makalah pelestarian sumber daya hayati teh

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tanaman teh merupakan tanman industri yang berumur panjang, satu kali menanam dapat memberikan hasil berpuluh puluh tahun lamanya apabila dikelola dan di pelihara dengan baik dengan kondisi yang baik pula.Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak jenis tanaman hias. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara China selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. 1

Upload: dhe-moelyana-asy-syabani-nobilis

Post on 28-Dec-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar belakang Tanaman teh merupakan tanman industri yang berumur panjang, satu kali menanam dapat memberikan hasil berpuluh puluh tahun lamanya apabila dikelola dan di pelihara dengan baik dengan kondisi yang baik pula.Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30 sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak jenis tanaman hias. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara China selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. Pada tahun 1728 pemerintah Hindia Belanda mendatangkan bibit teh dalam bentuk biji-bijian dalam jumlah yang besar karena tertarik untuk membudidayakannya di pulau Jawa. Sayangnya, usaha tersebut tidak berhasil. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia, secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Perkebunan teh yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda diambil alih oleh pemerintah RI sejak kemerdekaan dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski demikian dalam manajemen di tingkat perkebunan, proses pengolahan bahkan sampai teknologi, perusahaan milik negara ini masih menggunakan teknologi atau mesin buatan Belanda. Kini, perkebunan dan perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta. Perusahaan-perusahaan swasta melakukan pengelolaan industri teh dari hulu hingga hilir.

1.2. Tujuan Untuk mengetahui sejarah dan perkembngan teh di indonesia Untukmengetahui berbagai jenis kultiivar teh dan berbagai cara pengolahan teh Untuk mengetahui cara budidya teh yang baik

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Varietas Teh ( camellia sp)a. Varietas China (camellia Chinencis )Tumbuh dengan baik di pegunungan tinggi berhawa dingin Daun : Ukuran kecil 3,8 -6,4 cm Kaku Dudukdaun tegak Bergerigi Beruas pendek Ujung tidak jelas kualitas dan kuantitas rendahb. varietas assamica ( camellia assamica )tumbuh dengan baik di daerah dengan iklim tropis yang lembabDaun : Ukuran panjang 15-20 cm Berkilap Bergerigi banyak Ujung jelas Duduk daun agaktegak Kulitas dan kuantitas tinggic. Varietas Cambodia (camellia cambodia)Daun : Ukuran sedang 7,6 cm Berkilap dan halus Agak bergerigi, keras Duduk daun tegak Kualitas dan kantitashasil tinggi

2.2. Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan1. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik.2. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin.3. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.4. Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat.5. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya.6. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi.7. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.

2.3. Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi1. Teh putih, Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.2. Teh hijau, Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).3. Oolong Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.4. Teh hitam atau teh merah Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negaranegara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda

2.4. Kandungan TehJenis polifenol pada teh yang telah teridentifikasi dan tingkat kandungan rata-rata 1. Katekin 63-210 mg%, 2. Flavanol 14 - 21 mg%, 3.Tearubigin 0 - 28 mg%, 4.Polifenol lainnya 266-273 mg% Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen aktif untuk kesehatan 1,34 kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain. Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol.. Rata-rata kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02 - 11,60% b.k., sedangkan pada negara lain berkisar antara 5,06 - 7,47 b.k.(bobot kering) Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35%, juga mengandung komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain : metilxantin, asam amino, peptides, karbonhidrat, vitamin (C,E dan K), karotenoid, mineral seperti kalium, magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, serta metilxantin dan alkaloid lain

2.5. Manfaat Teha. Anti oksidan Mencegah pembentukan radikal (bebas) oksigen dalam tubuh Melindungi lemak dalam plasma darah Melindungi kerusakan minyak dan lemak makan, dapat digunakan sebagai pewarna alami b. Anti radiasi c. Anti mutasi gen d. Anti tumor Menekan pertumbuhan sel tumor Menekan pemrosesan bentuk tumor Menekan kanker payudara yang tumbuh spontan e. Menghambat aktivitas enzim : beberapa enzim yang terbukti dihambat adalah : Enzim angiotensin I, Amilase, Sukrase dan maltase, Enzim glucosy I transferase pada mutan streptokokus, Enzim pemacu HIV, Enzim tyrosinase f. Anti peningkatan kolestrol g. Anti peningkatan tekanan darah h. Anti peningkatan kadar gula darah i. Anti koreng j. Anti bakteri Jenis produk teh

BAB IIIBUDIDAYA3.1. Perbanyakan tehTanaman teh dapat diperbanyak secara generatif dengan biji maupun secara vegetatif dengan setek daun. Secara generatif @ Perbanyakan cara ini dengan menggunakan biji, sebagai persilangan antara pohon induk jantan dengan pohon induk betina. Secara Vegetatif @ Setek daun teh Bahan setek dapat diambil dari kebun induk. Ranting yang diambil sebaiknya telah mempunyai 10-12 helai dan ranting dipotong 10-15cm.3.2.Persyaratan Tumbuh1. Daerah Penyebaran Tanaman teh rerutama tumbuh didaerah diantara garis lintang 30 sebelah utara maupun selatan khatulistiwa,.2. IklimPohon teh walaupun dapat ditanam di dataran rendah hal ini kurang baik dibanding tanaman teh yang ditanam di dataran tinggi. Karena pohon teh sangat membutuhkan curah hujan yang cukup tinggi, yaitu, rata-rata per tahunnya 2000 mm 2500 mm, sedangkan untuk musim kemarau berkisar 100 mm.Walaupun pohon teh sangat baik ditanam di dataran tinggi tapi perlu diketahui, apabila pohon teh ditanam didataran yang terlalu tinggi maka hasilnya kurang maksimal, pertumbuhannya akan terhambat (lambat). Jadi untuk ketinggian usahakan pada posisi 800 1100 m dpl. Jangan sampai melebihi 1200 m dpl. Temperature yang baik untuk tanaman teh yaitu berkisar 14 - 25C. Iklim adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan teh, dan perlu mendapat perhatian seperti suhu udara, curah hujan, sinar matahari dan angin. Faktor iklim nantinya juga akan berkaitan dengan tinggi tempat.

a. Suhu UdaraSebagai tanaman yang berasal dari daerah subtropis, maka tanaman di Indonesia menghendaki udara yang sejuk. Suhu udara yang baik bagi tanaman teh ialah suhu harian yang berkisar, antara 13-25 derajat Celsius yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dan kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang dari 70 %. Tanaman teh akan berhenti pertumbuhannya bila suhu udara dibawah 13 derajat Celsius dan di atas 30 derajat Celsius serta kelembaban relatif (RH) kurang dari 70%.

b. Curah HujanTanaman teh tidak tahan terhadap kekeringan, sehingga hanya akan cocok ditanam pada daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Curah hujan yang baik untuk tanaman teh sebaiknya rata-rata sepuluh tahun terakhir menunjukkan bulan kemarau yang curah hujannya kurang dari 60 mm tidak lebih dari dua bulao serta tidak ada bulan yang sama sekali tidak hujan. Jumlah hujan tahunan sebaiknya tidak kurang dari 2000 mm.c. Sinar MatahariSinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan teh, makin banyak sinar makin cepat pertumbuhan, sepanjang curah hujan mencukupi. Sinar matahari juga mempengaruhi suhu udara, semakin banyak sinar matahari makin tinggi suhu udara. Apabila suhu udara mencapai 30 derajat Celsius, maka pertumbuhan tanaman teh akan terhambat. Oleh karena itu, kebun-kebun di daerah rendah(400-800) perlu menanam tanaman pelindung tetap maupun tanaman pelindung sementara. Pohon pelindung berfungsi untuk penyaring dan pengurang intensitas cahaya matahari, sehingga udara menurun dan kelembaban relatif udara meningkat. Selain itu pemberian mulsa yang di hamparkan pada permukaan tanah dengan jumlah yang cukup, yaitu sekitar 20 ton bahan segar per hektar, dapat menurunkan suhu tanah, yang dengan sendirinya menurunkan suhu udara di atasnya. Suhu tanah yang tinggi dapat merusak akar, terutama akar-akar yang berada di lapisan yang paling bagian atas.Fungsi pohon pelindung pada tanaman teh demikian besar, oleh karena itu pengelolaan pohon pelindung harus dilakukan sebaik-baiknya, kapan pohon pelindung dipangkas dan kapan harus dibiarkan, disesuaikan dengan kebutuhan. d. AnginPada umumnya angin yang berasal dari dataran rendah membawa udara panas dan kering. Hal ini seringkali berpengaruh terhdadap pertumbuhan teh. Tiupan angin yang kencang terus-menerus selama 2-3 hari akan menyebabkan daun rontok. Angin dapat pula mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pula terhadap penyebaran hama dan penyakit. Cara pencegahannya antara lain dengan menanam pohon penahan angin sepanjang batas atau sisi-sisi kebun yan biasa dilalui angin.3. TanahTanah mempunyai derajat keasaman (pH) antara 4,5-5,6. Jenis tanah yaitu tanah Latosol dan tanah Podzolik.Tanah yang mempunyai kedalaman efektif (effective depth) dan berstruktur remah lebih dari 40 cm.Factor tanah dalam pertumbuhan tanaman teh sama halnya dengan tanaman lain, yaitu sesuatu yang sangat penting, karena itu sifat tanah harus yang subur, gembur, dapat meresap air sampai dalam, dan sirkulasi air lancar.Untuk mendapatkan media tanam seperti itu kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. Mengadakan terasering pada tanah yang cukup curam.b. Padatanah yang tidak terlalu curam bisa ditanam jenis-jinis pupuk hijau berderet rapat menurut tranche diantara deretan tanaman poko.c. Membuat rorak-rorak dengan maksud supaya air yang mengalir di permukaan tanah dapat ditampung dan untuk selanjutnya melalui rorak itu masuk ke dalam tanah. Dengan demikian maka air yang mengalir di dalam tanah tak akan mengakibatkan erosi.d. Kemudian penanaman pohon jenis leguminosa yang berbentuk pohon dapat pula memperbaiki phisik dari tanah. Karena pohon ini perakarannya dapat menembus kedalam tanah sampai jauh.

3.3. PembibitanUntuk mendapatkan bibit teh yang baik, kita bisa mendapatkannya dari perkebunan-perkebunan pemerintah ataupun dari para petani teh. Tetapi bisa juga kita bibitkan sendiri dengan cara membiarkan tanaman yeh hidup dengan rimbun tanpa dipoyong, nantinya akan mengeluarkan biji yang bisa kitaambil untuk pembibitan.Biji-biji teh harus disortir sebelum dijadikan bibit, biasanya biji yang jelek seperti biji bekas diserang kepik biji dengan ciri permukaan biji berbintik-bintik dengan warna coklat muda, dan keadaan biji yang telah lapuk atau busuk karena diserang jamur atau karena bekas luka-luka.

3.4. Bedengan TehPenanaman biji yang telah retak dibedengan harus berjarak 4 x 4 cm, penanaman dengan jarak itu bertujuan supaya akar dari bibit teh tidak melengkung. Cara penanamannya : biji ditanam menghadap kebawah. Pemberian pasir yang agak tebal dengan maksud agar akar-akar dapat tumbuh dengan baik dan menyusun. Setelah akarnya tumbuh 3 sampai 5 cm, maka kecambah itu lalu kita pindahkan ke persemaian.

3.5. PersemaianSebelum bibit ditanam dikebun kita tanam terlebih dahulu di persemaian, biasanya jarak tanam bibit dipersemaian 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm, apabila bedengan memiliki lebar 100 cm maka bedengan tersebut cukup 4 baris.Cara Penanaman Di Kebun1. Buat lobang dengan ukuran 50 x 60 x 60 cm, tanah lapisan bawah dan lapisan atas dipisahkan. Lobang tersebut kita gali bukannyya di anjir, akan tetapi diantara anjir satu dan yang lainnya, dengan demikian anjir masih berada ditempat masing-masing.2. Menggali lobang yang telah dianjiri terlebih dahulu, bila tanah yang akan dilobangi itu telah diberi tanda, setelah itu baru anjirnya disingkirkan, akan tetapi sewaktu akan menanami lobang itu, kembali kita harus mengajiri lagi supaya penanamannya dapat lurus3. Penggalian lobang tiap kali melangkah 1 anjir, tempat anjir yang dilangkahi sementara tidak dilobangi dan kemudian lobang itu ditanami, untuk meluruskan barisan-barisan tanaman itu mudah dikerjakan karena sebagian dari anjir masih ada.Bibit yang suddah siap lalu ditanam di tempat bekas anjir. Setelah masuk timbun kembali bibit dengan tanah bekas bongkaran kedalam lobang lagi, lalu tanah ditekan-tekan supaya memadat. Jarak tanam dari setiap perkebunan berbeda-beda, namun untuk idealnya kita ambil jarak tanam dengan ukuran sebagai berikut : 120 x 150 cm, 130 x 140 cm, atau 125 x 125 cm. sebab dengan penanaman jarang seperti itu maka pohon teh akan lebih kuat lagi menahan serangan musim kemarau yang agak panjang.Jumlah tanaman yang menggunakan jarak tanam seperti itu biasanya 5.000 6000 batang/ha. Apabila menggunakan jarak rapat 10.000 12.000 batang/ha.

3.5. PemeliharaanTanaman yang sudah kita tanam harus dipelihara supaya dapat tumbuh dengan optimal.Ccara-cara tersebut dibagi menjadi tiga bagian:1) Pemeliharaan terhadap pohon teh itu sendiri2) Pemeliharaan terhdap pohon pelindung3) Pemeliharaan tanah

Untuk pemeliharaan pada pohon teh kita bagi menjadi 3 langkah:1) Pemangkasan pada pohon-pohon teh dan perawatan luka-luka bekas pangkasan.2) Pengambilan hasil atau cara memetiknya hingga mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya tanmpa mempengaruhi keadaan dan kondisi pohon itu sendiri.3) Menjaga pohon teh supaya tidak terserang penyakit atau hama. Apabila ada yang terserang segera berantas atau obati.

3.6. Pengendalian hama dan penyakit3.6.1. Hama1. Ulat jengkal (Ectropis bhurmitra, Hyposidra talaca, Biston suppressaria)Ulat ini umumnya berwarna hitam, ada juga yang berwarna coklat dengan garis putih. Bagian yang diserang biasanya adalah daun muda, daun tua dan pucuk. Serangan bisa di kebun maupun persemaian. Bagian daun yang terserang akan bergigi/berlubang. Langkah pengendalian ditempuh dengan membersihkan gulma dan serasah, pemupukan berimbang serta pengaplikasian insektisida jenis Lannate 35 WP dan Lannate L.

2. Helopeltis antoniiSerangga dewasa bentuknya seperti nyamuk, sedangkan bagian yang diserang adalah daun serta ranting yang muda. Bagian tanaman yang terserang akan berbercak coklat agak kehitaman lalu mengering. Serangan di bagian ranting bisa mengakibatkan kanker cabang. Langkah pengendalian dengan cara pemetikan daur petik selama 7 hari, bisa juga dengan pemupukan berimbang, mekanis, sanitasi, predator Tenodera dan Hierodula, atau pengaplikasian insektisida Carbavin 85 WP atau Mitac 200 EC.

3. Homona aoffearia (ulat jenis penggulung daun)Ulat ini berukuran 1 hingga 2,5 cm dan menyerang bagian daun teh yang muda maupun tua. Daun yang diserang akan tergulung serta terlipat. Langkah pengendalian dengan cara mekanis, atau melepas musuh alami semisal Elasmus homonae, Macrocentrus homonae, serta pengaplikasian insektisida Ripcord 5 EC.

3.6.2. Penyakita) Busuk daunPenyebabnya adalah jamur jenis Cylindrocladum scoparium dengan gejala berupa daun induk yang berbercak coklat dari ketiak / ujung daun, kemudian daun rontok dan stek mati. Langkah pengendalian dengan mencelupkan stek dalam fungisida. Bila persemaian terserang, maka semprotkan benomy l 0,2%.

b) Cacar TehPenyebabnya adalah jamur jenis Exobasidium vexans. Bagian yang diserang adalah daun serta ranting yang muda. Gejalanya berupa bintik-bintik kecil yang tembus cahaya berdiameter sekitar 0,25 mm. di tahap lebih serius pusat bercak akan menjadi coklat lalu terlepas sehingga mengakibatkan daun berlubang. Pengendalian dilakukan dengan mengurangi tanaman pelindung, pemetikan menggunakan daur pendek (sekitar 9 hari),.

c) Akar merah anggurTerjadi pada dataran rendah dengan ketinggian 900 meter dpl khususnya tanah Latosol. Penyebarannya melalui kontak dengan akar. Penyebabnya sendiri berupa jamur jenis Ganoderma pseudoferreum dengan gejala seperti tanaman menguning, kemudian layu, dan mati. Langkah pengendalian dengan cara membongkar lalu membakar tanaman teh yang terserang, menggali selokan hingga kedalaman 60-100 cm pada sekeliling tanaman yang sehat, fumigasi menggunakan Vapam atau metil bromida.

3.7. PanenPanen artinya memetik daun teh yang masih muda / pucuk yang berkualitas dengan jumlah sebesar-besarnya serta memperhatikan kestabilan angka produksi dan kondisi kesehatan tanaman. Teh memasuki masa petik sesudah tanaman berusia 3 tahun. Ada 2 macam petikan tanaman teh, yakni: Petikan jendangan, yakni petikan pertama sesudah pangkasan guna menciptakan bidang petik yang rata dan datar. Petikan produksi, ini dilakukan sesudah petikan jendangan:Seluruh tunas yang melalui bidang petik serta memenuhi syarat petik harus segera diambil, sedangkan tunas yang melalui bidang petik namun belum memenuhi syarat petik dibiarkan.Setelah panen dilakukan maka terdapat langkah proses pengolahan pucuk teh menjadi 4 macam olaha teh yaitu teh hitam teh hijau, teh putih, dan teh oolong.Produksi teh di dunia bahwaindonesia menepati urutan ke 5 negara peng ekspor teh tertinggi. Produksi teh dunia yaitu 75 % teh hitam, 21 % teh hijau, 2 % teh Oolong, dan < 2% teh putih.

BAB IVPENUTUP4.1. Kesimpulan Tanaman teh merupakan tanaman industri yang umurnya panjang bisa berpuluh- puluh tahun usianya. Tanaman teh bukan asli tanaman indonesia dan sebagian besar lahan teh di indonesia merupakan lahan teh bekas penjajahan kolonial belanda. Ada banyak manfaat teh karena teh mengandung folifenol yang bagus untuk kesehatan. Maka dari itu perlu adanya pelestarian varietas varietas teh agar kelestarian sumber daya hayati teh dapat terjaga. Varietas inti teh ada tiga jenis yaitu teh china , teh asam, teh cambodia dengan sifat dan keunggulan berbeda. Ketika waktu dulu kebanyakan lahan indonesia merupakan lahan teh china maka karena ada kesadaran bahwa teh asam lebih baik maka kebanyakan beralih ke teh asam. Oleh sebab itu perlu ada upaya pelestarian bagi tanaman teh yang keberdaannya sedikitdan langka agartidak punah. Pelestarian ini bisamencakup pelestarian secara insitu dan eksitu serta dengan carapembudidayaan tanaman teh .Dengan adanya indonesia menempati urutan ke 5 dengan 120.000 ton teh /tahun. Ada beberapa Pengolahan pucuk teh yaitu teh hitam dengan 75 % teh dunia, teh putih < 2% , teh hijau 21% , dan teh Oolong dengan 2 % teh dunia.Upaya pelestarian tidak terlepasa dari peran pemerintahan dan peran masyarakat akan perlunya pelestarian sumber daya hayati khususnya di tanaman teh.4.2. Saran Perlu diadakannya penyuluhan bahwa sangat pentingnya teh.Perlu dilakukan pengkajian bahwa apa sebenarnya yang menyebabkan produksi teh di indonesia menurun.1