makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setaiap manusia di dunia ini pasti memerlukan orang lain, oleh karena itu terjadi sosialisasi antar sesama manusia tersebut, yang mana berfungsi sebagai sarana kedekatan antar sesamanya. Beberbicara masalah keperibadian, merupakan suatu cermin dan gambaran bagi setiap manusia. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki oleh orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian orang tesebut buruk maka otomatis akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Sosialisasi dan Pembentuk Keperibadian”. Kami harap makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah kami tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apakah definisi keperibadian itu ? 2. Ada berapakah unsur-unsur keperibadian tersebut ? 3. Ada berapakah jenis-jenis sosialisasi ? 4. Apa yang dimaksud dengan pola sosialisasi ? 5. Bagaimana proses sosialisasi berlangsung ? 6. Apakah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan keperibadian ? C. Tujuan Penulisan untuk mengetahui pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan keperibadian

Upload: warnet-raha

Post on 17-Jul-2015

94 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setaiap manusia di dunia ini pasti memerlukan orang lain, oleh karena itu terjadi sosialisasi

antar sesama manusia tersebut, yang mana berfungsi sebagai sarana kedekatan antar

sesamanya.

Beberbicara masalah keperibadian, merupakan suatu cermin dan gambaran bagi setiap

manusia. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki oleh

orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian orang tesebut buruk maka otomatis

akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut.

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Sosialisasi dan Pembentuk Keperibadian”.

Kami harap makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan bisa diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah kami tersebut adalah sebagai berikut :

1. Apakah definisi keperibadian itu ?

2. Ada berapakah unsur-unsur keperibadian tersebut ?

3. Ada berapakah jenis-jenis sosialisasi ?

4. Apa yang dimaksud dengan pola sosialisasi ?

5. Bagaimana proses sosialisasi berlangsung ?

6. Apakah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan

keperibadian ?

C. Tujuan Penulisan

untuk mengetahui pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan keperibadian

Page 2: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian

Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk

mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut

juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya.

Pola-pola tingkah laku bagi semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan bagi semua

individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system pola tingkah laku yang seragam.

Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya

saja, melainkan juga akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku

Homo Sapiens sangat besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia.

Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang ditentukan oleh nalurinya,

dorongan-dorongan dan refleksnya.

Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal

dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu”.

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan

aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena

dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

B. Unsur-unsur Kepribadian

Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang

sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca

inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Ddan

didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu

kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai “persepsi” yaitu; “seluruh proses

akal manusia yang sadar”.

Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat

tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat

tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut dengan “Konsep”.

Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada

yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil

pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan penggambaran-

pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya

tidak nyata.

Page 3: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

C. Jenis pengaruh sosialisasi dan nilai budaya

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan

sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut

berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua

institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari

masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang

terkukung, dan diatur secara formal.

Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer

1. Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi

pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat

(keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum

masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara

bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab

seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak

akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan

anggota keluarga terdekatnya.

2. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang

memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu

bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi

suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami

'pencabutan' identitas diri yang lama.

D. Pola sosialisasi

Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris.

Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman

terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan

materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua.

Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah,

penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga

sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan

pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan

bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan

pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan

keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.

Page 4: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

E. Proses sosialisasi

Macam – macam Proses Sosialisasi

1. Proses Sosialisasi yang Terjadi Tanpa Disengaja melalui Proses Interaksi Sosial

Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang terisolasi menyaksikan

kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang – orang disekitarnya dalam

berinteraksi. Misalnya sorang anak memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh orang

tuanya kemudian ia meniru dan mencontohkan perbuatan tersebut dalam pergaulan

sehari–hari.

2. Proses Sosialaisasi yang Terjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan Pengajaran.

Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran dan pendidikan yang

sengaja dilakukan oleh pendidik – pendidik yang mewakili masyarakat. Dalam

pendidikan anak akan dikenalkan pada norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut George Herbert Mead

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan

menlalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk

mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap

ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan

"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak

memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

2. Tahap meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang

dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan

siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang

dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain,

kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap

ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk.

Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi

pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi

seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)

3. Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara

langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri

pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain

secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan

Page 5: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan

hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di

luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai

dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang

berlaku di luar keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada

posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya

dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia

dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang

lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap

ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

F. Pembentukan Kepribadian Sebagai Hasil Sosialisasi

Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang unik, tetapi karena mereka

memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip, baik yang berasal dari rumah maupun

sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang hampir serupa. Seseorang akan mencari pola

perilaku atau sikap dan nilai-nilai yang ditekankan oleh kebudayaannya sebagai hal yang

penting untuk mencapai kebiasaan dan prestasi pribadi.

Kepribadian merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, nilai yang memengaruhi

seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan. Kepribadian merupakan

gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan yang dapat dilihat seseorang. Dari

pengertian tersebut terlihat bahwa kepribadian tidak hanya terlihat dari ciri-ciri fisik, seperti

rambutnya keriting atau kulitnya yang hitam saja, tetapi juga ciri lainnya, seperti kebiasaan

dan sikapnya.

Kepribadian terbentuk, hidup, dan berubah sejalan dengan proses sosialisasi.

G. Penerapan Budaya Sosiologi di Masyarakat

Sosiologi adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya dengan

lingkungan di mana masyarakat bertempat tinggal. Kajian tersebut memberikan pengetahuan

bagi siapa saja yang mempelajari. Pengetahuan sosiologi memberikan manfaat dan dapat

diaplikasikan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang keberhasilan

seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Pengatahuan sosiologi dapat diterapkan dalam

proses sosialisasi yang secara tidak langsung ikut berperan serta dalam pembentukan

kepribadian seorang individu. Oleh karena itu, peranan pengetahuan sosiologi dalam proses

sosialisasi yang secara tidak langsung ikut membentuk kepribadian seorang individu

mempunyai hubungan yang sangat erat, karena ilmu pengetahuan sosiologilah seorang

Page 6: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

individu dapat dibentuk kepribadiannya sedemikian rupa hingga menjadi seorang individu

yang berprilaku sebagaimana di kalangan masyarakat tempat tinggalnya.

H. Pengaruh Sosialisasi, Nilai Budaya Terhadap Pembentukan Kepribadian

Pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian

membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat

agar mempunyai kepribadian yang baik.

= contoh : seorang ibu akan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, tidak melakukan

kekerasan fisik atau emosional memberikan teladan yang baik, menumbuhkan sikap tolong-

menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang meberikan pemecahan atas berbagai masalah

dengan pendekatan kemasyarakatan. Sosiologi sangat berkaitan erat dalam pembentukan

kepribadian seseorang. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan di dalam masyarakat untuk

membantu dalam pembentukan kepribadian seseorang agar perilakunya sesuai dengan

norma-norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Pengetahuan sosiologi dapat membantu

dalam proses sosialisasi, maksudnya adalah apabila pengetahuan sosiologi yang dianut oleh

suatu masyarakat itu salah, maka akan menyebabkan proses sosialisasi itu akan membentuk

kepribadian seseorang pun mengikuti masyarakat sekitarnya yang memang sudah menganut

suatu pengetahuan sosiologi yang salah.

Page 7: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia itu terbentuk

dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau berupa naluri dan

dorongan yang bersifat alami.

Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang berdasarkan pengalaman

dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh orang tua serta naluri alami

yang memang memberikan respon ketika mengalami dan mempelajari sesuatu.

Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan kepribadian

manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja, tetapi juga

pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai pengetahuan larut dan

terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali tercampur aduk tidak teratur.

B. Saran

Dalam pembentukan kepribadian pasti membutuhkan hasil sosialisasi. Oleh karena itu

marilah kita sama-sama melakukan sosialisasi yang baik antar sesama manusia sehingga

kepribadian yang kita miliki akan baik pula dan menjadi membudaya.

Page 8: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Http://www.psychologymania.com/2011/09/pengaruh-Sosialisasi-terhadap-

kepribadian.html

2. Http://id.wikipedia.org/wiki/kepribadian#Pengaruh_sosialisasi

3. Http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

4. Http://www.psychologymania.co.cc/2010/05/pengaruh-sosialisasi-terhadap-

kepribadian.html

5. Buku-panduan_Sosiologi

6. Lks. Sosiologi.

Page 9: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena masih memberikan kita kesemaptan sehingga kita

bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kedua kalinya sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda

Rasulullah Muhammad SAW. Karena telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang

modern seperti saat ini.

Dalam kesempatan pada saat ini kami akan membahas sedikit ulasan tentang “PENGARUH

SOSIALISASI, NILAI BUDAYA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN”.

Dalam penyelesaian makalah ini kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu atas terselesaikannya makalah kami tersebut. Kedua kalinya kami

sampaikan terimakasih kepada Guru karena telah membimbing dan memberi arahan kepada

kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kesalah, baik yang di

sengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran

sehingga memberikan pembangunan kepada kami pada saat pembuatan makalah berikutnya.

Raha, Februari 2014

Penulis

Page 10: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2

MAKALAH SOSIOLOGI

PENGARUH SOSIALISASI, NILAI BUDAYA

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. SITTI NURLIAN HABARU

2. SRI RAHAYU

3. NURHIDA

4. LA ODE AHMAD FAHRI

MAN KOTA BARU RAHA

2013

Page 11: Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2