makalah sgd ikd 2

72
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Perkembangan berbagai konsep dan teori dalam keperawatan berlandaskan kerangka konsep yang merupakan pandangan dan keyakinan keperawatan, yaitu pandangan tentang keperawatan sebagai suatu kegiatan, manusia sebagai klien, kesehatan serta lingkungan dari klien dan perawat yang kemudian dikenal sebagai paradigm keperawatan. Paradigma keperawatan dengan empat komponen esensialnya, memberikan informasi tentang lingkup cakupan dan batasan, esensi serta tujuan dan kemanfaatan dari perkembangan profesi keperawatan. Dengan perkataan lain paradigm keperawatan memberikan arah dalam perkembangan keperawatan sebagai profesi. Adanya perbedaan diantara berbagai teori keperawatan yang ada, terjadi hanya karena perbedaan dalam penekanan pada salah satu komponen paradigm, yaitu dalam cara pandang hubungan antar komponen, yaitu 1

Upload: yopi-juliantara

Post on 08-Aug-2015

100 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SGD IKD 2

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Perkembangan berbagai konsep dan teori dalam keperawatan berlandaskan

kerangka konsep yang merupakan pandangan dan keyakinan keperawatan, yaitu

pandangan tentang keperawatan sebagai suatu kegiatan, manusia sebagai klien,

kesehatan serta lingkungan dari klien dan perawat yang kemudian dikenal sebagai

paradigm keperawatan.

Paradigma keperawatan dengan empat komponen esensialnya,

memberikan informasi tentang lingkup cakupan dan batasan, esensi serta tujuan

dan kemanfaatan dari perkembangan profesi keperawatan. Dengan perkataan lain

paradigm keperawatan memberikan arah dalam perkembangan keperawatan

sebagai profesi. Adanya perbedaan diantara berbagai teori keperawatan yang ada,

terjadi hanya karena perbedaan dalam penekanan pada salah satu komponen

paradigm, yaitu dalam cara pandang hubungan antar komponen, yaitu komponen

manusia/klien, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta

keperawatan sebagai bentuk pelayanan atau asuhan.

1

Page 2: MAKALAH SGD IKD 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI MODEL KEPERAWATAN

1. Perkembangan Teori Keperawatan

“Era modern” keperawatan ialah era perkembangan sistematik dari

keperawatan menuju kepada keperawatan sebagai profesi, bermula dari

pandangan dan pernyataan dari Florence Nightingale yang mempunyai visi yang

sangat maju tentang keperawatan. Dalam perkembangan teori keperawatan

selanjutnya, muncul nama-nama besar ilmuwan keperawatan yang memberikan

sumbangan yang sangat bermakna dalam perkembangan keperawatan.

a. Hildegard E. Peplau (1952)

Teori yang dikembangkannya, yaitu keperawatan psikodinamik yang

dipengaruhi oleh model hubungan interpersonal, khususnya model psikoanalitik.

Ia melihat bahwa keperawatan adalah suatu profesi interpersonal yang bersifat

terapeutik (significant therapeutic interpersonal process). Peplau mendefinisikan

model keperawatan psikodinamiknya sebagai berikut: “Psychodynamic nursing is

being able to understand one’s own behavior to help others identify felt

difficulties, and to apply principles of human relations to the problems that arise

at all levels of experience”.

Menurut Peplau, keperawatan adalah therapeutic yang mempunyai seni

penyembuhan dalam membantu orang yang sakit atau orang yang membutuhkan

perawatan kesehatan. Keperawatan dapat dianggap sebagai proses interpersonal

sebab melibatkan interaksi antara 2 atau lebih individu dengan tujuan tertentu.

2

Page 3: MAKALAH SGD IKD 2

Peplau mengenali 4 fase dalam hubungan interpersonal perawat-klien

meliputi:

1. Fase Orientasi

Fokusnya adalah fase menentukan atau menemukan masalah. Pertama kali

perawat dan pasien bertemu masih sebagai orang yang asing satu sama lain,

pasien dan keluarganya memiliki perasaan butuh bantuan professional walaupun

kebutuhan ini kadang-kadang tidak dapat dikenali atau dimengerti oleh mereka.

Pada fase ini paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi

dengan pasien dan keluarganya dalam menganalisis situasi yang kemudian

bersama-sama mengenali, memperjelas dan menentukan masalah yang ada.

Setelah masalahnya diketahui, diambil keputusan bersama untuk menentukan tipe

atau jenis bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk

klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan.

2. Fase Identifikasi

Fase ini fokusnya memilih bantuan professional yang sesuai. Pada fase ini pasien

merespon secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya,

setiap pasien mempunyai respons yang berbeda-beda pada fase ini. Respons

pasien terhadap keperawatan adalah: berpatisipasi dan interdependen dengan

perawat, otonomi dan independen dari perawat, pasif dan dependen pada perawat.

3. Fase Eksploitasi

Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan professional untuk alternative

pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan

dari pasien, pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan

3

Page 4: MAKALAH SGD IKD 2

pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima informasi-informasi yang

diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin berdiskusi atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan penjelasan-

penjelasan dari perawat dan sebagainya.

4. Fase Resolusi

Fokusnya adalah mengakhiri hubungan professional. Pasien dan perawat dalam

fase ini perlu untuk mengakhiri hubungan terapeutik mereka.

Empat konsep mayor dari teori Peplau:

1) Manusia. Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan

yang tidak stabil.

2) Lingkungan. Lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam konteks

kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan.

3) Keperawatan. Keperawatan adalah alat pendidikan yang kekuatannya

bertujuan untuk mendukung kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung,

produktivitas dan sikap individual dari kehidupan masyarakat.

4) Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif

individu dan proses makhluk lain secara terus-menerus dalam kelangsungan

kreativitas, produktivitas dan sikap individual dari kehidupan masyarakat.

b. Florence Nightingale (1959)

Nightingale sebagai pioneer era modern dalam pengembangan

keperawatan, mengembangkan teori keperawatan yang sangat dipengaruhi oleh

pandangan filosofinya tentang interaksi manusia atau klien dengan

lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses penggantian atau perbaikan.

Upaya membantu proses perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan

4

Page 5: MAKALAH SGD IKD 2

manipulasi lingkungan eksternal. Manusia mempunyai kemampuan alamiah

terhadap proses penyembuhan.

c. Faye G. Abdellah (1960)

Abdella mendefinisikan keperawatan sebagai pelayanan kepada individu

dan keluarga serta masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan

yang membentuk atau menciptakan sikap dan kemampuan intelektual serta

keterampilan teknik dari individu sehingga mempunyai keinginan yang dalam dan

kemampuan untuk menolong manusia, baik sakit maupun sehat agar mampu

menangani kebutuhan kesehatan.

d. Ida Jean Orlando (1961)

Ia menggunakan hubungan interpersonal sebagai landasan teorinya.

Perhatian utamanya adalah sifat unik dari setiap individu/klien, yaitu ekspresi

klien, baik verbal maupun non verbal, menunjukkan/mengisyaratkan kebutuhan.

Kegiatan atau tindakan keperawatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien.

Teori keperawatan Orlando yang dikenal sebagai “disciplined professional

respons theory”, menekankan pada hubungan timbal balik (reciprocal

relationship) antara perawat dan pasien.

e. Ernestine Wiedenbach (1964)

Perhatian utamanya adalah kepada aspek kiat atau aspek praktik dari

keperawatan. Menurut Wiedenbach keperawatan klinik mempunyai empat

komponen, yaitu filsafat (phisolophy), kemanfaatan/kegunaan (purpose), praktik,

dan kiat (art). Pandangan ini yang melandasi pendapatnya bahwa pada praktik

keperawatan terdapat tiga komponen yaitu:

1. Mengidentifikasikan kebutuhan klien.

5

Page 6: MAKALAH SGD IKD 2

2. Melaksanakan bantuan yang diperlukan, dan

3. Mengevaluasi dan melaksanakan (mensahkan) bahwa bantuan yang

diberikan memang bermanfaat.

Teori keperawatan dari Wiedenbach ini kemudian dikenal sebagai “the helping art

of clinical nursing”.

f. Virginia Henderson (1966)

Teori Henderson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya,

yaitu bahwa jasmani dan rohani tidak dapat dipisahkan. Menurut pendapat

Henderson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama.

Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan

dasar.

Virginia Henderson (1966) mengidentifikasikan 14 komponen dalam asuhan

keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas

dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang; perawat membantunya dengan

fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga memungkinkan ia melakukan

hal-hal berikut ini.

1. Bernafas normal

2. Minum dan makan secukupnya

3. Eliminasi melalui berbagai cara eliminasi

4. Bergerak dan menjaga sikap atau memelihara postur tubuh yang

menyenangkan.

5. Tidur dan istirahat

6. Memilih pakaian yang sesuai, berpakaian dan tidak berpakaian.

6

Page 7: MAKALAH SGD IKD 2

7. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal melalui penyesuaian

pakaian dan memodifikasi lingkungan.

8. Menjaga tubuh bersih, terawat baik, dan melindungi kulit.

9. Menghindari bahaya dilingkungan dan menghindari membahayakan orang

lain.

10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,

kebutuhan, kecemasan, dan lain sebagainya.

11. Mengerjakan sesuatu yang memberikan perasaan menyelesaikan sesuatu.

12. Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan.

13. Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.

14. Belajar menemukan atau memenuhi rasa ingin tahu yang menuju kepada

pertumbuhan normal dan sehat.

Klien/pasien dilihat sebagai individu yang memerlukan bantuan menuju

kemandiriannya, dan asuhan keperawatan bertujuan memandirikan klien atau

pasien.

Keperawatan terutama membantu individu sakit atau sehat, di dalam

melaksanakan aktivitas yang menunjang kesehatan atau penyembuhannya yang

akan dilakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan atau

pengetahuan yang diperlukan, kontribusi keperawatan yang unik membantu

individu agar tidak bergantung pada bantuan.

g. Mira Estrin Levine (1967)

Levine melihat individu sebagai mahluk utuh yang memiliki kemampuan

merespons secara organismic sebagai upaya mengadaptasi diri terhadap

lingkungan. Menurut pandangannya, intervensi keperawatan adalah bantuan

7

Page 8: MAKALAH SGD IKD 2

terhadap klien secara holistic dan merupakan pusat kegiatan keperawatan,

mempercepat proses adaptasi yang turut berperan dalam proses penyembuhan dan

pemulihan kesehatan.

Pada tahun 1973, ia mengemukakan 4 prinsip konservasi, yaitu:

1. Conservation of energy

2. Conservation of structural integrity

3. Conservation of personal integrity, dan

4. Conservation of social integrity

h. Martha E. Roger

Pandangan Roger dalam pengembangan teori keperawatan banyak

dipengaruhi oleh teori system dan teori medan energy. Manusia sebagai system

terbuka secara kontinu mengadakan interaksi dengan lingkungan. Manusia dilihat

sebagai medan energy dengan lima karakteristiknya yang merupakan landasan

dibangunnya prinsip kesatuan dalam keperawatan, yaitu kesatuan utuh,

keterbukaan, kesatuan arah, pola dan organisasi, dan kemampuan

mempersepsikan. Teorinya dikenal sebagai “unitary human beigs theory”.

Lima asumsi yang mendasar teori Roger, adalah sebagai berikut:

1. Manusia adalah kesatuan yang utuh; masing-masing mempunyai sifat dan

karakter yang berbeda serta mempunyai proses hidup yang dinamis.

2. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan; manusia adalah system

terbuka, ia akan memengaruhi dan dipengaruhi lingkungan sekitarnya.

3. Proses kehidupan manusia berjalan lambat, tidak dapat diubah dan tidak

terarah, jalan hidup tiap individu berbeda.

8

Page 9: MAKALAH SGD IKD 2

4. Identitas individu merupakan gambaran dari seluruh proses kehidupannya

sehingga perkembangan manusia dapat dilihat dari tingkah lakunya.

5. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya sendiri.

Empat Konsep mayor dari Teori Roger:

1) Manusia. Manusia adalah suatu unit manusia secara terus-menerus saling

tukar-menukar energy dengan lingkungannya. Proses kehidupan manusia

berkembang dan tidak kembali, berlangsung lama dan terus-menerus, manusia

mempunyai kemampuan mengabstrasikan imajinatif, berbahasa, berpikir, sensasi

dan emosi.

2) Lingkungan. Lingkungan adalah semua pola yang ada di luar individu,

individu dan lingkungan membentuk system terbuka.

3) Keperawatan. Keperawatan adalah ilmu dan seni yang humanistic dan

humanitarian.

4) Kesehatan. Roger mengatakan bahwa ia memandang kesehatan sebagai

suatu nilai yang sangat penting.

i. Dorothea E. orem (1971)

Orem melihat individu sebagai suatu kesatuan utuh yang terdiri atas suatu

yang bersifat fisik, psikologik dan social, dengan derajat kemampuan mengasuh

diri sendiri (self care ability) yang berbeda-beda. Berdasarkan pandangan ini, ia

berpendapat bahwa kegiatan atau tindakan keperawatan ditujukan kepada upaya

memacu kemampuan mengasuh diri sendiri. Ia menyatakan bahwa teorinya yaitu

“self care deficit theory of nursing” merupakan teori umum.

Pada teori ini, ia menggambarkan kapan keperawatan diperlukan, keperawatan

diperlukan jika: kemampuan kurang dibandingkan dengan kebutuhan,

9

Page 10: MAKALAH SGD IKD 2

kemampuan sebanding dengan kebutuhan, tetapi diprediksi untuk masa yang akan

dating kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.

Lima metode bantuan menurut Orem:

1. Bertindak untuk orang lain

2. Membimbing

3. Memberikan dukungan fisik maupun psikis

4. Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan

personal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan dating.

5. Mengajarkan

Lima area aktivitas untuk praktik keperawatan, meliputi:

1) Membina dan memelihara hubungan dengan individu, keluarga dan

kelompok sampai pasien mampu untuk merawat dirinya.

2) Menentukan kapan dapat dibantu.

3) Memberikan respons terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan

pasien untuk bantuan perawat.

4) Memberikan dan mengatur bantuan langsung.

5) Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan pasien, social kultura, dan

edukasinya.

Menurut Orem, manusia berbeda dari makhluk lain dalam kapasitas untuk

mereflesikan diri dan lingkungannya, menyimpulkan apa yang mereka alami,

menggunakan kreasi symbol (ide, kata-kata) dalam berpikir dan berkomunikasi

membimbing untuk melakukan sesuatu dan membuatnya berguna untuk dirinya

10

Page 11: MAKALAH SGD IKD 2

dan orang lain. Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan berkembang,

fungsi manusia terintegrasi antara fisik, psikis, interpersonal dan aspek social.

Orem mempertimbangkan manusia dari dua perspektif yang berbeda yaitu;

bergerak menuju kematangan dan pencapaian potensi manusianya dan perbedaan

struktur dan fungsi dalam kebutuhan manusianya. Untuk efektivitas keperawatan,

kedua perspektif di atas harus dilihat secara integrasi.

j. Imogene F. King (1971)

King memandang bahwa klien/pasien sebagai suatu system perorangan di

dalam lingkungan, sebagai makhluk yang mempunyai daya yang bereaksi

(reacting beings) , makhluk yang berorientasi pada waktu (time-oriented beings),

dan makhluk social yang mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan

berpikir, memilih, menetapkan tujuan, dan memiliki kegiatan untuk mencapai

tujuan, serta mengambil keputusan.

Keperawatan dilihat sebagai aksi, reaksi, interaksi dan transaksi dari proses

interpersonal. King mendefinisikan keperawatan sebagai proses interaksi manusia

antara perawat dengan klien yang berkomunikasi untuk menentukan tujuan,

mengeksplorasi sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan, serta

menyepakati sumber-sumber yang digunakan dalam mencapai tujuan. Teori King

dikenal sebagai “theory of goal attainment”.

k. Betty Newman (1972)

Newman mengemukakan model system dalam pendidikan dan praktik

keperawatan. Newman menggunakan pendekatan manusia utuh (total person

approach), dengan memasukkan konsep holistic, pendekatan system terbuka dan

konsep “stressor”.

11

Page 12: MAKALAH SGD IKD 2

Model ini menganalisis interaksi 4 variabel penunjang komunitas yang meliputi

fisik, psikologis, social kultural dan spiritual. Adapun tujuan keperawatan adalah

stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.

Empat konsep mayor dari Teori Newman:

1. Manusia merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari

keseimbangan yang harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari variable-variabel

fisiologis,psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual.

2. Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat

memengaruhi hidup dan perkembangan klien atau system klien.

3. Keperawatan. Secara umum, keperawatan merupakan profesi yang unik,

mencakup tentang respons manusia terhadap stressor yang merupakan konsep

yang utama untuk mencapai stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter

dari keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok dalam mempertahankan

tingkat yang maksimal dari sehat dengan intervensi untuk menghilangkan stress

dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pasien. Intervensi keperawatan

bertujuan untuk menurunkan stressor melalui pencegahan primer, sekunder dan

tersier.

4. Kesehatan adalah keadaan yang adekuat dalam suatu system stabilitas

yang merupakan keadaan yang baik. Sehat adalah kondisi terbebasnya dari

gangguan pemenuhan kebutuhan dan sehat merupakan keseimbangan yang

dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

l. Sister Callista Roy (1976)

Roy memandang individu sebagai makhluk bio-psiko-sosial yang harus

dilihat sebagai suatu kesatuan utuh yang secara terus-menerus berinteraksi dengan

12

Page 13: MAKALAH SGD IKD 2

lingkungan, dan beradaptasi dengan lingkungan. Keperawatan dilihat sebagai

kegiatan atau tindakan yang ditujukan pada upaya menghilangkan stimuli dan

memacu kemampuan adaptasi dari individu. Model keperawatan yang

dikembangkannya selanjutnya dikenal sebagai “adaptation model”.

m. Madeleine Leiniger (1981)

Leiniger menekankan bahwa mengasuh (caring) adalah tema sentral dari

asuhan keperawatan, serta pengetahuan dan praktik keperawatan. Teorinya

tentang keperawatan berdasarkan antropologi, adalah teori keperawatan lintas-

budaya yang menekankan bahwa perilaku, nilai dan keyakinan individual dan

kelompok berdasarkan kebutuhan kulturalnya harus diperhatikan, agar asuhan

keperawatan yang diberikan kepadanya efektif dan memuaskan.

Dari uraian sepintas di atas digambarkan teori dalam keperawatan yang terjadi

dengan pesat. Dan hal ini akan terus berlangsung, bahkan mungkin dengan

kecepatan yang lebih tinggi, mengingat bahwa perkembangan ilmu-ilmu yang

menopang ilmu keperawatan juga berkembang dengan pesat.

13

Page 14: MAKALAH SGD IKD 2

Hasil Diskusi SGD Teori Keperawatan

Tabel perbandingan teori-teori model keperawatan :

Teori Model Keperawatan Ciri

Nightingale Pasien sakit karena lingkungan,

Manipulasi/modifikasi lingkungan,

Klinik dan komunitas.

Peplau Hubungan terapeutik antara perawat dan

pasien .

Henderson Ditekankan ke 14 kebutuhan dasar,

Memandirikan pasien,

Kepekaan perawat kepada pasien.

Abdellah Perawat yang professional,

Pasien sehat-sakit (peningkatan

kesehatan, promosi pencegahan

penyakit).

Orlando Kesigapan perawat terhadap perilaku

pasien,

Kepekaan perawat tentang respon /status

pasien,

Psikomotor perawat/reaksi cepat

perawat.

Levine Adanya 4 konservasi yang berasal dari

prinsip paradigm,

14

Page 15: MAKALAH SGD IKD 2

Lebih menggali potensi individu dari si

pasien.

Roger Hemodinamis antara manusia dengan

lingkungan (adanya system terbuka

manusia dengan lingkungan),

Manusia dengan lingkungan harus

bersifat dinamik tidak kaku.

Orem Terkenal dengan self care ability dan

self care deficit,

Upaya memandirikan pasien.

King Komunikasi dan adaptasi dengan

lingkungan,

Newman Adanya hubungan Intrapersonal,

Interpersonal, Sosial,

Sistem terbuka (manusia dengan

manusia)

Roy Terkenal dengan teori adaptasi

(kordinator,regulator),

Kearah stimulus (focal

stimulus,konteksual stimulus, residual

stimulus).

Watson Human care dan human caring,

Kepekaan terhadap pasien sakit/sembuh.

15

Page 16: MAKALAH SGD IKD 2

B. TUMBUH KEMBANG

a. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,

serta sosialisasi dan kemandirian.

b. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Perubahan dalam aspek fisik dan psikis

Perubahan dalam proporsi

Lenyapnya tanda-tanda yang lama

Diperoleh tanda-tanda baru

c. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang

• Proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu - - - maturasi, lingkungan dan

faktor genetik

• Pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi

• Variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tukemb

• Mempunyai ciri khas

• Perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat

• Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan

aspek lainnya

• Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan

• Perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat

• Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan

aspek lainnya

• Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan

16

Page 17: MAKALAH SGD IKD 2

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Faktor Genetika

• Faktor keturunan - masa konsepsi.

• Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan.

• Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna,

mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti

temperamen.

• Potensi genetika yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan

secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Faktor Eksternal/Lingkungan

• Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan

sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.

• Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi

bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

e. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Manusia

1. Tahap Konsepsi

Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung

yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta

kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.

Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam,

tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.

Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ

kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.

Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif.

Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.

Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon

17

Page 18: MAKALAH SGD IKD 2

terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan

akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).

Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan

badan (posisi) 

Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.

Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan

panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 –

3000 gram.

Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap

untuk dilahirkan. 

2. Neonatus (lahir - 28 hari)

• Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk

dikembangkan sesuai keinginan

• Implikasi keperawatan: membantu orang tua untuk mengindefikasi dan

menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan

3. Bayi (1 bulan – 1 tahun)

Bayi usia 1-3 bulan:

• Mengangkat kepala

• Mengikuti obyek dengan mata

• Melihat dengan tersenyum

• Bereaksi terhadap suara atau bunyi

• Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

• Menahan barang yang dipegangnya

• Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Bayi usia 3-6 bulan:

18

Page 19: MAKALAH SGD IKD 2

• Mengangkat kepala sampai 900

• Mengangkat dada dengan bertopang tangan

• Belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar

jangkauannya

• Menaruh benda-benda dimulutnya

• Berusaha memperluas lapang pandang

• Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

• Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Bayi 6-9 bulan:

• Duduk tanpa dibantu

• Tengkurap dan berbalik sendiri

• Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

• Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

• Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

• Bergembira dengan melempar benda-benda

• Mengeluarkan kata-kata tanpa arti

• Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain

• Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

Bayi 9-12 bulan:

• Berdiri sendiri tanpa dibantu

• Berjalan dengan dituntun

• Meniru suara

• Mengulang bunyi yang didengarnya

• Belajar menyatakan satu atau dua kata

• Mengerti perintah sederhana atau larangan

• Minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya

• Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

• Berpartisipasi dalam permainan

Implikasi Keperawatan: mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan

19

Page 20: MAKALAH SGD IKD 2

perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.

4. Todler (1-3 tahun)

Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik

Anak usia 12-18 bulan

• Mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

• Menyusun 2 atau 3 kotak

• Dapat mengatakan 5-10 kata

• Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Anak usia 18-24 bulan

• Mampu naik turun tangga

• Menyusun 6 kotak

• Menunjuk mata dan hidungnya

• Menyusun dua kata

• Belajar makan sendiri

• Menggambarkan garis di kertas atau pasir

• Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

• Menaruh minat kepasa apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar

• Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Anak usia 2-3 tahun

• Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

• Membuat jembatan dengan 3 kotak

• Mampu menyusun kalimat

• Mempergunakan kata-kata saya

• Bertanya

• Mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya

• Menggambar lingkaran

• Bermain dengan anak lain

• Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

20

Page 21: MAKALAH SGD IKD 2

Implikasi Keperawatan: Keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah

risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak

tetap optimal.

5. Pra Sekolah (3-6 tahun)

Dunia pra sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru

dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.

Anak usia 3-4 tahun

• Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

• Berjalan pada jari kaki

• Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

• Menggambar garis silang

• Menggambar orang (hanya kepala dan badan)

• Mengenal 2 atau 3 warna

• Bicara dengan baik

• Bertanya bagaimana anak dilahirkan

• Mendengarkan cerita-cerita

• Bermain dengan anak lain

• Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya

• Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

Anak usia 4-5 tahun

• Mampu melompat dan menari

• Menggambarkan orang terdiri dari kepala, lengan dan badan

• Dapat menghitung jari-jarinya

• Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita

• Minat kepada kata baru dan artinya

• Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya

• Membedakan besar dan kecil

• Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

21

Page 22: MAKALAH SGD IKD 2

Anak usia 6 tahun

• Ketangkasan meningkat

• Melompat tali

• Bermain sepeda

• Menguraikan objek-objek dengan gambar

• Mengetahui kanan dan kiri

• Memperlihatkan tempertantrum

• Mungkin menentang dan tidak sopan

Implikasi Keperawatan: Beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial.

6. Usia Sekolah (6-12 tahun)

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,

kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

Anak usia 6-7 tahun

• Membaca seperti mesin

• Mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

• Membaca waktu untuk seperempat jam

• Anak wanita bermain dengan wanita

• Anak laki-laki bermain dengan laki-laki

• Cemas terhadap kegagalan

• Kadang malu atau sedih

• Peningkatan minat pada bidang spiritual

7. Remaja (12-18/20 tahun)

• Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi

• Mencoba nilai-nilai yang berlaku

• Pertambahan maksimum pada tinggi, berat badan

• Stres meningkat terutama saat terjadi konflik

• Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk

• Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan

22

Page 23: MAKALAH SGD IKD 2

seksual mulai terlihat

• Menyesuaikan diri dengan standar kelompok

• Anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang

pakaian, make-up

• Hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari

orang tua

• Takut ditolak oleh teman sebaya

• Pada akhir masa remaja: mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas

seksual terbuka, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang

begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap

Implikasi Keperawatan: Bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping

atau strategi mengatasi konflik

8. Dewasa Muda (20-40)

• Gaya hidup personal berkembang

• Membina hubungan dengan orang lain

• Ada komitmen dan kompetensi

• Membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua

• Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional

meningkat

• Pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan

meningkat

Implikasi Keperawatan: Menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu

dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung

perubahan yang penting untuk kesehatan

9. Dewasa Menengah (40-65 tahun)

• Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak

meninggalkan rumah

• Anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meningkatkan rumah

23

Page 24: MAKALAH SGD IKD 2

• Dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada

muka, dan lain-lain

• Waktu untuk bersama lebih banyak

• Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi

(dangerous age)

Implikasi Keperawatan: Bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi

terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan

dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada

kelemahan.

10. Dewasa Tua

a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun: Beradaptasi dengan masa pensiun

(penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang

penyakit kronik.

Dewasa Implikasi Keperawatan : Bantu individu dalam perawatan diri dan

mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan

b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun: Diperlukan adaptasi terhadap

penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensorik dan peningkatan

ketergantungan terhadap orang lain.

Implikasi Keperawatan: Bantu individu untuk menghadapi kehilangan

(pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).

c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas: Terjadi peningkatan gangguan kesehatan

fisik.

Implikasi Keperawatan: Bantu individu dalam perawatan diri dan

mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan.

24

Page 25: MAKALAH SGD IKD 2

C. CONTOH DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK

CONTOH 1

A.FASE ORIENTASI

 a).Salam Terapeutik

P: “Selamat pagi bu !”

K: “Selamat pagi”

P: “Perkenalkan nama saya Hasna. Pagi ini saya akan merawat ibu dari pukul

07.00 – 14.00.               Kalau saya boleh tahu, nama ibu siapa ?”

K: “Nama saya Rina”

b). Evaluasi / Validasi

P: “Bagaimana tidurnya semalam bu ?”

K: “Oh, tidur saya semalam cukup nyenyak”

P: “Oh ya, ibu sudah mandi pagi ini ?”

K: ”Belum”

c). kontrak

P: “Baiklah bu, karena pagi ini ibu belum mandi, saya akan memandikan ibu

pagi ini agar ibu merasa segar dan ibu cepat sembuh. Kita melakukannya

disini saja bu,tidak lama ko’, kira-kira 20 menit.Bagaimana bu, apakah ibu

bersedia ?”

K: “Ya, saya bersedia.”

P:”Baiklah  saya  akan siapkan alat-alatnya dulu.”

 B. FASE KERJA

25

Page 26: MAKALAH SGD IKD 2

1. Menyiapkan alat-alat di sebelah kanan pasien.

2. Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.

3. Memasang sampiran (menutup jendela, pintu, gorden), selimut dan bantal-

bantal dipindahkan dari tempat tidur (bila bantal masih dibutuhkan dipakai

seperlunya).

4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.

5. Mencuci tangan.

6. Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas dipegang olehpasien, lipatan

bagian bawah ditarik bersama-sama dengan seprei atas dan selimut kearah

kaki.

7. Memberitahu pada pasien bahwa pakaian atas harus dibuka kemudian

menutup dengan selimut mandi /kain penutup (berdiri di sisikanan atau kiri

pasien).

8. membasuh muka:

     - perlak dan handuk kecil dibentangkan di bawah kepala

     - membersihkan muka, telinga, dan leher dengan waslap yang telah dibasahi

air. Tanyakan   apakah pasienmau memakai sabun atau tidak.

- mengeringkan muka dengan handuk

- menggulung perlak dan handuk.

9. membasuh lengan:

- menurunkan selimut mandi, mengangkat atau mempersilahkan pasien

mengangkat kedua tangan ke atas.

- meletakkan handuk di atas dada dan melebarkan ke samping kanan dan

kiri sehingga kedua tangan dapat diletakkan di atas handuk

26

Page 27: MAKALAH SGD IKD 2

- membasahi tangan dengan waslap dan member sabun dimulai (dengan

tangan yang jauh dari perawat) dan membilas sampai bersih,kemudian

mengeringkandengan handuk (air kotor segera diganti).

Melakukan hal yang sama pada tangan yang dekat dengan perawat.

10. membasuh dada dan perut:

- menurunkan kain penutup sampai perut bagian bawah. Kedua tangan

dikeataskan, mengangkat handuk dan membentangkan pada sisi pasien

- membasahi dan member sabun pada ketiak, dada dan perut kemudian

membilas sampai bersih dan mengeringkan dengan handuk

- lakukan pada sisi klien yang terjauh kemudian pada sisi yang dekat.

11. Membasuh punggung:

- mengatur posisi pasien miring ke kiri

- membentangkan handuk di bawah punggung sampai bokong

-membasahi punggung sampai bokong , menyabun, membilas dan

mengeringkan dengan handuk

- mengatur posisi pasien terlentang dan memakai pakaian atas dengan rapi

(sebelumnya pasien menghendaki talk atau tidak).

12. Membasuh kaki:

- mengeluarkan kaki yang terjauh dari selimut mandi dan membentangkan

handuk di bawahnya dan menekuk lutut

- membasahi kaki,member sabun dan membilas kemudian mengeringkan

dengan handuk

- melakukan hal yang sama pada kaki yang satunya.

13. Membasuh daerah lipatan paha:

27

Page 28: MAKALAH SGD IKD 2

- membentangkan handuk di bawah bokong dan bagian bawah perut.

Selimut bawah dibuka

- membasahi lipatan paha dan genetalia kemudian menyabun, membilas

dengan air bersih dan mengeringkan dengan handuk. Untuk daerah genetalia

sebaiknya menggunakan sabun khusus.

14. Menggunakan kembali pakaian pasien bawah dan mengangkat selimut

mandi.

15. Memasang selimut pasien kembali dan bantal-bantal diatur, tempat tidur

danpasien dirapikan kembali.

16. Membereskan alat.

17. Mencuci tangan.

C. FASE TERMINASI

1. Evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan

    Subjektif: Bagaimana bu perasaan ibu setelah dimandikan pagi ini ? Apa

yang ibu rasakan ?

    Objektif: Klien tampak segar,rambut dan pakaian tampak rapi.

     Observasi respon klien selanjutnya.

2. Rencana tindak lanjut

P: “Baiklah bu, karena saya sudah selesai memandikan ibu, saya kembali ke

ruangan dulu, untuk nanti sore atau besok pagi apabila ibu ingin mandi, ibu

bisamelakukannya seperti yang saya lakukan tadi, minta bantuan keluarga

ibu, apakah ibu mengerti ?

K: “ Ya, terima kasih saya sudah mengerti”.

3. Kontrak yang akan datang

28

Page 29: MAKALAH SGD IKD 2

P: “ Silahkan ibu beristirahat kembali, nanti saya akan dating lagi sekitar

pukul 10.00 untuk memberikan suntikan melalui selang infus ibu, sebagai

obat rutin yang harus dimasukkan, tidak lama bu kira-kira 5 menit dan kita

melakukannya di sini saja. Apakah ibu bersedia ?”

K: “ Ya,saya bersedia”.

P:” Baiklah bu, apabila ibu memerlukan bantuan saya panggil saya di ruang

perawat ! Selamat pagi bu”.

K:” Selamat pagi”.

CONTOH 2

“ Nyeri Perut Saat Menstruasi ( dismenorchae ) “

Situasi : sdri. Jeni, berusia 18 tahun. Sering mengalami dismenorchae ketika

menstruasi. Pergi ke klinik perawat Susi untuk berkonsultasi.

1.     Fase Orientasi

Jeni : sore bu..

Perawat Susi : sore.. masuk..

Jeni : iya bu, terima kasih. Begini bu, sesuai dengan perjanjian kemarin, hari ini

saya ingin melakukan konsultasi tentang nyeri ketika menstruasi..

Perawat Susi : iya.. silahkan diceritakan keluhannya..

2.    Fase Kerja

Jeni : bnyeri saat begini bu, saya sering mengalami nyeri perut saat haid. Itu

kenapa ya bu?

29

Page 30: MAKALAH SGD IKD 2

Perawat Susi : nyeri perut itu disebut dismenore, disebabkan banyak hal

contohnya seperti peradangan panggul, tumor, kelainan letak uterus, selaput yang

tidak berlubang, stress juga bisa dan tidak seimbangnya hormone tubuh.

Jeni : lalu bagaimana bu cara mengatasinya?

Perawat Susi : banyak cara yang bisa dilakukan, seperti mengkonsumsi obat anti

peradangan, relaksasi, kompres dengan air hangat, tidur yang cukup, konsumsi

vitamin B kompleks dan banyak minum air putih. Bahkan sekarang juga ada

teknik yoga. Namun dismenore termasuk kewajaran kok.

3.    Fase Terminasi

Perawat Susi : jadi bagaimana, apa sudah mengerti?

Jeni : iya bu, terima kasih. Minggu depan saya kembali lagi ya bu. Waktunya

sama seperti hari ini, bagaimana bu?

Perawat Susi : iya.. jangan lupa dirumah dipraktekkan ya..

Jeni : iya bu,terima kasih. Selamat sore..

Perawat Susi : iya sama-sma.. sore..

D. CONTOH-CONTOH SAP

30

Page 31: MAKALAH SGD IKD 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajaran : Keperawatan Jiwa

Topik : Tumbuh Kembang Anak

Sub Topik : Mengasuh dan Membimbing Anak Toddler

Sasaran : Keluarga dengan anak toddler ( Usia 1 – 3 Tahun)

Tempat : RT 05 / RW 07 Kelurahan Kayu Putih Jakarta Pusat

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Januari 2013

Waktu : Pk. 16.00 – 17.00 WIB ( 1 jam )

A. LATAR BELAKANG

Sebelum dilaksanakan penyuluhan pada masyarakat RT 05 / RW 07 Kelurahan Kayu

Putih Jakarta Pusat, kelompok mengadakan pendekatan kepada pejabat RT terkait (Ketua

dan Sekretaris RT). Dari pendekatan tersebut, sekretaris RT mengungkapkan bahwa

masalah yang dominan pada RT 05 tersebut adalah masalah yang berkaitan dengan

tumbuh kembang anak balita. Survey yang dilakukan keesokan harinya pada 16 keluarga

menemukan bahwa prosentase terbanyak anak balita adalah anak usia 1 – 3 tahun. Jika

dikelompokkan dalam tahap perkembangan usia tersebut adalah usia toddler. Dari survey

itu pula ditemukan banyak permasalahan dalam pembinaan tumbuh kembang oleh

keluarga dengan anak toddler. Dengan data tersebut maka kelompok memutuskan untuk

memberikan penyuluhan tentang mengasuh dan membimbing anak usia toddler.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan keluarga dapat mengenal dan memahami cara mengasuh

dan membimbing anak usia toddler.31

Page 32: MAKALAH SGD IKD 2

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :

1. Menjelaskan mengapa anak perlu diasuh dan dibimbing

2. Menyebutkan tentang hal yang perlu diperhatikan dalam mengasuh dan

membimbing anak

3. Menyebutkan hakikat mengasuh dan membimbing anak

4. Menjelaskan tentang mengasuh dan membimbing anak usia toddler (1 – 3

tahun)

D. SASARAN

Keluarga dengan anak usia toddler dengan latar pendidikan yang berbeda (15 –

20 orang)

E. MATERI ( TERLAMPIR)

1. Mengapa anak perlu diasuh dan dibimbing

2. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengasuh dan membimbing anak

3. Hakekat mengasuh dan membimbing anak

4. Mengasuh dan membimbing anak usia toddler 1 – 3 tahun

F. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

G. MEDIA

1. Flip Chart

2. Leaflet

3. Poster

H. METODE EVALUASI

1. Keluarga dapat menjelaskan mengapa anak perlu diasuh dan dibimbing

32

Page 33: MAKALAH SGD IKD 2

2. Keluarga dapat menyebutkan tentang hal yang perlu diperhatikan dalam

mengasuh dan membimbing anak

3. Keluarga dapat menjelaskan tentang hakekat mengasuh dan membimbing

anak

4. Keluarga dapat menjelaskan tentang mengasuh dan membimbing anak usia

toddler (1 – 3 tahun)

I. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience

1. 10 Menit Pembukaan

1. Sambutan dari Ketua RT sekaligus

membuka acara penyuluhan

2. Penyuluh memulai penyuluhan

dengan mengucapkan salam

3. Memperkenalkan diri

4. Menjelaskan tujuan penyuluhan

5. Menyebutkan materi yang akan

diberikan

6. Membagikan leaflet

1. Memperhatikan

2. Menjawab salam

3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

5. Memperhatikan

6. Menerima dan

membaca

2. 35 Menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan mengapa anak perlu

diasuh dan dibimbing

2. Menyebutkan tentang hal yang perlu

diperhatikan dalam mengasuh dan

membimbing anak

3. Menyebutkan hakikat mengasuh dan

membimbing anak

1. Memperhatikan

2. Memperhatikan

33

Page 34: MAKALAH SGD IKD 2

4. Memberikan kesempatan pada

audience untuk bertanya dan

memberikan jawaban atas

pertanyaan

5. Menjelaskan tentang mengasuh dan

membimbing anak usia toddler (1 - 3

tahun)

6. Memberikan kesempatan pada

audience untuk bertanya dan

memberikan jawaban atas

pertanyaan

3. Memperhatikan

4. Bertanya dan

mendengarkan

jawaban

5. Memperhatikan

6. Bertanya dan

mendengarkan

jawaban

3. 10 Menit Evaluasi :

1. Meminta audience menjelaskan

mengapa anak perlu diasuh dan

dibimbing

2. Meminta audience menyebutkan

tentang hal yang perlu diperhatikan

dalam mengasuh dan membimbing

anak

3. Meminta audience menyebutkan

tentang hakikat mengasuh dan

membimbing anak

4. Meminta audience menjelaskan

tentang mengasuh dan membimbing

anak usia toddler (1 - 3 tahun)

1. Menjelaskan

mengapa anak

perlu diasuh dan

dibimbing

2. Menyebutkan

tentang hal yang

perlu diperhatikan

dalam mengasuh

dan membimbing

anak

3. Menyebutkan

tentang hakikat

mengasuh dan

34

Page 35: MAKALAH SGD IKD 2

membimbing anak

4. Menjelaskan

tentang mengasuh

dan membimbing

anak usia toddler

(1 – 3 tahun)

4. 5 Menit Terminasi

1. Mengucapkan terimakasih atas

perhatian yang diberikan

2. Mengucapkan salam penutup

1. Memperhatikan

2. Membalas salam

J. PENGORGANISASIAN KELOMPOKPembawa Acara : Wiwin Aswati

: Paulina G.D

Penyuluh : Saleh Al-Ayubi

: Yopi Juliantara

Observer : Heri Irawan

: Ining Tias Biltin

Konsumsi : Wahyu

: Syahidaturrahma

Pembantu Umum : Rista

: Tri Ayu

K. DAFTAR PUSTAKA

35

Page 36: MAKALAH SGD IKD 2

Markum A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, 1995

Whaley & Wong, Nursing Care of Infant’s and Children, Fifth Edition, Mosby

Company, Missouri, 1995

Martono, Lydia Herlina, Mengasuh dan Membimbing Anak Dalam Keluarga,

Edisi I, PT Pustaka Antara, Jakarta, 1996

36

Page 37: MAKALAH SGD IKD 2

MATERI PENYULUHAN :

MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK USIA TODDLER (USIA 1 – 3

TAHUN)

MENGAPA ANAK PERLU DIASUH DAN DIBIMBING

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi jasmani.

Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang mahluk yang

tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara

relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu meliputi berbagai

aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor bawaan dan

faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya, anak perlu diasuh

dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan kehidupan

berkeluarga.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGASUH DAN

MEMBIMBING ANAK

Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oelh faktor bawaan

dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan dalam mengasuh anak.

1. Faktor bawaan

Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :

- Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, cerdas, bodoh,

dll

- Keadaan fisik yang berbeda-beda, ada yang tinggi/pendek, ada yang berkulit

hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll

37

Page 38: MAKALAH SGD IKD 2

Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan pengaruh

faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada satu anak pun

yang persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak, kita tidak boleh

membandingkan perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya, tanpa

memperhatikan sifat mereka masing-masing.

2. Faktor lingkungan

Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan dalam keluarga dan hal lain yang

berpengaruh dalam perkembangan anak, seperti sarana dan prasarana yang

tersedia, misalnya alat bermain, lapangan bermain atau televisi.

Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu dari anak,

sehingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor lingkungan juga

dapat mmeperlambat atau mengganggu kelangsungan perkembangan anak. Peran

orangtua adalah menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak

ke arah yang positif.

3. Faktor status nutrisi

Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena

anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa.

Kekurangan makanann yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan

anak. Makan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan

kegemukan. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan resiko anak terserang

penyakit.

ASI juga memegang peranan dalam mencegah anak terserang penyakit. Itu

disebabkan karena ASI disamping mempunyai nilai gizi yang tinggi juga

mengandung berbagai macam zat anti yang melindungi anak dari berbagai

infeksi. Pemberian makanan empat sehat lima sempurna pada anak toddler sangat

dianjurkan karena anak pada usia ini sangat membutuhkan energi untuk

aktivitasnya.

38

Page 39: MAKALAH SGD IKD 2

HAKIKAT MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK

- Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak.

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan dasar-dasar pertama

perkembangan anak

- Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian anak

dapat berkembang dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadi manusia dewasa

yang bertanggung jawab.

- Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian anak, baik

aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta aspek norma dan

nilai.

- Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih sayang dan

rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh karena itu, diperlukan

suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia

- Mengasuh dan membimbing anak selain merupakan tantangan dalam keluarga,

juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan.

- Mengasuh dan membimbing anak membutuhkan pengetahuan, keterampilan,

pengalaman dan kesabaran orangtua

MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK USIA TODDLER (1 – 3

TAHUN)

Dengan bertambah matangnya perkembangan fisik, anak usia toddler sudah bisa berjalan.

Ia mulai menyadari bahwa gerakan badannya dapat diaturnya sendiri, dikuasai, dan

digunakannya untuk suatu maksud. Tahap ini merupakan tahap pembentukan rasa

otonomi diri.

Apabila terdapat gangguan dalam mencapai rasa otonomi diri, maka anak akan

dikuasai rasa malu, ragu-ragu, dan pengekangan diri yang berlebihan.

1. Ciri dan tuntutan perkembangan

Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan kemauannya sendiri,

sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat dilakukannya. Tak henti-

39

Page 40: MAKALAH SGD IKD 2

hentinya ia berjalan kian kemari dengan perasaan senang dan puas, tangannya

pun akan meraih segala sesuatu yang terjangkau olehnya.

Anak pun dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia

kehendaki. Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan

mengatur badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar

terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari

2. Sikap orangtua

- Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal

yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan menumbuhkan rasa

kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya,

karena dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemampuan untuk

melaksanakannya secara wajar dan rasional

- Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia

akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa

bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan orang lain, anak masih

bersifat egoistis, yaitu mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang

lain sebagai obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri

- Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah

dimengerti

- Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan doronglah

agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau dengar

- Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya

- Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain, membantu

kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan pakaiannya tanpa

dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab.

- Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air

besar pada tempatnya, namun jangan terlalu ketat

- Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan ajaklah ia

makan bersama keluarga

- Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau

bermain balok-balok atau menggambar

40

Page 41: MAKALAH SGD IKD 2

- Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun jangan

terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak

ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan mengajaknya berbicara.

Gangguan dalam mencapai rasa otonomi diri akan berakibat bahwa anak dikuasai

oleh rasa malu dan keragu-raguan serta pengekangan diri yang berlebihan.

Sebaliknya, dapat juga terjadi sikap melawan dan memberontak.

3. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

- Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan

- Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)

- Tingkah laku kejam

- Tingkah laku menentang dan keras kepala

- Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh sikap

menyerang

41

Page 42: MAKALAH SGD IKD 2

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN

HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG

Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat pada saat Praktek

Belajar Lapangan di Lingkungan XI terhadap Ny. Z yang menderita hipertensi

Pada pemeriksaan fisik perawat memperoleh data TD 165/90 mmHg, nadi 80

x/menit dan klien bertanya tentang keadaan dirinya yang menderita hipertensi.

Mengingat hal tersebut diatas perawat memberikan pendidikan kesehatan

mengenai hipertensi agar pasien dapat mengenal lebih jauh mengenai hipertensi

dan dapat menjaga kesehatannya .

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit diharapkan keluarga

mengerti dan memahami tentang hipertensi.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi, keluarga

dapat

a. Menjelaskan pengertian hipertensi

b. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi

c. Menjelaskan rekomendasi tindak lanjut bagi pasien hipertensi.

d. Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi

e.

B. SASARAN

Keluarga ( Ny. Z) Jl. Eka Surya Gg. Eka Kencana

42

Page 43: MAKALAH SGD IKD 2

C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

D. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN

1. Hari/ Tanggal : Senin/ 15 Agustus 2009

2. Waktu : 11.00 Wib – selesai

3. Tempat : Jl. Eka Surya Gg. Eka Kencana

E. MEDIA

Leaflet

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu

1 Pembukaan Memberi salam

Menjelaskan

tujuan

Menjawab

salam

Mendengarkan

dan

memperhatikan

5 menit

2 Kegiatan Inti Menjelaskan

pengertian

hipertensi

Menjelaskan

tanda dan gejala

hipertensi

Menjelaskan

tentang

rekomendasi

tindak lanjut bagi

penderita

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Mendengrkan

dan

memperhatikan

Mendengarkan

dan

memperhatikan

10 menit

43

Page 44: MAKALAH SGD IKD 2

hipertensi

Menjelaskan

penatalaksanaan

hipetensi Mendengarkan

dan

memperhatikan

3 Penutup Melakukan

Tanya jawab

dengan peserta

penyuluhan

Menutup

penyuluhan dan

menyimpulkan

Mengucapkan

salam

Bertanya atau

menjawab

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Menjawab

salam

10 menit

G. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

- Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan

- Media dan alat memadai

- Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan

2. Evaluasi Proses

- Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan

- Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses

penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

80 % pertanyaan dapat dijawab oleh klien

44

Page 45: MAKALAH SGD IKD 2

L. MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam arteri jika sistolik

lebih besar dari 140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.

2. Penyebab

Ada beberapa faktor peneyebab terjadinya hipertensi antara lain :

a. Faktor keturunan

b. Ciri perseorangan, misal usia, jenis kelamin, ras

c. Kebiasaan hidup

Konsumsi Na/ garam yang tinggi

Kegemukan (obesitas)

Stres

Merokok, minum alkohol

3. Tanda dan gejala

a. Peningkatan tekanan darah

b. Sakit kepala

c. Pusing

d. Rasa berat di tengkuk

e. Epistaksis

f. Cepat marah

4. Penatalaksanaan

a. Mengurangi asupan garam / Na

Pembatasan konsumsi garam harus memperhatikan kebiasaan makan

pasien, dengan memperhitungkan jenis makanan tertentu yang banyak

45

Page 46: MAKALAH SGD IKD 2

mengandung garam. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol/hari,

tidak berarti menambahkan garam pada waktu makan. Memasak tanpa

garam, menghindari makanan yang diasinkan, dan menggunakan mentega

yang bebas garam.

b. Menghindari kegemukan

Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan normal atau

tidak berlebihan

c. Membatasi konsumsi lemak

Konsumsi kolesterol dalam makanan dibatasi tidak lebih dari 30 mg setiap

hari

d. Olahraga teratur

Olahraga teratur dapat menurunkan tahanan perifer, juga menimbulkan

perasaan santai dan mengurangi berat badan

e. Menghindari faktor resiko seperti : merokok, minum alkohol dan stres

f. Makan buah dan sayuran segar

5. Komplikasi

a. Perdarahan otak

b. Pembesaran jantung

c. Stroke

6. Obat tradisional untuk mengatasi hipertensi

a. Buah belimbing

Buah ini bisa mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga

bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya.

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil buah yang cukup besar dan sudah agak matang, diparut halus,

kemudian air parutan di peras sebanyak 1 gelas, air perasan ini diminum

46

Page 47: MAKALAH SGD IKD 2

setiap pagi. Lakukan selama 3 minggu sampai 1 bulan, setelah 1 bulan,

bisa dikurangi minumnya 2 hari sekali saja. Tidak perlu menambahkan

gula pasir atau sirup pada air perasannya.

b. Daun seledri

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil segenggam daun seledri di tumbuk sampai halus, saring, dan peras

dengan memakai kain halus, air saringan usahakan 1 gelas, diamkan

selama lebih kurang 1 jam, kemudian diminum pagi hari dan sore dengan

sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas.

c. Bawang putih

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil 3 siung bawang putih mentah, makan secara langsung setiap pagi

dan sore hari. Pilihlah bawang putih yang kulitnya berwarna coklat

kehitaman karena mutunya lebih baik. Jika tidak dapat makan secara

langsung, bisa direbus atau dikukus dulu, namun karena banyak zat-zat

berkhasiatnya yang ikut larut dalam air rebusan, sebaiknya ditambah

menjadi 8-9 siung sekali makan.

d. Mentimun

Cara pembuatan dan penggunaan :

Mentimun bisa dimakan atau diambil airnya (dijus) 2-3 kali, 2 buah sehari.

e. Buah mengkudu/ pace

Cara pembuatan dan penggunaan :

47

Page 48: MAKALAH SGD IKD 2

Ambil 1 buah pace ukuran sedang yang sudah cukup tua (masak), cuci

bersih dan diiris atau di parut, kemudian peras airnya. Air perasan

diminum sekaligus. Diminum 2-3 kali sehari

f. Daun alpukat

Cara pembuatan dan penggunaan :

Ambil daun alpukat segar 5-7 lembar, cuci bersih, tambahkan air 2 gelas

kemudian rebus samapai diperoleh 1 gelas larutan. Minum sekaligus atau

dibagi 2 menjadi 2 kali minum pagi dan sore.

48

Page 49: MAKALAH SGD IKD 2

M. DAFTAR PUSTAKA

HTTP : //www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/hor-2.htm

HTTP : //www.pikiran-rakyat.com/cetak/0403/13/1001.htm

Miller, Carol A. 1995. Nursing care of Older Adult. Second edition. Philadelphia:

JB Lippincot

Skach, Daley, Forsmark, 1996, Penuntun Terapi Medis, Jakarta, EGC

Sarwono, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi ketiga, Jakarta,

Balai Penerbit FKUI

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2, Jakarta: EGC

49

Page 50: MAKALAH SGD IKD 2

BAB III

PENUTUP

Keperawatan secara keseluruhan berada dalam gerakan mengadakan

perubahan, menuju kepada suatu tingkat perkembangan sesuai dengan hakikatnya

sebagai suatu profesi. Berbagai teori baru dalam bidang keperawatan

dikembangkan, selanjutnya memengaruhi aspek-aspek lain dalam keperawatan,

khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan, dan pendidikan keperawatan.

Perubahan yang terjadi di samping adanya tekanan yang bersifat internal, juga

karena tekanan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan, terutama

dalam menuntut pelayanan yang benar, bermutu, tuntas dan manusiawi.

Berbagai teori yang berkembang dalam bidang keperawatan bertolak dari berbagai

cara konseptualisasi dari keperawatan, akan memperkaya khasanah keilmuan

dalam bidang keperawatan, dan memacu upaya mencari kebenaran dalam 4

komponen paradigm keperawatan, yaitu manusia, sehat, lingkungan dan

keperawatan. Adalah tanggung jawab para perawat selanjutnya untuk

menggunakan dan menguji berbagai model yang telah dikembangkan oleh

ilmuwan keperawatan. Hal yang demikian ini akan memacu perkembangan

keperawatan selanjutnya, khususnya perkembangan pendidikan dan

pelayanan/asuhan keperawatan. Perawat bertanggung jawab sendiri untuk

mengembangkan keperawatan menuju ke arah yang benar, sesuai hakikat

keperawatan. Perubahan-perubahan yang diintroduksikan pada akhirnya harus

tercerminkan dalam pemanfaatan pada upaya meningkatkan harkat dan martabat

manusia. Sungguh suatu pekerjaan yang berat, namun sangat mulia.

50

Page 51: MAKALAH SGD IKD 2

DAFTAR PUSTAKA

George, J.B. 1989. Nursing Theories The Base For Proffesional Nursing

Practice, Third Edition. New Jersey.

Husin, M. 1992.” Perkembangan Keperawatan”. Makalah Pelatihan Kemampuan

Guru DIII dan SPK Dalam Pendayagunaan Laboratorium Keperawatan Institusi

Pendidikan. AKPER Depkes Bandung.

Kozier, B. 1986. Consepts and Issues In Nursing Practice. Menlo Park California:

Addision Wesley Publishing Company.

Perason, A and Vaughan, B. 1986. Nursing Models for Practice, First Edition.

Great Britain Anchor Brendon Ltd.

51