52235157 makalah anak pra seolah udah edit

Upload: isti-maulia-edogawa

Post on 12-Jul-2015

470 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang baik secara fisik maupun psikososial. Kebanyakan orang belum memahami mengenai hal tersebut. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Seringkali kebanyakan orang memiliki pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama. Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan mempunyai ciri sendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia prasekolah (3-6 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahap tumbuh kembang anak sebelumnya adalah penting bagi anak prasekolah untuk meperbaiki tugas-tugas yang sudah dikuasai pada masa toddler. Usia prasekolah mempunyai karakteristik sendiri, masa ini merupakan masa persiapan anak menuju periode sekolah. Terkait dengan upaya memberikan asuhan kesehatan (keperawatan) pada anak usia prasekolah, supaya dapat mendeteksi perkembangan anak, seseorang terlebih dahulu harus memahami aspek-aspek dalam perkembangan anak. Oleh karena itu kami mengangkat topik mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah.

B. Tujuan Penulisan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Anak Sehat (anak usia prasekolah)

2

b. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui definisi tentang pertumbuhan dan perkembangan. 2) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. 3) Untuk menganalisis indikator yang digunakan dalam penilaian pertumbuhan dan perkembangan. 4) Karakteristik anak pada masa prasekolah. 5) Indikator pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa pra sekolah. 6) Proses keperawatan pada anak sehat pada masa prasekolah.

C. Sistematika Penulisan Makalah ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I: PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang Tujuan Penulisan Sistematika Penulisan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Karakteristik Anak pada Prasekolah Indikator Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah

BAB III: PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan pada Anak Sehat Usia Prasekolah

BAB IV: PENUTUP A. B. Kesimpulan Saran

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru mengahsilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong, 2009). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (centimeter, meter), dan ukuran tulang.

(Soetijiningsih, 1995) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetijiningsih, 1995) Anak merupakan individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga berbeda. (Soetijiningsih, 1995). Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 6 tahun. Mereka biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak 3 5 tahun dan kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun), sedangkan pada anak usia 4 6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak. (Biechler dan Snowman dari Patmonodewo, 2003)

4

Tumbuh kembang merupakan proses kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. (Soetijiningsih, 1995) Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan maturasi serta pembelajaran. Pola tumbuh kembang bersifat jelas dapat diprediksi, kontinyu, teratur, dan progresif, pola atau kecendrungan ini juga bersifat universal dan mendasar bagi semua individu, namun unik dalam hal cara dan waktu pencapaiannnya. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu: 1. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang tekandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur, pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetika antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal ataupun patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik juga diakibatkan faktor lingkungan. Bahkan dua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak sebelum mencapai usia balita. 2. Faktor Lingkungan Lingungan merupakan factor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan ini merupakan lingkungan yang menyeluruh dari setiap aspek kehidupan yang mempengaruhi individu mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

5

Menurut Soetjiningsih (1995: 2), faktor lingkungan dibagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan (pra natal) Faktor lingkungan pra natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain adalah: 1) Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu baik sebelum hamil atau ketika sedang hamil akan mempengaruhi keadaan status nutrisi janin yang akan atau sedang dikandungnya. Gizi yang kurang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, lahir dalam keadaan cacat ataupun dan beresiko lahir dalam keadaan mati. Disamping itu dapat menghambat pertumbuhan organ-organ bayi ataupun beresiko terkena infeksi. 2) Mekanis Trauma atau cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan pada bayi yang dilahirkan.Demikian pula keadaan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi facialis, atau karnio tabes. 3) Toksin/zat kimia Obat-obatan jenis tertentu dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin atau menghambat pertumbuhan organ janin. Demikian juga dengan rokok atau kegiatan mengkonsumsi makanan atau minuman beralkohol secara berlebih dapat menyebabkan gangguan pada saat kehamilan dan mempengaruhi pertumbuhan otak janin. 4) Endokrin Beberapa hormon yang dihasilkkan oleh tubuh ibu berpengaruh besar terhadap perkembangan janin yang dikandungnya, seperti hormon plasenta,somatotropin, tiroid dan peptida-peptida lain. Janin juga mulai memproduksi hormonnya sendiri sesuai dengan perkembangannya, seperti somatotropin yang mulai doproduksi sekitar minggu ke-9 hingga minggu ke-20 dan selanjutnya menetap hingga lahir.

6

5) Radiasi Radiasi pada kehamilan yang berumur kurang dari 18 minggu dicurigai dapat menyebabkan kematian pada janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Radiasi pada pria juga disinyalir dapat menyebebkan cacat bawaan pada anaknya. 6) Infeksi Pada saat bayi berada dalam kandingan juga tidak terlepas dari resiko terjadinya infeksi mikroorganisme. Contoh mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi intrauterine dan bisa menyebabkan cacat antara lain Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex. Infeksi lain yang juga dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin antara lain Coxsakie, Echovirus, HIV dan lain-lainnya. 7) Stress Stress yang dialami ibu pada waktu hamil juga akan mempengeruhi keadaan bayi, baik cacat bawaan ataupun gangguan psikologis bayi yang akan dilahirkannya tersebut. 8) Imunitas Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis , kern ikterus hingga lahir dalam keadaan meninggal. 9) Anoksia embrio Menurunnya oksigenasi janin melelui gangguan pada plasenta atau tali pusar menyebabkan bayi lahir dalam keadaan berat badan ynag rendah. b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (post natal) Bayi yang baru lahir harus dapat melewati suatu masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatis bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengarui tumbuh kembang anak antara lain sebagai berikut.

7

1) Lingkungan biologis a) Ras/Suku bangsa Ras menetukan pertumbuhan individu. Sebagai contoh terdapat perbedaan antara pertumbuhan orang Eropa dengan orang Melayu. b) Jenis kelamin Ada sebagian yang mengatakan terdapat perbedaan daya tahan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. c) Umur Umur yang paling rawan adalah balita, yang terbukti pada masa itu banyak dijumpai anak mulai sering sakit dan mudah terjadi kurang gizi. d) Gizi Makanan memegang peranan penting dalam kecukupan status butrisi individu, terlebih balita yang dikatakan memiliki pertumbuhan yang paling pesat. e) Perawatan kesehatan Meliputi pemeriksaan anak secara teratur maupun pengobatan apabila sakit turut menjadi factor yang berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. f) Kepekaan terhadap penyakit Pencegahan terhadap penyakit yang biasa sering dilakukan adalah vaksinasi atau imunisasi. Diharapkan dengan imunisasi, anak dapat terhindar dari penyakit. Selain itu, gizi juga memegang peranan penting dalam kepekaan tubuha anak terhadap penyakit. g) Penyakit kronis Anak yang memiliki penyakit menahun akan mempengaruhi tumbuh dan kembangnya secara optimal. Selain itu, dilhawatirkan anak akan mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari stressnya. h) Fungsi metabolisme Karena perbedaan mendasardalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan terhadap berbagai nutrient harus dilakukan perhitungan yang akurat.

8

i) Hormon Termasuk Growth Hormon, Tiroid, Glikokortikoid, Gonad, dan lain-lain. 2) Faktor fisik a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah Pergantian musim yang terlalu lama dapat mengakibatkan pasokan nutrisi terhambat dan mungkin akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak karena ketidak tersediaan gizi yang dibutuhkan. b) Sanitasi Meliputi kebersihan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan orang di lingkungan sekitarnya. c) Keadaan infrastruktur yang dihuni anak Keadaan infrastruktur seperti rumah yang baik dan tidak membahayankan penghuninya akan menjamin kesehatan penghuninya juga. d) Radiasi Radiasi yang tinggi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. 3) Faktor psiko sosial a) Stimulasi Stimulasi yang terarah dan jelas dapat mngembangkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat. b) Motivasi belajar Motivasi belajar dapat diberikan sejak dini dengn memberikan lingkungan dan saran yang kondusif untuk belajar. c) Ganjaran atau hukuman yang wajar Berupa pujian atau hukuman yang tidak membahayakan bagi anak dan tidak menimbulkan depresi atau stress.

9

d) Kelompok sebaya Sebagai sarana sosialisasi dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya secara berkelompok denagn teman-teman yang seusia dengan anak tersebut. e) Stress Stress juga dapat menyebebkan terganggunya psikologis anak seperti mudah murung, nafsu makan menurun dan sebagainya. f) Sekolah Meliputi aspek pendidikan yang dialami anak sehingga dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang terarah. g) Cinta dan kasih sayang Sebagai stimulasi psikologis bagi anak untuk kecerdasan emosionalnya. h) Kualitas interaksi anak-orangtua Kualitas interaksi antara keduanya berpengaruh dalam hal untuk kecerdasan emosionalnya dengan bersikap terbuka tanpa membebani anak dalam menjalankan perannya. 4) Faktor keluarga dan adat istiadat a) Pekerjaan/pendapatan keluarga Mempengaruhi anggaran belanja keluarga dan menujang tumbuh kembang anak. b) Pendidikan orang tua Merupakan salah satu faktor penting dalam penatalaksanaan pendidikan ornag tua pada anaknya. Untuk mengetahui perkembangan positif atau penyimpangan yang terjadi. c) Jumlah saudara Mempengaruhi fokus orang tua dalam mengurus anak-anaknya dan menentukan tingkat perkembangan anak. d) Jenis kelamin dalam keluarga Di beberapa daerah masih diberlakukannya diskriminasi jenis kelamin yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak.

10

e) Stabilitas rumah tangga Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak secara fisik dan emosional. f) Kepribadian orang tua Kepribadian orang tua yang terbuka akan lebih mempengaruhi potensi tumbuh kembang anak yang lebih besar dan positif bila dibandingkan dengan kepribadian orang tua yang tertutup. g) Adat istiasat, norma-norma Adat istiadat yang berlaku di setiap daerah yang berbeda akan mempengaruhi tumbuh kembang anak dan masyarakat di daerah tersebut. Meliputi tradisi upacara adat hingga tabu-tabuan. h) Agama Factor agama juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan mempengaruhi kecerdasan emosionalnya. i) Urbanisasi Kehidupan masyarakat yang cenderung miskin dan kekurangan juga akan berpengaruh terhadap kecerdasan emosional daya dengan anak dan pikirannya. j) Kehidupan politik masyarakat Tergantung kepada kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal kaitannya dengan anak seperti undang-undang yang mengatur tentang perlindungan anak dan kebijakan mengenai pendidikan dan kehidupan masyarakat lainnya.

11

C. Karakteristik Anak pada Prasekolah 1. Perkembangan psikososial (Erikson) inisiatif versus rasa bersalah 1) Orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga 2) Anak normal telah menguasai perasaan otonomi. Dengan dukungan orang tua dalam imajinasi dan aktivitas, anak berupaya menguasai perasaan inisiatif 3) Anak mengembangkan perasaan bersalah ketika orang tua membuat anak merasa bahwa imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima. Ansietas dan ketakutan terjadi ketrika pemikiran dan aktivitas anak tidak sesuai dengan harapan orang tua. b. Anak usia prasekolah adalah pelajar yang energik, antusias dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Anak menggali dunia fisik dengan semua indra dan kekuatannya. c. Kesadaran moral (suara dari dalam hati yang mengingatkan dan mengancam) mulai berkembang. d. Anak usia prasekolah mulai untuk menggunakan alasan sederhana dan dapat menoleransi penundaan kepuasan dalam periode yang lama.

a. Menyatakan krisis yang dihadapi anak pada usia antara 3 dan 6 tahun disebut

2. Perkembangan psikoseksual a. Tinjauan (Sigmund Freud) 1) Tahap falik berlangsung sari usia 3 sampai dengan 5 tahun 2) kepuasan anak berpusat pada genitalia dan masturbasi 3) anak mengalami apa yang oleh freud disebut sebagai konflikodipus a) fase ini ditandai dengan kecemburuan dan persaingan terhadap orang tua sejenis dan cinta terhadap orang tua lain jenis b) tahap odipus biasanya berakhir pada akhir periode usia prasekolah dengan identifikasi kuat pada orang tua sejenis

12

b. Perkembangan seksual 1) banyak anak usia prasekolah melakukan masturbasi untuk kesenangan fisiologis 2) anak usia prasekolah membentuk hubungan dekat yang kuat dengan orang tua lain jenis, tetapi mengidentifikasi oarang tua sejenis 3) ketika identiras seksual berkembang, kesopanan mungkin menjadiperhatian. Demikian halnya dengan ketakutan terhadap kastrasi 4) anak usia prasekolah merupakan pengawas yang cermat tetapi kemampuan inter prestasinya buruk sehingga anak dapat mengenali, tetapi tidak memahami aktivitas seksual. a) sebelum menjawab pertanyaan anak mengenai seks, orang tua harus mengklarifikasi kembali apa yang sebenarnya ditanyakan dan dipikirkan anak tentang subyek spesifik b) orang tua harus menjawab pertanyaan mengenai seks dengan sederhan dan jujur, hanya memberikan informasiyang anak tanyakan penjelasan dengan rinci dapat diberikan nanti.

3. Perkembangan kognitif a. Tinjauan (Piaget) 1) tahap berpikir praoperasional pada perkembangan kognitif , dari usia 2 sampai dengan 7 tahun. Memiliki dua fase prakonseptual dan intuitif a) fase prakonseptual (usia 2-4 tahun) (1) anak membentuk konsep yang kurang lengkap dan logis

dibandingkan dengan konsep orang dewasa (2) anak membuat klasifikasi yang sederhana (3) anak menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang simultan (penalaran transduktif) (4) anak menampilkan pemikiran egosentrik

13

b) Fase intuitif (usia 4-7 tahun) (1) anak menjadi mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan, dan menghubungkan objek-objek, tetapi tetap tidak menyadari prinsipprinsip di balik operasi tersebut (2) anak menunjukkan proses berpikir intuitif (anak menyadari bahwa sesuatu adalah benar, tetapi ia tidak dapat mengatakan alasannya) (3) anak tidak mampu untuk melihat sudut pandang orang lain (4) anak menggunakan banyak kata yang sesuai, tetapi kurang memahami makna sebenarnya 2) anak usia prasekolah menunjukkan cara berpikir magis dan percaya bahwa semua pikirannya mengandung kekuatan. Mereka dapat merasa bersalahdan bertanggung jawab terhadap pikiran-pikiran buruk yang kadang-kadang terjadi bersamaan dengan kejadian yang diharapkan (mis: mengharapkan adiknya mati dan pada saat yang sama adiknya menjadi jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit)

4. Perkembangan moral a. Tinjauan (kohlberg) anak usia prasekolah berada pada tahap prakonvensional dalam perkembangan moral, yang terjadi hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini, perasaan bersalah muncul, dan penekanannya adalah pada pengendalian eksternal. b. Standar. Standar moral anak adalah apa yang ada pada orang lain, dan anak mengamati penghargaan. mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan

14

D. Indikator Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah 1. Indikator Pertumbuhan Anak Prasekolah a. Antropometri 1) Berat badan Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada seluruh tubuh. Berat badan biasanya digunakan untuk menetukan status gizi dan tumbuh kembang pada anak, pengukuran objektif dan dapat diulangi, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Tetapi indicator ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnyaanak yang pendek gemuk atau tinggi kurus. a) Pertambahan berat badan rata rata adalah 2,3 kg per tahun. b) Berat badan rata rata anak usia 4 tahun adalah 16,8 kg. 2) Tinggi badan Tinggi badan pada usia pertumbuhan meningkat terus sampai ukuran maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, meningkat lagi pada masa remaja dan berhenti pada usia sekitar 18-20 tahun. a) Pertambahan tinggi badan rata rata adalah 6,25 7,5 cm per tahun. b) Tinggi rata rata anak usia 4 tahun adalah 101,25cm.

3) Lingkar kepala Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis.

15

Peningkatan volume 6 -9 bulan kehamila = 3 gram/24 jam Lahir-6 bulan = 2 gram/24 jam 6 blan- 3 tahun = 0,35 gram/24 jam 3-6 tahun = 0,15 gram/24 jam Kemudian hasil dari pengukuran-pengukuran tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu, misalnya buku Harvard, NCHS, atau buku nasional. 4) Lingkar Lengan Atas Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding dengan BB. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak usia pra sekolah. b. Pemeriksaan Fisik

Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya, menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak dilakukan pada triseps, rambut dan geligi c. Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan dengan status keadaan penyakit, adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan ; pemeriksaan Hb, serum protein (albumun, globulin), hormonal, dll.

16

d.

Pemeriksaan radiologi

Dilakukan untuk menilai umur pertumbuhan dan perkembangan seperti tulang (apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan ). 2. Indikator Perkembangan Anak prasekolah Mary E Muscari, 2001 mengemukakan bahwa semua tugas perkembangan anak usia 3-6 tahun itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi : a. Personal Sosial 1) Hubungan anak dengan orang lain , selain orang tua meluas termasuk kakek nenek, saudara kandung, dan guru-guru di sekolah. 2) Anak memerlukan interaksi yang teratur dengan teman sebaya untuk membantu mengembangkan keterampilan sosial. 3) Tujuan utama program usia prasekolah adalah membantu mengembangkan keterampilan sosial anak b. Gerakan Motorik Halus : Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat misalnya menggambar garis, lingkaran dan menggambar manusia. Keterampilan motorik harus menunjukkan menunjukkan perkembangan utama yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menggambar. 1) Anak dapat membangun menara 9 atau 10 balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran dan menggambar tanda silangpada usia 3 tahun. 2) Anak dapat merekatkan sepatu, meniru gambar bujur sangkar, menjiplak segilima, dan menambahkan 3 bagian ke dalam gambar garis pada usia 4 tahun. 3) Anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segi lima dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis, dan menulkis beberapa huruf dan angka serta serta nama depan pada usia 5 tahun.

17

Aspek keamanan terkait dengan perkembangan gerakan motorik halus adalah sebagai berikut : 1) Meskipun anak usia prasekolah kurang rentan terhadap kecelakaan dibandingkan dengan todler, anak tetap beresiko pada cedera yang sama (mis, jatuh, aspirasi, dan luka bakar) dan membutuhkan tindakan pencegahan yang sama. 2) Orang tua dan orang dewasa lainnya harus menekankan tindakan

keamanan;anak usia prasekolah mendengarkan orang dewasa, mampu memahami serta memperhatikan tindakan pencegahan. 3) Anak usia prasekolah merupakan pengamat yang cermat dan meniru orang lain sehinggaorang dewasa perlumelakukan apa yang mereka ajarkan tentang masalah keamanan. 4) Ketika berat badan anak 18,5 kg dan tinggi badan 100 cm , anak dapat menggunakan sabuk pengaman pada tempat duduk dalam mobil.

c. Gerakan Motorik Kasar : Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, misalnya berdiri dengan satu kaki, berjalan naik tangga dan menendang bola ke depan. Keterampilan motorik kasar anak bertambah baik. Anak usia prasekolah dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar. Anak dapat menggembangkan kemampuan olahraga seperti meluncur dan berenang. 1) Anak usia prasekolah dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki tangga menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa menit dan melompati sesuatu pada usia 3 tahun. 2) Anak mampu melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian pada usia 4 tahun. 3) Anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan menangkap bola, melompati tali dan berdiri seimbang dengan satu kaki bergantian dengan mata tertutup pada usia 5 tahun.

18

d. Bahasa : Kemampuan yang memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, misalnya bicara semua dimengerti, mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil). a) Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara kalimat dengan tiga atau empat kata, dan berbicara terus menerus. b) Rata-rata anak usia 4 tahun mengucapkan 1500 kata, mengatakan cerita yang dilevbih-lebihkan, dan bernyanyi lagu yang sederhana. Usia 4 tahun merupakjn usia puncak untuk pertanyaan mengapa c) Rata-rata anak usia 5 tahun dapat mengucapkan 2100 kata, mengetahui empat warna atau lebih, dan dapat menamakan hari-hari dalam satu minggu dan bulan.

3. Perkembangan Mental (Gerakan-Gerakan Kasar & Halus, Emosi, Sosial, Prilaku, Bicara)pada anak usia 4-5 tahun Berdasarkan skala Yaumil-Mimi (Soetjiningsih :1995) Berdasarkan skala tersebut anak prasekolah dapat : a. Melompat dan menari b. Menggambar orang terdiri dari kepala,lengan,badan c. Menggambar segi empat dan segitiga d. Pandai bicara e. Dapat menghitung jari-jarinya f. Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu g. Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita h. Minat kepada kata baru dan artinya i. Memprotes bila dilarang apa yang diingininya j. Mengenal 4 warna k. Memperkirakan bebtuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil l. Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

19

Pendidikan stimulasi yang perlu diberikan: a. Akademik sederhana ; pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung b. Pendidikan alam sekitar,sosialisasi, pengenalan lingkungan masyarakat. c. Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman d. Menyanyi, menggambar e. Bahasa, bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita,mengucapkan syair sederhana f. Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita g. Menggambar h. Membuat permainan dari kertas i. Bermain musik j. Mengenal tugas, larangan-larangan k. Aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol bung air besar, kontrol buang air kecil)

4. Tes Perkembangan Anak Dewasa ini telah banyak dikembangkan metode-metode deteksi dini gangguan perkembangan anak misalnya melalui tes-tes tertentu. Adapun beberapa tes yang sering digunakan untuk mengetahui perkembangan anak prasekolah yaitu: a. DDST (Denver development screening test) b. DiDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) 1) KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) 2) KPAP ( Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah 3) Tes Daya Lihat dan tes Kesehataan Mata Anak Pra Sekolah 4) Tes Daya Dengar Anak (TDD)

20

BAB III PEMBAHASAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

A. PENGKAJIAN 1. Pengumpulan Data Identitas Anak Nama Panggilan Tanggal Lahir Umur Jenis Kelamin : : : :

Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Hubungan dengan klien : Agama Pekerjaan Suku Bangsa : : : : : :

1. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Berisi masalah yang dialami anak baik maupun masalah yang berpotensi muncul pada anak dengan melihat tanda dan gejala yang ada pada anak saat itu

21

b. Riwayat Kesehatan yang lalu 1) Riwayat Kehamilan Anak tersebut dilahirkan pada kehamilan yang keberapa, keluhan yang sering dialami ibu si anak pada saat anak berada dalam kandungan ibu. 2) Riwayat Intranatal Riwayat intranatal berisi tentang masalah yang timbul selama ibu melahirkan anak tersebut. 3) Riwayat Postnatal Riwayat postnatal berisi tentang BBL, panjang badan, LILA, lingkar kepala, lingkar dada.

c. Riwayat Imunisasi Berisi tentang kepatuhan orang tua anak untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk memberikan imunisasi dan memastikan bahwa tidak tidak ada imunisasi yang terlewat dilihat dari Kartu Menuju Sehat. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis imunisasi BCG Hepatitis B 1 Hepatitis B 2 Hepatitis B 3 DPT 1 DPT 2 DPT 3 Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Campak Waktu diberikan Jadwal yang ditetapkan

22

13 14 15 16 17

Hib MMR Tifoid Hepatitis A Varisela

d. Riwayat alergi Riwayat alergi berisi tentang riwayat alergi terhadap obat, makanan maupun cuaca yang pernah dialami anak e. Riwayat Tumbuh Kembang a) Motorik halus : Kaji keterampilan motorik halus klien seperti klien dapat membangun menara dua blok dan mencorat-coret secara spontan pada usia 15 bulan, membangun menara tiga sampai empat blok pada usia 18 bulan, meniru coretan vertical pada usia 24 bulan. membangun menara delapan blok dan meniru tanda silang pada usia 30 bulan b) Motorik kasar : Kaji mengenai Keterampilan motorik utama masa pra sekolah seperti Melompat dan menari, bersepeda, berlari dengan cepat, dll c) Kemampuan berbahasa Kaji kemampuan anak dalam mengucapkan kata-kata, perbendaharaan kata yang dimiliki anak, mengulang cerita yang telah didengakan, bercerita pengalaman yang dialamninya, dll.

d) Perkembangan kognitif Kaji pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret., perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku yang disadari secara sosial benar atau salah, Dapat menghitung jari-jarinya, dapat menyebut hari-hari dalam seminggu, mengenal minimal 4 warna, dll.

23

e) Perkembangan Psikososial Kaji mengenai bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya serta bagaimana anak mampu berekspresi dengan teman sebayanya saat bermain, apakah anak senang menyendiri atau mengurung diri di kamar.

f) Perkembangan Personal Sosial Kaji tentang tingkat kemandirian klien seperti dapat menggunakan alat makan sendiri dengan benar, dapat mengontrol keinginan bab dan bak, meletakkan sepatu atau tas yang sudah dipakai di tempat semula, dll. f. Pola aktivitas sehari-hari Pola aktivitas sekarang Nutrisi : Kaji jenis makanan kesukaan dan yang tidak disukai, jumlah dan frekuensi makan Eliminasi : Kaji pola berkemih dan defekasi pada anak, lalu kaji juga mengenai toilet training Istirahat tidur : kaji pola istirahat tidur anak, meliputi kuantitas dan kualitas tidur Personal hygiene: Kaji pola kebersihan klien dan kapan orangtua anak memandikan klien

g. Pemeriksaan Fisik 1) Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun. Berat badan rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira21 Kg terkait dengan nutrisi anak. 2) Pertumbuhan anak ( tinggi badan 2 3 inchi per tahun ) h. Persepsi kesehatan Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui keluarga, pola hidup mereka, dan kemampuan orangtua untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan.

24

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Kemungkinan Diagnosa yang muncul : 1. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d BB kurang dari normal 2. Resiko terjadi kecelakaan b.d peningkatan kemampuan motorik kasar anak 3. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan; (lebih spesifik) Orang tua kurang pengetahuan Dukungan orang tua yang tidak adekuat, tidak sesuai Stressor yang berkaitan dengan sekolah Keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial,

bermainatau pendidikan sekunder, akibat: Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi. Kurang stimulasi. Sedikitnya orang terdekat. Kehilangan teman sebaya

4. Resiko Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan bahasa 5. Resiko Defisit Perawatan Diri b.d kurangnya informasi tentang perawatan gigi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa No. 1 a. Anjurkan orang tua untuk menyediakan makanan bergizi yang menarik bagi anak b. Modifikasi bentuk makanan sesuai dengan kesuakaan anak c. Buat variasi menu yang bergizi setiap harinya d. Berikan pendidikan kesehatan kepada orang tua tentang pentingnya nutrisi yang baik bagi kesehatan anak

25

Diagnosa No.2 a. Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak pada saat bermain b. Pilih mainan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan anak. c. Monitor anak ketika bermain di dalam maupun diluar rumah d. Jelaskan kepada orang tua mengenai safety guidance

Diagnosa No.3 a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengankelompok usia. b. Beri waktu bermain dengan orang lain yang sering dan dengan berbagai mainan. c. Perintahkan untuk memberi respon verbal dan mengajukan permintaan. d. Beri pujian untuk perilaku yang positif.2. e. Beri pendidikan kesehatan atau informasi mengenai pertumbuhandan

perkembangan anak

Diagnosa No. 4 a. Bila ada perilaku antisosial pada anak, bantu untuk: Menggambarkan perilaku yang memengaruhi sosialisasi. Bermain peran sesuai respon. Munculkan umpan balik sebaya untuk perilaku positif dannegatif. Ajarkan orang tua untuk:

b. Menghindari ketidaksetujuan di depan anak c. Membuat kontak mata sebelum memberi instruksi danminta anak untuk mengulangi apa yang dikatakan.

26

Diagnosa No.5 a. Dorong untuk perawatan diri: merias diri sendiri, memakai bajusendiri, perawatan mulut, perawatan rambut. b. Beri penjelasan kepada anak dan orang tua tentang pentingnya perawatan gigi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah meninjau dari beberapa referensi dan membahas materi tentang pertumbuhan perkembangan anak usia prasekolah dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan dapat dilihat dari beberapa indikator. Untuk Pertumbuhan anak pra sekolah berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas dapat dijadikan indicator apakah anak tersebut mengalami gangguan dalam pertumbuhannya atau tidak. Sedangkan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya gangguan perkembangan anak prasekolah dapat dilihat dari 4 sektor perkembangan yaitu Personal sosial, Perkembangan motorik halus, motorik kasar, dan bahasa. Selain itu untuk melakukan deteksi dini gangguan perkembangan, kini telah dikembangkan berbagai tes perkembangan. Tes perkembangan yang sering digunakan adalah DDST (DDST (Denver development screening test) dan DiDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) yang meliputi KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan), KPAP ( Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah, Tes Daya Lihat dan tes Kesehataan Mata Anak Pra Sekolah, Tes Daya Dengar Anak (TDD). Tes deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan tersebut sangatlah bermanfaat bagi klien maupun bagi kita selaku perawat. Karena dengan adanya tes tersebut kita dapat mengetahui lebih dini jika seorang anak mengalami gangguan perkembangan ataupun perkembangan sehingga dapat dilakukan penanganan lebih cepat.

27

B. Saran Setelah membahas materi pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah, kami menyarankan agar mahasiswa keperawatan hendaknya lebih memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya pada usia pra sekolah tapi pada semua tahap usia anak. Hal tersebut sangat penting agar kita selaku tenaga kesehatan mampu memberikan asuhan keperawatan anak yang berkualitas. Selain itu konsep pertumbuhan dan perkembangan juga perlu diinformasikan kepada pihak keluarga terutama orang tua klein sehingga orang tua pun dapat menyadari lebih dini jika anaknya mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Dan sudah menjadi tugas kita untuk memberdayakan pihak keluarga.