perkembangan fisik makalah 13

31
Faktor Gangguan Tingkah Laku pada Anak Gladys Dharmawan 102012301 E9 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana 2013/2014 Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected] Pendahuluan Kepribadian pada masa awal kanak-kanak, inilah masa dimana usaha- usaha sosialisasi benar-benar dilakukan. Masa ini dilakukan pada anak yang berusia 2-5 tahun. Pada masa ini, anak mulai menyadari individualitasnya, dan dia dihadapkan dengan masalah kekuasaan dan disiplin. Pada awal masa kanak-kanak dia sudah mulai memperlihatkan bahwa dia sudah tidak begitu bergantung lagi seperti pada masa sebelumnya, sebaliknya dia memperlihatkan sikap otonominya dalam hal gerak, bisa mengurusi dirinya sendiri dalam kebutuhan-kebutuhan yang sederhana, dan perkembangan tingkah laku social. 1 Selama masa ini keluarga merupakan lingkungan tempat anak itu mengembangkan keterampilan-keterampilan social dan mulai belajar mengontrol tingkah lakunya yang sesuai dengan norma-norma yang ditetapkan baginya. Persetujuan dan celaan orang tua menjadi pedoman utama untuk bertingkah laku, dan cara orang tua memakai norma-norma

Upload: barumendaftar

Post on 16-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah blok 13

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Fisik Makalah 13

Faktor Gangguan Tingkah Laku pada Anak

Gladys Dharmawan

102012301

E9

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana 2013/2014

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

[email protected]

Pendahuluan

Kepribadian pada masa awal kanak-kanak, inilah masa dimana usaha-usaha sosialisasi benar-benar

dilakukan. Masa ini dilakukan pada anak yang berusia 2-5 tahun. Pada masa ini, anak mulai menyadari

individualitasnya, dan dia dihadapkan dengan masalah kekuasaan dan disiplin. Pada awal masa kanak-

kanak dia sudah mulai memperlihatkan bahwa dia sudah tidak begitu bergantung lagi seperti pada masa

sebelumnya, sebaliknya dia memperlihatkan sikap otonominya dalam hal gerak, bisa mengurusi dirinya

sendiri dalam kebutuhan-kebutuhan yang sederhana, dan perkembangan tingkah laku social.1

Selama masa ini keluarga merupakan lingkungan tempat anak itu mengembangkan keterampilan-

keterampilan social dan mulai belajar mengontrol tingkah lakunya yang sesuai dengan norma-norma yang

ditetapkan baginya. Persetujuan dan celaan orang tua menjadi pedoman utama untuk bertingkah laku,

dan cara orang tua memakai norma-norma tersebut merupakan salah satu faktor yang menetukan

perkembangan kepribadian.1

Pembahasan

Beberapa faktor penyebab dari tingkah laku abnormal kemudian yang dapat dianggap berasal dari

awal masa kanak-kanak adalah hubungan orang tua-anak, kekuasaan dan disiplin, pembiasaan kebersihan,

perkembangan seksual, agresi dan permusuhan, hubungan dengan saudara-saudara kandung, frustasi yang

ekstrem, dan pengalaman traumatis lain.1

Page 2: Perkembangan Fisik Makalah 13

Hubungan orang tua-anak

Tingkah laku yang ekstrem antara orang tua dan anak dapat menjadi sumber gangguan emosional

dan tingkah laku abnormal. Penyimpangan-penyimpangan. Dari hubungan orang tua anak yang sangat

penting adalah penolakan, perlindungan yang berlebihan, pertentangan dalam perkawinan atau keluarga

retak.1

Penolakan

Karena anak itu tergantung pada orang tuanya dalam hal menilai dirinya sendiri dan dunia luar,

maka setiap penolakan dari orang tua akan menimbulkan reaksi negative dari pihak anak. Perlakuan yang

kejam dan ekstrem serta berlangsung lama merupakan sumber dari perasaan tidak aman dan

ketidakmampuan menyesuaikan diri pada masa-masa yang akan datang. Penolakan orang tua dapat

dilakukan dengan berbagai cara: penolakan secara terbuka( terang-terangan), atau secara halus dan tidak

disadari. Mungkin juga penolakan menjadi satu tingkah laku yang tetap dari orang tua, atau tidak tetap

yang diperlihatkan oleh salah satu orang tua atau kedua orang tua. Penolakan itu mungkin diungkapkan

dengan cara: mengingkari atau menghalang-halangi, mengomel, mengkritik, atau tetap mempertahankan

norma-norma yang tidak mungkin dicapai oleh anak, pilih kasih diantara saudara-saudara kandung atau

mengabaikannya.1

Reaksi anak terhadap penolaha itu sendiri tergantung tidak hanya pada kenyataan bahwa ia di tolak

tetapi juga pada cara dan tingkah pengungkapannya dan tentu saja pada temperamen anak itu sendiri. Dia

mungkin memnerima penolakan itu atau memberontak, menarik diri, atau menyerang. Tingkah laku

abnormal yang muncul dari penolakan orang tua berkisar dari simtom-simtom psikologis yang ringan

sampai pada gangguan-gangguan kepribadian yang berat.1

Perlindungan yang berlebihan

Apabila orang tua secara sadar atau tidak sadar mencegah anak menyembangkan otonomi yang

normal dalam interaksinya dengan lingkungan, maka dapat dikatakan orang tua terlalu melindungi anak.

Ini mungkin terungkap dalam bentuk kasih saying yang berlebihan dengan cara memanjakan anak, atau

mengontrol anak dengan bersikap dingin(kaku) atau menguasainya. Orang tua yang terlalu melindungi

anak dan bersikap tunduk pada semua tuntutan anak itu, atau juga selalu memaksa nilai-nilai, ambisi-

ambisi, dan keinginan mereka sendiri kepada anak itu. Seringkali perlindungan yang berlebihan juga

disebabkan kecemasan orang tua karena perasaan yang tidak adekuat, kesulitan dalam memahami anak,

kematian anak-anak lain, atau karena anak menderita penyakit yang berat. Atau juga perlindungan yang

berlebihan itu juga digunakan oleh orang tua sebagai mekanisme untuk menutupi perasaan bersalah yang

Page 3: Perkembangan Fisik Makalah 13

muncul dari penolakan anak yang tidak disadari. Perlindungan yang berlebihan mengganggu usaha anak

untuk menguji kemampuannya dalam menghadapi tekanan-tekanan dari lingkungan yang menyebabkan

dia kurang siap menghadapi kenyataan-kenyataan hidup di luar rumah dan keluarga. Anak yang terlalu

dilindungi akan menjadi anak yang terlalu menurut atau bahkan menuntut, cemas dan rasa tidak aman.1

Perlindungan berlebihan yang berlangsung lama akan menyebabkan emosi yang tidak stabil dan

tidak matang. Anak yang terlalu dilindungi sering sekali menggunakan hubungan-hubungan manusia

untuk kepentingan dirinya sendiri dan dengan demikian dia kurang siap menikah dan menjadi orang tua.1

Pertentangan dalam perkawinan dan keluarga retak

Hal yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak adalah peranan orang tua dalam

memberikan lingkungan yang penuh dengan kasih sayang, kesempatan untuk mengalami kekuasaan dan

disiplin dengan cara yang dapat diterima, sistem nilai dan identifikasi yang sehat mengenai laki-laki dan

perempuan. Bukti selalu memperlihatkan bahwa perkembangan kepribadian anak terjadi dengan baik

apabila ayah dan ibu ada di rumah. Dalam kondisi ini anak akan (1) mencapai kemampuan menyesuaikan

diri yang matang dan sehat dimana dia menerima norma-norma masyarakat tanpa dikuasai oleh norma-

norma itu, (2) berhubungan hangat dengan orang lain tanpa terlalu bergantung pada mereka, (3)

memperoleh kekuasaan dalam bekerja dan bermain, (4) belajar memuaskan dorongan-dorongannya dalam

cara yang dapat diterima. Melalui hubungan yang memuaskan dengan kedua orang tua dirumah, dia dapat

mencapai kehangatan dan martabat pribadinya sendiri.2

Pertentangan dalam perkawinan yang menyebabkan terjadinya perpisahan dan perceraian mungkin

sekali merupakan kondisi yang merusak dan menghambat, serta mengancam pertuumbuhan kepribadian

yang sehat. Permusuhan dan kekacauan emosi yang dihadapi anak dalam kondisi perkawinan orang tua

yang demikian menyebabkan anak merasa sulit dan kadang-kadang anak tidak mungkin mengembangkan

hubungan antar pribadi yang normal. Dia dibuat merasa cemas dan tidak aman, dan dengan demikian

menjadi dasar bagi gangguan kepribadian dan tingkah laku.2

Tetapi pertentangan dalam perkawinan bukan satu-satunya faktor yang mengacaukan struktur

keluarga. Keadaan-keadaan yang tidak dapat dikuasai individu mungkin menghambat perkembangan

yang sehat, antara lain adalah kematian salah satu orang tua, atau kedua-duanya lama tidak ada dirumah

karena tugas atau pekerjaan. Luasnya kerusakan yang menimpa anak akan tergantung pada kemampuan

anak itu menyesuaikan diri sebelum kedua orang tuanya mengalami keretakan perkawinan atau kedua

orang tua yang tidak ada dirumah dan pada hubungan-hubungan lain yang diperolehnya didalam atau

diluar rumah.2

Page 4: Perkembangan Fisik Makalah 13

Kekuasaan dan disiplin

Kemampuan untuk menyesuaikan diri secara adekuat terhadapt situasi-situais kenyataan dalam

kebudayaan kita menuntut agar anak belajar menerima kekuasaan. Pada usia 2 atau 3 tahun, anak sering

sekali menjadi keras kepala terhadap saran dan keinginan orang lain yang masuk akal. Penolakan

terhadapat kekuasaan orang tua atau orang dewasa merupakan tanda tonomi yang sedang tumbuh. Ini

adalah usah anak untuk menonjolkan dirinya dan membuat supaya dunia menyesuaikan diri dengan

keinginannya. Selain itu, dia tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menyatakan keinginan-

keinginannya itu secara verbal. Penolakan untuk berbuat hanya merupakan suatu pertahanan diri terhadap

berbagai tuntutan masyarakat yang tidak begitu dipahaminya.2

Cara bagaimana kekuasaan orang tua itu diterima tergantung pada hubungan anak pada ayah dan

ibunya. Berbagai kekecewaan yang pertama kali dialami itu adalah akibat dari pembatasan-pembatasan

yang dikenakan kepadanya oleh karena berbagai faktor kenyataan (misalnya kadang-kadang perlu

menunda pemberian makanan dan kepuasan). Ketika pertumbuhannya berlangsung terus berkat

bimbingan orang tua, dia belajar dari pengalaman bahwa ia mengungkapkan kesulitannya dengan lebih

rasional dari pada hanya dengan tingkah laku yang menolak saja. Sedikit demi sedikit dia tidak akan

menggunakan cara yang negatif lagi. Disamping itu,dia mulai belajar bahwa sumber kekecewaannya

adalah dirinya sendiriyang sangat egosentrik dan hanya peka terhadap kebutuhan dan keinginannya

sendiri yang bertentangan atau tidak sesuai dengan keinginan orang tuanya. Dia mulai menyadari bahwa

kebutuhan fisiknya tidak harus semua dipenuhi oleh orang tuanya. Kesadaran ini merupakan hubungan

kekuasaan yang pertama dan awal sosialisasi anak, dan dengan proses tersebut sedikit demi sedikit dia

dapat memahami norma-norma masyarakat.2

Apabila orang tua menetapkan norma-norma yang sesuai dengan kematangan anak dan

mengendalikan anak menurut norma-norma tersebut secara teges dan ramah, biasanya anak akan

menerima tuntutan masyarakat yang dikenakan kepadanya. Tetapi sebaliknya, bila ornag tua mengenakan

norma yang tidak dapat dipenuhi anak atau dipaksakan secara semena-mena atau secara dogmatis, maka

anak akan mengadakan respon dengan memberontak atau juga menjadi orang yang sangat penurut.

Apabila anak sama sekali tidak diberikan norma atau diberikan secara paksa dan tidak konsisten, maka

anak akan menjadi bingung dan dia tidak dapat mengembangkan kemampuannya yang adekuat untuk

menangani frustasi, dan akhirnya dia tidak dapat menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan-tuntutan untuk

menjadi orang yang matang.2

Pembiasaan akan kebersihan

Page 5: Perkembangan Fisik Makalah 13

Fase yang khusus dan sangat penting dalam proses sosialisasi anak adalah perkembangan dalam

mengendalikan buang air besar dan kecil. Usaha-usaha untuk mengenakan norma pengendalian

kebersihan pada anak sebelum dia siap untuk pembiasaan itu secara fisik atau emosional sering kali

menjadi penyebab awal perasaan tidak adekuat dan takut. Stres yang terjadi terus menerus dari segi

tingkah laku ini dapat menimbulkan masalah-masalah kepribadian pada masa yang akan dating. Para

psikoanalis sangat menitikberatkan segi ini dalam hubungan orang tua-anak dan berpendapat bahwa sifat-

sifat seperti kenakalan, keras kepala, dan dorongan yang terpaksa untuk memperhatikan kebersihan dan

kerapian adalah akibat dari pembiasaan akan kebersihan yang tidak memuaskan. Usaha-usah untuk

membiasakan anak dalam kebersihan yang memuaskan sering merupakan hubungan kekuasaan antara

orang tua yang sangat menentukan perkembangan anak kemudian. Ibu yang selalu menekankan

pembiasaan akan kebersihan sering kali mencerminkan kecemasan ibu sendiri akan kebersihan atau

perasaan yang tidak adekuat dalam menjalankan perannya sebagai ibu.2

Perkembangan seksual

Pada masa ini anak telah bergerak menuju diferensiasi kepribadian yang lebih lanjut. Dia telah

menjadi aktif dan sangat imajinatif. Pengetahuannya bahwa seseorang adalah terpisah dari orang lain,

bahwa seseorang memiliki tubuhnya sendiri, bahwa seseorang dapat memandang dirinya sendiri terlepas

dari lingkungannya, atau dia adalah seseorang yang memiliki hak-haknya sendiri merupakan prestasi

besar bagi anak yang sedang tumbuh.2

Sejalan dengan perkembangan ini, pengetahuan anak tentang seks mulai dari kesadaran dan

penyelidikannya dari tubuhnya sendiri. Perkembangan selanjutnya terjadi ketika dia menyadari perbedaan

anatomis antara jenis kelamin. Reaksi-reaksi orang tua terhadap pengalaman belajar ini akan menentukan

sikap dasar anak terhadap seks. Pendekatan yang sehat dari orang tua meliputi kesediaannya untuk

menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak dengan segera, terus terang, objektif dan sesuai

dengan taraf pemahaman anak. Jadi, orang tua harus memberikan kesempatan bagi anak untuk

mengintegrasikan pengetahuannya tentang seks sebagai bagian yang wajar daari seluruh pengalaman

belajarnya. Reaksi-reaksi orang tua yang menimbulkan perasaan malu, bersalah, dan melihat seks itu

sebagai suatu yang kotor atau sebagai sesuatu yang tabu pada anak dapat menimbulkan kesulitan-

kesulitan dalam menerima fungsi seks dalam hidup. Orang tua yang terlalu sering membelai-belai anak

mulai akan merangsang daerah erotic pada tubuh, dan dengan demikian mengondisikan anak bagi bentuk

kepuasan ini. Sebaliknya, orang tua yang terlalu lama tidak memperlihatkan kasih sayang mungkin dapat

menyebabkan anak merangsang dirinya sendiri untuk mencari kepuasan.2

Page 6: Perkembangan Fisik Makalah 13

Selama awal masa kanak-kanak, ikatan emosional antara anak dengan orang tua yang tidak sejenis

mungkin sangat kuat. Ikatan ini yang digambarkan oleh Freud sebagai hubungan Oedipus terjadi bukan

hanya hubungan anak dengan orang tua yang sejenis tapi juga rasa iri dan bersaing dengan orang tua

yang sejenis. Apabila hubungan yang kuat ini ada, maka akan menimbulkan kesulitan bagi perkembangan

emosional pada masa yang akan datang. Hubungan seksual yang dilakukan oleh orang tua yang dilihat

anak mungkin membawa pengaruh traumatis pada diri anak karena dia dapat menafsirkan keadaan

tersebut sebagai suati bentuk agresivitas dan bukan kasih sayang. Kadang-kadang terjadi anak yang

melihat orang tuanya tanpa pakaian akan menyebabkan kesulitan emosional pada anak.2

Sikap terhadap seks yang ditanamkan pada masa kanak-kanak meletakkan dasar bagi berbagai

bidang penting kepribadian orang dewasa, misalnya hubungan dengan lawan jenis, kapasitas untuk saling

mencintai dan menyayangi, dan kapasitas untuk memegang peran yang memadai dalam hidup sebagai

pria atau wanita. Sikap-sikap yang salah memberikan berbagai kesulitan kepribadian pada masa yang

akan datang.2

Agresi dan permusuhan

Ketika anak berkembang dan belajar menguasai tata susunan otot rangka tubuhnya, dia menemukan

kapasitasnya untuk mengadakan respons terhadap lingkungan dengan tindakan agresif. Perasaan

bermusuhan yang disebabkan oleh frustasi, penghinaan, atau ancaman dapat menyebabkan anak

memperlihatkan kemampuannya untuk menyerang secara langsung dan terbuka. Akibat dari ungkapan

agresinya itu, reaksinya sendiri terhadap pengalaman itu dan reaksi dari orang lain merupakan pengaruh

yang sangat penting dalam proses menguji dan belajar ini, dan akhirnya dalam seluruh perkembangan

kepribadian. Perasaan bermusuhan yang dialami secara berulang-ulang dan diungkapkan dengan agresi

turut menentukan pola-pola mengendalian diri yang akan dibawa kedalam kehidupan dewasa. Anak-anak

harus dibimbing agar memahami bahwa permusuhan itu wajar dan dapat diterima, tetapi perwujudan

perasaan itu dalam bentuk agresi harus dikendalikan. Tentu saja, tingkat pengendalian impuls-impuls

agresif itu harus dihubungkan dengan tingkat usia anak, dan juga dengan situasi yang menimbulkan.

Misalnya, agresi dapat diterima dalam tingkah laku anak yang berusia 3 tahun daripada yang berusia 7

tahun.2

Bila reaksi orang tua terhadap agresi ini terlalu ekstrem, maka bisa menimbulkan kesulitan dalam

penyesuaian diri. Jadi, anak yang dibuat cemas dan merasa bersalah terhadap semua perasaan bermusuhan

dan setiap ungkapannya dalam bentuk agresi mungkin menyebabkan pola-pola mengendaliannya yang

tidak sehat. Perasaan-perasaan bersalah dan ketakutannya terhadap agresi atau hukuman balasan

mungkin akan menyebabkan anak mengekang perasaannya dan sangat takut. Tetapi, pengendalian yang

Page 7: Perkembangan Fisik Makalah 13

terlalu ketat oleh orang tua juga dapat menyebabkan anak memberontak. Sebaliknya, pola lain juga

mungkin terjadi apabila orang tua sama sekali gagal dalam mengendalikan ungkapan agresif anak.

Dengan demikian, mereka mungkin memupuk tingkah laku agresifnya sebagai cara menyesuaikan diri.

Kesulitan-kesulitan dalam usaha mengendalikan agresi merupakan penyebab utama simtom-simtom yang

melumpuhkan. Banyak ahli berpendapat bahwa agresi merupakan sumber yang sangat penting dalam

menimbulkan perasaan bersalah. Lagi pula agresi dapat menjadi dasar bagi lingkaran setan dengan

urutannya demikian: frustasi-agresi-perasaan bersalah-kecemasan-frustasi yang lebih berat.2

Hubungan dengan saudara-saudara kandung

Meskipun hubungan anak yang sangat penting adalah dengan orang tuanya, namun interaksi antar

saudaranya juga memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kepribadian. Masalah utama

dalam penyesuaian diri yang dialami oleh anak adalah cinta kasih orang tua harus dibagi. Pembagian

seperti itu dapat menimbulkan perasaan iri dan bermusuhan yang diketahui anak itu dan selanjutnya dapat

mengancam perasaan amannya. Penyesuaian diri anak dengan masalah saudara kandung ditentukan oleh

jumlah anak didalam keluarga, urutan kelahiran anak itu sendiri, usia dan jenis kelamin anak, dan

perbedaan fisik, intelektual, atau emosional yang dapat membangkitkan perasaan rendah diri atau

perasaan lebih unggul. Peran yang dimainkan anak dalam susunan keluarga juga menentukan pola

penyesuaian diri dalam kehidupan sosial yang akan datang.2

Frustasi yang ekstrem dan pengalaman traumatis

Ada pendapat yang mengemukakan bahwa tingkah laku abnormal yang disebabkan oleh satu

pengalaman traumatis saja. Pandangan ini terlalu sederhana dan mengabaikan pengaruh-pengaruh lain,

misalnya film dari TV. Namun, penyelidikan mengenai sejarah kasus yang banyak jumlahnya

menunjukkan dampak dari setiap pengalaman traumatis pada perkembangan seorang anak selalu

dipengaru perkembangan sampai pada saat itu. Trauma psikologis tentu saja akan mempengaruhi

perkembangan kepribadian; makin drastic pengalaman itu, makin kuat juga pengaruhnya dalam

menyebabkan ketidakmampuan menyesuaikan diri. Tetapi, akibat ini pun tergantung padainterpretasi

anak itu terhadap pengalaman traumatis yang berdasarkan perasaan batinnya. Kematian salah satu orang

tua, misalnya, menjadi lebih kritis apabila kematian itu terjadi pada waktu anak sedang mengalami

permusuhan yang hebat dengan orang tuanya yang meninggal itu. Secara tidak sadar dia berpendapat

bahwa dialah yang menyebabkan kematian itu.2

Pengalaman traumatis umum yang penting dalam perkembangan ketidakmampuan menyesuaikan

diri secara emosional adalah kematian orang tua atau saudara kandung, kecelakaan atau penyakit yang

Page 8: Perkembangan Fisik Makalah 13

berat, berpisah dengan orang tua secara mendadak atau lama, frustasi yang berat atau berkepanjangan,

dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar biologis. Teori psikoanalitik juga memperhatikan secara khusus

pengaruh pengalaman seksual yang traumatis sebagai penyebab tingkah laku abnormal.2

Kepribadian pada akhir masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak biasanya dimulai pada usia 5

atau 6 tahun dan tepat pada waktu anak mulai sekolah. Ini adalah masa yang ditandai dengan perubahan

fisik yang kuat dan munculnya kemampuan intelektual yang sangat penting. Pada akhir masa kanak-

kanak, anak memperluas lingkungan kegiatan sosialnya diluar kalangan keluarga.2

Pada masa ini anak mengalami bersaing. Kegagalan dan penolakan sangat berarti baginya. Dengan

bertambahnya perhatian terhadap tingkah laku etis dan moral, maka anak didorong oleh perasaan akan

kewajiban dan prestasi. Minatnya beraneka ragam dan pada masa ini bakat-bakatnya yang laten dapat

ditemukan. Anak sering hidup dalam dunia khayalan, tetapi dia sering menguji khayalannya ini dengan

bekerja dan bermain. Dia meniru hidup orang dewasa dengan tujuan supaya dia dapat mengungkapkan

dan memahami peran orang dewasa dalam masyarakat. Bidang-bidang penyesuaian diri yang kritis dibagi

menjadi 3 kategori: perkembangan fisik, penyesuaian diri disekolah, dan sosialisasi.2

Pemeriksaan fisik

Rintangan, cacat, atau kelainan fisik yang mencolok dalam pertumbuhan dapat menyebabkan

masalah penyesuaian diri yang berat bagi anak pada masa kini. Kekurangan-kekurangan ini tidak

menguntungkan anak dalam berpartisipasi secara normal dengan kelompok, terutama pada tahap

perkembangan ini pemahaman dan dukungan dari keluarga makin berkurang ketika dia bergerak menuju

masyarakat. Anak-anak terkenal kejam karena mereka cenderung memanfaatkan kekurangan-kekurangan

fisik dari anak-anak lain. Oleh karena itu, kapasitas anak untuk menyesuaikan diri terhadap masalah ini

sangat bergantung pada berasaan aman yang diperolehnya dari dalam lingkungan keluarga.2

Tetapi rintangan, cacat, dan masalah-masalah pertumbuhan itu tidak dengan sendirinya

menyebabkan ketidakmampuan menyesuaikan diri secara emosional. Ketidakmampuan menyesuaikan

diri ini muncul dari sikap anak dan penilaiannya terhadapa gambaran tubuhnya yang keduanya sangat

dipengaruhi oleh reaksi orang-orang lain di lingkungannya. Salah satu penyesuaian diri yang sangat

umum terhadap cacat fisik ini ialah kompensasi yang dapat diungkapkan dengan mengembangkan secara

berlebih-lebihan kemampuan khusus, mengembangkan sikap keberanian yang dibuat-buat, atau mungkin

lari pada kenakalan atau tingkah laku lain yang menyimpang.2

Page 9: Perkembangan Fisik Makalah 13

Penyesuaian diri di Sekolah

Pergi kesekolah berarti berpisah dengan orang tua, tubnduk pada sejumlah norma yang duitetapkan

oleh kelompok yang bukan keluarga, dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok, yang

semuanya mungkin sebagai sumber stress bagi anak. Penangan tuntutan-tuntutan itu oleh orang tua dan

guru dapat membuat pengalaman disekolah menjadi pengalamn yang sehat dan positif atau juga akan

menjadi rintangan bagi perkembangan kepribadian anak. Pengalaman-pengalaman biasa yang penuh

resiko bagi perkembangan anak yang sehat di lingkungan sekolah adalah tekanan-tekanan yang sangat

berat untuk mengatasi resistensi terhadap perpisahan dari rumah, meletakkan ukuran-ukuran prestasi yang

melampaui kemampuannya, kebiasaan mengertak anak untuk mengikuti tingkah laku model, kritik dan

omelan mengenai penampilan tingkah laku sosialnya, dan perlindungan orang tua secara berlebihan yang

mengatasi otonomi anak yang sedang tumbuh.2

Beberapa masalah penyesuaian diri disekolah merupakan akibat dari situasi sekolah saja. Tetapi

lain halnya dengan masalah-masalah penyesuaian diri yang dasarnya telah diletakakan pada masa

prasekolah dan dipercepat oleh stress dari lungkungan sekolah. Masalah yang patut diperhatikan adalah

ketidakmampuan dalam berhitung dan membaca. Ini kadang-kadang merupakan perkembangan dan

ungkapan simtomatik dari gangguan kepribadian yang mendasar. Dalam kasus-kasus lain, kegagalan-

kegagalan disekolah dapat menyebabkan gangguan kepribadian karena tekanan pada anak makin

meningkat selama masa sekolah.2

Sosialisasi

Ketika anak memasuki tahap terakhir masa kanak-kanak biasanya dia mulai bergabung dengan

kelompok dan dan dia menemukan tempatnya sendiri diantara teman-teman sebayanya. Melalui proses

sosialisasi ini, dia mulai membedakan peran laki –laki dan wanita, menguji kemampuan-kemampuannya

sendiri dalam hubungannya dengan kemampuan dari kawan-kawannya dan mempelajari beberapa

kemampuan social dasar. Apa saja yang menggangu proses tersebut dapat menimbulkan stress dan

gangguan kepribadian. Misalnya, tuntutan yang terlalu berat bagi anak untuk melaksanakan pekerjaan

sehari-hari dirumah, tugas pekerjaan rumah yang diberikan disekolah yang membutuhkan waktu lama,

dan tugas-tugas yang lain yang membatasi tingkah laku kelompoknya bisa sangat menggangu

perkembangan sosialnya, dan menimbulkan perasaan dendam yang berlangsung lama dalam dirinya.

Kondisi-kondisi lain yang dapat merusak perkembangan anak adalah bila anak dikekang dan tingkah

lakunya dibatasi sedemikian rupa agar anak turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang lebih

menyenangkan orang tua dari pada dirinya sendiri.2

Page 10: Perkembangan Fisik Makalah 13

Anak yang memasuki masa kehidupan ini dengan perasaan malu, terkekang, atau tidak adekuat,

mengalami masala-masalah sulit dalam penyesuaian diri sama seperti anak yang terlalu dimanjakan dan

menjadi egosentrik. Pengalaman-pengalaman kelompok yang berhasil dan memuaskan dapat

menghilangkan perasaan malu dan terkekang dalam diri anak dan juga dapat menekan sifat yang terlalu

banyak menuntut dan egosentrik. Tetapi, semua pengalaman kelompok anak tidak dapat direncanakan

atau diawasi, serta sering kali masalah yang dibawanya kedalam kelompok menjadi lebih parah karena

diolok-olok, dikucilkan, dan dipermainkan oleh kawan-kawannya.2

Dalam seluruh perkembangan anak selama masa kanak-kanak, Thorpe mengemukakan beberapa

kondisi yang membantu menjaga kestabilan emosi dalam kehidupan selanjutnya sebagai berikut.

1. Fasilitas material yang memadai

2. Kehidupan rumah tangga yang aman

3. Kesempatan untuk mengungkapkan diri

4. Perlindungan terhadap tegangan emosi yang tinggi

5. Kesempatan untuk hidup social

Ketika anak memasuki masa praremaja, dia mengalami suatu perubahan yang jelas dalam minat

sosialnya dan kesadaran akan jenis kelamin. Pembentukan gang-gang sudah menjadi cirri khas dari

kelompok ini. Loyalitas terhadap gang lebih kuat daripada terhadap orang tua dan saudaranya.

Kemampuan social anak diuji, tetapi banyak anak menjadi malu ketika mereka mulai sadar akan

munculnya masa remaja dan tuntutan sosialnya.1

Faktor perasaan

Depresi berat

Konsep adalah depresi pada anak menjadi perdebatan. Banyak yang telah menbantah bahwakarena

depresi memiliki komponen yang penuh dengan rasa keputusasaan dan ketidakberdayaan mengenai masa

depan, individu dapat menjadi depresi hanya setelah mencapai kemampuan untuk membahas bersama

pemikiran hipotesis tentang masa depan. Karena kemampuan ini berkembang selama remaja, kepercayaan

yang lebih besar yang telah ada, adalah bahwa depresi tidak dapat berkembang sampai dikemudian.

Namun, peneliti sekarang telah banyak menunjukkan, dengan menggunakan wawancara terstruktur dan

skala psikologik lain, bahwa anak prapubertas memberikan gambaran gangguan suasana hati, anhedonia,

dan gejala vegetative yang berkaitan dengan depresi. Meskipun beberapa pakar masih membantah bahwa

anak menunjukkan berbagai nilai dan kepentingan terhadap pertanyaan mengenai suasana hati dengan

demikian menimbulkan sejumlah respon positif palsu, pertanyaan ini telah cukup diterima dengan baik

Page 11: Perkembangan Fisik Makalah 13

bahwa anak prapubertas dan remaja menderita gangguan suasana hati sama dengan gangguan yang

menimpa orang dewasa.3

Epidemiologi

Prevalensi gangguan depresif pada masa anak diperkirakan 0,15-2%. Pada populasi yang memiliki

masalah klinis telah diperkirakan sampai 10-20%. Prevalensi depresi berat pada anak prapubertas adalah

sekitar 1,8% dan pada remaja, 3,5-5%. Anak perempuan dilaporkan memiliki gejala-gejala depresif lebih

bermakna daripada anak laki-laki.3

Etiologi

Meskipun penyebab depresi belum ditegakkan, terdapat cukup bukti adanya dasar genetic pada

gangguan depresif berat. Penelitian anak kembar menunjukkan indeks 76% untuk depresi pada kembar

monozigotyang dibesarkan bersama dan 67% untuk anak kembar monozigot yang dibesarkan berpisah,

dibandingkan dengan 19% untuk anak kembar dizigot yang dibesarkan bersama. Banyak penelitian telah

menunjukkan peningkatan angka depresi (3-6 kali lebih besar) pada sanak keluarga tingkat pertama

penderita yang menderita gangguan afektif berat. Dalam upaya untuk menilai secara tepat apakah hal ini

diwariskan secara genetic, para peneliti telah memfokuskan pada amin biogenic dan neurotransmitter.

Karena tingkat asam 3-methoksihidroksifenilglikol dan asam 5-hidroksiindoleasetat urin rendah pada

penderita depresi, kadar fungsional nor epinefrin dan serotonin rendah diduga sebagai penanda genetic

penting. Pandangan ini diperkuat oleh adanya respon terapeutik terhadap anti depresan yang menghalangi

ambilan kembali presinaptik. Teori kognitif telah mengkaitkan perkembangan depresi dengan rasa putus

asa dan ketidakberdayaan akibat kehilangan yang sebenarnya atau persepsi kehilangan perasaan oleh

individu.teori belajar telah mendalilkan bahwa depresi itu dipelajari dari lingkungan karena tidak ada

penguat yang layak.3

Manifestasi klinik

Gejala depresif bervariasi sesuai tingkat usia dan perkembangan. Depresi anak usia sekolah datang

dengan berbagai gejala. Ekspresi wajah sedih, mudah meneteskan air mata, iritabilitas, menarik diri dari

minat yang biasanya dapat menyenangkan,dan gejala vegetative yang melibatkan gangguan makan dan

tidur adalah lazim, setengah dari anak yang depresi juga datang dengan keadaan yang cemas yang jelas

dan 20-30% mengalami gangguan perilaku. Anak yang pada usia 9 tahun menderita depresi terbukti

menderita banyak gejala depresif pada usia 11-13 tahun. Penelitian lain menunjukkan, bahwa dalam 2

tahun dari depresi pertama, 40% anak yang telah menderita gangguan depresi berat mengalami relaps.3

Page 12: Perkembangan Fisik Makalah 13

Prognosis

1. Kelompok gejala depresif mengalami retardasi psikomotor dan tanda psikotik suasana hati –

harmonis,

2. Riwayat penyakit bipolar keluarga atau penyakit afektif lain

3. Induksi hipomania dengan obat antidepresi

Diagnosis

Wawancara terstruktur atau angket dan metode biologi yang mengukur disfungsi fisiologis dan

neuroendokrin. Inventaris depresi anak, skala depresi anak, dan skala nilai diri depresi, dan pusat

penelitian epidemiologi skala depresi untuk anak. Semua sudah terbukti berguna dalah mendiagnosis

depresi pada anak dan remaja. Tidak ada uji biologis spesifik untuk depresi. Pada depresi berat, beberapa

anak terbukti hiposekresi hormone pertumbuhan dalam respon terhadap hipoglikemia akibat insulin.

Beberapa laporan mengatakan bahwa anak prapubertas yang depresi menghasilkan hormone pertumbuhan

yang lebih tinggi, dan capai puncak selama tidur. Uji supresi deksametason (decadron) ini cocok untuk

mendiagnosis orang dewasa yang mengalami depresi. Setengah dari anak depresi menunjukkan DST

negative. Penelitian terbaru mengatakan orang yang negative palsu adalah lebih mungkin relaps namun

juga ada yang lebih mungkin berespon terhadap farmakoterapi. Laporan elektroensefalografi pada anak

dan remaja tidak meyakinkan.3

Pengobatan

Depresi berat pada anak dan remaja ditangani dengan obat antidepresan dan berbagai terapi

psikologis, anti depresan trisiklik (imipramin [tofranil]), desipramin (tapi dapat menyebabkan kematian

mendadak [norpramin]) memiliki kemungkinan dalam manfaatnya memperbaiki gejala. Obat-obat ini

pada anak dan remaja harus diikuti dengan penetuan kadar obat darah yang memadai; anak yang diobati

pada kadar subterapeutik kurang berespon daripada yang diberikan obat dalam kisaran terapi. Baru-baru

ini telah dikembangkan penyekat (blocker) ambilan kembali serotonin (trazodon [desyrel], fluoksetin

[Prozac]) yang manjur dengan efek samping yang lebih kecil.3

Penanganan non farmakologis, meliputi psikoterapi, terindikasi dan penting bagi anak yang memiliki

gangguan ganda; gangguan kecemasan; dan gangguan perilaku yang seringkali berdampingan dengan

depresi. Terapi bermain dan berbagai terapi percakapan adalah penting dalam perbaikan gejala akibat

diagnosis ini bersama dengan gangguan suasana hati.3

Page 13: Perkembangan Fisik Makalah 13

Faktor perilaku

Gangguan perilaku menetang

Adalah pola tingkah laku berulang yang negative, melawan, dan tidak taat. Terdiri atas pola

menetap sikap tidak kooperatif. Anak dengan gangguan perilaku menetaang bersifat keras kepala, sulit

diatur, dan tidak patuh, tanpa menjadi agresif secara fisik atau benar-benar mengganggu orang lain.

Banyak anak yang belum sekolah atau anak awal masa remaja kadangkala menunjukkan tingkah laku

yang melawan, tetapi gangguan perilaku menetang baru didiagnosa jika perilaku itu menetap selama 6

bulan atau lebih dan bersifat cukup serius hingga menggangu fungsi social dan akademik anak.

Seringkali, anak mengalami gangguan ini pada usia 8 tahun.4

Gangguan ini didiagnosis pada sekitar 5% populasi dan terjadi seimbang antara laki-laki dan

perempuan. Sebagian ahli percaya bahwa gen, temperamen, dan kondisi social yang buruk saling

mempengaruhi untuk menimbulkan gangguan sikap yang menentang. dua puluh lima persen individu

yang mengalami gangguan ini terus berkembang menjadi gangguan tingkah laku, dan 10% didiagnosis

dengan gangguan kepribadian antisocial ketika dewasa.4

Penyebab gangguan menentang

Penyebab gangguan perilaku menetang ini tidak diketahui secara jelas. Kombinasi faktor genetic

dan lingkungan tampaknya berkontribusi dalam terjadinya gangguan ini, yaitu antara lain:4

1. Watak alami anak

2. Keterbatasan atau hambatan perkembangan kemampuan anak untuk mengolah pikiran dan

perasaan

3. Kurangnya pengawasan

4. Terlalu disiplin atau adanya aturan yang tidak konsisten

5. Adanya kekerasan pada anak atau ditelantarkan

6. Adannya ketidakseimbangan pada zat kimia tertentu diotak, misalnya serotonin

Gejala klinis

Perilaku yang khas pada anak-anak dengan gangguan perilaku menentang antara lain:4

1. Berdebat dengan orang dewasa

2. Mudah dan sering sekali hilang kesabaran

3. Aktif dalam menentang aturan atau perintah

Page 14: Perkembangan Fisik Makalah 13

4. Dengan sengaja mengganggu orang lain

5. Menyalahkan orang lain untuk kesalahan sendiri

6. Mudah kesal dan marah

Anak-anak ini tidak mengetahui perbedaan antara yang benar dan yang salah, serta merasa bersalah

jika mereka melakukan sesuatu yang benar-benar salah.4

Diagnosis

Gangguan perilaku menentang didiagnosa setidaknya mempunyai 4 kriteria dari manual diagnostic

dan statistic gangguan mental (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association dan

gangguan tersebut berlangsung sekurang-kurangnya enam bulan, yaitu berupa:4

1. Sering hilang kesabaran

2. Sering berdebat dan membantah orang tua

3. Sering kali secara aktif menentang atau menolak untuk memenuhi permintaan orang tua atau

mengikuti aturan

4. Sering kali dengan sengaja menggangu orang lain

5. Sering menyalahkan orang lain atas berbagai kesalahan ataupun kelakuan yang buruk yang

diperbuat sendiri

6. Sering kali mudah tersinggung atau mudah kesal akibat orang lain

7. Sering marah dan kesal

8. Sering dengki ataupun dendam

Selain itu diagnosa gangguan perilaku menetang juga harus meliputi:4

1. Perilaku anak yang menimbulkan masalah yang signifikan ditempat kerja, sekolah atau rumah

2. Gangguan terjadi tersendiri, bukan sebagai bagian dari masalah kesehatan mental lainnya, seperti

depresi atau gangguan bipolar

3. Tidak memenuhi criteria diagnostic gangguan tingkah laku atau gangguan kepribadian antisocial

jika orang yang terkena berusi lebih dari 18 tahun

Pengobatan

Gangguan perilaku menentang paling baik diatasi dengan teknik pengendalian tingkah laku oleh

orang tua atau guru, yang meliputi pendisiplinan anak secara konsisten dan mendukung perilaku yang

diharapkan.4

Page 15: Perkembangan Fisik Makalah 13

Dari waktu ke waktu, anak yang mengalami depresi seringkali salah didiagnosis dengan gangguan

perilaku menentang. Kesalah ini paling sering terjadi karena adanya iritabilitas pada anak sebagai gejala

utama depresi, sehingga anak mudah menjadi marah. Oleh karena itu, anak-anak yang didiagnosa

mengalami gangguan perilaku menetang harus dipantau dengan seksama apakah memiliki tanda-tanda

depresi, misalnya sulit tidur atau tidak nafsu makan.4

Gangguan hiperaktivitas deficit perhatian

Ganguan ini ditandai dengan kemampuan yang lemah untuk menyelesaikan tugas, aktivitas motorik

berlebihan, dan impulsivitas. Anak-anak ini gelisah, sulit duduk manis disekolah, mudah bingung, sulit

menunggu giliran, menjawab pertanyaan sekenanya, kesulitan dalam mengikuti instruksi dan

berkonsentrasi, cepat berganti-ganti dari suatu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan yang lain,

berbicara dengan sangat keras, menganggu anak yang lain, tidak mendengar apa yang sedang dikatakan,

sering kehilangan barang, mengganggu anak lain dan sering terlibat dalam kegiatan berbahaya secara

fisik tanpa memepertimbangkan akibat yang mungkin terjadi. Sulit untuk membedakan dengan seksama

antara GHDP dan gangguan tingkah laku di satu pihak, dan antara GHDP dan ketidakmampuan belajar, di

pihak lain. Kegelisahan, ketidakpedulian, kebingungan, dan kekurangwaspadaan, secara umum terlihap

pada anak yang mengalami gangguan tingkah laku. Pada beberapa studi, dari segi perhatian atau

kebingungan, anak yang mengalami ketidakmampuan belajar tidak dapat dibedakan dari anak dengan

GHDP. Perilaku hiperaktif sering terbukti tidak dapat dipisahkan dari perilaku agresif dan antisocial.5

Etiologi

Mekanisme dopaminergik, noradrenergic dan serotonergik telah diterima sebagai dalil, namun tidak

dibuat model kesatuan biologik. Dilihat dari segi kognitif, tingkat dan tipe gerakan, serta respon terhadap

hadiah, anak dengan GHDP berbeda dari anak normal. Faktor-faktor genetic telah juga dirumuskan

sebagai penyumbang utama pada perkembangan GHDP. Meskipun banyak sekali pengamatan mengenai

sebab-sebab GHDP, penyebabnya masih kurang dimengerti.5

Epidemiologi

Beberapa penelitian membedakan GHDP dari gangguan tingkah laku maupun kecemasan karena

pada gangguan yang pertama banyak sekali terjadi pada laki-laki dan terutama pada gangguan pelemakan

kognitif, yang berbeda dengan gangguan yang lain. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan angka

prevalensi 1,5-4%. Laporan peneliti Kanada prevalensi keseluruhan 9,0% pada anak laki-laki, 3,3% dan

anak perempuan. Sindrom ini 4-6 kali lebih mungkin terjadi pada anak laki-laki dari pada wanita. Kurang

lebih dari setengah kasus ini dimulai sebelum usia 4 tahun. Berbagai gangguan yang memepengaruhi

Page 16: Perkembangan Fisik Makalah 13

penyakit ini adalah: gangguan sistem saraf sentral dan neurologis, gangguan perkembangan,

penyalahgunaan alcohol, gangguan tingkah laku, dan gangguan kepribadian antisocial.5

Manisfestasi klinis

Diperoleh gambaran perilaku bermasalah pada situasi-situasi dan lingkungan spesifik. Riwayat

agresi dan ketakutan, kurangnya hubungan dengan teman sebaya, kesulitan akademik, masalah-masalah

perilaku disekolah, dan reaksi pada wewenang yang membatasi luasnya masalah dan memberikan

informasi yang berguna tentang adanya gangguan tingkah laku, gangguan kecemasan, dan kemunduran

belajar yang terjadi secara bersamaan. Riwayat ini harus mencakup kejadian-kejadian kelahiran dan

persalinan, gambaran watak anak, contoh reaksi pemisahan awal dan kecemasan karena perpisahan,

gambaran perilaku anak antara umur 18-30 bulan ketika anak secara psikologis berpisah dari pengasuh

primernya, serta tingkat aktivitas anak antara usia 2 dan 5 tahun. GHDP terkait dengan masalah –masalah

neurologis, dan beberapa orang tua nak hiperaktif melaporkan masalah-masalah selama kehamilan dan

persalinan, juga selama masa bayi. Banyak orang tua yang melaporkan watak pemarah berlebihan dan

selalu membantah selama tahun prasekolah, dan memberikan kesan gangguan tingkah laku.5

Identifikasi awal beberapa anak dengan masalah ini biasanya terjadi ketika mereka masuk taman

kanak-kanak atau sekolah dasar. Mereka dilaporkan sering tidak dapat dikendalikan, tidak bisa tenang,

mengganggu tempat dan kegiatan anak-anak lain, riuh dan masa bodoh dan tidak mengindahkan intruksi.

Mereka sering memancing kemarahan anak-anak lain dan jarang mau belajar dari kesalahannya.Banyak

anak hiperaktif yang dapat menekan perilaku khas pada keadaan terstruktur.5

Pengobatan

Obat-onat perangsang seharusnya digunakan hanya sebagai bagian dari rencana pengobatan terus-

menerus terapi perilaku dan psikososial yang melibatkan anak, orang tua, dan sekolah. Pendekatan ini

dianggap paling berguna. Anak harus memiliki kebiasaan sehari-hari yang teratur, dimana mereka

diharapkan mematuhi dengan tepat dan karenanya mereka dihargai dengan pujian. Aturan harus

sederhana, jelas dan sesedikit mungkin jumlahnya dan harus disertai dengan batas-batas yang tegas,

dilaksanakan dengan adil dan simpatik dengan pembatasan dan hukuman untuk pelanggar hukum.

Perangsangan berlebihan dan kelelahan harus dihindari. Harus ada waktu relaksasi setelah bermain,

terutama setelah aktivitas fisik yang berat. Masa sebelum waktu tidur harus tenang, hindari program TV

yang mendebarkan hati dan kasar serta permainan yang mengacaukan.2

Penggunaan teknik persyaratan yang lebih resmi dengan memberikan anak penghargaan berupa

bintang atau kenang-kenangan untuk perilaku yang mungkin membaik sering membantu.2

Page 17: Perkembangan Fisik Makalah 13

Sangat pentik komunikasi akrab antara dokter dan personel sekolah. Beberapa mungkin

memerlukan kelas khusus dengan ada persyaratan. Terapi perilaku lebih memberikan hasil yang baik dari

pada farmakoterapi untuk agresi dan kekacauan fisik pada anak dengan GHDP. Keputusan obat harus

dikonsultasikan dengan personel sekolah juga dengan orang tua.2

Metilfenidat (Ritalin), dekstroamfetamin (Dexedrine), magnesium pemolin ( cylert), dan berbagai

antidepresan trisiklik adalah manjur dalam mengurangi aktivitas yang berlebihan, meningkatkan jangka

waktu perhatian, memperbaiki interaksi antara anak dan ibu dan antara anak dan anggota keluarga lain.

Meskipun dengan obat stimulant ada peningkatan jangka pendek, ada sedikit bukti bahwa stimulant

memperbaiki retensi, perolehan informasi, atau pengendalian amarah. Ada bukti yang tipis bahwa

stimulant secara bermakna dapat meningkatkan kinerja akademik.2

Metilfenidat merupakan perangsang yang paling sering digunakan; obat ini manjur pada 75-80%

penderita apabila diberikan dalam dosis natara 0,3-1,0 mg/kg. umumnya mempunyai pengaruh selama 2-4

jam, walaupun bentuk yang larut perlahan-lahan, tersedia hanya pada tablet 20 mg, namun sangat

bertahan lama. Penelititan kadar plasma menunjukkan bahwa dosis 0,3 mg/kg membantu memperbaiki

perhatian, sedangkan untuk perbaikan masalah perilaku memerlukan 0,7 mg/kg. metilfenidat biasanya

harus diberikan selama paling tidak 2-3 minggu sehingga dapat lebih sempurna proses pengobatannya.2

Dektoamfetamin berguna 70-75% penderita. Dosis optimalnya berkisar dari 0,2-0,5 mg/kg. obat ini

memiliki waktu paruh lebih lama dari metifenidat, meskipun efek terapeutik preparat amfetamin

dilaporkan tidak lebih lama dari 4 jam. Dekstroamfetamin maupun metilfenidat harus diminum sekitar

20-30 menit sebelum makan untuk menghindari deaktivasinya. Obat ini tidak seharusnya diminum setelah

jam 16.00 untuk menghindari insomnia.2

Magnesium pemolin efektif pada 65-70% anak. Pengaruhnya lebih lambat, dan perlu 2-3 minggu

untuk mengevaluasi kemanjuran obat secara penuh. Dosis awal yang diberikan adalah 18,75 mg dan

ditingkatkan sampai setengah tablet perminggu bila diperlukan (maks 112,5mg/24 jam). Sekitar 1-2%

anak yang diobati dengan obat ini menunjukkan perubahan pada fungsi hati, karenanya diperlukan

penelitian prapengobatan dan pemantauan fungsi hati.2

Klonidin (catapres), suatu agonist delta adrenegik, khusus sebagai antihipertensif, terbukti berguna

untuk mengobati gejala GHDP tapi dapat menimbulkan hipotensi.2

Antidepresan trisiklik manjur pada 60-70% anak. Bila digunakan untuk hiperaktivitas, tidak perlu

menentukan kadar darah penderita. Oleh karena kemungkinan adanya efek samping, obat ini seharusnya

tidak digunakan secara dini.2

Page 18: Perkembangan Fisik Makalah 13

Obat stimulant dapat menyebabkan komplikasi seperti bertambahnya kegelisahan dan kegugupan.

Efek samping jangka pendek meliputi anoreksia, nyeri perut bagian atas, dan sulit tidur. Efek samping

stimulant jangka panjang dapat meliputi peningkatan frekuensi jantung dan supresi pertumbuhan.2

Beberapa penelitiaan menyatakan anak yang tidak mengalami kecemasan dengan tingkat

konsentrasi yang paling buruk berespons paling baik terhadap farmakoterapi.2

Prognosis

Meskipun hiperaktivitas mungkin berlangsung singkat, gejala lain GHDP dapat menetap pada

kehidupan berikutnya. Beberapa penelitian yang tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa gejala-gejala

GHDP yang lain dapat berlanjut sampai masa remaja dan dewasa dan akan terkait dengan alkoholisme,

sosiopati, dan hysteria orang dewasa. Penelitian lain dengan tegas menunjukkan bahwa anak hiperaktif

kelak saat dewasa menjadi baik jika mereka berhasil dalam pekerjaan. Dan ada kemungkinan bahwa

gejala prediktif yang paling konsisten dari kondisi psikopatologis dikemudian hari adalah adanya agresi

pada masa anak. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa adanya anak dengan GHDP yang diobati

dengan banyak terapi (misalnya; pengobatan, psikoterapi, konseling orang tua) kurang datang dengan

kenakalan pada masa remaja.2

Faktor kognitif

Retardasi mental

Mengarah pada keterbatasan beberapa fungsi utama. Kelainan ini di tandai dengan fungsi

intelektual yang sangat dibawah rata-rata dan secara bersamaan disertai dengan keterbatasan yang

berhubungan dengan dua atau lebi area penerapan kemampuan adaptasi berikut ini: komunikasi, merawat

diri sendiri, tinggal dirumah, ketrampilan social , penggunaan sarana umum, mengarahkan diri sendiri,

kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, santai, dan bekerja. Retardasi mental bermanifestasi sebelum

berusia 18 tahun.4

Klasifikasi retardasi mental berdasarkan tingkat IQ, retardasi mental ringgan (55-69), sedang (40-

54), berat (25-49), dan sangat berat (dibawah 25). Baru-baru ini American Association on Mental

Retardation merekomendasikan klasifikasi retardasi mental ringan bila IQ lebih dari 50 dan retardasi

mental berat bila IQ kurang dari 50.5

Page 19: Perkembangan Fisik Makalah 13

Etiologi

Kemungkinan menentukan etiologi tergantung pada beratnya retardasi. Hanya kira-kira 50% kasus

RM ringan yang etiologinya dapat diketahui, sebaliknya 80% kasus retardasi berat atau sangat berat

etiologinya tidak diketahui. Kelainan kromosom adalah penyebab yang paling sering terindentifikasi,

dengan penyebab utama adalah sindrom down dan sindrom X fragil. Penyebab RM lain adalah cedera

perinatal, sindrom genetika lain, cedera postnatal, sindrom alcohol fetus, infeksi intrauterine, dan kelainan

metabolisme bawaan.5

Masalah yang berkaitan

Pada anak dengan suatu sindrom yang spesifik, masalah yang timbul akan berhubungan dengan

sindrom tersebut. Secara umum, anak dengan RM memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya deficit

pendengaran atau penglihatan. Kelainan ini muncul pada 25% anak dengan RM ringan dan lebih dari

50% anak dengan RM berat atau sangat berat. Pada populasi ini dijumpai peningkatan frekuensi kejang

dan masalah perilaku mulai dari hiperaktivitas sampai mencederai diri sendiri.5

Intervensi

Rita Xicks-Nelson dan Allen Israel (1991) mengemukakan tiga macam intervensi yang dapat

dilakukan terhadap anak RM , yakni penempatan di lembaga, perawatan, dan pendidikan.5

Terapi obat

Penggunaan terapi obat untuk orang-orang yang menderita retardasi mental tidak menyembuhkan

retardasi atau memperbaiki abilitas-abilitas intelektual. Sama seperti dengan gangguan-gangguan lain,

obat digunakan untuk tujuan mereduksikan kondisi-kondisi psikopatologiknya. Contoh dari kondisi yang

mungkin bertambah baik karena penggunaan obat adalah tingkah laku disruptif, simtom-simtom psikotik,

dan masalah yang menyangkut perhatian. Beberapa survey yang dilakukan terhadap orang-orang yang

ditempatkan dilembaga karena retardasi mental menunjukkan bahwa 40-50 % menerima obat-obat

psikotropik. Obat antikonvulsan yang digunakan secara rutin untuk menekan serangan kejang-kejang ini

banyak digunakan oleh pasien retardasi mental. Meskipun tidak selalu ada bukti serangan kejang-kejang.

Obat-obat stimulant juga digunakan untuk anak –anak dengan adanya RM yang menunjukkan adanya

masalah terhadap perhatian, tapi masih membutuhkan bukti yang jelas. Obat stimulant tidak berguna bagi

anak RM yang berat, tetapi sangat tepat dan efektif untuk beberapa anak hiperaktif yang mengalami RM

yang ringan sampai sedang.5

Page 20: Perkembangan Fisik Makalah 13

Gangguan ADD

Penderita ADD mengalami sejumlah perubahan dramatis pada otak. Biasanya bayi yang dilahirkan

oleh wanita yang mengalami gangguan stress pasca trauma selama kehamilan, seperti juga ibunya, akan

mempunyai konsentrasi hormone kortisol yang rendah, yang sebagian menjadi alasan mengapa anak-anak

seperti ini cenderung mengalami gejala ADD.5

Daftar pustaka

1. Semiun Y. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius; 20062. Townsend MC. Diagnose Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri. Ed 3. Jakarta: EGC; 20033. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Ed 1. Jakarta: EKG; 20004. Videbeck SL. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EKG; 20085. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 2004