makalah pra kebakaran

13
Penanggulangan Bencana Pra Kebakaran Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pem-bangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi (UU No. 24 Tahun 2007). Salah satu kelompok dalam manajemen pengelolaan kebencanaan yaitu Pra bencana. Manajemen bencana pada masa pra bencana merupakan fase manajemen resiko bencana. Manajemen resiko bencana terdiri dari 3 cara, yaitu pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Pada masa pra bencana atau disebut juga sebagai fase penyadaran akan bencana, merupakan fase pencegahan dimana golongan tertentu memberikan tambahan wawasan umum tentang bencana kebakaran. Misalkan, jajaran pers dapat memainkan perannya selaku pendidik publik lewat artikel ataupun berita yang disajikannya secara periodik, terencana, populer, digemari dan mencerahkan serta memperkaya khazanah alam pikiran publik dengan target antara lain : 1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang bencana khususnya kebakaran, yaitu paham mekanisme quick respon seperti menghubungi dinas pemadam kebakaran setempat, langkah-langkah resque

Upload: itsna

Post on 01-Feb-2016

79 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

mitigasi, kesiapsiagaan dan tanggap darurat

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pra Kebakaran

Penanggulangan Bencana Pra Kebakaran

Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pem-bangunan

yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,

rehabilitasi dan rekonstruksi (UU No. 24 Tahun 2007). Salah satu kelompok

dalam manajemen pengelolaan kebencanaan yaitu Pra bencana. Manajemen

bencana pada masa pra bencana merupakan fase manajemen resiko bencana.

Manajemen resiko bencana terdiri dari 3 cara, yaitu pencegahan, mitigasi, dan

kesiapsiagaan.

Pada masa pra bencana atau

disebut juga sebagai fase penyadaran

akan bencana, merupakan fase

pencegahan dimana golongan tertentu

memberikan tambahan wawasan umum

tentang bencana kebakaran. Misalkan,

jajaran pers dapat memainkan

perannya selaku pendidik publik lewat

artikel ataupun berita yang disajikannya secara periodik, terencana, populer,

digemari dan mencerahkan serta memperkaya khazanah alam pikiran publik

dengan target antara lain :

1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang

bencana khususnya kebakaran, yaitu paham mekanisme quick respon

seperti menghubungi dinas pemadam kebakaran setempat, langkah-

langkah resque yang perlu, cepat dan tepat untuk meminimalisasi korban

serta menekan kerugian harta/benda dan meminimalisasi pengrusakan

lingkungan akibat kebakaran,

2. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui muatan-muatan

artikel tematis yang bersifat penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap

potensi, jenis dan sifat bencana kebakaran,

3. Perencanaan pengembangan wilayah dan pertumbuhan tata-ruang

yang baik untuk pencegahan bencana kebakaran di lingkungan

masyarakat;

4. Pelestarian lingkungan.

Page 2: Makalah Pra Kebakaran

Dari sosialisasi tanggap bencana kebakaran yang diberikan oleh agen

penanggulangan bencana tersebut, masyarakat awam dapat mengetahui dan

menyikapi dengan lebih baik untuk menanggulangi bencana kebakaran. Kegiatan-

kegiatan pencegahan yang dapat dilakukan sebelum bencana kebakaran dapat

berupa:

1. Pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness)

2. Latihan penanggulangan bencana (disaster drill)

3. Penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof)

4. Membangun sistem sosial yang tanggap bencana

5. Perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster

management policies).

Prosedur & Tahapan Penanggulangan Pra Bencana kebakaran yang dapat

dilakukan oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada

dapat melalui perangkat komunikasi dan informasi, antara lain :

1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Ronda disekitar lingkungan

pemukiman warga dan khususnya di tempat-tempat rawan kebakaran

(pemantauan, informasi dan komunikasi). Kegiatan deteksi dan

patroli untuk setiap kelas bahaya kebakaran akan semakin

sering dilaksanakan apabila tingkatan bahaya kebakaran

semakin ekstrim.

2. Merencanakan dan Mensosialisasikan Kesepakatan penyampaian tanda

bahaya yang disepakati bersama : Kentongan, sirine, peluit atau apa yang

telah disepakati.

3. Merencanakan dan Mensosialisasikan Kesepakatan jalur evakuasi :

Disepakati jalur mana yang akan dilewati untuk penyelamatan.

4. Merencanakan dan Mensosialisaasikan Kesepakatan Tujuan/Tempat

Pengungsian yang akan digunakan : Disepakati tujuan pengungsian ke

tempat yang lebih aman.

5. Mensosialisasikan Persiapan Masing-Masing Keluarga : Yang diutamakan

untuk diselamatkan, seperti surat-surat berharga, ternak, pakaian

secukupnya.

Page 3: Makalah Pra Kebakaran

Selain itu, sumber daya manusia yang ada dapat membantu dalam hal

pengorganisasian masyarakat, seperti Kerjasama dengan Perangkat Desa

Setempat, PEMDA , LSM; mempersiapkan Alat Bantu Transportasi, dan

mempersiapkan/membuat Alat Bantu Penerangan (obor, senter, dll)

Mitigasi Bencana yang Efektif

Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007).

Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian

bahaya, peringatan dan persiapan.

1. Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi

populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini

memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas

kejadian bencana, serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan ini

menghasilkan Peta Potensi Bencana Kebakaran yang sangat penting untuk

merancang kedua unsur mitigasi lainnya;

Gbr. Peta Rawan Kebakaran Hutan

2. Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada

masyarakat tentang bencana yang akan mengancam. Sistem peringatan

didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini serta

menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada

pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan terhadap bencana

Page 4: Makalah Pra Kebakaran

yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat dan

dipercaya.

Data yang diperoleh dari website tersebut di atas seperti

terlihat pada gambar berikut ini.

Jika SOI bernilai positif, maka akan terjadi musim penghujan di Indonesia

dan jika nilai SOI lebih dari 10 maka akan terjadi gejala La-Nina. Begitu pula

sebaliknya. Jika nilai SOI lebih dari –10, maka akan terjadi gejala El Nino di

Page 5: Makalah Pra Kebakaran

Indonesia yang menyebabkan terjadinya kemarau yang hebat di Indonesia,

seperti yang terjadi sepanjang tahun 1982/1983 dan 1997 – 1998.

Hubungan antara hasil prediksi/peramalan dini terhadap tingkat kekeringan

yang terjadi dengan hasil tingkat kekeringan yang diperoleh dari pemantauan

stasiun cuaca pada saat ini

3. Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur

mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan

pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan

pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus

melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.

Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan

pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk dapat menentukan

langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat bencana.

Selain itu jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang

menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya

bencana (mitigasi non struktur), serta usaha-usaha keteknikan untuk

membangun struktur yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur

akan bencana (mitigasi struktur).

Penguatan kelembagaan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta

merupakan faktor kunci dalam upaya mitigasi bencana. Penguatan kelembagaan

dalam bentuk dalam kesiapsiagaan, sistem peringatan dini, tindakan gawat

darurat, manajemen barak dan evakuasi bencana bertujuan mewujudkan

masyarakat yang berdaya sehingga dapat meminimalkan dampak yang

ditimbulkan oleh bencana.

Sementara itu upaya untuk memperkuat pemerintah daerah dalam kegiatan

sebelum/pra bencana dapat dilakukan melalui perkuatan unit/lembaga yang telah

ada dan pelatihan kepada aparatnya serta melakukan koordinasi dengan lembaga

antar daerah maupun dengan tingkat nasional, mengingat bencana tidak mengenal

wilayah administrasi, sehingga setiap daerah memiliki rencana penanggulangan

bencana yang potensial di wilayahnya.

Page 6: Makalah Pra Kebakaran

Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-sama

oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam mitigasi bencana, antara

lain:

1. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau

mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah

untuk pembangunan bangunan atau pemeliharaan lingkungan dilakukan

dengan tepat;

2. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya

mulai dari identifikasi daerah rawan bencana kebakaran, mengidentifikasi

titik-titik api untuk daerah hutan/lahan, penghitungan perkiraan dampak

yang ditimbulkan oleh bencana kebakaran, perencanaan penanggulangan

bencana kebakaran, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang

sifatnya preventif kebencanaan (Membuat parit api untuk mencegah

meluasnya kebakaran dan menyediakan waduk air di daerah rawan

kebakaran);

3. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang

sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja

yang baik;

4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan

pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan;

5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam

setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana

kebakaran.

Tahap Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran, ada 9 kegiatan dalam tahap

kesiapsiagaan yang mana tiga diantaranya telah diulas di bahasan sebelumnya. Inti

dari tahap kesiapsiagaan tersebut adalah :

1. Penilaian Risiko (risk assessment)

Identifikasi ancaman (hazard), kerentananan (vulnerability)

Analisis Risiko Bencana

Tentukan tingkat Risiko

Buat Peta Risiko Bencana

2. Perencanaan Siaga (contingency planning)

Page 7: Makalah Pra Kebakaran

Tentukan satu jenis ancaman

Buat Skenario Kejadian

Susun Kebijakan Penanganan

Kaji Kebutuhan

Inventarisasi Sumberdaya

Buat Perencanaan setiap Sektor

Uji kaji dan mutakhirkan

3. Mobilisasi Sumberdaya (resource mobilization)

Inventarisasi semua Sumberdaya yang dimiliki oleh Daerah / Sektor

Identifikasi Sumberdaya yang Tersedia dan Siap Digunakan

Identifikasi Sumberdaya dari Luar yang dapat dimobilisasi untuk

keperluan darurat

4. Pendidikan dan Pelatihan (training & education)

Melakukan pendidikan di sekolah-sekolah dan

Melakukan pelatihan secara kontinyu:

- Manajerial

- Teknis operasional

5. Koordinasi (coordination)

Membentuk forum koordinasi

Menyelenggarakan pertemuan berkala secara rutin

Saling bertukar informasi

Menyusun Rencana Terpadu

6. Mekanisme Respon (response mechanism)

Menyiapkan Posko

Menyiapkan Tim Reaksi Cepat

Mempunyai Prosedur Tetap

Menentukan Incident Commander

Melakukan upaya penanganan di luar prosedur rutin

7. Peringatan Dini (early warning)

Penyampaian informasi yang tepat waktu dan efektif, melalui

kelembagaan yang jelas, sehingga memungkinkan setiap individu yang

terancam bahaya dapat mengambil langkah untuk menghindari atau

Page 8: Makalah Pra Kebakaran

mengurangi risiko dan mempersiapkan diri untuk melakukan upaya

tanggap darurat yang efektif.

8. Manajemen Informasi (information systems)

Ciptakan sistem informasi yang mudah diakses, dimengerti dan

disebarluaskan ke masyarakat umum.

Informasi yang disampaikan harus:

- Akurat (accurate)

- Tepat waktu (timely)

- Dapat dipercaya (reliable)

- Mudah dikomunikasikan (communicable)

9. Gladi / Simulasi (drilling/simulation)

Untuk menguji tingkat kesiapsiagaan, perlu dilakukan uji lapangan berupa

gladi atau simulasi kebakaran. Simulasi dapat dilakukan baik didalam

ruangan maupun di alam bebas untuk lebih memahami situasinya saat

terjadi bencana kebakaran. Gladi atau Simulasi harus dilakukan secara

berkala, agar masyarakat dapat membiasakan diri.

Peran tim anggota kesehatan dalam Pencegahan Primer juga turut andil dalam

manajemen resiko bencana kebakaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan tim

perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain:

1. Mengenali instruksi ancaman bahaya kebakaran;

2. Menyiapkan peralatan kesehatan di daerah rawan kebakaran;

Page 9: Makalah Pra Kebakaran

3. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air,

obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda);

4. Melatih penanganan pertama korban bencana kebakaran baik

mengembangkan kemampuan sendiri maupun melatih masyarakat umum

agar dapat melaksanakan penanganan pertama;

5. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang

merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam

memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman

bencana kepada masyarakat.

Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :

1. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut),

2. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota

keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan

pertama luka bakar,

3. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas

kebakaran, RS dan ambulans.

4. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal

pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai),

5. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-

posko bencana.

https://books.google.co.id/books?

id=VM4MzdSjKYkC&pg=PA133&dq=bencana+kebakaran&hl=id&sa=X&redir

_esc=y#v=onepage&q=bencana%20kebakaran&f=false

https://books.google.co.id/books?

id=yrgiBN5MrKQC&pg=PA75&dq=bencana+kebakaran&hl=id&sa=X&redir_es

c=y#v=onepage&q=bencana%20kebakaran&f=false