hubungan pembentukan kepribadian dengan kebudayaan masyarakat

Rian Julianto Collection

“ HUBUNGAN PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN DENGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT

”

Oleh Kelompok 3


LATAR BELAKANGAristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme. Artinya setiap manusia memiliki dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya (sebagai makhluk individu), dan yang kedua adalah keinginan untuk berhubungan dengan individu lain dalam konteks masyarakat (sebagai makhluk sosial).


LANJUTAN….Untuk terbentuknya suatu masyarakat paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur berikut :

Terdapat sekumpulan orang

Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan kebendaan.

Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relatif lama


LANJUTAN……Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.


LANJUTAN……Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki ribuan pulau dengan jutaan penduduk yang tersebar di seluruh pulau sudah pasti pula memiliki corak budaya yang beraneka ragam. Dari ragam corak budaya ini pula menghasilkan ragam kepribadian individu masyarakat Indonesia.Kepribadian sendiri adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.


RUMUSAN MASALAH

“Adakah Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Terhadap

Pembentukan Kepribadian ? “


TUJUANPenulis ingin memberikan

pengetahuan kepada pembaca mengenai hubungan pembentukan kepribadian dengan kebudayaan

masyarakat

Lebih mengenal kebudayaan suku Muna khususnya Katoba

Sebagai sumber referensi bagi Sekolah dan Masyarakat umum


BATASAN KONSEP

“Pada Pembahasan selanjutnya, kami hanya

membahas mengenai Hubungan Kebudayaan dengan

pembentukan kepribadian”


KEBUDAYAAN MUNA “KATOBA” Sejarah Terbentuknya Katoba

Berdasarkan versi cerita rakyat watoputi, katoba terbentuk sejak manusia pertama ( Adam dan Hawa ) melanggar larangan tuhan yaitu memakan buah Khuldi, mereka memohon ampun untuk bertaubat kepadanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa katoba yang artinya bertaubat merupakan usaha untuk memperbaiki sikap dan perilaku agar tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum agama.


LANJUTAN…….katoba dilaksanakan pada anak-

anak menjelang usia remaja. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada di masyarakat kita bahwa acara katoba dilaksanakan bersamaan pada saat anak-anak memasuki usia pubertas, bukan pada orang dewasa.


LANJUTAN…… Konsep Katoba

Secara etimologis,

Ka = Awalan Melakukan Pekerjaan

Toba = Tobatan

Menurut Kamus Bahasa Muna


LANJUTAN………

Menurut Prof. Dr. La Ode Sidu Marafat, Katoba yaitu melakukan tobat untuk tidak melakukan atau tidak mengulangi suatu pekerjaan yang berdampak negatif.

Secara Umum, Pengertian Katoba adalah proses pelaksanaan acara hajatan secara resmi, tulus, ikhlas, dan niat yang sungguh-sungguh agar memiliki sifat akhlakul karimah.


PROSES KATOBA

Para anak laki-laki, termasuk pada golongan maradika, dihiasi dengan pakaian yang paling bagus, memakai pengikat kepala yang sama yang di pakai oleh lakina agama, serta memakai sebuah keris. Para anak perempuan berpakaian lengkap dengan perhiasan keluarga, wajah mereka dihiasi dengan bedak berwarna putih atau kuning muda. Pendek kata, mereka dihiasi dengan secantik dan seganteng mungkin.


LANJUTAN……..Kemudian, para anak laki-laki dan

perempuan dari golongan La Ode dan Walaka itu di pikul di atas bahu oleh beberapa anggota keluarganya dan diantar kepada pejabat agama, dalam hal ini lakina agama, imam atau khatib. Pada golongan wasembali dan maradika anak-anak ini harus berjalan; pejabat agama mereka adalah seorang modhi bhalano.


LANJUTAN……..Pejabat ini kemudian mengingatkan beberapa perintah agama yang penting :

Yang harus di sesali, yaitu berdosa kepada Allah, Nabi, dan sesama manusia.

Yang harus dihindari, yaitu berdosa kepada Allah Nabi, dan sesama manusia.

Yang harus dilupakan, dosa-dosa orang lain terhadap Allah, Nabi, dan terhadap sesama manusia.

Hak atau milik orang lain tidak boleh diambil. Dan bila terlah diambil harus di kembalikan.


LANJUTAN………..Sesudah itu dia menjelaskan kepada anak-

anak tentang hal berdosa kepada Allah, Nabi, dan sesama Manusia. Kemudian pejabat agama menutup dengan pengucapan “Tobat”, yaitu rumus pengucapan pertaubatan. Setelah itu kembalilah mereka ke rumah tadi, didampingi oleh pejabat agama. Disini diadakan sekedar makan minum maka sang ayah memberikan Pasali kepada setiap orang yang hadir. Pada pesta ini seluruh anggota keluarga, teman dan kenalan diundang. Pada golongan La Ode dan Walaka cukup di panggil Modhi bhalano untuk mendidik anak-anak mereka di bidang agama.


KESIMPULANJadi, kami dapat simpulkan bahwa katoba adalah acara pengislaman dalam adat istiadat suku Muna dan merupakan suatu keharusan bagi anak yang telah mencapai umur kedewasaan. Hubungannya dengan pembentukan kepribadian yaitu anak yang telah di katoba maka tingkah lakunya menjadi lebih baik dan lebih berhati-hati dalam bertingkah laku baik di lingkungan keluarga, teman, dan masyarakat dan secara berangsur-angsur akan mengubah kepribadian anak tersebut.


SARAN1. Saran kami yaitu, melalui presentase

kami agar pembaca lebih mengenal budaya muna dan diharapkan lebih di lestarikan lagi kebudayaan tersebut tidak hilang dimakan waktu dan zaman.

hubungan pembentukan kepribadian dengan kebudayaan masyarakat

Documents