makalah ptim ii_corak pemikiran dan sistem teologi_hamka

19

Click here to load reader

Upload: aziz-gets

Post on 23-Jun-2015

448 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

MAKALAH

PTIM II

Tentang

CORAK PEMIKIRAN DAN SISTEM TEOLOGI

BUYA HAMKA

Oleh

AZIZMANBP : 505 028

Dosen Pembimbing :

Eliana Siregar M.Ag

FAKULTAS USHULUDDINJURUSAN AQIDAH FILSAFAT

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN)IMAM BONJOL PADANG

2008 M / 1429 H

Page 2: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

PENDAHULUAN

HAMKA adalah muslim tradisionalis sekaligus modernis. Dia seorang

ulama yang istikamah dengan keislamannya, namun sekaligus menjadi seorang

nasionalis yang berwibawa. Beliau adalah tokoh besar Muhammadiyah, namun

juga sangat dekat dengan tradisi NU.

Pada zaman Soekarno, HAMKA adalah ulama pertama yang

membacakan syair-syair Maulud Barjanzi di Istana Negara. Beliau

menyanyikan bait-bait Barjanzi dan menerjemahkan dengan nuansa sastra

sufistik yang tinggi. Barjanzi itu menjadi brand culture orang-orang NU, yang

dianggap bid¢ah oleh lingkungan HAMKA yang Muhammadiyah.

Begitu juga kegemarannya pada dunia mistik-sufistik, yang juga

menjadi karakter ulama tradisonalis NU. Dalam bukunya, Tasawuf Modern

atau Tasawuf dari Abad ke Abad, tampak kelapangan hati antar aliran mistik.

Dalam buku itu, tak ada nada penghukuman, bahkan kepada pendekar

union mystique Al Hallaj. Justru terdapat nukilan, misalnya, tentang Abu

Yazid Al Busthami, seorang sufi, yang datang ke satu misa di gereja dan bapak

pastor di sana kemudian mengumumkan hadirnya seseorang yang menurut

perasaannya bukan orang sembarangan, dilihat dari aura jiwanya yang kuat.

Karakter keilmuan Islam klasiknya benar-benar sangat dekat dengan

kultur Islam tradisionalis sebagaimana yang melekat pada ulama-ulama NU,

terbukti dengan penguasaannya yang otoritatif terhadap kitab-kitab salaf.

Kefakihan “dirosah Islamiyah” (Islamic studies) yang dimiliki HAMKA

sampai saat ini jarang dimiliki kader-kader Muhammadiyah yang justru

terjebak dalam puritanisme Islam yang radikal-konservatif.

Beliau disebut seorang Ulama, Politisi dan juga Sastrawan. Dibalik

dari pada itu beliau juga memiliki corak pemikiran kalam tersendiri yang

perlu kita kaji lebih jauh lagi pemikiran beliau ini.

1

Page 3: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

PEMBAHASAN

CORAK PEMIKIRAN DAN SISTEM TEOLOGI

BUYA HAMKA

A. Riwayat Hidup dan Pemikiran

Buya Hamka seorang ulama, politisi dan sastrawan besar yang tersohor

dan dihormati di kawasan Asia. HAMKA adalah akronim namanya Haji Abdul

Malik bin Abdul Karim Amrullah. Lahir di kampung Molek, Maninjau,

Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta 24 Juli 1981.Dia

diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal

dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayah kami, atau seseorang

yang dihormati. Ayahnya, Syeikh Abd ul Karim bin Amrullah,yang akrab di

sapa Inyiak Rasul, seorang pelopor Gerakan Islam (tajdid) di Minangkabau,

sekembalinya dari Makkah 1906.

HAMKA mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau

sehingga Darjah Dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah

mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ HAMKA

mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga pernah

mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama

terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur,

R.M. Surjoparonto dan Ki Bagus Hadikusumo.

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di

Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padangpanjang pada

tahun 1929. HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam,

Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padangpanjang dari tahun 1957

hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan

Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun

1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh

Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno

2

Page 4: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam

politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam

maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat

menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki

Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain

Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis,

Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud,

Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga

rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta

seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Surjoparonoto, Haji Fachrudin, Ar

Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga

menjadi seorang ahli pidato yang handal.

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui pertubuhan

Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun

1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang

Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di

Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan

pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul

Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis

Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah,

menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun

kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta

pada tahun 1950.

Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat

Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti

Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau

3

Page 5: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak

dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 apabila beliau

menjadi anggota parti politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu

menentang kemaraan kembali penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato

dan menyertai kegiatan gerila di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947,

HAMKA dilantik sebagai ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia.

Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama

dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh

pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun1966,

HAMKA telah dipenjarakan oleh Presiden Sukarno kerana dituduh pro-

Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mula menulis Tafsir al-Azhar

yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara,

HAMKA dilantik sebagai ahli Badan Musyawarah Kebajikan Nasional,

Indonesia, anggota Majlis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga

Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan

seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an lagi,

HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas,

Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928,

beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau

menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga

pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan

Gema Islam.

Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti

novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan

antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks

sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.

4

Page 6: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional

dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa,

Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan

Malaysia, 1974; dan gelaran Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno daripada

pemerintah Indonesia.

Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan

pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam.

Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di

negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk

Malaysia dan Singapura, turut dihargai.

Daftar Karya Buya Hamka

- Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.

- Si Sabariah. (1928)

- Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.

- Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).

- Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).

- Kepentingan melakukan tabligh (1929).

- Hikmat Isra' dan Mikraj.

- Arkanul Islam (1932) di Makassar.

- Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.

- Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.

- Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.

- Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.

- Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat, Balai

Pustaka.

- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat,

Balai Pustaka.

- Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai

Pustaka.

- Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.

5

Page 7: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

- Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.

- Tuan Direktur 1939.

- Dijemput mamaknya,1939.

- Keadilan Ilahy 1939.

- Tashawwuf Modern 1939.

- Falsafah Hidup 1939.

- Lembaga Hidup 1940.

- Lembaga Budi 1940.

- Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepun 1943).

- Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi

1946.

- Negara Islam (1946).

- Islam dan Demokrasi,1946.

- Revolusi Pikiran,1946.

- Revolusi Agama,1946.

- Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.

- Dibantingkan ombak masyarakat,1946.

- Didalam Lembah cita-cita,1946.

- Sesudah naskah Renville,1947.

- Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.

- Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi, Sedang Konperansi

Meja Bundar.

- Ayahku,1950 di Jakarta.

- Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.

- Mengembara Dilembah Nyl. 1950.

- Ditepi Sungai Dajlah. 1950.

- Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai

tahun 1950.

- Kenangan-kenangan hidup 2.

- Kenangan-kenangan hidup 3.

- Kenangan-kenangan hidup 4.

6

Page 8: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

- Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.

- Sejarah Ummat Islam Jilid 2.

- Sejarah Ummat Islam Jilid 3.

- Sejarah Ummat Islam Jilid 4.

- Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.

- Pribadi,1950.

- Agama dan perempuan,1939.

- Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.

- 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat,

dibukukan 1950).

- Pelajaran Agama Islam,1956.

- Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.

- Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.

- Empat bulan di Amerika Jilid 2.

- Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo

1958), utk Doktor Honoris Causa.

- Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA

ISLAM.

- Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan

- 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.

- Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.

- Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.

- Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.

- Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.

- Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.

- Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.

- Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).

- Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).

- Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti

Keristan 1970.

- Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.

7

Page 9: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

- Himpunan Khutbah-khutbah.

- Urat Tunggang Pancasila.

- Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.

- Sejarah Islam di Sumatera.

- Bohong di Dunia.

- Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres

- Muhammadiyah di Padang).

- Pandangan Hidup Muslim,1960.

- Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.

- Tafsir Al-Azhar [1] Juzu' 1-30, ditulis pada saat dipenjara

B. Pemikiran Teologi Hamka

Kalau kita mengakaji corak pemikiran Teologi Buya Hamka,kita bisa

melihat dalam beberapa tafsirannya atas ayat terkesan sebagai pemikir kalam

rasional – Namun disamping itu tidak pula mengatakannya beliau ini

cenderung kepada Mu'tazilah - yang memberi tekanan kuat pada kemerdekaan

manusia dalam berkehendak dan berbuat. Sikap teologis ini melahirkan

semangat kerja keras dan tidak mau menyerah pada keadaaan dalam diri Buya

Hamka, sehingga mematri kredo hidupnya dengan ungkapan "sekali berbakti

sesudah itu mati".

Dalam bukunya Bapak Dr Yunan Yusuf beliau meneliti delapan

masalah kalam, yakni: (1) kekuatan akal; (2) fungsi wahyu; (3) free will dan

predestination; (4) konsep iman; (5) kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan; (6)

keadilan Tuhan; (7) perbuatan-perbuatan Tuhan; dan (8) sifat-sifat Tuhan.

Semua entri point ini membuktikan bahwa Buya Hamka dalam dua masalah

pertama menganut aliran Maturidiyah Bukhara, sedangkan enam masalah

terakhir sejalan dengan aliran Mu'tazilah.

Dalam masalah "free will" dan "predestination" serta konsep iman,

Bapak Dr. Yunan menemukan pemikiran Hamka tentang kebebasan manusia

dalam berkehendak dan berbuat. Dengan akalnya manusia bisa menimbang

8

Page 10: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

mana yang buruk dan mana yang mendatangkan kebaikan. Namun, Buya

Hamka tetap mengakui jangkauan takdir sebagai manifestasi dari kekuasaan

Tuhan. Dengan kata lain, secara metaforis bisa dinyatakan bahwa "malam

bercermin kitab suci, siang bertongkatkan besi".

Sejalan dengan itu, konsep iman tidak hanya meniscayakan sekedar

tasdiq tetapi juga ma'rifah dan 'amal. Ini didasarkan pada keberadaan teologi

sebagai sebuah paham keagamaan yang akan menentukan bentuk watak sosial

penganutnya, serta memberi warna pada tindakan dan tingkah laku dalam setiap

aspek kehidupannya, yang pada gilirannya akan memberikan arah pada jalan

hidup itu sendiri.

Adapun kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan dibatasi oleh kebebasan

memilih (ikhtiyar) berdasarkan pertimbangan akal yang diberikan Tuhan

kepada manusia. Inilah yang meniscayakan kekuasaan dan kehendak mutlak

Tuhan tidak berlaku sepenuhnya. Dengan kata lain, pemberian akal bagi

manusia tidak mempunyai arti, bila manusia tidak diberikan kebebasaan untuk

memilih.

Sementara, keadilan Tuhan didefinisikan oleh Buya Hamka sebagai balasan

atas semua perbuatan manusia, meskipun sebesar zarrah (bentuk terkecil benda)

sekalipun. Kezaliman mustahil bagi Allah, walau tidak ada yang kuasa

membendung jika memang Allah menghendaki.

Hal ini erat kaitannya dengan keyakinan Hamka bahwa perbuatan-

perbuatan Tuhan terletak pada kewajiban-Nya untuk melakukan yang baik.

Paham ini dibangun dari realitas alam semesta yang berlaku atas Hikmah

Kebijaksanaan Yang Maha Tinggi. Bila tidak, mungkin sampai sekarang kita

tidak bisa hidup dalam siklus kehidupan alam yang berjalan normal dan baik.

Penafsiran Buya Hamka atas Sifat-sifat Tuhan sejalan dengan pemikiran

rasional ketika berbicara tentang antropomorfisme. Kata-kata "wajh" berarti zat

Allah dan ridha-Nya, "yad" adalah kekuasaan dan restu-Nya, "yamin" berarti

9

Page 11: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

hakekat "qudrat ilâhiyat"-Nya, "ja'a rabbuka" ditafsirkan dengan telah datang

ketentuan atau perintah Tuhan, dan beberapa contoh lainnya. Sikap Buya

Hamka ini dipengaruhi oleh tafsiran surat Ali Imran ayat 7 bahwa Tuhan tidak

melarang untuk menakwilkan ayat-ayat mutasyâbihât (samar).

Adapun dalam masalah ru'yatullah (melihat Allah), Hamka terlihat

menganut paham rasional bahwa Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala

kelak di akhirat, melainkan dengan mata hati, karena kitapun belum mampu

melihat alam semesta, baik yang berada di dalam maupun di luar diri kita

sendiri.

Dalam memahami masalah kemakhlukan al-Qur'an, Hamka marangkum

kedua aliran, baik yang rasional maupun tradisional, dengan kecenderungan

untuk menghindarkan diri dari perdebatan ilmu kalam. Dia menghimbau agar

Mu'tazilah dan Ahlus Sunnah modern tidak bertengkar lagi tentang masalah ini.

Semua pandangan Buya Hamka dalam menafsirkan ayat yang erat

kaitannya dengan pemikiran kalam ini berlandaskan pada sikap untuk mencari

alternatif atas perdebatan klasik seputar masalah kalam. Ia menyebutnya dengan

"jalan tengah", yakni tidak mempersoalkan secara tajam perbedaan dalam hal

tersebut, yang seringkali terjebak pada buaian konflik berkepanjangan tanpa

menyuguhkan manfaat praktis bagi umat.

Dalam bukunya Bapak Dr.Yunan Yusuf Beliau Terkesan sangat hati-

hati untuk mengklaim Hamka sebagai penganut Mu'tazilah, karena Buya

Hamka selalu menyebut dirinya sebagai penganut Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Pemikiran kalamnya yang identik dengan pemikiran Mu'tazilah tersebut,

kelihatannya lebih dipengaruhi oleh realitas kontemporer yang menuntut

tindakan atas dasar rasio serta mendahulukan inisiatif pribadi atas pertimbangan

tradisi, atau sikap rasional dengan pijakan kuat pada nash-nash agama. Hal ini

dianggap sebagai jalan terbaik untuk memacu berbagai ketertinggalan umat

Islam.

10

Page 12: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam corak dan sisitem Teologi Buya Hamka ia terkesan seorang yang

Rasional, namun Bukan berarti beliau ini cenderung kepada Mu'tazilah. Dalam

delapan masalah Teologi , Yaitu (1) kekuatan akal; (2) fungsi wahyu; (3) free

will dan predestination; (4) konsep iman; (5) kekuasaan dan kehendak mutlak

Tuhan; (6) keadilan Tuhan; (7) perbuatan-perbuatan Tuhan; dan (8) sifat-sifat

Tuhan. Buya Hamka dalam dua masalah pertama menganut aliran Maturidiyah

Bukhara, sedangkan enam masalah terakhir sejalan dengan aliran Mu'tazilah.

Ringkasnya dari segi teologi kita tidak bisa mengklaim Hamka sebagai

penganut Mu'tazilah, karena Buya Hamka selalu menyebut dirinya sebagai

penganut Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Pemikiran kalamnya yang identik dengan

pemikiran Mu'tazilah tersebut, kelihatannya lebih dipengaruhi oleh realitas

kontemporer semata yang menuntut tindakan atas dasar rasio serta

mendahulukan inisiatif pribadi atas pertimbangan tradisi, atau sikap rasional

dengan pijakan kuat pada nash-nash agama. Hal ini dianggap sebagai jalan

terbaik untuk memacu berbagai ketertinggalan umat Islam.

11

Page 13: Makalah Ptim Ii_corak Pemikiran Dan Sistem Teologi_hamka

DAFTAR PUSTAKA

http://kabinetindonesia.wordpress.com

http://www.tokohindonesia.com

http://www.psq.or.id/perpustakaan_detail.asp?mnid=31&id=5

Yusuf, Yunan, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar, Penerbit Pustaka

Panjimas, Jakarta Th 1990

12