makalah gas bumi
DESCRIPTION
Gas BumiTRANSCRIPT
I. Pengertian Gas Bumi
Gas alam adalah salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat. Ini.
Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa) dan LNG
(Liquified Natural Gas). Kebutuhan energi yang berasal dari gas alam terus meningkat dari
tahun ke tahun. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori
cadangan gas alam yang terbesar di dunia. Gas alam di Indonesia kebanyakan digunakan
untuk kebutuhan industri, rumah tangga, dan sektor transportasi.
Gas bumi yaitu gas dengan komposisi utama campuran-campuran hidrokarbon yang
terdapat di dalam reservoir alamiah di bawah permukaan bumi, baik dalam fasa gas maupun
terlarut dalam minyak bumi.
II.Konsumsi Gas Bumi dan LPG
Perkembangan konsumsi gas bumi sebagai energi final diperlihatkan pada gambar 2.1. Dalam
10 tahun terakhir konsumsi gas bumi meningkat rata-rata 4,6% per tahun. Gas bumi sebagai
energi final hampir seluruhnya digunakan di sector industri, sebagai bahan bakar dan juga
sebagai bahan baku (feedstock). Pemanfaatan gas bumi di sector rumah tangga dan komersial
terus meningkat namun pangsanya masih sangat kecil karena keterbatasan infrastruktur gas.
Permintaan gas pada kedua sektor ini di masa mendatang kemungkinan akan terus meningkat
bila infrastruktur gas telah berkembang.
Gambar 2.1 Perkembangan Konsumsi Gas Bumi
Konsumsi LPG di Indonesia saat ini didominasi oleh sektor rumah tangga (Gambar 2.2).
Perkembangan pesat konsumsi energi terjadi dalam perioda 2005-2009 sebagai hasil
pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG. Pada perioda tersebut konsumsi LPG
tumbuh rata-rata 31% per tahun. Konsumsi LPG sektor komersial dan industri cenderung
turun. Dalam 10 tahun terakhir konsumsi LPG sektor komersial dan industri turun rata-rata
7,5% dan 6,9% per tahun. Penurunan tersebut kemungkinan karena pengalihan konsumsi LPG
ke gas bumi (pipa).
Gambar 2.2 Perkembangan Konsumsi LPG
II.1 Perkembangan Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi
Gas bumi merupakan salah satu jenis energi yang potensial baik untuk memenuhi
kebutuhan domestik juga dijadikan sebagai komoditi ekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa.
Ekspor gas bumi dalam bentuk LNG ditujukan terutama ke Jepang dan Korea Selatan dari
hasil produksi LNG Bontang dan LNG Arun. Ekspor gas bumi dalam bentuk gas pipa
ditujukan ke Singapura dan Malaysia (sejak tahun 2001) melalui lapangan gas Grissik di
Sumatera Selatan dan lapangan gas di Natuna Barat. Sebagian produksi gas bumi digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, PLN, gas kota, gas lift and reinjection, dan own
use. Pemanfaatan gas bumi di sektor industri dapat menekan biaya bahan bakar karena harga
gas bumi relatif lebih murah dibanding BBM.
Data menunjukkan bahwa gas bumi yang diekspor (sebagai gas pipa maupun LNG) dan
yang digunakan sebagai bahan baku kilang LNG, lebih besar dibanding pemanfaatan gas bumi
untuk memenuhi kebutuhan domestik. Rendahnya pemanfaatan gas bumi untuk memenuhi
kebutuhan domestik terutama diakibatkan oleh terbatasnya infrastruktur gas bumi apalagi
sumber gas bumi umumnya terletak di luar Jawa, sedangkan konsumen gas bumi umumnya
berada di Jawa. Gambar 3.20 menunjukkan perkembangan produksi dan pemanfaatan gas
bumi selama perioda 2000 – 2009.
Gambar 2.3 Produksi dan Pemanfaatan Gas Bumi
III. Cadangan Gas Bumi
Cadangan gas bumi Indonesia dalam 10 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan
meningkat. Hal ini terjadi karena tingkat penemuan cadangan lebih besar dibanding
tingkat produksi (Gambar 3.28). Dengan cadangan terbukti 112,5 TSCF dan tingkat
produksi 3,02 TSCF per tahun maka reserve to production ratio (R/P) gas indonesia
sekitar 32 tahun. Prospek pertumbuhan cadangan terbukti gas masa mendatang masih
tetap optimis mengingat cadangan potensial yang tersedia cukup besar, yaitu 57,6
TCF, disamping adanya kemungkinan tambahan penemuan baru dari hasil eksplorasi
di masa mendatang. Cadangan gas bumi Indonesia berada di Natuna Timur,
Kalimantan, Sumatera, Papua, Maluku, dan Sulawesi. Di samping gas bumi,
Indonesia juga memiliki sumberdaya coal bed methane (CBM). CBM tersebut
terdapat di sumberdaya batubara yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
Pemanfaatan sumberdaya gas bumi untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang
sebagian besar terpusat di pulau Jawa terkendala oleh masih terbatasnya infrastruktur
penyaluran gas. Sebagian besar dari produksi gas Indonesia saat ini diekspor dalam
bentuk LNG. Pemanfaatan gas bumi domestik di masa mendatang diharapkan akan
dapat ditingkatkan melalui pembangunan infrastruktur penyaluran gas, penyebaran
pusat-pusat permintaan gas ke luar pulau Jawa dan kebijakan pengutamaan
pemanfaatan gas untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Dibanding cadangan gas
dunia, cadangan gas indonesia relatif kecil, hanya 1,7 % terhadap total cadangan
terbukti gas bumi dunia (6534 trilyun kaki kubik). Cadangan gas dunia tersebar di
Timur Tengah (41% cadangan dunia), disusul oleh wilayah Eropa dan Eurasia dengan
pangsa sebesar 34%, Afrika 8,3%, Asia pasifik 7,9% sedangkan wilayah Amerika
Utara dan Amerika Selatan mempunyai pangsa paling kecil, masing-masing sebesar
4,8% dan 4% (BP Statistical Review of World Enegry, 2009). Negara-negara yang
mempunyai pangsa cadangan gas cukup besar adalah Rusia (23,4 % cadangan dunia)
disusul Iran (16%) dan Qatar (13,8%).
Gambar 3.1 Potensi Cadangan Gas Bumi
Gambar 3.2 Cadangan Gas Bumi Tahun 2009
Pada gambar 3.2 cadangan gas bumi tahun 2009 berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Januari 2009 dapat dilihat bahwa Natuna menjadi ladang cadangan gas bumi terbesar yaitu 52.14 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet) serta beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cadangan gas bumi seperti NAD, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Namun, terbukti bahwa jumlah gas bumi yang diperkirakan dapat diproduksi dari reservoir yang ukurannya sudah diperhitungkan sebesar 107.34 TSCF sedangkan potensi cadangan gas bumi yang diperkirakan terdapat pada reservoir hanya sebesar 52.29 TSCF.
Gambar 3.3 Cadangan Gas Bumi tahun 2010
Sedangkan pada gambar 3.3 cadangan gas bumi tahun 2010 tidak jauh berbeda dari cadangan gas
bumi tahun 2009 dengan cadangan gas bumi terbesar Indonesia berada di Natuna sebesar 51.46
TSCF atau Triliun Standard Cubic Feet. Sehingga, dapat diketahui total potensi cadangan gas
bumi Indonesia sebesar 157.14 TSCF dengan jumlah gas bumi yang diperkirakan dapat
diproduksi dari reservoir sebesar 108.40 TSCF sedangkan potensi cadangan gas bumi yang
diperkirakan terdapat pada reservoir hanya sebesar 48.74 TSCF.
IV. Penggunaan Gas Alam
saat ini penggunaan gas alam semakin meninggkat di tengah tengah krisisnya produksi minyak
bumi. Gas alam bisa menjadi sumber energi alternatif untuk digunakan dalam berbagai
keperluan, baik untuk perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan
gas alam selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan
gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Berikut adalah beberapa keuntungan dalam
penggunaan gas alam :
Ramah lingkungan dibandingkan minyak atau batubara.
Hal ini terutama karena fakta bahwa gas alam hanya memiliki satu karbon sehingga
menghasilkan emisi lebih sedikit. Dengan jumlah panas yang sama, gas alam
memancarkan karbon dioksida 30% lebih sedikit dari minyak yang terbakar dan 45%
lebih sedikit karbon dioksida dari pembakaran batu bara.
Murah (lebih murah daripada bensin) Oleh karena itu, biaya sangat efektif.
Dapat disimpan dengan aman.
Menghasilkan 60 sampai 90% lebih sedikit asap.
Karena proses pembakaran yang bersih, tidak menghasilkan abu setelah melepaskan
energi.
Dalam penggunaan gas alam, tentunya memiliki beberapa kekurangan sehingga
mempertimbangkan pengguna untuk memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa kekurangan gas
alam :
Salah satu kerugian dari gas alam yang sering dikreditkan sebagai keuntungan oleh para
ahli, adalah bahwa sumber daya energi tak terbarukan. Ketersediaan Itu adalah terbatas.
Kritik juga menunjukkan bahwa ekstraksi mereka menyisakan kawah besar di dalam
bumi.
Sangat volatile (sangat mudah terbakar) dan dapat berbahaya, jika ditangani
sembarangan.
Tidak berwarna, tidak berbau dan berasa yang membuat deteksi kebocoran yang sangat
sulit.
Di pipa gas, zat (berisi karbon monoksida) yang memiliki bau yang kuat ditambahkan
untuk membantu mendeteksi kebocoran. Namun, zat ini dapat berbahaya dan
menyebabkan kematian, pada kenyataannya, penggunaan gas alam adalah penyebab
paling umum kematian karbon monoksida.
Membangun dan mengelola pipa seperti banyak biaya.
V. Manfaat Gas Alam
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar
Gas alam sebagai bahan bakar yaitu digunakan sebagai bahan bakar untuk proses produksi
listrik, kendaraan, dan industri komersial.
Dalam contoh penggunaannya gas alam digunakan sebagai bahan bakar pembangkit contohnya
adalah Pembangkit Listrik Tenaga gas dan uap, dan bahan bakar industri ringan, menengah dan
berat, serta bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV).
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain
bensin atau solar. Di Indonesia, dikenal dengan CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan
bakar ini dianggap lebih bersih bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi
gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4)
yang diekstrak dari gas alam. LPG (liquified petroleum gas), adalah campuran dari berbagai
unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana
(C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
(C2H6) dan pentana (C5H12). Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar
alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus
dimodifikasi terlebih dahulu.
2. Gas alam sebagai bahan baku
Antara lain bahan baku biasanya digunakan di pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku
plastik LDPE (low density polyethylene), LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE
(high density polyethylen), PE (poly ethylene), PVC (poly vinyl chloride), C3 dan C4-nya untuk
LPG, CO2 nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang,
pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor
Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia yaitu LNG (Liquified
Natural Gas) atau gas alam cair.
Gas alam cair Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk
menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi
cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi
menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang
khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar,
membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika
memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat
ditransportasi oleh kendaraan LNG. Dibandingkan dengan minyak mentah, pasar gas alam cair
relative lebih kecil.
VI. Infrastruktur Gas Bumi
Infrastruktur gas bumi berupa jaringan transmisi dan distribusi. Jaringan transmisi gas
bumi yang sudah terinterkoneksi adalah Sumatera Bagian Tengah sampai ke Jawa Barat.
Jaringan transmisi pipa gas di Jawa Timur masih berdiri sendiri (belum terhubung dengan
Jawa Barat). Kapasitas angkut jaringan transmisi pipa gas dari Sumatera Bagian Tengah ke
Jawa Barat dapat mencapai 591 MMCFD dengan 2 jaringan pipa gas. Selain untuk
memenuhi kebutuhan domestik, gas bumi juga di ekspor melalui jaringan transmisi
Sumatera Tengah-Batam-Singapura, Natuna Barat-Malaysia, dan Natuna Barat-Singapura.
Selanjutnya, jaringan distribusi pipa gas bumi tersebar di wilayah pemasaran gas bumi, yaitu
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur,
Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Natuna Barat.
Infrastruktur pengolahan gas bumi yang lain adalah LNG Plant. LNG Plant berfungsi
untuk memisahkan gas bumi/metana dari etana, propana, butana, serta pengotor-pengotor
yang ada pada gas bumi. Indonesia memiliki dua buah LNG Plant, yaitu LNG Arun di Aceh
dan LNG Badak di Bontang. LNG Arun memiliki enam train dengan kapasitas produksi
12,85 juta metrik ton per tahun. LNG Badak terdiri dari delapan train dengan kapasitas
produksi 21,64 juta metrik ton per tahun.
Sebagai contoh Industri Energi Gas Alam di PT. badak di Bontang.
Sejarah singkat PT. Badak di Bontang.
1. Ditemukan cadangan gas alam yang besar di lapangan Badak, Kalimantan Timur oleh
HUFFCO.
2. HUFFCO menemukan >70 sumur gas yang keseluruhannya mengandung 6x1012 ft3.
3. PT Badak NGL didirikan pada tanggal 26 November 1974.
4. Mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG Bontang.
5. Kempemilikan saham PERTAMINA 55%, VICO 20%, JILCO 15% dan Total Indonesia
10%
Produksi LNG PT. Badak
Tahun Volume Muatan (m3) Pertumbuhan (%)
1999 40,429,603 -
2000 45,288,046 12.02
2001 47,373,936 4.61
2002 44,561,267 -5.94
2003 44,467,102 -0.21
2004 43,115,092 -0.34
Rata-rata Pertumbuhan 1.49
Proses pengolahan gas alam cair di PT. Badak
Penjelasan :
1. Plant 1 – gas purification
-Pemurnian gas dengan pemisahan kandungan CO2.
-Digunakan larutan Methyl De Ethanol Amine untuk pemisahan CO2.
-Proses ini mengurangi CO2 hingga 50 ppm.
2. Plant 2 – gas dehydration and mercury removal
-Pemisahan H2O dan Hg
-H2O akan menjadi padat (T <0 0C) dan menghambat proses pendinginan gas alam
selanjutnya.
-Hg pada gas alam jika terkena peralatan dari alumunium akan terbentuk amalgam
(korosi).
-Pemisahan H2O dengan cara absorbsi menggunakan molecullar sieve hingga H2O
maksimal 0,5 ppm.
-Pemisahan Hg dengan absorbsi senyawa belerang menggunakan molecullar sieve hingga
Hg maksimal 0,1 ppm.
3. Plant 3 – fractionation
- Proses pemisahan (fractination) gas alam dari fraksi berat ( C2, C3, C4).
- Fraksi berat yang terpisah kemudian dialirkan ke Deethanizer, Deprophanizer, dan
Debuthanizer.
- Fraksi ringan didinginkan hingga temperatur -50 0C dan selanjutnya diproses di plant 5.
4. Plant 4 – Refrigeration
Pendinginan Prophane
1. Prophane berubah fase menjadi gas setelah temperaturnya naik akibat mendinginkan gas
alam maupun MCR.
2. Prophane didinginkan oleh air laut.
Pendinginan MCR
1. Cairan MRC (campuran nitrogen, methane, prophane dan buthan) berubah fase manjadi
gas setelah temperatur naik akibat pendinginan gas alam.
2. MCR didinginkan oleh air laut.
5. Plant 5 – Liquefaction
1. Tahap pendinginan dan pencairan gas alam menggunakan Main Heat Exchanger..
2. Gas yang diproses pada tahap ini C1 didinginkan hingga temperatur -160 0C pada
tekanan atmosfer.
3. Gas cair dialirkan ke LNG Storage.
Proses produksi LPG
Fraksi berat dari Plant 3 dialirkan ke
1. Deethanizer
-Mengambil komponen C3+ dan memisahkan komponen ethana (C2) dari gas umpan.
-Faksinasi LPG berawal dari Deethanizer (De-C2) menuju Deprophanizer (De-C3).
2. Deprophanizer
-Memisahkan C3 dari umpan gas.
-Produk kolom atas berupa C3 menuju tangki penyimpanan propana.
-Produk kolom bawah berupa C4+ menuju unit Debuthanizer.
3. Debuthanizer.
-Menghasilkan butana pada bagian atas kolom.
-Menghasilkan kondensat pada bagian bawah kolom.