makalah prak fartis klmpk 2 d

26
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS Peranan Farmasis dalam Penanganan Resep Obat Anak Disusun oleh : Kelompok 2 Farmasi VI D Brendi 1112102000086 Ghiman Dharmawan 1112102000088 Nabilah Urwatul W 1112102000095 Ikhda Khullatil Mardliyah 1112102000094 Mauliana 1112102000091 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: nanawelexx

Post on 15-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI PRAKTISPeranan Farmasis dalam Penanganan Resep Obat Anak

Disusun oleh : Kelompok 2 Farmasi VI D

Brendi1112102000086 Ghiman Dharmawan1112102000088Nabilah Urwatul W1112102000095Ikhda Khullatil Mardliyah1112102000094Mauliana1112102000091

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTATAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pelayanan kesehatan mempunyai peranan strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan apotek merupakan salah satu pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan apotek saat ini harus berubah orientasi dan drug oriented menjadi patien oriented dengan berasaskan pharmaceutical care. Kegiatan pelayanan farmasi yang tadinya hanya berfokus pada pengolahan obat sebagai komiditi harus diubah menjadi pelayanan yang komprehensif dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dua puluh lima persen kesembuhan pasien diharapkan diperoleh dari kenyamanan serta baiknya pelayanan apotek. Sedangkan 75% berasal dari obat yang digunakan pasien (Aditama, 2002). Pelayanan yang bermutu selain mengurangi risiko terjadinya medication error, juga memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat sehingga masyarakat akan memberikan persepsi yang baik terhadap apotek. Telah ada kesepakatan bahwa mutu pelayanan kesehatan dititikberatkan pada kebutuhan dan tuntutan penggunaan jasa yang berkaitan dengan kepuasan pasien sebagai konsumen. Pelayanan yang bermutu selain berdasarkan kepuasan konsumen juga harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi (Ingerani, 2002).

BAB IILANDASAN TEORI Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kesehatanpasien (Depkes, 2009).Pelayanankefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus padapengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.Penggunaan pelayanan kefarmasian tidak hanya digunakan untuk pelayanan resep tapi juga untuk pengobatan sendiri (swamedikasi) (Guptadkk.,2011). Sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan, apoteker memiliki peran dan tanggungjawab yang besar pada swamedikasi. Perandan tanggungjawab apoteker ini didasarkan pada filosofi Pharmaceutical Care, yaitu tanggung jawab apoteker dalam hal farmakoterapi dengan tujuan untuk mencapai keluaran yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Didasarkan pada filosofi ini, maka tanggung jawab apoteker adalah mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegahterjadinya masalah yang berhubungan dengan obat (drugrelated problems), sehingga dapat tercapai keluaran terapi yang optimal (ISFI, 2005).Standar pelayanan kefarmasian di apotek ini meliputi penampilan apotek, keramahan petugasapotek, pelayanan informasi obat di apotek, ketersediaan obat di apotek, dan kecepatan pelayanan di apotek (Depkes RI, 2004).

BAB IIIPROSEDUR KERJAAnalisis Rasionalitas Obat Tepat indikasi, pasien, dosis, cara pemakaian

Penerimaan Resep Cek Kelengkapan Resep Cek Riwayat Pengobatan

Penyerahan Obat Dan Konseling Penyerahan Obat Pemberian KonselingPemeriksaan Akhir Kesesuaian obat dengan resep Buat kopi resep Pentiapan materi informasiPasien Datang

Penyiapan Obat Penyiapan Etiket Memasukkan obat dalam wadah dan pemberian etiket

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HASILa. ResepApotek PRODI FARMASI FKIK UINJl. Kertamukti no.100, CiputatTelp. 02179432222

SALINAN RESEPCiputat,.............R/Aztrin kap X Sanmol tab X Mf pulv no XV S 3dd 1 pulv

R/Rhinatol Syrup 1 S 3 cth 1

Pro: Andi Umur:Alamat:

b. Kelengkapan ResepNoKelengkapan ResepHasil Pemeriksaan Kelengkapan Resep

1Nama dokterTidak Ada

2SIP dokterTidak Ada

3Alamat dokterAda

4Tanggal penulisan resepTidak Ada

5Paraf dokterTidak Ada

7Nama pasienAda

8Alamat pasienTidak Ada

9Umur pasienTidak ada

10Jenis kelaminTidak ada

11Jumlah sediaanAda

12Signa/aturan pakaiAda

a. Informasi ObatNoNama ObatIndikasiDosisEfek SampingInteraksi Obat

1Aztrin Sebagai antibiotik. untuk Infeksi saluran pernafasan bagian atas & bawah, infeksi kulit ringan dan sedang.Infeksi saluran pernafasan bagian atas & bawah, infeksi kulit ringan dan sedang : 500 mg sebagai dosis tunggal pada hari pertama, dilanjutkan dengan 250 mg sebagai dosis tunggal untuk 4 hari berikutnya.Diare, mual, muntah, kembung, nyeri lambung, dispepsia, sakit kuning kolestatik.Kemerahan pada kulit, gangguan saluran kemih & kelamin, sakit kepala, vertigo, somnolen (ketagihan tidur/mengantuk terus), kelemahan-antasida yang mengandung Alumunium dan Magnesium, Warfarin, derivat Ergot.-mengganggu metabolisme Siklosporin.-meningkatkan kadar Digoksin

2sanmolMeredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, demam yang menyertai flu dan setelah imunisasi Anak berusia 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 2-4 sendok teh. Anak berusia 2-5 tahun : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh. Bayi : 3-4 kali sehari 1/2 sendok teh.

Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.- Reaksi hipersensitivitasPenggunaan bersama alkohol dapat mengakibatkan kerusakan hati.

3Rhinatiol syrupMengurangi kekentalan saat sekresi lendir saluran pernafasan atau THT Kaps awal 2kaps 3/hr.bila gejala membaik 1kaps 4/hr.Sir dws awal 1 sdm 3x/hr setelah membaik dikurangi menjadi sdm 4x/hr.Sir bayi&anak 5th 1sdt 3x/hrGejala tidak nyaman pada GI dan ruam kulit.Efek antagonis dengan folkodin

Etiket

a. Salinan ResepApotek PRODI FARMASI FKIK UINJl. Kertamukti no.100, CiputatTelp. 02179432222SIP : 1111102000064APA: Nabilah Urwatu Wutsqo, S.Si, AptIter 2xSALINAN RESEPNama Dokter : dr.BowoAlamat Dokter: Jl. Kertamukti no.100 CiputatNama Pasien: AndiAlamat Pasien: Ciputat 10Tanggal Reseep: 16 Maret 2015

R/ Aztrin puyer X S. 3.dd.1................................ detR/ Sanmol tab X S. 3. dd. 1................................. det R/ Rhinathiol syrup I S. 3. cth. 1...............................det

P.C.C

b. Perhitungan Harga Jual Obat HJA (Harga Jual Apotek) = HNA (Harga Netto Apotek) + Laba apotek 30%+PPN 10% Harga Resep = HJA + Biaya pelayanan resep1. Aztrin HNA = 2,5 mg x 100 (Rp.111.430)HJA = Rp.33.500 ((30 tab) + Rp 11.000 + Rp 4450HJA = Rp.49.000Harga Resep = Rp.49.000 + Rp 1.000 = Rp 50.0002. SanmolHJA = Rp 34.200 (60 tab)+ Rp 10.300 + Rp 3.500HJA = Rp 48.000Harga Resep = Rp 48.000 + Rp 1.000 = Rp 49.0003. Rhinatiol syrupHJA = Rp 3600 (15 tab)+ Rp 1100 + Rp 360HJA = Rp 5.100Harga Resep = Rp 5.100 + Rp 1.000 = Rp 6.100

c. Percakapan Konseling1. Percakapan apoteker pasien saat mencari informasi tentang kelengkapan resep yang kurangApoteker: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya apoteker di apotek ini, saya telah menerima resep dari ibu, apakah benar ini . Andi ?Pasien: oh ya, saya Ibu nya Andi.Apoteker: Baiklah, ada beberapa informasi terkait pasien yang perlu saya dapatkan terkait resepnya. Pertama, Ibu beralamat tempat tinggal dimana ya bu?Pasien: Ciputat 10Apoteker: Baiklah, kemudian umur berapa usia Andi anak ibu?Pasien: 10 tahun Apoteker : Apakah sebelumnya Andi sedang mengkonsumsi obat atau obat herbal lainnya?Pasien:tidak Apoteker: Apakah Andi mengalami riwayat alergi terhadap suatu obat bu?Pasien: Oh, alhamdulillah Andi tidak mengalami alergi terhadap obat.Apoteker: Baiklah kalau begitu, terimakasih atas informasinya. Ibu mohon tunggu sebentar saya akan menyiapkan resep ini.Pasien :baik

2. Percakapan apoteker-pihak klinik-dokter mencari tahu informasi tentang kelengkapan resep Apoteker : Assamalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya apoteker dari Apotek Prodi Farmasi FKIK UIN, apakah benar saya terhubung dengan dr. Bowo?Dokter: Waalaikum salam, iya benar, ada yang bisa saya bantu?Apoteker: Baiklah, tadi baru saja ada resep masuk dari klinik anda atas nama . Andi, namun saya ingin menanyakan tentang beberapa obat, apa dokter ada waktu?Dokter: Baik .Apoteker: Saya ingin mengkonfirmasi mengenai obat yang dokter tulis bahwa obat Azitrin sebagai antibiotik tidak dapat dicampur dengan sanmol .karena antibiotik harus diminum sendiri dan harus dihabiskan. Dokter: Kalo begitu silahkan aztrin dan sanmol dipisah dalam pembuatannya sebagai serbuk.Apoteker: O ya, baik dok,terimakasih atas waktunya assalamualaikum.Dokter: ya terimakasih kembali, waalaikumsalam

3. Percakapan apoteker- pasien saat penyerahan obatApoteker: Andi (10 tahun)!!Pasien: Ya, saya ibunya Resep untuk . Andi ?Apoteker: Ya, Baiklah, Assalamualaikum Ibu. Ini resep ibu telah selesai, ada 3 macam obat disini, Pertama ini. azitrin (antibiotik) 1 kali sehari 1 bungkus dan diberikan pada saat perut kosong./1 jam sebelum makan ,dan obat ini harus dihabiskan ya bu.Kemudian yang kedua, sanmol (antipiretik) cara pemakaiannya adalah 3x sehari 1 bungkus sesudah makan. Pemakaiannya bisa dihentikan bila penyakitnya sudah sembuh.atau obat ini diberikan bila perlu.Sedangkan Rhinathiol syrup(obat saluran nafas), tiga kali sehari 1 sendok teh setelah makan. Pasien: mengapa obat Antibiotik begitu bu? Mengapa obat ini harus dihabiskan?Apoteker: Karena, antibiotik ini istilahnya untuk membunuh kuman di dalam tubuh, jika tidak teratur dan dihabiskan maka kuman di dalam tubuh dapat tidak seluruhnya dapat di bunuh, jadi masih ada kuman yang tersisa dan membuat antibiotik tersebut resisten atau tidak tahan lagi dalam membunuh kuman, sehingga nantinya ibu harus menaikkan dosis atau mengganti dengan antibiotik lain yang lebih kuat, seperi itu penjelasannya buPasien: oh begitu, jadi harus dihabiskan .Apoteker: Iya Ibu, kemudian obat ini disimpan di ruangan yang sejukPasien: O, ya yaApoteker: maaf sebelumnya Ibu takutnya ada informasi yang terlewatkan yang seharusnya saya sampaikan. Apakah Ibu dapat mengulangi informasi yang saya berikan tadi?Pasien: Ya baiklah. Pertama ini. azitrin (antibiotik) kali sehari 1 bungkus dan diberikan pada saat perut kosong./1 jam sebelum makan ,dan obat ini harus dihabiskan karena ini adalah antibiotik.Kemudian yang kedua, sanmol (antipiretik) cara pemakaiannya adalah 3x sehari 1 bungkus sebelum makan. Pemakaiannya bisa dihentikan bila penyakitnya sudah sembuh.atau obat ini diberikan bila perlu.Sedangkan Rhinathiol syrup(obat saluran nafas), tiga kali sehari 1 sendok teh setelah makan.Apoteker: Ya benar, terimakasih Ibu, apakah ada yang ingin Bapak tanyakan lagi atau ada yang kurang jelas?. Dan yang terakhir jika Andi mengalami tanda-tanda seperti sakit kepala, keringat........, Bapak segera menghubungi dokter.Pasien: Oh tidak sudah jelas.Apoteker: Baiklah, ini struknya bisa Bapak bayar di kasir. Semoga lekas sembuh ya Bapak, jangan lupa selalu meminta kesembuhan kepada Allah SWT. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarukatuh.Pasien:ya, waalaikumsalam.

4.2 PEMBAHASAN Resep dapat diartikan sebagai permintaan tertulis seorang doketer, dokter gigi, atau doketer hewan yang diberi izin berdasarkan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat0obatan kepada penderita. Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti recipe (ambillah). Dibelakang tanda ini (R/) biasanya bari tertera nama dan jumlah obat (Sitiatava Rizema Putra, 2012). Resep yang lengkap harus memuat beberapa hal sebagai berikut :1. Nama, alamat dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi atau dokter hewan.2. Tanggal penulisan resep.3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invacatio).4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio).5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature).6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscription).7. Nama penderita, jenis hewan, umur serta alamat/pemilik hewan.8. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah melebihi dosis maksimal. Adapun langkah-langkah pelayanan resep di apotek atau instalasi farmasi rumah sakit oleh seorang apoteker terdiri dari :1. Penerimaan resep.2. Analisis rasionalitas obat.3. Penyiapan obat.4. Pemeriksaan akhir.5. Penyerahan obat dan pemberian konseling.Menurut Permenkes RI, pada saat pelayanan resep, seorang apoteker diharuskan melakukan skrining resep (pengkajian resep) meliputi :1. Kajian administratif meliputi nama pasien,umu pasien, jenis kelamin pasien dan berat badan pasien; nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP) dokter, alamat, nomor telepon dan paraf atau tanda tangan dokter; tanggal penulisan resep.2. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan kekuatan sediaan, stabilitas serta inkompabilitas.3. Pertimbangan klinis meliputi ketepatan indikasi; dosis obat; aturan,cara dan lama pemakaian obat; duplikasi dan/ atau polifarmasi; reaksi obat yang tidak diinginkan ( efek samping, alergi, manifestasi klinis lain); kontraindikasi dan interaksi obat.Dalam rangka memenuhi syarat 1 pada skrining resep, maka dalam praktikum farmasi praktis dilakukan analisis atau pemeriksaan kelengkapan resep untuk mengetahui apakah resep yang kita terima sudah memenuhi syarat administratif dalam pelayanan resep. Berdasarkan hasil analisa resep asli yang dilakukan, terdapat beberapa syarat yang tidak dipenuhi dalam resep yang diterima tersebut, yaitu :1. Tidak terdapat nama dokter penulis resep dan nomor Surat Izin Praktik (SIP) dokter.2. Tanggal penulisan resep.3. Komposisi dan dosis setiap obat.4. Tanda tangan dokter penulis resep.5. Umur, jenis kelamin, alamat dan berat badan pasien.Kelengkapan resep ini penting diperiksa terlebih dahulu oleh seorang apoteker sebelum ke tahap pelayanan resep selanjutnya karena ini menyangkut keabsahan administratif resep terutama jika di dalam resep terdapat obat-obat golongan psikotropika atau narkotika yang membutuhkan pencegahan terhadap ketidaktepatan atautpun penyalahgunaan obat.Ketidaklengkapan resep yang diterima seorang apoteker dari dokter akan berpengaruh terhadap penyerahan obat kepada pasien yang nantinya akan berefek kepada efek terapi yang diharapkan. Seperti contoh, jika didalam resep tidak tertulis umur atau berat badan pasien, seorang apoteker akan kesulitan dalam menghitung dosis yang harus diberikan kepada pasien, dikarenakan dosis dewasa dan dosis pada anak-anak berbeda. Begitu juga jika umur seseorang sama, tetapi berat badannya berbeda maka dosis yang diberikan juga akan berbeda. Oleh karena itu, umur dan berat badan sangat penting dicantumkan dalam suatu resep obat. Selain itu, jika suatu resep obat tidak mencantumkan nama dokter, nomor SIP dokter dan tanda tangan dokter, dikhawatirkan resep yang diterima tersebut bukan berasal dari dokter melainkan dari pasien itu sendiri. Hal seperti ini sangat dikhawatirkan terjadi terutama bila mencantumkan obat-obat keras seperti golongan psikotropik atau narkotik. Langkah kedua yang dilakukan adalah analisis rasionalitas obat meliputi tepat indikasi, tepat dosis, cara pemakaian, efek samping obat, cara dan lama pemakaian dan lain sebagainya. Pada resep obat yang diterima tersebut, terdapat beberapa kejanggalan yang terjadi. Dalam resep tersebut terdapat obat antibiotic Aztrin dan antipiretik sanmol, lalu dituliskan m.f pulv No. XV, yang artinya campur buat menjadi serbuk sebanyak lima belas bungkus. Berdasarkan hasil analisa resep tersebut, praktikan yang berperan sebagai apoteker menyarankan untuk mengubah signatura yang telah dituliskan oleh dokter penulis resep agar tidak mencampur obat antibiotic dengan antiipiretik sebagaimana tertera dalam resep. Hal ini dikarenakan, obat antibiotik memiliki aturan pakai yang berbeda dengan obat antipiretik. Suatu antibiotik harus tidak dapat dihentikan pemakaiannya sebelum habis sedangkan obat antipiretik dapat dihentikan pemakaiannya ketika gejala penyakit sudah hilang. Oleh karena itu peresepan kedua obat tersebut (Aztrin dan Sanmol) harus terpisah. Selain itu, cara dan lama pemakaian antibiotik Aztrin dalam resep ini harus dikurangi dari tiga kali sehari menjadi satu kali sehari agar tidak melebihi dosis maksimal pada anak-anak serta sediaannya (Aztrin) dapat dibuat menjadi sirup atau serbuk agar memudahkan pasien anak-anak dalam pemakaiannya. Tahap selanjutnya yaitu penyiapan obat atau dispensing. Proses dispensing meliputi :1. Menyiapakan obat sesuai permintaan resep : Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai resep. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.2. Melakukan peracikan obat (bila diperlukan).3. Memberikan etiket obat sekurang-kurangnya meliputi : Warna putih untuk obat dalam/oral. Warna biru untuk obat luar dan suntik. Menempelkan label kocok dahulu pada sediaan bentuk suspense atau emulsi.4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah (PerMenKes, 2014).Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai berikut :1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep); 2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien; 3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien; 4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat; 5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain; 6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil; 7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya; 8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker (apabila diperlukan); 9. Menyimpan Resep pada tempatnya (PerMenKes, 2014).

Selanjutnya tahap akhir yang dilakukan adalah pemberian konseling. Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien (PerMenKes, 2014). Konseling dapat dilakukan pada saat penerimaan resep maupun pada saat penyerahan obat. Konseling yang dilakukan saat penerimaan resep biasanya diajukan beberapa pertanyaan untuk menegtahui riwayat pengobatan atau riwayat penyakit pasien. Sedangkan konseling pada saat penyerahan obat dilakukan untuk member informasi menegnai obat yang diterima pasien. Pada saat konseling penyerahan obat, dilakukan pemastian terhadap pemahaman pasien tentang cara pemakaian obat dan informasi obat dengan cara meminta pasien mengulang kembali apa yang telah disampaikan apoteker.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan Nama Pasien: Andi Umur : 18 tahun Jenis kelamin : laki-laki Diagnosa: Infeksi saluran pernafasan, batuk Obat-obatan: Aztrin : antibiotik, diminum 1 kali sehari, diminum sebelum makan, diminum sampai habis walaupun gejala sudah hilang, dosis 500 mg hari pertama dan 250 mg pada hari kedua dan seterusnya. Sanmol: obat penurun panas, diminum 3 kali sehari, diminum satu jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, pengobatan dihentikan apabila gejala sudah hilang atau panas sudah turun. Rhinatiol: obat batuk, diminum 10 - 15 menit setelah makan

b. Saran Dokter di sarankan untuk menulis resep yang lengkap sesuai aturan yang telah di tetapkan Ketelitian Farmasis sangat di butuhkan untuk kebenaran pemberian obat kepada pasien

BAB VIDaftar Pustaka

1. Depkes RI, Kepmenkes No. 35 TAHUN 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek2. http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/32-pharmaceutical-information/36- perkembangan-praktek-kefarmasian.html,3. Supardi Sudibyo, et al. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Ina psi Puskesmas (Analisis Data SKRT 2004) . Buletin Penelitian Kesehatan 3: 135-144.