makalah pp

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan s belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangka dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas. 200 ! pasal "#. $erdasarkan pengertian diatas terlihat jelas bahwa pendidikan memi yaitu adanya interaksi atau proses, tujuan serta hasil. Pendidikan juga merupakan suatu proses pengubahan sikap dan perilaku sese atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran pelatihan (%amus lengkap $ahasa &ndonesia ! ' )# Upaya pengajaran dan pelatihan dapat dilakukan ditempat*tempat yan sudah disediakan untuk hal itu, seperti sekolah dengan guru sebagai pendidiknya (formal#, ataudi rumah dengan orang tua sebagai pendidiknya (informal# bahkan dilingkungan dimana masyarakatdan teman dapat berperansebagaipendidik (nonformal#. +alam masyarakat sederhana, pada awalnya pendidikan dimaksudkanuntuk mengajarkan budaya, yaitu mengajar anak untuk mengetahui dan mengamalkan nila dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini berjalan secara infor belajar melalui pengamatan terhadap lingkungan dan orang*orang yang terdeka dia. pa yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi tertentu dike pengamatan atau pengalaman. (-nsiklopedi asional &ndonesia, 200) ! /'#. a masyarakat sederhana, semua orang yang lebihtua dan berpengalaman adalah "

Upload: fendik

Post on 04-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengantar pendidikan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas. 2003 : pasal 1).Berdasarkan pengertian diatas terlihat jelas bahwa pendidikan memiliki tiga ciri yaitu adanya interaksi atau proses, tujuan serta hasil.Pendidikan juga merupakan suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus lengkap Bahasa Indonesia : 574)Upaya pengajaran dan pelatihan dapat dilakukan ditempat-tempat yang memang sudah disediakan untuk hal itu, seperti sekolah dengan guru sebagai pendidiknya (formal), atau di rumah dengan orang tua sebagai pendidiknya (informal) bahkan dilingkungan dimana masyarakat dan teman dapat berperan sebagai pendidik (nonformal).Dalam masyarakat sederhana, pada awalnya pendidikan dimaksudkan untuk mengajarkan budaya, yaitu mengajar anak untuk mengetahui dan mengamalkan nilai-nilai dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini berjalan secara informal, anak belajar melalui pengamatan terhadap lingkungan dan orang-orang yang terdekat dengan dia. Apa yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi tertentu diketahui melalui pengamatan atau pengalaman. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004 : 365). Jadi dalam masyarakat sederhana, semua orang yang lebih tua dan berpengalaman adalah pendidik.Namun dalam masyarakatyang lebih kompleks, makin banyak yang harus diketahui anak dengan baik, sehingga diperlukan adanya pendidikan yang formal dengan guru sebagai pendidik dan terbagi dalam berbagai jenjang dan kekhususan.Diadakannya suatu pendidikan pastinya mempunyai suatu tujuan. Tujuan pendidikan ini memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. (Tirta, 2006 : 37)Memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan, berarti bahwa pendidikan itu tidak boleh digunakan sebagai ajang coba-coba. Pendidikan harus memiliki arah pasti, karena pada dasarnya pendidikan digunakan untuk mengantarkan peserta didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Sedangkan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan, berati pendidikan digunakan untuk mengembangkan potensi yang pada dasarnya telah dimiliki oleh setiapmanusia atau peserta didik. Potensi-potensi ini harus diasah dengan benar sehingga peserta didik dapat memiliki kualitas yang baik dan jika diberi stimulus-stimulus yang baik dari pendidik maka terciptalah pengembangan yang utuh sehingga menjadi manusia yang memiliki kecerdasan menyeluruh, yang tidak hanya cerdas dalam intelektual namun yang cerdas dan bersahaja dalam bersikap.Kecerdasan menyeluruh ini sangat dibutuhkan dalam era globalisasi saat ini, sehingga kualitas pendidikan yang baik sangat berpengaruh untuk membentuknya. Salah satu indikator / komponen penting untuk menciptakan kualitas pendidikan yang baik adalah pendidik yang berkualitas untuk membantu peserta didik dalam proses belajar mengajar.Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,meniai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan,serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU Sisidiknas nomor 20 tahun 2003 bab XI pasal 39 ayat 2).Secara umum banyak sekali peranan yang mesti dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Namun, peranan guru yang paling pokok berhubungan erat dengan tugas dan jabatannya sebagai suatu profesi. Tugas guru secara profesional menurut Sutan Zanti Arbi (1992:134) meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih.Mendidik berarti pemberian bimbingan pada anak agar potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengimbangkan nilai-nilai hidup. Sebagai pembimbing, guru memberi tekanan pada tugas memberi bantuan pada murid agar dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Tugas ini tergolong pada aspek mendidik,sebab tugas guru disamping menyampaikan ilmu pengetahuan, juga mencakup pembentukan nilai-nilai pada diri murid yang tertuju pada pengembangan seluruh aspek kepribadian murid secara utuh agar tumbuh menjadi manusia dewasa.Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif),sikap (afektif) dan keterampilan(psikomotor) pada diri murid agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.Berdasarkan kasus Banyak Guru Malas Mengajar yang dimuat dalam koran Jawa Pos, Senin 09 April 2012, menceritakan tentang banyaknya Guru di wilayah mojokerto yang malas mengajar karena cenderung mengejar Proses Sertifikasi. Bahkan laporan itu terangkum dalam catatan strategi rekomendasi LKPj wali kota 2012 bila benar guru menomor satukan sertifikasi maka dikhatirkan siswa akan menjadi petik korban program wajib belajar (wajar) 12 tahun yang dicanangkan Pemkot Mojokerto.Dari kasus tersebut Penulis menganalisa masalah masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya yang menyoroti kualitas tenaga pendidik, dalam makalah yang berjudul Masalah Pendidikan di Era Globalisasi

1.2RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian pendidikan?2. Apa sajakah permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia?3. Siapa yang bertanggung jawab dalam menjalankan sistem pendidikan?4. Bagaimana peran tenaga pendidik dalam sistem pendidikan?5. Bagaimana menganalisis masalah yang di hadapi pada sistem pendidikan di Indonesia beserta solusinya?

1.3 TUJUAN1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan 2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia.3. Untuk mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab dalam menjalankan sistem pendidikan di Indonesia.4. Untuk menjelaskan peran tenaga pendidik dalam sistem pendidikan5. Untuk menganalisis masalahyang dihadapi pada sistem pendidikan di Indonesia serta solusinya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKANPendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 1).

2.2 MASALAH YANG ADA DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIADalam dunia pendidikan dibutuhkan suatu sistem. Sistem tersebut digunakan sebagai acuan untuk menjalankan proses pendidikan. Dan menurut (H. Dinn Wahyudin, dkk, 2007)., Sistem Pendidikan itu merupakan Kegiatan yang kompleks, dan meliputi berbagai komponen yang berkaitan erat satu sama lain. Oleh karena itu, apabila konsep pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka berbagai faktor yang terlibat dalam sistem pendidikan harus dipahami terlebih dahulu seperti 7 komponen-komponen yang dijadikan pedoman dalam penerapan sistem pendidikan di Indonesia. 7 komponen-komponen sistem pendidikan itu meliputi : 1. Dasar Pendidikan 2. Tujuan Pendidikan 3. Materi Pendidikan 4. Metode Pendidikan 5. Alat Pendidikan 6. Peserta Didik 7. Pendidik. Meskipun di dalam sistem pendidikan memiliki 7 komponen yang dijalankan secara profesional dan proporsional, namun tidak luput dari kendala dan polemik dunia pendidikan. Seperti yang telah kita ketahui bahwamayoritas masalah datang dari faktor intern, namun tetap tidak luput dari masalah ekstern. Salah satu masalah intern yang paling sering terjadi seperti masalah tenaga pendidik. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standartisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:(1).Kurangnya sarana fisik,(2). Rendahnya kualitas guru,(3). Rendahnya kesejahteraan guru,(4). Rendahnya prestasi siswa,(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,(7). Mahalnya biaya pendidikan. Karena tenaga pendidik adalah suatu komponen yang sangat bertanggung jawab dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, penulis membahas masalah dalam pendidikan dari faktor intern yaitu Tenaga Pendidik.

2.3 PIHAK PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM MENJALANKAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Tenaga pendidik sangat bertanggung jawab dalam menjalankan suatu dasar sistem pendidikan karena telah dijelaskan pada UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2Dalam proses pendidikan, pendidik merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam menjalankan proses pendidikan. Pendidik sendiri,menurut UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Adapun peranan atau kewajiban dan hak yang dimiliki pendidik diantaranya:1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yang pantas dan memadai;b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;d. Perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dane. kesempatan untuk menggunakan sarana prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;b. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan;danc. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 40).Namun pada kenyataannya, keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan.Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

2.4 PERAN TENAGA PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

Tenaga Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuaidengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi diatas jelas bahwa tenaga pendidik memiliki lingkup profesi yang lebih luas. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang- orang yang dalam melaksanakan tugasnya yang berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan terarah. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing - masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah Sebutan tenaga pendidik yang bekerja disekolah dan PerguruanTinggi.Tampak sekalipun pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya,sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa,tidak ada aturan yang jelas, tidak didukungs arana prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik memiliki posisi yang penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran).Hal ini telah dipertegas dalam Pasal 39 ayat 2UU No.20 tahun2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakandan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

2.5 ANALISA KASUS PENDIDIKAN DI INDONESIA SERTA SOLUSINYABerdasarkan kasus kasus yang dimuat dalam koran Jawa Pos, Senin 09 April 2012, menceritakan tentang banyaknya Guru di wilayah mojokerto yang malas mengajar karena cenderung mengejar Proses Sertifikasi. Bahkan laporan itu terangkum dalam catatan strategi rekomendasi LKPj wali kota 2012 bila benar guru menomor satukan sertifikasi maka dikhatirkan siswa akan menjadi petik korban program wajib belajar (wajar) 12 tahun yang dicanangkan Pemkot Mojokerto.Dari kasus - kasus tersebut Penulis menganalisa masalah masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya yang menyoroti kualitas tenaga pendidik.Berikut ini adalah kasus kasus dan hasil analisa penulis:

TeoriFaktaHasil

Kasus 1: Sabtu 3 Maret 20121. Pasal 41 ayat 2 UU Sisdiknas no.20 th. 2003 Pengangkatan,penempatan dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan di atur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal.2. Pasal 41 ayat 3 UU Sisdiknas no.20 th. 2003 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidik dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang di perlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.

Kasus 2: 9 April 2012

1.Pasal 42 ayat 1 UU SISDIKNAS 2003 Pendidik harus memiliki kualitas minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan m engajar,sehat jasmani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2.Pasal 40 ayat 2 poin B UU Sisdiknas no.20 th. 2003 Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban : Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu kependidikan.

3. Pasal 52 UU sisdiknas no.2 thn 1989 Pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah ataupun oleh masyarakat dalam rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan.

3.Pasal 39 Ayat 2 UU Sisdiknas no.20 th. 2003 Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,melakukan pembibingan dan pelatihan serta melakukan penelitian .Pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Kasus 3: 25 April 2012

1. Pasal 40 Ayat 1 Poin a UU Sisdiknas no.20 th. 2003 Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.2. Pasal 40 Ayat 1 poin b UU Sisdiknas no.20 th. 2003 Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

Hampir merata di setiap SMP,SMA dan SMK NEGRI di Jombang kelebihan tenaga pengajar,terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,Ekonomi,Fisika,PKN.Selain kelebihan ,ada juga sejumlah pelajaran yang kekurangan tenaga pengajar.Seperti pada mata pelajaran Keterampilan,BK,Muatan Lokal dan Seni Budaya.

...,secara prinsip tetap mendukung upaya guru yang tengah berupaya mendapatkan sertifikasi. Alasannya sertifikasi sendiri dapat meningkatkan kualitas profesionalisme guru dan mengarah pada peningkatan kesejahteraan guru....

para pendidik di kota mojokerto belakangan ini sangat malas mengajar karena mengejar sertifikasi .

Komisi III DPRD kota mojokerto menyatakan belakangan ini banyak laporan yang diterima menyangkut indikasi malasnya para pendidik saat mengajar karena cenderung lebih mengejar proses sertifikasi

Sorotan komisi III DPRD kota Mojokerto.Banyak laporan masyarakat seputar guru yang malas mengajar

Banyak guru di Kabupaten Mojokertoyang belum mendapat TPP meskipun sudah mendapat sertifikasi karena adanya kekurangan anggaran.

Fakta dan teori tidak sesuai karena pada kenyataannya masih ada satuan pendidikan yang kekurangan dan kelebihan tenaga pengajar.Ini membukktikan bahwa pengangkatan,penempatan dan penyebaran tenaga pendidik kurang terorganisir dengan baik.

Fakta dan teori sesuai dengan pasal 42 ayat 1 untuk meningkatkan kualitasnya guru meningkatkan kualitasnya guru berusaha memperoleh sertifikasi.

Tidak sesuai dengan UU sisdiknas pasal 40 ayat 2 dan pasal 39 ayat 2. Karena pendidik di sini tidak mejalankan profesi mereka sesuai pasal 40 ayat 2 yang seharusnya pendidik berkewajiban untuk meningkatkan mutu pendidikan sedangkan disini, pendidik hanya mengutamakan kesejahteraan dirinya sendiri dengan mengejar sertifikasi saja.

SesuaiKarena dalam kasus ini, pemerintah mengetahui penyebab malasnya guru mengajar.

Tidak sesuai, karena dalam kasus ini peserta didik ditelantarkan oleh para guru. Dalam pasal 39 Ayat 2 pendidik bertugas merencanakan dan melaksanankan proses pembelajaran secara professional.

Fakta dan teori tidak sesuai karena seharusnya para pendidik memperoleh jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai sesuai dengan tugas dan prestasi kerjanya.Tapi karena minimnya anggaran yang di sediakan pemerintah banyak yang belum memperoleh TPP-nya

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN3.1 Kesimpulan 1.Pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakn potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dn Negara.2.Permasalahan khusus pendidikan yang ada di Indonesia yaitu, kurangnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, serta mahalnya biaya pendidikan. Sedangkan permasalahan umum yang sekarang terjadi di Indonesia adalah rendahnya kesejahteraan guru yang menyebabkan terganggunya proses pembelajaran.3.Yang bertanggung jawab dalam menjalankan proses pendidikan adalah tenaga pendidik, karena tanpa adanya pendidik yang professional maka proses pendidikan akan terhambat.4.Peran tenaga pendidik adalah bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.5.Untuk mengatasi masalah rendahnya kesenjangan guru pemerintah diharapkan lebih bijaksana dalam upaya pemerataan dan penempatan para tenaga pendidik secara professional dan proposional sesuai tuntutan dan kebutuhan dan keadaan daerah atau wilayah yang lebih membutuhkan tenaga pengajar sesuai dengan kriteria yang membutuhkan.

3.2 Saran Hasil analisis kasus diatas, diharapkan dapat ditindak lanjuti untuk menjadi pendidik dimasa yang akan datang menjadi lebih baik dan lebih profesional sesuai UU SISDIKNAS dan juga dapat memiliki pengetahuanserta dapat menelaah kasus kasus dalam lingkungan pendidikan khususnya di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Bin/nk.03 maret 2012. Buntut Kelebihan Guru,Pelototi Kinerja Guru. Radar Mojokerto: hal 3. Ris/nk.09 April 2012. Banyak Guru Malas Mengajar. Radar Mojokerto: hal 20. Abi/c3/yr.25 April 2012. Guru Sertifikasi Kemenag Mengeluh. Radar Mojokerto: hal 25 dan 35. 16