turbin gas makalah
DESCRIPTION
qwrieyb hwrkurwasra ali alnf jdvkdufw ;grelkg;oeri glkjgfd sgf sgkegakf al aiurhgaiurghf;vsfiv hfvu fagfdkv;f afhTRANSCRIPT
MAKALAH
TURBIN GAS
Oleh :
Ahmad Rapa’i 0815 021 020
Alfurkhan 0815 021 021
Yoga Pratama 0815 021 045
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSUTAS LAMPUNG
2012
MOTOR ROKET
A. Pendahuluan
Ada banyak jenis motor roket, tergantung kepada energi atau daya
yang digunakan sebagai penghasil gaya dorong, antara lain :
1. Nuklir
2. Listrik
a. ion
b. Elekto Thermal
c. Magneto Plasma
3. Surya ( radiasi surya / solar radiation )
4. Kimia
a. Propelan padat
b. Propelan cair
c. Hibrida
Berikut gambar dari beberapa jenis motor roket di atas :
Gambar motor roket fisi nuklir dengan pemenasan secara langsung
Gambar Motor roket ion.
Gambar Motor Elekto thermal
Gambar Motor Roket Padat
Gambar Motor Roket Cair
Gambar Motor Roket Hibrida
Gambar perbandingan karakteristik beberapa jenis motor roket
Parameter-parameter penting dalam motor roket :
1. Gaya dorong
F = mCj + (Pj – Po)Aj
dimana
m = laju aliran massa propelan yaitu bahan bakar dan oksidator
Untuk nosel dengan ekspansi optimum, Pj – Po sehingga persamaan di atas
menjadi :
F = mCj
Sedangkan daya dorong
Nf = Fco
Sehingga efisiensi propulsi menjadi
ɳf = FCo
FCo+m2
(Cj−Co)2
2. Impuls total dan impuls spesifik
Impuls toatal adalah :
Ito = ∫o
t
Fdt
Impuls spesifik adlah :
Isp = ∫
o
t
Fdt
g0∫mdt
= I¿
G
dimana
go = percepatan gravitasi di permukaan laut ( go = 9,8066 m/s2 )
G = mgo = berat propelan yang terbakar
Isp = ⌊ Ns3
Kg .m⌋
Isp menunjukkan prrestasi propelan makin tinggi makin baik
Isp = F
mgo
3. Aliran melalui nosel
Cj = √2 (hc−hj )+C c2
atau
Cj = √ 2kk−1
R T c [1−( pjpc )
k−1k ]
atau
Cj=√ 2 kk−1
RM
T c [1−( pjpc )
k−1k ]
dimana
R = konstanta gas universal = 8314,3 j/kmolK
M = berat molekul dari gas yang bereaksi (propelan)
k = Cp/Cv
Tc = temperatur gas dalam ruang bakar
Pc = tekanan ruang bakar
Pj = tekanan gas keluar nosel
Cc = kecepatan gas masuk nosel
Ukuran nosel dapat terlalu panjang sehingga terlalu besar dan berat. Karena itu
seringkali ekspansi dibuat tidak sempurna karena nosel harus dipotong. Jika Pj
= Po = tekanan sekitar, nosel dinamai terekspansi optimum (optimum
expanded); jika Pj > Po nosel dinamai terekspansi kurang (under
expanded); jika Pj < Po nosel dinamai terekspansi lebih (over expanded).
Kedua hal tersebut terakhir tentu tidak menguntungkan ditinjau dari segi
pemanfaatan energi tetapi dianggap lebih baik karena lebih praktis serta dapat
mengurangi berat dan tahanan pada pesawat Usaha untuk memperoleh nosel
yang lebih pendek dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk genta sebagai
pengganti kerucut, seperti terlihat pada Gambar berikut
gambar Beberapa konfigurasi nosel
Beberpa peyimpangan dari kondisi ideal. Jika aliran massa sebenarnya lebih besar
dari pada dalam teori, maka hal tersebut dapat disebabkan karena :
1. Berat molekul gas naik sedikit sepanjang aliran dalam nossel sehingga massa
jenisnya juga berubah.
2. Adanya perpindahan panas melalui dinding ruang bakar dan nossel, hal ini
mengurangi temperatur sehingga massa jenis dan laju aliran massanya naik.
3. Panas spesifik dan sifat gas yang berubah sehingga memperbesar laju aliran
massa, atau faktor koreksi aliran massa.
4. Pembakaran tidak sempurna menyebabkan kenaikan massa jenis dari gas
pembakaran.
B. Motor Roket Padat
Dibandingkan dengan motor roket cair, motor rakit sangat sederhana. Propelan padat
terdapat di dalam ruang bakar dan akan terbakar jija dinyalakan ole penyala.
Kecepatan pembakaran, laju aliran massa, Pc dan Tc yang terjadi boleh dikatakan
ditentukan oleh rancangan atau konpigurasi batang propelan serta luas penampang
kerongkongan nosel. Pembakaran berlangsung habis terbakar, tetapi fungsinya dapat
dihentikan dengan membuka ruang bakar (membuka jatup buang jika ada) sehingga
tekanannya turun dan tidak menghasilkan gaya dorong yang diperlukan.
Motor roket digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya :
1. Pendorong roket penelitian (roket penelitian cuaca, sounding rocket)ist
2. Pembantu tinggal landas pesawat terbang (airplane ass take off)
3. Retroroket
4. Peluncur wahana antariksa
5. Peluru kendali (ballistic missile) dll.
1. Propelan dan konfigurasi propelan
Propelan adalah gabungan bahan bakar (fuel) dan oksidator(oxidizer) dimana
komposisi utamanya adalah :
Bahan bakar ( fuel )
Oksidator ( oxidizer )
Perekat ( binder )
Propelan dipasang di dalam ruang bakar dengan dua cara yaitu :
Batang propelan dipasang melekat pada dinding dalam ruang bakar, dengan
cara merekatkan batang propelan pada dinding maupun mengecorkan
propelan ke dalam ruang bakar.
Batang-batang propelan dipasang terpisah dari dinding ruang bakar. Batang-
batang propelan tersebut baru dipasang ketika motor roket hendak digunakan.
Konfigurasi batang propelan adalah bentuk atau geometrimdari permukaan bakar
awal dari propelan dimana batang propelan dengan pembakaran netral ( neutral
burning ) menghasilkan gaya dorong yang konstan selama pembakaran berlangsung,
pembakaran progresif ( progressive burning ) gaya dorong yang dihasilkan
cenderung naik seiring berjalannya waktu, dan pembakaran regresif ( regressive
burning ) gaya dorong yang dihasilkan cenderung turun seiring berjalannya waktu.
Seperti gambar di bawah ini.
Gambar Karakteristik gaya dorong sesuai dengan konfigurasi propelan.
Beberapa konfigurasi batang propelan di tunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar Skema konfigurasi propelan batang propelan
Setiap jenis propelan memiliki sifat yang khas dan terbakar dengan kecepatan
pembakaran, r, yang berbeda. Dalam hal ini kecepatan pembakaran dapat dinyatakan
sebagai :
r = apcn
dimana :
r = kecepatan pembakaran dalam (in/s atau cm/s)
a = konstanta empirik yang dipengaruhi oleh temperatur batang propelan
Pc = tekanan ruang bakar (Psi atau kg/cm2
n = indeks pembakaran (combustion index); n harus lebih kecil dari satu untuk
memungkinkan pembakaran yang stabil
Kecepatan pembakaran, r, tergantung dari jenis dan komposisi propelen serta dapat
diperbesar dengan cara :
1. Menambah katalisator kecepatan pembakaran
2. Mengurangi partikel oksidator
3. Menambah persentase oksidator
4. Menggunakan perekat (binder) dengan panas pembakaran yang lebih tinggi
5. Menggunakan kawat logam dalam propelan
Penetapan kecepatan pembakaran, r, dilakukan dengan melakukan dengan
menggunakan pembakar Crawford standar (Crowford strand-burner). Pada dasarnya
propelan padatdigolongkan dalam tiga jenis, yaitu :
1. Komposit
Campuran heterogen (fisikal) dari serbuk logam (bahan bakar) oksidator
(oxidizer) kristalin, dan perekat (binder) polimer.
2. Basis-ganda
Campuran homogen (koloidal0 dari dua bahan peledak (biasanya dari
nitrogeselin dan nitroselulose) dan sedikit zat tambahan (adiktif)
3. Kombinasi propelan komposit dan basis-ganda (CMDB)
Walaupun kecepatam pembakarn dapat diperoleh dari pengukuran dalam ruang bakar
Crawford, namun kecepatan pembakaran dalam ruang bakar motor roket sebenarnya
juga dipengaruhi :
a. Tekanan ruang bakar
b. Tempertur awal dari propelan
c. Temperatus gas pembakaran
d. Kecepatan gas sejajar dengan permukaan bakar
e. Gerakan motor (akselerasi atau pun berputar)
Dengan hal ini laju aliran massa atau pembangkitan massa gas pembakaran (untuk
pembakaran stabil) adalah :
M = ρp Ab r
Dimana :
Ab = Luas permukaan pembakaran dari batang propelan
Ρp = massa jenis propelan batang propelan
r = kecepatan pembakaran (cm/s)
2. Kontruksi motor dan komponen utama
1. Ruang bakar
Ruang bakar merupakan tempat dimana propelan terbakar. Oleh karena itu harus
kuat dan mampu memenuhi fungsinya selama motor roket beroperasi.
Gambar motor roket propelan padat
Untuk ruang bakar berbentuk selinder biasanya digunakan perbandingan
panjang terhadap diameter, L/D, antara 2 samapai 5 untuk memperoleh fraksi
massa propelan yang paling baik,
Rm = m p
mo
Rm = mo−mf
mo =
m p
m p+mo
Dimana
mp = massa propelan
mf = massaperangkat keras yang berkaitan dengan sistem propulsi
mo = mp + mo
dalam sistem propulsi roket termasuk massa motor, tangki, nosel dan pipa pipa.
Rm yang besar menunjukkan mutu dari rancangan yang baik , jadi yang besar
lebih dikehendaki. Untuk motor roket padat Rm berkisar antara 0.70 – 0.95.
Material ruang bakar juga bermacam-macam, dapat dibuat dari baja dan paduan
titanium sampai bahan organik. Untuk keperluan penerbangan memang
diperlukan bahan yang kuat tetapi ningan. Beberapa sifat material tersebut
ditunjukkan pada Tabel di bawah ini
Tegangan yang terjadi pada dinding ruang bakar (silinder berdinding tipis),
sebagai akibat dan tekanan gas di dalam ruang bakar, dapat diperkirakan
sebagai:
σL = pRt
σϴ = 2σL = 2 pR
t
dimana
σL = tegangan longitudinal
σϴ = tegangan tangen sial
p = tekanan ruang bakar
R = jari-jari ruang bakar
t = tebal dinding ruang bakar
Jadi tekana ruang bakar akan mengakibatkan pengembangan ruang bakar, baik
memanjang maupun kearah radial. Dengan demikian perpanjangan ke arah
aksial dapat dihitung dengan persamaan :
∆L = pLD4 Et
(1−2Ʋ) = σL(1-2Ʋ ¿
Dan arah radial
∆t = PD2
4 Et (1−Ʋ2 )=σ ϴ
2 E(1−Ʋ
2)
dimana
E = modulus elastisitas
Ʋ = poisson rasio (baja = 0,3)
Diantara propelan dan dinding-dalam ruang bakar biasanya dipasang isolator
panas untuk melindungi dinding ruang bakar dari panas gas pembakaran. Motor
roket padat tidak menggunakan pendinginruang bakar, karena itu waktu
operasinya (pembakarannya) tidak lama seperti motor roket cair dan keterbatasan
ukuran ruang bakar sehingga massa propelan yang dapat dibawa juga terbatas.
b. Nosel
Nosel berfungsi mengekspansikan fluida kerja tersebut sehingga mencapai
kecepatan jet yang setinggi-tingginya. Dalam hal ini kerongkongan merupakan
bagian nosel yang kritis, dimana bilangan Mach sama dengan satu dan intensitas
laju aliran massa (m/Akr) mencapai harga maksimum. Oleh karena itu bagian ini
cenderung dikenai erosi sehingga harus dibuat dari material yang kuat. Hal ini
penting supaya Akr tidak berubah selama operasinya, apalagi karena gas yang
mengalir bertemperatur tinggi. Selain itu seringkali juga digunakan propelan yang
mengandung serbuk logam. Walaupun demikian erosi, baik mekanis maupun
kimiawi, akan terjadi. Sebagai pegangan, untuk motor roket padat, erosi yang
menyebabkan pembesaran luas kerongkongan nosel tidak lebih dari 5% masih
dapat diterima.
Gambar material nosel motor roket padat dan fungsinya
Gambar perbandingan sifat pirolitik dan grafit cetak
c. Penyala
Penyala berfungsi menyalakan propelan sehingga semua permukaan propelan
menyala dan menghasilkan gas pembakaran yang bertekanan dan bertemperatur
sesuai dengan yangdirencanakan.
lain :
Tahap 1, waktu kelambatan penyalaan (ignition time lag), yaitu waktu antara
penerimaan sinyal penyalaan pada penyala (igniter) sampai saat terbakarnya
bagian pertama dari permukaan bakar.
Tahap 2, waktu penyebaran nyala (flame – spreading interval), yaitu waktu
yang diperlukan untuk menyalakan seluruh permukaan propelan,terhitung
dari penyalaan permukaan propelan yang pertama pada tahap 1.
Tahap 3, waktu pengisian ruang bakar (chamber – filling interval), yaitu
waktu yang diperlukan untuk mengisi ruang bakar sehingga terjadi aliran
massa propelan yang setimbang dan stabil.
Kemudahan penyalaan propelan tergantung faktor, antara lain :
1. Ramuan dan struktur batang propelan
2. Temperatur batang propelan
3. Tekanan awal ruang bakar
4. Umur propelan
5. Kekasaran permukaan bakar
6. Kecocokan antara penyala dan permukaan propelan serta perpindahan
panasnya.
Ada beberapa macam penyalaan yang lazim digunakan pada motor roket padat, yaitu
;
1. Piroteknik
2. listrik
3. obor
4. hipergolik
5. katalisator
Namun yang banyak dipakai adalah jenis nyala piroteknik, piroteknik adalah penyala
yang menggunakan zat peledak padat, atau bahan energetik yang dapat berupa bahan
propelan padat sebagai bahan penghasil panas.
Menurut G.P. Sutton, untuk motor roket padat (yang menggunakan propelan AL-
NH4Clo4), massa isi utama penyala dapat ditentukan dengan persamaan :
Mign = 0,5 (V cf )0,7
dimana
Mign = isi penyala dalam gram
Vcf = volume rongga bebas dalam cm2 atau volume rogga yang tidak terisi
propelan
3. Karakteristik , Stabilitas Penyimpangan Propelan da Gas Buang
Dari persamaan kontinuitas, massa gasdihasikan dari pembakaran harus sama
dengan massa gas yang mengalir keluar nosel ditambah laju akumulasi massa gas di
dalam ruang bakar
ρpAbr = m + d ( ρv vc )
dt
dimana
Ab = luas permukaan bakar
Vc = Volume rongga bakar
r = kecepatan pembakaran
ρp = massa jenis propelan
ρc = massa jenis pembakaran
m = laju aliran massa gas keluar nosel
Parameter yang berpengaruh terhadap kecepatan pembakaran dan laju aliran massa
gas pembakaran dinami sifat balistik internal, yaitu ;
1. r = apcn = kecepatan pembakaran
2. KA = Ab
Akr
3. σb = ( δln pc
δT )pc
= 1r ( δ pc
δT )K A
= Kepekatan temperatur dari kecepatan pembakaran
= Persen perubahan kecepatan pembakaran per derajat
perubahan temperataur propelan pada suatu harga tekenen ruang
bakar tertentu. σb dihitung dari data pengujian ruang bakar crawford
= 0,08 – 0,8%¿℉
4. π K = ( δln pc
δT )K A
= =1c ( δ pc
δT )K A
= Kepekatan temperatur dari tekanan
= Persen perubahan tekanan ruang bakar per derajat
perubahan temperataur propelan pada suatu harga KA tertentu. π K
dihitung dari data pengujian motor roket skala kecil.
= 0,12 – 0,50%℉
Selain faktor di atas faktor yang berpengaruh terhadap pembakaran erosi adalah
parameter Ap/Akr, dimana Ap adalah luas penampang rongga yang dilalui aliran
massa gas pembakaran ke nosel, selain itu juga faktor yang mempengaruhi kecepatan
pembakaran adalah apabila ruang bakar diputar pada sumbu longitudinal (diperlukan
untuk penerbangan dengan stabilitasi spin) dan akselerasi yang tinggi seperti pada
roket anti peluru kendali.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan :
1. Instalasi pembuatan
2. Teknik pengangkutan dan perlakuannya
3. Fasilitas penyimpanan dan fasilitas peluncuran
Gas buang motor roket baik cair maupun padat yang harus diperhatikan adalah:
1. Sifat racun
2. Suara
3. Asap
4. Kondensasi uap
5. Panas dan hembusan
6. Pengotoran permukaan pesawat antariksa
7. Ganguan atau pelemahan sinyal komunikasi
8. Reflektivitas radar
9. Radiasi
C. Motor Roket Cair
Berbeda dengan motor roket padat, pada mtor roket padat cair propelan yng terdiri
dari bahan bakar dan oksidator disimpan di dalam tangki masing-masing diluar
ruang bakar.Pendinginan motor roket diperlukan untuk memungkinkan waktu
operasi (pembakaran) yang panjang. Ukuran motor roket cair juga dapat dibuat
kecil karena propelan, selain cair, tidak disimpan didalam ruang bakar. Dengan
demikian maka motor roket cair dapat dimatikan dan diljalankan kembali. Jikalau
waktu operasi (pembakaran) propelan jauh relatif lebih panjang dibandingkan
motorroket padat, namun, waktu operasi motor tergantung dari jumlah propelan
yang dibawa.
D. Propelan dan Sistem Penyalaan
Pada sistem penyaluran tekanan gas diperlukan tangki gas tekan yang dilengkapi
dengan katup pengatur tekanan. Tekanan gas yang diberikan pada tangki propelan
disesuaikan dengan laju aliran massa serta perbandingan campuran yang diinginkan.
Sistem penyaluran dengan tekanan gas sangat sederhana tetapi terpercaya. Namun,
tidak untuk motor roket dengan gaya dorong yang besar dan waktu operasi yang
panjang. Walaupun tangki-tangki gas dan propelan harus tahan tekanan tinggi,
sehingga relatif lebih berat, tetapi secara keseluruhan beratnya lebih ringan daripada
motor roket cair dengan sistem turbopompa. Pada sistem ini dikenal siklus terbuka
dan siklus tertutup. Pada siklus terbuka gas buang dari turbin diekspansikan langsung
mellui noselnya sendiri(khusus) atau nosel motor roket dan selanjutnya dibuang ke
sekitarnya.
Pada siklus tertutup, gas buang yang keluar dari turbin langsung dimasukkan kedalam
ruang bakar motor roket, sehingga prestasi motor sedikit lebih tinggi, kira-kira
dengan 1-5% lebih tinggi, daripada sistem turbopompa dengan siklus terbuka.
Pembakara dalam pembangkit gas tidak mengunakan perbandingan campuran
propelan yang sama dengan Rp pada ruang baka motor roket. Propelan yang
digunakan kira-kira 1-5% massa propelan untuk motor roket. Pada siklus
pengeluaran pendinginan digunakan uap pendinginan motor (bahan Bakar) sebagai
fluida kerja turbin. Uap tersebut diambil dari bagian terakhir saluran bahan bakar
yang akan memasuki kepala injektor. Selain itu adapula propelan yang digolongkan
sebagai hipergolik yaitu propelan yang dapat menyala sendiri apabila dipertemukan.
Dengan demikian desain sistem propulsi menjadi lebih sederhana krena tidak
memerlukan sistem penyalaan. Untuk propelan yang tidak hipergolik yaitu propelan
yang dapat menyala sendiri apabila dipertemukan. Dengan demikian desain sistem
propulsi menjadi lebih sederhana karena tidak memerlukan sistem penyalaan.
E. Konstruksi Motor dan Komponen Utama
Disini hanya akan diberikan penjelasan tentang bagian-bagian yang penting, antara
lain :
1. Ruang bakar
2. Kepala penyemprot dan
3. Nossel.
F. Ruang Bakar dan Nosel
Ruang bakar merupakan tempat dimana propelan dibakar dan menghasilkan gas
panas bertemperatur dan bertekanan tinggi. Proses pembakaran harus diusahakn
terjadi di dalam ruang bakar, bukan ditampat lain. Proses pembakaran berlangsung
pada tekanan konstan, dan apabila ada perbedaan tekanan antara bagian dekat pada
kepala penyemprot dan bagian masuk nosel hendaknya juga kecil. Untuk
memungkinkan waktu operasi yang panjang maka ruang bakar (dan juga nosel) harus
didinginkan.
Ruang bakar dibuat dari material yang kuat dan tahan temperatur tinggi, juga tahan
terhadap korosi dan erosi. Bentuk yang paling sesuai adalah silinder dengan ukuran
yang ditatapkan berdasarkan panjang karakteristik ruang bakar. Konstruksi ruang
bakar motor roket cair lebih rumit dibanding motor rokt padat. Untuk memungkinkan
pendinginan, motor roket biasanya dibuat berbanding ganda, dinding dalam dan
dinding luar. Tekan gas pembakaran turun sepanjang aliran nosel, sedangkan fluida
pendingin masuk pada bagian keluar dari nosel pada tekanan tinggi, untuk mengatasi
hambatan aliran menuju kepala penyemprot melalui saluran antara dinding luar dan
dinding dalam. Dengan adanya hambatan tersebut tekanan fluida pendingin pada
bagian dekat kepala penyemprot berkurang sekitar 5-25% tekanan ruang bakar.
Dalam hal ini kecepatan fluida pendingin mengalir dengan kecepatan kira-kira antara
3-10 m/s, sedangakan di daerah nosel dan sekitarnya 6-25m/s.
G. Tangki Propelan
Meskipun mengandung bagian-bagian yang bergerak tetapi tangki harus dibuat kuat
dan aman serta ringan. Tangki dilengkapi dengan katup baik untuk mengisi maupun
untuk mengeluarkan propelan dan pipa-pipa yang harus tahan terhadap tekanan
tinggi dan getaran disambung dengan baik. Peletakan tangki bukan saja akan
mempengaruhi konstruksi dan presyasi pesawat antariksa, tetapi juga pergeseran atau
prubahan titik berat selama waktu operasinya. Pada dasarnya tidak semua tangki
propelan cair bertekanan tinggi tangki propelan pada sistem penyaluran dengan
turbopompa tidak memerlukan tekanan tinggi. Barangkali hanya bertekanan 1-3 atm,
sedangkan tangki propelan pada sistem penyaluran tekanan gas mungkin
memerlukan tekanan 20-50 atm, dalam hal tersebut tangki gas tekan dapat
bertekanan antara 70-300 atm. Bagi tangki propelan cair, tangki tidak boleh diisi
penuh melainkan harus disisakan rongga yang diperlukan propelan cair untuk
mengembang apabila dikenai panas, dan menampung uap yang dapat terjadi karena
berbagai sebab.
H. Penyemprot Propelan
Penyemprot berfungsi memasukkan kedalam dan menakar serta mengabutkan dan
mencampur propelan didalam ruang bakar supaya terjadi pembakaran sebaik-baiknya
sesuai dengan yang direncanakan. Motor roket cair biasanya menggunakan
penyemprot dari jenis arus bertumbkan (impinging-stream-type) untuk memudahkan
pencampurannya, meskipun demikian ada juga yang menggunakan jenis tanpa
tumbukan (non impinging) sehingga arus oksidator dan bahan bakar adalah paralel
serta tegak lurus permukaan kepala oenyemprot, dalam hal tersebut terakhir proses
pencampurannya tergantung dari turbulensi dan difusi dari kedua arus tersebut.
I. Karakteristik
Pada motor roket cair penakaran laju aliran massa propelan dapat dilakukan dengan
mudah, sedangkan besarnya gaya dorong juga dapat diukur karena tidak tergantung
dari kecepatan terbang pesawat. Untuk motor roket cair Isp dapat mencapai 360 s di
permukaan laut, sedangkan pada altitud penerbangannya dapat mencapai 450 s.
Motor roket utama Space Shuttle dapat mencapai waktu operasi kontiniu selama 480
s dan secara komulatif dapat mencapai 7,5 jam.
Gaya dorong untuk orbiter mungkin disekitar 1800kN saja. Sistem propulsi roket
dapat disusun merupakan gabungan dari beberapa roket sejenis atau gabungan dari
roket cair dan motor roket padat. Sebuah motor roket padat untuk buster dapat
menghasilkan gaya dorong disekitar 24000kN. Dalam penerbangannya motor roket
dan perlengkapan yang tidak berfungsi lagi ditanggalkan dari pesawat agar tidak
menjadi beban. Hal ini merupakan alasan utama yang mendasari penggunaan sistem
propulsi roket bertingkat ganda.