pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

106
PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) BADAN PUSAT STATISTIK Katalog:

Upload: ngokhanh

Post on 14-Dec-2016

248 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)

BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog:

Page 2: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman
Page 3: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN

2015

Page 4: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman
Page 5: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 | i

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dimaksudkan untuk

mendapatkan data luas panen dan luas baku lahan dengan pendekatan rumah

tangga pertanian dan pengukuran lahan di lapangan. Dari hasil survei ini akan

diketahui seberapa besar perbedaan data luas panen dan luas tanam jika

dibandingkan dengan hasil pendataan Statistik Pertanian (SP) yang rutin dilakukan

setiap tahun. Survei ini juga diharapkan dapat memperoleh angka konversi galengan

terbaru untuk perhitungan luas panen dan luas tanam bersih di lahan sawah.

Buku pedoman pencacah ini memuat penjelasan teknis dalam melakukan

kegiatan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 yang meliputi

latar belakang, tujuan, cakupan, organisasi lapangan, jadwal pelaksanaan, metodologi

penarikan sampel, tata cara pemutakhiran rumah tangga, tata cara pelaksanaan

pencacahan, dan tata cara pengisian Daftar VP2015-P, Daftar VP2015-DSRT, dan

Daftar VP2015-S.

Keberhasilan pelaksanaan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

2015 ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu,

para petugas diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan

penuh tanggung jawab.

Kepada semua pihak, baik di BPS pusat maupun di BPS daerah, yang telah

berkontribusi dalam pelaksanaan pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan

Tanaman Pangan 2015 ini diucapkan terima kasih.

Selamat Bekerja.

Jakarta, 27 Maret 2015

Deputi Bidang Statistik Produksi

Badan Pusat Statistik,

Adi Lumaksono

KATA PENGANTAR

Page 6: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

ii| Pedoman Pencacah Survei Luas Penan dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 7: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 | iii

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ........ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2. Tujuan.............................................................................................................. .... 2

1.3. Landasan Hukum............................................................................................. 3

1.4. Cakupan........................................................................................................... ... 4

1.5. Jenis Dokumen................................................................................................. 4

1.6. Jadwal Kegiatan................................................................................................ 5

BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan Daerah.................... 7

2.2. Petugas Pelaksanaan Pencacahan............................................................ 7

BAB 3 METODOLOGI PENARIKAN SAMPEL

3.1. Kerangka Sampel............................................................................................. 9

3.2. Stratifikasi Blok Sensus.................................................................................. 10

3.3 Jumlah Sampel................................................................................................. 14

3.4 Prosedur Pengambilan Sampel................................................................. 16

3.5 Prosedur Estimasi............................................................................................ 17

3.6 Pemilihan Sampel Pengukuran Lahan..................................................... 18

BAB 4 TATA CARA PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA

4.1. Penelusuran Wilayah Kerja.......................................................................... 19

4.2. Pemutakhiran Rumah Tangga.................................................................... 20

4.3. Tata Cara Pengisian Dfatra VP2015-P..................................................... 21

BAB 5 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VP2015-DSRT

5.1. Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-DSRT............................................. 35

BAB 6 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN

6.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan................................................................ 39

6.2. Tata Cara Wawancara.................................................................................... 39

BAB 7 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VP2015-S

7.1 Tata Tertib Pengisian Daftar VP2015-S................................................... 43

7.2 Petunjuk Pengisian Daftar VP2015-S....................................................... 44

7.3 Keterangan yang Dikumpulkan................................................................. 44

7.4 Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-S...................................................... 45

LAMPIRAN.............................................................................................. 69

DAFTAR ISI

Page 8: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

iv| Pedoman Pencacah Survei Luas Penan dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 9: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|1

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan, memiliki peran yang sangat

penting dalam menunjang kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia. Hasil Sensus

Pertanian 2013 (ST2013) menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha tanaman

pangan (padi dan palawija) mencapai 17,73 juta rumah tangga atau mencakup 67,83

persen dari total jumlah rumah tangga usaha tani, yang mencapai 26,14 juta rumah

tangga pada tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa subsektor tanaman pangan

merupakan sumber penghidupan utama sebagian besar petani Indonesia.

Subsektor tanaman pangan juga memainkan peranan penting dalam hal pemenuhan

kebutuhan pangan dan asupan gizi masyarakat. Hal itu tercermin dari peran strategis

komoditas beras sebagai sumber pangan utama (makanan pokok) masyarakat Indonesia.

Kondisi ini mengakibatkan dinamika harga beras sangat mempengaruhi inflasi sebagai

salah satu variabel makro ekonomi yang sangat krusial dalam perekonomian nasional.

Karena itu, tingkat ketersediaan beras dan juga komoditas pangan lainnya, dalam jumlah

yang mencukupi dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, tidak hanya

mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional, tapi juga stabilitas sosial dan politik.

Dewasa ini, upaya mewujudkan swasembada pangan masih menjadi prioritas utama

agenda pembangunan pemerintah di sektor pertanian. Hal itu tercermin dari pencanangan

target swesembada padi (beras), jagung, dan kedelai yang harus diwujudkan dalam dua

tahun mendatang. Target pemerintah ini merupakan manifestasi dari visi ketujuh

pemerintah yang tertuang dalam program Nawacita, yakni mewujudkan kemandirian

ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah

satunya, sektor pertanian melalui upaya membangun dan mewujudkan kedaulatan

pangan.

PENDAHULUAN 1

Page 10: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

2|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Untuk mewujudkan kedaulatan pangan ini, khususnya padi (beras), jagung, dan

kedelai, pemerintah melakukan berbagai cara melalui pelaksanaan program UPSUS (Upaya

Khusus), seperti rehabilitasi jaringan irigasi teknis (JIT), optimasi lahan, perluasan areal

tanam, dan sebagainya sebagai upaya pembangunan pertanian. Berkaitan dengan hal

tersebut, pembangunan pertanian ini membutuhkan dukungan data yang akurat sebagai

pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan sehingga dapat tepat sasaran. Salah satu

jenis data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai luas panen padi, jagung, dan

kedelai serta informasi luas baku lahan sawah yang merupakan basis penghitungan angka

produksi komoditas tersebut.

Secara faktual, akurasi data luas panen padi, jagung, dan kedelai yang selama ini

dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), yang dikumpulkan dengan menggunakan

Daftar SP-Padi dan SP-Palawija, dipertanyakan oleh berbagai kalangan, seperti peneliti,

akademisi, legislator, dan praktisi pertanian. Data tersebut diduga mengalami overestimate

atau lebih tinggi dari kondisi riil yang ada di lapangan karena menggunakan metode yang

kurang ilmiah, yaitu eye estimate. Konsekuensinya, data produksi padi (beras), jagung, dan

kedelai yang dihitung dengan mengalikan data produktivitas dan luas panen ditengarai

juga mengalami overestimate. Oleh sebab itu, diperlukan metode pengumpulan data luas

panen lain guna memperoleh data yang lebih akurat dan obyektif. Karena itu, penelitian

dengan wawancara langsung ke petani sampel melalui Survei Luas Panen dan Luas Lahan

Tanaman Pangan 2015 sangat penting dan mendesak untuk dilakukan.

1.2 Tujuan

Tujuan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 adalah sebagai

berikut:

a. Mengetahui apakah metode wawancara dapat digunakan untuk pengumpulan data

luas, khususnya luas panen dan luas baku lahan.

b. Mengetahui akurasi data luas panen dan luas baku lahan yang selama ini dikumpulkan

melalui Survei Pertanian (SP).

Page 11: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|3

c. Mengetahui angka konversi galengan terbaru untuk perhitungan luas panen dan luas

tanam bersih di lahan sawah.

1.3 Landasan Hukum

Pelaksanaan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 didasarkan

pada sejumlah peraturan perundangan yang meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3683);

2) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat

Statistik;

4) Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan

5) Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, sebagai pengemban undang-

undang, maka BPS wajib melaksanakan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman

Pangan 2015 dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Dalam rangka

menjalankan amanah undang-undang tersebut, baik diminta maupun tidak, seluruh

jajaran BPS di daerah dari tingkat tertinggi hingga terendah membantu dan mengambil

peran sesuai dengan bidangnya masing-masing demi suksesnya Survei Luas Panen dan

Luas Lahan Tanaman Pangan 2015.

Page 12: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

4|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

1.4 Cakupan

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dilakukan di 7 (tujuh)

provinsi di Indonesia, yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan, dengan jumlah sampel untuk wawancara sebanyak

30.002 blok sensus dan 300.000 rumah tangga, serta 30.000 sampel rumah tangga untuk

pengukuran lahan.

1.5 Jenis Dokumen

Jenis dokumen yang digunakan:

1) Peta ST2013-WB

Peta wilayah yang digunakan dalam pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan

Tanaman Pangan 2015 adalah peta blok sensus tanpa simbol bangunan fisik yang

digunakan pada saat pencacahan lengkap ST2013. Peta ini digunakan untuk

pemutakhiran rumah tangga di blok sensus terpilih, orientasi wilayah kerja petugas,

dan sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi lokasi rumah tangga sampel yang akan

dicacah dengan Daftar VP2015-S.

2) Daftar VP2015-P

Daftar ini digunakan untuk pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih;

identifikasi rumah tangga yang melakukan panen padi sawah, padi ladang, jagung,

atau kedelai pada setiap subround, serta identifikasi lokasi, jenis lahan, status usaha,

dan luas panen tanaman terpilih.

3) Daftar VP2015-DSRT

Daftar ini berisi nama-nama kepala rumah tangga terpilih yang harus dicacah oleh

petugas. Daftar ini diperoleh dari penarikan sampel di BPS Kabupaten/Kota setelah

pemutakhiran rumah tangga selesai dilaksanakan.

Page 13: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|5

4) Daftar VP2015-S

Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan (wawancara) pada rumah tangga

terpilih yang tercantum pada Daftar VP2015-DSRT.

5) Buku Pedoman Pencacah (VP2015-PCS)

Buku ini memuat aturan/tata cara pencacahan rumah tangga usaha tanaman padi dan

palawija terpilih, konsep definisi, tata cara pemutakhiran rumah tangga dalam blok

sensus terpilih dengan Daftar VP2015-P, pengisian Daftar VP2015-DSRT, dan VP2015-

S.

1.6 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan penyusunan kerangka sampel, penarikan sampel, pelatihan

instruktur dan petugas, pencacahan, pengolahan, dan publikasi pada kegiatan Survei Luas

Panen dan Luas Lahan Tanaman Tangan 2015 adalah sebagai berikut:

Page 14: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

6|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Survei Luas Panen dan

Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

No. Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1. Penyusunan Metodologi 1 Januari-6 Februari 2015

2. Pelatihan Innas Pencacahan

Lapangan 6-9 April 2015

3. Pelatihan Inda 12-16 April 2015

4. Pelatihan Petugas 20-29 April 2015

5. Pemutakhiran Blok Sensus

Terpilih

1-10 Mei 2015 (tahap I)

1-13 September 2015 (tahap II)

1-10 Januari 2016 (tahap III)

6. Penarikan Sampel

11-17 Mei 2015 (tahap I)

7-13 September 2015 (tahap II)

4-10 Januari 2016 (tahap III)

7. Editing/Coding

8 Juni-31 Juli 2015 (tahap I)

28 September-31 Oktober 2015 (tahap II)

25 Januari 2016-29 Februari 2016 (tahap III)

8. Data Entry

22 Juni-2 Agustus 2015 (tahap I)

28 September-31 Oktober 2015 (tahap II)

25 Januari-29 Februari 2016 (tahap III)

9. Tabulasi 1-16 November 2015 (tahap I dan II)

1-20 Maret 2016 (tahap III)

10. Penyusunan Laporan Akhir 14-27 Maret 2016

Page 15: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|7

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah

Penanggung jawab pelaksanaan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

2015 secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Pengarah untuk kegiatan pelaksanaan

pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi yang merangkap sebagai Ketua Tim

Teknis Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 sedangkan Pejabat

Eselon I lainnya, bertanggung jawab sebagai pengarah sesuai dengan bidangnya masing-

masing. Penanggung jawab bidang teknis Survei Luas Panen dan Luas Lahan adalah

Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan sedangkan Pejabat

Eselon II terkait bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi.

Penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat

Eselon III lainnya bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas di daerah masing-

masing.

Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS

Kabupaten/Kota. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat

Eselon IV lainnya bertanggung jawab sesuai dengan penugasan.

2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan

Pelaksanaan pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman pangan 2015

dilakukan oleh Petugas Pencacah Survei (PCS) dan Petugas Pengawas/Pemeriksa Sampel

(PMS). Satu orang PCS melakukan pencacahan sekitar 90 rumah tangga untuk 3 subround.

Setiap PMS membawahi 3-4 orang PCS. Adapun tugas dari petugas pencacah Survei Luas

Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 adalah sebagai berikut:

ORGANISASI LAPANGAN

2

Page 16: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

8|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

1) PCS

a. Mengikuti pelatihan petugas Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

2015.

b. Bersama-sama PMS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi

wilayah tugasnya dengan menggunakan peta ST2013-WB.

c. Melakukan pemutakhiran blok sensus dengan menggunakan daftar VP2015-P.

d. Melakukan pencacahan dengan menggunakan Daftar VP2015-DSRT, dan VP2015-S.

e. Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan.

f. Menyerahkan dokumen VP2015-P, VP2015-DSRT, dan VP2015-S segera setelah

pencacahan selesai dilakukan serta diperiksa kelengkapan dan kebenaran isiannya.

g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2) PMS

a. Mengikuti pelatihan petugas Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan

2015.

b. Mendistribusikan peta ST2013-WB, VP2015-P, VP2015-DSRT, VP2015-S, sesuai

wilayah tugas PCS.

c. Bersama-sama PCS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi

wilayah tugasnya dengan menggunakan peta ST2013-WB.

d. Melakukan pengawasan pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman

Pangan 2015 dan pemeriksaan isian Daftar VP2015-S hasil pencacahan PCS.

e. Melakukan pengukuran luas panen dan luas lahan dengan menggunakan Daftar

VP2015-U (pengukuran luas baku lahan, pengukuran galengan, dan saluran air

dengan menggunakan GPS).

f. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan.

g. Menyerahkan dokumen VP2015-P, VP2015-DSRT, VP2015-S, dan VP2015-U yang

telah diperiksa ke BPS Kabupaten/kota.

h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Page 17: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|9

3.1 Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk

pemilihan sampel tahap pertama, dan kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap ke

dua.

1. Kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap pertama adalah kerangka sampel blok

sensus, berisi daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan yang

tercakup dalam ST2013 dan dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga yang

menguasai/mengusahakan tanaman padi (padi sawah, padi ladang) dan/atau palawija

(jagung, kedelai) hasil pencacahan lengkap ST2013 (ST2013-L).

Blok sensus eligible adalah blok sensus yang terdapat minimal 1 rumah tangga

eligible. Sedangkan rumah tangga eligible adalah rumah tangga yang

menguasai/mengusahakan tanaman padi sawah atau padi ladang atau jagung atau

kedelai yang diperoleh dari dokumen ST2013-L Blok III Rincian 301a, Rincian 301b,

Rincian 303a, dan Rincian 303b yang ada isian; dan lahan terluas yang dikuasai

berlokasi di dalam desa, atau di luar desa dalam kecamatan, atau di luar kecamatan

dalam kabupaten yang sama dengan lokasi rumah tangga (isian dokumen ST2013-L

Blok IX Rincian 901a6 Kolom (3) atau Rincian 901b1 Kolom (3) berkode 1, 2, atau 3).

Blok-blok sensus eligible tersebut distratifikasi berdasarkan potensi jenis tanaman

pangan dan subround tanam pada level kabupaten/kota, dan menghasilkan kerangka

sampel yang dibedakan menurut subround-nya, yaitu:

Kerangka sampel blok sensus subround I (Januari-April), merupakan kelompok blok

sensus yang diurutkan menurut luas tanam tanaman pangan terpilih (padi sawah,

padi ladang, jagung, kedelai) bulan September-Desember 2012 hasil ST2013-L per

strata per blok sensus.

METODOLOGI

PENARIKAN SAMPEL

KLOKS

3

Page 18: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

10|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Kerangka sampel blok sensus subround II (Mei-Agustus), merupakan kelompok blok

sensus yang diurutkan menurut luas tanam tanaman pangan terpilih (padi sawah,

padi ladang, jagung, kedelai) bulan Januari-April 2013 hasil ST2013-L per strata per

blok sensus.

Kerangka sampel blok sensus subround III (September-Desember), merupakan

kelompok blok sensus yang diurutkan menurut luas tanam tanaman pangan

terpilih (padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai) bulan Mei-Agustus 2012 hasil

ST2013-L per strata per blok sensus.

2. Kerangka sampel untuk pemilihan sampel tahap kedua adalah kerangka sampel rumah

tangga, berisi daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran dengan Daftar

VP2015-P yang dibedakan menurut jenis tanaman yang dipanen, dan diurutkan

menurut luas tanaman yang dipanen, jenis lahan luas panen terluas, dan status usaha

luas panen terluas.

3.2 Stratifikasi Blok Sensus

Stratifikasi blok sensus ditujukan untuk mengelompokkan unit-unit area (blok

sensus) menurut komposisi jumlah relatif luas tanam yang diusahakan rumah tangga per

jenis tanaman per subround. Strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis tanaman

per subround merupakan sekelompok blok sensus dengan komposisi jumlah luas tanam

yang dominan. Stratifikasi dilakukan pada level kabupaten/kota. Pembentukan stratifikasi

blok sensus dilakukan seperti penjelasan berikut:

1. Notasi Dasar

Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok sensus, berikut ini

disajikan notasi-notasi yang digunakan:

h : menyatakan blok sensus (i = 1, 2, …, H)

ij : menyatakan jenis tanaman i pada subround j (i = 1, 2 3, 4 dan j = 1, 2, 3)

dengan:

1 : tanaman padi sawah

2 : tanaman padi ladang

3 : tanaman jagung

Page 19: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|11

4 : tanaman kedelai

Nhij : luas tanam tanaman i pada subround j di blok sensus h.

A.ij : jumlah blok sensus yang memuat luas tanam minimal satu jenis tanaman pada

subround j.

N.ij : jumlah seluruh luas tanam jenis tanaman i pada subround j di kabupaten/kota.

2. Proses Stratifikasi

i). Nhij=0 untuk semua ij, blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata

non usaha.

ii). Menghitung rata-rata luas tanam tanaman i pada subround j pada blok sensus

dengan rumus:

ij

ij

ijA

NB

.

.

.

iii). Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dengan rumus:

ij

hij

hijB

NI

.

iv). Membuat peringkat untuk Iij di antara seluruh Iij (ij = 1, 2, …,12) untuk setiap blok

sensus:

R1h = 1 untuk nilai Iij terbesar pertama

R2h = 2 untuk nilai Iij terbesar kedua

Rijh = 0 untuk seluruh ij dengan Nhij=0.

v). Definisikan R1h = i bersesuaian dengan luas tanam tanaman i subround j untuk

Rijh=1 dalam blok sensus h dan R1h = 0 jika N.h=0

vi). Definisikan R2h = i bersesuaian dengan luas tanam tanaman i subround j untuk Rijh

=2 dalam blok sensus h dan R2h = 0 jika N.h=0

vii). Definisikan strata/substrata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h.

Untuk lebih jelasnya, skematis proses pembentukan blok sensus konsentrasi menurut

subsektor dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 20: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

12|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Gambar 3.1: Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi

BS

Jumlah Luas Tanam

Tanaman i Subround j

(ij = 1, 2, …, 12)

Indeks

Konsentrasi (Ihij) R1h R2h Strata

1 … ij … 12 1 … Ij … 12

1

2

h Nh1 …. Nhij …. Nh12 Ih1 … Ihij … Ih12

H

N.ij N.1 …. N.ij …. N.12

A.ij A.1 …. A.ij …. A.12

B.ij B.1 …. B.ij …. B.12

Contoh :

R1h=1 dan R2h=0, adalah kelompok blok sensus yang hanya memuat luas tanam

padi sawah subround 1.

R1h=1 dan R2h=2, adalah kelompok blok sensus yang memiliki peringkat pertama

indeks konsentrasi pada luas tanam padi sawah subround 1, sedangkan peringkat

keduanya terdapat pada luas tanam padi ladang subround 1.

3. Evaluasi

Proses stratifikasi pada butir 2 akan menghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang

harus dievaluasi agar menghasilkan kelompok-kelompok blok sensus yang lebih

masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil stratifikasi blok sensus awal adalah

sebagai berikut:

i). Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil stratifikasi awal maka

dilakukan perubahan notasi berikut:

k : blok sensus

j : peringkat pertama indeks konsentrasi luas tanam tanaman tertentu pada

subround tertentu (j = 1, 2, .., 12)

Page 21: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|13

j’ : peringkat kedua indeks konsentrasi luas tanam tanaman tertentu pada

subround tertentu (j’= 0, 1, 2,…., 12). Untuk j’=0 berarti blok sensus

tersebut hanya memuat luas tanam j.

jjjkN '),( : jumlah luas tanam tanaman tertentu pada subround tertentu j dalam

substrata (j , j’)

jjN : rata-rata jumlah luas tanam tanaman tertentu pada subround tertentu j

dalam strata j

ii). Prosedur evaluasi

Untuk j’=0

Bila jjjkN )',(

< jjN , maka j=13, artinya blok sensus k digolongkan dalam strata non

konsentrasi.

Untuk j’0

Bila jjjkN )',(

> jjN dan '

)',(j

jjkN > ''jjN , maka j=j

Bila jjjkN )',(

< jjN dan '

)',(j

jjkN > ''jjN , maka j=j’

Bila jjjkN )',(

< jjN dan '

)',(j

jjkN < ''jjN , maka j=13

iii). Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan

ke dalam salah satu strata, yaitu:

Strata 1 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi sawah subround I.

Strata 2 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi ladang subround I.

...

Strata 5 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi sawah subround II.

Strata 6 : Blok sensus konsentrasi luas tanam padi sawah subround II.

...

Strata 11: Blok sensus konsentrasi luas tanam jagung subround III.

Strata 12 : Blok sensus konsentrasi luas tanam kedelai subround III.

Strata 13 : Blok sensus nonkonsentrasi luas tanam padi/palawija (padi

sawah/padi ladang/jagung/kedelai).

4. Pengelompokan blok sensus berdasarkan bulan tanam (subround)

Page 22: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

14|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh kelompok-kelompok blok sensus yang

teridentifikasi dalam 13 strata. Selanjutnya, kerangka sampel tiap subround dibentuk

dengan mengelompokkan blok sensus-blok sensus hasil stratifikasi ke dalam 3

subround sesuai dengan strata konsentrasinya, sehingga terbentuk menjadi 3

kerangka sampel blok sensus. Pengelompokkan blok sensus dilakukan sebagai

berikut:

Blok sensus yang terkategori sebagai strata 1 s.d. strata 4 (dominan luas tanam

tanaman pangan (sesuai stratanya) pada bulan Januari-April 2013)

dikelompokkan menjadi kerangka sampel subround II;

Blok sensus yang terkategori sebagai strata 5 s.d. strata 8 (dominan luas tanam

tanaman pangan (sesuai stratanya) pada bulan Mei-Agustus 2012)

dikelompokkan menjadi kerangka sampel subround III;

Blok sensus yang terkategori sebagai strata 9 s.d. strata 12 (dominan luas

tanam tanaman pangan (sesuai stratanya) pada bulan September-Desember

2012) dikelompokkan menjadi kerangka sampel subround I.

Blok sensus yang terkategori sebagai strata 13 (strata nonkonsentrasi luas tanam

tanaman pangan (padi sawah/padi ladang/jagung/kedelai)), digabungkan ke

dalam kerangka sampel blok sensus masing-masing subround sesuai dengan

luas tanam jenis tanaman pangan terluas dari ketiga subround.

5. Keluaran Daftar Sampel Blok Sensus

Untuk kemudahan penggunaan Daftar Sampel Blok Sensus (VP2015-DSBS)

dilapangan, maka nomor urut strata blok sensus hasil stratifikasi diurutkan kembali

mulai dari nomor 1 untuk setiap subround. Dengan demikian strata 5 s.d. strata 8

hasil stratifikasi menjadi strata 1 s.d. strata 4 pada kerangka sampel subround III;

strata 9 s.d. strata 12 hasil stratifikasi menjadi strata 1 s.d. strata 4 pada kerangka

sampel subround I; sedangkan strata 13 menjadi strata 5 yang tersebar pada setiap

kerangka sampel.

3.3 Jumlah Sampel

Desain sampel Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dirancang

untuk estimasi tingkat kabupaten per subround per jenis tanaman. Jumlah sampel rumah

Page 23: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|15

tangga sebanyak 300.000 rumah tangga yang tersebar di 7 provinsi (Provinsi Sumatera

Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan).

Alokasi sampel rumah tangga per jenis tanaman per kabupaten di lakukan di BPS dengan

prosedur sebagai berikut.

Dari target sampel rumah tangga, dilakukan secara power allocation berdasarkan data

luas panen 2014. Alokasi sampel rumah tangga per jenis tanaman dilakukan dengan

rumus:

m

M

Mm

t

t

tt

4

1

,

dengan:

tM : luas panen jenis tanaman t provinsi p.

Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman dilakukan alokasi sampel rumah

tangga per provinsi dilakukan dengan rumus:

t

p

tp

tp

tp m

M

Mm

7

1

,

dengan:

tpM : luas panen jenis tanaman t provinsi p.

Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman per provinsi, dilakukan alokasi

sampel rumah tangga per subround dilakukan dengan rumus:

tp

r

tpr

tpr

tpr m

M

Mm

3

1

dengan:

tprM : luas panen jenis tanaman t provinsi p subround r.

Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman per provinsi per subround

dilakukan alokasi sampel rumah tangga per kabupaten dengan rumus:

Page 24: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

16|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

tprK

k

tprk

tprk

tprk m

M

Mm

1

dengan:

tprkM : luas panen jenis tanaman t provinsi p subround r kabupaten k.

Dari target sampel rumah tangga per jenis tanaman per provinsi per subround per

kabupaten, dilakukan alokasi sampel rumah tangga per strata dengan rumus:

tprkH

h

tprkh

tprkh

tprkh m

M

Mm

1

dengan:

tprkhM : luas panen jenis tanaman t provinsi p subround r kabupaten k strata h.

3.4 Prosedur Pengambilan Sampel

Desain sampling yang digunakan adalah two-stage stratified sampling design.

Pengambilan sampel pada setiap subround per strata dilakukan secara independen

dengan prosedur sebagai berikut:

Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus diambil sejumlah blok sensus

secara probability proporsional to size dengan size luas tanam jenis tanaman terpilih

yang diusahakan rumah tangga sesuai stratanya. Misalnya pengambilan sampel

blok sensus pada kerangka sampel subround 1 untuk strata 1 (padi sawah), digunakan

size luas tanam padi sawah subround 1 yang diusahakan rumah tangga. Khusus untuk

pengambilan sampel blok sensus pada strata nonkonsentrasi, size yang digunakan

adalah jumlah luas tanam dari keempat komoditas terpilih yang diusahakan rumah

tangga pada subround yang sesuai.

Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga di setiap blok sensus, diambil

rumah tangga yang mengusahakan tanaman pangan terpilih secara sistematik,

dengan implicit stratification berdasarkan variabel luas tanaman yang dipanen, jenis

lahan luas panen terluas, dan status usaha luas panen terluas.

Page 25: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|17

Pengambilan sampel blok sensus dilakukan di BPS, sedangkan pengambilan sampel

rumah tangga dilakukan di daerah setelah pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus

selesai. Entri data hasil pemutakhiran, pengambilan sampel rumah tangga, dan

pencetakan daftar sampel rumah tangga menggunakan sistem yang disiapkan oleh

Direktorat Sistem Informasi Statistik.

3.5 Prosedur Estimasi

Estimasi karakteristik hasil pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman

Pangan 2015 dilakukan pada level kabupaten per subround per jenis tanaman. Prosedur

penghitungan faktor pengali sebagai berikut:

Tahap Unit

Jumlah unit dalam

strata h Metode Penarikan sampel Peluang Fraksi

Populasi Sampel

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Blok sensus Nh nh

pps, size Lhi

(luas tanam tanaman terpilih

di setiap blok sensus) h

hi

L

L

h

hih

L

Ln

2 Rumah tangga hiM him Sistematik hiM

1

hi

hi

M

m

Berdasarkan tabel sampling scheme di atas, design weight untuk setiap rumah

tangga pada blok sensus i setiap subround dapat dihitung dengan rumus:

hi

hi

hih

hhi

m

M

Ln

Lw ,

dengan

Lh : Total luas tanam tanaman terpilih hasil pencacahan ST2013-L dari seluruh

blok sensus suatu kabupaten di strata h,

Lhi : Jumlah luas tanam hasil pencacahan ST2013-L pada strata h blok sensus i,

nh : Jumlah sampel blok sensus pada strata h,

hiM : Jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran (dokumen VP2015-P) pada blok

sensus terpilih di strata h blok sensus i,

Page 26: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

18|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

him : Jumlah sampel rumah tangga pada strata h blok sensus i.

Estimasi karakteristik Y suatu kabupaten berdasarkan data hasil pencacahan pada

strata h blok sensus i rumah tangga ke-j adalah:

h hih h n

i

m

j

hijhi

H

h

n

i

m

j

hij

hi

hi

hih

h ywym

MLn

LY

1 11 1 1

1,

dan variansnya adalah:

H

h

n

i

hhi

hh

hi

YYnn

Yv1 1

2*

)1(

1)(

,

dengan:

him

j

hij

hi

hihi y

m

MY

1

*ˆ dan

h hin

i

m

j

hij

hi

hi

hih

hh y

m

M

Ln

LY

1 1

ˆ .

Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan sampel rumah tangga

pengukuran luas lahan adalah daftar rumah tangga terpilih Survei Luas Panen dan Luas

Lahan Tanaman Pangan 2015 pada setiap kabupaten/kota. Dari kerangka sampel tersebut

diambil 10 % sampel rumah tangga untuk dilakukan pengukuran lahan. Pemilihan sampel

dilakukan secara sistematik melalui sistem yang telah disiapkan oleh Direktorat Sistem

Informasi Statistik:

i. Data yang digunakan adalah daftar seluruh rumah tangga terpilih Survei Luas panen

dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dari seluruh blok sensus sampel dalam satu

kabupaten/kota yang diurutkan menurut identitas rumah tangga dan jenis tanaman

terpilih. Satu rumah tangga yang terpilih sampel untuk dua atau lebih jenis tanaman

dianggap sebagai dua atau lebih entitas rumah tangga.

ii. Membuat stratifikasi implisit berdasarkan variabel jenis tanaman, luas tanaman yang

dipanen, jenis lahan luas panen terluas, dan status usaha luas panen terluas.

iii. Melakukan pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik.

iv. Memberi tanda bintang (*) untuk rumah tangga terpilih sampel pengukuran luas lahan

pada daftar sampel rumah tangga yang sama dengan sampel rumah tangga yang

diwawancarai.

3.6 Pemilihan Sampel Pengukuran Luas Lahan

Page 27: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|19

Bab ini berisi penjelasan mengenai tata cara pemutakhiran blok sensus terpilih

dengan menggunakan Daftar VP2015-P.

Penelusuran wilayah kerja perlu dilakukan agar petugas mengenali batas-batas luar

blok sensus yang menjadi wilayah kerjanya. Dengan demikian, kesalahan cakupan dapat

dihindari. Penelusuran wilayah kerja dilakukan oleh tim (pengawas dan pencacah) sebelum

melakukan pemutakhiran dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah

tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota. Tanyakan posisi

rumah tangga pertama pada daftar VP2015-P, kemudian beri simbol (√) pada posisi

rumah tangga pertama tersebut di peta blok sensus. Gunakan landmark sebagai

referensi posisi.

2. Menelusuri wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus.

3. Mengenali arah utara, batas luar blok sensus, jalan dan landmark (bangunan yang

mudah dikenali sebagai batas, seperti rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb). Periksa

ketepatan posisi landmark dan tambahkan landmark pada batas luar SLS dan batas

luar blok sensus bila belum ada. Perhatikan secara seksama batas terluar blok sensus,

karena hal ini berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok sensus tersebut.

Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok sensus dengan rumah

tangga yang tercakup dalam Daftar VP2015-P, petugas harus memastikan batas terluar

blok sensus tersebut.

4. Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark

penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb), petugas memperbaiki dan/atau

4.1 Penelusuran Wilayah Kerja

TATA CARA PEMUTAKHIRAN

RUMAH TANGGA

KLOKS

4

Page 28: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

20|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan dan landmark penting lainnya

dengan menggunakan warna yang berbeda, sesuai keadaan di lapangan.

5. Tim merencanakan kegiatan pemutakhiran dengan cermat agar rumah tangga dalam

blok sensus tersebut tidak terlewat cacah atau tercacah lebih dari satu kali.

6. Memperkirakan kapan pemutakhiran rumah tangga pada masing-masing blok sensus.

7. Melakukan identifikasi karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk

menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll).

4.2 Pemutakhiran Rumah Tangga

Pemutakhiran rumah tangga dilakukan dengan mengunjungi rumah tangga dari

rumah ke rumah (door to door) untuk seluruh rumah tangga dalam blok sensus, baik yang

tercetak maupun yang belum tercetak pada Daftar VP2015-P, dan wawancara langsung

terhadap responden. Prosedur pemutakhiran rumah tangga dengan metode ini dilakukan

untuk mengetahui keberadaan rumah tangga, yaitu ditemukan, ganti kepala rumah

tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan rumah tangga lain, pindah

keluar blok sensus, dan tidak ditemukan. Instrumen yang digunakan dalam pemutakhiran

adalah Daftar VP2015-P dan Peta ST2013-WB. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Kunjungi rumah tangga nomor urut pertama yang tercetak pada Daftar

VP2015-P dilanjutkan dengan rumah tangga berikutnya, baik yang tercetak maupun

tidak tercetak pada Daftar VP2015-P, yang ada di blok sensus tersebut sampai seluruh

rumah tangga dikunjungi. Sebelum melakukan wawancara pada rumah tangga

pertama, petugas harus terlebih dahulu menghapus simbol (√) yang sebelumnya

dituliskan pada Peta ST2013-WB.

2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pemutakhiran rumah tangga

dengan wawancara berdasarkan Daftar VP2015-P Blok V.

3) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan ke rumah

tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, petugas harus kembali ke

rumah tangga tersebut.

Page 29: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|21

4) Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan rumah tangga yang tidak tercantum pada

Daftar VP2015-P, maka tuliskan keterangan rumah tangga baru tersebut setelah baris

terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti

bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa

abjad A, B, C, dst.

5) Jika ternyata rumah tangga pada Daftar VP2015-P sudah pindah atau ganti penghuni,

maka keterangan rumah tangga pada Daftar VP2015-P tidak perlu diubah. Sedangkan

rumah tangga pengganti (rumah tangga baru) dicatat pada baris kosong setelah baris

terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti

bangunan fisik dan bangunan sensus yang ditempatinya.

6) Lakukan pemutakhiran rumah tangga dalam satu blok sensus hingga selesai terlebih

dahulu, kemudian dilanjutkan pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus

berikutnya yang menjadi tanggung jawab petugas.

7) Setelah pengisian Daftar VP2015-P untuk satu rumah tangga selesai, gambarkan

lingkaran kosong (○) pada Peta ST2013-WB untuk lokasi rumah tangga yang tidak

melakukan panen padi, jagung, dan/atau kedelai selama subround yang lalu, dan

gambarkan lingkaran isi ( ) untuk lokasi rumah tangga yang melakukan panen padi,

jagung, dan/atau kedelai selama subround yang lalu kemudian beri nomor urut sesuai

nomor urut hasil pemutakhiran pada kolom (7) Daftar VP2015-P. Bila dalam satu

bangunan sensus ada tiga rumah tangga dengan nomor urut hasil pemutakhiran

rumah tangga 10, 11, dan 12, lingkaran yang digambar cukup satu dan diberi nomor

urut rumah tangga 10-12.

001. Kode dan nama subround yang lalu:

Kode dan nama subround sudah pre-printed

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini berisi keterangan wilayah yang akan dilakukan pemutakhiran, dan isiannya telah

tercetak (pre-printed). Blok ini berisi kode dan nama wilayah administrasi (provinsi,

kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan (perdesaan

4.3 Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-P

Page 30: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

22|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

dan perkotaan), nomor blok sensus, dan nomor nomor kode sampel (NKS) serta nomor

dan nama SLS. Apabila di lapangan ditemukan ada perubahan nama SLS, tuliskan nama

SLS tersebut di Rincian 108 dalam tanda kurung.

Contoh: pre-printed (001) RT 07, (002) RT 08

Pemutakhiran: tuliskan (RT 09)

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan identitas petugas dan keterangan waktu pelaksanaan

pemutakhiran dan pemeriksaannya. Petugas terdiri dari Pencacah (PCS) dan

Pengawas/Pemeriksa (PMS) yang bertanggung jawab melakukan pemutakhiran dan

pemeriksaan Daftar VP2015-P.

Rincian 201. Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pemutakhiran pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat

unique dalam satu kabupaten/kota. Kode PMS dan PCS terdiri dari 3 digit. Kode petugas

diinformasikan pada saat pelatihan petugas.

Rincian 202. Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 203. Tanggal Pemutakhiran/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pemutakhiran/pemeriksaan sampai dengan selesai

pemutakhiran/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.

Rincian 204. Nomor HP Petugas

Tuliskan nomor HP petugas pada kotak yang tersedia. Nomor HP petugas pencacahan

diisikan pada kolom (2), sementara nomor HP pengawas diisikan pada kolom (3).

Rincian 205. Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan

kelengkapan isian Daftar VP2015-P. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan

sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan.

Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.

Page 31: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|23

BLOK III. REKAPITULASI

Tujuan pengisian Blok III adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil pemutakhiran rumah

tangga pada suatu blok sensus. Blok ini diisi setelah kegiatan pemutakhiran dalam satu

blok sensus selesai dilakukan. Isian Blok III disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi

(Rincian “c”, Kolom 8), atau nomor urut terbesar. Sebelum mengisi Blok III, petugas

pemutakhiran harus yakin bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran

isiannya.

Rincian 301. Jumlah rumah tangga ST2013

Isian rincian ini sudah tercetak, merupakan jumlah rumah tangga yang nomor urutnya

tercetak pada Blok V Kolom (3).

Rincian 302. Jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran

Isian rincian ini adalah nomor urut terbesar yang tercantum pada Blok V Kolom (7).

Rincian 303. Jumlah rumah tangga yang panen padi, jagung, atau kedelai pada

subround yang lalu

Isian rincian ini disalin dari Blok V halaman terakhir Rincian C, Kolom (8).

BLOK IV. CATATAN

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

BLOK V. HASIL PEMUTAKHIRAN DAN KETERANGAN KEGIATAN PERTANIAN

Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga pada suatu blok

sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera “halaman … dari … halaman”

yang sudah tercetak. Periksa terlebih dahulu urutan nomor halaman sebelum melakukan

pemutakhiran.

Kolom (1) s.d. (5): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus, Nomor Urut

Rumah Tangga, Nama Lengkap Kepala Rumah Tangga, dan Alamat.

Isian kolom ini telah tercetak (preprinted). Isian Kolom (1), (2), dan (3) tidak perlu diperbaiki

meskipun terdapat ketidaksesuaian isian kolom-kolom tersebut dengan kondisi di

lapangan.

Page 32: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

24|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Kolom (4) dan/atau Kolom (5) harus diperbaiki jika nama kepala rumah tangga dan/atau

alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.

Kolom (1): Nomor Bangunan Fisik

Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan fisik hasil pemutakhiran

ST2013. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan.

Kolom (2): Nomor Bangunan Sensus

Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan sensus hasil

pemutakhiran ST2013. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak

berurutan.

Kolom (3): Nomor Urut Rumah tangga

Nomor urut yang tercantum pada kolom ini adalah nomor rumah tangga hasil

pemutakhiran ST2013. Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini berurutan.

Kolom (4): Nama Lengkap Kepala Rumah Tangga

Nama-nama yang tercantum pada kolom ini adalah nama kepala rumah tangga.

Kolom (5): Alamat

Alamat yang tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal kepala rumah

tangga beserta anggotanya hasil pemutakhiran ST2013.

Kolom (6): Hasil pemutakhiran rumah tangga

Kolom ini merupakan hasil pemutakhiran yang dilakukan oleh PCS. Kolom ini diisi dengan

kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga yang dikunjungi sebagai

berikut:

a. Kode 1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat

pemutakhiran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak

(pre-printed). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga

berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak adalah nama panggilan atau

alias dan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran sebelumnya, dan perbedaan

Page 33: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|25

alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran sebelumnya, sehingga

mengakibatkan kesalahan pada Daftar VP2015-P.

b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat pemutakhiran

rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi pergantian kepala

rumah tangga yang diakibatkan kepala rumah tangga yang namanya tercantum pada

daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya bercerai. Termasuk dalam

kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas

pada saat pemutakhiran sebelumnya.

c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat pemutakhiran

rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang tercetak (tetapi masih

dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak

termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat

pada saat pemutakhiran sebelumnya.

d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat pemutakhiran tetapi

tidak tercetak dalam Daftar VP2015-P. Hal ini bisa diakibatkan karena terlewat cacah

pada saat pemutakhiran sebelumnya, anggota rumah tangga pre-printed yang

membentuk rumah tangga baru, pindahan dari blok sensus lain dan sejenisnya.

e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama kepala rumah

tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya, ditemukan sebagai anggota

rumah tangga pada rumah tangga lain.

f. Kode 6. Pindah ke luar blok sensus, adalah kondisi rumah tangga yang nama kepala

rumah tangganya tercetak, pada saat pemutakhiran tidak ditemukan, dan setelah

dikonfirmasi kepada tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga

tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus yang sedang dilakukan

pemutakhiran. Termasuk pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada

saat pemutakhiran.

g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pemutakhiran nama kepala

rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya tidak ditemukan dan

Page 34: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

26|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

setelah dikonfirmasi kepada tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah

tangga tersebut tidak ada di dalam blok sensus tersebut.

Agar lebih mudah memahami kondisi-kondisi pemutakhiran di atas, perhatikan

ilustrasi gambar berikut ini.

1

63

7

2

6

3

4

Kondisi ST 2013 Kondisi Survei Subsektor 2014

2

47

3 6

??

??

5

51

Keterangan Gambar 4.1.:

Nomor 1. Rumah tangga ditemukan

Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga

Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus

Nomor 4. Rumah tangga baru

Nomor 5. Bergabung dengan rumah tangga lain

Nomor 6. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus

Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan

Kolom (7): Jika Kolom (6) berkode 1, 2, 3, atau 4, isikan nomor urut rumah tangga

hasil pemutakhiran. Jika Kolom (6) berkode 5, 6, atau 7 STOP

Kolom ini hanya diisi jika Kolom (6) berisi kode 1, 2, 3, dan 4. Isian kolom ini boleh tidak

berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya, tetapi nomor urut yang dicantumkan

Gambar 4.1.

Pemutakhiran Rumah Tangga Kondisi ST2013 dan VP2015-P

Kondisi ST2013 Kondisi VP2015-P

Page 35: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|27

pada kolom ini tidak boleh ada yang terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut

terbesar mencerminkan banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran.

Berikut ini penjelasan pengisian Blok V untuk setiap kondisi pemutakhiran:

Apabila rumah tangga ditemukan, maka isikan kode “1” pada Kolom (6), kemudian

tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhirannya pada Kolom (7).

Apabila rumah tangga ganti kepala rumah tangga, coret isian Kolom (4) yaitu nama

kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama kepala rumah tangga yang baru.

Selanjutnya isikan kode “2” pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil

pemutakhiran pada Kolom (7).

Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode “3” pada Kolom (6) dan

tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7) pada saat rumah

tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru.

Apabila yang dikunjungi PCS adalah rumah tangga baru, tuliskan keterangan untuk

rumah tangga yang bersangkutan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi.

Pengisian nomor bangunan fisik (Kolom (1)) dan bangunan sensus (Kolom (2))

mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus terdekat sebelumnya dengan

pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst. Tuliskan nama kepala rumah tangga pada

Kolom (4) dan alamat di Kolom (5). Selanjutnya isikan kode “4” pada Kolom (6) dan

tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7).

Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan bangunan fisik baru, maka penulisan

nomor bangunan fisik mengikuti nomor bangunan fisik terdekat sebelumnya, dengan

pemberian indeks berupa abjad A, B, C dst.

Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut bagian dari

anggota rumah tangga lain, maka isikan kode “5” pada Kolom (6), dan tidak perlu

menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7).

Apabila rumah tangga pindah ke luar blok sensus, isikan kode “6” pada Kolom (6) dan

tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7).

Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode “7” pada Kolom (6) dan tidak perlu

menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (7).

Page 36: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

28|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu

bangunan, serta pengelolaan makannya dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri

dari hanya satu anggota rumah tangga.

Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di

suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain,

pembantu rumah tangga yang menginap atau ART lainnya), baik yang sedang berada di

rumah maupun yang sementara tidak berada di rumah.

Termasuk ART:

1. Bayi yang baru lahir.

2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap

(pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah

meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.

3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah

datang).

4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya

bergabung dengan rumah tangga majikan.

5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.

6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara

periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja

tambang.

Tidak termasuk ART:

1. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja,

meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah

membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di

tempat tinggalnya sehari-hari.

2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan

pindah.

3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.

4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan.

5. Orang yang mondok tidak dengan makan.

Page 37: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|29

6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.

Contoh:

Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat. Setiap

hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya di Depok. Dalam

kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan Baru, Jakarta Timur.

Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas

pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang

dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.

Penjelasan:

1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu

tempat tinggalnya dimana ia berada paling lama.

2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan

anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan

masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-

anaknya.

3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan

lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-

anaknya.

Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat

menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih,

maka orang tersebut dicatat di mana dia tinggal pada saat

pencacahan, bukan di rumah asalnya.

Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam

pencatatan ART, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan,

apakah ART mempunyai tempat tinggal lain selain di sini.

Page 38: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

30|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Contoh:

Febrim Sipayung adalah KRT yang bekerja dan tinggal di Jakarta selama hari kerja. Istri

dan anak-anaknya tinggal di Cirebon. Setiap hari Jumat sore ia pulang ke Cirebon dan

kembali ke Jakarta pada Senin pagi. Maka Febrim Sipayung tetap dicatat sebagai KRT

di Cirebon.

Catatan:

Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di

salah satu rumah tangga istri dimana dia lebih lama tinggal. Bila diketahui lamanya tinggal

bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.

Kolom (8): Apakah melakukan panen padi, jagung, atau kedelai pada subround yang

lalu ......?

Tanyakan kepada responden apakah ada anggota rumah tangga yang melakukan panen

padi, jagung, atau kedelai pada referensi waktu pencacahan (subround yang terisi pada

pojok kiri atas Daftar VP2015-P halaman pertama). Isikan kode “1” jika rumah tangga

melakukan panen padi, jagung, atau kedelai selama referensi waktu pencacahan dan “-”

jika tidak. Jika isian kolom (8) “-”, proses pemutakhiran berhenti (STOP) pada kolom (8)

dan dilanjutkan pada rumah tangga berikutnya.

Kolom (9): Apakah ada panen yang berlokasi di dalam kabupaten/kota?

Tanyakan kepada responden apakah melakukan panen padi, jagung, atau kedelai yang

berlokasi di dalam kabupaten/kota tempat tinggal responden (sesuai rincian 102). Isikan

kode 1 jika “ya”, dan kode “-“ jika “tidak”. Jika isian kolom (9) berkode “-“, proses

pemutakhiran berhenti (STOP) pada kolom (9), dan dilanjutkan pada rumah tangga

berikutnya.

Page 39: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|31

Kolom (10)-(21): Identifikasi luas tanaman yang dipanen, jenis lahan luas panen

terluas, dan status usaha luas panen terluas menurut jenis tanaman (padi sawah,

padi ladang, jagung, dan kedelai)

Luas Tanaman yang Dipanen

Kolom (10), (13), (16), dan (19): tanyakan kepada responden berapa luas tanaman yang

dipanen (sesuai jenis tanaman) yang diusahakan responden selama referensi waktu

pencacahan dalam satuan m2. Isikan kode yang bersesuaian dengan jawaban responden

sesuai kode luas tanaman yang dipanen selama referensi waktu pencacahan. Kode luas

panen berbeda-beda menurut kabupaten/kota, jenis tanaman, dan subround.

Jenis Lahan Luas Panen Terluas

Kolom (11), (14), (17), dan (20): tanyakan kepada responden jenis lahan luas panen

terluas (sesuai jenis tanaman). Isikan kode jawaban responden sesuai jenis lahan luas

panen terluas. Kode jawaban responden adalah salah satu dari kode berikut:

a. Kode 1: Sawah Irigasi

b. Kode 2: Sawah Tadah Hujan

c. Kode 3: Sawah Rawa Pasang Surut

d. Kode 4: Sawah Rawa Lebak

e. Kode 5: Lahan Pertanian Bukan Sawah

Lahan Sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang

(galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah

tanpa memandang dari mana diperoleh atau status lahan tersebut. Lahan yang dimaksud

termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi Bangunan, Iuran Pembangunan Daerah, lahan

bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman

tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi, palawija atau tanaman

semusim lainnya.

Sawah irigasi adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi, baik

yang bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya dikuasai dan diatur oleh Dinas

Pekerjaan Umum (PU) maupun yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Lahan sawah irigasi

Page 40: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

32|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

terdiri dari: lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah irigasi setengah teknis, lahan sawah

irigasi sederhana, dan lahan sawah irigasi desa/non PU.

Sawah tadah hujan adalah lahan sawah yang pengairannya bergantung pada air hujan.

Sawah rawa pasang surut adalah lahan sawah yang pengairannya tergantung pada air

sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut

Sawah rawa lebak adalah lahan sawah yang pengairannya berasal dari reklamasi rawa

lebak (bukan pasang surut).

Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan pertanian selain lahan sawah. Lahan

pertanian bukan sawah yang disajikan dalam publikasi ini terdiri dari tegal/kebun,

ladang/huma, dan lahan yang sementara tidak diusahakan.

Status Usaha Luas Panen Terluas

Kolom (12), (15), (18), dan (21): tanyakan kepada responden status usaha luas panen

terluas. Isikan kode jawaban responden sesuai dengan status usaha tanaman yang

dipanen. Isian kode jawaban responden adalah salah satu dari kode berikut:

a. Kode 1: Mengelola usaha pertanian milik sendiri

b. Kode 2: Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil

c. Kode 3: Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah

Usaha pertanian tanaman pangan adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian

tanaman pangan (padi, jagung, dan/atau kedelai) tanpa memperhatikan apakah sebagian

atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja

keluarga) atau tidak.

Mengelola usaha pertanian milik sendiri adalah apabila salah satu atau lebih anggota

rumah tangga tanaman pangan memiliki usaha padi, jagung, dan/atau kedelai dan

pengelolaannya dilakukan sendiri secara langsung, baik menggunakan buruh maupun

tidak.

Contoh:

1. Pak Iskandar mempunyai dua bidang lahan sawah di belakang rumahnya yang

Page 41: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|33

ditanami padi. Dalam mengelola usaha tanaman padi tersebut, Pak Iskandar dibantu

oleh Fandi dengan memberi upah.

Dalam hal ini Pak Iskandar dianggap melakukan usaha tanaman padi sawah

dengan status mengelola usaha pertanian milik sendiri (dibantu buruh).

2. Pak Takdir tinggal di Mamuju dan mempunyai lahan tegalan seluas 5.000 m2 di dekat

rumahnya. Lahan tersebut ditanami jagung yang dikelola sendiri oleh Pak Takdir.

Dalam hal ini Pak Takdir dianggap melakukan usaha tanaman jagung dengan

status mengelola usaha pertanian milik sendiri (tanpa menggunakan buruh).

Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil adalah apabila salah satu atau lebih

anggota rumahtangga melakukan usaha tanaman padi, jagung, dan/atau kedelai yang

merupakan usaha bersama atau usaha salah satu pihak dengan sistem bagi hasil, dan

rumah tangga bersangkutan mengelola langsung usaha pertanian tersebut dengan sistem

bagi hasil. Dengan demikian, dalam usaha dengan sistem bagi hasil yang dicakup hanya

salah satu rumah tangga saja, yaitu yang melakukan pengelolaan.

Contoh:

Pak Eno tinggal di Kabupaten Tegal. Di samping menjadi buruh tani, ia sehari-hari juga

sibuk mengurus/mengelola lahan sawah milik Pak Nian yang ditanami padi dengan sistem

bagi hasil. Pak Nian adalah famili Pak Eno yang tinggal di Comal, Kabupaten Pemalang.

Dalam pengelolaan lahan sawah tersebut semua sarana produksi (pupuk, benih, dan

pestisida) disuplai oleh Pak Nian. Selebihnya, semua kegiatan budidaya mulai dari

penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan dilakukan dan menjadi tanggung jawab

Pak Eno. Pembagian hasilnya adalah secara paro, yakni gabah hasil panen akan dibagi

dua.

Berdasarkan contoh di atas, Pak Eno dianggap sebagai petani di wilayah blok

sensusnya (tempat tinggalnya) dan “mengelola usaha pertanian dengan sistem bagi

hasil”. Sedangkan Pak Nian tidak dianggap sebagai rumah tangga yang

mengelola/mengusahakan tanaman pangan (padi sawah).

Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah adalah apabila satu atau lebih

anggota rumah tangga melakukan pengelolaan usaha tanaman padi, jagung, dan/atau

Page 42: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

34|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

kedelai milik orang lain dan bertanggung jawab penuh terhadap usaha tersebut dengan

menerima upah. Dengan demikian, buruh tidak tetap/serabutan tidak termasuk dalam

kategori ini.

Memiliki usaha pertanian yang dikelola oleh orang lain dengan memberi upah

adalah apabila satu atau lebih anggota rumah tangga memiliki usaha tanaman padi,

jagung, dan/atau kedelai dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada orang lain

dengan memberi upah.

Contoh:

Pak Eka yang tinggal di Kabupaten Sukabumi mengelola dua bidang lahan sawah yang

ditanami padi. Lahan sawah tersebut merupakan milik Pak Dena yang tinggal di Kota

Bekasi. Dalam mengelola lahan sawah Pak Dena, Pak Eka mendapat kepercayaan secara

penuh untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan pengelolaan lahan sawah

Pak Dena, sementara Pak Dena hanya menyediakan biaya sesuai dengan yang dibutuhkan.

Berdasarkan contoh di atas, rumah tangga Pak Eka merupakan rumah tangga

pengelola/usaha tanaman padi sawah dengan status pengelolaan “mengelola usaha

tanaman padi sawah dengan menerima upah”. Sementara Pak Dena dianggap

sebagai “ memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah”.

Jika status pengelolaan tanaman padi, jagung, dan/atau kedelai

yang diusahakan rumah tangga sebagian besar atau sepenuhnya

dikelola oleh orang lain dengan memberi upah, rumah tangga

tersebut tidak dicakup dalam Survei Luas Panen dan Luas Lahan

Tanaman Pangan 2015. Dengan kata lain, rumah tangga tersebut

dianggap tidak melakukan panen padi sawah, padi ladang, jagung,

atau kedelai selama subround yang lalu. Isian pada kolom (8) untuk

rumah tangga tersebut adalah “-“.

Page 43: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|35

Bab ini berisi penjelasan mengenai tata cara pengisian Daftar VP2015-DSRT.

5.1 Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-DSRT

Daftar ini berisi nama kepala rumah tangga terpilih Survei Luas Panen dan Luas

Lahan Tanaman Pangan 2015, alamat, informasi jenis tanaman terpilih untuk pencacahan

dengan Daftar VP2015-S, informasi apakah pada rumah tangga terpilih akan dilakukan

pengukuran luas lahan, dan hasil pencacahan setiap rumah tangga.

001. Subround yang lalu:

Isikan kode subround yang lalu sudah tercetak.

Blok I. Pengenalan Tempat

Isian untuk blok ini sudah tercetak.

Blok II. Rekapitulasi

Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga yang panen padi sawah, padi

ladang, jagung, atau kedelai pada subround yang lalu serta rumah tangga yang berhasil

diwawancarai, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas

waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai.

Rincian 201. Jumlah rumah tangga yang panen padi sawah, padi ladang, jagung,

atau kedelai pada subround yang lalu

Isian Rincian 201, 201.a, 201.b, 201.c, dan 201.d sudah tercetak.

Rincian 202. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai

Isian Rincian 202 diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok IV Kolom (15).

Rincian 203. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus

Isian Rincian 203 diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok IV Kolom (15).

TATA CARA PENGISIAN

DAFTAR VP2015-DSRT 5

Page 44: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

36|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Rincian 204. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan

batas waktu pencacahan

Isian Rincian 204 diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok IV Kolom (15).

Rincian 205. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai

Isian Rincian 205 diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok IV Kolom (15).

Blok III. Catatan

Blok ini digunakan untuk mencatat sesuatu yang dianggap perlu dan penting untuk

dicatat.

Blok IV. Keterangan Rumah Tangga Terpilih

Kolom (1) s.d. Kolom (6): Nomor BF; Nomor BS; Nomor Urut Rumah Tangga Padi,

Jagung, atau Kedelai Hasil Pemutakhiran, Nomor Urut Sampel, Nama Lengkap

Kepala Rumah Tangga, dan Alamat

Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk seluruh rumah tangga sampel. Isian Kolom (5)

yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala rumah tangga berbeda dengan

kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu rumah tangga yang sama. Dalam hal ini

dapat disebabkan ganti kepala rumah tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan pada kolom

(6) apabila ada perbedaan alamat yang disebabkan kesalahan penulisan pada saat

pemutakhiran maupun pindah dalam blok sensus.

Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoret nama yang

tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya. Perbaikan alamat

dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang tercetak kemudian tuliskan

perbaikan alamat di sebelahnya.

Page 45: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|37

Contoh:

Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

Nama KRT AMRAN GAJAH AMRAN GAJAH RAMLAN

GAJAH

Alamat DUSUN 1 DUSUN 1 DUSUN 2

Kolom (7-14): Jenis Tanaman Terpilih

Isian kolom ini berupa tanda cek (√). Tanda cek tersebut menandakan bahwa rumah

tangga bakal dicacah dengan Daftar VP2015-S dan/atau Daftar VP2015-U sesuai dengan

jenis komoditasnya.

Kolom (15): Hasil Pencacahan (Kode)

Isian kolom ini disalin dari Rincian 301 Daftar VP2015-S. Kode hasil pencacahan

merupakan salah satu dari kode berikut:

b. Kode1: Berhasil diwawancarai

c. Kode 2: Pindah ke luar blok sensus

d. Kode 3: Tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

e. Kode 4: Menolak diwawancarai

Blok V. Keterangan Petugas

Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/ pemeriksa (PMS). Isikan

kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, nomor HP petugas, dan

bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada

Daftar VP2015-DSRT.

Rincian 501. Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique dalam satu

kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor urut PMS

dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit,

digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS

Page 46: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

38|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan

petugas.

Rincian 502. Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 503. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai dengan selesai

pencacahan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.

Rincian 504. Nomor HP Petugas

Isikan nomor HP PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 505. Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan

kelengkapan isian Daftar VP2015-DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang

disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/ pemeriksaan.

Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.

Page 47: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|39

6.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan

Tahapan pelaksanaan pencacahan adalah sebagai berikut:

1) Penyiapan Dokumen

Dokumen yang harus disiapkan sebelum pencacahan ke lapangan meliputi peta

ST2013-WB, Daftar VP2015-DSRT, dan VP2015-S.

2) Pengenalan wilayah kerja

Sebelum melakukan pencacahan, PCS harus mengenali wilayah kerjanya secara cermat

dengan menggunakan Peta ST2013-WB.

3) Pencacahan

Pencacahan dilakukan pada rumah tangga terpilih dengan Daftar VP2015-S sesuai

Daftar VP2015-DSRT.

4) Penyerahan hasil pencacahan

Daftar VP2015-DSRT harus diserahkan kembali kepada PMS bersama-sama dengan

hasil pencacahan Daftar VP2015-S secara bertahap tanpa menunggu seluruh

dokumen yang menjadi tanggung jawabnya selesai.

6.2 Tata Cara Wawancara

Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga perhatikan tata cara

berikut:

1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden ada di

rumah pada waktu wawancara.

2) Dalam melaksanakan pencacahan, saudara akan menjumpai berbagai sikap

responden, sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang membantu,

beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, sebagian kecil curiga dan dengan sikap

TATA CARA PELAKSANAAN

PENCACAHAN 6

Page 48: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

40|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran dan sikap bijaksana saudara agar

wawancara berhasil.

3) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani saudara kecuali pengawas dan

atau atasannya.

4) Sebelum saudara memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, saudara harap

minta ijin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang

biasa berlaku di daerah setempat.

5) Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan santun kepada mereka.

6) Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan menjelaskan maksud

kedatangan saudara. Bila perlu tunjukkan surat tugas/tanda pengenal saudara.

7) Sebelum melakukan pencacahan beri penjelasan tentang pentingnya memberikan

keterangan yang benar dan yakinkan kepada mereka mengenai kerahasiaan

keterangan yang dikumpulkan.

8) Tegaskan bahwa keterangan-keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan

untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut pautnya dengan

penyidikan dan pajak.

9) Kerja sama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak segan-

segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.

10) Kadang-kadang saudara menemui responden yang menolak untuk memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saudara ajukan. Usahakanlah dengan

bijaksana untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan dengan menjelaskan

kembali tujuan dan kegunaan survei, sifat kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan

dan pentingnya jawaban yang diperoleh dari responden untuk keperluan

pembangunan.

11) Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan responden

dengan tepat dan jelas.

12) Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan

responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi

suasana yang tidak diinginkan.

Page 49: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|41

13) Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari

pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan ke arah daftar isian dan

usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan.

14) Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih atas

bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada petugas yang akan

datang kembali untuk mendapatkan keterangan tambahan. Kemudian lanjutkan pada

rumah tangga sampel berikutnya.

15) Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi karena

pada kunjungan pertama, saudara tidak berhasil mendapatkan semua keterangan

yang diperlukan, atau mungkin atas perintah PMS, saudara diminta untuk melakukan

kunjungan ulang.

Page 50: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

42|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 51: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|43

Daftar VP2015-S digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik

rumah tangga yang melakukan panen padi sawah, padi ladang, jagung, atau kedelai.

Karakteristik tersebut dikumpulkan melalui wawancara dan mencakup keterangan

mengenai penguasaan lahan dan penggunaan lahan pada saat pencacahan, keterangan

usaha tanaman terpilih yang dipanen selama referensi waktu pencacahan (subround yang

lalu), keterangan kegiatan panen tanaman terpilih pada subround yang lalu, dan

keterangan stok gabah dan beras.

7.1 Tata Tertib Pengisian Daftar VP2015-S

Tata tertib pengisian Daftar VP2015-S adalah sebagai berikut:

1) Semua pengisian Daftar VP2015-S harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil

berwarna tidak boleh digunakan.

2) Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas dan tidak

boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama

yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).

3) Telitilah setiap rincian yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan-kesalahan

didalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.

4) Definisi dan cara pengisian Daftar VP2015-S yang telah ditentukan harus dipegang

teguh dan tidak boleh diubah.

5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak

berkepentingan.

TATA CARA PENGISIAN

DAFTAR VP2015-S 7

Page 52: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

44|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

7.2 Petunjuk Pengisian Daftar VP2015-S

Tata cara pengisian Daftar VP2015-S harus memenuhi beberapa standar baku

pengolahan. Hal ini menjadi penting, sebagai salah satu upaya memperlancar proses

pengolahan yang efisien dan efektif. Beberapa tata cara yang harus dilakukan:

1) Gunakan pensil 2B untuk menulis.

2) Tulisan angka dan huruf harus bisa terbaca dengan jelas.

3) Tulisan angka dan huruf hendaknya dalam ukuran optimal, tidak melewati batas

tempat yang disediakan dan tidak terlalu kecil. Untuk penulisan huruf, penulisan harus

menggunakan huruf kapital dan tidak terlalu rapat.

Contoh Penulisan, Blok II Rincian 202

Salah Benar

Nama Petugas: Baron Sipahutar Nama Petugas: BARON SIPAHUTAR

4) Apabila terjadi kesalahan penulisan, hapus sampai bersih dan tulis kembali isian yang

benar.

5) Apabila pada saat melakukan wawancara memerlukan penghitungan maka tidak

diperbolehkan melakukan corat-coret di Daftar VP2015-S, sebaiknya gunakan lembar

kertas kosong sebagai lembar kerja.

6) Jenis tanaman terpilih wajib dituliskan di setiap halaman pada tempat yang

disediakan.

7.3 Keterangan yang Dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar VP2015-S terdiri dari 8 blok yaitu:

Blok I : Keterangan Tempat

Blok II : Keterangan Petugas

Blok III : Keterangan Pencacahan

Blok IV : Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Saat Pencacahan

Blok V : Keterangan Usaha Tanaman Terpilih yang Dipanen Pada Subround

Page 53: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|45

yang Lalu (Sesuai Rincian 001) Pada Lahan Sawah yang Berlokasi di Dalam

Kabupaten/Kota

Blok VI : Keterangan Usaha Tanaman Terpilih yang Dipanen Pada Subround

yang Lalu (Sesuai Rincian 001) Pada Lahan Bukan Sawah yang Berlokasi di

Dalam Kabupaten/ Kota

Blok VII : Keterangan Kegiatan Panen Tanaman Terpilih Pada Subround yang lalu

(Sesuai Rincian 001)

Blok VIII : Keterangan Stok Gabah dan Beras

7.4 Tata Cara Pengisian Daftar VP2015-S

001. Subround yang lalu:

Isikan kode subround yang lalu sesuai dengan referensi waktu pencacahan. Kode yang

diisikan adalah salah satu dari kode berikut:

a. Kode1: Subround Januari-April

b. Kode 2: Subround Mei-Agustus

c. Kode 3: Subround September-Desember

002. Jenis tanaman terpilih:

Isikan kode jenis tanaman terpilih. Kode jenis tanaman terpilih yang diisikan adalah salah

satu dari kode berikut:

1101 = Padi Sawah; 1102 = Padi Ladang; 1201 = Jagung; 1202 = Kedelai

Jenis tanaman terpilih harus selalu dituliskan pada pojok kanan atas Daftar VP2015-S, di

setiap halaman, sebelum menanyakan informasi yang terdapat pada halaman tersebut.

Blok I. Keterangan Tempat

Blok I memuat keterangan identitas rumah tangga terpilih yang melakukan panen padi

sawah, padi ladang, jagung, atau kedelai. Blok ini harus terisi untuk rumah tangga terpilih

yang dicacah.

Page 54: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

46|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Rincian 101–107: Disalin dari Daftar VP2015-DSRT

Isian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan,

Nomor blok sensus, dan Nomor Kode Sampel (NKS) disalin dari Daftar VP2015-DSRT Blok

I rincian 101-107.

Rincian 108: Nomor bangunan fisik

Isian nomor bangunan fisik disalin dari Daftar VP2015-DSRT Blok IV kolom (1).

Rincian 109: Nomor bangunan sensus

Isian nomor bangunan sensus disalin dari Daftar VP2015-DSRT Blok III kolom (2).

Rincian 110: Nomor urut rumah tangga

Isian nomor urut rumah tangga disalin dari Daftar VP2015-DSRT Blok IV kolom (3).

Rincian 111: Nomor urut sampel

Isian nomor urut sampel disalin dari Daftar VP2015-DSRT Blok IV kolom (4).

Rincian 112: Nama kepala rumah tangga

Isian nama kepala rumah tangga disalin dari Daftar VP2015-DSRT Blok III kolom (5).

Rincian 113: Nama pemberi informasi

Isikan nama responden yang diwawancarai atau pemberi informasi.

Rincian 114: Nomor telepon/HP pemberi informasi

Isikan nomor telepon responden atau pemberi informasi.

Blok II. Keterangan Petugas

Blok ini terdiri dari 5 rincian, yaitu kode petugas pencacah dan pengawas/pemeriksa,

nama petugas pencacah dan pengawas/pemeriksa, tanggal pelaksanaan, nomor HP

petugas, dan tanda tangan petugas pencacah dan pengawas/ pemeriksa.

Rincian 201 s.d 205: Tuliskan kode petugas, nama petugas, tanggal pelaksanaan, dan

nomor HP petugas serta bubuhkan tanda tangan pada kolom yang sesuai. Informasi

mengenai petugas pencacah diisikan di kolom (2), sementara pengawas/pemeriksa

diisikan di kolom (3).

Page 55: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|47

Blok III. Keterangan Pencacahan

Rincian 301: Hasil Pencacahan

Lingkari kode hasil pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Isiannya adalah

salah satu kode 1 s.d 4.

Kode isian rincian 301:

1. Berhasil diwawancarai

2. Pindah ke luar blok sensus

3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan

4. Menolak diwawancarai (.....................................)

Jika rincian 301 berkode 2,3, atau 4 pencacahan selesai (STOP)

Jika rumah tangga terpilih tidak bisa diwawancarai karena pindah ke luar blok sensus,

tidak bisa ditemui hingga batas akhir waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai,

pencacahan tidak dilanjutkan dan Daftar VP2015-S yang terisi hanya Blok I sampai III.

Blok IV. Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Saat Pencahahan

Pada blok ini petugas mencatat keterangan penguasaan dan penggunaan lahan rumah

tangga terpilih, baik itu lahan sawah maupun lahan pertanian bukan sawah, pada saat

pencacahan.

Rincian 401a: Apakah blok ini seharusnya terisi?

Lingkari kode 1 jika rumah tangga sampel hanya terpilih untuk pencacahan satu

komoditas, atau kuesioner dengan kode terkecil jika rumah tangga terpilih untuk

pencacahan lebih dari satu komoditas.

Jika rumah tangga terpilih ternyata tidak mengusahakan tanaman terpilih yang

terdapat pada Daftar VP2015-DSRT, tuliskan kode “99” untuk melengkapi deskripsi

kode 4.

Page 56: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

48|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Rincian 401b: Jika Rincian 401a berkode 2, blok ini terisi pada kuesioner jenis

tanaman terpilih:

Dalam pencacahan Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015, ada

kemungkinan satu rumah tangga dicacah/diwawancarai untuk lebih dari satu jenis

tanaman terpilih. Misalnya, selain terpilih sebagai sampel untuk tanaman padi sawah,

suatu rumah tangga juga terpilih sampel untuk tanaman kedelai. Untuk kasus seperti ini,

rumah tangga sampel akan dicacah dengan dua kuesioner berbeda (sesuai jenis tanaman

terpilih), yakni kuesioner untuk padi sawah dan kuesioner untuk kedelai.

Pada Blok IV, pengisian Rincian 402-406 cukup dilakukan pada salah satu kuesioner, yakni

kuesioner yang digunakan untuk jenis tanaman terpilih dengan kode terkecil. Hal tersebut

dilakukan karena pada dasarnya informasi yang diisikan pada Blok IV bersifat umum,

yakni mengenai penguasaan dan penggunaan lahan pada saat pencacahan, atau bukan

informasi khusus terkait tanaman terpilih.

Contoh 1: rumah tangga Pak Nian yang tinggal di Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk,

Kabupaten Bogor, terpilih sebagai sampel Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman

Pangan 2015 untuk referensi waktu pencacahan subround Januari-April. Karena terpilih

sampel untuk tanaman padi sawah (kode: 1101) dan kedelai (kode: 1202), isian Blok IV

Rincian 402-406, Daftar VP2015-S, untuk rumah tangga Pak Nian hanya akan terisi pada

kuesioner yang digunakan untuk pencacahan padi sawah, sementara pada kuesioner yang

digunakan untuk pencacahan kedelai dikosongkan dan pencacahan langsung dilanjutkan

ke Blok V. Berikut adalah contoh pengisian Rincian 401 untuk kasus rumah tangga Pak

Nian:

Page 57: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|49

Rincian 402: Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Saat Pencacahan (m2)

Pada rincian ini petugas pencacah menanyakan kepada responden keterangan mengenai

luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga terpilih pada saat pencacahan. Keterangan

tersebut dirinci menurut status penguasaan (dimiliki, berasal dari pihak lain, dan berada di

pihak lain) dan jenis lahan pertanian (sawah dan bukan sawah). Informasi mengenai luas

lahan yang diisikan pada Rincian 402 harus dalam m2 bilangan bulat. Jika jawaban

responden bukan dalam satuan m2 (misalnya, bata atau hektar), petugas pencacah harus

mengkonversikan terlebih dulu jawaban responden tersebut ke dalam satuan m2 bilangan

bulat sebelum diisikan ke kolom yang sesuai.

Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi yang harus dipahami oleh petugas terkait

pengisian Blok IV:

Lahan yang dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak

lain, dan dikurangi lahan yang berada pada pihak lain.

Lahan milik sendiri meliputi:

i. Lahan pembelian adalah lahan yang didapat secara pembelian, baik secara tunai

maupun angsuran.

ii. Lahan warisan adalah lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan pembagian dari

harta orang yang telah meninggal dunia.

iii. Lahan hibah adalah lahan yang diterima/didapat secara cuma-cuma dari orang yang

masih hidup.

iv. Lahan yang dimiliki berdasarkan :

a. Land Reform

b. Permohonan biasa

c. Pembagian lahan transmigrasi

d. Pembagian lahan dari pembukaan hutan

e. Hukum adat

f. Penyerahan dari program perkebunan inti rakyat (PIR)

Page 58: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

50|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Lahan yang berasal dari pihak lain adalah lahan yang diperoleh secara bagi hasil, sewa,

gadai, bengkok, maupun lainnya.

a. Lahan bagi hasil (sakap) adalah lahan sewa yang dibayar dengan hasil panen.

Besarnya bagian panen yang akan diserahkan kepada pemilik lahan sudah ditentukan

lebih dulu, misalnya, setengah atau sepertiga dari hasil panen. Istilah-istilah yang

dipakai di beberapa daerah antara lain maro, meniga, martilu, toyo, nengah, jejuron,

kujang, dan mampatigoi.

b. Lahan sewa adalah lahan yang berasal dari pihak lain dengan membayar sewa yang

besarnya sudah ditetapkan terlebih dulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi.

Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa menyewa, pemilik

lahan tidak ikut menanggung ongkos-ongkos produksi maupun risiko dari

penggarapan lahannya.

c. Lahan gadai adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan pinjaman uang

pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang

memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali utangnya.

d. Lahan bengkok/pelungguh adalah lahan milik desa/kelurahan yang dikuasakan

kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun.

e. Lainnya yaitu lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan lainnya.

Lahan yang berada di pihak lain meliputi:

1. Lahan yang disewakan

2. Lahan yang dibagihasilkan

3. Lahan yang digadaikan

4. Lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa

5. Lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah.

Lahan Sawah adalah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami

padi sawah tanpa memandang dari mana diperoleh atau status lahan tersebut. Lahan

Page 59: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|51

yang dimaksud termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi Bangunan (PBB), Iuran

Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi

dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi,

palawija atau tanaman semusim lainnya.

Sawah irigasi adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi, baik

yang bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya dikuasai dan diatur oleh Dinas

Pekerjaan Umum (PU) maupun yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Lahan sawah irigasi

terdiri dari: lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah irigasi setengah teknis, lahan sawah

irigasi sederhana, dan lahan sawah irigasi desa/non PU.

Lahan Sawah Non-Irigasi terdiri dari atas:

1. Sawah tadah hujan adalah lahan sawah yang pengairannya bergantung pada air

hujan.

2. Sawah rawa pasang surut adalah lahan sawah yang pengairannya tergantung pada air

sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.

3. Sawah rawa lebak adalah lahan sawah yang pengairannya berasal dari reklamasi rawa

lebak (bukan pasang surut).

Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan pertanian selain lahan sawah, yang

mencakup:

a. Tegal/kebun adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang ditanami

tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta

penggunaannya tidak berpindah-pindah.

b. Ladang/huma adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang biasanya

ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim,

kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi (berpindah-pindah).

Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah

subur.

c. Perkebunan rakyat adalah lahan yang dikuasai oleh rumah tangga dan ditanami

tanaman perkebunan/industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh, dan sebagainya.

Page 60: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

52|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

d. Kehutanan rakyat meliputi lahan yang dikuasai oleh rumah tangga dan ditumbuhi

kayu-kayuan/hutan rakyat termasuk bambu, sengon dan angsana, baik yang tumbuh

sendiri maupun yang sengaja ditanami, misalnya, semak-semak dan pohon-pohon

yang hasil utamanya kayu. Kemungkinan lahan ini juga ditanami tanaman bahan

makanan, seperti padi dan palawija, tetapi tanaman utamanya adalah bambu/kayu-

kayuan.

e. Kolam/tebat/empang/tambak adalah lahan yang biasanya digunakan untuk

pemeliharaan/pembenihan ikan dan biota lainnya, baik yang terletak di lahan sawah

maupun lahan kering.

f. Padang penggembalaan adalah lahan yang khusus digunakan untuk penggembalaan

ternak. Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan kosong lebih dari satu

tahun dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap sebagai lahan penggembalaan/

padang rumput meskipun ada hewan yang digembalakan di sana.

g. Lahan pertanian bukan sawah yang sementara tidak diusahakan adalah lahan

pertanian bukan sawah yang tidak ditanami apapun lebih dari 1 tahun tetapi ≤ 2

tahun. Lahan sawah yang tidak ditanami apapun selama lebih dari 2 tahun tetapi ≤ 4

digolongkan menjadi lahan pertanian bukan sawah yang sementara tidak diusahakan.

h. Lahan bukan sawah lainnya adalah lahan pertanian bukan sawah selain yang

disebutkan sebelumnya, misalnya, lahan sekitar rumah (pekarangan) yang diusahakan

untuk pertanian.

Konsep ditanami untuk lahan bukan sawah pada Rincian 402 mengacu pada jenis tanaman

yang dibudidayakan di lahan tersebut selama dua tahun yang lalu. Jika lahan tersebut

pernah ditanami padi dan/atau palawija selama dua tahun yang lalu, informasi luasannya

diisikan pada kolom (4). Sebaliknya, jika lahan tersebut tidak pernah ditanami padi

dan/atau palawija selama dua tahun yang lalu, informasi luas lahan diisikan pada kolom

(5).

Informasi mengenai luas lahan yang diisikan pada Rincian 402 merupakan

kondisi pada saat pencacahan dan dalam m2 bilangan bulat.

Page 61: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|53

Contoh 2: Pada saat pencacahan, dari rumah tangga Pak Nian diperoleh informasi berikut:

1. Rumah tangga Pak Nian memiliki 3 bidang lahan sawah. Bidang lahan pertama dan

kedua merupakan lahan sawah irigasi dengan luas masing-masing seluas 1,5 hektar

dan 0,6 hektar. Sementara itu, bidang ketiga merupakan lahan sawah tadah hujan

seluas 0,5 hektar yang dipinjamkan kepada saudara laki-laki Pak Nian.

2. Selain mengelola lahan sawah milik sendiri, Pak Nian juga dipercaya mengelola lahan

sawah irigasi milik Pak Jaja yang tinggal di Jakarta dengan sistem bagi hasil seluas 1

hektar.

3. Rumah tangga Pak Nian juga memiliki dua bidang lahan tegalan. Bidang lahan

pertama seluas 0,5 hektar ditanami kedelai pada September 2014. Sementara bidang

lahan kedua seluas 1 hektar ditanami sengon.

4. Lahan pekarangan Pak Nian seluas 0,2 hektar ditanami tanaman buah-buahan, seperti

rambutan, jeruk, dan mangga. Hasil panen tanaman buah-buahan tersebut biasanya

dijual untuk menambah penghasilan.

Berdasarkan informasi tersebut, isian Rincian 402 kolom (2)-(6) untuk rumah tangga Pak

Nian dapat dilihat di Lampiran 4, halaman 77.

Rincian 403. Luas lahan sawah yang dikuasai di dalam kabupaten/kota pada saat

pencacahan (m2)

Pada rincian ini, petugas pencacah menanyakan kepada responden keterangan yang lebih

rinci mengenai lahan sawah yang dikuasai pada Rincian 402. Lahan yang dikumpulkan

informasinya pada Rincian 403 hanya mencakup lahan yang dikuasai rumah tangga pada

saat pencacahan dan terletak di dalam kabupaten/kota tempat tinggal responden.

Tanyakan kepada responden jumlah bidang lahan sawah yang dikuasai pada saat

pencacahan. Tanyakan pula kepada responden informasi yang lebih rinci untuk setiap

bidang. Informasi yang ditanyakan mencakup jenis pengairan pada kolom (2), nama lokasi

spesifik yang bisa dikenali (kolom (3)), luas (kolom (4)), dan jenis tanaman yang dipanen

pada subround yang lalu (kolom (5)). Isikan informasi-informasi tersebut pada kolom yang

sesuai.

Page 62: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

54|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Pengisian informasi-informasi tersebut pada Rincian 403 dilakukan secara berurut

berdasarkan luas bidang. Artinya, bidang yang terluas informasinya harus diisikan pada

baris pertama, kemudian bidang dengan luasan yang lebih kecil pada baris kedua, dan

seterusnya hingga bidang dengan luasan terkecil pada baris terakhir sesuai dengan jumlah

bidang yang dikuasai rumah tangga pada saat pencacahan.

Jika jumlah bidang lahan sawah yang dikuasai rumah tangga pada saat pencacahan lebih

dari lima (5) bidang, petugas memerlukan lembar tambahan untuk pengisian Blok IV.

Karena itu, petugas dianjurkan untuk mengkopi/ memperbanyak halaman yang digunakan

untuk mengisikan informasi semua bidang yang dikuasai rumah tangga pada saat

pencacahan.

Patut diperhatikan, informasi luas yang diisikan pada Rincian 403 harus konsisten dengan

informasi yang diisikan pada Rincian 402. Dalam hal ini, informasi luas merupakan kondisi

pada saat pencacahan dan dalam m2 bilangan bulat.

Rincian 404. Luas lahan sawah yang dikuasai di luar kabupaten/kota pada saat

pencacahan (m2)

Informasi yang dikumpulkan dan diisikan pada rincian ini pada dasarnya sama dengan

informasi yang diisikan pada Rincian 403. Perbedaannya, lahan yang dikumpulkan

informasinya pada Rincian 404 hanya mencakup lahan yang terletak di luar

kabupaten/kota tempat tinggal responden.

Rincian 405. Luas lahan bukan sawah yang dikuasai di dalam kabupaten/kota pada

saat pencacahan (m2)

Rincian 406. Luas lahan bukan sawah yang dikuasai di luar kabupaten/kota pada

saat pencacahan (m2)

Lahan yang dikumpulkan informasinya pada Rincian 403 hanya mencakup lahan

yang dikuasai rumah tangga pada saat pencacahan dan terletak di dalam

kabupaten/kota tempat tinggal responden. Informasi tersebut merupakan kondisi

pada saat pencacahan dan harus dalam m2 bilangan bulat.

Page 63: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|55

Informasi yang dikumpulkan dan diisikan pada Rincian 405 dan 406 pada dasarnya sama

dengan informasi pada Rincian 403 dan 404. Perbedaannya, lahan yang dikumpulkan

informasinya pada Rincian 405 dan 406 adalah lahan pertanian bukan sawah.

Contoh 3: Jika dari hasil wawancara pada rumah tangga Pak Nian juga diperoleh informasi

bahwa:

1. Semua bidang sawah yang dimiliki Pak Nian terletak di Desa Cibalung.

2. Bidang sawah pertama ditanami padi sawah seluas 1 hektar pada akhir Desember 2014

dan dipanen pada pertengahan April 2015. Selain ditanami padi sawah, bidang sawah

pertama juga ditanami kedelai seluas 0,5 hektare pada Agustus 2014 dan dipanen

pada awal Desember 2014. Karena hasil yang menguntungkan, Pak Nian kembali

menanam kedelai seluas 0,5 hektare pada pertengahan Desember 2014 dan dipanen

pada April 2015.

3. Bidang sawah kedua juga ditanami padi sawah pada akhir Desember 2014 dan

dipanen pada pertengahan April 2015.

4. Bidang sawah ketiga ditanami kedelai pada November 2014 oleh saudara laki-laki Pak

Nian dan dipanen pada Januari 2015.

5. Bidang lahan sawah milik Pak Jaja, sawah irigasi seluas 1 hektar, juga terletak di Desa

Cibalung. Lahan tersebut juga ditanami padi sawah pada Oktober 2014 dan dipanen

pada akhir Februari 2015. Bidang lahan sawah milik Pak Jaja kembali ditanami padi

sawah pada awal Maret 2015.

5. Bidang lahan tegalan pertama terletak di Desa Cijeruk, yang berbatasan langsung

dengan Desa Cibalung. Sementara bidang lahan tegalan kedua terletak di Desa

Tenjolaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Meski terletak di kabupaten yang

berbeda, setiap sebulan sekali Pak Nian selalu menyempatkan diri untuk merawat

tanaman sengonnya.

Maka, isian Daftar VP2015-S, Blok IV, Rincian 403-406 untuk rumah tangga Pak Nian dapat

dilihat di Lampiran 4, halaman 78-79.

Page 64: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

56|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Blok V. Keterangan Usaha Tanaman Terpilih yang Dipanen Pada Subround yang Lalu

(Sesuai Rincian 001) Pada Lahan Sawah yang Berlokasi di Dalam Kabupaten/Kota

Pada blok ini petugas mencatat informasi mengenai usaha tanaman terpilih yang

diusahakan/dipanen oleh rumah tangga di setiap bidang yang dikuasai selama subround

yang lalu (Rincian 001). Informasi yang dikumpulkan mencakup luas tanaman akhir bulan

yang lalu atau kondisi pertanaman pada tanggal 1 bulan di kolom (1), luas tanam, luas

puso, luas panen, sistem pemanenan, dan keterangan hasil produksi (kualitas dan jumlah).

Informasi tersebut dirinci menurut bulan di setiap subround.

Patut diperhatikan, tidak semua bidang yang terdapat pada Blok IV dikumpulkan

informasinya pada Blok V. Bidang yang dikumpulkan informasinya pada Blok V hanya

mencakup bidang yang terletak di dalam kabupaten/kota tempat tinggal responden dan

diusahakan untuk budidaya tanaman terpilih (ada kegiatan panen tanaman terpilih selama

subround yang lalu). Pengisian Blok V dilakukan secara urut berdasarkan nomor bidang,

yakni dimulai dari bidang dengan nomor urut terkecil.

1.1 Jenis Pengairan

Isian rincian ini harus sesuai dengan isian pada Rincian 403 kolom 2 untuk bidang sawah

yang sesuai.

1.2 Nama Lokasi Spesifik

Isian untuk rincian ini disalin dari Rincian 403 kolom 3 untuk bidang sawah yang sesuai.

1.3 Luas Baku Lahan

Isian untuk rincian ini disalin dari Rincian 403 kolom 4 untuk bidang sawah yang sesuai.

1.4 Luas dan Produksi

Isian rincian ini merupakan hasil wawancara terhadap responden.

Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi yang harus dipahami oleh petugas terkait

pengisian Blok V:

Page 65: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|57

Luas tanaman pada tanggal 1 bulan kolom (1) adalah luas tanaman pada tanggal 1

bulan pertama subround yang lalu. Besarnya luas ini sama dengan luas tanaman pada

akhir bulan sebelumnya.

Luas tanam adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam sebagai tanaman baru pada

bulan Kolom (1), baik penanaman yang bersifat normal maupun penanaman yang

dilakukan untuk mengganti tanaman yang dibabat/dimusnahkan karena serangan OPT

atau sebab-sebab lain (replanting).

Luas puso adalah luas tanaman yang mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh

serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dampak fenomena iklim (DFI) seperti

banjir dan kekeringan, dan/atau oleh sebab lainnya (gempa bumi, dll), sedemikian rupa,

sehingga hasilnya kurang dari 11 persen dari keadaan normal.

Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya paling sedikit 11 persen dari

kondisi normal. Khusus untuk jagung dan kedelai, luas tanaman yang dipanen adalah yang

bertujuan untuk menghasilkan pipilan kering (jagung) dan biji kering (kedelai). Dengan

kata lain, hasil panen harus dalam kualitas standar atau bukan panen muda.

Produksi jenis tanaman terpilih yang dikumpulkan informasinya pada Blok V harus dalam

satuan kilogram dan dalam kualitas standar. Kualitas standar produksi untuk masing-

masing jenis tanaman terpilih adalah sebagai berikut:

1. Padi: gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan beras

2. Jagung: pipilan kering

3. Kedelai: biji kering

Jika informasi mengenai produksi tanaman terpilih yang diberikan responden bukan

dalam kualitas standar, petugas harus terlebih dahulu mengkonversi jawaban responden

tersebut ke dalam kualitas standar sebelum mengisikannya ke dalam kuesioner. Berikut

adalah angka konversi yang harus digunakan petugas dalam mengkonversi jawaban

responden ke dalam kualitas produksi standar untuk masing-masing jenis tanaman:

Jagung dalam pipilan kering = 0,5673 X ontongan basah

Kedelai dalam biji kering = 0,3690 X polong kering panen

Page 66: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

58|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh petani, baik menggunakan

tenaga kerja dibayar, maupun menggunakan tenaga kerja tidak dibayar.

Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual di lokasi kepada penebas pada saat tanaman

sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah disetujui oleh kedua

belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas.

Untuk tanaman yang ditebaskan, informasi mengenai luas panen tetap diisikan pada

kolom (5). Sementara kolom (7) dan kolom (8) dikosongkan.

Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen. Biasanya dilakukan karena petani

membutuhkan uang dengan segera.

Jika tanaman yang diijonkan belum dipanen pada saat pencacahan atau dipanen

bukan pada subround yang lalu, kolom (5) dikosongkan. Dengan kata lain, untuk

tanaman yang diijonkan, informasi luas panen pada kolom (5) hanya terisi jika tanaman

yang diijonkan dipanen pada subround yang lalu. Selanjutnya, meskipun informasi

mengenai luas panen diketahui (kolom (5) terisi), kolom (7) dan kolom (8) dikosongkon.

Blok VI. Keterangan Usaha Tanaman Terpilih yang Dipanen Pada Subround yang Lalu

(Sesuai Rincian 001) Pada Lahan Bukan Sawah yang Berlokasi di Dalam

Kabupaten/Kota

Informasi yang dikumpulkan pada blok ini pada dasarnya sama dengan informasi yang

dikumpulkan pada Blok V. Perbedaannya, informasi yang dicakup pada blok ini hanya

untuk tanaman terpilih yang dipanen pada lahan pertanian bukan sawah. Tata cara

pengisian setiap rincian juga sama dengan tata cara pengisian rincian-rincian yang

terdapat pada Blok V.

Contoh 4: dari rumah tangga Pak Nian juga diperoleh informasi berikut:

Keterangan luas yang diisikan pada Blok V harus dalam m2 bilangan bulat.

Produksi jenis tanaman terpilih yang dikumpulkan informasinya pada Blok V

harus dalam satuan kilogram dan dalam kualitas standar.

Page 67: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|59

Bidang Lahan Sawah Pertama (sawah irigasi seluas 1,5 hektar)

a. Pada awal Januari 2015 terjadi banjir yang mengakibatkan sejumlah tanaman padi

sawah yang ditanam pada akhir Desember 2014 (lihat Contoh 3) mengalami kerusakan.

Karena itu, Pak Nian melakukan penyulaman.

b. Pada pertengahan April 2015, Pak Nian melakukan panen padi sawah (panen sendiri)

hasil penanaman pada bulan Desember 2014 seluas 0,9 hektar. Luas tanaman padi

sawah yang dipanen Pak Nian kurang dari 1 hakter karena satu petak sawah seluas 0,1

hektar mengalami kerusakan akibat serangan OPT (bulir padi dalam keadaan hampa/

gopong). Dari kegiatan pemanenan tersebut, Pak Nian memperoleh 5,4 ton gabah

kering panen.

c. Hasil panen kedelai (panen sendiri) seluas 0,5 hektar pada April 2015 mencapai 8

kuintal biji kering. Untuk memulihkan kesuburan tanah, lahan seluas 0,5 hektar

tersebut—yang sebelumnya ditanami kedelai—ditanami jagung pada Mei 2015.

d. Pada pertengahan Mei 2015, Pak Nian kembali melakukan penanaman padi sawah

seluas 1 hektar.

Bidang lahan sawah kedua (sawah irigasi seluas 0,6 hektare)

Karena serangan hama/OPT, hasil panen padi pada bidang lahan sawah kedua sangat

mengecewakan (puso). Rumah tangga Pak Nian hanya memperoleh hasil panen sebanyak

3 kuintal gabah kering panen, padahal normalnya hasil produksi padi di bidang sawah

kedua rata-rata mencapai 3 ton gabah kering panen.

Bidang Lahan Sawah Ketiga (sawah irigasi seluas 1 hektar milik Pak Jaja)

Tanaman padi sawah yang ditanam pada Oktober 2014 dijual kepada penebas

(ditebaskan) pada akhir Februari 2015 dengan hasil panen diperkirakan mencapai 6,5 ton

GKP.

Bidang lahan tegalan pertama (tegalan seluas 0,5 hektar)

Hasil panen kedelai seluas 0,5 hektar pada pertengahan Januari 2015 mencapai 7 kuintal

biji kering. Karena penjualan hasil panen yang sangat memuaskan, Pak Nian kembali

menanam kedelai di lahan yang sama seluas 0,5 hektar pada tanggal 1 Februari 2015.

Page 68: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

60|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Berdasarkan informasi tersebut isian Daftar VP2015-S, Blok V dan VI, untuk rumah tangga

Pak Nian dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 80-82 dan Lampiran 5 halaman 94.

Blok VII. Keterangan Kegiatan Panen Tanaman Terpilih Pada Subround yang Lalu

(Sesuai Rincian 001)

Pada blok ini, petugas menanyakan kepada responden informasi mengenai kegiatan

panen jenis tanaman terpilih yang dilakukan selama subround yang lalu. Informasi yang

dikumpulkan pada blok ini mencakup semua bidang yang terisi pada Blok V dan VI

(ada kegiatan panen jenis tanaman terpilih selama subround yang lalu). Informasi yang

ditanyakan mencakup cara pemanenan, sistem pembayaran tenaga kerja untuk kegiatan

pemanenan, penjualan hasil panen (untuk tanaman terpilih yang dipanen sendiri),

penggunaan mesin untuk kegiatan pemanenan (untuk tanaman terpilih yang dipanen

sendiri), dan peyimpanan hasil panen untuk tanaman yang dipanen sendiri.

Rincian 701. Apakah melakukan kegiatan panen dengan cara panen sendiri?

Tanyakan kepada responden apakah melakukan kegiatan pemanenan tanaman terpilih

dengan cara dipanen sendiri selama subround yang lalu (cara pemanenan pada bidang

yang informasinya dikumpulkan pada Blok V dan VI). Lingkari kode jawaban responden

dan isikan pada kotak yang tersedia. Jika responden sama sekali tidak melakukan panen

sendiri (semuanya ditebaskan atau diijonkan) selama subround yang lalu (jawaban

“tidak”), langsung ke Rincian 707.

Rincian 702. Jika Rincian 701 berkode 1, tenaga kerja panen dibayar dengan sistem?

Jika responden melakukan panen sendiri, tanyakan sistem pembayaran tenaga kerja panen

yang diterapkan: apakah perorangan (kode 1) atau dengan sistem borongan (kode 2).

Lingkari kode jawaban responden dan isikan pada kotak yang tersedia.

Rincian 703a. Jika melakukan panen sendiri, apakah melakukan penjualan hasil

produksi tanaman terpilih?

Tanyakan kepada responden apakah melakukan penjualan hasil produksi tanaman terpilih

yang dipanen sendiri selama subround yang lalu. Lingkari kode jawaban responden ( “1”

jika dijual seluruhnya, “2” dijual sebagian, atau “3” jika tidak ada yang dijual) dan isikan

Page 69: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|61

pada kotak yang tersedia. Jika responden tidak melakukan penjualan hasil produksi

tanaman terpilih selama subround yang lalu atau kode 3, langsung ke Rincian 705.

Rincian 703b. Jika Rincian 703a berkode 1 atau 2, lokasi penjualan hasil utama

produksi?

Rincian ini hanya terisi jika responden melakukan penjualan hasil produksi tanaman

terpilih selama subround yang lalu (Rincian 703a berkode 1 atau 2). Tanyakan kepada

responden di mana lokasi penjualan hasil produksi tanaman terpilih dilakukan. Lingkari

kode jawaban responden (“1” jika penjualan dilakukan di sawah/ladang, “2” dilakukan di

rumah responden, “3” dilakukan di pasar, atau “4” jika penjualan dilakukan di tempat

lainnya) dan isikan pada kotak yang tersedia. Jika kode jawaban yang dilingkari adalah

kode 4, tuliskan jawaban responden pada tempat yang tersedia terlebih dahulu sebelum

mengisikan kodenya pada kotak yang tersedia.

Rincian 703c. Jika melakukan penjualan, hasil produksi dijual kepada?

Rincian ini hanya terisi jika responden melakukan penjualan hasil produksi tanaman

terpilih selama subround yang lalu (Rincian 703a berkode 1 atau 2). Tanyakan kepada

responden kepada siapa hasil produksi tanaman terpilih dijual. Jawaban responden bisa

lebih dari satu. Lingkari kode jawaban responden dan isikan hasil penjumlahan kode yang

dilingkari pada kotak yang tersedia. Jika kode 8 dilingkari, tuliskan jawaban responden

pada tempat yang tersedia.

Rincian 704a. Khusus tanaman terpilih padi atau kedelai, apakah Anda mengetahui

pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)/Harga Pembelian Kedelai Petani

(HBP)?

Rincian ini hanya terisi/ditanyakan jika jenis tanaman terpilih yang dipanen pada subround

yang lalu oleh rumah tangga adalah padi atau kedelai. Tanyakan kepada responden

apakah ia mengetahui pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)/Harga

Pembelian Petani (HBP) ketika menjual hasil produksi padi atau kedelainya. Lingkari kode

sesuai jawaban responden (“1” jika mengetahui atau “2” jika tidak mengetahui) dan isikan

pada kotak yang tersedia. Jika responden tidak mengetahui pemberlakuan HPP/HBP

langsung ke Rincian 705.

Page 70: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

62|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga pembelian pemerintah untuk

komoditas gabah/beras sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) tentang Kebijakan

Perberasan. Saat ini, HPP gabah kering panen sebesar Rp3.700 per kg di tingkat petani

dan Rp3.750 per kg di tingkat penggilingan, GKG sebesar Rp4.600 per kg di tingkat petani

dan Rp4.650 per kg di tingkat penggilingan, dan beras sebesar Rp7.300.

Harga Pembelian Kedelai Petani (HBP) adalah harga acuan pembelian kedelai di tingkat

petani dalam rangka pengamanan harga kedelai di tingkat petani. Saat ini, HBP kedelai

ditetapkan sebesar Rp7.600 per kilogram.

Rincian 704b. Jika Rincian 704a berkode 1, harga jual terakhir hasil produksi Anda?

Rincian ini hanya ditanyakan jika responden mengetahui pemberlakuan HPP/HBP.

Tanyakan kepada responden apakah harga jual hasil produksi padi atau kedelainya sama

atau berbeda dengan HPP/HBP (di atas atau di bawah HPP/HBP). Lingkari kode jawaban

responden (“1” di bawah HPP/HBP, “2” sama dengan HPP/HBP, atau “3” di atas HPP/HBP)

dan isikan pada kotak yang tersedia.

Rincian 704c. Jika Rincian 704b berkode 1, alasan utama tetap menjual hasil

produksi di bawah HPP/HBP?

Jika harga penjualan padi atau kedelai responden di bawah HPP/HBP (Rincian 704b

berkode 1), tanyakan kepada responden alasan utama tetap menjual hasil produksinya di

bawah HPP/HBP. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan isikan pada

kotak yang tersedia (“1” karena pasokan melimpah akibat panen raya, “2” mutu hasil

produksi tidak memenuhi standar/mutu rendah, “3” karena adanya kebutuhan mendesak,

atau “4” karena sebab lainnya). Jika kode 4 dilingkari, tuliskan jawaban responden pada

tempat yang tersedia terlebih dahulu sebelum mengisikan kodenya pada kotak yang

tersedia.

Rincian 705a. Apakah panen dilakukan dengan menggunakan mesin?

Jika responden melakukan panen sendiri tanaman terpilih selama subround yang lalu,

tanyakan kepada responden apakah kegiatan panen tersebut dilakukan dengan

menggunakan bantuan mesin (sebagian atau seluruhnya). Lingkari kode jawaban

responden (“1” jika menjawab “Ya”, atau “2” jika menjawab “Tidak”) dan isikan pada kotak

Page 71: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|63

yang tersedia. Jika responden sama sekali tidak melakukan pemanenan dengan

menggunakan mesin, langsung ke Rincian 706. Contoh mesin panen, antara lain, adalah

mesin sabit (mower), mesin reaper, dan combine harvester.

Rincian 705b. Jika Rincian 705a berkode 1, status penguasaan mesin panen:

Tanyakan pula kepada responden status penguasaan mesin panen yang digunakan.

Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden (“1” milik sendiri, “2” milik

kelompok tani, “3” sewa, “4” bebas sewa, atau “5” lainnya) dan isikan pada kotak yang

tersedia. Jika kode 5 dilingkari, tuliskan jawaban responden pada tempat yang tersedia

terlebih dahulu sebelum mengisikan kodenya pada kotak yang tersedia.

Milik Sendiri, jika mesin tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala

rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Mesin yang dibeli secara

angsuran melalui kredit bank atau mesin dengan status sewa beli termasuk mesin milik

sendiri.

Milik kelompok tani (beberapa rumah tangga) jika mesin tersebut merupakan milik

kelompok tani dan rumah tangga responden menjadi anggota kelompok tani tersebut.

Umumnya, dalam menggunakan mesin milik kelompok tani, setiap anggota diwajibkan

untuk membayar iuran secara rutin.

Sewa/kontrak, jika mesin tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah

tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian sewa/kontrak antara pemilik

dan pemakai. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut

persetujuan kedua belah pihak.

Bebas sewa, jika mesin tersebut diperoleh dari pihak lain tanpa mengeluarkan suatu

pembayaran, misalnya rumah tangga tersebut meminjam mesin milik orang tua, famili,

atau mesin orang lain tanpa sewa dan lainnya.

Rincian 706a. Apakah melakukan penyimpanan hasil produksi?

Tanyakan kepada responden apakah hasil produksi jenis tanaman terpilih, yang dipanen

sendiri selama subround yang lalu, ada yang disimpan untuk beberapa waktu ke depan

(tidak langsung dijual dan/atau dikonsumsi). Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban

responden (“1” jika ada yang disimpan atau “2” jika tidak ada yang disimpan) dan isikan

Page 72: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

64|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

pada kotak yang tersedia. Jika responden tidak melakukan penyimpanan hasil produksi

jenis tanaman terpilih selama subround yang lalu, langsung ke Rincian 707.

Rincian 706b. Jika Rincian 706a berkode 1, banyaknya hasil produksi yang

disimpan?

Jika responden melakukan penyimpanan hasil produksi tanaman terpilih yang dipanen

sendiri selama subround yang lalu, tanyakan kepada responden berapa banyak hasil

produksi yang disimpan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden (“1” jika

yang disimpan sebanyak ≤ 25 persen dari hasil produksi, “2” jika 26-50 persen dari hasil

produksi, “3” jika 51-75 persen dari hasil produksi, atau “4” jika 76-100 persen hasil

produksi) dan isikan pada kotak yang tersedia.

Ketika bertanya kepada responden, petugas sebaiknya tidak langsung menanyakan berapa

persen hasil produksi yang disimpan oleh responden. Kesimpulan berapa persen hasil

panen yang disimpan, sebaiknya disimpulkan sendiri oleh petugas setelah melakukan

probing atau berdasarkan informasi kuantitas hasil panen yang disimpan, sesuai

pengakuan yang diberikan responden.

Rincian 706c. Berapa rata-rata lama hasil produksi disimpan?

Tanyakan kepada responden berapa lama rata-rata hasil produksi tanaman terpilih yang

dipanen selama subround yang lalu disimpan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban

responden (“1” jika penyimpanan dilakukan selama ≤ 1 bulan, “2” jika 2 bulan, “3” jika 3

bulan, “4” jika > 3 bulan, atau “5” jika lama penyimpanan tidak pasti, sesuai kebutuhan

responden) dan isikan pada kotak yang tersedia.

Rincian 706d. Hasil Produksi yang disimpan sebagian besar digunakan untuk:

Tanyakan kepada responden mengenai penggunaan sebagian besar hasil produksi yang

disimpan tersebut: apakah dikonsumsi sendiri (kode 1), dijual dikemudian hari (kode2),

bibit/benih (kode 3), atau lainnya (kode 4). Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban

responden dan isikan pada kotak yang tersedia. Jika kode 4 dilingkari, tuliskan jawaban

responden pada tempat yang tersedia terlebih dahulu sebelum mengisikan kodenya dan

isikan pada kotak yang tersedia.

Page 73: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|65

Rincian 707. Apakah melakukan kegiatan panen dengan cara ditebaskan?

Tanyakan kepada responden apakah juga melakukan pemanenan tanaman terpilih dengan

cara ditebaskan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden (“1” jika ya atau “2”

jika tidak) dan isikan pada kotak yang tersedia. Jika selama subround yang lalu responden

sama sekali tidak pernah melakukan pemanenan jenis tanaman terpilih dengan cara

ditebaskan, langsung ke Rincian 709.

Rincian 708a. Jika ditebaskan, apakah Anda mengetahui sistem pembayaran tenaga

kerja panen?

Jika responden melakukan pemanenan jenis tanaman terpilih dengan cara ditebaskan

selama subround yang lalu. Tanyakan kepada responden apakah ia mengetahui sistem

pembayaran tenaga kerja panen. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden

(“1” jika ya atau “2” jika tidak) dan isikan pada kotak yang tersedia.

Rincian 708b. Jika Rincian 708a berkode 1, apakah Anda mengetahui sistem

pembayaran tenaga kerja panen?

Tanyakan pula sistem pembayaran tenaga kerja pada saat panen (“1” perorangan atau “2”

borongan) jika responden mengetahui sistem pembayaran tenaga kerja panen. Lingkari

kode yang sesuai dengan jawaban responden dan isikan pada kotak yang tersedia.

Rincian 709a. Apakah ada anggota rumah tangga yang pernah mendapatkan

penyuluhan tentang cara pemanenan tanaman terpilih?

Tanyakan kepada responden apakah ada anggota rumah tangganya yang pernah

mendapatkan penyuluhan tentang cara pemanenan tanaman terpilih. Lingkari kode yang

sesuai dengan jawaban responden (“1” jika ada atau “2” jika tidak ada) dan isikan pada

kotak yang tersedia.

Rincian 709b. Jika Rincian 709a berkode 1, penyuluhan diberikan oleh:

Jika ada anggota rumah tangga responden yang menerima penyuluhan mengenai cara

pemanenan tanaman terpilih, tanyakan kepada responden siapa yang memberikan

penyuluhan tersebut: apakah petugas penyuluh lapangan (PPL) (kode 1), pegawai dinas

pertanian selain PPL (kode 2), perusahaan swasta (kode 3), perguruan tinggi (kode 4), atau

Page 74: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

66|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

penyuluh lainnya (kode 5). Jika kode jawaban responden selain kode 1-4 (lainnya), tuliskan

jawaban responden pada tempat yang tersedia terlebih dahulu sebelum mengisikan kode

5 pada kotak yang tersedia.

Contoh 5: dari rumah tangga Pak Nian juga diperoleh informasi berikut

1. Meski beberapa bulan sebelumnya Pak Nian telah mendapat penyuluhan mengenai

cara pemanenan yang tepat dari PPL yang bertugas di desanya, ia lebih memilih

menggunakan jasa borongan—untuk pemanenan pada bidang sawah pertama—

karena alasan kemudahan.

2. Semua hasil produksi padi yang dipanen sendiri pada pertengahan April 2015

sebanyak 2,4 ton GKP dijual kepada pedagang pengumpul yang datang langsung ke

rumah Pak Nian dengan harga Rp4.000 per kilogram. Menurut Pak Nian, harga

tersebut sudah di atas HPP gabah kering panen yang ditetapkan pemerintah.

3. Semua hasil produksi padi sebanyak 3 ton GKP yang dipanen pada akhir April 2015

(replanting) disimpan untuk dijual sewaktu-waktu jika harga jual gabah lebih

menguntungkan.

4. Semua hasil produksi kedelai (dalam bentuk biji kering) juga dijual ke pedagang

pengumpul yang datang langsung ke rumah Pak Nian. Menurut Pak Nian, harga jual

kedelainya sudah di atas HBP.

5. Saat melakukan pemanenan pada bidang sawah pertama, pemborong menggunakan

mesin panen (mower). Dengan demikian, pemanenan cukup dilakukan selama

setengah hari.

6. Semua panen kedelai, baik pada bidang lahan pertama maupun pada bidang lahan

tegalan pertama, dilakukan sendiri oleh Pak Nian dibantu oleh anggota keluarganya.

Karena tanaman kedelai yang dipanen tidak terlalu luas, kegiatan pemanenan tidak

menggunakan mesin.

7. Berbeda dengan tanaman padi sawah, rumah tangga Pak Nian tidak pernah mendapat

penyuluhan mengenai cara pemanenan tanaman kedelai.

Page 75: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|67

Berdasarkan informasi tersebut, isian Rincian 701-709 untuk rumah tangga Pak Nian

dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 90-91 dan Lampiran 5 halaman 95.

Blok VIII. Keterangan Stok Gabah dan Beras

Pada blok ini, petugas mencatat keterangan mengenai stok gabah dan beras yang

dikuasai rumah tangga. Stok gabah dan beras yang ditanyakan kepada rumah tangga

responden mencakup kondisi pada tiga titik waktu, yakni: tanggal 1 bulan terakhir

subround yang lalu, tanggal 30/31 (tanggal terakhir) bulan terakhir subround yang lalu,

dan kondisi pada saat pencacahan.

Stok gabah/beras di rumah tangga adalah persediaan gabah/beras pada saat tertentu

tanpa melihat asal-usulnya, apakah berasal dari hasil produksi sendiri, hasil pembelian,

atau pemberian dari pihak lain. Stok di rumah tangga petani tidak termasuk persediaan

gabah/beras petani yang berada di penggilingan ataupun di lumbung desa. Stok

dinyatakan dalam kg.

Rincian 801a: Apakah blok ini seharusnya terisi?

Rincian 801b: Jika Rincian 801a berkode 2, blok ini terisi pada kuesioner jenis

tanaman terpilih:

Tata cara pengisian Rincian 801 sama dengan tata cara pengisian Rincian 401 (lihat contoh

halaman 48). Untuk rumah tangga yang terpilih sampel lebih dari satu jenis tanaman

terpilih, keterangan stok pada pada Blok VIII cukup hanya diisikan pada kuesioner yang

digunakan untuk pencacahan tanaman terpilih dengan kode terkecil.

Rincian 802a. Berapa banyaknya stok gabah/beras pada tanggal 1 bulan terakhir

subround yang lalu?

Isikan jumlah stok gabah dan beras yang dikuasai responden pada tanggal 1 bulan

terakhir subround yang lalu. Untuk gabah, stok yang diisikan dirinci menurut kualitas (GKP

dan GKG).

Page 76: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

68|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Rincian 802b. Berapa banyaknya stok gabah/beras pada tanggal 30/31 bulan

terakhir subround yang lalu?

Isikan jumlah stok gabah dan beras yang dikuasai responden pada tanggal 30/31 (tanggal

terakhir) bulan terakhir subround yang lalu. Untuk gabah, stok yang diisikan dirinci

menurut kualitas (GKP dan GKG).

Rincian 802c. Berapa banyaknya stok gabah/beras pada saat pencacahan?

Isikan jumlah stok gabah dan beras yang dikuasai responden pada saat pencacahan.

Untuk gabah, stok yang diisikan dirinci menurut kualitas (GKP dan GKG).

Contoh 6: pada saat pencacahan, dari rumah tangga Pak Nian juga diperoleh informasi

berikut:

2. Pada 1 April 2015, rumah tangga Pak Nian memiliki beras sebanyak 100 kg.

3. Karena tidak melakukan pembelian beras selama April 2015, stok beras yang dimiliki

rumah tangga Pak Nian tinggal 60 kg pada 30 April 2015. Selain stok beras, Rumah

Tangga Pak Nian juga memiliki stok gabah kering panen sebanyak 3 ton hasil panen

pada 29 April 2015.

4. Pada saat pencacahan (Mei 2015), beras yang dimiliki rumah tangga Pak Nian tinggal

20 kg. Selain beras tersebut, rumah tangga Pak Nian masih menyimpan gabah hasil

panen pada 29 April sebanyak 2,5 ton GKG.

Berdasarkan informasi tersebut, berikut adalah contoh pengisian Blok VIII untuk rumah

tangga Pak Nian dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 91.

Blok IX. Catatan

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

Page 77: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|69

LAMPIRAN

Page 78: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

70|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 79: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|71

Peta Blok Sensus

Lampiran 1

Page 80: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

72|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Daftar VP2015-P

Lampiran 2

Page 81: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|73

Page 82: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

74|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Daftar VP2015-DSRT

Lampiran 3

Page 83: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|75

Page 84: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

76|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Daftar VP2015-S (Padi Sawah)

Lampiran 4

Page 85: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|77

Page 86: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

78|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 87: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|79

Page 88: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

80|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 89: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|81

Page 90: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

82|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 91: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|83

Page 92: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

84|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 93: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|85

Page 94: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

86|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 95: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|87

Page 96: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

88|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 97: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|89

Page 98: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

90|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 99: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|91

Page 100: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

92|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Daftar VP2015-S (Kedelai)

Lampiran 5

Page 101: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|93

Page 102: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

94|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 103: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|95

Page 104: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

96|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

Page 105: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

Pedoman Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015|97

Page 106: pedoman pencacah survei luas panen dan luas lahan tanaman

ii|Pedomanan Pencacah Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015

MENCERDASKAN BANGSA

D A T A