panduan fieldtrip - · pdf filedan memudahkan bagi peserta praktikum untuk...
TRANSCRIPT
LABORATORIUM PEDOLOGI DAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN
Panduan Fieldtrip MK. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan
Christanti Agustina, SP
MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
JURUSAN TANAHFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
i
PENGANTAR
Buku panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan fieldtrip lapangan dan lembar
kerja kegiatan di lapangan. Kegiatan ini mengacu pada kegiatan praktikum Survei Tanah dan
Evaluasi Lahan yang dimulai dari : pembuatan peta kerja, identifikasi kondisi sumberdaya
lahan di lapangan, interpretasi data, dan pembuatan laporan survei.
Adanya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
dan memudahkan bagi peserta praktikum untuk mengimplementasikan kegiatan survei tanah
dan evaluasi lahan.
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
Pembuatan Peta Kerja ................................................................................................................ 1
Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah .......................................................................... 5
Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan ......................................................................... 11
Survei Lapangan: Interpretasi Kesuburan Tanah di Lapangan ................................................ 14
Analisis Data Iklim .................................................................................................................. 17
Evaluasi Lahan ......................................................................................................................... 20
Lembar Kerja-1 (Fieldtrip 1) ................................................................................................... 24
Lembar Kerja-2 (Fieldtrip 2) ................................................................................................... 32
Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3) ................................................................................................... 41
Titik 1 ............................................................................................................................... 41
Titik 2 ............................................................................................................................... 51
Titik 3 ............................................................................................................................... 61
Titik 4 ............................................................................................................................... 71
Titik 5 ............................................................................................................................... 81
Titik 6 ............................................................................................................................... 91
Titik 7 ............................................................................................................................. 101
Lampiran : Kriteria Kesesuaian Lahan .................................................................................. 112
Padi Gogo (Oryza sativa) ............................................................................................... 112
Jagung (Zea mays) .......................................................................................................... 113
Kacang tanah (Arachis hypogea) .................................................................................... 114
Kelapa (Cocos nicifera L.) .............................................................................................. 115
Ubi Kayu (Manihot esculenta) ....................................................................................... 116
1
Pembuatan Peta Kerja
1. Pendahuluan
Peta kerja merupakan suatu peta yang disusun berdasarkan peta dasar yang berupa peta
rupa bumi, foto udara, dan atau citra satelit, dan digunakan sebagai peta acuan dalam
melakukan survei di lapangan. Peta kerja disusun dengan melakukan teknik tumpang tindih
peta dasar dengan tingkat skala peta dua kali lebih besar dari peta hasil untuk menentukan
unit lahan di lokasi survei. Peta dasar yang digunakan dapat berupa peta cetak (peta analog)
maupun peta digital.
2. Alat – alat
Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :
a. Komputer
b. Scanner
c. Software Pemetaan (ArcGIS 9.3)
3. Bahan – bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :
a. Peta rupa bumi
b. Peta geologi
c. Peta sistem lahan
d. Citra satelit
e. Foto udara
4. Cara Kerja :
Langkah-langkah dalam penyusunan peta kerja terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :
scanning, digitasi, dan tumpang tindih peta (overlay).
1. Scanning
Scan peta analog menggunakan scanner,
Atur resolusi peta dalam ukuran 300 dpi,
Atur scan peta sehingga ada pertampalan di tiap bagian peta yang discan,
Gabung tiap bagian peta menjadi satu bagian utuh peta analog yg telah discan
menggunakan photoshop.
2. Digitasi
Rektifikasi / Georeference
- Buka ArcMap, Pilih A new empty map klik OK
- Add Data. Masukkan file peta analog ke dalam arcmap, Klik Add
- Aktifkan toolbar Georeferencing. Klik kanan pada toolbar dan pilih
Georeferencing. Akan muncul toolbar georeferencing di layar
- Tambahkan titik kontrol dari peta analog dengan memasukkan koordinat peta
dari tiap pojok peta analog. Zoom pojok kiri atas peta.
- Arahkan ke pertemuan koordinat X,Y di pojok kiri atas. Klik kiri.
- Klik kanan, lalu klik kiri pada Input X and Y, masukkan koordinat X =
6665367 dan Y = 9129224 pada kolom X dan Y. Lakukan langkah untuk
tiap pojok peta analog.
- Setelah selesai zoom to layer, dan buka view link table (klik )
Tiap koordinat yg telah dimasukkan akan muncul di Link Table. Total RMS
Error menunjukkan tingkat keakuratan posisi peta, semakin besar nilainya
makan posisi peta kurang tepat.
2
Apabila terjadi salah pengisian koordinat, entri data pada table ini dapat
dihapus sekaligus secara bersamaan, sehingga memudahkan dalam
melakukan koreksi.
- Klik OK
- Update georeferencing dengan klik tombol georeferencing pilih update
georeferencing.
- Simpan hasil georeference dengan meng-klik Rectify pada toolbar
Georeferencing.
- Selanjutnya akan muncul kotak dialog Save As. Dan isilah nama output file
hasil rektifikasi
- Kemudian klik tombol Save untuk menjalankan proses rektifikasi. Tunggu
beberapa saat sampai proses rektifikasi selesai.
Membuat Layer atau Shapefile
Langkah – langkah untuk memulai digitasi onscreen adalah sebagai berikut
berikut ini :
- Identifikasi terlebih dahulu objek-objek yang akan didigitasi.
- Setelah objek teridentifikasi, buatlah shapefile untuk masing-masing kategori
objek melalui ArcCatalog. Untuk membuka ArcCatalog klik menu
ArcCatalog di menu toolbar.
- Setelah ArcCatalog terbuka, masuklah ke dalam folder dimana shapefile yang
akan dibuat ingin disimpan. Pada contoh berikut kita akan menyimpan
shape file yang akan dibuat di folder “2. GEOREFERENCE” di drive
D:\PRAKTIKUM GIS\.
- Klik kanan jendela sebelah kanan ArcCatalog, kemudian akan muncul
beberapa pilihan, kemudian klik New > pilih Shapefile.
- Kemudian akan muncul jendela “Create New Shapefile”. Isikan nama
shapefile yang akan dibuat di text box Name, dan tentukan jenis feature
(Feature Type) di dropdown list Feature Type.
- Misalkan Anda akan mendigitasi objek jalan, maka isikan “Jalan” dalam text
box Name, kemudian pilih Polyline di dropdown list Feature Type sebagai
jenis feature-nya.
- Feature Type atau jenis feature merupakan representasi objek-objek dalam
dunia nyata ke dalam bentuk geometri yang lebih sederhana. Misalnya
untuk objek yang memanjang seperti jalan, pipa air, telkom, jaringan listrik,
dan lain-lain direpresentasikan dalam betuk garis (Line/Polyline). Untuk
objek-objek yang berbentuk luasan seperti sawah, kolam, rumah, batas
desa, dan lain-lain direpresentasikan dalam bentuk Polygon. Untuk objek-
objek yang berbentuk titik-titik seperti tower, tiang listrik, sumur bor, dan
lain lain dipresentasikan dalam bentuk Point.
Menentukan Sistem Koordinat Shapefile
- Untuk menentukan sistem koordinat shapefile yang akan dibuat, tekan tombol
Edit, kemudian akan muncul jendela “Spatial Reference Properties” seperti
tampak pada gambar di bawah ini :
3
- Tekan tombol Select, sehingga muncul jendela “Browse for Coordinat
System”, kemudian pilih pilihan Projected Coordinate Systems seperti
gambar berikut. Tentukan sistem koordinat Jawa Timur, yaitu UTM
(Universal Transverse Mercator) zone 49S, dengan datum WGS 1984,
maka pilih UTM, kemudian pilih WGS 1984, setelah itu pilih WGS 1984
UTM Zone 49S.prj.
- Shapefile Jalan.shp telah selesai dibuat.
Digitasi
- Setelah shapefile dibuat, selanjutnya siap untuk dilaksanakan proses digitasi.
Buka kembali ArcMap, kemudian tambahkan shapefile-shapefile yang akan
digitasi, mengunakan tombol Add Data.
- Untuk memulai digitasi, klik tombol untuk menampilkan toolbar Editor. Pilih
menu Editor > Start Editing
- Kemudian akan muncul jendela seperti gambar di bawah ini. Dalam jendela
tersebut akan muncul nama-nama layer yang akan diedit yang berada dalam
satu folder yang sama. Tekanlah tombol Start Editing untuk memulai
digitasi.
- Pada Menu utama pilih View > Toolbars > Editor, kemudian pilihlah layer
yang akan didigitasi di dropdown list Target. Misalnya layer jalan, pada
dropdown list Task pastikan Anda memilih Create New Feature. Kemudian
pilih tombol Sketch Tool.
- Untuk memulai digitasi arahkan mouse ke objek “jalan” dalam gambar, klik
pada sebuah titik permulaan, kemudian ikuti sepanjang jalan tersebut
dengan mouse, klik pada tiap-tiap belokan atau persimpangan jalan (setiap
klik akan menghasilkan vertex), sehingga tergambar garis hasil digitasi
tersebut.
- Untuk mendigitasi layer-layer yang lain, ganti nama layer pada menu Target di
toolbar menu Editor.
- Untuk menghentikan digitasi, cukup double click pada titik akhir digitasi.
- Untuk menyimpan hasil digitasi, klik menu Editor > Save Edits. Untuk
menghentikan digitasi pilih Stop Editing.
Memasukkan Data Atribut
- Klik kanan pada layer Lokasi, pilih Open Attribute Table.
- Tambahkan Field baru dengan klik tombol Options
- Akan muncul window Add Field. Pada kotak Name isikan Bangunan, pada
Type pilih Text. Klik OK.
- Mulai Start Editing lagi, kemudian pilih feature yang akan diberi data atribut
menggunakan tombol Edit Tool . Klik pada tiap titik di map display,
sehingga tersorot warna biru pada display dan tabel.
- Ketik nama bangunan yang tertera pada gambar di field Bangunan.
- Lakukan hal yang sama pada tiap feature titik di map display.
- Simpan shapefile Editor > Save Edit > Stop Editing.
- Data atribut telah diisi.
4
3. Overlay
- Buka Analysis Tools > Overlay > Intersect.
- Again, select peta asal dan peta kedua sebagai fitur input.
- Buat nama fitur baru sebagai hasil overlay
- Setelah Anda memilih kedua layer, klik OK. Dalam hal ini, urutan yang Anda
pilih layer tidak penting, karena output hanya akan berisi geometri yang
terpotong dengan geometri umum semua set data input.
- Buka tabel atribut untuk layer baru. Perhatikan bahwa ada kolom untuk kedua
masukan layer.
5
Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah
1. Pendahuluan
Kegiatan survei lapang ditujukan untuk mengetahui sebaran jenis tanah dan bentang
lahan di lokasi studi, dengan cara identifikasi lokasi dengan mengacu pada panduan survei
yang baku. Informasi yang didapatkan dari kegiatan ini adalah : 1) Informasi bentang lahan
pada unit lahan yang berbeda, terdiri dari fisiografi (pola dan kondisi drainase), relief
(kemiringan lahan, panjang dan bentuk lereng), bahan induk, jenis tanaman, penggunaan
lahan, bahaya erosi, dan sebagainya; 2) Informasi morfologi tanah pada unit lahan yang
berbeda, terdiri dari kedalaman tanah, batas horison, warna, tekstur, struktur, karatan,
konkresi, jenis dan jumlah bantuan, dan ciri-ciri lain yang sebagai penciri khusus tanah; 3)
Pengecekan batas satuan peta landsystem; 4) Korelasi tanah, melalui modifikasi atau
pembetulan batas satuan peta berdasarkan perbedaan tanah yang dijumpai di lapang atau
laboratorium. Korelasi antara fisiografi, kenampakan foto dan kondisi tanah dibuat lebih jelas
pada daerah survei dan membetulkan beberapa kesalahan.
2. Alat – alat
Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :
a. Bor Tanah (Auger/Core)
b. Cangkul, sekop, garpu tanah
c. Meteran
d. Pisau belati
e. Palu geologi
f. Munsell Soil Color Chart
g. Pengukur pH
h. Loop
i. Botol semprot
j. Handboard
k. Cetok
l. Abney level atau Clinometer
m. GPS (Global Position System)
3. Bahan – bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain :
a. HCl
b. Kertas Lakmus
c. Air
4. Cara Kerja :
Penentuan Titik Pengamatan
a. berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan,
kuburan atau bahan-bahan lainnya.
b. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan
lainnya.
c. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil.
d. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.
6
Prosedur Deskripsi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau deskripsi
profil tanah, adalah sebagai berikut:
a. sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungi
b. hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada waktu
sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore).
c. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan air
(kondisi lembab).
d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak mengganggu
pengamatan.
Tahapan deskripsi tanah :
a. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara jelas,
misalnya warna tanah.
b. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui
konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan
salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil.
c. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka perbedaan
konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai dasar
penarikan batas horizon.
d. Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan
jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati.
e. Tentukan tebal penampang horizon menggunakan meteran yang telah terpasang.
f. Tentukan karakteristik tanah, yaitu :
Nomor Horison
Penomoran horizon menggunakan numeric dimulai dari angka 1 untuk horizon
paling atas.
Simbol Horison
Penyimbolan horizon mengikuti kaidah yang telah ditentukan dalam sistem
klasifikasi tanah menurut USDA (1999). Notasi yang diberikan mengikuti
batasan berikut ini :
- Diskontinyu (discontinuities) : untuk menduga diskontinyuitas litologi,
berikan nomor didepan symbol horizon. Sebagai contoh, jika horizon C
berbeda dengan bahan horizon yang berbatasan maka simbolnya menjadi A,
B, 2C. Lapisan yang sangat kontras di dalam horizon C dapat disajikan
dalam symbol A, B, C, 2C, 3C, dst.
- Master Horizon dan Lapisan : huruf kapitas O, A, E, B, C, dan R adalah
master horizon dan lapisan dalam tanah. Konbinasi dari dua huruf capital
digunakan untuk horizon peralihan, sebagai contoh AB, BA, CR. Huruf
capital pertama menunjukkan horizon yang lebih dominan. Horizon dengan
dua bagian yang berbeda dituliskan dengan garis miring (/) diantara huruf
capital. B/A bisa berarti horizon B dengan bahan berbeda dari horizon A
- Simbol pembeda kedua dalam horizon dan lapisan : Huruf kecil a, b, c, d, e, f,
g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, ss, t, v, w, x, y, z digunakan sebagai imbuhan
untuk menunjukkan karakteristik khusus dari horizon utama. Imbuhan lebih
dari tiga jarang sekali digunakan. Jika memerlukan lebih dari satu imbuhan,
a, d, e, h, I, r, s, t dan w dituliskan lebih dahulu (kecuali dalam horizon Bhs
dan Crt), semua huruf ini tidak digunakan dalam kombinasi dalam horizon
tunggal dan c, f, g, m, v, dan x, kecuali dalam horizon timbunan symbol-
7
simbol ini masih dapat diikuti dengan imbuhan b. Dalam horizon B, symbol
t tidak diimbuhkan dengan symbol h, s, dan w. Imbuhan h, s, dan w
biasanya tidak digunakan dalam kombinasi dengan g, k, n, y, z, atau o.
- Perbedaan vertikal : ketika dua horizon memiliki kesamaan penamaan, maka
horizon ini akan dikenali oleh adanya imbuhan angka, sebagai contoh Bt1,
Bt2.
Ketebalan Horison
Batas horizon diukur menggunakan meteran dengan menuliskan batas atas dan
batas bawah dari tebal horizon tersebut.
Batas Horison
i. Kejelasan, dibagi dalam 4
macam :
a Abrupt nyata N
c Clear jelas J
g Gradual berangsur A
d Diffuse baur B
ii. Topografi
s smooth rata R
w wavy berombak O
i irregular tidak teratur T
b broken terputus A
Warna
Identifikasi warna matriks tanah menggunakan notasi dalam buku Munsell Soil Color
Chart. Warna tanah diamati dalam kondisi lembab atau kering, sesuai dengan kondisi
alami penampang tanah yang diamati.
- Ambil sedikit agregat lalu cocokkan warna dengan menggunakan Munsell, sesuaikan
dengan simbol yang mendekati warna tanah tersebut.
- Warna tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu Hue, Value dan Chroma. Hue
menunjukkan panjang gelombang dominan, Value menunjukkan jumlah cahaya
yang dipantulkan, atau terang atau gelap warna. Sedangkan Chroma menunjukkan
derajat kemurnian warna atau kejenuhan warna. Contoh : 10 YR 3/2
Tekstur
Tekstur di lapangan diidentifikasi dengan metode feeling, langkahnya adalah :
- Ambil sebagian tanah lalu tambahkan sedikit air
- Pirit tanah sampai homogen
- Tentukan tekstur tanahnya
Kode Nama Uraian sifat
S Pasir : - saat dipirit terasa kasar sangat jelas,
- tidak membentuk bola dan gulungan,
- tidak melekat
LS Pasir
berlempung
: - Rasa kasar sangat jelas
- Membentuk bola yang mudah sekali hancur
- Sedikit melekat
SL Lempung
berpasir
: - Rasa kasar agak jelas
- Membentuk bola agak keras, mudah hancur
- Melekat
Si Debu : - Rasa licin sekali
- Membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat, agak melekat
CL Lempung
berliat
: - Rasa agak kasar
- Membentuk bola agak teguh, kering, dapat sedikit digulung
jika dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekatnya sedang
8
Kode Nama Uraian sifat
SCL Lempung liat
berpasir
: - Rasa kasar agak jelas
- Membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika
dispirit, gulungan mudah hancur
- Melekat
SC Liat berpasir : - Rasa licin agak kasar
- Membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung
SiC Liat berdebu : - Rasa agak licin
- Membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijt, mudak
digulung
C Liat : - Rasa berat
- Membentuk bola baik
- Melekat
Liat keras : - Rasa berat sekali
- Membentuk bola baik
- Melekat sekali
L Lempung : - Rasa tidak kasar dan tidak licin
- Membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat
- Mengkilat
SiCL Lempung liat
berdebu
: - Rasa licin jelas
- Membentuk bola teguh, gulungan mengkilat
- Melekat
SiL Lempung
berdebu
: - Rasa licin
- Membentuk bola mudah hancur
- Dapat digulung mudah hancur
Struktur
Bentuk :
Granular:
Seperti remah kue dengan ukuran
diameter biasanya kurang dari 0,5
cm. umumnya ditemukan di
horizon permukaan dimana
banyak akar tumbuh
Butir:
Tanah rusah dalam partikel
individual yang tidak berikatan.
Selalu memiliki konsistensi
lepas. Biasanya berada pada
tanah berpasir
Gumpal bersudut & membulat:
Gumpal tak beraturan dengan
diameter antara 1,5 – 5 cm
Tiang:
Tanah berbentuk tiang tegak yang
memiliki topi “garam” di bagian
atas. Bisanya berada pada daerah
beriklim arid
Prisma:
Tanah berbentuk tiang tegak
dengan panjang tertentu.
Biasanya ditemukan di horizon
paling bawah
Keping (Platy):
Kepingan tipis dan rata yang
tersusun secara horisontal.
Biasanya berada pada tanah-
tanah yang mengalami
pemadatan
Sumber Gambar : Soil Science Society of America
Ukuran :
Keping Prisma &
tiang Gumpal Butir & Remah
Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm
9
Tingkat perkembangan :
Pejal/massive (0) : kohesi besar
Lemah (1) : kohesi kecil
Cukup (2) : bentuk satuan struktur tak jelas, kemantapan kecil, diremas hancur
Kuat (3) : bentuk satuan struktur jelas, kemantapan besar, diremas tetap
Konsistensi
Basah Kelekatan Tidak lekat Tidak ada bahan tertingkal
Agak lekat Tanah tertanggal pada salah satu jari
Lekat Tanah tertanggal pada kedua belah jari
Sangat lekat Sukar untuk melepaskan kedua belah jari
Plastisitas Tidak plastis Tidak dapat terbentuk gelintir tanah, massa tanah
mudah berubah bentuk
Agak plastis Terbentuk gelintir tanah, massa tanah berubah bentuk
Sangat plastis Dapat terbentuk gelintir tanah, tahan terhadap tekanan
Lembab Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat, melekat bila
ditahan
Sangat gembur Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila digenggam mudah
bergumpal, melekat bila ditekan
Gembur Bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa tanah
bergumpal, melekat bila ditekan
Teguh Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekanan
besar
Sangat teguh Massa tanah tahan terhadap remasan tak mudah berubah-ubah
Sangat teguh
sekali
Massa tanah sangat tahan terhadap remasan dan genggaman
Kering Lepas Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat
Lunak Dengan sedikit tekanan antara jari-jari, tanah tanah mudah
bercerai menjadi butir, kohesi kecil
Agak keras Agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh
Keras Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan dengan
tangan
Sangat keras Sangat tahan terhadap tekanan dan tak dapat dipatahkan dengan
tangan
Gejala redoksimorfik
Jumlah
Halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm
Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm
Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm
Sangat Kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm
10
< 2 %
Sedikit (sd)
2 – 20%
Biasa (bi)
> 20%
Banyak (ba)
Ukuran
Diameter 0,5 cm 0,5 – 1,3 cm 1,5 cm
Kecil (k) Sedang (s) Biasa (b)
Bandingan
Baur (b) Jelas (j) Nyata (n)
Warna matriks dan
karatan hampir
sama
Warna matriks dan
karatan berbeda
dalam hue dan
chroma
Bintik-bintik
karatan merupakan
gejala utama dari
horizon
Batas
Jelas (c) Sedang (g) Kabur (d)
Warna beralih tiba-
tiba
Warna peralihan <
2 mm
Warna peralihan >
2 mm
Bentuk
Bintik Bintik
berganda
Lidah Api Pipa
Kandungan bahan kasar (0,2 – 2 cm)
Fe : konkresi besi berwarna merah/coklat, umumnya berbentuk benjol/bulat
Mn : konkresi mangan, sama dengan besi tetapi berwarna kehitaman
Ca : konkresi kapur, warna keputihan, umumnya membuih dengan HCl
B : pecahan batu atau bahan lain sebagai pengisi
Kondisi Perakaran
Ukuran < 2 cm
(halus)
2 – 10 cm
(sedang)
> 10 cm
(kasar)
Jumlah < 2%
(Sedikit)
2 – 20%
(Sedang)
> 20%
(Banyak)
Dalam Diukur dari permukaan tanah
11
Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan
Mengenal Jenis-jenis Erosi
1. Pendahuluan
Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi. Proses ini terjadi dengan
penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Di alam ada dua penyebab utama yang aktif
dalam proses ini yakni angin dan air. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut erosi angin dan
erosi jenis ini terutama dialami di daerah yang kering atau padang pasir. Di daerah tropis basah
seperti di Indonesia ini penyebab erosi yang paling dominan adalah air. Proses erosinya di sebut
erosi air. Air yang menyebabkan erosi adalah air hujan/pukulan air hujan, air limpasan
permukaan, air sungai, air danau dan air laut. Begitu air hujan mengenai kulit bumi, maka secara
langsung hal ini akan menyebabkan hancurnya agregat tanah. Pada keadaan ini penghancuran
agregat tanah dipercepat dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri.
Penghancuran agregat tanah terjadi karena pukulan air hujan dan kikisan air limpasan
permukaan. Di samping itu massa tanah yang terangkut dalam limpasan permukaan, terutama
debu, pasir dan kerikil di dalam perjalanan menuju tempat pengendapan juga mampu untuk
menggerus permukaan tanah. Proses ini akan menimbulkan erosi dengan bentuk yang berbeda-
beda. Untuk itu mahasiswa perlu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk erosi di lapangan.
2. Alat – alat
Alat yang dibutuhakan untuk kegiatan ini adalah kertas dan alat tulis untuk diskusi
3. Bahan – bahan
-
4. Cara Kerja :
1. Mahasiswa memahami tujuan kegiatan ini
2. Mahasiswa dalam satu kelas dibagi dalam 4 kelompok kecil dan masing-masing kelas
didampingi oleh satu fasilitator
3. Semua kelompok melakukan pengamatan di lapangan dan memahami bentuk-bentuk erosi
4. Setelah itu didiskusikan antar kelompok tentang upaya pencegahan dari fenomena erosi
tersebut.
13
Menentukan Erosi di Lapangan
Adanya erosi pada suatu daerah dapat dengan mudah dikenali jika kita mengadakan
pengamatan di lapangan, baik pada waktu proses erosi sedang berlangsung (misalnya segera setelah
hujan) atau pada waktu tidak terjadi erosi. Adanya aliran air keruh pada saluran, parit dan sungai
yang mengalir pada suatu daerah pengamatan menunjukkan bahwa pada daerah tersebut terjadi
erosi. Gejala erosi juga dapat dengan mudah dikenali dengan terlihatnya alur, parit dan erosi massa.
Peneliti konservasi tanah yang berpengalaman, setelah melihat gejala tersebut, akan dengan mudah
membuat prakiraan besarnya erosi yang telah terjadi.
Adanya akar tanaman pohon yang terbuka, terlihatnya lapisan padas (batu-batuan) juga
merupakan gejala adanya kehilangan lapisan-lapisan tanah di atas. Jika penelitian konservasi tanah
membandingkan tanah tersebut dengan profil tanah yang relatif tidak tererosi pada areal yang sama
maka ia akan mampu membuat perkiraan secara kuantitatif tanah yang tererosi.
Berdasarkan gejala erosi yang telah ada, LPT (1967) Bogor menggolongkan erosi berdasarkan jenis
dan tingkatan yaitu :
JENIS EROSI :
e1 :Sebagian kecil tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi, perlu diusahakan pencegahan
erosi
e2 :Sebagian besar tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi : lapisan olah (Horison Ap)
tercampur dengan lapisan dibawahnya (Horison B atau C), pemakaian tanah tidak
mengalami perubahan
e3 :Semua lapisan atas (Horison A) telah tererosi, pengolahan tanah telah sampai di lapisan
bawah (Horison B atau C). Untuk mencegah erosi perlu diadakan tindakan lebih sempurna
(Membuat teras, mempengaruhi pemakaian tanah)
e4 :Sebagian besar solum tanah telah tererosi, sebaiknya dihutankan
TINGKATAN EROSI :
Erosi Ringan :Sebagian Horison A (Lapisan I) hilang dan di setempat terdapat parit-parit
sebagai gejala timbulnya erosi parit (e1 dan e2)
Erosi Sedang :Seluruh horison A (lapisan I) telah hilang dan banyak parit-parit sebagai akibat
erosi parit (e3)
Erosi Berat :Sebagian besar solum tanah lenyap dan di setempat-setempat terdapat alur-alur
sebagai gejala timbulnya erosi alur (e4)
14
Survei Lapangan: Interpretasi Kesuburan Tanah di Lapangan
Penentuan Gejala Defisiensi Unsur Hara di Lapangan
1. Pendahuluan
Gejala defisiensi/kekurangan/kahat unsur hara pada tanaman/tumbuhan timbul karena
kebutuhan hara yang tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk. Gejala
defisiensi unsur hara sifatnya sangat spesifik, kekurangan unsur hara tertentu akan menunjukkan
gejala visual tertentu pula. Metode visual ini sangat unik karena tidak memerlukan perlengkapan
yang mahal serta dapat digunakan sebagai penunjang informasi yang sangat penting untuk
perencanaan pemupukan pada musim berikutnya bagi teknik-teknik diagnostik lainnya. Namun
demikian, tidak selalu tanaman yang menunjukkan gejala abnormalitas adalah tanaman yang
mengalami defisiensi unsur hara, adanya gangguan hama maupun penyakit juga dapat
memunculkan gejala yang mirip dengan gejala defisiensi unsur hara.
2. Alat – alat
Alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah
Kaca pembesar
Diagram penentuan defisiensi unsur hara
3. Bahan – bahan
Bahan yang digunakan adalah
Sampel tanaman yang diduga terkena defisiensi unsur hara
Lembar kerja
4. Cara Kerja :
Penentuan defisiensi unsur hara di lapangan dapat dilakukan dengan melihat gejala-gejala
visual yang ditujukkan oleh tanaman. Gejala defisiensi unsur hara bersifat spesifik, kekurangan
unsur hara yang berbeda menunjukkan gejala yang berbeda pula. Namun harus dapat dibedakan
terlebih dahulu, apakah tanaman tersebut memang terindikasi defisiensi atau terserang hama dan
penyakit. Salah satu indikasi bahwa tanaman tersebut terserang hama atau penyakit adalah dalam
satu areal lahan tidak semua tanaman menunjukkan gejala abnormalitas, gejala abnormalitas
akibat serangan hama biasanya terpencar-pencar. Selain itu, adanya serangan hama pasti
meninggalkan jejak dari hama itu sendiri, baik berupa kotoran ataupun bekas-bekas gigitan. Uji
coba juga dapat dilakukan untuk membuktikan tanaman itu mengalami defisiensi atau serangan
penyakit. Ambil contoh tanaman yang dicurigai terkena defisiensi/serangan penyakit, gesek-
gesekkan contoh tanaman tersebut pada tanaman yang normal. Apabila dalam beberapa hari
kedepan tidak terjadi perubahan pada tanaman yang normal maka kemungkinan tanaman
tersebut memang defisiensi. Namun, apabila tanaman yang normal tadi kemudian menunjukkan
gejala yang sama dengan contoh tanaman tadi, berarti tanaman tersebut kemungkinan terserang
penyakit.
Adapun penentuan defisiensi unsur hara di lapangan dapat mengacu pada diagram dan langkah
kerja berikut ini:
16
Langkah kerja:
1. Perhatikan gejala yang tampak pada bagian tanaman, apakah gejala muncul di daun tua
(bagian bawah) atau di daun muda (bagian atas);
2. Apabila gejala muncul pada daun tua, maka perhatikan dengan detail ciri-cirinya;
3. Apabila tepi daun tua (bagian bawah) berwarna coklat maka ada kemungkinan tanaman
tersebut defisiensi unsur hara P, namun bisa juga tanaman tersebut mengalami keracunan
Na dan Bo;
4. Lakukan langkah-langkah yang sama untuk identifikasi gejala defisiensi unsur hara yang
lain;
5. Hal yang perlu diingat, pastikan gejala yang diamati memang karena defisiensi dan bukan
karena serangan hama atau penyakit ataupun akibat kekeringan;
6. Kegiatan identifikasi defisiensi unsur hara secara langsung ini hanya digunakan untuk
perkiraan awal saja, untuk hasil lebih akurat maka harus dilaksanakan uji tanah ataupun
uji jaringan tanaman di laboratorium.
17
Analisis Data Iklim
Data Hujan
1. Pendahuluan
Curah hujan adalah banyaknya jumlah/banyaknya hujan yang turun pada satuan waktu
tertentu. Dalam prakteknya, data yang berhubungan dengan curah hujan yang sering
digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pertanian adalah curah hujan rata-rata,
jumlah hari hujan dan pembagian bulan basah dan bulan kering. Seringkali di lokasi yang
ingin diolah curah hujannya, data curah hujan tidak tersedia dikarenakan tidak terdapat
stasiun pengamat curah hujan dilokasi tersebut, untuk mengatasi kondisi seperti ini salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan interpolasi data curah hujan. Salah satu metode
interpolasi curah hujan adalah dengan metode Poligon Thiessen. Metode ini telah banyak
digunakan secara luas karena dianggap dapat memberikan data hujan yang lebih akurat,
karena pada metode polygon setiap bagian wilayah tangkapan hujan diwakili secara
proporsional oleh satu alat penangkar hujan. Besarnya curah hujan rata-rata untuk suatu
daerah tangkapan merupakan hasil rata-rata data hujan dari seluruh bagian daerah tangkapan
yang diwakili oleh satu alat penangkar hujan.
2. Alat – alat
Data curah hujan
Alat hitung (kalkulator/excel)
3. Bahan – bahan
4. Cara Kerja :
A. Penghitungan curah hujan rata-rata, penentuan bulan basah dan bulan kering serta
jumlah hari hujan.
a. Penghitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan
banyaknya curah hujan dibagi dengan jumlah data hujan;
b. Bulan basah ditentukan dengan menyeleksi bulan yang memiliki curah hujan
lebih dari 100 mm;
c. Bulan kering ditentukan dengan menyeleksi bulan yang memiliki curah hujan
kurang dari 60 mm;
d. Jumlah hari hujan diketahui dengan melihat dari data curah hujan dalam satu
bulan/tahun berapa jumlah hari yang teridentifikasi turun hujan.
B. Interpolasi Data Curah Hujan dengan Poligon Thiessen.
a. Hubungkan tiga stasiun penangkar hujan atau lebih yang berdekatan dengan
garis lurus, kemudian ditarik garis bantu yang tegak lurus dengan garis
penghubung;
b. Hubungkan garis-garis bantu tersebut sehingga wilayah yang akan dihitung
curah hujannya terbagi menjadi beberapa poligon;
c. Masing-masing poligon tersebut mewakili luasan tiap stasiun penakaar curah
hujan;
18
d. Curah hujan rata-rata dihitung dengan menjumlahkan curah hujan pada
masing-masing stasiun kemudian dibagi dengan luas wilayah masing-masing
poligon;
n
nn
AAA
RRARARR
...
.....).(
21
2211
Dimana :
R = Curah hujan rata-rata wilayah (mm/ha)
1R , 2R ,.., nR
= Curah hujan masing-masing stasiun (mm)
1A , 2A ,.., nA
= Luas wilayah masing-masing polygon (ha).
Contoh pembagian wilayah berdasarkan poligon thiessen lebih jelas lihat Gambar 1.
Gambar 1. Penentuan curah hujan rata-rata dengan metode Poligon Thiessen
19
Data Suhu
1. Pendahuluan
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam
atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Suhu
udara antara satu daerah dengan daerah yang lain sangat berbeda, hal ini dipengaruhi
oleh: sudut datangnya sinar matahari, tinggi rendahnya tempat, angin dan arus laut,
lamanya penyinaran dan awan.
2. Alat - alat
Alat hitung (kalkulator/excel)
Alat tulis
3. Bahan
Data temperatur
4. Cara Kerja :
A. Penghitungan Temperatur Udara Rata-rata
a. Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menjumlahkan data suhu udara
selama satu bulan/tahun kemudian dibagi dengan jumlah hari dalam satu
bulan/tahun.
B. Interpolasi Data Temperatur Udara dengan Poligon Thiessen.
a) Hubungkan tiga stasiun pencatat temperatur udara atau lebih yang berdekatan
dengan garis lurus, kemudian ditarik garis bantu yang tegak lurus dengan garis
penghubung;
b) Hubungkan garis-garis bantu tersebut sehingga wilayah yang akan dihitung
curah hujannya terbagi menjadi beberapa poligon;
c) Masing-masing poligon tersebut mewakili luasan tiap stasiun pencatat
temperatur udara;
d) Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menjumlahkan curah hujan pada
masing-masing stasiun kemudian dibagi dengan luas wilayah masing-masing
poligon;
n
nn
AAA
RTATATT
...
.....).(
21
2211
Dimana :
T = Temperatur udara rata-rata wilayah (mm/ha)
T1,T2,…,Tn = Temperatur udara masing-masing stasiun (mm)
1A , 2A ,.., nA
= Luas wilayah masing-masing polygon (ha).
Contoh pembagian wilayah berdasarkan poligon thiessen lebih jelas lihat Gambar 2.
Gambar 2. Penentuan temperatur udara rata-rata dengan metode Poligon Thiessen
20
Evaluasi Lahan
1. Pendahuluan
Evaluasi lahan merupakan suatu kegiatan melakukan interpretasi data lapangan untuk
menentukan suatu rancangan penetapan tata guna lahan. Urutan kegiatan dalam evaluasi
lahan antara lain : evaluasi kemampuan lahan, evaluasi kesesuaian lahan, dan analisis kelas
kesuburan tanah.
2. Alat – alat
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :
a. Komputer
b. Alat tulis
3. Bahan – bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :
a. Data-data hasil pengukuran lapangan (deskripsi tanah & kondisi sumberdaya lahan)
b. Data hujan
c. Data hasil interview kondisi sosial ekonomi masyarakat
4. Cara Kerja :
Penentuan Kemampuan Lahan
a. Pengkelasan data-data pengukuran lapangan di tiap satuan lahan Kode Faktor Pembatas dan Kriteria
I0
I1
I2
I3
I4
I5
I6
Lereng :
- Datar (0 – 3%)
- Landai/berombak (3 – 8%)
- Agak miring/bergelombang (8 – 15%)
- Miring berbukit (15 – 30%)
- Agak curam (30 – 45%)
- Curam (45 – 65%)
- Sangat curam (> 65%)
t1
t2
t3
t4
t5
Tekstur tanah :
- Halus : liat dan liat berdebu
- Agak halus : liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat
berpasir
- Sedang : debu, lempung berdebu, lempung
- Agak kasar : lempung berpasir
- Kasar : pasir berlempung dan pasir
k0
k1
k2
k3
Kedalaman efektif tanah :
- Dalam : > 90 cm
- Sedang : 50 – 90 cm
- Dangkal : 25 – 50 cm
- Sangat dangkal : < 25 cm
d0
d1
d2
d3
d4
Drainase :
- Baik : Tanah mempuyai peredaran udara baik, seluruh profil tanah dari atas sampai
lapisan bawah berwarna terang seragam, tidak terdapat bercak-bercak
- Agak baik : Tanah mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak-bercak
berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan sebagian lapisan bawah
- Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, jadi pada lapisan
ini tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat
- Buruk : Pada tanah atas bagian bawah dan seluruh lapisan tanah terdapat bercak-
bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat
- Sangat buruk : Seluruh lapisan tanah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak
berwarna kuning, kelabu atau coklat
21
e0
e1
e2
e3
e4
Erosi :
- Tidak ada erosi
- Ringan, jika 25% lapisan tanah atas hilang
- Sedang, jika 25 – 75% lapisan tanah atas hilang
- Berat, jika 75% lapisan tanah atas hilang dan 25% lapisan tanah bawah hilang
- Sangat berat, jika lebih dari 25% lapisan bawah hilang
b0
b1
b2
b3
Bahan kasar dalam tanah :
- Tidak ada atau sedikit 0 – 15% volume tanah
- Sedang, 15 – 50% volume tanah
- Banyak, 50 – 90% volume tanah
- Sangat banyak, > 90% volume tanah
b0
b1
b2
b3
b4
Batuan di permukaan tanah :
- Tidak ada : 0,01% luas area
- Sedikit : 0,01 – 3% luas area
- Sedang : 3 – 15% luas area
- Banyak : 15 – 90% luas area
- Sangat banyak : > 90% luas area
o0
o1
o2
o3
o4
Ancaman banjir :
- Tidak pernah : Dalam waktu satu tahun tidak pernah mengalami banjir untuk waktu
24 jam
- Kadang-kadang : Banjir lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam jangka waktu
kurang dari satu bulan
- Selama satu bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam
- 2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam
- 6 bulan atau lebih dilanda banjir secara teratur lebih dari 24 jam
b. Cocokkan informasi data lapangan dengan tabel kemampuan lahan
No Faktor Pembatas Kelas Kemampuan
I II III IV V VI VII VIII
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas (40 cm) t2/t3 t1/t4 t1/t4 * * * * t5
b. Lapisan bawah t2/t3 t1/t4 t1/t4 * * * * t5
2 Lereng (%) l0 l1 l2 l3 * l4 l5 l6
3 Drainase d0/d1 d2 d3 d4 ** * * *
4 Kedalaman Efektif k0 k0 k1 k2 * k3 * *
5 Tingkat Erosi e0 e1 e1 e2 * e3 e4 *
6 Batu/Kerikil b0 b0 b0 b1 b2 * * b3
7 Bahaya banjir o0 o1 o2 o3 o4 * * *
c. Penentuan faktor pembatas dengan melihat faktor yang memiliki potensi kerusakan
lahan terberat
d. Penentuan kelas dan subkelas kemampuan lahan
e. Penyusunan arahan penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahan
22
Cag
ar A
lam
Hu
tan
Ala
m
Pen
ggem
bal
aan
Terb
atas
Pen
ggem
bal
aan
Sed
ang
Pen
ggem
bal
aan
Inte
nsi
f
Ber
coco
k Ta
nam
Terb
atas
Ber
coco
k Ta
nam
Sed
ang
Ber
coco
k Ta
nam
Inte
nsi
f
San
gat
Inte
nsi
f
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Intensitas Penggunaan Lahan Bertambah Tinggi
Pe
mb
atas
dan
An
cam
an s
emak
in m
enin
gkat
Keb
ebas
an m
emili
h s
emak
in b
erku
ran
g d
an
alte
rnat
if p
engg
un
aan
lah
an s
emak
in t
erb
atas
Kelas
Kemampuan
Lahan
Penentuan Kesesuaian Lahan
a. Isikan data lapangan ke dalam tabel isian evaluasi kesesuaian lahan
b. Cocokkan data lapangan ke dalam persyaratan tumbuh suatu tanaman
c. Tentukan kelas kesesuaian lahan tiap karakteristik lahannya
d. Tentukan faktor pembatas terberat yang ditentukan dari karakteristik lahan yang
dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman
e. Tentukan kelas kesesuaian lahannya
Penentuan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
a. Isikan data lapangan (karakteristik lahan) ke dalam tabel isian kemampuan
kesuburan tanah
b. Tentukan tipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan tanah atas
S tekstur berpasir
L tekstur berlempung
C tekstur berliat
O bahan organik
c. Tentukan tipe/subtipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan
tanah bawah
S tekstur berpasir
L tekstur berlempung
C tekstur berliat
R batuan induk
23
d. Tentukan unit (kondisi modifier) berdasarkan kendala kesuburan tanah yang ada
G tanah sering jenuh air
d daerah kering/kekurangan air
e nilai kapasitas tukar kation rendah, KTK
a keracunan aluminium, Al
h bereaksi masam, pH
i kemampuan tanah memfiksasi fosfot
tinggi, P
k cadangan mineral yang mengandung
kalium rendah, K
X mineral allophan dominan
V tanah vertik
b tanah alkalis, pH
s tanah salin
n takaran natrium tertukar tinggi, Na
c takaran asam sulfat tinggi, S
(‘) kandungan batuan dipermukaan dengan
ukuran lebih dari 2 mm sebanyak 15 –
35%
(“) kandungan batuan dipermukaan dengan
ukuran lebih dari 2 mm sebanyak lebih
dari 35%
( ) besarnya kemiringan lahan (%)
e. Tentukan kelas kemampuan kesuburan tanahnya dengan cara :
Nama tipe/sub tipe ditulis dengan huruf besar dan diletakan didepan sedang
nama unit ditulis dengan huruf kecil diletakan dibelakan nama tipe/sub tipe
Kandungan batuan ditulis dibelakan nama tipe/sub tipe/unit yang ada
Kemiringan lahan ditulis dibelakang nama tipe/sub tipe/unit/kandungan batuan
yang ada
Contoh : LCgh”(15%)
24
Lembar Kerja-1 (Fieldtrip 1)
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
25
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
26
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
27
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
29
3. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
4. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Jagung
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
30
Kacang Tanah
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
31
Kelapa
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
5. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
32
Lembar Kerja-2 (Fieldtrip 2)
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
33
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
34
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
35
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
37
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Jagung
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
38
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
39
Kacang Tanah
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
40
Kelapa
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
5. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
41
Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3)
Titik 1
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
42
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
43
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
44
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
46
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
47
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
48
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
49
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
50
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
51
Titik 2
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
52
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
53
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
54
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
56
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
57
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
58
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
59
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
60
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
61
Titik 3
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
62
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
63
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
64
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
66
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
67
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
68
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
69
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
70
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
71
Titik 4
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
72
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
73
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
74
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
76
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
77
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
78
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
79
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
80
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
81
Titik 5
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
82
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
83
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
84
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
86
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
87
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
88
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
89
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
90
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
91
Titik 6
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
92
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
93
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
94
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
96
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
97
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
98
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
99
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
100
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
101
Titik 7
1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
Pemeta
1 No SPL No Seri :
2 Koordinat X : Y :
Elevasi : m dpl
3 Waktu Pengambilan
Hari : Tanggal :
4 Lokasi Pengambilan Sampel
Sub DAS/Kali :
Dusun :
Desa : Kecamatan :
5 Iklim Klasifikasi Iklim
Curah Hujan : mm Oldeman :
BB / BK : / bln Koppen :
5 Landform
Kode : Nama : Lereng tengah vulkan
6 Bahan Induk : Batuan :
7 Relief
Makro : Mikro :
a Datar (<1% <2m) w liang
b Agak Datar (1-3% <2m) g gilgai
c Berombak (3-8% 2-10m) l leveled (bertingkat)
d Bergelombang (8-15% 10-50m) m mounds (gundukan)
e Bergumuk (15-30% <10m) r terraced (teras)
f Berbukit kecil (15-30% 10-50m) s terraced n bunded (sawah, tegal)
g Berbukit (15-30% 50-300m) c terracettes
h Bergunung (>30% >300m) t tree-throw
o other
Amplitudo : m
8 Kelerengan
Posisi : Bentuk :
aa Punggung antara aliran b Cembung
bp Bagian puncak l Lurus
la Lereng atas k Cekung
lt Lereng tengah i Tidak teratur
lb Lereng bawah t Diteras
xx Tidak ada hubungan x Tidak ada hubungan
Aspek :
n Utara sw Barat Daya
ne Timur Laut w Barat
e Timur nw Barat Laut
se Tenggara x Tidak ada hubungan
s Selatan
Kemiringan : % Panjang : m
FORM PENGAMATAN KARAKTERISTIK LAHAN
704
102
9 Keadaan Permukaan
Batuan : Batu dlm tanah :
0 Tidak berbatu 0% 0 Tidak berkerakal 0%
1 Sedikit berbatu <2% 1 Sedikit berkerakal <0.01%
2 Agak berbatu 2-10% 2 Agak berkerakal 0.01-0.1%
3 Cukup berbatu 10-25% 3 Cukup berkerakal 0.1-3.0%
4 Sangat berbatu 25-50% 4 Sangat berkerakal 3-15%
5 Amat sangat berbatu 50-90% 5 Amat sangat berkerakal 15-90%
6 Singkapan Batuan >90% 6 Lahan kerakal >90%
Kerikil :
0 Tidak berkerikil 0%
1 Agak berkerikil <15%
2 Cukup berkerikil 15-35%
3 Sangat berkerikil 35-60%
4 Amat sangat berkerikil >60%
Pengelolaan :
t tugal b guludan terputus
k gundukan r pengolahan menurut kontur
h dibajak d bajak dalam
l pelumpuran s pengolahan strip
g guludan z tanpa pengolahan
u penghalusan x tidak penting
10 Bahan Induk
Jenis Akumulasi / Deposisi
r residual (dari hasil pelapukan batuan terkonsolidasi)
f fluvial (alluvial; fans & deposit sungai)
c colluvial (transprtasi oleh gravitasi & air dispanjang lereng)
m marine (lagoon pantai, deposit dasar laut)
l lacustrine (alluvial, deposit di danau, termasuk glacial lacustrine)
a aeolian (transportasi oleh angin)
v volcanic (lava, debu, dll)
o organic sediment (topo-, obrogenic & sedimen gambut)
Lithologi :
11 Drainase Tanah
Kelas Drainase Alami :
0 Sangat terhambat 4 Baik
1 Terhambat 5 Agak cepat
2 Agak terhambat 6 Sangat cepat
3 Agak baik Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor
103
Permeabilitas :
1 Sangat lambat <0.2 cm/jam
2 Lambat 0.2 - 0.6 cm/jam
3 Sedang 0.6 - 6.0 cm/jam
4 Cepat >6.0 cm/jam
Runoff : Pengelolaan Air :
0 Tidak ada 3 Sedang d Drainase buatan
1 Lambat sekali 4 Cepat i Irigasi
2 Lambat 5 Cepat sekali
12 Muka Air Tanah
Jenis : r : rembesan Batas Atas : cm
m : muka air tanah Batas Bawah : cm
x : tidak tahu
13 Bahaya Banjir
Frekuensi : Duration :
0 tidak tidak pernah 1 sangat singkat < 2 hr
1 jarang 1 x tiap 6-10 th 2 singkat 2 - 7 hr
2 kadang-kadang 1 x tiap 2 - 5 th 3 lama 1 mg - 1 bln
3 sering 1 x per th 4 lama sekali > 1 bln
4 sering sekali > 1 x per th
Kedalaman : Frekuensi Banjir Pasang :
1 sangat dangkal < 0.25 m 1 2 x sehari
2 dangkal 0.25 - 0.5 m 2 harian
3 sedang 0.5 - 1.5 m 3 2 mingguan
4 dalam 1.5 - 3.0 m 4 bulanan
5 sangat dalam > 3.0 m
Amplitudo Pasang : 3 sedang
1 sangat rendah 4 tinggi
2 rendah 5 sangat tinggi
14 Erosi
Jenis : Derajat :
x Tidak ada 1 Ringan
s Erosi lembar 2 Sedang
r Erosi alur 3 Berat
g Erosi parit 4 Sangat Berat
b Erosi tebing sungai
a Abrasi
c Korasi
l Tanah longsor 15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
104
15 Kedalaman Efektif : cm
16 Pans
f fragipan
c clay pan
p plough pans
17 Penutupan Lahan/Penggunaan Lahan
Vegetasi Alami
Grup vegetasi alami Kondisi Iklim
h hutan m montana altitud > 2000 m
b belukar t submontana alt 1000 - 2000 m
s semak l lowland alt < 1000 m
r padang rumput c coastal
r swamp
p tidal swamp
Jenis vegetasi alami
Kelas penutupan lahan (coverage) oleh kanopi tanaman *
a. 0-30 %, jarang; b. 30-60 %, sedang; c. 60-90 %, rapat; d.>90 %, sangat rapat
Kelas jumlah pohon/ luasan area (pohon/m2) *
a. jarang, < 5 pohon/10 m2; b. sedang, 5-10 pohon/10m
2; c. rapat, >10 pohon/10 m
2
Pertanian
Lahan Pertanian Kondisi Iklim
e perkebunan besar m montana altitud > 2000 m
u lahan kering t submontana alt 1000 - 2000 m
k kebun campuran l lowland alt < 1000 m
l ladang berpindah
w padi
p pengangonan/padang rumput ternak
t hutan tanaman
Jenis tanaman
Knampakan tanamn
m merana l layu
s sedang h kekurangan hara
b baik r gejala keracunan
p penyakit, hama
SKETSA :
106
3. Tentukan Jenis Tanah
No. Kategori Jenis Tanah
Data penciri Nama
1 Rejim Lengas Tanah
2 Rejim Suhu Tanah
3 Epipedon
4 Endopedon
5 Ordo
6 Sub Ordo
7 Great Group
8 Sub Group
4. Tentukan Kelas Kemampuan Lahan
No. Faktor Pembatas KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Data Kode Kelas
1 Tekstur tanah (t)
a. Lapisan atas
b. Lapisan bawah
2 Lereng (%)
3 Drainase
4 Kedalaman Efektif
5 Tingkat Erosi
6 Batu/Kerikil
7 Bahaya banjir
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN
107
5. Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
108
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
109
Komoditi : ………………………………
Persyaratan penggunaan/karakteristik
lahan
SPL 1
Data Kelas
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan
Kelembaban (%)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya erosi
Bahaya banjir (fh)
Genangan
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
Singkapan batuan (%)
KELAS KESESUAIAN LAHAN
FAKTOR PEMBATAS
SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
110
6. Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya
No. Sistem Klasifikasi SPL 1
Data Kelas
1 Tipe
2 SubTipe
3 Modifier
4 Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
112
Lampiran : Kriteria Kesesuaian Lahan
Padi Gogo (Oryza sativa)
Persyaratan penggunaan/
karakteristik lahan S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 22 - 24 18 - 22 < 18
29 - 32 32 - 35 > 35
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) bulan ke-1 50 - 400 400 - 550 550 - 650 > 650; < 50
Curah hujan (mm) bulan ke-2 400 - 550 550 - 650
75 - 100 50 - 75
Curah hujan (mm) bulan ke-3 400 - 550 550 - 650
75 - 100 50 – 75
Curah hujan (mm) bulan ke- 4 50 - 400 400-550;< 50 550 - 650 > 650
Kelembaban (%) 33 - 90 30 - 33 < 30 > 90
Media perakaran (rc)
terhambat,sangat
terhambat
Tekstur halus, agak halus,
sedang- agak kasar kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 – 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 50 40 - 50 25 – 40 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
Kematangan saprik+ saprik, hemik+ hemik, fibrik+ fibrik
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 35 20 - 35 < 20
5,0 - 5,5 < 5,0
7,5 - 7,9 > 7,9
C-organik (%) > 1,5 0,8 - 1,5 < 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 2 2 - 4 4 – 6 > 6
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 20 20 - 30 30 – 40 > 40
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 75 50 - 75 50 – 30 < 30
Bahaya erosi (eh)
16 – 30 > 30
16 – 50 > 50
Bahaya erosi sangat rendah rendah– sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan - F11 F12 - F13 > F13
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 – 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 – 25 > 25
Lereng (%) < 8 8 – 16
Drainase
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
pH H2O 5,5 - 7,5
- cepat
24 - 29
100 - 400 > 650; < 50
100 - 400 > 650; < 50
baik, sedang, agak
cepat, agak terhambat
Kelas kesesuaian lahan
113
Jagung (Zea mays)
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
- 16 - 20 < 16
26 – 30 30 - 32 > 32
Ketersediaan air (wa)
1.200 - 1.600 > 1.600
400 - 500 300 – 400 < 300
Kelembaban (%) > 42 36 – 42 30 - 36 < 30
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainasebaik, agak
terhambat
agak cepat,
sedangterhambat
sangat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Teksturhalus, agak halus,
sedang - agak kasar kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 – 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 60 40 – 60 25 - 40 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 – 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
saprik, hemik,
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 50 35 - 50 < 35
5,5 - 5,8 < 5,5
7,8 – 8,2 > 8,2
C-organik (%) > 0,4 ≤ 0,4
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 4 4-6 6-8 > 8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 15 15 - 20 20 - 25 > 25
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 > F2
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25
Kematangan saprik+ fibrik
pH H2O 5,8 - 7,8
Kelas kesesuaian lahan
Temperatur rerata (°C) 20 - 26
Curah hujan tahunan (mm) 500 – 1.200
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Persyaratan penggunaan /
karakteristik lahan
114
Kacang tanah (Arachis hypogea)
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
20 - 25 18 - 20 < 18
27 - 30 30 - 34 > 34
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) pada 1.100 - 1.600 1.600 -1.900 > 1.900
masa pertumbuhan 300 - 400 200 - 300 < 200
> 80
< 50
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainasebaik, agak
terhambat
agak cepat,
sedangterhambat
sangat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Teksturhalus, agak halus,
sedang-
sangat halus, agak
kasarkasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 75 50 - 75 25 - 50 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
saprik, hemik,
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 35 ≤ 35
5,0 - 6,0 < 5,0
7,0 - 7,5 > 7,5
C-organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 4 4-6 6-8 > 8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 10 15-Oct 15 - 20 > 20
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - - > F0
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25
pH H2O 6,0 - 7,0
Persyaratan penggunaan /
karakteristik lahan
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Kematangan saprik+ fibrik
Kelas kesesuaian lahan
Temperatur rerata (°C) 25 - 27
400 - 1.100
Kelembaban (%) 50 - 80
115
Kelapa (Cocos nicifera L.)
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 25 - 28 28 - 32 32 - 35 > 35
23 - 25 20 - 23 < 20
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 2.000 - 3.000 1.300 - 2.000 1.000 - 1.300 < 1.000
3.000 - 4.000 4.000 - 5.000 > 5.000
Lamanya masa kering (bln) 0 - 2 2-4 4-6 > 6
Kelembaban (%) > 60 50 - 60 < 50
Ketersediaan oksigen (oa)
terhambat,
agak cepat
Media perakaran (rc)
Teksturhalus, agak halus,
sedangagak kasar sangat halus kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
Kematangan saprik+ saprik, hemik, fibrik
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) - - - -
Kejenuhan basa (%) > 20 ≤ 20
pH H2O 5,2 - 7,5 4,8 - 5,2 < 4,8
7,5 - 8,0 > 8,0
C-organik (%) > 0,8 ≤ 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 12 12-16 16 - 20 > 20
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) - - - -
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 - 125 60 - 100 < 60
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8-16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 > F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5-15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5-15 15 - 25 > 25
Kelas kesesuaian lahan
Drainase baik, sedang agak terhambatsangat terhambat,
cepat
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Persyaratan penggunaan /
karakteristik lahan
116
Ubi Kayu (Manihot esculenta)
Persyaratan penggunaan/
karakteristik lahan S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
18 - 20 < 18
30 - 35 > 35
Ketersediaan air (wa)
600 - 1.000 500 - 600 < 500
2.000 - 3.000 3.000 -5.000 > 5.000
Lama bulan kering (bln) 3,5 - 5 5 - 6 6 - 7 > 7
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainasebaik, agak
terhambatagak cepat, sedang terhambat
sangat terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Tekstur agak halus, sedang halus, agak kasar sangat halus kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
saprik, hemik,
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) 20 < 20
4,8 - 5,2 < 4,8
7,0 - 7,6 > 7,6
C-organik (%) > 0,8 ≤ 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 2 2 - 3 3 - 4 > 4
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) - - - -
Bahaya sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah rendah - sedang berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 > F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 25
pH H2O 5,2 - 7,0
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Kematangan saprik+ fibrik
Kelas kesesuaian lahan
Temperatur rerata (°C) 22 - 28 28 - 30
Curah hujan (mm) 1.000 - 2.000