makalah perkembangan pengelasan 220309

36
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENGELASAN MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Sistem Produksi (KJ 712) Dosen: Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd Oleh : Nelly Syarifah 1102640 1

Upload: nelly-syarifah

Post on 06-Aug-2015

335 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENGELASAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahRekayasa Sistem Produksi (KJ 712)

Dosen:

Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd

Oleh :

Nelly Syarifah

1102640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

1

Page 2: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr. Wb.

Saya panjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkah dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

sahabatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.

Dalam bidang manufaktur, istilah pengelasan tidak lagi menjadi suatu yang

asing. Karena sektor manufaktur sangat erat terkait dengan pengelasan sebagai salah

satu tahap assembling. Makalah ini akan membahas mengenai Perkembangan

Pengelasan. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata

kuliah Sistem Rekayasa Produksi yang diberikan oleh Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd.

Makalah ini dirancang dari hasil study komparatif dan kajian teoritis.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa ada bantuan, kritik, saran dan juga

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati dan penuh rasa hormat teriring doa dan rasa syukur saya mengucapkan

terima kasih kepada Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah

Sistem Rekayasa Produksi yang telah memberikan pembelajaran, membimbing dan

memberikan pengarahan dalam proses perkuliahan. Saya ucapkan terima kasih kepada

orang tua saya atas dorongan motivasinya serta doa yang senantiasa tercurah selama

penyusunan makalah ini dan kepada rekan-rekan Pendidikan Teknologi Kejuruan

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu dalam penulisan

dan penyusunan makalah ini, terima kasih. Saya telah mencoba menyusun tulisan ini

dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi sebuah penulisan yang baik dan dapat

i

Page 3: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

berguna untuk menambah wawasan kita semua. Tetapi jelas bahwa hingga sekarang ini,

saya masih dalam tahap belajar dan oleh sebab itu saya menyambut baik segala saran

dan komentar yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan

penulisan ini.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Bandung, September 2012

Nelly SyarifahNIM.1102640

ii

Page 4: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 4

2.1 Mesin Bubut................................................................................................ 5

2.2 Bagian-Bagian Mesin Bubut ...................................................................... 12

2.3 Konsep Energi Panas Bumi........................................................................ 13

BAB III PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MESIN BUBUT....................... 20

2.4 Geothermal di Indonesia............................................................................. 20

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi .................................................... 22

2.6 Potensi Energi Geothermal di Indonesia.................................................... 26

BAB IV KESIMPULAN..................................................................................... 29

2.1 Kesimpulan................................................................................................. 29

2.2 Rekomendasi............................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 31

iii

Page 5: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi merupakan ilmu yang menggali berbagai ilmu terapan. Teknologi juga

sering dipakai untuk menyebut berbagai jenis peralatan yang mempermudah hidup kita.

Dengan teknologi pekerjaan yang dulunya membutuhkan tenaga yang besar, sekarang

bisa dilakukan dengan tenaga kecil. Dengan teknologi pula pekerjaan yang dulunya

membutuhkan waktu lama, sekarang hanya butuh waktu yang sangat singkat. Dalam

Wikipedia (2012), teknologi adalah seluruh sarana untuk menyediakan barang-barang

yang diperlukan bagi kelansungan dan kenyamanan hidup manusia.

Perkembangan zaman yang disertai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan

yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya

manusia harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mampu

mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan. Dengan semakin berkembangnya

teknologi industri saat ini, tidak bisa mengesampingkan pengtingnya penggunaan logam

sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling

sederhana seperti alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi

permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan logam seperti besi cor, baja,

aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa

pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manusia tidak mungkin terjadi.

Dengan kemampuanan akalnya manusia mampu memanfaatkan logam sebagai

alat bantu kehigupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin,

1

Page 6: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

bangunan dasn lainya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut

menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan tatau penyambungan. Salah satu

teknologi penyambungan tersebut adaslah dengan pengelasaan. Perkembangan

teknologi dibidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari

pengelasan karena pengelasan sangat mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan

reparasi logam.

Pembangunan konstruksi dengan logam pada masa sekarang ini banyak

melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun karena sambungan las

merupakan salah satu pembuatan sambungan yang secara tekniks memerlukan

keterampilan yang tinggi bagi pengelas agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik.

Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang konstruksi, pengelasan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena

mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.

Hampir pada setiap pembangunan suatu konstruksi dengan logam melibatkan unsur

pengelasan. (Wiryosumarto dkk; 2000).

Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan

industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.

Sehingga hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur

pengelasan. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas

meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, sarana transportasi, rel, pipa

saluran dan lain sebagainya.

Pengelasan berdasarkan klasifikasi cara kerja dapat dibagi dalam tigakelompok,

yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian. Pengelasan cair adalah suatu

cara pengelasan dimana benda yang akan disambung dipanaskan sampai mencair

2

Page 7: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

dengan sumber energy panas. Cara pengelasan yang paling banyak digunakan adalah

pengelasan cair dengan busur (las busur listrik) dan gas. Tidak semua logam memiliki

sifat mampu las yang baik. Bahan yang mempunyai sifat mampu las yang baik

diantaranya adalah baja paduan rendah. Baja ini dapat dilas dengan las busur elektroda

terbungkus, las busur rendam dan las MIG (Metal Inert Gas) atau las logam gas mulia.

Baja paduan rendah biasa digunakan untuk pelat-pelat tipis dan konstruksi umum.

1.2 Pokok permasalahan

Dalam penulisan makalah ini, adapun pokok permasalahan yang akan penulis

paparkan adalah :

1. Pengertian pengelasan

2. Prinsip Kerja pengelasan

3. Bagian-Bagian pengelasan

4. Perkembangan perkembangan pengelasan

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan

teknologi saat ini dimana perubahan zaman yang mendorong perubahan ilmu dan

teknologi, khusunya teknologi pengelasaan.

3

Page 8: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

BAB II

LANDASAN TEORI

Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar

yaitu :

1) Penyambungan sementara (temporaray joint), yaitu teknik penyambungan logam

yang dapat dilepas kembali

2) Penyambungan tetap (permanent joint) yaitu teknik menyambung logam dengan

cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam

pengisi termasuk galam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasaan.

2.1 Pengertian tentang Las

Las (welding) adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan

mencairkan melalui pemanasan (riwidharto, 1996:1). Sejalan dengan riwidharto,

Daryanto (2011: 3) mengartikan pengelasan denganreferensi Welding Handbook adalah

proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara pemanasan

pada suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau tampa

pemakaian bahan pengisiDefinisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau

logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam

yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru

disambung dengan bantuan perekat ( filler ). Selain itu las juga bisa didefinisikan

sebagai katan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom.

Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Pengelasan Cair

Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair, kemudian

membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.

2. Pengelasan Tekan

yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh, lalu

keduanya ditekan hingga menyambung Adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi

menjadi :

a. Pengelasan tempa

3

Page 9: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

Merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses pemanasan pada logm

yang diteruskan dengan penempaan (tekan) sehingga terjadi penyambungan

logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan

besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.

b. Pengelasan tahanan

Proses ini meliputi :

1. Las proyeksi

Merupakan proses pengelasan yang hasil pengelasannya sangat dipengaruhi

oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya yaitu pelat yang akan

disambung dijepit dengan elektroda dari paduan tembaga, kemudian dialiri arus

yang besar.

2. Las titik

Prosesnya hampir sama dengan las proyeksi, yaitu pelat yang akan disambung

dijepit dahulu dengan elektroda dari paduan tembaga, kemudian dialiri arus

listrik yang besar, dan waktunya dapat diatur sesuai dengan ketebalan pelat

yang akan dilas.

3. Las Kampuh

Merupakan proses pengelasan yang menghasilkan sambungan las yang

kontinyu pada dua lembr logam yang tertumpuh. Ada tiga jenis las kampuh,

yaitu las kampuh sudut, las kampuh tumpang sederhana dan las kampuh

penyelesaian.

3. Pematrian

adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah penggunaan bahan

tambahan/ filler yang mempunyai titik leleh dibawah titik leleh logam induk.

Pengelasan fusion dapat dibedakan menjadi :

a. Pengelasan Laser

Merupakan pengelasan yang lambat dan hanya diterapkan pada las yang kecil,

khususnya dalam industri elektronika.

b. Pengelasan Listrik berkas elektron

Pengelasan jenis ini digunakan untuk pengelasan pada logam biasa, logam tahan

api, logam yang mudah teroksidasi dan beberapa jenis paduan super yang tak

mungkin dilas.

Perkembangan Teknologi 4

Page 10: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

c. Pengelasan thermit

Merupakan satu-satunya pengelasan yang menggunakan reaksi kimia eksotermis

sebagai sumber panas. Thermit merupakan campuran serbuk Al dan Oksida besi

dengan perbandingan 1 : 3

Las cair dan pematrian termasuk ke dalam las fusion. Salah satu las fusion adalah las

termik. Pada las termik ini, panas yang dihasilkan berasal dari reaksi eksotermis. Las

termik adalah satu-satunya las yang menggunakan reaksi kimia sebagai berikut :

8Al + 3 Fe3O4 →9Fe + 4 AL2 O3

Pada reaksi ini besi yang dihasilkan mencapai suhu /temperatur 2500 C, hingga

ujung benda kerja yang dituangi besi itu akan meleleh dan membentuk sambungan.

Pada las tekan, benda kerja dipanaskan hingga meleleh/ membara. Kemudian ditempa

hingga membentuk sambungan. Hal ini sering dilakukan oleh pandai besi.

Perkembangan Teknologi 5

Page 11: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

BAB III

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MESIN BUBUT

3.1 Sejarah Mesin Bubut

Mesin bubut adalah sebuah alat yang telah dikenal dan digunakan sejak Mesir

kuno, yang digunakan di Assyria dan Yunani kuno. Gerakan permulaan sekitar

1300SM, ketika Mesir kuno mengembangkan industri mesin bubut oleh dua orang. Satu

orang mengubah potongan kayu dengan tali sementara yang lain menggunakan alat

tajam untuk memotong bentuk kayu. Roma kuno mengmodifikasi desain yang

digunakan di Mesir Kuno dengan menambahkan busur putaran. Pada pertengahan abad

sebuah pedal menggantikan pengoperasian putaran dengan menggunakan tangan dan

membebasakan kedua tangan pengrajin untuk memegang alat pemutar kayu. Pedal ini

terhubung kesebuah tiang, dan posisi pohon lurus. Saat ini sistem tersebut disebut

“Spring pole”. Spring pole umumnya dipakai diawal abad 20.

Selama revolusi Industri, kekuatan mekanik yang dihasilkan oleh turbin air atau

mesin uap ditransmisikan ke bubut melalui poros, yang memungkinkan pekerjaan lebih

cepat dan mudah. Melatworking Lathe berevolusi menjadi mesin berat dengan tebal,

dan bagian yang lebih kaku. Antara abad 19 dan pertengahan 20an, motor listrik

menggantikan poros sebagai sumber listrik. Dimulai pada tahun 1950, servo yang

diterapkan pada kontrol mesin bubut dan peralatan mesin lainnya melalui kontrol

numerik yang sering digabungkan dengan komputer untuk menghasilkan kontrol

numerik yang terkomputerisasi. Sekarang kontrol secara menual dan CNC dijalankan

dalam industri manufaktur.

20

Page 12: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

Roma Kuno meningkatkan desain Mesir dengan menambah

The inception of motion dates to around 1300 BC when the Ancient Empire best

industrial a two-person lathe. One person would transform the conductor run

composition with a circle while the otherwise utilised a cutting way to cut shapes in the

flora. The Ancient Rome. developed the African ornament with the addition of a motion

bow. In the Middle Ages a treadle replaced hand-operated motion, freeing both the

artificer's keeping to stop the woodturning tools. The tone was commonly connected to

a propel, ofttimes a straight-grained sapling. The scheme today is titled the "become

impel" lathe. Spring end lath

During the Industrial Gyration, mechanized nation generated by thing wheels or

clean engines was transmitted to the lathe via destination shafting, allowing faster and

easier line. Metalworking lathes evolved into heavier machines with thicker, statesman

unbending parts. Between the latish 19th and mid-20th centuries, somebody machine

motors at each lathe replaced connector shafting as the country author. Showtime in the

1950s, servosystem were applied to the manipulate of lathes and otherwise tool tools via

numeric essay, which often was joined with computers to give computerized nonverbal

know. Today manually harnessed and CNC lathes coexist in the man.

3.1 Geothermal di Indonesia

Jumlah sumber energi yang berasal dari panas bumi di Indonesia cukup tinggi,

hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang dihimpit oleh 3 lempeng tektonik aktif

bergerak di Indonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-

Perkembangan Teknologi 21

Page 13: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

Australia. Tumbukan antar tiga lempeng tektonik ini telah memberikan pembentukan

energi panas bumi yang sangat penting di Indonesia.

Gambar 3.1Potensi Geotermal Indonesia

Seperti dijelaskan oleh Rina W (2005) dalam makalahnya “sebanyak 252 lokasi

panas bumi di Indonesia tersebar mengikuti jalur pembentukan gunung api yang

membentang dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, sampai Maluku. Dengan

total potensi sekitar 27 Gwe”.

Dibandingakan dengan negara lainnya, Indonesia jauh lebih unggul. Tabel 3.1 di

bawah menunjukkan MW Geothermal Energi di berbagai negara di seluruh dunia.

(Untuk informasi lebih lanjut tentang tanaman panas bumi lainnya di seluruh dunia

mengunjungi situs ini, Dipilih Geothermal Power Plants (ORMATGreEnergy Power).)

Tabel 3.1

Perkembangan Teknologi 22

Page 14: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

Geothermal Energy

Zunil, Guatemala 24 MW

São Miguel, Açores Islands, Portugal 14 MW

Leyte, The Philippines 125 MW

Olkaria, Kenya 100 MW

Nagqu, Tibet, P.R. of China 1.0 MW

Reykjanes Peninsula, Iceland 9.1 MW

Tabel di bawah ini menunjukkan negara-negara yang menggunakan Geothermal

Energi dan jumlah megawatt pembangkit listrik yang mereka hasilkan.

Tabel 3.2

Producing countries in 1999 MegawattsUnited States 2,850Philippines 1,848Italy 768.5Mexico 743Indonesia 589.5Japan 530New Zealand 345Costa Rica 120Iceland 140El Salvador 105Nicaragua 70Kenya 45China 32Turkey 21Russia 11Portugal (Azores) 11Guatemala 5French West Indies (Guadeloupe) 4Taiwan 3Thailand 0.3Zambia 0.2

Menurut WWF Indonesia, dalam sebuah laporan berjudul “ Menyalakan Cincin

Api : Sebiah Visi Membangun Potensi Panas Bumi Indonesia Igniting the Ring of Fire:

A Vision for Developing Indonesia’s Geothermal Power” – sebuah kajian yang

Perkembangan Teknologi 23

Page 15: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

mengelaborasi tantangan dan peluang pengembangan energi panas bumi di Indonesia,

dan memberikan peta kemungkinan solusinya.

3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama

sepertiPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di

permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas

bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat

dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi

menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik,

untuk penjelasaannya silahkan lihat artikel "Prinsip Dasar Thermodinamika". Apabila

fluida panas-bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap

dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini

dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan

terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang

kemudian dialirkan ke turbin.

Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan

di lapangan, diantaranya:

1. Direct Dry Steam

2. Separated Steam

3. Single Flash Steam

4. Double Flash Steam

5. Multi Flash Steam

6.Brine/Freon Binary Cycle Brine/Isobutane Binary Cycle

7. Combined Cycle

Perkembangan Teknologi 24

Page 16: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

8. Hybrid/fossil–geothermal conversion system

Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat dibagi

menjadi 3(tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi

(geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan

reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini

pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.

Uap Kering (dry steam)

Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat

celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Seperti terlihat

digambar, cara kerja nya adalah uap dari sumber panas bumi langsung masuk ke turbin

melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator untuk menghasil listrik.

Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello,

Italia pada tahun 1904.

Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas

yang tinggi.

Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP

Dieng 1 x 200 

Perkembangan Teknologi 25

Page 17: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

Gambar 2.5.1. Dry Steam Power PlantBilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat dipergunakan

PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapan nya seperti

menara pendingin dan pompa, Tipe ini adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar.

Contoh adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55

MW.

Flash steam

Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara kerjanya

adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatu

separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki

yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi

uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik. Air panas yang tidak

menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui injection wells.

Contoh ini adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

Gambar 2.5.2. Flash Steam Power Plant

Binary cycle

Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107-1820C.

Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk

menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang

Perkembangan Teknologi 26

Page 18: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

langsung terhubung ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan

ke generator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan

yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana atau Iso-pentana.

Gambar 2.5.3. Binary Steam Power PlantKeuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber

panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. karena

alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa depan.

Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida

dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit

minyak.

3.3 Potensi Energi Geothermal di Indonesia

Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia, dengan

setidaknya 29 Giga Watt total potensi panas bumi. Dari jumlah tersebut, baru

dimanfaatkan sekitar 1,2 Giga Watt. Kebijakan Energi Nasional telah menargetkan agar

panas bumi dapat menyokong 5% bauran energi nasional pada 2025, namun hingga saat

ini panas bumi baru berkontribusi 1% dengan perkembangan yang lambat. UU no.20

Tahun 2002 Tentang Ketenaga listrikakan memberikan kesempatan pengembangan

pembangkit tenaga listrik dari sumber energi baru terbarukan setempat diwilayah

kompetisi dan non kompetisi pada

Perkembangan Teknologi 27

Page 19: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

Potensi energi panas bumi di Indonesia, (Hasbulloh, 2009) dijelaskan dalam

tabel dibawah ini :

Daerah sumber Energi Panas Bumi Potensi Energi Panas Bumi (MW)Sumatera

JawaSulawese

Nusa TenggaraMaluku

Irian Jaya

9.5625.3311.300200100165

Jumlah Keseluruhannya 16.658

Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas bumi

yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411 MW atau

20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi panas bumi tersebut

dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, seperti :

PLTP Kamojang didekata Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total

140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.

PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55 MW.

PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan

kapasitas total 330 MW.

PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.

Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah

sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak memerlukan

biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong

berteknologi dan berisiko tinggi.

Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-5.000 per

kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi US$

1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu

Perkembangan Teknologi 28

Page 20: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

area ke area yang lain. Penurunan produksi yang cepat, merupakan karakter produksi

yang harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi

yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misalnya,

kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar.Dalam pembangkitan

listrik, harga jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak

sebanding dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Bumi (PLTP). Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik yang

ditetapkan pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per

kWh.

Adapun keuntungan dan kelebihan PLTP adalah sebagai berikut,

Keuntungan:

1.    Bebas emisi (binary-cycle).

2.    Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam

3.    Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya (angin, Solar cell

dll)

4.    Tidak memerlukan bahan bakar

5.    Harga yang kompetitive

Kelemahan :

1.    Cairan bersifat Korosif

2.    Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga effiensi tidak

merupakan faktor yg sangat penting.

3.    Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau sangat kecil

Perkembangan Teknologi 29

Page 21: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal keramahannya

terhadap lingkungan dibanding energi yang lain. Energi panas-bumi dapat menghasilkan

1. Tenaga listrik langsung di lokasi,

2. Dengan biaya relatif rendah,

3. Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya.

4. Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan

air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah.

5. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan

merusak atmosfer.

6. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya

tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang

memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran.

Ungkapan bahwa panas bumi tidak mencemari lingkungan disebabkan sebagian

besar problem yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi, dan pencemaran ini lebih

bersifar lokal. Meskipun demikian gas-gas yang terkandung, antara lain gas hidrogen

sulfida (H2S), perlu mendapat perhatian.

Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya lebih menonjol untuk

pembangkitan tenaga listrik, sebenarnya energi panas-bumi juga dapat memberikan

dampak negatif terhadap lingkungan, seperti: polusi suhu, penurunan permukaan tanah,

29

Page 22: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

dan tumpang tindih lahan. Selain itu simpulan yang dapat diambil dari pemaparan

makalah ini adalah

1.  Energi panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti kebutuhan sumber

energi berbahan bakar fosil untuk pembangkitan tenaga listrik.

2. Potensi energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk

pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan kemungkinan penjualan energi listrik

ke negara tetangga terdekat.

3. Dampak terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan tidak ada. Hal ini

dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh sistim pemanfaatan energi panas-

bumi yang dipergunakan

4.2 Rekomendasi

Untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia maka beberapa

pertimabangan yang dapat menjadi pertimbangan :

1. Dukung pemerintah untuk mengurangi krisis energi nasional yang

salah satu nya dengan memanfaatkan sumber energi panas bumi

Indonesia

2. Investasi dalam pembangunan kapasitas daerah (provinsi, kabupaten) untuk

pendukung utama energi panas bumi dan dalam pengembangannya.

3. Kedalaman reservior tidak terlalu besar, biasanya tidak lebih dari 300m dibawah

permukaan tanah

4. Faktor yang menjadi pertimbangan lain adalah mempunyai kandungan panas atau

cadangan yang besar sehingga mampu memproduksi uap untuk jangka waktu yang

cukup lama yaitu sekita 25-30tahun

Perkembangan Teknologi 30

Page 23: MAKALAH PERKEMBANGAN PENGELASAN 220309

DAFTAR PUSTAKA

________. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi

_________. (2012). Mengembangkan Energi Pasnas Bumi. [Online]. Tersedia:

http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/11021. (September

2012)

Citrosiswoyo Wahyudi.”Tenaga Listrik Panas Bumi”.pdf. ITS:Surabaya.

Kadir abdul.1996.Pembangkit Tenaga Listrik. Universitas Indonesia : Jakarta.

Dunia.Listrik.2009.”pembangkit-listrik-panas-bumi-2”. http://www.dunialistrik.com

Wikipedia.Indonesia.2009.”EnergiPanasBumi”. http://www.wikipediaindonesia.com

Hermawan. (2005) Pengakjian Sumber Energi Alternatif.

________. (2006). Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025.

\Martin Djamin. (2008) Geothermal Energy In Indonesia.

The Need Project. www.NEED.org

Wahyuningsih, Rina. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di

Indonesia. Kolokium Hasil Lapangan (2005)

_________(2000). Gothermal Education Office. [Online].

Hasbullah.(2009). Konversi Energi Panas Bumi. (Online)

Perkembangan Teknologi 31