat mencapai 20-40 m dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 m. Pinus tidak berbanir, kulit luar kasar berwarna cokelat kelabu sampai cokelat tua, tidak mengelupas dan beralur lebar serta dalam.

Kayu pinus berwarna cokelat-kuning muda. Pohon pinus berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli-November. Biji yang baik kulitnya kering kecokelatan, bentuk bijinya bulat, padat dan tidak berkerut. Selain menghasilkan kayu, pinus juga menghasilkan getah yang dapat digunakan sebagai gondorukem, sabun, perekat cat dan kosmetik.

strak Pohon Pinus Pulihkan Cedera Otak. ANTIOKSIDAN yg diekstraksi dari kulit pohon pinus ternyata dapat membantu mengobati orang dengan cedera otak traumatis, menurut para peneliti Auckland. Dalam studi tersebut, ekstrak yg disebut enzogenol diberikan kepada 60 penderita cedera otak selama tiga bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak ini mampu membantu meningkatkan memori dan fokus mereka. Spesialis stroke AUT Profesor Valery Feigin mengatakan pasien yg mengonsumsi ekstrak itu lebih mampu mengingat nama orang atau petunjuk dasar. Kesulitan mengingat hal sederhana memang merupakan masalah umum bagi penderita cedera otak. Hasil ini tentunya merupakan sebuah berita besar dan menggembirakan. Terlebih kini masih sedikit tersedia perawatan berbasis bukti medis utk orang dengan masalah cedera otak ringan, katanya."Selain latihan otak, kini ada cara baru utk untuk memperbaiki kerusakan otak, meski baru penemuan awal," kata Prof Feigin seperti dikutip dari Courier Mail, Selasa (23/11). Oleh karena itu, ia berharap dapat segera memulai uji coba skala besar guna menindaklanjuti dari studi percontohan yg sukses ini. (Pri/OL-06)Ekstrak Pohon Pinus Pulihkan Cedera OtakSumber dan copyright MediaIndonesia.com , Penulis Prita Daneswari.http://tipspetani.blogspot.com/2011/02/tanaman-kehutanan-tusampinus-pinus.html

Pohon Jelutung

http://baltyra.com/2010/02/11/jelutung-si-pohon-permen-karet/comment-page-14/

Nama dagang Dyera costulata adalah jelutung atau pulai nasi. Tumbuhan yang termasuk famili Apocynaceae ini di Indonesia daerah penyebarannya meliputi pulau Sumatera kecuali Lampung dan Bengkulu serta Kalimantan Selatan.

Tinggi pohon mencapai 25-45 m dengan tajuk tipis serta berdaun tunggal yang duduk melingkar pada ranting sebanyak 4-8 helai. Panjang batang bebas cabang 15-30 m dan diameter dapat mencapai 100 cm. Batang berbentuk silindris dan kulit luarnya berwarna kelabu kehitama. Pohon tidak berbanir dan mengeluarkan getah putih seperti susu kental.Pada jaman dahulu Indonesia merupakan penghasil utama getah jelutung, hampir seluruh produksi getah jelutung Indonesia diekspor ke luar negeri dalam bentuk bongkah. Negara tujuan ekspor meliputi Singapura, Jepang dan Hongkong. Getah jelutung berfungsi sebagai bahan baku pembuatan permen karet yang dimulai pada tahun 1920-an dan pada tahun 1940-an getah jelutung telah menggeser posisi lateks dari pohon Achras sapota, yaitu pohon penghasil bahan baku asli permen karet yang berasal dari Amerika Tengah. Getah jelutung juga digunakan dalam industri perekat, laka, lanolic, vernis, ban, water proofing dan cat serta sebagai bahan isolator dan barang kerajinan. Akan tetapi seiring dengan kerusakan hutan rawa gambut, pohon-pohon jelutung sudah berkurang keberadaanya. Kondisi ini mengakibatkan pendapatan masyarakat menurun. Kompas (21 Agustus 2001) memberitakan sekitar 400 kepala keluarga di dua desa Sei Hanyo dan Katanjung, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah tersebut selama ini menggantungkan hidupnya dengan menyadap getah jelutung dari hutan kini resah, karena pohon-pohon jelutung yang menjadi sumber mata pencaharian mereka nyaris habis. Ketika pohon jelutung berdiameter 40 cm masih banyak ditemui, setiap minggu, mereka bisa mendapatkan hasil sekitar tiga ton getah jelutung yang harganya Rp 85.000 per kuintal atau Rp 850 per kg. Sekarang masyarakat berhenti total menyadap jelutung karena sudah habis ditebang. Kayu bulat jelutung itu, sebagian besar sudah dijual ke pabrik di Banjarmasin dengan harga kayu jelutung mencapai Rp 1,2 juta per meter kubik.

Lebih lanjut lagi menurut Kompas ( 17 Desember 2005 ) warga pedalaman Kalimantan Tengah saat ini kembali meminati usaha penyadapan getah karet dan jelutung, seiring membaiknya harga komoditas tersebut. Harga getah jelutung di wilayahnya Rp 350.000 per kuintal. Selain kayunya dimanfaatkan untuk bahan bangunan, getah jelutung sebagai bahan baku permen karet.

Didasari semakin menurunnya potensi jelutung baik dari jumlah, maupun kualitas genetik dan berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat, maka diperlukan penelitian teknik budidaya dibarengi dengan pemuliaan jenis ini perlu dilakukan. Disadari, bersama bahwa informasi dan kegiatan-kegiatan penelitian terhadap jenis-jenis hutan rawa gambut ini masih sangat terbatas dan kegiatan pemuliaannya sampai saat ini belum dilakukan, maka diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan langkah strategi pemuliaan jenis-jenis hutan rawa gambut umumnya dan khususnya jenis jelutung.