makalah pengantar bisnis
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,
memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan mengomunikasikan hasilnya
kepada para pengambil keputusan. Akuntansi merupakan “bahasa bisnis”.
Semakin baik memahami bahasa tersebut, akan semakin baik keputusan dan
semakin baik dapat mengelola keuangan. Sebagai contoh, bagaimana cara
memutuskan meminjam uang atau tidak? Sebaiknya kita mempertimbangkan
penghasilan terlebih dahulu dan konsep penghasilan murni berasal dari akuntansi.
Produk utama akuntansi ialah sekumpulan dokumen yang disebut laporan
keuangan. Laporan keuangan menggambarkan suatu perusahaan dalam satuan
moneter. Atas dasar itulah makalah yang berjudul “Akuntansi dalam Bisnis” ini
dibuat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian akuntansi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi?
3. Apa perbedaan akuntansi dan tata buku?
4. Bagaimana kedudukan profesi akuntansi?
5. Siapa saja pemakai informasi akuntansi?
6. Bagaimana proses akuntansi?
7. Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan?
8. Bagaimana melakukan penilaian persediaan barang?
9. Apa yang dimaksud dengan analisis komparatif?
10. Apa yang dimaksud dengan analisis ratio?
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntansi.
1
2. Untuk dapat mengetahui sejarah perkembangan akuntansi.
3. Untuk dapat membedakan antara akuntansi dan tata buku.
4. Untuk dapat mengetahui kedudukan profesi akuntansi.
5. Untuk dapat mengetahui para pemakai informasi akuntansi.
6. Untuk dapat mengetahui proses akuntansi.
7. Untuk dapat mengetahui yang dimaksud dengan laporan keuangan.
8. Untuk dapat melakukan penilaian persediaan barang.
9. Untuk dapat mengetahui yang dimaksud dengan anlisis komparatif.
10. Untuk dapat mengetahui yang dimaksud dengan analisis rasio.
1.4 Metode
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi
kepustakaan. Penyusun memanfaatkan berbagai macam buku sumber yang sesuai
dan terkait dengan pokok bahasan makalah.
1.5 Sistematika
Adapun sistematika yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah:
Bab I merupakan pendahuluan, yang didalamnya terdapat latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, metode, dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan pembahasan, yang didalamnya mencakup pengertian
akuntansi, sejarah perkembangan akuntansi, perbedaan akuntansi dan tata buku,
porofesi akuntansi, pemakai informasi akuntansi, proses akuntansi, laporan
keuangan, penilaian persediaan barang, analisis komparatif, dan analisis rasio.
Bab III merupakan penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan
saran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Akuntansi
Sebelum kita melakukan pembahasan pada inti permasalahan, sebaiknya kita
membahas terlebih dahulu mengenai pengertian akuntansi, agar tidak terjadi
kesulitan dalam memahami pembahasan berikutnya. Berikut ini sedikit
pembahasan mengenai pengertian akuntansi.
Di Webster’s Dictionary definisi tentang Akuntansi didapati:
a. Seni atau sistem menyusun atau memberi pernyataan tentang serangkaian
prinsip-prinsip ilmiah yang mendasari pencatatan dan keterangan tentang
catatan-catatan.
b. Pengetrapan prinsip-prinsip demikian dalam praktek; suatu masa
penggunaan prinsip-prinsip demikian; kegiatan membuat laporan tentang
catatan usaha.
Definisi-definisi tersebut yang dimaksudkan untuk pembaca bukan profesional
dengan jelas menunjukkan dengan beberapa patah kata betapa samar uraian-uraian
tentang sifat akuntansi sebenarnya. Akan tetapi dari definisi ini beberapa segi dari
akuntansi dapat dilihat. Pertama, akuntansi adalah seni membuat catatan dan
kedua, ia mengandung serangkaian prinsip-prinsip ilmiah.
Encyclopaedia Britannica tahun 1962 memberikan definisi berikut:
“ Akuntansi adalah istilah yang luas yang menunjukkan teori-teori tertentu,
asumsi-asumsi mengenai cara bertindak (behavior), peraturan-peraturan cara
mengukur dan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi yang
berguna tentang kegiatan-kegiatan dan tujuan-tujuan suatu organisasi.”
Definisi ini memberi tekanan pada fungsi akuntansi “ yang memberikan
informasi” yang berguna tentang suatu organisasi dan memberikan gambaran
lebih baik tentang tujuan akuntansi daripada yang ada di Webster.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat kita temukan definisi akuntansi
yaitu seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat
suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:
3
“ ….suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi
ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang
jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.”
Dari pengertian ini, ada dua hal yang bisa kita simpulkan, yaitu:
1. bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang produk akhirnya berupa
informasi, yaitu laporan keuangan,
2. bahwa informasi atau laporan keuangan yang dihasilkan dari proses
tersebut berguna bagi pengambilan keputusan bisnis.
Karena itulah, akuntansi sering juga disebut sebagai bahasa bisnis. Semakin
baik Anda memahami bahasa tersebut, akan semakin baik keputusan Anda, dan
semakin baik Anda dapat mengelola keuangan Anda. (Horngren dkk., 2006:4)
Dengan akuntansi, kita memperoleh informasi tentang keadaan suatu perusahaan
yang memungkinkan kita menilai keberhasilan perusahaan tersebut. Di lain pihak,
pimpinan perusahaan memerlukan informasi tersebut untuk membuat berbagai
keputusan bisnis. Semakin besar keputusan, semakin besar pula kebutuhannya
akan informasi.(Horngren dkk., 2006:5) Umumnya, keputusan bisnis yang
didasarkan pada informasi akuntansi akan lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. (Alam S., 2001: 2)
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud
penyusun sebagai kesatuan ekonomi adalah badan usaha. Informasi ekonomi yang
dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak di dalam perusahaan itu
sendiri maupun pihak-pihak di luar perusahaan. (Soemarso S. R., 1999: 5)
Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu
metode pencatatan, penggolongan, analisa, dan pengendalian transaksi serta
kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya. Kegiatan akuntansi
meliputi:
1. pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu
pengambilan keputusan.
2. pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang
dihasilkan.
3. pengkomunikasian informasi ekonomi kepada pemakai laporan.
4
Kegiatan-kegiatan tadi perlu dirangkaikan dalam suatu sistem yang disebut
sistem akuntansi.
2. 2 Sejarah Perkembangan Akuntansi
Perkembangan akuntansi sejalan dengan jenis jasa yang diminta oleh
masyarakat yang makin lama makin kompleks. Sementara itu jenis jasa yang
diminta sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia usaha. Dengan kata lain
perkembangan akuntansi adalah sejalan dengan perkembangan dunia usaha.
Pencatatan atas berbagai jenis usaha sebenarnya telah dikenal sejak
dimulainya peradaban manusia. Pada zaman Babylonia tahun 3600 Sebelum
Masehi, telah dikenal pencatatan berbentuk tablet yang terbuat dari tanah liat.
Teknik pencatatan tersebut digunakan untuk pembayaran upah. Pada zaman
peradaban romawi juga telah dikenal teknik penyusutan yang menyatakan bahwa
nilai suatu bangunan tembok bukan hanya ditentukan oleh biaya pembuatannya.
Nilai suatu tembok adalah biaya pembuatan dikurangi seperdelapan dari biaya
tersebut tiap tahun selama tembok masih berdiri. Ini berarti bahwa pada zaman itu
telah dikenal sistem penyusutan metode garis lurus. Namun, pencatatan yang
dilakukan pada zaman tersebut belumlah sistematis.
Untuk mengetahui laba atau rugi, pedagang-pedagang dari Genoa, pada
pertengahan abad 14, cukup menghitung harta yang ada pada akhir suatu
pelayaran dan membandingkannya dengan harta yang dibawa pada waktu
berangkat berlayar. Perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu
pelayaran.
Cikal bakal lahirnya akuntansi berawal dari munculnya pusat-pusat
perdagangan pada beberapa kota di Italia, yang membutuhkan sistem pencatatan
yang sistematis. Pada tahun 1494, Luca Pacioli dan Leonardo da Vinci
menerbitkan buku berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita. Pacioli yang menulis teksnya, sedangkan da Vinci yang
merancang ilustrasinya. Dalam buku ini terutama pada bab yang berjudul
Tractatus de Computis et Scriptoris, untuk pertama kalinya diperkenalkan sistem
pencatatan secara sistematis yang disebut sistem tata buku berpasangan (double
entry sistem). Kemudian, dengan berpindahnya pusat perdagangan dari Italia ke
5
Spanyol, Portugis, dan Belanda, sistem tata buku berpasangan ini dikenal juga
dengan sistem kontinental. Karena itulah sistem ini banyak digunakan oleh
negara-negara di Eropa. Kemajuan mencolok dalam bidang akuntansi sejak
perpindahan tersebut adalah mulai dibuatnya perhitungan rugi laba tahunan. Hal
ini kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca pada setiap saat
setelah jangka waktu tertentu. Pada 1673 Perancis mengharuskan kepada setiap
pengusaha di negaranya untuk membuat neraca perdagangan paling tidak sekali
dalam dua tahun.
Penemuan sistem pembukuan berpasangan merupakan suatu yang berguna
bagi manusia. Goethe, seorang penyair, novelis, ilmuwan, dan jenius dari Jerman
menulis tentang tata buku berpasangan sebagai berikut: “…..sistem ini adalah
salah satu penemuan terindah dari manusia, dan setiap pengusaha yang baik
hendaknya mempergunakan sistem ini dalam melaksanakan usaha ekonominya.”
Revolusi industri di Eropa merupakan faktor utama yang mendorong semakin
berkembangnya akuntansi. Sebelum revolusi industri, kegiatan usaha masih
didominasi oleh kegiatan perdagangan. Dengan revolusi industri, kegiatan
ekonomi semakin berkembang dan mendorong munculnya kegiatan di bidang
manufaktur, yaitu kegiatan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
Akibatnya, kegiatan pencatatan yang perlu ditangani juga semakin bertambah dan
semakin kompleks. Dampak langsung dari perubahan teknologi industri tersebut
adalah berkembangnya bidang akuntansi biaya dan munculnya konsep
penyusutan.
Di abad 20 perkembangan besar terjadi pada 1930. Pada saat itu untuk
pertama kalinya diadakan pembahasan antara New York Stock Exchange dengan
American Institute of Certified Public Accountant guna menetapkan prinsip-
prinsip akuntansi yang harus diikuti oleh perusahaan yang saham-sahamnya
terdaftar di bursa. Sebelumnya, pada 1925, Inggris telah mengeluarkan undang-
undang yang mengatur sistem pelaporan keuangan. Sejak saat itu perkembangan
banyak berkisar pada perkembangan praktek-praktek akuntansi, termasuk
digunakannya komputer setelah perang dunia ke-2.
6
Revolusi industri menyebar dengan cepat ke Amerika Serikat. Di Amerika
Serikat, sistem kontinental ini kemudian dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
melahirkan sistem akuntansi yang disebut sistem anglo saxon.
2.3 Akuntansi dan Tata Buku
Harus kita mengerti bahwa akuntansi bukan pembukuan. Ada sedikit
kekaburan antara pembukuan (book keeping) dan akuntansi. Hal ini sebagian
disebabkan oleh kenyataan bahwa keduanya saling berhubungan dan tidak ada
pemisahan yang tegas dan diterima secara umum. Pembukuan hanya suatu teknik
akuntansi untuk mencatat data keuangan perusahaan menurut suatu metode
tertentu. Tata buku adalah salah satu alat untuk memberikan informasi, terutama
mencatat fakta-fakta finansial dan informasi lain yang berhubungan di dalam buku
harian dan buku besar yang digunakan untuk menyusun dan menyimpulkan data
akuntansi dengan cara yang mudah. Seorang pemegang buku mungkin
bertanggung jawab atas semua pencatatan dalam perusahaan atau hanya sebagian
kecil saja dari kegiatan pencatatan dalam perusahaan tersebut (misalnya mencatat
keluar masuknya barang dalam kartu stok). Sebagian besar pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang pemegang buku bersifat teknis pelaksanaan.
Akuntansi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu meliputi pembuatan berbagai
teknik pencatatan (sistem-sistem akuntansi), interpretasi laporan keuangan,
menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, cara-cara
melaporkan fakta-fakta usaha, dan berbagai-bagai teknik untuk mengawasi
seluruh jalannya sesuatu organisasi dari segi uang maupun kuantitas. Akuntan
biasanya memimpin dan mengawasi pekerjaan seorang pemegang buku. Makin
besar perusahaan, makin banyak pula tingkat-tingkat pembagian tanggung jawab
dan wewenang yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Pekerjaan akuntan pada
tingkat permulaan mungkin termasuk pekerjaan pembukuan. Dalam setiap
keadaan, akuntan harus mempunyai pengetahuan yang lebih banyak, baik
pengetahuan mengenai konsep-konsep akuntansi maupun kemampuan analitisnya
dibandingkan dengan seorang pemegang buku.
7
2.4 Profesi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu profesi yang kedudukannya sejajar dengan profesi
hukum atau profesi tehnik. Perkembangan pesat dari teori dan tehnik akuntansi
selamacabad sekarang ini telah disertai peningkatan jumlah akuntan-akuntan yang
terlatih secara profesional. Diantara faktor-faktor yang mendorong perkembangan
ini ialah perkembangan jumlah, ukuran, dan keruwetan perusahaan–perusahaan;
berlakunya pajak–pajak baru dan peraturan-peraturan perpajakan yang semakin
ruwet, terutama pajak pendapatan, dan pembatasan-pembatasan lainnya yang
dikenakan pada operasi perusahaan oleh peraturan-peraturan pemerintah.
Akuntan-akuntan yang memberikan jasa-jasa akunting atas dasar honorium,
dan akuntan-akuntan staff yang dipekerjakan oleh mereka, disebut berkecimpung
dalam akuntan publik. Sedangkan akuntan-akuntan yang dipekerjakan oleh
perusahaan tertentu atau oleh organisasi yang tidak mencari laba, mungkin
sebagai akuntan kepala, kontroler, atau direktur keuangan disebut akuntan-
akuntan swasta.
Baik akunting publik maupun akunting swasta sejak lama telah dikenal
sebagai suatu latihan yang baik sekali bagi tanggung jawab pimipinan tertinggi.
Banyak posisi eksekutif dalam pemerintahan dan dalam perusahaan-perusahaan
industri dipegang oleh orang-orang dengan pendidikan dan pengalaman dalam
akunting.
2.5 Pemakai Informasi Akuntansi
Pemakai informasi akuntansi dapat kita bedakan menjadi dua kelompok, yaitu
pihak intern dan pihak ekstern, sebagaimana berikut ini.
a.Pihak intern
Pihak intern adalah pihak yang berhubungan langsung dengan operasi
perusahaan sehari-hari, yaitu pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan sangat
berkepentingan terhadap informasi akuntansi karena dialah yang paling
bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan.
Dalam melaksanakan operasi perusahaan pemimpin perusahaan membuat
kebijakan yang dikomunikasikan baik ke dalam maupun keluar perusahaan. Untuk
mengomunikasikannya dibutuhkan informasi akuntansi. Karena itu, informasi
8
akuntansi sering juga disebut sebagai bahasa bisnis (language of bussines), yang
berfungsi sebagai media komunikasi bagi pimpinan perusahaan.
b. Pihak ekstern
Pihak ekstrern adalah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tetapi
tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan
operasional perusahaan. Pihak ekstern terdiri dari pihak-pihak sebagai berikut :
1.Pemilik perusahaan atau pemegang saham atau investor
Pemilik perusahaan atau pemegang saham adalah pihak yang berkepentingan
atas maju mundurnya perusahaan karena merekalah yang menanggung resiko atas
modal yang disetornya ke dalam perusahaan.
Umumnya, pemilik atau pemegang saham mempercayakan pengelolaan
perusahaan kepada manajer-manajer profesional. Untuk mengetahui seberapa baik
peran manajer dalam mengembangkan perusahaan, pemilik atau pemegang saham
dari berbagai laporan yang disediakan akuntansi.
2. Karyawan dan serikat pekerja
Karyawan dan serikat pekerja berkepentingan atas maju mundurnya
perusahaan. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, misalnya, maka karyawan
dapat menuntut perubahan penghasilan.
3. Kreditor
Memberi pinjaman kepada pihak debitor,yaitu perusahaan untuk membiayai
operasi perusahaan, yang memutuskan apakah akan memberi pinjaman atau tidak,
setelah mengetahui keadaan perusahaan.Kreditor mengetahui keadaan perusahaan
setelah melihat informasi yang disajikan oleh akuntansi.
4. Badan-badan pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap perusahaan misalnya, dalam hal,
perpajakan dan ketenagakerjaan. Dalam hal perpajakan, pemerintah perlu
mengetahui laba suatu perusahaan agar dapat menghitung besarnya pajak
penghasilan perusahaan tersebut. Dalam hal ketenagakerjaan, pemerintah perlu
mengetahui apakah ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan upah telah
dipenuhi.
9
5. Pelanggan
Pelanggan juga berkepentingan atas maju mundurnya perusahaan,
pelanggan, dalam hal ini, adalah termasuk konsumen dan pemasok. Pemasok
(supplier), misalnya, perlu mengetahui keadaan keuangan perusahaan untuk
menjamin kelancaran barang yang dipasoknya.
6. Masyarakat
Masyarakat, terutama yang berada di sekitar perusahaan, berkepentingan
terhadap perusahaan dalam hal penyediaan lapangan kerja dan manfaat sosial
lainnya. Kemampuan perusahaan dalam menyediakan lapangan kerja dan manfaat
sosial lainnya dapat diketahui melalui laporan keuangan (akuntansi ).
2.6 Proses Akuntansi
Akunting ialah merupakan suatu proses transformasi data mentah menjadi
informasi keuangan yang berguna.
a. Persamaan Akunting ( The accounting equation )
Untuk mengerti bagaimana cara kerja akunting modern maka kita harus
mengerti persamaan akunting dan bagaimana transaksi dicatat di dalam sistem.
Persamaan akunting, berbentuk laporan sederhana, yang merupakan bentuk dari
proses akunting. Ini merupakan hubungan antara assets, liabilities, dan owners
equity.
1.Assets ialah harta yang dimiliki perusahaan.
2. Liabilities ialah kewajiban perusahaan, yang ia pinjam dari orang lain.
3. Owners equity ialah perbedaan diantara assets dan liabilities
Owner’s equty = Assets – liabilities
Dengan menggunakan persamaan aljabar, maka kita peroleh bentuk standar
dari persamaan akunting sebagai berikut :
Assets = Liabilities + owner’s equity
Dalam persamaan di atas, dapat dilihat bahwa liabilities ditempatkan dimuka
equity. Ini mengandung arti bahwa perusahaan mempunyai kewajiban utama
terhadap utang-utangnya. Jika perusahaan kelak bangkrut, maka utang harus
dibayar lebih dulu sebelum para pemilik menarik uangnya. Hal ini akan lebih jelas
lagi jika persamaan itu dirubah, dengan :
10
Assets – liabilities = owner’s equity
Ini menunjukan bahwa hak pemilik adalah sisa dari harta perusahaan
dikurangi utang. Pengertian ini sangat penting, seandainya perusahaan mengalami
masa-masa likuidasi atau masa pembubaran
4. Double-entry bookkeeping
Double-entry bookkeeping berdasarkan atas persamaan akunting. Dalam setiap
kejadian atau transaksi dilakukan dua kali pembukuan atau pencatatan. Ini
dilakukan agar persamaan akunting selalu dalam keadaan seimbang.
b. Assets
Harta atau assets dapat dibagi atas current assets dan fixed assets. Juga dapat
dibedakan tangible assets dan intangible assets.
Di dalam neraca akan dikelompokkan assets atas yang most-liquid dan yang
least- liquid, artinya yang cepat dapat dicairkan dan yang lambat. The liquidity of
an assets is the ease with which it can be converted into cash, artinya liquiditas
dari suatu assets ialah kemudahan suatu assets ditukarkan dengan uang tunai.
Current assets ialah uang tunai atau assets lainnya yang cepat dapat
ditukarkan dengan uang atau yang hanya digunakan dalam waktu satu tahun.
Fixed assets, ialah assets yang berjangka hidup lama atau permanen. Assets itu
tidak akan dijual selama perusahaan berdiri. Nilai assets akan berkurang melalui
penyusutan yang dilakukan setiap tahun.
Intangible assets. Assets ini tidak kelihatan secara fisik, tetapi mempunyai
nilai berdasarkan undang-undang, atau mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan.
c. Liabilities
Liabilities juga dibagi atas dua bagian yaitu current liabilities dan longterm
liabilities.
Current liabilities ialah utang perusahaan yang harus dibayar dalam tempo
satu tahun. Bentuk umum dari liabilities jenis ini, ialah accounts payable dan
notes payable.
Accounts Payable terjadi karena pembelian yang dibayar dibelakang, misalnya
membeli keperluan kantor sekarang dan pembayarannya tiga bulan kemudian.
11
Notes payable, sama halnya pada accounts payable, tetapi perusahaan
menandatangani suatu pengakuan berutang dan jelas jatuh temponya.
Accrued Expenses ialah rekening untuk membukukan jasa yang sudah dipakai
oleh perusahaan tetapi belum dibayar
Longterm liabilities, merupakn utang perusahaan yang harus dibayar diatas
satu tahun.
d. Owner’s equity
Owner’s equity ini terbagi atas tiga bagian yaitu common stock, prefered stock,
dan retained earnings, yaitu saham umum, saham preferen, dan laba yang ditahan.
Common stock dan preffered stock ialah jumlah uang yang ditanam dalam
perusahaan oleh para pembeli saham, sedangkan retained earnings ialah jumlah
uang kumulatif setelah pembayaran deviden dan pajak yang tersisa di dalam
perusahaan.
2.7 Laporan keuangan
Laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba dan segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya.
Neraca harus disusun secara sistematis sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu. Di dalamnya harus menyebutkan bagian-bagian mana yang termasuk
aktiva dan pasiva dengan kata-kata yang jelas dan dapat dimengerti. Bagian-
bagian tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
Harta-harta / Aktiva.
Aktiva lancar.
Penanaman modal dalam surat-surat berharga/penyertaan.
Aktiva tetap.
Aktiva yang tidak berwujud (intangible Assets).
Beban / biaya-biaya yang ditangguhkan.
Aktiva atau harta lainnya.
Hutang-hutang dan modal sendiri
Hutang-hutang.
12
Hutang-hutang lancar.
Pendapatan yang diterima di muka.
Hutang-hutang jangka panjang.
Hutang-hutang bersyarat.
Hutang-hutang lainnya.
Modal sendiri
Modal saham yang disetor.
Agio / Disagio Saham.
Cadangan-cadangan.
Laba yang belum dibagi.
Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari
kegiatan itu. Kegiatan perusahaan paling jelas tercermin pada jumlah penjualan
kotor.
Penyajiannya adalah sebagai berikut :
a. Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya.
b. Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (Stafel) atau bentuk skontro.
c. Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha lain-
lain serta hasil luar biasa.
2.8 Penilaian persediaan barang
1. Metode masuk pertama keluar pertama (First In First Out/ FIFO)
Pada umumnya, perusahaan mencoba menjual jenis-jenis barang yang paling
lama terlebih dahulu. Dengan demikian, persediaan barang dagangan yang masih
tersedia di gudang biasanya yang paling baru dibeli. Sistem FIFO paralel dengan
arus fisik barang seperti ini. Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang dalam
persediaan dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang
tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi
belakangan/kemudian. Praktik FIFO ini meminimalkan kerugian dari barang yang
13
rusak atau membusuk. Dalam keadaan tidak adanya kemampuan atau kemauan
untuk mencurahkan waktu dan tenaga untuk mengidentifikasi biaya pokok dari
unit-unit spesifik yang dijual maka asumsi masuk pertama keluar pertama ini
kemungkinan memberikan aproksimasi yang masuk akal dari arus barang yang
aktual.
2. Evaluasi metode FIFO
Keunggulan metode FIFO adalah bahwa asumsi metode ini sederhana untuk
diterapkan dalam menilai persediaan. FIFO relatif murah untuk diaplikasikan baik
dengan sistem fisik ataupun perpetual. Selain itu, FIFO sistematik dan objektif,
serta kecil kemungkinannya untuk dimanipulasi manajemen ketimbang metode
lainnya, seperti LIFO.
Karakteristik khas metode FIFO adalah bahwa biaya-biaya pembelian yang
paling lamalah yang ditransfer ke biaya pokok penjualan, sedangkan biaya yang
paling akhir tetap berada dalam persediaan .
Dewasa ini perekonomian dunia dihinggapi penyakit inflasi yang
berkepanjangan, yang berarti bahwa sebagian harga cenderung melonjak terus.
Manakala biaya pembelian meningkat, metode FIFO mengenakan biaya yang
lebih rendah (yang lebih lama) kepada biaya pokok penjualan dan biaya yang
lebih tinggi (yang paling akhir) kepada barang-barang yang ada dalam persediaan.
Dalam kondisi seperti ini, metode FIFO menghasilkan pengaitan yang sangat
buruk pada laporan laba rugi karena biaya perolehan persediaan barang dagangan
yang lama dan relatif lebih murah (sebagai bagian dari biaya pokok penjualan)
dikaitkan dengan penjualan terkini dan relatif lebih tinggi nilainya.
Dengan mengenakan biaya yang lebih rendah kepada biaya pokok penjualan,
FIFO biasanya mengakibatkan perusahaan laba yang lebih tinggi dibandingkan
yang akan dilaporkan bila dengan metode persediaan lainnya. Beberapa
perusahaan menggemari metode FIFO untuk tujuan pelaporan keuangannya
karena tujuan mereka adalah memperlihatkan angka laba yang setinggi mungkin.
Metode FIFO cenderung menetapkan terlalu tinggi profitabilitas perusahaan.
Pendapatan didasarkan pada kondisi pasar sekarang. Dengan mengurangkan
pendapatan dengan biaya pokok penjualan yang berdasarkan harga yang lebih
14
lama (atau lebih rendah), maka laba kotor perusahaan akan disajikan terlalu besar
secara konsisten.
3. Metode masuk terakhir keluar pertama (Last In First Out/ LIFO )
Banyak pihak yang meyakini bahwa biaya kini (current cost) persediaan
haruslah dikaitkan seerat mungkin dengan rupiah penjualan sekarang. Kegagalan
melakukan hal ini berarti bahwa laporan laba rugi gagal mengakui biaya yang
lebih tinggi dari barang dagangan yang terjual. Sistem yang mereka anggap lebih
konservatif dan realistik adalah metode LIFO. Pada saat metode masuk terakhir
keluar pertama (Last-in, first-out method, LIFO ) yang dipakai, maka persediaan
yang tertsisa dianggap terdiri atas biaya-biaya perolehan yang paling awal.
Metode LIFO ini mengasumsikan bahwa barang dagangan yang dibeli atau
diproduksi terakhir akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang
termasuk persediaan akhir adalah yang dibeli atau yang diproduksi terdahulu.
4. Evaluasi metode LIFO
Asumsi dasar metode LIFO adalah bahwa pembelian yang paling akhir adalah
yang paling pertama dijual dan pembelian yang paling lama tetap bertahan dalam
persediaan. Asumsi ini tidak sejalan dengan arus fisik barang dagangan.
Walaupun demikian, terdapat argumen yang kuat dalam pemakaian metode LIFO
ini.
Untuk tujuan pengukuran laba, sebagian besar akuntan menganggap bahwa
arus biaya (flow of cost) lebih penting ketimbang arus fisik (flow of physical)
barang dagangan.
Terdapat sebuah kelemahan signifikan metode LIFO. Penilaian assets
persediaan pada biaya perolehan yang paling lama. Setelah perusahaan berkiprah
selama beberapa tahun, biaya yang paling lama ini dapat menyajikan terlalu
rendah ( understating ) biaya ganti kini (current replacement cost) persediaan.
Maka dari itu, manakala persediaan dinilai dengan metode LIFO, perusahaan juga
harus mengungkapkan biaya ganti kini dari persediaan dalam catatan atas laporan
keuangannya.
15
2.9 Analisis Komparatif
Analisis komparatif dimaksudkan membandingkan neraca tahun ini
dengan neraca tahun lalu. Kemudian dilihat perbedaan-perbedaan yang terjadi,
dan diteliti apakah perubahan tersebut menjadikan posisi perusahaan lebih baik
atau lebih buruk.
Terdapat dua macam perbandingan komparatif, yaitu:
1. Dasar intraperusahaan (intracompany basis), dasar ini membandingkan
suatu pos atau hubungan finansial perusahaan pada tahun sekarang dengan
pos atau hubungan finansial yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu perusahaan dapat pula membandingkan persentase kas dengan
aktiva lancar pada akhir tahun ini dengan persentase tahun-tahun
sebelumnya. Faktor penting dalam perbandingan seperti ini adalah adanya
trend-indikasi bahwa kinerja perusahaan adalah stabil, meningkat, atau
memburuk, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka
panjang.
2. Dasar antarperusahaan (intercompany basis), dasar ini membandingkan
suatu pos atau hubungan finansial perusahaan dengan pos atau hubungan
yang sama dalam satu atau lebih perusahaan-perusahaan pesaing lainnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan laporan keuangan terbitan dari
masing-masing perusahaan.
2.10 Analisis Ratio
Analisis rasio (ratio analysis) menunjukan hubungan diantara pos-pos
yang terpilih dari data laporan keuangan. Analisis rasio terdiri dari beberapa jenis,
yaitu:
1. Analisis Current Possition, analisis ini menyatakan kepada kita apakah
perusahaan mampu melunasi utang-utang jangka pendeknya. Rasio yang
penting disini ialah apa yang disebut current ratio yang dihitung dengan
cara membagi total current assets dengan total current liabilities.
2. Acid Test atau Quick Ratio, dalam acid test atau quick ratio hanya
dimaksudkan harta lancar atau harta yang cepat dijadikan uang seperti
uang kas, rekening bank, piutang yang segera dapat ditagih, dan tidak
16
termasuk persediaan barang dan biaya yang sudah dibayar lebih dulu. Acid
test ratio selalu lebih kecil daripada current ratio. Cara menghitungnya,
cash ditambah receivables ditambah marketable securities dibagi current
lialibities. Acid test ratio sebesar 1,0 atau lebih besar dianggap baik. Ini
berarti perusahaan dinyatakan liquid dan mampu membayar utang-utang
jangka pendek.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses akuntansi memegang peranan sangat penting dalam dunia bisnis.
Bahkan menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam bidang
operasionalnya. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut,
sangat berguna dan dibutuhkan oleh banyak pihak. Laporan keuangan tersebut
merupakan dasar pengambilan keputusan dalam berbisnis sekaligus menjadi
bahasa dunia usaha.
Kebutuhan akan tenaga kerja di bidang akuntansi sangat berkembang
seiring dengan pesatnya pertumbuhan dunia bisnis. Pesatnya perkembangan suatu
bisnis tidak lepas dari pengambilan keputusan yang ditentukan setelah
menganalisis laporan keuangan. Maka dapat kita simpulkan akuntansi dan bisnis
memiliki keterkaitan yang erat.
3.2 Saran
Seorang akuntan dituntut membuat laporan keuangan yang tepat dengan
kenyataannya. Profesi akuntansi merupakan profesi yang rentan terhadap
kecurangan. Oleh karena itu, bukan hanya kompetensi yang disyaratkan untuk
menjadi seorang akuntan, tetapi juga kecerdasan spiritual. Sehingga organisasi
bisnis dapat berjalan dengan semestinya.
18