isi ikd 1

27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang, selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalah, dan langkah- langkah pemecahan masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebangunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama . Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda

Upload: novita-fajriyah

Post on 28-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ILMU KEPERAWATAN DASAR

TRANSCRIPT

Page 1: ISI  IKD 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan

mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir

karitis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang

berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang,

selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan

yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir

kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir

kritis,pemecahan masalah, dan langkah- langkah pemecahan masalah,proses

pengambilan keputusan,fungsi berfikir kritis,model pebangunaan atribut,proses

intuisi,indikator, dan prinsip utama . Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan

kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi.

Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan

memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan

yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan

melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya

sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang

profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif

dan ilmia serta memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun

orang lain. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan

belajar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian berpikir kritis dalam keperawatan yang berpusat

pada pasien ?

1.2.2 Apa yang menjadi penyebab adanya perubahan hubungan pasien

dan perawat ?

Page 2: ISI  IKD 1

2

1.2.3 Apa langkah-langkah dalam mengkaji kesiapan, keinginan, dan

kemampuan pasien ?

1.2.4 Bagaimana cara menggabungkan pemikiran perawat dengan

pasien?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mendeskripsikan karakteristik dari pemikir yang kritis askep

terhadap pasien.

1.3.2 Mendeskripsikan hubungan baik & perubahan hubungan pasien

dan perawat.

1.3.3 Mendiskripsikan kesiapan Pre dan Post psikologis pasien paska

tindakan.

1.3.4 Menjelaskan tata cara penggabungan pemikiran perawat dengan

pasien.

1.4 Manfaat

1.4.1 Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari

semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah

pengetahuan dan wawasan.

1.4.2 Makalah diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses

kegiatan belajar mengajar.

1.4.3 Makalah ini dapat dijadikan sumber wacana di perpustakaan, atau

sebagai referensi dalam penulisan makalah selanjutnya khususnya

tentang berpikir kritis dalam keperawatan.

Page 3: ISI  IKD 1

3

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan proses kognitif yang aktif dan

terorganisasi yang digunakan untuk mengetahui pikiran seseorang dan pemikiran

terhadap orang lain. Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis

adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk

menginterfensikan atau mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain

atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan

pengalaman.. Menurut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses

pengujian yang menitik beratkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang

mutakhir dan menginterprestasikannya serta mengevaluasi pendapat-pendapat

tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif atau

adanya pandangan baru. Berpikir kritis tidak hanya memerlukan kemampuan

kognitif, tetapi juga kebiasaan seseorang untuk bertanya, mempunyai hubungan

yang baik, jujur, dan selalu mau untuk berpikir jernih tentang suatu masalah

(Facione, 1990). Berpikir kritis juga sebagai suatu teknik berpikir yang melatih

kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang

tidaknya suatu gagasan.

Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah reflektif,

pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan dan difokuskan pada

keputusan apa yang haris diyakini dan dilakukan (Katoka-Yahiro dan Saylor,

1994). Belajar untuk berfikirsecara kreatif dan mendalam memampukan perawat

untuk merawat klien sebagai advokat mereka dan untuk lebih cerdik dalam

membuat pilihan tentang perawat mereka. Ketika perawat membuat keputusan

mengenai kesehatan orang lain, prasangka, dan penerapan pemikiran yang

“tradisional” adalah cara yang tidak tepat (tidak akurat).

Peran perawat adalah untuk membantu individu yang sakit, ataupun yang

sehat, dalam kinerja aktivitas yang menunjang pada kesehatan dan pemulihannya

atau pada kematian yang tenang (International Council of nurses, 1973). Definisi

ini mencakup kompleksitas dari keperawatan.

Page 4: ISI  IKD 1

4

Dari definisi tersebut dikatakan bahwa untuk dapat menghasilkan suatu

hasil pikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir

yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “ asal ” berpikir yang tidak

diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam

kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir secara otomatis

(misalnya dalam menjawab pertanyaan “ Nama kamu siapa ? ‘’). Banyak pula

situasi yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang memang

direncanakan ditinjau dari sudut 5W + 1H, yakni :

What (Apa?)

Why (Mengapa ?)

Who (Siapa?)

Where (Di mana?)

When (Kapan?)

How (Bagaimana?)

Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi (masalah) yang sulit atau

baru. Isi atau kualitas dari kegiatan berpikir harus mengandung unsur-unsur

seperti dibawah ini :

a. Sistematik dan senantiasa menggunakan kriteria yang tinggi dari sudut

intelektual untuk hasil berpikir yang ingin dicapai.

b. Individu bertanggung jawab sepenuhnya atas proses kegiatan berpikir.

c. Selalu menggunakan kriteria berdasarkan standart yang telah

ditentukan dalam memantau proses berpikir.

d. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas kegiatan berpikir yang ditinjau

dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Konsep

2.2.1 Berpikir kritis dalam askep yang berpusat pada pasien.

2.2.2 Perubahan hubungan pasien dan perawat.

2.2.3 Mengkaji kesiapan, keinginan, dan kemampuan pasien.

2.2.4 Menggabungkan pemikiran perawat dengan pemikiran pasien.

Page 5: ISI  IKD 1

5

2.3 Isi Materi

2.3.1 Definisi Berpikir kritis dalam Asuhan Keperawatan pada

Pasien.

Berpikir kritis merupakan proses kognitif yang aktif dan

terorganisasi yang digunakan untuk mengetahui pikiran seseorang

dan pemikiran terhadap orang lain (Chaffe 2002).

Berpikir kritis tidak hanya memerlukan kemampuan

kognitif, tetapi juga kebiasaan seseorang untuk bertanya,

mempunyai hubungan yang baik, jujur, dan selalu mau untuk

berpikir jernih tentang suatu masalah (Facione, 1990). Jika

diterapkan pada keperawatan, maka inti berpikir kritis

menunjukkan proses pengambilan keputusan yang kompleks.

Konsep untuk Pemikir yang kritis :

1. Melihat Jelas

Mencari arti sebenarnyandari sebuah situasi. Berani

mengajukan pertanyaan ; jujur dan objektif dalam

mengajukan pertanyaan.

2. Berpikiran terbuka

Toleransi terhadap pendapat lain ; sensitif terhadap

kemungkinan pemikiran anda sendiri ; menghormati

pendapat orang lain.

3. Berpikir analitis

Menganalisis situasi yang berpotensi menjadi masalah ;

antisipasi kemungkinan hasil atau konsekuensi ;

penjelasan yang berharga ; menggunakan pengetahuan

berdasarkan bukti.

4. Sistematis

Selalu terorganisasi, fokus ; bekerja keras dalam setiap

pekerjaan.

5. Percaya diri

Percaya pada proses penjelasan diri sendiri.

6. Rasa ingin tahu

Page 6: ISI  IKD 1

6

Mau mendapatkan pengetahuan dan belajar

menjelaskan walaupun penerapan pengetahuan yang

kita lakukan tidak selalu baik.

7. Dewasa

Solusi multipel dapat diterima. Melihat kembali pada

penilaian diri ; memiliki pemikiran yang dewasa.

Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis

adalah reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah

keperawatan dan difokuskan pada keputusan apa yang haris

diyakini dan dilakukan (Katoka-Yahiro dan Saylor, 1994). Belajar

untuk berfikirsecara kreatif dan mendalam memampukan perawat

untuk merawat klien sebagai advokat mereka dan untuk lebih

cerdik dalam membuat pilihan tentang perawat mereka. Ketika

perawat membuat keputusan mengenai kesehatan orang lain,

prasangka, dan penerapan pemikiran yang “tradisional” adalah cara

yang tidak tepat (tidak akurat). Menurut para ahli (Pery dan

Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang

atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengevaluasi

informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan

berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan

pengalaman.

Peran perawat adalah untuk membantu individu yang sakit,

ataupun yang sehat, dalam kinerja aktivitas yang menunjang pada

kesehatan dan pemulihannya atau pada kematian yang tenang

(International Council of nurses, 1973). Definisi ini mencakup

kompleksitas dari keperawatan. Ketika diberi tanggung jawab

untuk membantu individu dalam mencapai kembali atau

meningkatkan kesehatannya, perawat harus mampu berpikir secara

kritis dalam upaya memecahkan masalah dan menemukan jalan

keluar yang terbaik untuk kebutuhan klien. Sepanjang waktu,

keahlian perawat berkembang sejalan dengan dengan perawat

merawat banyak klien, menguji dan memperbaiki pendekatan

Page 7: ISI  IKD 1

7

keperawatan, belajar dari keberhasilan dan kegagalan dan selalu

menerapkan pengetahuan baru yang sesuai dengan kebutuhan klien.

Kemampuan untuk berpikir secara kritis, menerapkan pengetahuan

dan pengalaman, pemecahan masalah, dan membuat keputusan

adalah inti dari praktik keperawatan.

2.3.2 Penyebab perubahan hubungan Pasien dengan perawat

Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana

untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan

pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan

asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah

hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan

kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tujuan klien. Dalam

hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan komunikasi guna

memfasilitasi hubungan yang efektif.

a. Tahap hubungan perawat dengan pasien

1.       Tahap orientasi

Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap

orientasi adalah membangun trust.

2. Tahap bekerja

1. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan

2. Membangun suasana yang mendukung untuk berubah

3. Tahap terminasi

a. Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan

b. Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendadak

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam

berhubungan :

1.  Perbedaan perkembangan

2.  Perbedaan budaya

3.  Perbedaan gender

4.  Gangguan pendengaran

Page 8: ISI  IKD 1

8

5. Gangguan penglihatan

c. Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan

terjadi bila :

1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien

2. Perawat benar-benar memahami  tentang hak-hak pasien

dan harus melindungi hak tersebut,salah satunya adalah hak

untuk menjaga privasi pasien

3. Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang

mungkin terjadi pada pribadi pasien yang disebabkan oleh

penyakit yang dideritanya,antara lain kelemahan fisik dan

ketidakberdayaan dalam menentukan sikap  atau pilihan

sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajibannya

dengan baik

4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat

bersikap sabar dan tetap memperhatikan pertimbangan etis

dan moral

5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas

segala risiko yang mungkin timbul selama pasien dalam

perawatannya

6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari

konflik antara nilai-nilai pribadi pasien dengan cara

membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan teman

sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien 

            Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada

individu,keluarga,atau komunitas,perawat  sangat memerlukan

etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan

tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan

peraktek keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak

dan martabat manusia.

Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap

individu,keluarga dan masyarakat,senantiasa dilandasi rasa

Page 9: ISI  IKD 1

9

tulus,ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan .

Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga

dan masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan

mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada

umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi

kepentingan masyarakat.

2.3.3 Mengkaji kesiapan, keinginan, dan kemampuan pasien.

A. Komunikasi Therapeutik

Pengertian

Komunikasi therapeutik adalah komunikasi ditujukan untuk

mengubah perilaku klien dalam pencapai tingkat kesehatan yang

optimal.(Stuart.G.W.1998).

Komunikasi therapeutik adalah kemampuan atau keterampilan

perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres,

mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana

berhubungan dengan orang lain. (Northhouse, 1998).

1)Tujuan

Tujuan komunikasi therapeutik adalah :

1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan

diri.

2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak

superfisial dan akan saling bergantung dengan orang lain.

3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis.

4. Identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.

Page 10: ISI  IKD 1

10

2)Prinsip

Prinsip komunikasi therapeutik yaitu :

1. Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan

therapeutik yang saling menguntungkan.

2. Perawat harus menghargai keunikan klien.

3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menajga

harga diri pemberi maupun penerma pesan, dalam hal ini

perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri

klien.

4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling

percaya (trust).

B. Menghadirkan Diri

Menurut Haber J (1982) terdapat sebuah sikap atau cara

menghadirkan diri secara fisik, yaitu :

1.   Berhadapan

Berhadapan artinya menghadap klien, dengan jujur dan terbuka

yaitu sikap tubuh dan wajar menghadap ke klien.

2.   Mempertahankan kontak mata

Kontak mata menunjukkan bahwa perawat mendengar dan

memperhatikan klien. Kontak mata pada level yang sama atau

sejajar berarti menghargai klien dan mengatakan keinginan untuk

tetap berkomunikasi.

3.    Membungkuk ke arah pasien.

Posisi ini menunjukkan bahwa perawat merespons dan perhatian

terhadap klien, dan menunjukkan keinginan untuk membantu

klien.

Page 11: ISI  IKD 1

11

4.    Mempertahankan sikap terbuka.

Perawat harus bersikap terbuka terhadap pasien, karena

dengan sikap terbuka maka kondisi pikiran pasien akan

nyaman dan tidak tegang.

5. Tetap rileks.

Rileks dan tidak gugup, supaya pasien tidak merasa

terganggu dengan pemikiran dan kondisi perawat.

C. Tahapan komunikasi therapeutik

1.    Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini perawat menggali perasaan dan

mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap

ini juga perawat mencari informasi tentang klien.

Tugas perawat pada tahap ini adalah :

a. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemaasn,

sebelum berinteaksi dengan klien, perawat perlu mengkaji

perasaannya sendiri.

b. Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri.

c. Mengumpulkan data tentang klien.

d. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

2.    Tahap Perkenalan

Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan perawat saat

pertama kali bertemu atau kontak dengan klien.

Tugas perawat pada tahap ini adalah :

a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan,

dan komunikasi terbuka.

b. Merumuskan kontrak bersama klien.

c. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi

masalah klien.

d. Merumuskan tujuan dengan klien.

Page 12: ISI  IKD 1

12

3.    Tahap Kerja

Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk

mengatasi masalah yang dihadapi klien.Pada tahap ini dituntut

kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkapkan

perasaan dan pikirannya, dituntut untuk mempunyai kepekaan

dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan

dalam respon verbal maupun non verbal klien.Dalam tahap

kerja perawat perlu melakukan Active Listening karena tugas

perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan

masalah klien, perawat diharapkan mampu menyimpulkan

percakapannya dengan klien.

4.    Tahap Terminasi

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat-klien.

Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan

terminasi akhir.

1. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan

perawat-klien.

2. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan

proses keperawatan secara keseluruhan.

Tugas perawat pada tahap ini adalah :

a.    Mengevaluasi encapaian tujuan dari interaksi yang

telah dilakukan. Evaluasi ini disebut evaluasi objektif.

b.    Melakukan evaluasi subyektif

Evaluasi subjektive dilakukan dengan menanyakan

perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat.

Page 13: ISI  IKD 1

13

c.    Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi interaksi

yang telah dilakukan.

d.    Membuat kontak untuk pertemuan berikutnya.

D. Sintesis pemikiran kritis dengan kompetensi keperawatan

Dalam mengkaji Pre dan Post keperawatan, terdiri dari :

a. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara

lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga

masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien

baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat

ditentukan.tahap ini mencakup tiga

kegiatan,yaituPengumpulan Data, Analisis

Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta

keperawatan.

Data yang terdiri dari :

Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu

pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya

suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.

Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan

yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi

lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.

b. Diagnosis keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko

perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana

perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah

(Carpenito,2000).

c. Perencanaan

Page 14: ISI  IKD 1

14

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk

membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini

kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di

harapkan (Gordon,1994).

d. Implementasi

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai

setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada

nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik

dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan klien.

e. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses

dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan

proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara

proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.

Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam

kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan

pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.

2.3.4 Cara menggabungkan pemikiran perawat dengan pasien ,

yaitu :

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang porfesional

mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan

pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan

membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. Perawat

memandang klien sebagai mahluk bio-psiko-sosiokultural dan

spiritual yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan

kesehatan atau pada keadaan krisis.

Page 15: ISI  IKD 1

15

Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa

terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari

interaksi perawat dengan klien.

A.PengertianPsikologi

Psikologi berasal dari kata Psyche = Jiwa, Logos = Ilmu

Psikologi adalah ilmu mempelajari tentang jiwa

a. Pengertian Psikologi menurut para ahli :

1. S. Freud : Psikologi adalah ilmu tentang ketidaksadaran

manusia.

2. Descartes dan Wundt (Davidoff, 1981), Psikologi

adalah ilmu tentang kesadaran manusia.

3. Branca (1964) & Sartain DKK (1967) : Psikologi

adalah ilmu tentang tingkah laku (overt behavior & 

inner behavior).

4. Woodworth & Marquis (1975) : Psikologi adalah ilmu

tentang aktivitas-aktivitas individu (motorik, kognitif

dan emosional).

5. Morgan dkk (1984) : Psikologi adalah ilmu tentang

tingkah laku manusia dan hewan.

b. Ciri-ciri psikologi

1. Mempunyai objek tertentu

Obyek material = Manusia

Obyek formal = Jiwa/psikis

2. Metode pendekatan/penelitian tertentu

3. Sistematika yang teratur

4. Mempunyai sejarah atau riwayat tertentu.

Page 16: ISI  IKD 1

16

B. Kebutuhan spiritual

adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau

mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama,

serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan,

mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan

Tuhan.

Untuk menggabungkan pemikiran perawat dengan

pasien kebutuhan spiritual adalah hal yang harus

dilakukan oleh perawat.

Menurut Burkhardt (1983), spiritualitas meliputi aspek sebagai

berikut :

a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak

diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan

b. Menemukan arti dan tujuan hidup

c. Menyadari kemampuan untuk meggunakan

sumber dan kekuatan dalam diri sendiri

d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri

sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.

Page 17: ISI  IKD 1

17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berpikir kritis merupakan proses kognitif yang aktif dan

terorganisasi yang digunakan untuk mengetahui pikiran seseorang dan

pemikiran terhadap orang lain. Dalam kaitannya dengan keperawatan,

berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah

keperawatan dan difokuskan pada keputusan apa yang haris diyakini dan

dilakukan (Katoka-Yahiro dan Saylor, 1994).

Peran perawat adalah untuk membantu individu yang sakit,

ataupun yang sehat, dalam kinerja aktivitas yang menunjang pada

kesehatan dan pemulihannya atau pada kematian yang tenang

(International Council of nurses, 1973).

Komunikasi therapeutik adalah kemampuan atau keterampilan

perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi

gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang

lain. (Northhouse, 1998).

Perawat memandang klien sebagai mahluk bio-psiko-sosiokultural dan

spiritual yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan

kesehatan atau pada keadaan krisis.

3.2 Saran

Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam

keperawatan kita harus mengembangkan pikiran secara rasional dan

cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengindentifikasi dan merumuskan

masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian hubungan dari

masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam

keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan

merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan

perawat.

Page 18: ISI  IKD 1

18

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Anne Griffin Perry, 2005, Fundamentals of nursing :

concepts,process, and practice, Jakarta, Buku Kedokteran : EGC

Perry.Potter,2005,Fundamentals of Nursing, Jakarta, Buku

Kedokteran : EGC.

Bastable,Susan B., 2002, Perawat sebagai Pendidik : prinsip-

prinsip pengajaran dan pembelajaran,Jakarta : EGC

Hamid, Yani, Achir. Buku Ajar Aspek Spiritual dalam

Keperawatan. Jakarta: Widya Medika. 2000