makalah pengantar hukum kontrak

16
MAKALAH KONTRAK Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis DosenPengampu :Andy Kridasusila, SE, MM Di susun oleh: Moh Subekhan B.131.12.0339

Upload: sak-penggaling-suryo

Post on 28-Nov-2015

641 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pengantar hukum b isnis

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

MAKALAH

KONTRAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum

Bisnis

DosenPengampu :Andy Kridasusila, SE, MM

Di susun oleh:

Moh Subekhan B.131.12.0339

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS SEMARANG

2014

Page 2: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KONTRAK”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Kontrak, Sumber Hukum

Kontrak, Azas dalam Kontrak, Syarat-Syarat sahnya Kontrak dan Kontrak Nominaat-

Innominnat.

Kami mengharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita

semua, kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Semarang, 04 januari 2014

                                                              

Penyusun

Page 3: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Burgerlijk Wetboek (BW) yang kemudian diterjemahkan oleh Prof. R.

Subekti, SH dan R. Tjitrosudibio menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer) bahwa mengenai hukum perjanjian diatur dalam Buku III tentang Perikatan,

dimana hal tersebut mengatur dan memuat tentang hukum kekayaan yang mengenai hak-

hak dan kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang atau pihak-pihak tertentu.

Sedangkan menurut teori ilmu hukum, hukum perjanjian digolongkan kedalam Hukum

tentang Diri Seseorang dan Hukum Kekayaan karena hal ini merupakan perpaduan antara

kecakapan seseorang untuk bertindak serta berhubungan dengan hal-hal yang diatur

dalam suatu perjanjian yang dapat berupa sesuatu yang dinilai dengan uang. Keberadaan

suatu perjanjian atau yang saat ini lazim dikenal sebagai kontrak, tidak terlepas dari

terpenuhinya syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian/kontrak seperti yang

tercantum dalam Pasal 1320 KUHP, antara lain sebagai berikut:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal.

Dengan dipenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka suatu

perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya.

Istilah hukum perjanjian atau kontrak merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu

contract law, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah overeenscomsrecht.

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang

lainatau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari

peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan

perikatan.

Page 4: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

Dengan demikian perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang

yang membuatnya.Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan

yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.

Page 5: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi kontrak

1. Menurut UU KUH Perdata dalam Buku 2 bab 1 tentang Periktan

pasal 1313, menyebutkan Suatu persetujuan adalah suatu

perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan diri

terhadap satu orang lain atau lebih.

2. Setiawan menilai bahwa rumusan Pasal 1313 BW tersebut selain

tidak lengkap juga terlalu luas. Dinilai tidak lengkap karena

hanya menyebutkan persetujuan sepihak saja. Disebut sangat

luas karena kata “perbuatan” mencakup juga perwakilan

sukarela dan perbuatan melawan hukum. Karenanya, Setiawan

mengusulkan perumusannya menjadi “perjanjian adalah

perbuatan hukum, dimana satu orang atau lebih mengikatkan

dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang

atau lebih.

3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontrak adalah:

a. Perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak dalam

perdagangan, sewa-menyewa;

b. Persetujuan yang bersanksi hukum antara dua pihak atau

lebih untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan;

c. mengikat dengan perjanjian (tentang mempekerjakan orang).

d. Menyewa.

4. Mashudi & Mohammad Chidir Ali menganggap bahwa suatu

persetujuan tidak lain adalah suatu perjanjian (afspraak) yang

mengakibatkan hak dan kewajiban.

5. Hukum kontrak dalam bahasa inggris adalah Contract of law,  sedangkan dalam

bahsa Belanda disebut dengan istilah overeenscomstrecht. Menurut Lawrence M.

Page 6: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

Friedman, hukum kontrak adalah perangkat hukum yang hanya mengatur aspek

tertentu dari pasar dan mengatur jenis perjanjian tertentu.

6. Michael D. Bayles mengartikan hukum kontrak sebagai “Might then be taken to

be the law pertaining to enporcement of promise or agreement.” (aturan hukum

yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian atau persetujuan).

B. Sumber Hukum Kontrak

Era reformasi adalah era perubahan.Perubahan disegala bidang kehidupan demi

tercapainya kehidupan yang lebih baik.Salah satunya adalah dibidang hukum.Dalam

bidang hukum, diarahkan pada pembentukan peraturan perundang-undangan yang

memfasilitasi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam, seperti politik & ekonomi dan

menegakkan hukum tersebut.Seperti kita ketahui bahwa banyak peraturan perundang-

undangan kita yang masih berasal dari masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa

reformasi ini telah banyak dihasilkan produk perundang-undangan seperti UU No 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, UU No 18 Tahun 1999 Tentang Jasa

Konstruksi Dll dimana semua itu rata-rata adalah bentukan hukum dibidang sektoral dan

bukan paada pembaharuan hukum yang bersifat dasar (Basic Law).

Hukum kontrak kita masih mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

atau Burgerlijk Wetboek Bab III tentang Perikatan (selanjutnya disebut buku III) yang

masuk dan diakui oleh Pemerintahan Hindia Belanda melalui asas Konkordansi yaitu

asas yang menyatakan bahwa peraturan yang berlaku di negeri Belanda berlaku pula pada

pemerintahan Hindia Belanda (Indonesia), hal tersebut untuk memudahkan para pelaku

bisnis eropa/ Belanda agar lebih mudah dalam mengerti hukum. Seiring berjalannya

waktu  maka pelaku bisnis lokal pun harus pula mengerti isi peraturan dari KUHPerdata

terutama Buku III yang masih merupakan acuan umum bagi pembuatan kontrak di

Indonesia

Mengenai sumber hukum kontrak yang bersumber dari undang-undang dijelaskan:

1. Persetujuan para pihak (kontrak);

Page 7: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

2. Undang-undang, selanjutnya yang lahir dari UU ini dapat dibagi dalam UU

karena suatu perbuatan, selanjutnya yang lahir dari UU karena suatu perbuatan

dapat dikatakan berlawanan dengan hukum, misalnya seorang karyawan yang

membocorkan rahasia perusahaan, meskipun dalam kontrak kerja tidak

disebutkan, perusahaan dapat saja menuntut karyawan tersebut karena perbuatan

itu oleh UU termasuk perbuatan yang melawan hukum (onrechtsmatige

daad), untuk hal ini dapat dilihat pasal 1356 KUH Perdata.

Menurut Subekti “Hukum kontrak adalah sistem terbuka (Open

system) yaitu bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan

perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur dalam

undang-undang”. Pasal 1338 KUHPerdata bahwa Semua perjanjian

yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

yang membuatnya.

C. Azas Dalam Kontrak

1. Asas kebebasan berkontrak (Pasal 1320 KUHPerdata) yaitu asas yang

membebaskan para pihak untuk: mengadakan perjanjian dengan siapapun,

menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratan, menentukan bentuknya

mau tertulis atau cukup lisan.

2. Asas konsensualisme merupakan asas yang yang menyatakan bahwa perjanjian

pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya

kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian antara

kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.

3. Asas Pacta Sunt Servanda/asas kepastian hukum, asas ini berhubungan dengan

akibat perjanjian. Hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak

yang dibuat oleh para pihak. Sebagaimana layaknya sebuah undang-undang.

Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat

oleh para pihak.

Page 8: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

4. Asas Itikad baik merupakan asas bahwa para pihak yaitu kreditur dan debitur

harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan

yang teguh atau kemauan baik dari para pihak.

5. Asas Kepribadian yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan

membuat kontrak hanya untuk kepentingan (person) itu sendiri.

6. Sumber hukum kontrak dalam Civil Law (Indonesia dan sebagian besar Negara

Eropa) adalah Undang-undang, Perjanjian antar Negara, Yurisprudensi dan

Kebiasaan.

7. Sementara Amerika, Inggris (juga Negeri Persemakmuran) yang menganut

system Common Law adalah Judicial Opinion/Keputusan Hakim, Statutory

Law/perundang-undangan, the Restatement (rumusan ulang tentang hukum

dikeluarkan oleh Institut Hukum Amerika/ALI) dan Legal commentary. 

8. Di samping itu, beberapa asas lain dalam standar kontrak :

a. Asas Kepercayaan

b. Asas Persamaan Hak

c. Asas Moral

d. Asas Keseimbangan

e. Asas Moral

f. Asas Kepatutan

g. Asas Kebiasaan

h. Asas Kepastian Hukum

D. Syarat-Syarat Sahnya Kontrak

Menurut Pasal 1320 KUH Perdata Kontrak adalah sah bila memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Syarat Subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak dapat dibatalkan,

meliputi :Kecakapan untuk membuat kontrak (dewasa dan tidak sakit ingatan);

dan Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

Page 9: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

2. Syarat Objekif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi hokum,

meliputi :Suatu hal (objek) tertentu; danSesuatu sebab yang halal (kuasa).

3. Sepakat : Tanpa paksaan, kekhilafan maupun penipuan.

4. Cakap dalam melakukan perbuatan hukum.

5. Mengenai hal tertentu.

6. Suatu sebab yang halal.

Momentum  terjadinya kontrak pada umumnya adalah ketika telah tercapai kata

sepakat yang ditandai dengan penandatanganan kontrak sebagai bentuk kesepakatan oleh

para pihak.Fungsi kontrak adalah demi memberikan kepastian hukum bagi para pihak.

Agar mereka tenang dan mengetahui dengan jelas akan hak dan kewajiban mereka.

E. Kontrak Nominaat dan Innominaat

Kontrak menurut penulis ada 2 macam yaitu Kontrak Nominaat atau bernama dan

Innominaat atau tidak bernama.

1. Kontrak Nominaat adalah bahwa kontrak tersebut telah dikenal dan diatur oleh

KUHPerdata.

Contoh:jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, hibah dll

2. Kontrak Innominaat maksudnya adalah bahwa jenis kontrak tersebut belum

dikenal dalam KUHPerdata dan pengaturannya diluar KUHPerdata. Sifat

pengaturan buku III ini adalah terbuka (open) artinya dimungkinkan dilakukan

suatu bentuk perjanjian lain selain yang telah diatur dalam KUHPerdata. Hal ini

didasarkan pada asas kebebasan berkontrak sehingga seiring kebutuhan hidup

manusia dalam memenuhi kebutuhannya ada saja suatu bentuk

kontrak/perjanjian yang  belum dikenal oleh KUHPerdata.

Contoh: Innominaat adalah  franchise, joint venture, kontrak rahim, leasing,

belisewa, production sharing dll yang akan muncul sesuai

perkembangan zaman dan sesuai kebutuhan manusia.

Page 10: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

BAB III

KESIMPULAN

Kontrak dapat dilakukan oleh semua orang yang berkebutuhan

terhadapnya.Dalam kontrak itu terdapat akad antara orang yang

mengontrak dan yang dikontrak.Serta terdapat kesepakatan antara

kedua belah pihak mengenai bayaran, tenggang waktu, dan jenis

pekerjaannya.

Kontrak memiliki kuasa hukum yang kuat.Dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata telah ditulis dan disepakati oleh bangsa

Indonesia sebagai acuan hukum dari padanya.Yang tertulis di buku III

tentang Perikatan yang terdiri dari 18 Bab dari pasal 1233 – 1864.

Kontrak dapat mempermudah kegiatan kita.Yang berasaskan

menggerakkan sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah

menjadi nilai yang lebih tinggi dalam bidang ekonomi.

Page 11: Makalah Pengantar Hukum Kontrak
Page 12: Makalah Pengantar Hukum Kontrak

DAFTAR PUSTAKA

AgusYudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam

Kontrak Komersial, Yogyakarta: LaksBang Mediatama, 2008.

C. Asser, Pengkajian Hukum Perdata Belanda, Jakarta: Dian Rakyat,

1991.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Depdiknas RI. 2008.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata

Mashudi & Mohammad Chidir Ali, Bab-bab Hukum Perikatan, Bandung:

Mandar Maju, 1995.

Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Jakarta: Bina Cipta, 1987.

Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1996.