makalah psikotropika

18
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Saat ini psikotropika sudah menjadi barang yang biasa ada didalam masyarakat, sudah tidak menjadi barang yang aneh lagi, bayangkan saja disetiap berita televisi selalu ada berita tentang narkoba . Peredaran psikotropika saat ini sudah bisa mencapai daerah yang terpelosok sekalipun, dan mulai dari kalangan strata bawah samapai yang paling atas juga ikut menyalahgunakan psikotropika. Psikotropika sebenarnya digunakan didalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan. Saat ini sudah ada peraturan yang mengatur tentang penyalahgunaan psikotropika, tetapi masih banyak juga kasus yang tidak tersentuh oleh peraturan tersebut. Karena jaringan narkotika ini cukup besar wilayahnya, tidak hanya didalam negeri saja, kasus penyelahgunaan obat ini sudah melibatkan jaringan internasional dan sudah masuk kedalam kategori pidana khusus. 2. Masalah Beberapa pokok masalah atau permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan psikotropika. 2. Bagaimana sejarah psikotropika di Indonesia. 3. Bagaimana peraturan yang mengatur tentang penyalahgunaan psikotropika. 1

Upload: ilma-alvia-bayatika

Post on 27-Jun-2015

8.799 views

Category:

Documents


182 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PSIKOTROPIKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Saat ini psikotropika sudah menjadi barang yang biasa ada didalam masyarakat, sudah

tidak menjadi barang yang aneh lagi, bayangkan saja disetiap berita televisi selalu ada

berita tentang narkoba . Peredaran psikotropika saat ini sudah bisa mencapai daerah

yang terpelosok sekalipun, dan mulai dari kalangan strata bawah samapai yang paling

atas juga ikut menyalahgunakan psikotropika. Psikotropika sebenarnya digunakan

didalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan.

Saat ini sudah ada peraturan yang mengatur tentang penyalahgunaan psikotropika,

tetapi masih banyak juga kasus yang tidak tersentuh oleh peraturan tersebut. Karena

jaringan narkotika ini cukup besar wilayahnya, tidak hanya didalam negeri saja, kasus

penyelahgunaan obat ini sudah melibatkan jaringan internasional dan sudah masuk

kedalam kategori pidana khusus.

2. Masalah

Beberapa pokok masalah atau permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini

yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan psikotropika.

2. Bagaimana sejarah psikotropika di Indonesia.

3. Bagaimana peraturan yang mengatur tentang penyalahgunaan psikotropika.

3. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat agar dapat memberikan informasi tentang apa itu psikotropika, dan

bagaimana psikotropika berkembang di Indonesia, dan apa saja peraturan yang

mengatur tentang penyalahgunaan psikotropika.

1

Page 2: MAKALAH PSIKOTROPIKA

BAB II

ISI

1. Sejarah Narkotika dan Psikotropika di Indonesia

Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di

Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman

penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium)

tersebut adalah orang-orang Cina.

Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu

untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal

dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada

waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu

dengan jalan menghisapnya melalui pipa panjang.

Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia.

Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu

dan melarang pemakaian candu (Brisbane Ordinance).

Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah

Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk

sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon

Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu

hanya diperuntukkan bagi ekspor.

Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak

diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang

(Verdovende Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada

tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536).

Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat

lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak

dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut.

2

Page 3: MAKALAH PSIKOTROPIKA

Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat

perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan

distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance)

dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk

pengaturannya (State Gaette No.419, 1949).

Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis

narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu

perang Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an,

maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat

penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian

besar korbannya adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu

berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang hampir

bersamaan.

Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6

tahun 1971 dengan membentuk badan koordinasi, yang terkenal

dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang

mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan

penanggulangan terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam

keamanan negara, yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya

narkotika, kenakalan remaja, kegiatan subversif dan pengawasan

terhadap orang-orang asing.

Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat,

menyebabkan Undang-Undang narkotika warisan Belanda (tahun

1927) sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian

mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika.

Undang-Undang tersebut antara lain mengatur berbagai hal

khususnya tentang peredaran gelap (illicit traffic). Disamping itu

juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal

32), dengan menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan

rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri kesehatan.

3

Page 4: MAKALAH PSIKOTROPIKA

Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di

Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga

disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul dibuatnya

UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut

mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku

kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa

hukuman mati.

2. Definisi Psikotropika

Pasikotropika adalah zat-zat kimia yang menekan kerja susunan saraf pusat dan

memberikan efek mengkhayal (halusinasi), gangguan cara berpikir, perubahan

emosi/perasaan, dan juga memberikan efek stimulasi (merangsang). Jenis

psikotropika yang dikenal adalh ekstasi dan shabu-shabu. Pada mulanya, obat-obat

psikotropika digunakan dibidang kesehatan/medis, namun dalam perkembangannya

sering disalahgunakan oleh para pemakainya.

Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis,

kelakuan atau pengalaman (Hari Sasangka, 2003: 63).

Sebenarnya Psikotropika baru diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu

farmakologi yakni psikofarmakologi yang khusus mempelajari psikofarma atau

psikotropik. Istilah psikotropik mulai banyak dipergunakan pada tahun 1971 sejak

dikeluarkannya convention on psycotropic substance oleh General Assembly yang

menempatkan zat-zat tersebut di bawah kontrol internasional. Dalam United Nation

conference for Adoption of Protocol on Psychotropic Substance disebutkan batasan-

batasan zat psikotropik adalah bentuk bahan-bahan yang memiliki kapasitas

menyebabkan:

4

Page 5: MAKALAH PSIKOTROPIKA

1. Keadaan ketergantungan

2. Depresi dan stimulan susunan saraf pusat (SSP)

3. Menyebabkan halusinasi

4. Menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi

Menurut undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika, dalam pasal 1

butir 1 disebutkan, bahwa Psikotropika adalah zat atau obat. baik alamiah maupun

sintesis bukan narkotika. Yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

prilaku.

3. Jenis-jenis Psikotropika

a. Menurut Farmakologi

Obat-obat yang menekan fungsi-fungsi psikis tertentu di SSP

- Obat Golongan Neuroptika

Disebut juga obat antipsikotika, adalah obat-obat yang menekan fungsi

psikis tertentu, tanpa menekan fungsi-fungsi umum seperti berpikir dan

berkelakuan normal. Obat-obatab ini dapat meredakan emosi dan

agresi yang pada umumnya diderita oleh psikosis, yaitu penderita

penyakit jiwa seperti schizophrenia.

- Obat yang tergolong Transquillizer

Adalah obat-obat penenang yang berkhasiat selektif terutama pada

bagian obat yang menguasai emosi-emosi kita, yakni system limbis

dan menekan SSP. Bedanya dengan neuroptika adalah bukan

merupakan antipsikotika.

Obat-obat yang menstimulir (merangsang) fungsi-fungsi tertentu di SSP

- Obat golongan anti depressive

5

Page 6: MAKALAH PSIKOTROPIKA

Adalah obat yang dipergunakan untuk menghilangkan, memperbaiki

dan meringankan gejala-gejala suasana jiwa seperti murung dan lain

sebagainya.

- Obat golongan Psikostimulansia

Obat ini memiliki kemampuan untuk mempertinggi inisiatif,

kewaspadaan serta prestasi fisik dan mental, rasa letih dapat

diminimalisir bahkan dihilangkan. Termasuk dalam golongan ini

adalah amfetamin-amfetamin serta doping yang lain.

Obat-obat yang mengacaukan mental tertentu

Obat ini justru kebalikan dari golongan neuroptika yang berguna

meredakan emosi serta khayalan, obat ini justru menimbulkan halusinasi,

pikiran-pikiran, dan impian-impian khayalan. Obat ini termasuk golongan

psikodisleptika. Contoh obat golongan ini adalah (LSD (Lysergic Acid

Dicthylamide).

b. Menurut UU nomor 5 tahun 1997

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma

ketergantungan digolongkan menjadi :

1. Psikotropika Golongan I

Adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu

pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi

amat kuat, mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah :

Broloamfetamine

Cathinone

DET

DMA

DMHP

DMT

DOET

Eticyclidine - PCE

Etrytamine

Lysergide - LSD

6

Page 7: MAKALAH PSIKOTROPIKA

MDMA

Mescaline

Methcathinone

Methylaminore

MMDA

N-ethyl MDA

N-hydroxy)

Parahexyl

PMA

Psilocine, psilotsin

Psilocybine

Rolicyclidine

STP, DOM

Tenamfetamine

Tenocyclidine – TCP

Tetrahydrocannabinol

TMA

2. Psikotropika Golongan II

Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan

dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah :

Amphetamine

Dexamphetamine

Fenetylline

Levamphetamine

Levomethampheta-mine

Mecloqualone

Methamphetamine

Methamphetamineracemate

Methaqualone

Methylphenidate

Phencyclidine - PCP

Phenmetrazine

Secobarbital

Dronabinol

Zipeprol

3. Psikotropika Golongan III

7

Page 8: MAKALAH PSIKOTROPIKA

Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan

dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi sedang, mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah :

Amobarbital

Buprenorphine

Butalbital

Cathine / norpseudo-ephedrine

Cyclobarbital

Flunitrazepam

Glutethimide

Pentazocine

Pentobarbital

4. Psikotropika Golongan IV

Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakbatkan sindroma ketergantungan.

Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah :

Allobarbital

Alprazolam

Amfepramone

Aminorex

Barbital

Benzfetamine

Bromazepam

Butobarbital

Brotizolam

Camazepam

Chlordiazepoxide

Clobazam

Clonazepam

Clorazepate

Clotiazepam

Cloxazolam

Delorazepam

Diazepam

Estazolam

Ethchlorvynol

Ethinamate

Ethyl loflazepate

Etil Amfetamine

Fencamfamin

Fenproporex

Fludiazepam

8

Page 9: MAKALAH PSIKOTROPIKA

Flurazepam

Halazepam

Haloxazolam

Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah

psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik

Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.

1. ECSTASY

Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine

(MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad

lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat

mengalami kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai serum

kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa.

XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum. Efeknya

berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-

kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil

mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan

timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu

diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak

terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat

dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa

kosong, rileks dan “asyik”. Dalam keadaan seperti ini, kita merasa

membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk

menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur

menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat

lelah dan tertekan.

2. SHABU-SHABU

9

Page 10: MAKALAH PSIKOTROPIKA

Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi

dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari

ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya

dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air

Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu

melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu

dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan

aluminium foil yang terhirup.

Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang

berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka

yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing

pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang

banyak mempunyai persoalan / masalah dalam kehidupan, sebaiknya

narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Selain itu, pengguna Sabu sering

mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu

sesi dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga

merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan

tidak lagi bertambah (The Law Of Diminishing Return). Beberapa pemakai

mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar

mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan

banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai

Sabu.

4. Efek Pemakaian Psikotropika

Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang

susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya

halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan

10

Page 11: MAKALAH PSIKOTROPIKA

dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)

bagi para pemakainya.

Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan

pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja

menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit

serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan

kematian.

Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat manusia,

Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :

a. Depresant

yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat

(Psikotropika Gol 4), contohnya antara lain : Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon,

Valium, Mandrak (MX).

b. Stimulant

yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine,

MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan

Ecstasi.

c. Hallusinogen

yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan

contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline. Disamping itu

Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal

harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau

minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan

Narkotika.

5. Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran narkotika dan psikotropika, 1988

Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadakan konvensi mengenai

pemberantasan peredaran psikotropika (Convention on psychotropic substances) yang

diselenggarakan di Vienna dari tanggal 11 Januari sampai 21 Februari 1971, yang

diikuti oleh 71 negara ditambah dengan 4 negara sebagai peninjau.

Sebagai reaksi yang didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam atas

meningkatnya produksi, permintaan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

11

Page 12: MAKALAH PSIKOTROPIKA

dan psikotropika serta kenyataan bahwa anak-anak dan remaja digunakan sebagai

pasar pemakai narkotika dan psikotropika secara gelap, serta sebagai sasaran

produksi, distribusi, dan perdagangan gelap narkotika dan psikotropika, telah

mendorong lahirnya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan

Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988.

Konvensi tersebut secara keseluruhan berisi pokok-pokok pikiran, antara lain, sebagai

berikut :

1. Masyarakat bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia perlu memberikan

perhatian dan prioritas utama atas masalah pemberantasan peredaran gelap

narkotika dan psikotropika.

2. Pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika merupakan masalah

semua negara yang perlu ditangani secara bersama pula.

3. Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Konvensi Tunggal Narkotika 1961,

Protokol 1972 Tentang Perubahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961, dan

Konvensi Psikotropika 1971, perlu dipertegas dan disempurnakan sebagai sarana

hukum untuk mencegah dan memberantas peredaran gelap narkotika dan

psikotropika.

4. Perlunya memperkuat dan meningkatkan sarana hukum yang lebih efektif dalam

rangka kerjasama internasional di bidang kriminal untuk memberantas organisasi

kejahatan trans-nasional dalam kegiatan peredaran gelap narkotika dan

psikotropika.

BAB III

KESIMPILAN

Psikotropika adalah zat atau obat. baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika.

Yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.

Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang

susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya

halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan

dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)

bagi para pemakainya.

12