makalah strategi promosi kesehatan 1

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia semakin marak dilakukan di Indonesia terlebih di bidang kesehatan. Hal ini dilakukan karena melihat kondisi beberapa daerah di Indonesia dengan status kesehatan yang masih rendah. Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hal tersebut, memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan masyarakat. Agar bisa mencapai tujuan yang optimal dalam meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

Upload: nafijah-muliah

Post on 28-Dec-2015

1.621 views

Category:

Documents


128 download

DESCRIPTION

Makalah Strategi Promosi Kesehatan 1

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia semakin marak dilakukan di

Indonesia terlebih di bidang kesehatan. Hal ini dilakukan karena melihat kondisi

beberapa daerah di Indonesia dengan status kesehatan yang masih rendah.

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar

rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk

memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hal tersebut, memerlukan

pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan

semua sector terkait termasuk swasta dan masyarakat. Agar bisa mencapai tujuan

yang optimal dalam meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang, perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang

diselenggarakan secara menyeluruh,terpadu, dan berkesinambungan. Dalam

rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada

pemerintah,tokoh masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat.

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan kami membuat

makalah ini dengan judul strategi promosi kesehatan untuk mengetahui bagaimana

strategi promosi kesehatan yang ditunjukan  kepada pemerintah,tokoh masyarakat,

dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah makalah ini

adalah :

1. Apa pengertian promosi kesehatan dan strategi promosi kesehatan?

2. Apa Visi dan Misi promosi kesehatan ?

3. Siapa sasaran dari promosi kesehatan ?

4. Bagaimana strategi promosi kesehatan menurut WHO dan menurut

Piagam Ottawa?

5. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan ?

6. Bagaimana cara memilih strategi promosi kesehatan dan bagaimana

contohnya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana strategi promosi kesehatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian strategi promosi kesehatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi promosi kesehatan menurut WHO.

3. Untuk mengetahui bagaimana strategi promosi kesehatan menurut Piagam

Otawa

4. Untuk mengetahui pemilihan promosi kesehatan

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Strategi Promosi Kesehatan

Strategi kesehatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan atau

mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan

cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni teknik

atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan

tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.

Pengertian promosi kesehatan menurut sebagian ahli adalah sebagai berikut.

2.1.1 Ottawa Charter (1986)

“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and

improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,

well-being, an individual or group must be able to identify and realize

aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “

Dapat disimpulkan dari kutipan tersebut bahwa promosi kesehatan adalah proses

memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan dan

melindungi keseatannya.

2.1.2 Green & Kreuter (2000)

“The Combination of Educational and Environmental supports for Actions and

Conditions of Living conducive to health.”

Kombinasi pendidikan dan lingkungan yang mendukung kehidupan yang kondusif

untuk kesehatan

2.1.3 Yayasan Kesehatan Victoria (1997)

Promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang

menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku

tetapi juga perubahan lingkungan

2.2 Visi dan misi Promosi Kesehatan

Dalam mempelajari promosi kesehatan sangat penting kita mengetahui visi serta

misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu

atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk

penunjang program-program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami

bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-

Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO

(World Health Organization).

2.2.1 Visi Promosi Kesehatan

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara

ekonomi maupun sosial.

2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan

penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,

maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

2.2.2 Misi Promosi Kesehatan

1. Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada

para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang

spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk

mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat

mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu

mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)

Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama

dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait.

Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership)

dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan

kesehatan.

Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan

sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan

tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam

mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara

serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian

keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan

keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka

kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan

meningkat

2.3 Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam

tiga kelompok sasaran, yaitu :

1. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,

kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui

anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah

untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan

dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki

kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,

dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat

tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan

promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan

pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk

masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah

pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy

maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan

atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki

efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer

dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)

2.4 Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO

Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini

terdiri dari 3 hal, yaitu :

1. Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain

tersebut membantu atau  mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam

konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat

keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat,

sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita

inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat dari keputusan tersebut dapat

berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam undang-undang, peraturan

pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.

Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk baik secara formal

maupun informal.

a. Secara formal. Misalnya penyajian atau presentasi dan seminar

tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari

para pejabat yang terkait.,

b. Secara informal. Misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan

dengan program yang diusulkan secara informal untuk meminta dukungan,

baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau

fasilitas lain.

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik

eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan

masalah kesehatan (sasaran tertier).

2. Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial

melalui tokoh-tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal.

Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan

antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat

(penerima program) kesehatan.

Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah

mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima

dan mau berpartisipasi terhadap program-program tersebut. Oleh sebab itu,

strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina

suasana yang kondusif terhadap kesehatan.Bentuk kegiatan dukungan sosial ini

antara lain: pelatihan pelatihan paratoma, seminar,lokakarya, bimbingan

kepadatoma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan

sosial atau bina suasana adalah paratokoh masyarakat di berbagai tingkat. (sasaran

sekunder)

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada

Masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka

sendiri (visi promosi kesehatan).Bentuk kegiatan pemberdayaanini dapat

diwujudkan denagn

berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan

pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan

untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).

Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap

kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana

sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-

kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut gerakan masyarakat untuk

kesehatan. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan

masyarakat adalah masyarakat.

2.4 Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada pada tahun 1986

menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawatersebut

dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:

a. KebijakanBerwawasan Kesehatan (Health Public Policy)

Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu atau

pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang

mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan kata lain, agar kebijakan-

kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan

sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan

publik.Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya

analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit,

dan sebagainya. Dengan kata lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat

publik, harus memperhatikan dampaknyaterhadaplingkungan (kesehatan

masyarakat).

b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah

kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung

terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung

tempat-tempat umum tersebut.

Lingkungan yang mendukung kesehatan memiliki karateristik: tersedianya tempat

samapah,tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya air bersih,

tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan

perkataan lain, para pengelola tempat- tempat umum, pasar, terminal, stasiun

kereta api, bandara, pelabuhan, mall dan sebagainya, harus menyediakan sarana

dan prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.

c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan

kesehatanitu ada 3 provider´ dan 3 consumer´. Penyelenggara (penyedia)

pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah

sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini

harus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar

pengguna atau penerima pelayanan kesehatan,tetapi sekaligus juga sebagai

penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasida reorientitas pelayanan

kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah

maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat agar

mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan

kesehatan,tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.

Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat

penting.

d. Keterampilan Individu (Personnel Skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yangterdiri dari individu,

keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan

terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok

kelompoktersebut erwujud. Oleh sebabitu, strategi untuk mewujudkan

keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan adalah sangat penting

Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan merekaini adalah memberikan pemahaman - pemahaman

kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah

penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan

profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya.Metode dan teknik

pemberian pemahaman ini lebih bersifat individu daripada massa.

e. Gerakan masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan

meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini,

maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ad gerakan atau kegiatan-kegiatan

untuk kesehatan. Oleh karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan

memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka.

Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscayaterwujud perilaku

yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu

memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.

2. 5Ruang lingkup promosi kesehatan

Berdasarkan aspek pelayanan kesehatan ada 2 jenis :

1. Pelayanan preventif dan promotif. Diperuntukkan kepada masyarakat

yang sehat.

2. Pelayanan kuratif dan rehabilitative. Diperuntukkan kepada masyarakat

yang sakit.

Promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan, yakni sebagai berikut.

1. Promosi Kesehatan Pada Tingkat Promotif. Ditujukan e\jepada orang yang

benar- benar sehat agar tidak sakit.

2. Promosi Kesehatan Pada Tingkat Preventif . Ditujukan kepada orang sehat

dan orang yang beresiko tinggi ( Ibu hami, para perokok, obesitas,dll)

untuk mencegah agar tidak sakit.

3. Promosi Kesehatan Pada Tingkat Kuratif. Ditujukan kepada penderita

sakit (terutama yang sakit kronis).

4. Promosi Kesehatan Pada Tingkat Rehabilitatif. Ditujukan kepada pasien

yang baru sembuh dari sakit.

Tempat Pelaksaan Promosi Kesehatan ada 5, yakni sebagai berikut.

1. Tatanan keluarga

2. Tatanan sekolah

3. Tempat kerja

4. Tempat- tempat umum

5. Pada institusi pelayanan kesehatan

2.6 Pemilihan Strategi Promosi Kesehatan

Metode dan teknik promosi kesehatan ada 3 yaitu, antara lain:

1. Individual

2. Keluarga

a. Keluarga Kecil ( diskusi,curah pendapat, bermain peran , dll )

b. Keluarga Besar ( ceramah, seminar, dll )

c. Massa. Metode dan teknik yang dilakukan pada massa cenderung sulit

karena sasarannya sangat variatif, sehingga diperlukan metode promosi

kesehatan untuk massa yakni berupa:

1) Ceramah Umum

2) Penggunaan Media ( elektronik, cetak, dll)

1. Ceramah.

a. Mudah dilakukan.

b. Dilakukan dengan membagi informasi, mempengaruhi pendapat,

merangsang pemikiran berdasarkan pesan verbal 

c. Sasaran biasanya pasif, sedikit interaksi dengan narasumber atau

peserta lainnya.

2. Media Massa.

a. Saluran komunikasi yang menjangkau sasaran luas .

b. Umumnya, sasaran tidak atau sedikit usaha untuk menerima pesan.

c. Strategi ini efisien karena biaya yang murah dalam skala ekonomi .

d. Contoh : televisi, radio, koran, majalah, outdoor media.

3. Instruksi Individual

a. Dalam tatanan pasien, disebut konseling

b. Bersifat individual, digunakan bila perbedaan karakteristik sasaran

sangat besar

c. Penyuluh memberikan advokasi solusi permasalahan kesehatan

berdasarkan kebutuhan individual

d. Tidak efisien bagi penyuluh, tapi efisien bagi sasaran

4. Simulasi

a. Simulasi adalah metode ekperiental di mana model situasi nyata

digunakan untuk merangsang atau membantu proses pembelajaran

b. Semakin mirip dengan situasi nyata semakin baik simulasi tersebut

c. Bentuk simulasi : permainan, drama, bermain peran (role playing),

model komputerisasi

d. Simulasi cocok untuk meningkatkan motivasi dan mengubah sikap.

5. Modifikasi Perilaku

a. Memodifikasi perilaku spesifik berdasarkan prinsip pengkondisian

melalui rangsangan dan konsekuensi

b. Teori : rangsangan (antecedent) perilaku spesifik konsekuensi

(positif/negatif)

c. Contoh rangsangan : iklan televisi

d. Contoh konsekuensi positif : hadiah, pujian

e. Contoh konsekuensi negatif : sanksi

6. Pengembangan Masyarakat

a. Proses yang berorientasi kepada metode pengorganisasian masyarakat

yang menekankan pada pengembangan kemampuan, keterampilan dan

pemahaman pada masyarakat tertentu

b. Strategi ini berdasarkan kemandirian, kesepakatan bersama dalam

pemecahan masalah.

c. Penyuluh bertindak sebagai fasilitator

d. Evaluasi strategi ini lebih sulit dibandingkan strategi lain karena

efeknya terjadi dalam waktu yang lama

Contoh Pemilihan Strategi Promosi Kesehatan:

1. Promosi Kesehatan Pada Tingkat Preventif yakni promosi kesehatan pada

ibu hamil. Hal ini sangat perlu dilakukan karena ibu hamil termasuk ke

dalam keluarga yang beresiko tinggi. Tujuan utama dari promosi

kesehatan ini adalah mencegah agar ibu hamil tersebut tidak sakit.

Beberapa program yang dapat dilakukan untuk promosi kesehatan pada

ibu hamil adalah:

a. Bidan desa

b. Polindes

c. Posyandu

Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilannya untuk mendeteksi

kehamilan secara dini.

Pada saat kunjungan ibu kepada petugas kesehatan diberikan:

a. Makan Ibu

b. Tablet tambah darah

c. Pemeriksaan kadar HB ibu hamil

d. Imunisasi TT

Agar semua ibu hamil mendapat pelayanan kesehatan maka dibutuhkan adanya

asuransi masyarakat miskin terutama untuk keluarga yang berekonomi rendah.

Dari usaha- usaha atau program program yang ada, saat ini masih belum

menunjukkan hasil yang maksimal. Masih ada ibu hamil yang tidak

memanfaatkan tingkat pelayanan yang ada. Serta masih tingginya angka kesakitan

dan kematian ibu hamil. Penyebabnya adalah antara lain: kurangnya motivasi

petugas kesehatan dalam melaksanakan program (bekerja ketika ada proyek

khusus), kurang baik dalam pelaksanaan strategi promosi kesehatan berupa

advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatingkatan

promosi kesehatan ibu hamil adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan kesadaran dan motivasi berbagai pihak terkait untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil.

b. Meningkatkan pelaksanaan strategi promosi kesehatan yang telah

dirumuskan oleh WHO 1994 yakni berupa :

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

- Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dapat

memelihara dan meningkatkan dan melindungi keseatannya. (Ottawa

Charter, 1986).

- Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses

pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat

- Menurut WHO strategi promosi kesehatan merupakan kegiatan yang berisi

advocation, social support, dan empowerment.

- Sedangkan Menurut piagam Ottawa 1986 strategi promosi kesehatan

mencakup lima poin, yaitu : kebijakan berwawasan kesehatan (Health

Public Policy), lingkungan yang mendukung (Supportive Environment),

Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient Health Service) , Keterampilan

individu (Personnel Skill) dan gerakan masyarakat (Community Action)

- Kegiatan promosi kesehatan bisa berupa ceramah, media massa. Interaksi

individu, diskusi, strategi perilaku, dan lain sebagainya.

- Pemilihan strategi promosi kesehatan digunakan agar strategi yang

digunakan tepat guna dan tepat sasaran.

- Pemlihan strategi promosi kesehatan didasarkan pada obyek promosi,

lingkungan,dan faktor lainnya.

3.2 Saran

3.2.1 Untuk Pemerintah dan tenaga kesehatan

o Pemerintah dan tenaga kesehatan lebih memahami tentang makna

strategi promosi kesehatan

o Pemerintah dan tenaga kesehatan memberikan edukasi kepada

masyarakat tentang promosi kesehatan

o Pemerintah dan tenaga kesehatan menggunakan strategi promosi

kesehatan yang sesuai target dan tepat guna

3.2.2 Untuk Masyarakat

o Ikut membantu dan melaksanakan promoi kesehatan

o