laporan lengkap survei tanah dan evaluasi lahan

34
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan tubuh alam tiga dimensi yang merupakan tempat aktivitas semua mahluk hidup termasuk tempat tumbuhnya tanaman. Tanah mempunyai karakteristik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akan diusahakan. Klasifikasi tanah dan evaluasi lahan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kecocokan suatu lahan untuk mengembangkan tanaman pertanian. Penggunaan lahan untuk kepentingan budidaya suatu tanaman harus dilakukan atas dasar kemampuan lahannya dan dikelola secara tepat sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan dan berkelanjutan. Tingkat kesuburan tanah yang rendah tentu akan memerlukan input yang banyak sehingga pada gilirannya biaya usahataninya menjadi lebih mahal. Dengan demikian tentunya dalam upaya pengembangan pertanian adalah suatu hal yang penting untuk mengetahui karakteristik dan kualitas tanah. Kebun percobaan pertanian Universitas Halu Oleo yang mempunyai luasnya kurang lebih ± 9 ha memiliki potensi untuk ditanamani tanaman. Oleh karna itu perlu dilakukan survey dan evaluasi lahan sehingga dapat diketahui sifat, karakteristik dan jenis kriteria tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya, melalui pendekatan interpretasi data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu.Sejalan dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah

Upload: firmandlabir

Post on 07-Sep-2015

1.179 views

Category:

Documents


172 download

DESCRIPTION

survei tanah dan evaluasi lahan

TRANSCRIPT

  • 1I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tanah merupakan tubuh alam tiga dimensi yang merupakan tempat

    aktivitas semua mahluk hidup termasuk tempat tumbuhnya tanaman. Tanah

    mempunyai karakteristik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akan

    diusahakan. Klasifikasi tanah dan evaluasi lahan merupakan salah satu cara untuk

    mengetahui kecocokan suatu lahan untuk mengembangkan tanaman pertanian.

    Penggunaan lahan untuk kepentingan budidaya suatu tanaman harus

    dilakukan atas dasar kemampuan lahannya dan dikelola secara tepat sehingga

    produktivitasnya dapat dipertahankan dan berkelanjutan. Tingkat kesuburan tanah

    yang rendah tentu akan memerlukan input yang banyak sehingga pada gilirannya

    biaya usahataninya menjadi lebih mahal. Dengan demikian tentunya dalam upaya

    pengembangan pertanian adalah suatu hal yang penting untuk mengetahui

    karakteristik dan kualitas tanah.

    Kebun percobaan pertanian Universitas Halu Oleo yang mempunyai

    luasnya kurang lebih 9 ha memiliki potensi untuk ditanamani tanaman. Oleh

    karna itu perlu dilakukan survey dan evaluasi lahan sehingga dapat diketahui sifat,

    karakteristik dan jenis kriteria tanaman yang cocok untuk dikembangkan.

    Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan

    pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya, melalui pendekatan interpretasi

    data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu.Sejalan

    dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi

    lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah

  • 2atau survei sumber daya lahan lainnya, sesuai dengan tingkat dan skala

    pemetaannya.

    Keterbatasan Sumber Daya Lahan yang disebabkan penggunaan lahan

    yang berlebihan, maka lahan menjadi sumber daya yang langka. Sehingga

    perlunya dilakukan teknologi yang tepat guna untuk mengoptimalkan penggunaan

    Sumber Daya Lahan secara terarah dan efesien digunakan data yang lengkap

    mengenai keadan iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya, serta

    persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan, terutama tanaman yang

    memiliki nilai ekonomi yang baik, maka dilakukan survey dan pemetaan

    kepabilitas atau kemampuan lahan. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan

    survey tanah dan evaluasi lahan sehingga dapat diketahui sifat, jenis dan

    karakteristik tanaman yang cocok untuk di kembangkan di kebun percobaa

    pertanian universitas halu oleo yang berkelanjutan.

    B. Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dari praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini adalah untuk

    mengetahui percobaan dari berbagai jenis tanaman di kebun percobaan pertanian

    universitas halu oleo untuk dikembangkan.

    Kegunaan dari praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini adalah

    untuk memahami sifat, dan karakteristik berbagai percobaan dari berbagai jenis

    tanaman di kebun percobaan pertanian Universitas Halu Oleo yang akan

    dikembangkan.

  • 3II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Tanah dan Lahan

    Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak

    yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi

    tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur,

    serta kegiatan manusia di atasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya

    (Notohadiprawiro, 2006).

    Tanah merupakan habitat dari bakteri, jamur, serta berbagai macam fauna,

    seperti nematoda, arthropoda dan cacing tanah (Jeffrey et al, 2010) yang memiliki

    fungsi khusus dalam ekosistem (Gardi dan Jeffrey, 2009). Di dalam tanah,

    sebagian besar nutrisi tersedia bagi pertumbuhan tanaman, tergantung dari

    interaksi antara akar tanaman, mikroorganisme dan fauna tanah (Bonkowski et al,

    2006).

    Lahan marginal dapat diartikan sebagai lahan yang memiliki mutu rendah

    karena memiliki beberapa faktor pembatas jika digunakan untuk suatu keperluan

    tertentu. Sebenarnya faktor pembatas tersebut dapat diatasi dengan masukan, atau

    biaya yang harus dibelanjakan (Yuwono, 2009).

    Tanah memiliki sifat yang bervariasi, yaitu terdiri dari sifat fisik, kimia

    dan biologi. Dengan bervariasinya sifat-sifat tersebut, maka tingkat kesuburan

    pada berbagai jenis tanah berbeda-beda pula, karena kesuburan suatu tanah

    tergantung pada sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman

    mengenai karakteristik tanah sehingga dapa dimanfaatkan sesuai dengan

  • 4potensinya (Balai Penelitian Tanah, 2009; Boix and Zinck, 2008; Ferdinan et al.,

    2013).

    Lahan (land) merupakan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup

    semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang

    berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan

    induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang

    ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang yang kesemuanya

    itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan

    di masa akan datang (Brinkman dan Smyth, 2009 dalam Vink, 2007).

    Tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki sebagian

    besar permukaan bumi, mampu menumbuhkan tanaman karena memiliki sifat-

    sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap

    bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula

    (Sutanto, 2006).

    Lahan sebagai suatu sistem mempunyai komponenkomponen yang

    terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran

    tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai sumberdaya

    dalam hubungannya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan

    hidupnya (Worosuprojo, 2007).

    B. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

    Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan

    biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan

    penggunaan lahan umum maupun khusus (Abdullah, 2008).

  • 5Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan

    memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah, sama sifatnya kedalam

    satuan peta tanah tertentu. Sifat dari satuan peta secara singkat dicantumkan

    dalam legenda, sedang uraian lebih detail dicantumkan dalam laporan survei tanah

    yang selalu menyertai peta tanah tersebut (Hardjowigeno, 2007).

    Tujuan dari evaluasi lahan adalah untuk menentukan nilai suatu lahan

    untuk tujuan tertentu. Usaha ini dapat dikatakan melakukan usaha klasifikasi

    teknis suatu daerah. Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan

    tataguna lahan. Inti evaluasi adalah membandingkan persyaratan yang diminta

    oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas

    lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan

    diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe

    penggunaan lahan tersebut (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).

    Survey tanah adalah pengamatan yang dilakukan secara sstematis, disertai

    dengan mendeskripsikan, mengklasifikasikan dan memetakan tanah disuatu

    daerah tertentu. Menurut Rossister (2006), survey tanah adalah proses

    menentukan pola tutupan tanah, menentukan karateristik tanah dan

    menyajikannya dalam bentuk yang dapat dipahami dan diinterpretasi oleh

    berbagai kalangan pengguna (Rayes, 2007).

    Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk

    tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah

    teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan

    penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Supriyadi et al 2009).

  • 6C. Karakteristik dan Kualitas Lahan

    Kualitas lahan adalah karakteristik lahan (biasanya majemuk dan

    kompleks) yang ber-pengaruh langsung pada persyaratan dasar dari penggunaan

    lahan dan diharapkan dapat mem-pengaruhi kesesuaian lahan dengan tidak ter-

    gantung pada kualitas lahan yang lain (Sahetapy, 2009).

    Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat

    kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan

    (performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan

    tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land

    characteristics). Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara

    langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik

    lahan (Samrumi, 2012).

    Tingkat kemasaman (pH) tanah pada suatu lahan sangat mempengaruhi

    kualiatas lahan dan status ketersediaan hara bagi tanaman. Pada pH yang netral

    (6-7) ketersediaan hara menjadi optimal dalam hal jumlah maupun

    kesetimbangan unsur hara dalam larutan tanah. reaksi (pH) tanah di luar kisaran

    itu dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah ketersediaan unsur hara tertentu

    dan kadang malah menyebabkan kelebihan ketersediaan unsur hara lainnya. Hal

    ini dapat berakibat terganggunya serapan hara oleh tanaman sehingga

    menghambat pertumbuhan dan menurunkan produktivitas tanaman (Widodo,

    2006).

    Klasifikasi kesesuaian lahan aktual adalah sistem klasifikasi kesesuaian

    lahan yang pengelompokannya didasarkan pada karakteristik lahan yang ada

  • 7pada saat itu, tanpa mempertimbangkan input yang dibutuhkan (Tufaila dan

    Alam, 2012).

    Karakteristik lahan yang merupakan gabungan dari sifat-sifat lahan dan

    lingkungannya diperoleh dari data yang tertera pada legenda peta tanah dan

    uraiannya, peta/data iklim dan peta topografi/elevasi. Karakteristik lahan

    diuraikan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dari peta tanah, yang meliputi:

    bentuk wilayah/lereng, drainase tanah, kedalaman tanah, tekstur tanah (lapisan

    atas 0-30 cm, dan lapisan bawah 30-50 cm), pH tanah, KTK liat, salinitas,

    kandungan pirit, banjir/genangan dan singkapan permukaan (singkapan batuan di

    permukaan tanah). Data iklim terdiri dari curah hujan rata-rata tahunan dan

    jumlah bulan kering, serta suhu udara diperoleh dari stasiun pengamat iklim

    (Djaenudin, 2001).

    Usaha pertanian tidak saja dipengaruhi oleh upaya pengairan yang

    dilakukan, namun juga sangat tergantungpada kondisi dan tingkat kesuburan lahan

    yang ada. Tingkat kesuburan tanah yang rendah tentu akan memerlukan input

    yang banyak sehingga pada gilirannya biaya usahataninya menjadi lebih mahal.

    Dengan demikian tentunya dalam upaya pengembangan pertanian adalah suatu hal

    yang penting untuk mengetahui karakteristik dan kualitas tanah, sehingga dapat

    diberikan alternatif pengelolaan terbaik (Li et al., 2013).

    Setelah data karakteristik lahan tersedia, maka proses selanjutnya adalah

    evaluasi lahan yang dilakukan dengan cara matching (mencocokan) antara

    karakteristik lahan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dengan persyaratan

    tumbuh/penggunaan lahan. Istilah pembandingan (matching) digunakan untuk

  • 8menguraikan proses dimana persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan

    lahan dibandingkan dengan kondisi lahan untuk menduga keragaan penggunaan

    lahan. Pembandingan antara persyaratan pertumbuhan tanaman atau persyaratan

    dari suatu tipe pengguna lahan (TPL) dan kualitas lahan (SPL) akan menghasilkan

    kelas kesesuaian lahan beserta faktor pembatasnya. Diantara berbagai TPL

    tersebut dapat diketahui mana yang lebih sesuai (mana yang paling memberikan

    keuntungan yang lebih besar) untuk setiap SPL di daerah yang disurvei.

    Persyaratan penggunaan lahan masing-masing tanaman dapat mengacu pada

    (Djaenudin et al., 2010).

    D. Evaluasi Keseuain Lahan

    Evaluasi kesesuaian lahan serta penerapan sistem konservasi tanah dan air

    yang tepat bergantung dari karakteristik maupun kualitas lahan seperti kemiringan

    lereng, kedalaman efektif tanah, pori air tersedia, tekstur tanah, struktur tanah,

    drainase tanah, batu pada permukaan, kemasaman tanah dan kesuburan tanah.

    Perbedaan karakteristik dan kualitas lahan menyebabkan perbedaan kesesuaian

    lahan untuk suatu penggunaan lahan terutama penggunaan lahan untuk pertanian

    (Rayes, 2006).

    Tingkat kesesuaian suatu lahan untuk tanaman berpengaruh terhadap

    produktifitas tanaman, contohnya pada tanaman kakao, dan untuk mengetahui

    seberapa besar tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kakao perlu dilakukan

    evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi kesesuaian lahan adalah suatu proses

    penilaian sumber daya lahan untuk penggunaan tertentu, dalam hal ini yaitu untuk

    pengembangan perkebunan kakao (Farkhatul, 2012).

  • 9Dalam evaluasi kesesuaian lahan terdapat faktor penghambat, faktor

    penghambat terdiri atas ketersediaan air, ketersediaan oksigen, bahaya erosi, serta

    kondisi perakaran. Faktor pembatas ketersediaan air dapat diatasi dengan

    pemberian mulsa (Nurdin, 2011).

  • 10

    III. METODOLOGI PRAKTIKUM

    A. Tempat dan Waktu

    Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

    Universitas Halu Oleo pada bulan Maret sampai dengan April 2015.

    B. Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air, dan sampel tanah.

    Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu bor, kompas tembak,

    patok, parang, tali raffia, jarum pentul, meteran rol, kertas label, kertas karton,

    kertas karkil, mistar, buku munsel, alat tulis menulis, dan kamera.

    C. Prosedur Praktikum

    Prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1. Tahap Persiapan

    Tahapan persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan dalam kegiatan

    survei dan evaluasi lahan, hal yang dilakukan yaitu menyiapkan semua bahan dan

    alat yang akan digunakan. Setelah itu menentukan titik awal, kemudian

    menetukan titik koordinat menggunakan kompas tembak, dengan melakukan hal

    ini maka kita akan mengetahui besar derajat dari sebuah titik, setelah itu menarik

    garis lurus menggunakan meteran dari titik koordinat satu ke titik koordinat yang

    lainnya, kemudian membuat patokan di setiap titik yang telah ditentukan. Hal

    yang sama terus dilakukan sampai dengan titik akhir. Kemudian membuat peta

  • 11

    kerja berdasarkan data yang telah diperoleh. Peta dibuat dengan menggunakan

    skala 1 : 2000.

    2. Tahap Operasi Lapangan

    Tahap operasi lapangan dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :

    a. Pengamatan Pemboran

    Pengamatan pemboran dilakukan dengan metode grid, setelah itu

    dilakukan pemboran sesuai dengan titik yang telah ditentukan. Pemboran

    dilakukan dengan mengguanakan alat bor yang telah disediakan dengan

    kedalaman awal yaitu 15 cm sesuai dengan panjang mata bor yang digunakan,

    kemudian pengambilan sampel tanah dilakukan sampai mendapat batuan induk

    atau sampai dengan kedalaman alat bor yang digunakan.

    b. Pembuatan SPT

    Pembuatan SPT dibuat dengan melihat peta wilayah/lereng, peta drainase

    tanah, peta kedalaman tanah, peta tekstur tanah, peta warna (lapisan atas 0-30 cm,

    dan lapisan bawah 30-50 cm), dan peta sikapan batuan. Dengan SPT yang

    terbetuk 15 satuan petan tanah (SPT).

    c. Pengamatan Profil Tanah

    Pemgamatan profil tanah dilakukan dengan mebuat profil tanah dengan

    ukuran lebar 1,5 m dan panjang 2 m. Dengan mengamati warna, tekstur, struktur,

    konsistensi, kedalam perakaran, pori-pori tanah, sikapan batuan dan menentukan

    epidopedon dan endopedon.

  • 12

    D. Analisis Data

    Data dianalisi dengan menggunakan metode matching. Metode matching

    atau pencocokan merupakan metode pencocokan antara karakteristik serta

    kualitas lahan dengan kriteria kelas kemampuan lahan. Pencocokan tiap

    parameter didasari atas klasifikasi parameter kemampuan lahan. Kelas

    kemampuan lahan dari tiap unit pemetaan yang dalam hal ini berupa satuan lahan

    didapat berdasar penyimpulan seluruh kelas kemampuan lahan dari parameter-

    parameter yang digunakan.

  • 13

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Hasil praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Gambaran Umum Wilaya

    a. Keadaan Geografi

    Daerah praktikum terletak dalam lingkungan kampus Universitas Halu Oleo

    Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari. Secara administratif kebun

    percobaan berbatasan :

    Di sebelah Utara dengan Perumahan Dosen,

    Di sebelah Timur dengan Sekolah Dasar 13 Poasia,

    Di sebelah Selatan dengan Rawa,

    Di sebelah Barat dengan Gedung Fakultas Pertanian dan Hutan Kampus.

    Secara geografis daerah praktikum terletak disebelah selatan garis

    katulistiwa berada diantara 3o 59 55 4o 5 25 LS dan 122o 30 39 122o 33

    41 BT. Letak kebun percobaan ini berada dalam lingkungan kampus Universitas

    Halu Oleo.

    b. Keadaan Iklim

    Seperti halnya daerah lain sebagian besar wilayah Indonesia, daerah

    praktikum dikenal dua musim yaitu kemarau dan musim hujan. Menutut data yang

    ada bahwa di Kecamatan Kambu tahun 2013 terjadi 166 hari hujan dengan curah

    hujan 2.619 mm. dengan tekanan udara rata-rata 1.011,4 milibar dengan

  • 14

    kelembaban udara rata-rata 83,08 %. Kecepatan angin di Kecamatan Kambu

    selama tahun 2013 pada umumnya berjalan normal mencapai 19,85 knot.

    c. Keadaan Topografi dan Bentuk Wilayah

    Berdasarkan hasil survei lapangan, fisiografi lokasi praktikum terbagi

    dalam dua kelompok yaitu perbukitan dan daratan. Bentuk wilayah di lokasi

    praktikum cukup bervariasi dari wilayah datar, berombak, bergelombang hingga

    berbukit.

    d. Keadaan Vegetasi dan Penggunaan Lahan

    Penggunaan lahan dilokasi praktikum terdiri atas bangunan fasilitas

    kampus, rawa dan penggunaan alami berupa hutan, kebun campuran, vegetasi

    terbuka berupa padang rumput dan alang-alang serta vegetasi tertutup berupa

    semak belukar dan hutan sekunder. Jenis vegetasi yang umum ditemukan selama

    praktikum berlangsung anatara lain alang-alang (Imperata cylindrica), komba-

    komba (Chromolaena odorata ), bambu (Bambusa sp.), paku-pakuan, rumput-

    rumputan, serta jenis vegetasi yang banyak tumbuh didaerah hutan tropis kering

    Sulawesi Tenggara.

    2. Sejarah LahanLahan praktikum merupakan lahan hutan dan padang alang-alang.

    3. Karekteristik Fisik dan Morfologi Tanah

    Karakteristik fisik dan morfologi tanah yang diamati pada setiap unit lahan

    (SPT) di wilayah praktikum adalah tekstur, drainase, kedalaman tanah, batuan

    permukaan, lereng, tingkat bahaya erosi, dan tingkat bahaya banjir. Hasil

    pengamatan karakteristik fisik dan morfologi tanah secara lengkap disajikan pada

    tabel karakteristik fisik dan morfologi sebagai berikut :

  • 15

  • 16

    SPT

    Karakteristik Fisik dan Morfologi Tanah

    Luas

    (ha)Persen

    (%)Tekstur DrainaseKedalaman

    TanahErosi Batuan Permukaan Bahaya Banjir Lereng

    (%)1 Agak Halus Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 0-3 1,08 7,5

    2 Agak Halus Agak Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 0-3 1,68 11,8

    3 Agak Halus Terhambat Dalam Sangat rendah Tidak ada F1 0-3 0,45 3,1

    4 Agak Kasar Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 0-3 1,16 8,1

    5 Agak Halus Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 3-8 4,4 30,7

    6 Agak Halus Baik Sedang Sangat rendah Ada Fo 3-8 0,17 1,2

    7 Agak Kasar Baik Sedang Sangat rendah Tidak ada Fo 3-8 0,28 2

    8 Agak Halus Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 3-8 0,43 3

    9 Agak Kasar Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 3-8 0,4 2,8

    10 Agak Kasar Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 0-3 0,57 4

    11 Agak Kasar Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 0-3 0,59 4,2

    12 Agak Kasar Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 0-3 0,62 4,3

    13 Agak Kasar Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada Fo 8-15 0,77 5,3

    14 - Terhambat - - Tidak ada F1 0-3 1,71 12

  • 17

    4. Evaluasi Kesesuaian Lahan

    Hasil Kesuaian lahan praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 1Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S1 - -Cengkeh S1 - -Durian S1 - -Jagung S1 - -Jambu air S1 - -Jambu biji S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcJambu mete S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKacang tanah S1 - -Kakao S1 - -Kedelai S1 - -Kelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcMelinjo S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcNenas S1 - -Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSirsak S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSorgum S1 - -Tebu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi Jalar S1 - -Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 3. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 2Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S1 - -Cengkeh S2oa Pemberian Bahan Organik S1Durian S2oa Pemberian Bahan Organik S1Jagung S1 - -Jambu air S2oa Pemberian Bahan Organik S1Jambu biji S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcJambu mete S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKacang tanah S1 - -Kakao S2oa Pemberian Bahan Organik S1Kedelai S1 - -

  • 18

    Kelapa S2oa,rc Pemberian Bahan Organik S2rcKelapa sawit S2oa,rc Pemberian Bahan Organik S2rcMahoni S3oa,rc Pemberian Bahan Organik S3rcMangga S2oa,rc Pemberian Bahan Organik S2rcMelinjo S2oa, rc Pemberian Bahan Organik S2rcNenas S2oa Pemberian Bahan Organik S1Pala S2oa Pemberian Bahan Organik S1Pepaya S2oa Pemberian Bahan Organik S1Rambutan S2oa,rc Pemberian Bahan Organik S2rcSirsak S2oa,rc Pemberian Bahan Organik S2rcSorgum S1 - -Tebu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi Jalar S1 - -Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 4. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 3Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Cengkeh S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Durian N Tidak dapat dilakukan perbaikan NJagung S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Jambu air S3oa Pemberian Bahan Organik S2Jambu biji N Tidak dapat dilakukan perbaikan NJambu mete N Tidak dapat dilakukan perbaikan NKacang tanah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kakao S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kedelai S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kelapa S3oa Pemberian Bahan Organik S2Kelapa sawit S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Mahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan NMangga N Tidak dapat dilakukan perbaikan NMelinjo S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Nenas S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Pala S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Pepaya S3oa,rc Pemberian Bahan Organik S3rcRambutan S3oa,rc Pemberian Bahan Organik S3rcSirsak N Tidak dapat dilakukan perbaikan NSorgum S3oa Pemberian Bahan Organik S2Tebu S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Ubi Jalar S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Ubi kayu S3oa Pemberian Bahan Organik S2Wortel N Tidak dapat dilakukan perbaikan N

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

  • 19

    Tabel 5.Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 4Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3oa Pemberian Bahan Organik S2Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa sawit S3oa Pemberian Bahan Organik S2Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcRambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi kayu S32rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 6. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 5Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc

  • 20

    Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 7. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 6Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan NMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi kayu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcWortel S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

  • 21

    Tabel 8. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 7Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan NMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi kayu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcWortel S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 9. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 8Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    ApelCabai merah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Cengkeh S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Durian N Tidak dapat dilakukan perbaikan NJagung S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Jambu air S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Jambu biji N Tidak dapat dilakukan perbaikan NJambu mete N Tidak dapat dilakukan perbaikan NKacang tanah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kakao S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kedelai S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kelapa S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Kelapa sawit S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Mahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan NMangga N Tidak dapat dilakukan perbaikan N

  • 22

    Melinjo S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Nenas S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Pala S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Pepaya N Tidak dapat dilakukan perbaikan NRambutan S3oa,rc Pemberian Bahan Organik S3rcSirsak N Tidak dapat dilakukan perbaikan NSorgum S3rc Pemberian Bahan Organik S3rcTebu S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2Ubi Jalar S3oa Pemberian Bahan Organik S2Ubi kayu S3rc Pemberian Bahan Organik S3rcWortel N Tidak dapat dilakukan perbaikan N

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 10. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 9Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi kayu S2rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

  • 23

    Tabel 11. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 10Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcPepaya S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcRambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 12. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 11Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S1 - -Cengkeh S1 - -Durian S1 - -Jagung S1 - -Jambu air S1 - -Jambu biji S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcJambu mete S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKacang tanah S1 - -Kakao S1 - -Kedelai S1 - -Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcMelinjo S1 - -

  • 24

    Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSirsak S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSorgum S1 - -Tebu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi Jalar S1 - -Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    Tabel 13. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 12Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan Potensial

    Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcPepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcRambutan S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSirsak S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcUbi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S1 - -

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan BO (Bahan Organik).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

  • 25

    Tabel 16.Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 13

    Tanaman Kesesuaian LahanAktual Usaha Perbaikan PotensialCabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcCengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcDurian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcJambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcKelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcKelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcMahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcMelinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcNenas S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,ehPala S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,ehPepaya S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,ehRambutan S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSirsak S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcSorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcTebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rcUbi Jalar S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,ehUbi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rcWortel S2eh Konservasi tanah S2eh

    Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan Konservasi tanah (pembuatan teras,penanaman menurut kontur dan penanaman tanaman penutup tanah).Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015).

    B. Pembahasan

    Klas kesesuaian lahan adalah kelompok lahan yang menggambarkan

    tingkat kecocokan sebidang tanah untuk suatu pengguaan tertentu. Penilaian klas

    kesesuaian lahan pada dasarnya merupakan pemilihan lahan yang sesuai untuk

    tanaman tertentu, yang dilakukan dengan menginterprestasikan data survei tanah

    detail dalam kaitannya dengan kesesuaiannya untuk berbagai tanaman dan

    tindakan pengelolaannya. Untuk memilih lahan yang sesuai untuk tanaman

    tertentu, dikenal dua tahapan, yaitu : (1) menilai persyaratan tumbuh tanaman

  • 26

    yang akan diusahakan untuk mengetahui sifat-sifat tanah dan lahan yang

    berpengaruh negatif terhadap tanaman, dan (2) mengidentifikasi dan membatasi

    lahan yang mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, tanpa sifat lain yang tidak

    diinginkan.

    Klasifikasi kesesuaian lahan dibedakan menjadi empat kelas, yaitu Kelas

    S1 yaitu sangat Sesuai (Highly Suitable), lahan ini tidak mempunyai pembatas

    yang berat untuk suatu penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai

    pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap

    produksinya serta tidak akan menaikan masukan dari apa yang telah biasa

    diberikan. Kelas S2 yaitu cukup sesuai (Moderately Suitable), lahan yang

    mempunyai pembatas-pembatas agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari.

    Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan yang meningkatkan

    masukan yang diperlukan. Kelas S3 yaitu sesuai marginal (Marginally

    Suitable), lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang sangat berat untuk

    suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas atau

    keuntungan sehingga diperlukan masukan yang diperlukan. Kelas N yaitu tidak

    sesuai Permanen (Permanently Not Suitable), lahan mempunyai pembatas yang

    sangat berat sehingga sangat tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu

    penggunaan yang lestari.

    Pada tingkat subkelas dicantumkan faktor pembatas/penghambat bagi

    pertumbuhan tanaman, ditulis dengan symbol yang diletakan kelas kesesuaian

    lahan yang dibedakan menjadi 5 simbol, yaitu: oa (ketersediaan oksigen), nr

    (tingkat kesuburan tanah), tc (penyinaran matahari), eh (kelerengan), dan wa

  • 27

    (ketersediaan air). Dari hasil evaluasi lahan dengan kelas dan faktor

    pembatas/penghambat pada beberapa tanaman pertanian di lahan percobaan II

    Fakultas Pertanian digambarkan dan tersaji pada hasil evaluasi lahan peta SPT.

    Berdasarkan hasil praktikum dapat dilihat hasil kesesuaian lahan untuk

    tanaman tebu, sorgum, sirsak, rambutan, papaya, melinjo, mangga, mahoni, apel,

    pala, kelapa, kedelai, jambu siam, jambu mete, jambu biji, durian, cengkeh, ubi

    jalar, wortel, nenas, kakao, kelapa sawit, kacang tanah, jagung, cabai merah dan

    ubi kayu dari hasil analisis tanah yang dilakukan di lahan II Fakultas Pertanian

    Universitas Halu Oleo memiliki faktor pembatas pada masing-masinmg SPT.

    Berdasarkan evaluasi tersebut kita dapat menentukan tanaman yang cocok untuk

    ditanam dalam suatu wilayah atau lahan yang kita inginkan. Dengan demikian kita

    dapat mengukur berapa besar usaha pertanian yang kita inginkan atau kita kelola

    agar lahan tersebut dapat berproduksi secara lestari.

    Hasil pencocokan kesesuaian lahan untuk tanaman sirsak, pepaya, melinjo,

    mangga, Apel, jambu mete, durian dan nenas. memiliki kelas kesesuaian N

    dengan faktor pembatas Ketersedian air (wa) sehingga tanaman tersebut tidak

    cocok untuk ditanam di lahan fakultas pertania.

    Hasil pencocokan kriteria tanaman dan SPT jenis tanaman seperti tebu,

    sorgum, rambutan, kedelai, jambu siam, jambu biji, cengke, kelapa sawit, mahoni,

    pala, kelapa, ubi jalar dan ubi kayu mendapatkan kelas kesesuai S2 (sedang

    sesuai) dengan faktot pembatas ketersedian air (wa), media perakaran (rc) dan

    bahaya erosi (eh).

  • 28

    Jenis tanaman seperti kakao, jagung dan cabai merah berdasarkan hasil

    pencocokan data, tanaman tersebut mendapatkan jenis kelas kesesuaian S3

    (kurang sesuai) dengan faktor pembatas ketersedian air (wa), ketersedian oksigen

    (oa), media perakaran, (rc) dan bahaya erosi (eh) dan genangan (fh).

  • 29

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa jenis tanaman

    seperti sirsak, pepaya, melinjo, mangga, Apel, jambu mete, durian dan nenas.

    memiliki kelas kesesuaian N dengan faktor pembatas Ketersedian air (wa).

    Untuk jenis tanaman seperti kakao, jagung dan cabai merah berdasarkan hasil

    pencocokan data, tanaman tersebut mendapatkan jenis kelas kesesuaian S3

    (kurang sesuai) dengan faktor pembatas ketersedian air (wa), ketersedian oksigen

    (oa), media perakaran, (rc) dan bahaya erosi (eh) dan genangan (fh). Sedangkan

    tanaman sorgum, rambutan, kedelai, jambu siam, jambu biji, cengke, kelapa

    sawit, mahoni, pala, kelapa, ubi jalar dan ubi kayu mendapatkan kelas kesesuai

    S2 (sedang sesuai) dengan faktot pembatas ketersedian air (wa), media perakaran

    (rc) dan bahaya erosi (eh) sehingga tanaman tersebut cocok untuk di kembangkan

    di lahan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

    B. Saran

    Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini bagi pembaca laporan ini

    di butuhkan masukkan dan sarannya sehingga pembuatan laporan selanjutnya

    dapat lebih baik lagi.

  • 30

    Daftar Pustaka

    Abdullah, T, S. 2008. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya.Jakarta.

    Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman,Air, dan Pupuk. Balai Besar Litbang SDL Pertanian Badan LitbangPertanian Deptan. Bogor.

    Bonkowski, M., Griffiths, B., Scrimgeoure. 2006. Substrate heterogenity andmicrofauna in soil organic hotspots as determinants of nitrogen captureand growth of ryegrass. Appl. Soil Ecolo. 14: 37-53

    Boix, L.C. and J.A. Zinck. 2008. Land-Use Planning in the Chaco Plain(Burruyacu, Argentina). Part 1: Evaluating Land-Use Options to SupportCrop Diversification in an Agricultural Frontier Area Using PhysicalLand Evaluation. Environmental Management, 42:1043-1063.

    Brinkman, A.R. dan A.J Smyth. 2006. Land Evaluation for Rural Purposes. ILRIPubl. No. 17 Wageningen.

    Djaenudin, D. 2001. Pendekatan pewilayahan komoditas dalam menyongsongotonomi daerah. Materi pelatihan penyusunan peta pewilayahankomoditas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Makassar 5-9 Juni2001.

    Djaenudin, D, Marwan H., H. Subagyo, dan A. Hidayat, 2003. Petunjuk teknisevaluasi lahan untuk komoditas pertanian. Edisi pertama tahun 2003.Balai Penelitian Tanah, Puslitbang Tanah dan Agroklimat, Bogor.

    Ferdinan, F., Jamilah dan Sarifuddin. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan SawahBeririgasi di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh KabupatenBatubara. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(2):338-347.

    Farkhatul. 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao (Theobromacacao L.) Di Kecamatan Selupuro Kbupaten Blitar. Pendidikan Geografi.Universitas Negeri Malang. Malang.

    Gardi, C. dan Jeffrey S., 2009. Soil Biodiversity. European Commission JointResearch Centre, Institute for Enviromental and Sustainability, LandManagement and Natural Hazards Unit.

    Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan danPerencanaan Tata Guna Lahan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

  • 31

    Hardjowigeno, S dan Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan danPerencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

    Li, W., Y. Zhang, C. Wang, W. Mao, T. Hang, M. Chen, and B. Zhang. 2013.How to Evaluate the Rice Cultivation Suitability?. Asian AgriculturalResearch, 5(12):59-64.

    Jeffrey S, Gardi C, Jones A, Montanarella L, Marmo L. Miko L, Ritz K, Peres G,Rombke J, var der Putten WH. 2010. European Atlas of SoilBiodiversity. European Commission, Publication Office of the EuropeanUnion.

    M. Tufaila dan Alam, S. 2012. karakteristik tanah dan evaluasi lahan untukpengembangan tanaman padi sawah di kecamatan oheo kabupatenkonawe utara. Agriplus, Volume 24 Nomor : 02 Mei 2014, ISSN 0854-0128.

    Notohadiprawiro, T. 2006. Lahan Kritis Dan Bincangan Pelestarian LingkunganHidup. Seminar Nasional Penanganan Lahan Kritis di Indonesia tanggal7-8 November 1996. PT. Intidaya Agrolestari. Bogor.

    Nurdin. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Pisang diKabupaten Boalemo, Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 4Nomor 2 September 2011. Gorontalo.

    Rayes, M.L. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi.Yogyakarta.

    Rayes, L. 2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Andi. Yogyakarta.

    Ritung S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H. 2007. Panduan Evaluasi KesesuaianLahan dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten AcehBarat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF),Bogor, Indonesia.

    Rossister, D.G., 2006.Methodology for Soil Resource Inventories. ITC LectureNotes & reference. Soil Science Division International nstitute forAerospace Survey & Earth Science (ITC) March 2000.

    Sahetapy. 2009. Evaluasi Lahan Untuk Penetapan Tipe Pertanian KonservasiPada Kawasan Pengelolaan Sampah Terpadu Toisapu. Jurnal BudidayaPertanian, Vol. 5. No 1, Juli 2009, Halaman 19-26

  • 32

    Samrumi. 2012. Observasi Kesesuaian Lahan Wisata-Kualitas Dan KarakteristikLahan. http://samrumi.blogspot.com/2012/07/kualitas-dan-karakteristik-lahan.html. Diakses 18 Mei 2015.

    Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan, PenerbitKanisius,Yogyakarta.

    Supriyadi S., A. Imam dan A. Amzeri. 2009. Evaluasi Kesesuaian Lahan untukTanaman Pangan di Desa Bilaporah, Bangkalan. Agrovigor, 2(2):110-117.

    Widodo, R.A. 2006. Evaluasi Kesuburan Tanah Pada Lahan Tanaman Sayurandi Desa Sewukan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. J. Tanah danAir, 7(2):142-150.

    Vink, APA. 2007. Landuse Inadvancing Africulture Springer Verlag. New YorkHelderberg

    Worosuprojo, Suratman. 2007. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berbasis SpasialDalam Pembengunan Berkelanjutan Di Indonesia. Makalah PidatoPengukuhan Guru Besar UGM Yojakarta.

    Yuwono, N. W 2009. membangun kesuburan tanah di lahan marginal. jurnal ilmutanah dan lingkungan vol. 137-141

  • 33

    Tebu, orgum

    Tebuorgum

    Sirsak

    RambutanPapaya

    MelinjoMangga

    Mahoni

    Apel

    Pala

    Kelapa

    KedelaiJambu SiamJambu Mete

    Jambu BijiDurian

    Cengkeh

    Ubi JalarWortel

    Nenas

    Kakao

    Kelapa Sawit

    Kacang Tanah

    Jagung

    Cabai merah

    Ubi kayu

  • 34

    ..........................................................................................................................