aset - klmpk 6

39
TUGAS PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN ASET / AKTIVA Disusun oleh : Agatha Aprinda Kristi Ayuardhini Puspita Adjie Emilio Feryawan Debby Farihun Najib Meylinda Putri Irawati FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: emilio-feryawan-ariesta

Post on 23-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

aset

TRANSCRIPT

Page 1: ASET - klmpk 6

TUGAS PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN

ASET / AKTIVA

Disusun oleh :

Agatha Aprinda Kristi

Ayuardhini Puspita Adjie

Emilio Feryawan

Debby Farihun Najib

Meylinda Putri Irawati

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: ASET - klmpk 6

ASET / AKTIVA

A. PENGERTIAN

Aset / Aktiva yaitu setiap item nilai ekonomi yang dimiliki oleh seorang individu atau

perusahaan, terutama yang dapat dikonversi menjadi kas. Contohnya adalah uang tunai,

surat berharga, piutang, persediaan, kantor peralatan, real estate, mobil, dan lainnya

properti.

FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):

Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular

entity as a result of past transactions or events.

(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau

dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)

Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:

An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from

which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.

(Aset adalah suatu sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil

kejadian masa lalu yang mana manfaat ekonomis masa depan diharapakan

didapatkan oleh perusahaan.)

Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board

(AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:

Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting

entity as a result of past transaction or other past events.

(Aset adalah potensial jasa atau manfaat ekonomis yang dikendalikan oleh

pelaporan entitas sebagai hasil transaksi masa lalu atau kejadian masa lalu lainnya.)

Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas karena aset dinilai

mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai sumber

ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber

ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset.

Page 3: ASET - klmpk 6

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva

tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas

dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang

produktif dan merupakan bagian dari akt ivitas operasional perusahaan. Mungkin pula

berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk

kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat

penggunaan proses produksi alternatif.

Perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk memproduksi barang atau jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan pelanggan; berhubung barang atau jasa

ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini, pelanggan bersedia membayar sehingga

memberikan sumbangan kepada arus kas perusahaan. Kas sendiri memberikan jasa kepada

perusahaan karena kekuasaannya terhadap sumber daya yang lain.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam

perusahaan dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva dapat: digunakan baik sendiri maupun

bersama aktiva lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan;

dipertukarkan dengan aktiva lain; digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau

dibagikan kepada para pemilik perusahaan.

Banyak aktiva, misalnya, aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk

fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva; karena itu, paten dan hak

cipta, misalnya, merupakan aktiva kalau manfaat ekonomi yang diperoleh perusahaan di

masa depan dan kalau masing- masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan.

Banyak aktiva, misalnya, piutang dan properti, dihubungkan dengan hak menurut

hukum, termasuk hak milik. Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial;

jadi, misalnya, properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah aktiva jika

perusahaan mengendalikan manfaat yang diharapkan dari properti tersebut. Meskipun

kemampuan perusahaan untuk mengendalikan manfaat biasanya berasal dari hak menurut

hukum suatu barang atau jasa dapat memenuhi definisi aktiva meskipun tidak dikuasai

berdasarkan hukum. Misalnya, pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas

pengembangan dapat memenuhi definisi aktiva jika, dengan merahasiakan pengetahuan

tersebut, perusahaan menikmati manfaat yang diharapkan dari pengetahuan tersebut.

Page 4: ASET - klmpk 6

Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu.

Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi

transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya properti yang

diterima perusahaan dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk merangsang

pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah. Transaksi atau peristiwa yang diharapkan

terjadi di masa depan tidak dengan sendirinya memunculkan aktiva; oleh karena itu,

misalnya, maksud untuk membeli persediaan tidak dengan sendirinya memenuhi definisi

aktiva.

Ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan timbulnya aktiva, tetapi

kedua peristiwa ini tidak perlu harus terjadi bersamaan. Oleh karena itu, kalau perusahaan

melakukan pengeluaran, peristiwa ini memberikan bukti bahwa perusahaan tersebut

mengejar manfaat ekonomi tetapi belum merupakan bukti konklusif bahwa suatu barang

atau jasa yang memenuhi definisi aktiva telah diperoleh. Sama halnya dengan tidak adanya

pengeluaran yang bersangkutan tidak mengecualikan suatu barang atau jasa memenuhi

definisi aktiva dan dengan demikian terdapat kemungkinan untuk diakui pencantumannya

dalam neraca; misalnya, barang atau jasa yang telah didonasikan kepada perusahaan

memenuhi definisi aktiva.

Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga

karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:

1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik

di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa

karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik

karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.

2. Dikuasai atau dikendalikan entitas

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh

entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali

lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas

untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik

Page 5: ASET - klmpk 6

dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep

dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership)

hanya mempunyai makna yuridis atau legal.

3. Timbul akibat transaksi masa lalu

Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai

kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul akibat

dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan

harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau

kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan

(menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga,

punyusutan atau kecelakaan.

Menurut PSAK No. 09; dalam praktek, yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar

adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam

siklus operasi normal perusahaan, yang mana yang lebih lama.

Meskipun pendekatan ini digunakan sebagai peraturan umum, tidak menutup

kemungkinan bahwa ada aktiva tertentu yang dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari

aktiva lancar berdasarkan kriteria yang berbeda. Oleh sebab itu, klasifikasi lancar dan tak

lancar di dalam praktek lebih berdasarkan pada konvensi dan bukan pada suatu konsep

tertentu.

Menurut PSAK No. 13; Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan

untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti

bunga, royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat

lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan

perdagangan. Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.

Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk

dimiliki selama setahun atau kurang.

Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.

Page 6: ASET - klmpk 6

Investasi Properti adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan

atau dioperasikan oleh perusahaan yang berinvestasi atau perusahaan lain dalam grup yang

sama dengan perusahaan yang berinvestasi.

Investasi Dagang adalah investasi yang ditujukan untuk mempermudah atau

mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan.

Menurut PSAK No. 14; Persediaan adalah aktiva:

a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau

c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses

produksi atau pemberian jasa.

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya,

barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan

properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang telah

diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan

termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

Menurut PSAK No. 16; Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam

bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi

perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut PSAK No. 19; Aktiva tak berwujud adalah aktiva tidak lancar (noncurrent

atau capital asset) yang tidak berwujud dan nilainya tergantung pada hak-hak yang

dinikmati pemiliknya. Ciri khas aktiva tak berwujud yang paling utama adalah tingkat

ketidakpastian mengenai nilai dan manfaatnya di kemudian hari. Aktiva tak berwujud ada

dan mempunyai nilai karena eksistensinya yang berkaitan dengan aktiva berwujud

perusahaan.

Menurut PSAK No. 30; Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah

badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal

baik secara Finance Lease maupun Operating Lease untuk digunakan oleh Penyewa Guna

Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala; Finance

Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha, di mana Penyewa Guna Usaha pada akhir masa

Page 7: ASET - klmpk 6

kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa

yang disepakati bersama; Operating Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha di mana

Penyewa Guna Usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha;

Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan

barang modal dengan pembiayaan dari pihak Perusahaan Sewa Guna Usaha (lessor).

Menurut PSAK No. 43; Anjak Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk

pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang

berasal dari transaksi usaha. Klien adalah perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan

piutang. Factor adalah lembaga pembiayaan atau lembaga lain yang membeli dan atau

menerima pengalihan piutang. Nasabah adalah perusahaan yang mempunyai kewajiban

kepada klien Retensi adalah bagian dana dari anjak piutang yang ditahan oleh factor untuk

menutup kemungkinan terjadinya penyesuaian jumlah piutang sebelum jatuh tempo

(misalnya, potongan dan pengembalian penjualan). Recourse adalah hak factor untuk

menerima pembayaran dari klien apabila piutang yang dialihkan tidak dapat dibayar oleh

nasabah pada saat piutang tersebut jatuh tempo.

Menurut PSAK No. 47; Tanah adalah aktiva berwujud yang diperoleh siap pakai atau

diperoleh lalu disempurnakan sampai siap pakai dalam operasi entitas dengan manfaat

ekonomik lebih dari setahun, dan tidak dimaksud untuk diperjualbelikan dalam kegiatan

operasi normal entitas.

B. PENGGOLONGAN

Aset / Aktiva juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Aset Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets

Aset lancar adalah Harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat

ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun. Kas dan aset lainnya yang

diharapkan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi baik dalam satu

tahun atau dalam siklus operasi (mana yang lebih lama), tanpa mengganggu operasi

normal bisnis.

Page 8: ASET - klmpk 6

Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas

batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain

sebagainya (termasuk disini adalah investasi jangka pendek).

Aset Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets

Aset Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk

mendapatkan keuntungan. Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain

(termasuk disini adalah investasi jangka panjang).

Aset Tak Berwujud / Intangible Assets

Aset tak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki

perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise,

goodwill, dan lain sebagainya.

Aset Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets

Aset tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang

sifatnya permanen kepemilikannya. Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan

perlengapan kantor, dan lain-lain.

Aset Lainnya / Other Assets

Aset lainnya adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta

atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan

aset lancar. Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses

kepengurusan yang sah, dan lain-lain.

(PSAK No. 01) Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:

diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka

waktu siklus operasi normal perusahaan; atau

dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan

akan direalisisr dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau

berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi;

Page 9: ASET - klmpk 6

Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai aktiva tidak

lancar.

Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan

bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap

dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual,

dikonsumsi dan direalisasi sebagai bagian dari siklus normal operasi perusahaan walaupun

aktiva tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari

tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga

tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal

neraca dan jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk

tujuan pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan

atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih layak.

Menurut PSAK No. 9 Aktiva lancar antara lain meliputi:

a) Kas dan bank ;

Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan

untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank adalah sisa

rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai

kegiatan umum perusahaan. Pos-pos berikut ini tidak dapat digolongkan sebagai bagian

dari kas dan bank pada neraca: dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu;

persediaan perangko,

cek mundur,

cek kosong dari pihak ketiga,

rekening giro pada bank di luar negeri yang tidak dapat segera dipakai.

Kas dan bank yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aktiva lancar

hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi

kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu

tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai

kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama

dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan.

b) (Surat-surat berharga yang mudah dijual dan tidak dimaksudkan untuk ditahan.

Page 10: ASET - klmpk 6

Surat berharga yang mudah dijual merupakan bentukpenyertaan sementara dalam

rangka pemanfaatan dana yang tidak digunakan. Bentuk penyertaan sementara ini harus

mempunyai sifat sebagai berikut:

Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera.

Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana

untuk kegiatan umum perusahaan,

Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.

c) Deposito jangka pendek.

d) Wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

e) Piutang.

Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang

usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena

penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal

perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal

perusahaan digolongkan sebagai piutang lainlain. Piutang usaha dan piutang lain-lain

yang diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal,

diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kadang-kadang seluruh piutang usaha

diklasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya.

Dalam kasus demikian, jumlah piutang usaha yang jangka waktu penagihannya lebih dari

satu tahun atau siklus usaha normal, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan.

Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah

yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti

dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat

ditagih.

f) Persediaan.

g) Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar.

h) Pembayaran pajak di muka

i) Biaya dibayar di muka.

Page 11: ASET - klmpk 6

Biaya dibayar di muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan

digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang, misalnya: premi asuransi,

bunga, alat tulis dan keperluan kantor dan lain sebagainya. Bagian dari biaya dibayar di

muka yang akan memberikan manfaat untukbeberapa periode kegiatan diklasifikasikan

sebagai aktiva tak lancar.

Pos-pos berikut ini tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar:

Kas/bank maupun sumber lain yang dibatasi penggunaannya, seperti dana yang

disisihkan untuk perolehan aktiva tetap atau pelunasan kewajiban jangka panjang;

Pernyertaan dalam surat berharga atau pembayaran uang muka dengan maksud

untuk menguasai atau melakukan afiliasi dengan perusahaan lain;

Piutang lain-lain yang timbul dari transaksi di luar kegiatan utama perusahaan yang

tidak diharapkan pencairannya dalam jangka waktu satu tahun, seperti uang muka

pada pemegang saham atau direksi;

Aktiva yang dapat disusutkan maupun aktiva tetap lainnya.

Pengklasifikasian investasi menurut PSAK No. 13; Kebanyakan perusahaan menyajikan

neraca yang membedakan aktiva lancar dengan aktiva jangka panjang sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan

Kewajiban Jangka Pendek. Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar. Kenyataan bahwa

investasi yang dapat dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi

penyajiannya sebagai aktiva lancar. Investasi yang dimiliki terutama untuk melindungi,

mempermudah atau mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan, sering disebut

investasi dagang, tidak dilakukan dengan maksud bahwa investasi tersebut akan tersedia

sebagai sumber kas tambahan sehingga digolongkan sebagai aktiva jangka panjang.

Investasi lain, seperti investasi pada properti, dimaksudkan untuk dimiliki selama

beberapa tahun untuk mendapatkan penghasilan dan capital gain. Oleh karena itu investasi

tersebut digolongkan sebagai aktiva jangka panjang meskipun dapat dipasarkan.

Beberapa perusahaan tidak membedakan antara aktiva lancar dan jangka panjang,

dan perusahaan lain mungkin disyaratkan oleh peraturan untuk mengadopsi format neraca

yang tidak diklasifikasikan (unclassified). Banyak perusahaan seperti itu bergerak dalam

bidang keuangan, seperti bank dan perusahaan asuransi.

Page 12: ASET - klmpk 6

Klasifikasi aktiva tak berwujud menurut PSAK No. 19; Aktiva tak berwujud dibedakan

menurut sifat kekhususan, masa manfaat, metode amortisasi dan hubungannya dengan

kegiatan usaha. Berdasarkan eksistensinya, aktiva tak berwujud dapat dikelompokkan dalam

2 (dua) kategori:

1. Aktiva tak berwujud yang eksistensinya dibatasi oleh ketentuan

perundangundangan, peraturan pemerintah, perjanjian yang dibuat antara

para pihak atau sifat dari aktiva tersebut, misalnya hak paten, hak sewa, hak

cipta, franchise yang terbatas, lisensi.

2. Aktiva tak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas dan tidak dapat

dipastikan masa berakhirnya, misalnya merk dagang, proses dan formula

rahasia, perpetual franchise, goodwill.

Menurut PSAK No. 30; Jenis-jenis sewa guna usaha yang sudah dikenal secara umum,

termasuk dua jenis sewa guna usaha yang telah ditampung dalam Keputusan Menteri

Keuangan tersebut, adalah sebagai berikut:

Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan)

Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang

membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih

barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai

pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan

barang modal yang menjadi obyek transaksi sewa guna usaha.Selama masa sewa guna

usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala di

mana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value), kalau ada,

akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya,

yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha.

Operating Lease (Sewa-Menyewa Biasa)

Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan

selanjutnya disewagunausahakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance

lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak

mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut

dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan karena perusahaan sewa guna usaha

Page 13: ASET - klmpk 6

mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang disewagunausahakan,

atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya. Dalam sewa guna usaha jenis ini

dibutuhkan keahlian khusus dari perusahaan sewa guna usaha untuk memelihara dan

memasarkan kembali barang modal yang disewagunausahakan sehingga, berbeda dengan

finance lease, perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya

bertanggungjawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak

maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.

Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan)

Sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara

langsung (direct finance lease) di mana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang

diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna

usaha. Sewa guna usaha jenis ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk

perusahaan tertentu.

Leveraged Lease

Transaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni penyewa

guna usaha, perusahaan sewa guna usaha dan kreditor jangka panjang yang membiayai

bagian terbesar dari transaksi sewa guna usaha.

C. PENGAKUAN ASET

Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,

kejadian, atau keadaan tersebut. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran,

keterpautan, dan keterandalan juga harus dipenuhi. kondisi entitas dapat mengakui aset:

Deteksi adanya aset. Untuk mengakui aset, harus ada transaksi yang menandai

timbulnya aset.

Sumber ekonomi dan kewajiban. Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan

sumber ekonomi yang langka, dibutuhkan, dan berharga.

Berkaitan dengan entitas. Untuk mengakui aset, kesatuan usaha harus mengendalikan

atau menguasai objek aset.

Page 14: ASET - klmpk 6

Mengandung nilai. Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang

dapat ditentukan besarnya secara moneter.

Berkaitan dengan waktu pelaporan. Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus

dipenuhi pada tanggal pelaporan.

Apa yang dikemukakan diatas sebenarnya adalah apa yang disebut dengan kaidah

pengakuan yang merupakan petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat

kriteria pengakuan FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan.

Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah

apakah suatu kos atau jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi, kejaian, atau keadaan

tertentu dapat diasetkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan antara lain: sewaguna, bunga

selama masa konstruksi aset tetap, riset dan pengembangan, eksplorasi minyak dan gas

bumi, rugi selisih kurs valuta asing, dan sumber daya manusia. Pengakuan aset berdasarkan

PSAK tersaji dalam tabel 1 berikut ini.

Page 15: ASET - klmpk 6

Tabel 1

Pengakuan Aset Menurut PSAK

Aset Pengakuan yang tepat menurut PSAK

Properti Investasi

(PSAK No 13)

(1) besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan

dan aset yang tergolong properti investasi akan mengalir ke

dalam entitas; dan (2) biaya perolehan properti investasi

dapat diukur dengan andal.

Persediaan

(PSAK No 14)

Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat

persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada

periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut

Aset Tetap

(PSAK No 16)

(1)besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan

berkenan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas, (2)

biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset Tidak Berwujud

(PSAK No 19)

(1) aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar

biaya perolehan, (2) perusahaan akan memperoleh manfaat

ekonomis masa depan dari aset tersebut

Sewa

(PSAK No 30)

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan

sebagai aset. sewa pembiayaan diakui dalam neraca lessee

sebagai aset dan kewajiban untuk pembayaran sewa di masa

depan.

Tanah

(PSAK No 47)

Tanah diakui saat tanah tersebut dibeli. Biaya perolehan

Aset Tetap Tanah yang dibangun sendiri merupakan

akumulasi seluruh biaya perolehan dan pengembangan

tanah, berupa biaya pematangan tanah, di luar Beban

Tangguhan akibat biaya legal pengurusan hak

Page 16: ASET - klmpk 6

Dalam PSAK No. 14; Jika barang dalam persediaan dijual maka nilai tercatat

persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas

penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi

bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya

penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan

karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, harus diakui sebagai pengurangan

terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Proses pengakuan nilai tercatat persediaan yang telah dijual sebagai beban

menghasilkan pengaitan (matching) beban dengan pendapatan. Beberapa persediaan dapat

dialokasikan ke rekening aktiva lainnya seperti misalnya persediaan yang digunakan sebagai

komponen aktiva tetap yang dibangun sendiri, pabrik atau peralatan. Persediaan yang

dialokasikan ke aktiva lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa manfaat aktiva

tersebut.

Dalam PSAK No. 16; Suatu aktiva tetap harus diakui sebagai aktiva jika: besar

kemungkinan (probable) manfaat ekonomi masa datang yang berkaitan dengan aktiva

tersebut akan mengalir ke perusahaan; dan biaya perolehan aktiva dapat diukur secara

andal.

Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, oleh karena itu

signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Lebih lanjut, penentuan apakah suatu

pengeluaran merupakan suatu aktiva atau beban dapat berpengaruh signifikan pada hasil

operasi yang dilaporkan perusahaan.

Dalam menentukan apakah suatu hal memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan,

suatu perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat ekonomi masa datang

berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Adanya kepastian yang cukup

bahwa manfaat ekonomi masa datang akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu

kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menghadapi risiko terkait.

Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika risiko dan imbalan telah diterima perusahaan.

Sebelum hal tersebut terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva dapat dibatalkan tanpa

sanksi yang signifikan, dan jika demikian kondisinya maka aktiva tidak diakui.

Page 17: ASET - klmpk 6

Kriteria kedua untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi

pertukaran mempunyai bukti pembelian aktiva yang mengindefikasi biaya perolehannya.

Dalam keadaan suatu aktiva dikonstruksi sendiri, pengukuran yang andal atas biaya dapat

dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja, dan

masukan lain yang digunakan dalam proses konstruksi.

Dalam mengindentifikasi suatu aktiva terpisah dari aktiva tetap, dibutuhkan

pertimbangan dalam mengaplikasikan kriteria yang ada dalam definisi untuk keadaan

khusus atau jenis perusahaan tertentu. Mungkin tepat untuk menyajikan secara agregat pos

individu yang tidak signifikan (seperti cetakan, peralatan dan perkakas) dan menerapkan

kriteria tersebut pada nilai agregatnya. Kebanyakan suku cadang dan peralatan

pemeliharaan biasanya dianggap sebagai persediaan dan diakui sebagai beban pada saat

dikonsumsi. Namun, suku cadang utama dan peralatan siap pakai dikualifikasi sebagai aktiva

tetap jika perusahaan mengharapkan untuk menggunakannya selama lebih dari satu

periode. Demikian pula jika suku cadang dan peralatan reparasi dapat digunakan hanya

dalam hubungannya dengan aktiva tetap tertentu dan penggunaannya diperkirakan tidak

teratur, maka suku cadang dan peralatan reparasi tersebut dibukukan sebagai aktiva tetap

dan disusutkan sepanjang periode waktu yang tidak melebihi masa manfaat dari aktiva yang

berhubungan.

Dalam keadaan tertentu, tepat untuk mengalokasikan total pengeluaran suatu aktiva

pada komponennya dan membukukan biaya perolehan masing-masing komponen secara

terpisah. Hal ini dilakukan jika komponen aktiva memiliki masa manfaat berbeda atau

menyediakan manfaat bagi perusahaan dengan pola yang berbeda sehingga memerlukan

penggunaan tarif dan metode penyusutan yang berbeda. Contohnya sebuah pesawat

terbang dan mesinnya harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah jika memiliki masa

manfaat yang berbeda.

Aktiva tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan

aktiva tetap yang tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomi masa datang dari

suatu aktiva tetap yang ada, mungkin diperlukan perusahaan untuk memperoleh manfaat

ekonomi masa datang dari aktiva yang lain. Dalam keadaan ini, perolehan aktiva tetap

semacam itu memenuhi kualifikasi pengakuan aktiva, karena memungkinkan diperolehnya

manfaat ekonomi masa depan yang lebih dari aktiva yang berkaitan jika dibandingkan

Page 18: ASET - klmpk 6

dengan tidak diperolehnya aktiva tetap tersebut. Tetapi, aktiva tersebut hanya diakui

sepanjang hasil nilai tercatat tersebut dan aktiva yang berkaitan tidak melebihi jumlah yang

dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aktiva. Sebagai contoh, perusahaan

kimia harus memasang sarana pengendali zat kimia (chemical handling processes) tertentu

yang baru untuk memenuhi persyaratan lingkungan hidup pada produksi dan penyimpanan

bahan kimia yang berbahaya; peningkatan pabrik yang berkaitan diakui sebagai aktiva

sepanjang dapat diperoleh kembali, karena tanpa sarana tersebut perusahaan tidak dapat

memproduksi dan menjual bahan kimia.

Dalam PSAK No. 19; Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika: kemungkinan

besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut;

dan biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.

Suatu aktiva tak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan. Jika

diperoleh secara terpisah, biaya biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akan tampak

jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aktiva moneter lainnya. Jika

pembayaran untuk ditangguhkan sampai melebihi periode penjualan kredit yang normal,

biaya perolehannya adalah setara nilai tunainya. Jika diperoleh dengan cara menukarkannya

dengan instrumen ekuitas perusahaan pelapor, biaya perolehan aktiva tersebut adalah nilai

wajar instrumen ekuitas yang diterbitkan, yaitu sama dengan nilai wajar aktiva tersebut.

Menurut PSAK No. 30

Perlakuan Akuntansi oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor )

Finance Lease

Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan

dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha. Jumiah penanaman neto tersebut

terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan

diterima oleh perusahaan sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi

dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income), dan

simpanan jaminan (security deposit).

Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga

perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai pendapatan sewa

guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).

Page 19: ASET - klmpk 6

Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten

sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala

(periodic rate of retum) atas penanaman neto perusahaan sewa guna usaha.

Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna

usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara harga jual

dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan harus

diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.

Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi Sewa Guna Usaha

harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.

Operating Lease

Barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai

aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan. Pembayaran sewa guna usaha

(lease payments) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui

dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat

berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun

pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap

periode. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam jumlah

yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Kalau aktiva yang

disewagunausahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual harus

diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.

Perlakuan Akuntansi oleh Penyewagunausaha (Lessee)

Capital Lease

Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan

kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran

sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna

usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap

pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok

kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang

diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.

Page 20: ASET - klmpk 6

Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran

sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna

usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha.

Aktiva yang disewagunausaha harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar

berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Kalau aktiva yang disewagunausaha dibeli

sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang

dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.

Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka

panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.Dalam

hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and leaseback) maka transaksi

tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi

penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva

yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang

ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus

dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha

apabila leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional dengan biaya sewa

apabila leaseback merupakan operating lease.

Sewa Menyewa Biasa {Operating Lease) Pembayaran sewa guna usaha selama tahun

berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus

selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan

dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

Menurut PSAK No. 43; Bagi Factor; Anjak piutang tanpa recourse diakui sebagai

tagihan anjak piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh. Selisih antara tagihan anjak

piutang dengan jumlah pembayaran kepada klien ditambah retensi diakui sebagai

pendapatan anjak piutang pada saat transaksi anjak piutang. Tagihan anjak piutang tanpa

recourse dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Sedangkan retensi diakui

sebagai hutang retensi anjak piutang dan disajikan dalam neraca sebagai kewajiban.

Anjak piutang dengan recourse diakui sebagai tagihan anjak piutang sebesar nilai

piutang yang diperoleh. Selisih antara tagihan anjak piutang dengan jumlah pembayaran

kepada klien ditambah retensi diakui sebagai pendapatan tangguhan selama periode anjak

Page 21: ASET - klmpk 6

piutang. Tagihan anjak piutang dengan recourse dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat

direalisasi dan retensi disajikan sebagai pengurang tagihan anjak piutang.

Bagi Klien; Anjak piutang tanpa recourse diperlakukan sebagai penjualan piutang.

Selisih antara nilai piutang alihan dengan jumlah dana yang diterima ditambah retensi diakui

sebagai kerugian atas transaksi anjak piutang. Kerugian atas transaksi anjak piutang tanpa

recourse diakui sebagai beban pada saat transaksi disajikan dalam laporan laba rugi sebagai

beban usaha. Dana yang ditahan (retensi) oleh factor dalam rangka anjak piutang tanpa

recourse diakui sebagai piutang retensi anjak piutang dan disajikan dalam neraca sebagai

aktiva lancar.

Anjak piutang dengan recourse diakui sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai

piutang yang dialihkan. Selisih antara nilai piutang yang dialihkan dengan dana yang

diterima ditambah retensi diakui sebagai beban bunga selama periode anjak piutang.

Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca sebesar nilai piutang yang dialihkan

dikurangi retensi dan beban bunga yang belum diamortisasi.

Menurut PSAK No. 47; Biaya perolehan Aktiva Tetap Tanah yang dibangun sendiri

merupakan akumulasi seluruh biaya perolehan dan pengembangan tanah, berupa biaya

pematangan tanah, di luar Beban Tangguhan akibat biaya legal pengurusan hak.

Tanah pada awalnya diukur berdasar biaya perolehan. Pengeluaran untuk

memperoleh tanah diakui secara terpisah dari pengeluaran legal hak atas tanah. Apabila

tanah diperoleh cuma-cuma, pengakuan awal terdiri dari harga wajar sesuai paragraf 13

Standar ini, ditambah unsur biaya legal saja. Biaya perolehan tanah antara lain meliputi:

Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan

diatasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan. Bila tidak dimusnahkan,

menggunakan paragrap 10. Harga tanah berasal dari sumbangan diatur pada

paragraf 13.

Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan.

Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.

Biaya pembelian tanah lain sebagai pengganti.

Biaya komisi perantara jual beli tanah.

Biaya pinjaman terkapitalisasi kedalam tanah.

Page 22: ASET - klmpk 6

Biaya pematangan tanah.

Beban Tangguhan untuk pengurusan legal Hak Atas Tanah antara lain meliputi:

Biaya legal audit seperti pemeriksaan keaslian sertifikat tanah, rencana tata kota.

Biaya pengukuran-pematokan- pemetaan ulang.

Biaya notaris, biaya jual beli & PPAT.

Pajak terkait pada jual - beli tanah.

Biaya resmi yang harus dibayar ke Kas Negara, untuk perolehan hak,

perpanjangan atau pembaharuan Hak baik status maupun peruntukan.

Karena sifatnya berbeda dengan Beban Tangguhan yang lain, dan mempunyai

hubungan erat dengan aktiva Tanah, serta mempunyai pola amortisasi sendiri, maka

penyajian di neraca dipisahkan dari Beban Tangguhan yang lain.

D. PENGUKURAN ATAU PENILAIAN ASET

Ketika suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan diakui awalnya, suatu entitas

harus ukur pada nilai wajarnya ditambah, dalam hal aset keuangan atau kewajiban

keuangan tidak pada nilai wajar melalui laporan laba atau rugi, biaya transaksi yang

langsung dapat diatribusikan dengan perolehan atau masalah dari aset keuangan atau

kewajiban keuangan.

Nilai wajar adalah jumlah di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau kewajiban

diselesaikan, antara luas, pihak bersedia transaksi di's panjang lengan. Dalam praktiknya,

pemerolehan aset merupakan proses yang tidak terjadi begitu saja selesai dalam satu

kegiatan tetapi terdiri atas serngkaian kegiatannya misalnya, menempatkan order,

menerima barang, meneliti kecocokan, mengangkut barang, mencoba barang, menyimpan

atau menempatkan barang, dan akhirnya menggunakan barang tersebut. Kos yang melekat

pada suatu objek ditentukan oleh batas kegiatan pemerolehan dan jenis penghargaan.

Secara konseptual, pembentuk kos suatu aset adalah semua pengeluaran

(pengorbanan sumber ekonomik) yang terjadi atau yang diperlukan akibat kegiatan

Page 23: ASET - klmpk 6

pemerolehan suatu aset sampai tia ditempatkan dalam kondisi siap dipakai atau berfungsi

sesuai dengan tujuan pemerolehannya.

Barter atau pertukaran aset adalah pemerolehan aset (biasanya aset berwujud atau

nonmoneter) dengan penghargaan berupa aset berwujud atau nonmoneter lainnya. Atas

dasar penalaran, terdapat beberapa prinsip penentuan kos aset yang diterima dalam barter

atau pertukaran, yaitu:

pertukaran taksejenis, tanpa pembayaran tombok

pertukaran taksejenis, dengan pembayaran tombok

pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok

pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok

pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok

Cara penentuan kos adalah unik untuk berbagai jenis transaksi, tidak hanya untuk jenis

transaksi barter, namun juga untuik jenis-jenis transaksi seperti saham sebagai

penghargaan, reorganisasi, hadiah/hibah, temuan, dan pembelian kredit.

Kos akan tercatat terlalu tinggi kalau potongan tunai dan keringanan-keringanan lain

tidak dikurangkan terhadap harga kesepakatan. Potongan dan keringanan merupakan suatu

hal yang sudah menjadi kebiasaan umum dalam kegiatan usaha. Dalam perusahaan yang

dikelola dengan baik, melewatkan potongan merupakan suatu kesalahan yang dapat

menimbulkan kerugian.

Sebelum pendapatan terjadi yang ditimbulkan oleh upaya yang direpresentasikan oleh

biaya, kos mengalami penghimpunan, penggabungan, dan reklasifikasi. Kos yang terhimpun

tersebut tetap merepresentasi aset kalau aset terbeut belum dikeluarkan sebagai biaya.

Akan tetapi, karena suatu kondisi tertentu dapat terjadi bahwa suatu potensi jasa tertentu

tidak lagi mempunyai kemampuan untuk menghasikan pendapatan. Dalam kondisi tersebut

dapat dikatakan bahwa manfaat ekonomik telah hangus dan merupakan rugi.

Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos aset

pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada periode tertentu.

tujuan dari penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan

tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Penilaian

Page 24: ASET - klmpk 6

dapat didasarkan pada nilai masukan atau nilai keluaran, tergantung pada tujuan

merepresentasi aset.

Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan

untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha. Nilai

masukan secara konservatif menunjukkan nilai maksimum objek atau jasa yang

bersangkutan. Beberapa dasar dalam penilaian yang masuk dalam kategori nilai masukan

adalah; kos historis, kos pengganti, dan kos harapan.

Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang

diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan

usahamelalui pertukaran atau konversi. Terdapat beberapa prosedur penilaian dalam

kategori nlai keluaran, yaitu:harga jual masa lalu, harga jual sekarang, dan nilai terealisasi

harapan. Pengukuran atau Penilaian aset berdasarkan PSAK tersaji dalam tabel 2 berikut ini.

Page 25: ASET - klmpk 6

Tabel 2

Pengukuran atau Penilaian

Aset Pengukuran atau penilaian yang tepat menurut PSAK

Properti Investasi

(PSAK No 13)

Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya

perolehan

Persediaan

(PSAK No 14)

Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai

realisasi bersih, yang lebih rendah (the lower of cost and net

realizable value).

Aset Tetap

(PSAK No 16)Aset tetap diukur bersadarkan harga perolehannya.

Aset Tidak Berwujud

(PSAK No 19)

aset tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehannya

dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi

penurunan nilainya.

Sewa

(PSAK No 30)

Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian

yang merupakan beban keuangan dan bagian yang

merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus

dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.

Tanah

(PSAK No 47)

Tanah pada awalnya diukur berdasar biaya perolehan.

Pengeluaran untuk memperoleh tanah diakui secara

terpisah dari pengeluaran legal hak atas tanah.

Page 26: ASET - klmpk 6

E. PENURUNAN NILAI ASET

Dalam PSAK No 48 menyebutkan bahwa suatu aset turun nilainya jika nilai

tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset tersebut

diakui sebagai kerugian dalam laporan keuangan. Kerugian penurunan nilai aset jika

terdapat indikasi suatu asset turun nilainya, perusahaan harus menentukan taksiran nilai

yang dapat diperoleh kembali. Jika tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset, risiko

terjadinya kerugian penurunan nilai adalah kecil, sehingga perusahaan tidak perlu

menentukan taksiran nilai yang dapat diperoleh kembali.

Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset lebih kecil dari nilai

tercatatnya, nilai tercatat aset harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh

kembali. Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera diakui

sebagai beban pada laporan laba rugi. Setelah kerugian penurunan nilai aset diakui,

beban depresiasi (amortisasi) aset untuk periode yang akan datang harus

disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang telah direvisi, setelah

dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa periode depresiasi.

Untuk kelompok aset, laporan keuangan harus mengungkapan rugi penurunan nilai

yang diakui selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi yang di dalamnya kerugian

penurunan nilai telah dimasukkan.

F. PENYAJIAN ASET

Dalam PSAK No 1 Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian

secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan dejinisi dan

krileria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam kerangka dasar

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan

tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara

wajar.

Page 27: ASET - klmpk 6

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut

diantaranya aset tetap, properti investasi, aset tidak berwujud, investasi dengan

menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang dagang dan piutang lainnya.

G. PENGUNGKAPAN ASET

Pengungkapan aset berdasarkan PSAK tersaji dalam tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Pengungkapan Aset

Aset Pengungkapan yang tepat menurut PSAK

Properti Investasi

(PSAK No 13)Properti investasi diungkapkan sebesar nilai wajarnya

Persediaan

(PSAK No 14)

Pengungkapan persediaan dalam laporan keuangan harus

mengungkapan jumlah tercatat persediaan yang dicatat

sebesar nilai realisasi bersihnya

Aset Tetap

(PSAK No 16)

Pengukapan aset tetap, diantaranya dasar pengukuran yang

digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto,

metode penyusutan yang digunakan, umur manfaat atau

tarif penyusutan yang digunakan.

Aset Tidak Berwujud

(PSAK No 19)

Pengungkapan aset tidak berwujud diantaranya masa

manfaat, metode amortisasi yang digunakan, rekonsiliasi

nilai tercatat pada awal dan akhir periode, rugi penurunan

nilai yang diakui pada laporan laba rugi periode berjalan.

Tanah

(PSAK No 47)

Informasi yang harus diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan diantaranya jenis hak atas tanah dan

masa manfaatnya, prediksi manajemen mengenai diperoleh

tidaknya perpanjangan hak atas tanah, keterkaitan dengan

pos beban tangguhan hak atas tanah.

Page 28: ASET - klmpk 6