studi rona awal lingkungan pada tahap pra- survei …

13
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN 1979-1208 163 STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI TAPAK DI DUA DAERAH INTERES UNTUK PLTN DI PULAU BANGKA Heni Susiati, June Mellawati, Yarianto SBS dan Fepriadi Pusat Pengembangan Energi Nuklir – BATAN Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan12710 Telp.: 021-5204243, Email: [email protected] ABSTRAK STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA-SURVEI TAPAK DI DUA DAERAH INTERES UNTUK PLTN DI PULAU BANGKA. Berdasarkan hasil pra-survei tapak, telah ditentukan dua calon tapak, yakni Teluk Mangris -Tanah Merah yang terletak di Kabupaten Bangka Barat dan Tanjung Krasak-Tanjung Berani terletak di Kabupaten Bangka Selatan. Studi lingkungan selama pra-survei difokuskan pada pengumpulan data sekunder untuk menyusun rona lingkungan dan untuk mengidentifikasi parameter lingkungan yang dianggap akan berpengaruh signifikan terhadap proses penentuan tapak PLTN, khususnya dalam skala regional. Data yang dikumpulkan meliputi: geografi, tata guna lahan dan air, meteorologi, hidrologi, oseanografi (pasang surut, arus), ekologi (flora dan fauna), budaya, bangunan bersejarah, demografi, akses transportasi, jaringan listrik dll. Berdasarkan hasil studi lingkungan pra-survei, secara umum tidak ada kondisi lingkungan yang secara spesifik akan berpengaruh signifikan terhadap kelayakan daerah interes sebagai calon tapak PLTN. Dalam kegiatan selanjutnya akan dilakukan penelitian mendalam dengan pengukuran dan survei lapangan untuk menyusun rona lingkungan serta identifikasi awal prakiraan dampak penting dari pembangunan PLTN. Kata kunci: pra-survei, lingkungan, tapak PLTN ABSTRACT STUDY OF EXISTING ENVIRONMENTAL PROFILE AT PRE-SITE SURVEY STAGE IN TWO INTEREST AREAS AT BANGKA ISLAND. Based on the result of site study (pre-survey), it had been determinned two interest areas Bangka Island, namely Teluk Manggris-Tanah Merah located in West Bangka Regency and Tanjung Krasak-Tanjung Berani located in South Bangka Regency. Environmental studies during the pre-survey is focused on secondary data collection to compile environmental profile and to identify of environmental parameters considered significant in the influence of the NPP siting process, in the regional scale. The data collected include the following: geography, land and water use, meteorology, hydrology, oceanography (tide, current), ecology (flora and fauna), culture, historical building, demography, transportation access, electricity distribution, etc. Based on the results of environmental studies, generally there are no significant specific environmental conditions that would negatively affect to the continuation of pra-survey studies. In general, there are no specific environmental conditions will significantly influence the feasibility of interest development area as a NPP candidat site. In the next activity will be conducted in-depth research with measurements and field survey to prepare the environmental profile and initial identification of significant impacts forecasting due to NPP. Keywords: pra-survey, environmental, NPP site

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 163

STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA-

SURVEI TAPAK DI DUA DAERAH INTERES UNTUK PLTN

DI PULAU BANGKA

Heni Susiati, June Mellawati, Yarianto SBS dan Fepriadi

Pusat Pengembangan Energi Nuklir – BATAN

Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan12710

Telp.: 021-5204243, Email: [email protected]

ABSTRAK STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA-SURVEI TAPAK DI DUA

DAERAH INTERES UNTUK PLTN DI PULAU BANGKA. Berdasarkan hasil pra-survei tapak,

telah ditentukan dua calon tapak, yakni Teluk Mangris -Tanah Merah yang terletak di Kabupaten

Bangka Barat dan Tanjung Krasak-Tanjung Berani terletak di Kabupaten Bangka Selatan. Studi

lingkungan selama pra-survei difokuskan pada pengumpulan data sekunder untuk menyusun rona

lingkungan dan untuk mengidentifikasi parameter lingkungan yang dianggap akan berpengaruh

signifikan terhadap proses penentuan tapak PLTN, khususnya dalam skala regional. Data yang

dikumpulkan meliputi: geografi, tata guna lahan dan air, meteorologi, hidrologi, oseanografi (pasang

surut, arus), ekologi (flora dan fauna), budaya, bangunan bersejarah, demografi, akses transportasi,

jaringan listrik dll. Berdasarkan hasil studi lingkungan pra-survei, secara umum tidak ada kondisi

lingkungan yang secara spesifik akan berpengaruh signifikan terhadap kelayakan daerah interes

sebagai calon tapak PLTN. Dalam kegiatan selanjutnya akan dilakukan penelitian mendalam dengan

pengukuran dan survei lapangan untuk menyusun rona lingkungan serta identifikasi awal prakiraan

dampak penting dari pembangunan PLTN.

Kata kunci: pra-survei, lingkungan, tapak PLTN

ABSTRACT STUDY OF EXISTING ENVIRONMENTAL PROFILE AT PRE-SITE SURVEY STAGE IN

TWO INTEREST AREAS AT BANGKA ISLAND. Based on the result of site study (pre-survey),

it had been determinned two interest areas Bangka Island, namely Teluk Manggris-Tanah Merah

located in West Bangka Regency and Tanjung Krasak-Tanjung Berani located in South Bangka

Regency. Environmental studies during the pre-survey is focused on secondary data collection to

compile environmental profile and to identify of environmental parameters considered significant in

the influence of the NPP siting process, in the regional scale. The data collected include the following:

geography, land and water use, meteorology, hydrology, oceanography (tide, current), ecology (flora

and fauna), culture, historical building, demography, transportation access, electricity distribution,

etc. Based on the results of environmental studies, generally there are no significant specific

environmental conditions that would negatively affect to the continuation of pra-survey studies. In

general, there are no specific environmental conditions will significantly influence the feasibility of

interest development area as a NPP candidat site. In the next activity will be conducted in-depth

research with measurements and field survey to prepare the environmental profile and initial

identification of significant impacts forecasting due to NPP.

Keywords: pra-survey, environmental, NPP site

Page 2: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 164

1. PENDAHULUAN Pulau Bangka merupakan pulau yang sangat potensial untuk tapak PLTN, mengingat

kondisi geologi yang cukup stabil dan jauh dari ancaman gunung berapi. Kendala yang ada

saat ini adalah PLTN merupakan produsen listrik dengan kapasitas yang cukup besar,

sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan listrik di Provinsi Bangka Belitung. Namun

pemikiran jangka panjang adalah Provinsi Bangka Belitung menjadi lumbung energi masa

depan terutama untuk PLTN, dan listriknya dapat dialirkan ke Sumatera dan Jawa. Rencana

pembangunan jembatan Selat Sunda diharapkan dapat mendukung hal tersebut.

Pada tahap awal dilakukan kegiatan pra survei tapak untuk mendapatkan daerah

interes di Pulau Bangka, dengan melakukan pengumpulan data sekunder dan konfirmasi

lapangan. Provinsi Bangka Belitung merupakan provinsi yang belum lama terbentuk namun

perkembangan industrinya cukup pesat. Kegiatan industri tersebut sangat membutuhkan

energi listrik. Salah satu alternatif energi tersebut adalah energi terbarukan terutama energi

nuklir.

Oleh karena itu kegiatan Pra-Survei tapak PLTN untuk mencari lokasi tapak interes

yang memenuhi syarat keamanan perlu dilaksanakan. Pusat Pengembangan Energi Nuklir -

BATAN mempunyai tugas dalam melakukan inventarisasi tapak untuk PLTN tersebut.

Kegiatan studi tapak di Provinsi Bangka Belitung saat ini pada tahap pra survei. Dari hasil

tersebut di peroleh 2 daerah interes yang akan ditindaklanjuti pada tahap survei tapak

selanjutnya. Sebelum dilaksanakan kegiatan selanjutnya, maka perlu dilakukan pemantauan

rona awal daerah interes dan sekitarnya untuk mengetahui adanya perubahan tutupan

lahan, rona lingkungan, maupun adanya aktivitas penduduk di daerah interes dan

sekitarnya[1]. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 mengenai

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, agar setiap pembangunan selalu

memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitar proyek, baik sebelum, pada saat, maupun

sesudah adanya proyek[2]. Demikian juga dengan dokumen Safety Standards Serries IAEA No.

NS-R-3 tentang Site Evaluation for Nuclear Instalation disebutkan bahwa dalam evaluasi tapak

PLTN terkait keselamatan nuklir untuk perlindungan lingkungan dari konsekuensi radiasi

akibat lepasan zat radioaktif jika terjadi kecelakaan nuklir maupun pada kondisi operasi

normal perlu mendapat perhatian[3].

Inventarisasi sumber daya lingkungan khususnya data geologi, geografi, tata guna

lahan dan air, meteorologi, kualitas air, hidrologi, oseanografi, ekologi (flora dan fauna),

budaya, demografi, dan kondisi sosial ekonomi di tapak interes PLTN di Bangka Barat dan

Bangka Selatan merupakan upaya untuk menghimpun data potensi lingkungan di daerah

interes untuk meningkatkan ketersediaan data yang terbaru dan akurat berkaitan dengan

potensi sumber daya lingkungan di kabupaten Bangka Barat, untuk melengkapi dan

memutakhirkan data dan informasi yang telah ada mengingat hingga saat ini masih sangat

terbatas.

2. METODOLOGI 2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Daerah Interes-1: Tanah Merah – Teluk Mangris di Desa

Air Putih-Mentok, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat dan Daerah Interes-2 :

Tanjung Batu Berdaun–Tanjung Berani, Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Bangka

Selatan (Gambar 1).

Page 3: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 165

2.2 Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dari dinas dan instansi terkait dan data primer diperoleh

dari survei dan observasi secara langsung di lapangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penyiapan tapak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimulai tahun

2010, yaitu dengan dilakukannya studi pendahuluan PLTN di Babel (Pra-Survei Tapak).

Berdasarkan hasil studi pustaka dan konfirmasi lapangan terhadap 10 (sepuluh) lokasi yang

ditinjau, telah dipilih 2 (dua) daerah interes, yaitu (Gambar 1)[1]:

- Daerah Interes-1: Tanah Merah – Teluk Mangris di Desa Air Putih-Mentok, Kecamatan

Mentok, Kabupaten Bangka Barat.

- Daerah Interes-2 : Tanjung Batu Berdaun – Tanjung Berani, Desa Sebagin, Kecamatan

Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Secara umum pulau Bangka aman dari

ancaman geologi, gunung api, gempa bumi, dan tsunami.

Gambar 1. Dua daerah interes di Pulau Bangka[1]

Daerah Interes-1 berada di wilayah Kabupaten Bangka Barat dan Daerah Interes-2

berada di wilayah Bangka Selatan, merupakan dua kabupaten pemekaran di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang disahkan dengan UU RI Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 25

Feruari 2003. Menurut Data BPS, luas wilayah daratan Kabupaten Bangka Barat adalah

2,820.61 km2 dan luas laut 1,541.29 km2 terhitung 4 mil dari batas terluar pantai. Berdasarkan

UU RI Nomor 5 Tahun 2003[4]. Batas-batas geografi/administrasi dan kondisi lingkungan di

ke dua daerah interes diuraikan sebagai berikut:

3.1 Daerah Interes-1 (Desa Tanah Merah – Teluk Mangris, Desa Air Putih, Kecamatan

Mentok, Kabupaten Bangka Barat)

Daerah Interes-1 terletak di Desa Air Putih – Desa Tanjung, Kecamatan Mentok,

Kabupaten Bangka Barat. Secara umum lokasi batas utara Daerah Interes-1 merupakan

Daerah

Interes-1

Daerah

Interes-2

Page 4: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 166

daerah hutan lindung pantai yang beberapa tempat dimanfaatkan oleh penduduk sebagai

area perkebunan karet, kelapa sawit dan pertambangan timah rakyat (Gambar 2)[1].

3.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Kecamatan Mentok

Kecamatan Mentok merupakan bagian dari sub wilayah administrasi Kabupaten

Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Bangka Barat mempunyai

luas wilayah sebesar 2.820,61 km2 atau 282.061 Ha yang terdiri dari lima kecamatan yang

kesemuanya memiliki desa pesisir, yaitu Kecamatan Kelapa (601,17 km2), Tempilang (398,86

km2), Mentok (469,00 km2), Simpang Teritip (626,47 km2), dan Jebus 9730,11 km2). Adapun

batasan wilayah dari Kabupaten Bangka Barat adalah:

Sebelah utara : Laut Natuna

Sebelah Timur : Teluk Kelabat, Kecamatan Bakam, Puding Besar, dan Mendo Barat

Sebelah Selatan : Selat Bangka

Sebelah Barat : Selat Bangka, Laut Natuna

Gambar 2. Daerah Interes-1, Desa Air Putih – Desa Tanjung, Kecamatan Mentok[1]

Kecamatan Muntok memiliki luas daerah sebesar 469,00 ha dengan tingkat kepadatan

penduduk sekitar 39,306 per km2. Jarak antara Daerah Interes-1 dengan Kecamatan Mentok

sebagai ibukota Kabupaten Barat kira-kira 7,8 km[4].

Kondisi topografi daerah interes pada umumnya berupa dataran bergelombang

hingga perbukitan berlereng landai (Gambar 3)[5]. Pada daerah interes juga terdapat

beberapa sungai dengan lembah yang tidak terjal dan sebagian besar daerah sempadan

sungai tertutup oleh endapan sungai (fluviatil). Pada bagian selatan daerah interes berupa

daerah dataran rendah dan di bagian pantai bagian selatan tersusun atas hutan mangroove.

Bukaan tutupan lahan yang terjadi pada daerah interes pada umumnya terjadi akibat

adanya kegiatan perkebunan oleh masyarakat dan penambangan timah rakyat. Bukaan

lahan yang dilakukan akibat perkebunan umumnya tidak mengubah bentuk topografi,

sedangkan pembukaan tutupan lahan oleh kegiatan pertambangan timah rakyat umumnya

menyebabkan bukaan yang cukup luas dan perusakan bentuk lahan.

Page 5: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 167

3.1.2 Keadaan Iklim

Gambaran mengenai iklim daerah interes di Kabupaten Bangka Barat berdasarkan

klasifikasi iklim Scmidth-Ferguson termasuk ke dalam iklim tropis tipe A (tropis basah).

Menurut data dari Dinas Pertanian Bangka Barat Tahun 2007 yang berasal dari tiga stasiun

di Kabupaten Bangka Barat, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar

285,17 mm dengan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan November, Desember dan

Januari yaitu 17 hari hujan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 2,5 mm

dengan hari hujan terendah juga terjadi pada bulan Agustus yaitu 1 hari hujan. Jumlah rata-

rata curah hujan dari tiga stasiun di Kabupaten Bangka Barat selama 3 tahun (2004-2006)

adalah 1,760.64 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata 116 hari/tahun[4].

Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Bangka Barat tahun 2007[5]

3.1.3 Kependudukan

Jumlah penduduk kecamatan Mentok, Bangka Barat pada tahun 2009 adalah 39.306

jiwa yang tersebar di 5 kelurahan dengan kepadatan penduduk rata-rata 84 jiwa/km2. Data

luas lahan dan jumlah penduduk di lima kelurahan 469,00 ha. Dari data tersebut terlihat

bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Mentok cukup bervariasi. Kepadatan penduduk

di Kecamatan Mentok relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya di

Kabupaten Bangka Barat. Data ini mengindikasikan bahwa selama ini, Mentok telah

berkembang menjasi pusat orientasi kegiatan penduduk baik kegiatan agraris maupun non

agraris.

Berdasarkan umur, struktur penduduk Kabupaten Bangka Barat didominasi oleh usia

produktif (15-55 tahun). Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kantor

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka Barat pada Tahun 2009 usia produktif

sebesar 67.16% dari total jumlah penduduk. Besarnya jumlah penduduk pada usia produktif

Page 6: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 168

ini berimplikasi pada ketersediaan tenaga kerja, yang berarti pula berisiko munculnya

pengangguran jika tidak disertai dengan ketersediaan lapangan kerja. Berdasarkan tingkat

pendidikan, sebagian besar penduduk Kabupaten Bangka Barat mempunyai tingkat

pendidikan rendah. Dari data jumlah penduduk menurut pendidikan Tahun 2009, diketahui

bahwa tingkat pendidikan penduduk masih didominasi oleh Sekolah Dasar (lebih dari 50%).

3.1.4 Gambaran Rona Awal di Daerah Interes-1

Bagian utara Daerah Interes-1 secara geologi tersusun oleh granit dari satuan Granit

Klabat. Batuan ini tersingkap hingga ke permukaan dan membentuk perbukitan. Sebagian

batuan granit telah dimanfaatkan oleh penambang rakyat sebagai bahan quary, dan

penambangan dilakukan dengan cara tradisional[6].

Sebaran batuan granit dijumpai hingga melewati batas daerah interes bagian utara,

sedangkan pada bagian selatan penyebaran batuan granit dijumpai hingga lebih dari

separuh luasan daerah interes. Ke arah selatan penyebaran batuan berupa metabatu

lempung dan metabatu pasir yang merupakan anggota Formasi Tanjung Genting.

Pendataan rona awal dimulai dari bagian utara Daerah Interes-1 merupakan daerah

pantai yang tersusun atas pasir putih (pasir kuarsa) yang merupakan endapan dari lapukan

granit. Pada daerah ini banyak dilakukan penambangan timah rakyat yang bersifat

sementara/ berpindah-pindah baik menggunakan mesin pompa yang langsung melakukan

sedot pasir pantai ataupun dengan pembuatan galian di daerah dekat pinggir pantai.

Sebagian penambang rakyat membuat rumah sementara di daerah ini.

Jalan tanah yang ditemui di Daerah Interes-1 merupakan jalan akses bagi penambang

timah rakyat. Di sepanjang jalan dapat diamati bekas lubang tambang timah rakyat yang

membentuk kolong. Kegiatan penambangan timah oleh rakyat merupakan kegiatan yang

menyebabkan terjadinya bukaan lahan dan perubahan topografi secara intensif.

Tambang timah yang terdapat pada jalan akses ini cukup besar dan dikerjakan oleh

berbagai alat berat dengan membentuk kolong-kolong yang cukup besar. Berdasarkan

pengamatan awal Daerah Interes-1 Desa Air Putih – Tanjung, Kecamatan Mentok, Kab.

Bangka Barat, dapat diketahui bahwa sebagian besar daerah interes tersusun oleh batuan

granit terutama di bagian Utara. Sedangkan pada daerah Selatan tersusun oleh batupasir

anggota Formasi Tanjung Genting dan pada batas Selatan daerah interes tersusun atas

endapan aluvial.

Berdasarkan kedekatan lokasi dengan permukiman penduduk, batas daerah interes

bagian Selatan berjarak 1 km dari permukiman penduduk, sedangkan batas daerah interes

bagian Utara terletak 1,5 km dari permukiman penduduk.

Berdasarkan jenis penggunaan lahan dan bentuk lahannya, maka sebagian besar

daerah interes merupakan dataran bergelombang, dengan topografi daerah Utara lebih

tinggi dibandingkan daerah Selatan. Daerah Utara lebih banyak berfungsi sebagai hutan

lindung pantai yang berupa semak belukar dan perdu, sedangkan di bagian Selatan

terdapat hutan mangrove. Dengan demikian sangat disarankan apabila dikembangkan,

maka secara teknis akan lebih mendukung daerah Utara.

Daerah Interes-1 dapat dicapai dari Pangkal Pinang melalui kota Kelapa dengan jalan

beraspal sepanjang sekitar 140 km, kemudian dilanjutkan 4 hingga 6 km melalui jalan tidak

beraspal, yaitu 3 km hanya dapat dilalui dengan mobil dan sisanya dengan motor atau

kendaraan 4 wheel-drive. Jalan tidak beraspal tersebut perlu diperbaiki sebelum aktivitas

utama dimulai[6].

Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Bangka Barat adalah Sungai

Kampak, Sungai Antan, Sungai Jering dan Sungai Kotawaringin. Sungai-sungai tersebut

belum dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan karena nelayan lebih cenderung

Page 7: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 169

mencari ikan ke laut. Adapun aktifitas sehari-hari penduduk cenderung menggunakan

sarana perhubungan darat melalui jalan raya. Di Kabupaten Bangka Barat tidak terdapat

danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas hingga menjadikannya

seperti danau buatan yang disebut kolong[5].

3.2 Daerah Interes-2 ( Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka

Selatan)

Daerah Interes 2 terletak di Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Bangka

Selatan. Secara umum lokasi batas utara Daerah Interes-2 merupakan daerah pantai yang

tersusun atas pasir putih (pasir kuarsa) yang merupakan endapan dari lapukan granit dan

batupasir F. Tanjung Genting (Gambar 4)[1].

Gambar 4. Peta Lokasi Daerah Interes- 2, Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba,

Bangka Selatan[1]

3.2.1 Letak dan Kondisi Geografis Kecamatan Simpang Rimba

Kecamatan Simpang Rimba merupakan bagian dari sub wilayah administrasi

Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bangka Selatan

mempunyai luas lebih kurang 3.607,08 km2 atau 360.708 ha. Kabupaten Bangka Selatan

terdiri atas 5 kecamatan, 3 kelurahan dan 39 desa definitif dan 6 desa persiapan serta

didukung 175 desa. Kabupaten Bangka Selatan dibatasi oleh batas-batas sebagai berikut[7] :

Utara : Kabupaten Bangka Tengah

Timur : Selat Gaspar

Selatan : Selat Bangka

Barat : Selat Bangka

Kabupaten Bangka Selatan terbagi atas 5 kecamatan yaitu Kecamatan Payung,

Kecamatan Simpang Rimba, Kecamatan Toboali, Kecamatan Air Gegas dan Kecamatan

Lepar Pongok.

3.2.2 Keadaan Iklim

Kecamatan Simpang Rimba memiliki iklim tropis tipe A yakni setiap tahunnya

mengalami bulan basah sebanyak tujuh bulan dan bulan kering selama empat bulan atau

Page 8: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 170

periode bulan basahnya relatif lebih panjang dari bulan kering, dengan suhu rata-rata antara

23,7°C sampai 31,18°C dan tingkat curah hujan 107,6 hingga 343,7 mm/bulan. Secara umum

struktur topografi tanah di Kecamatan Simpang Rimba relatif datar hingga berombak dan

bergelombang dengan ketinggian tempat kurang lebih 200 m di atas permukaan laut. Jenis

tanah yang terdapat di kecamatan ini umumnya berpasir dengan pH tanah rata-rata di

bawah 5. Kondisi alam tersebut sangat mempengaruhi proses budidaya tanaman

perkebunan yang ada di daerah ini.

Kabupaten Bangka Selatan mempunyai iklim Tropis Tipe A (tropis basah) dengan

variasi hujan antara 23,10 hingga 357,30 mm tiap tahun. Curah hujan terendah terjadi pada

bulan September. Curah hujan rata-rata tahunan sekitar 2.000 mm sampai 2.500 mm. Suhu

rata-rata daerah Kabupaten Bangka Selatan bervariasi antara 260 hingga 280, sedangkan

kelembaban udara bervariasi antara 75% sampai 88 %. Intensitas penyinaran sinar matahari

rata-rata bervariasi antara 3,5 % sampai 7,2 %, dengan tekanan udara 1008,7 hingga 1011,3

MBS.

3.2.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009 sebesar 163.200 jiwa,

dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 45 orang per km2. Dari seluruh kecamatan,

kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Tukak Sadai yaitu 81 orang per km2, sedangkan

yang terendah terdapat di Kecamatan Toboali yaitu 38 orang per km2. Jumlah penduduk

laki-laki sebanyak 84.536 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 78.664 jiwa[8].

3.2.4 Gambaran Rona Awal di Daerah Interes-2

Sesuai dengan hasil verifikasi Daerah Interes-2 yang semula terletak antara Tanjung

Berdaun (Desa Radjik) hingga Tanjung Berani (Desa Sebagin), diketahui bahwa sebagian

daerah merupakan lokasi permukiman penduduk dan lokasi perkebunan baik milik

penduduk maupun ijin pengusahaan perkebunan PT. Bangka Malindo Lestari serta

sebagian merupakan hutan lindung pantai (Gambar 4)[6].

Kriteria yang dihindari dalam verifikasi ini adalah daerah permukiman (jarak dari

penduduk terluar 1,5 km), ladang/ kebun penduduk yang telah panen/ hampir panen,

serta area hutan lindung yang pada saat verifikasi berupa hutan rawa bakau. Hasil

verifikasi tersebut didapatkan bahwa daerah interes dapat bergeser di daerah Tanjung

Berani, Desa Sebagin, dengan luasan 573 ha. Pada daerah interes tersusun atas litologi

Metabatupasi yang merupakan anggota Formasi Tanjung Genting.

Air tanah di Desa Sebagin merupakan air tanah dangkal tawar dengan kualitas

sangat baik, kedalaman sumur 5 m, MAT 3 m pada musim penghujan naik hingga 2 m,

sehingga seluruh penduduk memanfaatkan sumur dangkal sebagai sumber air bersih. Di

Kecamatan Simpang Rimba, mempunyai 3 wilayah desa dari 7 desa, yang berada di

wilayah pesisir, yaitu Desa Sebagin, Desa Radjik, dan Desa Permis.

Daerah Interes-2 merupakan daerah pantai yang tersusun atas pasir putih (pasir

kuarsa) yang merupakan endapan dari lapukan granit dan batupasir F. Tanjung Genting.

Pada daerah tidak terdapat penambangan timah rakyat dan hanya merupakan daerah yang

pada waktu-waktu tertentu dikunjungi oleh masyarakat yang berwisata. Sedangkan area

interes lainnya merupakan daerah ladang/perkebunan penduduk yang berupa perkebunan

kelapa sawit dan perkebunan karet.

Di Daerah Interes-2 dijumpai jalan tanah yang merupakan jalan akses bekas

penambangan pasir kuarsa yang saat ini digunakan sebagai akses perjalanan wisata. Di

sepanjang jalan menuju daerah interes ada beberapa perkebunan penduduk berupa kebun

Page 9: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 171

karet. Daerah ini juga merupakan bekas kegiatan penambangan timah oleh rakyat

merupakan kegiatan yang menyebabkan terjadinya bukaan lahan dan perubahan topografi

secara intensif.

Pada daerah ini terdapat singkapan perselingan batupasir dan batulempung yang

tersingkap akibat penambangan pasir kuarsa. Penambangan tersebut merencanakan

pembuatan jetti untuk pengangkutan tambang pasir kuarsa. Akibat aktivitas pembuatan jetti

tersebut, maka dilakukan pembuatan kupasan pada bukit yang terletak di dekat pantai,

sehingga tersingkap batupasir sisipan batulempung anggota F. Tanjung Genting secara baik.

Sepanjang jalan di Daerah Interes-2 merupakan bekas tambang pasir kuarsa yang

membentuk lubang-lubang. Sebagian lubang bekas tambang tersebut dimanfaatkan sebagai

kolam ikan, sebagian besar telah di timbun dan ditanami karet dan kelapa sawit.

Di bagian timur daerah ini merupakan area perkebunan miliki PT. Bangka Malindo

Lestari dengan luasan 9.000 Ha. Sehingga daerah ini merupakan batas timur Daerah

Interes-2.

Berdasarkan pengamatan awal Daerah Interes-2 di Desa Sebagin, Kecamatan Simpang

Rimba, Kabupaten Bangka Selatan dapat diketahui bahwa sebagian besar daerah interes

tersusun oleh batupasir anggota Formasi Tanjung Genting dan pada batas selatan daerah

interes tersusun atas endapan aluvial. Sedangkan berdasarkan kedekatan lokasi dengan

permukiman penduduk, batas daerah interes bagian utara terletak 1,5 km dari

permukiman penduduk sedangkan bagian selatan berbatasan dengan hutan yang belum

dijamah penduduk.

Berdasarkan jenis penggunaan lahan dan bentuk lahannya, maka sebagian besar

daerah interes merupakan dataran bergelombang, dengan topografi daerah utara dan timur

lebih tinggi dibandingkan daerah selatan. Daerah utara lebih banyak berfungsi sebagai

perkebunan penduduk, sedangkan di bagian selatan terdapat hutan mangrove[6].

Sungai-sungai di Bangka Selatan mempunyai hulu di perbukitan dan pegunungan,

yang kemudian bermuara di Selat Bangka dan Laut Jawa. Sungai yang terdapat hanya

berfungsi sebagai sistim drainage dan tidak dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.

Daerah Bangka Selatan tidak terdapat danau alami, tetapi banyak dijumpai bekas

penambangan bijih timah yang luas dan menjadi lubang bekas galian menjadi danau buatan

yang disebut sebagai kolong . Daerah rawa-rawa tedapat pada bagian timur dan selatan

Kabupaten Bangka Selatan.

3.3 Kondisi Fisik Perairan (Laut) Daerah Interes

Secara umum jika dilihat dari letak Kabupaten Bangka Barat di antara pulau-pulau

sekitarnya tampak bahwa perairan laut Kabupaten Bangka Barat terdiri atas perairan yang

merupakan selat (antara Sumatera dan Pulau Bangka), perairan laut lepas yang merupakan

bagian dari laut Natuna dan perairan teluk (Teluk Kelabat). Perbedaan kondisi ini

menyebabkan perbedaan karakteristik masing-masing perairan tersebut.

Perairan selat umumnya dicirikan oleh aliran arus yang kuat dan pola arus

menyerupai perairan laut lepas. Kecepatan arusnya sangat dipengaruhi oleh bentuk bentuk

geometri selat, musim, topografi perairan dan kondisi batas lainnya. Secara umum sirkulasi

pola arus di perairan selat sebagian besar tergantung pada kondisi lokal, walaupun proses

fisika oseonografi sudah menjadi hal yang umum. Selat Bangka yang terletak di bagian

timur Sumatera merupakan perairan yang dicirikan sebagai perairan sambungan antara

estuari lokal dan laut lepas yaitu Laut Jawa.

Hal ini menjadikan bentuk geometri perairan Selat Bangka terkesan unik. Kondisi

geografis perairan dapat menyebabkan massa air Selat Bangka menjadi lebih tawar, hal ini

kemungkinan disebabkan oleh adanya sejumlah besar masukan air sungai ke perairan ini.

Page 10: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 172

Disamping itu selat ini areanya cukup panjang dan arus pasutnya juga sangat kuat, seperti

halnya di daerah selat pada umumnya. Perairan sebelah utara dan sebagian sebelah barat

yang berbatasan langsung dengan Laut Natuna merupakan perairan terbuka. Karakteristik

perairannya lebih dipengaruhi oleh perairan Laut Natuna, dimana pola arus lebih

dipengaruhi oleh faktor musim.

Suhu perairan sekitar pulau Bangka dari lapisan permukaan hingga lapisan dasar

tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Perairan Bangka yang merupakan bagian Laut

Natuna memiliki siklus suhu antara musim Barat dan musim Timur, suhu permukaan

Musim Barat (Desember – Februari) lebih kecil dan musim Timur (Juli-Agustus). Pada

permulaan musim Barat suhu berkisar 27,0oC – 28,5oC dan semakin menurun dengan

berjalannya musim Barat menjadi 28,8o – 30,0o C[9].

Di perairan Bangka, gelombang besar terjadi pada bulan September sampai Maret,

dengan ketinggian lebih dari 1 meter dengan periode sekitar 5 sampai 7 detik. Sedangkan

gelombang yang tidak terlalu besar terjadi pada bulan April sampai Agustus dengan

ketinggian antara 5 sampai 40 cm dengan periode 1-2 detik. Pada Musim Barat Laut tinggi

gelombang berkisar antara 0,5-1,5 meter, namun kadang-kadang mencapai tinggi 2 meter

terutama pada bulan Januari dan Pebruari di perairan Utara pulau Bangka. Saat musim

Tenggara tinggi gelombang berkisar antara 0,5-1,5 meter kadang-kadang mencapai tinggi 2

meter terutama pada bulan Juli – September di perairan Selatan pulau Bangka.

Salah satu kriteria umum terkait dengan ketersediaan pasokan air, maka lokasi PLTN

harus terletak di tepi badan air yang cukup besar, seperti laut dengan kualitas air yang

memenuhi persyaratan sebagai pasokan air pendingin. Apabila pasokan air yang diperoleh

dari laut, maka lokasi daerah interes yang dikehendaki adalah daerah yang dibatasi dari

garis pantai ke arah darat maksimum 3,0 km, dengan pertimbangan agar kebutuhan

pasokan air pendingin yang berkesinambungan sepanjang tahun dapat terpenuhi. Hasil

konfirmasi di lapangan diperoleh data bahwa baik Daerah Interes-1 dan Daerah Interes-2

memungkinkan memperoleh pasokan air sebagai pendingin dari laut yang berjarak kurang

3,0 km dari garis pantai, sehingga Daerah Interes-1 dan Daerah Interes-2 dapat

dikategorikan memenuhi sebagai daerah interes menurut aspek ini.

3.4 Ketersediaan Air

Secara umum daerah penyelidikan tidak terdapat kekurangan air untuk minum.

Penyadapan air dengan membuat sumur gali telah banyak dilakukan dengan mutu air yang

dapat diminum. Selain dari pada itu telah pula direncanakan penyadapan air dari mata air,

sehingga pemboran air tanah yang akan dilakukan hanya sebagai penambah kebutuhan air,

jika kekurangan air.

Menurut IAEA Safety Series No.50-SG-S5 tentang Nuclear Power Plant Siting

menyebutkan bahwa kebutuhan air khusnya air tawar harus cukup untuk instalasi listrik

nuklir, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi operasional PLTN dan pekerjanya[10].

3.5 Topografi dan Geologi serta Hidrogeologi

Keadaan geologi dan hidrogeologi sangat mempunyai peranan penting dalam

terbentuknya potensi air bawah tanah. Proses geologi yang terjadi diantaranya adalah

berupa intrusi magma, gerakan tektonik, perlipatan, perlapukan, erosi dan pengendapan.

Untuk mengetahui keadaan lapisan pembawa air maka peranan geologi terdapat pada jenis

satuan batuan atau formasi geologi. Selain itu kondisi keadaan daur hidrologi perlu

dipahami dan ditinjau sehingga keterdapatan air bawah tanah dapat diketahui.

Pulau Bangka dan wilayah sekitarnya berada pada Paparan Sunda atau bagian tepi

kerak benua (craton ) Asia. Batuan penyusun daerah Pulau Bangka terdiri atas batuan malih,

Page 11: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 173

batuan inti benua berupa batuan beku asam yang bersifat granitik. Atas dasar posisi dan

waktu terbentuk batuan beku granit merupakan bagian busur magmatik yang terbentuk

pada umur Trias hingga Jura (230 sampai 135 juta tahun lalu ). Batuan tertua yang

tersingkap di Kabupaten Bangka Selatan termasuk pada Kompleks Malihan Pemali yang

mempunyai umur Karbon-Perem. Kompleks Malihan Pemali terdiri atas filit, sekis dan

kuarsit. Filit berwarna abu-abu.

Desa Rajik terletak dibagian barat Pulau Bangka. Luas Desa Rajik adalah sekitar 10 ha

dengan jumlah penduduk sekitar 7.335 jiwa. Daerah ini terletak pada ketinggian sekitar 5 m

sampai 15 m diatas muka laut. Daerah sekitar 1.000 m dari garis pantai merupakan daerah

mendatar dan terdapat pemukiman penduduk. Jalan utama melalui desa Rajik dengan arah

dari Selatan ke arah timur laut. Pada daerah pantai terdapat dermaga yang dikelola oleh PT.

Timah Tbk. Dermaga tersebut terdapat 1 km dari garis pantai.

Daerah Rajik terletak pada batuan penyusun sebagai berikut[11]:

1. Endapan aluvium pantai yang terdiri atas kirikil, pasir, lempung dengan kelulusan

rendah. Endapan aluvium tersebar luas di daerah pantai sepanjang 300 m kearah

daratan. Endapan pantai terdapat sepanjang pantai di daerah sebelah barat daerah

penyelidikan.

2. Granit yang telah melapuk pada bagian dataran dan granit yang masif pada daerah

perbukitan bagian tenggara daerah penyelidikan.

Secara geologis pulau Bangka, selain banyak mengandung mineral Timah, juga

merupakan daerah yang mengandung bahan radioaktif alamiah deret Uranium (U-238),

deret Thorium (Th-232) dan Kalium (K-40). Proses penambangan Timah memberikan

dampak positif berupa peningkatan ekonomi masyarakat dan terbukanya lapangan kerja

sebagai bagian dari kesejahteraan masyarakat, juga memberikan hasil sampingan berupa

slag, monazite, ilmenite, lumpur/tailing dan air tailing yang mengandung bahan radioaktif

alamiah dengan konsentrasi yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang ada di

tanah. Produk sampingan yang mengandung bahan radioaktif tersebut berpotensi

memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan mencemari lingkungan,

terutama dari gas radioaktif Thoron (Th-220) dan Radon (Rn-222) yang terangkut bersama

dengan pasir timah, bila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik dan benar[11].

3.6 Ekologi, Sosial, Ekonomi dan Budaya

Selain faktor-faktor yang telah diuraikan di diatas, pada umumnya pemilihan tapak

untuk PLTN juga menyangkut pertimbangan aspek lingkungan, sosial, ekonomi, politik dan

budaya.

Sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, rencana

pembangunan PLTN memerlukan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang

memadai. Kondisi rona awal lingkungan harus diperhatikan sebelum dilaksanakannya

konstruksi PLTN. Rona awal lingkungan tersebut meliputi rona awal radioaktivitas (di

udara, air, tanah, biota teresterial, biota perairan), kualitas fisik dan kimia udara dan air

(baik air permukaan air tanah maupun air laut), tingkat kebisingan, landsekap. Rona hayati

menyangkut keanekaragaman hayati dan kelimpahan baik teresterial dan perairan. Spesies

endemik dan yang dilindungi akan menjadi perhatian dalam proses studi tapak seawal

mungkin (tahap pra survei). Selain itu masalah lingkungan yang berkaitan dengan sosial,

ekonomi dan budaya juga perlu diperhatikan, karena pembangunan PLTN nantinya akan

berdampak pada komponen tersebut, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Kriteria awal yang ditetapkan dalam tahap pra survei ini adalah menghindari daerah

yang dijadikan penangkaran atau perlindungan spesies tertentu. Komponen lain belum

menjadi kriteria pemilihan daerah interes. Penilaian lebih lanjut mengenai kedua

Page 12: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 174

karakteristik lingkungan perlu diteliti lebih lanjut menggunakan data primer selama Studi

Kelayakan. Berdasarkan kelengkapan data karakteristik lingkungan dan informasi yang

tersedia pada teknologi PLTN apa yang digunakan untuk pengembangan, Penilaian

Dampak Lingkungan dapat dilanjutkan

4. KESIMPULAN Kajian awal rona lingkungan Daerah Interes-1 di Teluk Mangris, Tanah Merah di

Kabupaten Bangka Barat, dan Daerah Interes-2 di Tanjung Berani-Tanjung Krasak di

Kabupaten Bangka Selatan memberikan hasil bahwa daerah interes tersebut sesuai untuk

pengembangan PLTN dan tidak ada komponen lingkungan yang secara signifikan akan

mempengaruhi kelayakan tapak. Secara umum, kondisi lingkungan saat ini untuk dua

daerah interes masih menunjukkan lingkungan yang baik, Namun demikian, perlu menjadi

perhatian karena beberapa daerah terdapat penambangan tanpa memperhatikan dampak

lingkungan. Dampak lingkungan dapat dilanjutkan dengan menggunakan data yang

tersedia dan data hasil survei dari dua daerah interes dan interaksinya dengan pemilihan

teknologi PLTN.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala

Distamben Provinsi Babel, Bapak Kepala Dinas ESDM, Kabupaten Bangka Barat dan

Selatan, Kepala BPS Provinsi Babel, Kepala Bappeda Kabupaten Bangka Selatan, dan

beberapa staf Distamben Provinsi yang telah membantu dalam pengumpulan data sekunder

dan konfirmasi di lapangan. Semoga amal baiknya diterima di sisi Allah SWT. Amin.

DAFTAR PUSTAKA [1] ___________. Laporan Kegiatan Pra Survei Tapak PLTN di Babel. PPEN, BATAN Jakarta.

2010.

[2] ___________, Bangka Barat Dalam Angka 2010, BPS, Bangka. 2010.

[3]. IAEA. “Site Evaluation for Nuclear Installation”. Safety Standards Series IAEA No. NS-R-3,

International Atomic Energy Agency, Wagramer Strasse 5, P.O. Box 100, A-1400 Vienna,

Austria. 2003.

[4] ___________. Undang-Undang No.32 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup , KLH, Jakarta. 2009.

[5] AMINI. Analisis Spasial Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk

Pengembangan Budidaya Perikanan, Tesis Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah,

Sekolah Pasca Sarjana, IPB, Bogor. 2009.

[6] I GDE SUKADANA, JONI ADAM, T. SAMAWIN, dan KUSNAEDI. Pemantauan

Kondisi Awal Topografi, Tataguna Lahan dan Lingkungan Lokasi Daerah Interes Tapak

PLTN di Pulau Bangka, PPEN, BATAN, Jakarta. 2010.

[7] ___________. Bangka Selatan Dalam Angka 2010, BPS, Bangka. 2010.

[8] ___________, Kecamatan Simpang Rimba Dalam Angka 2009, BPS, Bangka Selatan.

2009.

[9] FIRMAN AGUS H., Analisis Daerah Penangkapan Ikan Potensial di Perairan Selat

Bangka dan Sekitarnya, Tesis Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Sekolah Pasca Sarjana, IPB, Bogor. 2004.

[10] IAEA. Safety Series No. 50-SG-S9, tentang IAEA Safety Guides Site Survey For Nuclear

Power Plants-A Safety Guide IAEA, Vienna.1984.

Page 13: STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA- SURVEI …

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 175

[11] BAMBANG WAHYUDI. Studi Tingkat Radioaktifitas Lingkungan dan Epidemiologi

Lingkungan pada Area Pertambangan Timah Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, Prosiding Seminar Aspek Keselamatan Radiasi dan Lingkungan pada Industri

Non-Nuklir, Jakarta, 18 Maret, 2003.