makalah sterilisasi gas
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
DOKUMENTASI SEDIAAN STERIL
OLEH :
ABDI MAULANA
NIM. J1E108018
DOSEN :
NANI KARTINAH, S.Si., M.Si., Apt.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Sediaan steril adalah sedian yang selain memenuhi persyaratan fisika-
kimia, juga memenuhi persyaratan steril. Sediaan steril dapat berwujud :
1. Padat steril
berupa obat steril
berupa obat untuk injeksi, yaitu obat kering yang disuspensikan bila akan
digunakan. Contoh : sodium ampisilin. Karena ampisilin tidak stabil
dalam cairan, maka dibuat padat. Cara pembuatannya yaitu dengaa
liofilisasi pada suhu rendah dengan pengeringan steril, kemudian
didinginkan sampai -60oC untuk pembekuan. Selanutnya dilakukan
sublimasi (dengan pengurangan tekanan secara bertahap), cairan
menguap, sodium ampisilin padat tertinggal.
2. Semi padat, misal salep mata.
3. Cair, misal injeksi
(Sarmoko, 2010).
Kualitas sediaan steril harus terjaga sesuai standar, maka perlu dilakukan
dokumentasi pada saat produksi sediaan steril. Dokumentasi ini berguna untuk
menjaga proses produksi agar tetap berjalan sesuai prosedur. Ada prosedur tertulis
standar untuk kontrol produksi dan proses yang dirancang untuk memastikan
bahwa produk obat memiliki identitas, kekuatan, kualitas, dan kemurnian mereka
dimaksudkan atau diwakili untuk memiliki. Seperti prosedur harus mencakup
semua persyaratan dalam sub bagian ini. Prosedur-prosedur tertulis, termasuk
setiap perubahan, harus disusun, ditinjau, dan disetujui oleh unit-unit organisasi
yang tepat dan ditinjau dan disetujui oleh unit kontrol kualitas (Pharmaceutical
CGMPs, 2003).
I.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang dokumentasi produksi sediaan steril
2. Mengetahui pentingnya dokumentasi produksi sediaan steril
2. Mengetahui prosedur dokumentasi produksi sediaan steril
BAB II
ISI
II.1 DOKUMENTASI PRODUKSI SEDIAAN STERIL
Dokumentasi produksi sediaan steril adalah suatu prosedur yang
dilakukan selama produksi sediaan steril berlangsung guna mengawasi dan
membukukan setiap pengerjaan beserta hasilnya. Menurut panduan produksi
sediaan steril oleh U.S. Department of Health and Human Services, produksi dan
prosedur tertulis proses kontrol harus diikuti dalam pelaksanaan berbagai
produksi. Pengendalian proses dan fungsi produksi harus didokumentasikan pada
saat kerja. Setiap penyimpangan dari prosedur tertulis harus direkam dan
dievaluasi. Hal tersebut berarti bahwa dalam proses produksi, dokumentasi sangat
perlu dilakukan agar dapat diketahui jika terdapat kesalahan, dan dapat
mengembangkan lagi prosedur yang ada agar lebih memaksimalkan kinerja
selama produksi.
II.2 PENTINGNYA DOKUMENTASI SEDIAAN STERIL
Semua proses produksi produk obat perlu adanya pencatatan
dokumentasi kontrol, termasuk pada pengemasan dan pelabelan juga harus
ditinjau dan disetujui oleh unit kontrol kualitas untuk menjaga standar kualitas.
Semua proses dilaksanakan sesuai prosedur, disetujui dan dibukukan sampai
produk didistribusikan ke pasaran. Beberapa ketidaksesuaian yang tidak dapat
dijelaskan (termasuk persentase teoritis hasil melebihi persentase maksimum atau
minimum yang ditegakkan pada produksi induk dan catatan kontrol) atau
kegagalan dari suatu seri produksi, maka harus diselidiki secara menyeluruh dan
spesifik dengan menggunakan data dokumentasi yang telah disusun selama proses
produksi berlangsung hingga proses distribusi. Penelusuran kesalahan harus
dilaksanakan secepatnya, karena ada kemungkinan produk yang mengalami
penyimpangan itu telah didistribusikan. Penyelidikan akan meluas ke seri
produksi lain dari produk obat yang sama dan obat lainnya produk yang mungkin
telah mengalami kegagalan tertentu dalam produksi. Sebuah catatan tertulis dari
penyelidikan harus dibuat dan harus mencakup kesimpulan dan tindak lanjut
(Pharmaceutical CGMPs, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa dokumentasi
memegang peranan yang penting dalam proses produksi. Berbagai kesalahan
sangat mungkin terjadi dalam produksi sediaan steril, hal-hal seperti human error
ataupun permasalahan pada peralatan dan bahan dapat terjadi kapan saja. Berbekal
data dokumentasi, maka dapat diketahui dimana letak kesalahan yang mungkin
terjadi. Penanggulangannya pun dapat dilakukan secepatnya agar kesalahan dapat
segera diperbaiki dan mencegah menyebar luasnya kesalahan tersebut ke seri
produksi yang selanjutnya.
II.3 PROSEDUR DOKUMENTASI SEDIAAN STERIL
Prinsip dasar untuk dokumentasi suatu proses produksi sediaan steril
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pastikan bahwa peralatan yang digunakan mampu berfungsi dan memenuhi
parameter yang dipersyaratkan.
2. Tunjukkan bahwa pengendali kritis dan instrumentasi mampu berfungsi
sesuai dengan parameter yang seharusnya bagi peralatan bersangkutan.
3. Lakukan siklus replikasi yang mewakili rentang operasional yang
dipersyaratkan bagi peralatan bersangkutan dan gunakan produk sebenarnya
atau simulasi. Tunjukkan bahwa proses telah dilakukan sesuai batasan
protokol yang ditetapkan, dan akhirnya kemungkinan mikroba yang masih
hidup pada proses replikasi yang telah selesai tidak lebih besar dari batasan
yang ditetapkan.
4. Pantau proses yang divalidasi sewaktu pekerjaan berjalan secara rutin. Jika
perlu, secara periodik peralatan dikalibrasi dan disertifikasi ulang.
5. Lengkapkan protokol dan dokumentasikan langkah diatas mulai nomor 1
hingga nomor 4
(Khotimah, 2011).
Produsen harus membangun proses dan kegiatan pengendalian
lingkungan ke dalam proses pengerjaan (teknik aseptis) mereka. Sangat penting
untuk memonitor setiap kegiatan setiap hari, hal tersebut dipertahankan dan
diimplementasikan secara ketat dan berkesinambungan. Persyaratan untuk
meninjau semua catatan produksi dan data untuk disesuaikan dengan prosedur
tertulis, parameter operasi, dan spesifikasi produk, yaitu harus dilakukan sebelum
diputuskannya suatu prosedur teknik aseptik untuk keseluruhan proses produksi
seterusnya (Pharmaceutical CGMPs, 2003).
Intervensi atau penghentian biasanya dicatat dalam catatan produksi, cara
mendokumentasikan kejadian ini bervariasi. Secara khusus, penghentian garis dan
setiap intervensi yang tidak direncanakan harus benar-benar didokumentasikan
dalam catatan produksi dengan waktu terkait dan durasi dari event. Selain waktu
tinggal dari unsur-unsur produk steril di daerah kritis, sebuah intervensi yang luas
dapat meningkatkan resiko kontaminasi pada sediaan. Kegagalan sterilitas dapat
dikaitkan dengan intervensi nontipikal atau ekstensif yang telah terjadi sebagai
respon terhadap suatu peristiwa yang tidak diinginkan selama proses aseptis.
Prosedur tertulis yang perlu dilampirkan untuk intervensi tertentu, seperti
penyesuaian mesin dan perbaikan apapun, harus ditetapkan. Intervensi tersebut
harus didokumentasikan dengan detail meskipun hanya peristiwa kecil
(Pharmaceutical CGMPs, 2003).
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
III.2 SARAN