makalah pra-survei tanah

25
MAKLAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN TAHAPAN PERSIAPAN DAN PRA SURVEI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Oleh : Winfried Adinata 135040100111076 Yudha Kartiko Aji 135040100111078 Gilang Ardi Sabian 135040100111086 Bayu Insan Nurhikmah 135040100111125 Hana Utami 135040100111129 Ghafar Farros 135040100111137 Kelas : M Kelompok : 1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Upload: gilang-ardi-sabian

Post on 06-Dec-2015

1.226 views

Category:

Documents


190 download

DESCRIPTION

Tugas Survei Tanah dan Evaluasi Lahan, Semoga Bermanfaat :)

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pra-Survei Tanah

MAKLAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

TAHAPAN PERSIAPAN DAN PRA SURVEI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

Oleh :

Winfried Adinata 135040100111076

Yudha Kartiko Aji 135040100111078

Gilang Ardi Sabian 135040100111086

Bayu Insan Nurhikmah 135040100111125

Hana Utami 135040100111129

Ghafar Farros 135040100111137

Kelas : M

Kelompok : 1

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Makalah Pra-Survei Tanah

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan

potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan non-

pertanian, memerlukan teknologi tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan

secara berkelanjutan. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan

efisien diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim,

tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang diusahakan,

terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik.

Data iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman serta terhadap aspek manajemennya perlu diidentifikasi melalui kegiatan survei dan

pemetaan sumber daya lahan.

Oleh sebab itu, survei sangat diperlukan dalam proses dalam berbagai penelitian,

terutama dalam proses yang dilakukan dilapangan seperti survei pendahuluan dalam

penelitian tanah ini. Oleh karena itu penyajian mengenai berbagai hal tentang survei perlu

dibahas dan diketahui lebih lanjut, terdapat berbagai macam hal yang perlu dibahas dan

diketahui dalam survei pendahuluan untuk memudahkan dalam proses lanjutan nanti.

1.2 Tujuan

a. Mahasiswa mampu memahami apa saja yang harus dipersiapkan dalam kegiatan

survei tanah.

b. Mahasiswa mampu memahami apa saja yang harus dilakukan dalam kegiatan pra

survei di lapangan.

Page 3: Makalah Pra-Survei Tanah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tahap Persiapan Survei Tanah

Tahap persiapan merupakan tahap studi pustaka yaitu meneliti dan mengkaji pustaka

yang telah ada tentang keadaan tanah didaerah tersebut. Dengan demikian gambaran kasar

tentang daerah yang akan diteliti telah di dapat. Sebagai landasan untuk dapat melaksanakan

survei tanah dan agar tidak terhambat dalam kerja lapang, seorang petugas survei tanah

sebelumnya harus memahami segala sesuatu mengenai klasifikasi dan survei tanah.

Salah satu sarana yang sangat penting untuk dipersiapkan dalam tahap ini adalah Peta

Dasar. Peta dasar adalah suatu peta yang dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan

pengamatan tanah dilapang. Pata dasar yang baik, adalah yang di samping dapat

menunjukkan lokasi – lokasi geografis secara tepat juga dapat memberi petunjuk

kemungkinan penyebaran berbagai jenis tanah di daerah tersebut.

Untuk tujuan ini maka potret udara atau peta topografi dengan skala yang sesuai telah

digunakan. Potret udara atau peta topografi yang diperlukan pada dasarnya harus mempunyai

skala yang lebih besar daripada peta tanah yang di buat. Apabila potret udara tidak tersedia

maka di perlukan peta topografi yang baik sebagai peta dasar. Peta ini harus lengkap dengan

garis kontur sesuai dengan skalanya, sehingga mudah dibedakan bentuk – bentuk wilayah di

daerah tersebut. Berdasar atas penyebaran bentuk wilayah ini pulalah maka rencana

pengamatan lapang akan di buat.

2.1.1 Tujuan Diadakannya Survei Tanah

Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah

dengan mengelompokkan tanah-tanah dan sifatnya kedalam satuan peta tanah tertentu. Sifat

dari satuan peta secara singkat dicantumkan dalam legenda, sedang uraian lebih detail

dicantumkan dalam laporan survei tanah yang selalu menyertai peta tanah tersebut. Menurut

Dent dan young ( 1981 ) ada dua strategi dalam melakukan survey tanah, yaitu survei tanah

untuk tujuan umum dan untuk tujuan khusus.

Survei tanah bertujuan umum, ditujukan untuk memberikan data sebagai dasar

interprestasi untuk berbagai penggunaan lahan yang berbeda, bahkan beberapa dari

penggunaan lahan tersebut belum diketahui. Survei tanah bertujuan umum meliputi

pembuatan peta pedologi yang menyajiakan sebaran satuan-satuan tanah yang ditentukan

menurut morfologi serta data sifat fisik,kimia dan biologi yang dikumpulkaan di laboraturium

dan di lapangan. Contohnya yaitu : pembuatan peta pedologi, dan sebagai dasar untuk

melakukan riset yang berkaitan dengan hubungan tanah tanaman.

Page 4: Makalah Pra-Survei Tanah

Kelebihan survei tanah untuk tujuan umum dapat diterapkan pada wilayah yang masih

belum berkembang, yang faktor fisik lingkungan belum diketahui, kisaran pengguanaan lahan

sangat luas. Sedangkan survei tanah untuk tujuan khusus pencantuman informasi tentang

daerah dan pengguanaan lahan yang berpotensi sangat bermanfaat.

Kelemahan survei tanah untuk tujuan umum informasi dasar tentang tanah harus

dikumpulkan terlebih dahulu sebelum keputusan penggunaan lahan yang menguntungkan.

Sedangkan survei tanah untuk tujuan khusus kurangnya kemampuan dalam memenuhi tujuan

atau keperluan (untuk tujuan tertentu saja)

Survei tanah bertujuan khusus, merupakan survei tanah yang sudah memiliki tujuan

dalam penggunaan lahan yang disurvei. Survei ini menghimpun informasi sesuai dengan

yang dibutuhkan dalam tujuan tersebut. Biasanya survei ini dilakukan pada wilayah yang

telah berkembang dan padat penduduk. Contoh : Survei daerah aliran sungai untuk

pengembangan irigasi.

Kelebihan dari survei tanah tujuan khusus sangat bermanfaat apabila mencantumkan

informasi tentang daerah tersebut berikut dengan penggunaan lahan yang berpotensi untuk di

kembangkan telah di ketahui , sehingga penggunaan khusus dapat di gunakan.

Kelemahan survei tanah bertujuan khusus adalah ketidakmampuannnya dalam memenuhi

semua tujuan atau keperluan, tidak berisi informasi keseluruhan mengenai survei tanah, hasil

survei hanya dapat digunakan untuk keperluan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.1.2 Estimasi Biaya Survei

Estimasi biaya merupakan perkiraan pengeluaran yang akan digunakan dalam survey

tanah dan evaluasi lahan. Untuk persiapan pra survey diluar perlengkapan, maka biaya yang

diperlukan adalah biaya transportasi, dan konsumsi serta biaya perizinan jika memerlukan.

Biaya transportasi tergantung pada jenis kendaraan yang digunakan, jarak tempuh dari titik

kumpul ke lokasi survey dan jumlah penumpang. Begitu pula biaya konsumsi yang

ditentukan juga oleh waktu pelaksanaan survey hingga selesai, misal dari pagi hingga sore

atau membutuhkan waktu lebih dari 1 hari.

2.1.3 Pengumpulan Data, Foto Udara/Citra Satelit dan Peta

a) Pengumpulan Data

Pengumpulan data (laporan dan peta) sekunder yang berisikan data-data yang diperlukan

dalam kegiatan survei. Data yang diperlukan terkait dengan survei tanah yang diperlukan,

geologi dan bahan induk, penggunaan lahan, topografi (bentuk wilayah dan lereng) dan

relief, data iklim (curah hujan, temperatur, dll) dan hidrologi, buku BPS (provinsi,

kabupaten, kecamatan dalam angka), RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), keadaan tanah

Page 5: Makalah Pra-Survei Tanah

dan keadaan sosial ekonomi (terkait penduduk : kepadatan, mata pencaharian, kepemilikan

tanah dll). Laporan-laporan tersebut penting sebagai bahan pertimbangan dalam

memperkirakan bentuklahan, tanah yang akan dijumpai, kesesuaian lahan, arahan

penggunaan lahan.

b) Foto Udara

Foto Udara adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian tertentu, dalam ruang

lingkup atmosfer menggunakan kamera. Misalnya pemotretan menggunakan pesawat

terbang, heikopter, balon udara, drone/UAV, dan wahana lainnnya. Keuntungannya dari

penggunaan foto udara menghasilkan gambar/citra yang lebih detail (resolusi sekitar 15cm),

tidak terkendala awan, karena pengoperasiaannya pada ketinggian di bawah awan.

Kelemahannya, foto udara terdiri dari kumpulan scene kecil yang banyak, terlebih lagi untuk

pemotretan dengan area yang sangat luas. Pengoperasian foto udara juga sangat tergantung

dari cuaca, seperti faktor angin. Misalnya untuk penggunaan UAV, hasil foto udara kurang

bagus jika tiupan angin terlalu kencang, karena hasil pemotretan kurang stabil. Kelemahan

yang lain, foto udara harus dibarengi dengan pengambilan GCP (Ground Control Point di

Lapangan) untuk melakukan korekasi geometrik (orthorectification), karena kalau tidak, bisa

dipastikan keakuratan geometrik akan sangat rendah. Dari segi biaya, foto udara jauh lebih

mahal jika dibandingkan dengan citra satelit, karena banyak hal yang diperlukan, seperti

biaya operasional pesawat, izin penerbangan (misal untuk pesawat terbang, helikopter),

biaya personil ke lapangan (pengambilan titik koordiant GCP ataupun pengoperasion

pesawat), dan lain-lain.

c) Foto Udara/ Citra Satelit

Citra Satelit merupakan pemotretan suatu daerah menggunakan wahana satelit yang

dioperasikan dari ruang angkasa. Saat, ini citra satelit resolusi tinggi memiliki resolusi

spasial 50 cm (hasil resampling), seperti citra GeoEye-1, WordView-2, WorldView-1, dan

Pleiades. Hasil foto satelit tidak sedetail jika dibandingkan dengan foto udara. Keuntungan

dari citra satelit, biaya secara umum jauh lebih murah dibandingkan dengan foto udara,

tingkat akurasi geometrik lebih baik, meskipun tanpa menggunakan titik ikat dari lapangan

(GCP). Untuk area yang luas, citra satelit tidak memerlukan scene yang banyak, karena

ukuran scene pada citra satelit sangat luas, sehingga tidak perlu melakukan mosaicking yang

ribet. Band yang dihasilkan dari foto satelit sangat bervariasi. Sebagai contoh WorldView-2

memiliki 8 band. Hal ini sangat memudahkan pemakaian untuk interpretasi lebih lanjut,

seperti membedakan vegetasi, palm counting, dan lain-lain. Kekurangan dari penggunaan

citra satelit adalah penggunaannya sangat tergantung cuaca, seperti hujan, awan, dan kabut.

Page 6: Makalah Pra-Survei Tanah

Karena pengoperasian dari luar angkasa, pemotretan masih belum bisa menembus awan.

Senhingga, untuk daerah yang intensitas hujannya tinggi, atau selalu diliputi kabut, akan

susah untuk mendapatkan data citra satelitnya.

d) Peta

Peta yang diperlukan dalam kegiatan dan pra-survey adalah:

i. Peta dasar :

Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih

didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki

hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak

memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang

dipetakan tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot)

dan dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya

digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja.

Peta topografi atau peta rupa bumi Indonesia, skala hendaknya 2 kali lebih

besar dari peta yang akan dihasilkan ( untuk pulau Jawa tersedia 1:25.000, luar

jawa umumnya 1:50.000, bahkan masih ada yang bersekala kecil 1:250.000).

Diutamakan untuk peta digital, jika tidak bisa berupa peta cetak. Peta ini

berguna untuk ploting hasil interpretasi foto udara (IFU)

ii. Peta Geologi :

Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan

tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan

hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta

geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian

bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan

gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang

pasti.

Skala terbesar yang telah dilakukan survei (untuk pulau Jawa 1:100.000,

untuk luar jawa 1:250.000) sebagai pertimbangan proses pembentukan muka

bumi, dalam IFU untuk bentukan lahan (landform)

iii. Peta Tanah :

Peta tanah adalah sebuah peta yang menggambarkan variasi dan

persebaran berbagai jenis tanah atau sifat-sifat tanah (seperti pH, tekstur, kadar

organik, kedalaman, dan sebagainya) di suatu area. Peta tanah merupakan hasil

Page 7: Makalah Pra-Survei Tanah

dari survey tanah dan digunakan untuk evaluasi sumber daya lahan, pemetaan

ruang, perluasan lahan pertanian, konservasi, dan sebagainya.

Skala terbesar yang telah dilakukan survei (sebagian besar wilayah

Indonesia tersedia skala 1:250.000, beberapa lokasi tersedia 1:50.000) sebagai

pertimbangan untuk memprediksi tanah yang akan ditemukan

iv. Peta Tata Guna Lahan :

Merupakan bagian peta tematik yang menggambarkan tema atau informasi

tertentu dari permukaan bumi. Skala terbesar dari peta yang telah dilakukan

survei (untuk pulau Jawa 1:250.000, luar jawa umumnya 1:50.000, bahkan ada

yang masih bersekala 1:250.000)

2.1.4 Interpretasi Foto Udara

a) Rona dan Warna

Rona (tone/color tone/grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan

obyek pada citra yang menggunakan sprektrum lebar 0,4 – 0,7 μm (hitam-putih) . Berkaitan

dengan penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan

tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.

Warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum

sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau

merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm, (0,5 –

0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek menyerap sinar biru maka ia akan

memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak dengan

warna kuning.

Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan

tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam

warna biru, hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Estes et al. (1983) mengutarakan

bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini

mengisyaratkan bahwa pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding

dengan pembedaan objek pada foto hitam putih. Contoh permukaan atap gudang yang terbuat

dari seng akan terlihat lebih cerah.

Rona dan warna disebut unsur dasar. Tiap obyek tampak pertama pada citra

berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan

diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah tampak

bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya.

Page 8: Makalah Pra-Survei Tanah

b) Bentuk

Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga dapat mencirikan

suatu penampakan yang ada pada citra dapat di identifikasi dan dapat dibedakan antar objek.

Dari penampakan pada foto udara dapat di identifikasi bentuk massa bangunan, maupun

bentuk dasar fisik alam lainnya seperti jalan, sungai, hutan dll. Contoh: 1) Gedung sekolah

pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang. 2) Gunung api, biasanya

berbentuk kerucut.

Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk,

yaitu shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedangkan form merupakan

susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci. Contohshape atau bentuk luar adalah

bentuk bumi bulat. Sedangkan contoh form atau bentuk rinci adalah Ppada bumi yang

bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti gunung berapi,

dataran pantai, tanggul alam, dsb.

c) Ukuran

Ukuran ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena

ukuran obyek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran

sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya. Dengan kata lain ukuran

merupakan perbandingan yang nyata dari objek-objek dalam citra maupun foto udara, yang

menggambarkan kondisi lapangan. Contohnya perbedaan ukuran lapangan sepak bola dengan

stadion. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan

ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m).

d) Teksktur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau

pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual

(Estes dan Simonett, 1975). Tekstur merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran, pola,

bayangan serta rona. Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang.

Misalnya tekstur sawah akan kelihatan halus berbeda dengan kebun ataupun hutan, hutan

bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.

e) Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek

bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah. Pengulangan bentuk tertentu dalam

Page 9: Makalah Pra-Survei Tanah

hubungan merupakan karakteristik bagi objek alamiah maupun bagunan akan memberikan

suatu pola dalam mengenali objek. Misalnya pola perumahan yang teratur menunjukkan

obyek tersebut merupakan perumahan yang dibangun oleh developper.

f) Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap.

Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali

atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan

kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari

bayangannya. Dengan bantuan unsur bayangan dapat menentukan arah mata angin serta

pengenalan terhadap suatu obyek. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis.

Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola

yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan.

Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya

dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

g) Situs

Situs atau lokasi suatu obyek dalam hubungannya dengan obyek lain dapat membantu

dalam menginterpretasi foto udara ataupun citra ikonos. Situs ini berupa unit terkecil dalam

suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor situs, seperti beda

tinggi, kecuraman lereng, keterbukaan terhadap sinar, keterbukaan terhadap angin dan

ketersediaan air di permukaan dan air tanah.

Situs ini sering dikaitkan antara obyek dengan melihat obyek lain. Misalnya situs

pemukiman memanjang pada umumnya terletak disepanjang tepi jalan. ontoh: Lereng terjal

tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak

lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya

memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas, sedangkan pada foto tegak hal

ini tidak terlalu mencolok, terutama jika pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari

h) Asosiasi

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain.

Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk

bagi adanya obyek lain. Misalnya stasiun kereta api sering berasosiasi dengan jalan kereta

apai yang bercabang.

i) Konvergensi Bukti

Page 10: Makalah Pra-Survei Tanah

Konvergensi Bukti adalah bukti-bukti yang mengarah kepada kebenaran, artinya

semakin banyak unsur interpretasi yang diguna kan dalam menginterpretasi suatu citra maka

semakin besar kemung kinan kebenaran interpretasi yang dilakukan. Tahapan-tahapan

kegiatan dalam interpretasi citra, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis.

- Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global baik yang tampak maupun yang

tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek. Misalnya, objek

berupa savana.

- Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar pada citra yang

dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan alat stereoskop.

- Analisis adalah kegiatan penelaahan dan penguraian data hasil identifikasi sehingga

dapat dihasilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau peta tematik.

2.1.5 Pembuatan Peta Bentuk Lahan

Pembuatan peta penggunaan lahan

Peta penggunaan lahan merupakan peta tematik yang memberikan informasi

mengenai penggunaan lahan pada suatu wilayah. Peta penggunaan lahan membantu kita

dalam menentukan apakah lahan yang akan kita gunakan sesuai atau tidak dengan

struktur dan fungsi dari lahan tersebut. Pembuatan peta penggunaan lahan dapat

dilakukan dengan mengadaptasi, baik dari peta rupa bumi, citra satelit, ataupun foto udara

yang selanjutnya dilakukan grouncheking untuk melihat akirasi data yang dihasilkan.

Langkah-langkah pembuatan peta penggunaan lahan dari peta rupa bumi adalah,

pertama kita menentukan koordinatnya terlebih dahulu. Kedua, kita melakukan digitasi

pada koordinat peta yang kita tentukan. Dari kegiatan digitasi kita akan memperoleh data

spasial dan data atribut yang digunakan untuk membuat peta penggunaan lahan. Untuk

pembuatan peta penggunaan lahan dengan menggunakan foto udara meiliki langkah-

langkah yang hampir sama dengan pembuatan peta adapatasi dari peta purwarupa bumi

Untuk pembuatan peta dari adaptasi citra satelit kita perlu melakukan koreksi

geometri terlebih dahulu. Selanjutnya adalah kita menggklasifikasikan penggunaan lahan

dengan menggunakan metode unsupervised. Setelah dianalisis maka kita akan

mendapatkan data peta penggunaan lahan.

Pembuatan peta landform

Peta landform merupakan peta tematik yang berisi informasi bentukan lahan di

permukaan bumi. Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan peta

landform adalah stereoskop cermin, platik seukuran foto udara, spidol ohp, foto uadara

Page 11: Makalah Pra-Survei Tanah

daerah survey, peta rupa bumi sebagai referensi, Penyusunan peta ini dapat dilakukan

dengan langkah-langkah:

1. Membuat peta dasar berdasarkan pada peta topografi daerah yang dipilih

2. Pemilihan foto udara berdasarkan pilihan lokasi

3. Membuat mosaic foto

4. Deliniasi foto udara dengan stereoskop cermin

5. Dijitasi peta dan memasukkan informasi bentukkan lahan hasil deliniasi berdasar

mosaic foto yang dibuat

6. Peta landform selesai

2.1.6 Pembuatan Peta Rencana Kerja

Dalam pembuatan peta rencana kerja perlu dilakukan penentuan lokasi titik

observasi di lapangan. Titik ini diperlukan guna mengetahui karakteristik dari lokasi

yang akan disurvei. Dalam penentuan titik observasi tersebut perlu disesuaikan dengan

beberapa hal, diantaranya adalah:

1. Pendekatan yang digunakan

Pada penyusunan peta kerja terdapat dua metode pendekatan yang dapat digunakan,

yaitu sintetik maupun analitik. Pendekatan sintetik merupakan suatu pendekatan yang

membagi permukaan tanah sebagai suatus atuan peta tanah dengan cara mengamati,

mendeskripsikan, dan mengklasifikasikan profil tanah sesuai dengan taksonomi yang

digunakan sebagai acuan member batasaan pada peta tanah yang ada. Pendekatan sintetik

dialakuakn dengan cara:

a. Interpretasi foto udara yang didapat dari citra satelit

b. Beri batas-batas permukaan tanah yang memiliki sifat tanah yang dianggap

berbeda

c. Mengkarakterisasi satuan-satuan yang diahsilkan dari pengamatan dan

pengambilan contoh tanah di lapang

Pendekatan analitik membagi peta tanah berdasarkan pada pengamatan sifat-sifat

tanah yang dapat diketahui secara eksternal seperti tekstur, struktur, konsistensi, hingga

topgrafi, bahan induk, dan jenis vegetasi. Jika pada pelaksanaan menggunakan peta udara

maka dari sifat-sifat tersebut dapat ditentukan kontinum yang akan dibagi sebagai

pembeda setiap titiknya.

2. Tujuan pemetaan

Page 12: Makalah Pra-Survei Tanah

Pada pembuatan peta rencana kerja ini memiliki tujuan diantaranya adalah membantu

dalam pelaksanaan survey lahan sesuai kebutuhan, membantu proses hasil analisis data,

menyimpan informasi titik survey, dan dapat digunakan dalam komunikasi info ruang.

3. Ketersediaan peta/foto udara/citra satelit

Ketersediaan peta dasar atau foto udara merupakan kunci penting dalam kegiatan

penyusunan peta rencana kerja. Hal tersebut dikarenakan foto udara atau citra satelit

digunakan dalam salah satu pendekatan yang digunakan dalam penyusunan peta rencana

kerja. Apa bila dalam proses survey digunakan foto udara maka metode pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan sintetik. Apa bila tidak ada foto udara maka pendekatan

yang dipergunakan adalah pendekatan analitik.

4. Pengalaman tim survey

Pengalaman tim survey memegang kunci penting dalam keberhasilan survey lahan.

Apabila tim survey memiliki pengalaman yang banyak maka kemungkinan keberhasilan

dan kevalidan data hasil survey akan menjadi lebih tinggi. Disamping itu pengalaman

tim survey juga memengaruhi jenis metode pendekatan yang akan dipergunakan dalam

pelaksanaan survey. Apabila tim kurang pengalamannya, maka akan menggunakan

pendekatan analitik. Sedangkan apabila tim telah memiliki pengalaman maka mampu

menginterpretasi foto udara dengan baik, maka digunakan pendekatan yang digunakan

dalam kasus ini adalah pendekatan analitik.

5. Skala pemetaan yang akan dihasilakan

Pada wilayah yang memiliki luasan yang sama bisa saja memiliki skala pemetaan

yang beragam. Seperti ada wilayah yang memiliki sekala besar,ada pula yang memiliki

skala kecil. apa bila suatu wilayah memiliki skala besar maka titk observasi yang

dipergunakan lebih banyak dibandingkan skala kecil. Untuk lebih lengkapnya dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

Page 13: Makalah Pra-Survei Tanah

2.1.7 Alat dan Bahan

a) Alat

- Kartu deskripsi profil, kartu minipit dan kartu pemboran : mencatat taksa tanah

- Meja/papan dada : untuk memudahkan dalam mencatat

- Buku catatan : untuk mencatat hasil pengamatan

- Alat-alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan

- Buku Munsel : sebagai panduan dalam mencocokan warna tanah

- Kompas : untuk mengetahuhi arah mata angin ketika survey

- Klinometer : untuk mengukur sudut elevasi

- Stereoskop saku : untuk mengamati foto udara

- Meteran (2 meter) : untuk melakukan pengukuran kedalaman dll

- Lensa tangan pembesaran 10x : untuk memperjelas pengamatan objek

- pH meter : mengukur tingkat kemasaman

- Sabuk profil : mengetahui kedalaman Minipit ataupun profil

- Pisau tanah : mengambil sampel tanah dan mengukur konsistensi

- Bor tanah : mengambil sampel tanah pada kedalaman tertentu

- Skop dan cangkul : untuk membuat minipit dan memapas bagian pengamatan

- Ring sampel : untuk mengambil sampel tanah

- Kantong plastik, Kartu label + tali : menyimpan dan menamai sampel tanah

- Kamera : untuk dokumentasi

b) Bahan

- Larutan : HCl 25%, H2O2 , NaF, aa – dipiridil

Sebagai larutan yang digunakan dalam penentuan sifat kimia tanah

2.2 Tahap Pra Survei

Page 14: Makalah Pra-Survei Tanah

2.2.1 Perumusan Kerangka Acuan

Perumusan kerangka acuan/tor perlu dilakukan agar pihak konsultan/surveyor maupun

pihak pengguna/sponsor mencapai kesepakatan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan survei tanah. Perumusan kerangka acuan dilakukan agar pengguna dan

pelaksana survey mempunyai landasan hukum yang jelas bila sesuatu ketika terjadi

kekeliruan. Dalam pelaksanaan survey ini dilakukan pengurusan izin kepada semua pihak

yang berkaitan meliputi, izin kepala desa, izin kelurahan, izin kecamatan dan izin

laboratorium. Penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan survey dilakukan agar dapat

memperhitungkan secara tepat jangka waktu pelaksanaan survey sehingga dapat selesai tetap

waktu sesuai jangka waktu pelaksanaan yang terdapat pada TOR.

2.2.2 Pengecekan batas-batas bentukan lahan dan penggunaan lahan

Pada proses pra-survey perlu dilakukan pengecekan batas-batas bentukan lahan dan

penggunaan lahan yang akan dijadikan titik lokasi survey. Hal tersebut perlu dilakukan guna

mengetahui pada titik survey bagaimana penggunaan lahannya. Apakah penggunaan lahan

tersebut telah tepat sasaran atau tidak.

Pengecekan batas serta penggunaan lahan dapat dilakukan dengan interpretasi antara foto

udara yang telah berada dalam bentuk peta landform. Dari foto udara yang ada dibandingkan

dengan kondisi nyata dilapangan.

Cara untuk membatasi lahan setelah dilakukan pengecekan adalah dengan melakukan

deliniasi. Deliniasi adalah kegiatan membuat garis batas antara unit lahan yang memiliki

karakteristik berbeda. Karakteristik yang berbeda dalam kasus in merujuk pada:

1. Batuan, yang diinterpretasikan sesuai pola dan kerapatan drainase, rona/warna,

kenampakan, dst.

2. Relif, beda tinggi antara lembah dengan punggung bukit

3. Lereng atau kemiringan lahan

2.2.3 Identifikasi Tanah Awal

Survei tanah Awal mengidentifikasi sifat tanah sangat sedikit, seperti tekstur, warna,

kedalaman, dan basah. Identifikasi tanah awal bertujuan untuk mendapatkan informasi awal

tentang tanah yang akan kita lakukan pensurveian.

Page 15: Makalah Pra-Survei Tanah

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, sebelum melakukan survei tanah di lapangan, ada beberapa tahap yang perlu

diperhatikan agar survei tanah berjalan dengan baik. Tahap tersebut antara lain tahap

persiapan dan juga tahap pra survei. Tahap persiapan yaitu tahap dimana kita

mempersiapkan segala sesuatunya untuk survei tanah di lapang yang mencakup

estomasi biaya survei pengumpulan data foto udara, pembuatan peta lahan, pembuatan

peta rencana kerja, menyiapkan alat dan bahan. Pada tahap pra survei selaku orang yang

akan harus memastikan semuanya telah siap termasuk, pengurusan izin survei, kapan

survei akan dilaksanakan,dsb.

Page 16: Makalah Pra-Survei Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2013. Foto Udara dan Citra Satelit. http://terra-image.com/foto-udara-dan-

citra-satelit/. Diakses 08 Oktober 2015

Dent, D. and Young, A. 1981. Soil survey and land evaluation. George Allen & Unwin: London.

Kurniawan, Widhi. 2013. Peta Geologi. https://allaboutgeo.wordpress.com/2013/11/23/peta-

geologi/. Diakses 08 Oktober 2015.

Purnomo, Dony. 2012. Peta Dasar. http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/03/peta-dasar-base-

map.html. Diakses 08 Oktober 2015

Rahim, Supli. 2014. Pengertian dan Jenis-Jenis Survei. Online:

http://suplirahimsurvai.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-jenis-jenis-

survei.html. Diakses pada 8 Oktober 2015

Siamrun. 2015. Kerangka Kerja Acuan Term of Reference (TOR).

http://amrunagrotek.blogspot.co.id/2015/06/kerangka-kerja-acuan-term-of-

reference.html. Diakses 08 Oktober 2015