makalah pendidikan agama islam fix pertama

41
HALAMAN JUDUL Pendidikan Agama Islam Agama Islam dan Cakupannya, Religi, Ad-din, dan Karakteristik Ajaran Islam Makalah Disusun Oleh : Ahmad Mauludin Sohih (11181040102 4) Yudi Pramana (12181040101 5) i

Upload: ahmad-mauludin-sohih

Post on 16-Sep-2015

274 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

2.1 Agama Agama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sansekerta, yang mana "a" berarti tidak, "gam" berarti pergi atau berjalan dan "a" yang berarti bersifat atau keadaan. jadi agama berarti bersifat atau keadaan tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak berubah. Maka agama adalah pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup kekal (Hardjana, 2005). Berdasarkan pandangan sebagian yang lain, agama adalah kegiatan ritual, seperti shalat dan haji. Bagi sebagian lainnya, agama adalah berhikmat kepada manusia. Bagi sebagian yang lain, agama adalah perilaku yang baik. Bagi kelompok tertentu, agama adalah berlatih mati dengan masuk ke kuburan atau meinggalkan dunia sebelum meninggal dunia (Rakhmat, 2003).2.2 ReligiReligi dapat diartikan sebagai agama di dalam bahasa Indonesia yang mana berasal dari kata Sanskrit yang artinya"teks." Kata dalam bahasa Yunani yang yang diidentifikasikan oleh Oxford Classical Dictionary yang dimaksud dengan "religi" adalah hosios, yang artiinya "pemakaian atau kebiasaan," sehingga menjadi "sah dan baik sehubungan dengan sesuatu yang suci atau moralitas tradisional." (Isaacs, 1993).Religi memiliki kesamaan dalam bahasa Arab adalah "din", juga berasal dari bahasa Persia, yaitu bentuk kata benda dalam kata kerja yang artinya "bertingkah laku diri sendiri secara baik untuk mengikuti kebiasaan tradisional." Kata benda itu sendiri mempunyai arti penyesuaian, kesopanan, kepatuhan, pemakaian, kebiasaan, moral tingkah laku. Di dalam bahasa Cina, kata-kata yang dipakai untuk "religi" adalah "tsung-chiao" yang secara harfiah berarti "prinsip yang diajarkan," namun "tsung adalah akar kata yang sama, yang dipakai dalam "tsu-tsung yang artinya "nenek moyang" dan akar kata itu sendiri berarti "hubungan", atau apa yang hendak dilakukan dan "chiao" artinya "mengajar", atau apa yang telah dipelajari (Singgih, 2007).2.3 Al-Millah Millah adalah salah satu istilah dalam bahasa Arab untuk menunjukkan agama. Istilah lainnya adalah “Din”. Kedua istilah tersebut digunakan dalam konteks yang berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi yang kepadanya agama itu diwahyukan dan “Din” digunakan ketika dihubungkan dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang mewahyukan agama itu. Dalam perbincangan sehari-hari sering digunakan istilah-istilah millah Ibrahim, Millah Ishaq dan sebagainya, atau Din Islam, Din haqq, Din Allah dan sebagainya (Munawwir, 1984).2.4 Ad-dinAd-din merupakan peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan keadaan suci, artinya yang membedakan mana yang halal dan yang haram, yang dapat membawa atau mendorong umat yang menganutnya untuk menjadi suatu umat yang memiliki rohani yang kuat. Ad-Din Juga memiliki banyak arti seperti pasrah, menyerah, tunduk, perhitungan dan lain-lain. Orang Arab menggunakannya untuk berbagai-bagai maksud dan tujuan (Anshari, 2004).Kata "Din" dapat diartikan pula sebagai cara hidup yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ad-din dalam islam memiliki empat elemen penting yaitu, Allah mempunyai kuasa mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat. Elemen penting kedua dari ad-din yaitu Allah adalah sebagai tempat manusia menyerah diri dan meletakkan kesetiaan. Elemen penting yang ketiga yaitu amalan dan keimanan di bawah seliaan para malaikat Allah. Serta elemen keempat penting dalam ad-din yaitu segala balasan baik atau jahat itu bersal dari Allah (Afif, 1994).2.5 Karakteristik Ajaran IslamKarakter adalah adalah budi budi pekerti yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling) dan tindakan (action). Karakter juga secara singkatnya dapat dikatakan sebagai sifat atau ciri khas. Adapun karakteristik Ajaran Islam di antaranya yaitu komprehensif yang mana Ajaran islam membentuk umat dalam suat kesatuan yang bulat walaupun umat islam itu berbeda-beda bangsa dan belainan suku. Kemudian Moderat maksudnya yaitu ajaran islam memenuhi jalan tengah, jalan ya

TRANSCRIPT

HALAMAN JUDUL

Pendidikan Agama Islam Agama Islam dan Cakupannya, Religi, Ad-din, dan Karakteristik Ajaran Islam

Makalah

Disusun Oleh :

Ahmad Mauludin Sohih(111810401024)

Yudi Pramana(121810401015)

UNIT PELAKSANA TEKNISBIDANG STUDI MATA KULIAH UMUMUNIVERSITAS JEMBER2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Agama Islam dan Cakupannya, Religi, Ad-din, dan Karakteristik Ajaran Islam sesuai dengan yang direncanakan. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Jember, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiBAB 1. PENDAHULUAN12.1Latar Belakang12.2Rumusan Masalah22.3Tujuan22.4Manfaat2BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA32.5Agama32.6Religi32.7Al-Millah42.8Al-din42.9Karakteristik Ajaran Islam4BAB 3. PEMBAHASAN63.1Pengertian Agama Islam63.1.2Macam-Macam Agama93.2Religi104.1Ad-Din124.2Al- millah154.3Karakteristik Ajaran Islam17BAB 4. PENUTUP214.1Kesimpulan214.2Saran22DAFTAR PUSTAKA23

1

6

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAgamaadalah risalah yang disampaikan Tuhan Kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sendiri sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya. Sehingga agama adalah sesuatu yang penting ada dalam kehidupan manusia supaya hidupnya lebih terarah berdasarkan petunjuk-petunjuk-Nya, sehingga tidak menjalani hidup di jalan yang sesat (Daradjat, 1984).Berdasarkan kenyataan yang ada sekarang ini manusia hampir semua memiliki agama, dan hanya beberapa saja yang tidak memiliki agama seperti pada negara-negara liberal yang membebaskan penduduknya untuk tidak beragama (Ateis). Namun di Indonesia orang-orang yang tinggal di Indonesia semua dapat dipastikan memiliki agama sesuai dengan ketetapan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945. Di Indonesia sendiri agama yang diresmikan yaitu agama Islam, Kristen katolik, kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Karena salah satu syarat untuk menjadi warga Indonesia adalah dengan memiliki agama (TIM Balitpang PGI, 2007). Di Indonesia orang-orang memiliki agama berdasarkan murni keyakinan karena takut akan neraka dan mengharapkan surga, sehingga orang-orang yang demikian dapat dengan khusuk menjalankan ibadahnya. Namun di sisi lain ada orang yang memiliki agama hanya digunakan status supaya dia diterima di masyarakatnya atau hanya sebagai status. Karena apabila seseorang tidak memiliki agama di Negara Indonesia ini, maka orang tersebut akan di dikucilkan, dijauhi, di anggap hina, dan bahkan warga atau tetangga sekitarnya apabila ada yang tidak memiliki agama, warga enggan untuk memakamkannya , andaikan di makamkan nisan nya tidak diberi nama, hal ini berkaitan erat dengan hukum tidak tertulis. Berdasarkan permasalahan tersebut, sebenarnya agama itu seperti apa, dan karakteristik serta cakupan yang meliputinya seperti apa. Dan apa hubungan di antara agama dan manusia. Mengapa manusia harus beragama sedangkan hewan tidak. Manusia adalah makhluk ciptaannya Tuhan-Nya, maka sebagai manusia beragama tentunya harus memiliki suat ketaatan pada menjalankan peraturan agama dan menjahui segala larangan-larangan yang ditetapkan oleh Agama. Sikap taat dan patuh, atau berserah diri ini disebut dengan Ad-din atau Al-millah. Maka dari itu penulis akan menjabarkan dari pengertian agama, Ad-din atau Al-millah serta beberapa karakteristik agama sebagai beberapa materi dalam pendidikan agama islam.1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian agama ?2. Apa yang dimaksud dengan religi ?3. Apa yang dimaksud dengan Ad-din atau millah ?4. Apa Karakteristik ajaran islam ?1.3 Tujuan 1. Agar mampu mengetahui pengertian agama.2. Agar mampu mengetahui tentang religi.3. Agar mengetahui yang dimaksud Ad-din atau millah4. Agar mengetahui karakteristik ajaran islam.1.4 Manfaat1. Mahasiswa mengetahui pengertian agama.2. Mahasiswa mengetahui tentang religi.3. Mahasiswa mengetahui tentang Ad-din atau millah.4. Mahasiswa mengetahui karakteristik ajaran islam.1.1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Agama Agama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sansekerta, yang mana "a" berarti tidak, "gam" berarti pergi atau berjalan dan "a" yang berarti bersifat atau keadaan. jadi agama berarti bersifat atau keadaan tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak berubah. Maka agama adalah pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup kekal (Hardjana, 2005). Berdasarkan pandangan sebagian yang lain, agama adalah kegiatan ritual, seperti shalat dan haji. Bagi sebagian lainnya, agama adalah berhikmat kepada manusia. Bagi sebagian yang lain, agama adalah perilaku yang baik. Bagi kelompok tertentu, agama adalah berlatih mati dengan masuk ke kuburan atau meinggalkan dunia sebelum meninggal dunia (Rakhmat, 2003).2.2 ReligiReligi dapat diartikan sebagai agama di dalam bahasa Indonesia yang mana berasal dari kata Sanskrit yang artinya"teks." Kata dalam bahasa Yunani yang yang diidentifikasikan oleh Oxford Classical Dictionary yang dimaksud dengan "religi" adalah hosios, yang artiinya "pemakaian atau kebiasaan," sehingga menjadi "sah dan baik sehubungan dengan sesuatu yang suci atau moralitas tradisional." (Isaacs, 1993).Religi memiliki kesamaan dalam bahasa Arab adalah "din", juga berasal dari bahasa Persia, yaitu bentuk kata benda dalam kata kerja yang artinya "bertingkah laku diri sendiri secara baik untuk mengikuti kebiasaan tradisional." Kata benda itu sendiri mempunyai arti penyesuaian, kesopanan, kepatuhan, pemakaian, kebiasaan, moral tingkah laku. Di dalam bahasa Cina, kata-kata yang dipakai untuk "religi" adalah "tsung-chiao" yang secara harfiah berarti "prinsip yang diajarkan," namun "tsung adalah akar kata yang sama, yang dipakai dalam "tsu-tsung yang artinya "nenek moyang" dan akar kata itu sendiri berarti "hubungan", atau apa yang hendak dilakukan dan "chiao" artinya "mengajar", atau apa yang telah dipelajari (Singgih, 2007).2.3 Al-Millah Millah adalah salah satu istilah dalam bahasa Arab untuk menunjukkan agama. Istilah lainnya adalah Din. Kedua istilah tersebut digunakan dalam konteks yang berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi yang kepadanya agama itu diwahyukan dan Din digunakan ketika dihubungkan dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang mewahyukan agama itu. Dalam perbincangan sehari-hari sering digunakan istilah-istilah millah Ibrahim, Millah Ishaq dan sebagainya, atau Din Islam, Din haqq, Din Allah dan sebagainya (Munawwir, 1984).2.4 Ad-dinAd-din merupakan peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan keadaan suci, artinya yang membedakan mana yang halal dan yang haram, yang dapat membawa atau mendorong umat yang menganutnya untuk menjadi suatu umat yang memiliki rohani yang kuat. Ad-Din Juga memiliki banyak arti seperti pasrah, menyerah, tunduk, perhitungan dan lain-lain. Orang Arab menggunakannya untuk berbagai-bagai maksud dan tujuan (Anshari, 2004).Kata "Din" dapat diartikan pula sebagai cara hidup yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ad-din dalam islam memiliki empat elemen penting yaitu, Allah mempunyai kuasa mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat. Elemen penting kedua dari ad-din yaitu Allah adalah sebagai tempat manusia menyerah diri dan meletakkan kesetiaan. Elemen penting yang ketiga yaitu amalan dan keimanan di bawah seliaan para malaikat Allah. Serta elemen keempat penting dalam ad-din yaitu segala balasan baik atau jahat itu bersal dari Allah (Afif, 1994).2.5 Karakteristik Ajaran IslamKarakter adalah adalah budi budi pekerti yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling) dan tindakan (action). Karakter juga secara singkatnya dapat dikatakan sebagai sifat atau ciri khas. Adapun karakteristik Ajaran Islam di antaranya yaitu komprehensif yang mana Ajaran islam membentuk umat dalam suat kesatuan yang bulat walaupun umat islam itu berbeda-beda bangsa dan belainan suku. Kemudian Moderat maksudnya yaitu ajaran islam memenuhi jalan tengah, jalan yang imbang, tidak terlalu berat ke kanan mementingkan kejiwaan (rohani) dan tidak berat pula ke kiri mementingkan kebendaan (jasmani) (Sayyid, 1990).Ajaran islam juga memiliki karakter yang dinamis yang dimaksudkan yaitu islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ajaran islam yang memberikan kepada manusia sejumlah hukum positif yang dapat dipergunakan untuk segenap masa dan tempat. Ajaran islam juga memiliki karakteristik yang universal artinya Ajaran Islam tidak di tunjukan kepada suat kelompok atau bangsa tertentu, melainkan sebagai rahmatan lilalamin, sesuai dengan misi yang diembang oleh Rasullullah SAW. Selain itu pula ajaran islam juga memiliki karakteristik lain seperti Elastis atau Fleksibel, tidak memberatkan, Graduasu (berangsur-angsur), Sesuai dengan Fitrah Manusia, dan berkarakteristik Argumentatif Filosofis (Jaiz, 1990).

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Agama IslamAda beberapa pengertian agama yang telah dipaparkan oleh para pakar agama baik dari Indonesia, maupun dari manca negara. Ada dua segi dalam mengartikan Agama Islam. Dari segi bahasa (lughat), agama berasal dari bahasa Arap yaitu ad-din. sedangkan Islan dalam bahasa Arabnya dapat berarti aslamu-yuslimu-islaman yang bisa diartikan dengan keselamatan dan kesejahteraan. Bisa pula islam berarti sullamun, yaitu tangga, jenjang ke atas. Islam bisa pula diartikan sebagai penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. dari asal kata salima-yaslamu, sebagaimana dalam Al-Qur'an al-an'am ayat 71 Allah berfirman : Artinya :Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang[syirik], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam Keadaan bingung, Dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang Lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.Oleh karena itu, apabila kita mengaku sebagai orang yang beragama islam, kita harus benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, baik dalam keadaan tidur, dalam keadaan belajar, dalam keadaan bekerja, dalam keadaan makan dan minum, dalam keadaan salat dan ibadah lainnya, serta semua aktivitas kita, serahkanlah kepada Allah SWT. Jika kita menyerahkan diri kepada Allah, kita akan segera tercapai kesejahteraan, keselamatan, jenjang atau derajat tinggi (Kurniawan, 2009).Dasar atau sumber dari pengertian Agama secara istilah (terminologi) dapat di kaji dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 19 sebagai berikut. Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.Begitu juga dalam Al-Qur'an surah As-Saff ayat 9 sebagai berikut.

Artinya : Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.

3.1.1 Pengertian dan Struktur agama IslamAgama islam adalah Agama Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusi, yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan muamalah (syariah), yang menentukan proses berfikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kata hati. Berdasarkan penjelasan di atas Agama Islam itu mengandung tiga unsur yaitu, yang pertama iman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Qadha dan Qadar (Daradjat, 1984).Yang kedua islam, yaitu penyerahan sepenuhnya kepada ketentuan Allah. Penyerahan tersebut meliputi Shahadatain, Shalat, Zakat, Puasa, dan Hajji jika mampu. Dan yang ketiga adalah Ihsan yaitu berakhlaq shalih pendekatan (mikro) yang melaksanakan ibadat kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama makhluk dengan penuh keiklasan seakan-akan disaksikan oleh Allah, meskipun dia tidak melihat Allah (Daradjat, 1984).Adapun muamalah dengan sesama makhluk terdiri atas manusia yaitu yang pertama adanya hubungan dengan rosul yang mana kita harus mentaati, meniru, mencintai, shalawat/ mendoakan rosul. Yang kedua menyantuni atau membina diri. Ketiga adanya hubungan dengan keluarga, yang keempat yaitu hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan bangsa dan hubungan antar bangsa. Kemudian muamalah dengan sesama makhluk yang berupa tumbuh-tumbuhan, dengan hewan, dengan benda, baik organik maupun anorganik (Ahmadi, 2008).Dengan demikian, oleh karena Agama Islam itu membawa peraturan-peraturan Allah yang dipatuhi, maka manusia islam itu bukan saja menjahui diri dari kemungkaran dan selalu berbuat kebajikan, melainkan juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran itu. Bahkan islam menyebabkan manusia memiliki sifat kompetitif dalam kebaikan dan sifat futuristik, yaitu berpandangan jauh ke depan dalam rangka pengembangan dan pemecahan masalah terus-menerus demi tercapainya tujuan. Hal ini tampak nyata kita ketahui bahwa manusia berusaha mencari tahu tentang segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi mulai meneliti tata surya, apa saja yang ada di tata surya. Dan juga meneliti apa saja yang ada di bumi dan dibawah bumi. Namun walaupun demikian manusia masih memiliki batasan-batasan yang tidak dapat di capainya, namun dengan kekuatan yang dimaksud dengan akal, manusia dapat menuap suatu misteri alam yang bergitu tak terbatas ilmunya. Sebagai contohnya yaitu dahulu kala manusia tidak mengetahui seperti apa tata surya, namun karena manusia sekarang memiliki kekuatan (akal), dibuatlah pesawat luar angkasa yang menyebabkan menusia dapat meneliti apa-apa yang ada dilangit. Hal ini jelas di paparkan di Al-Qur,an berdasarkan Firman Allah pada yang berbunyi, Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (Q.S Ar-Rahman, 55:33).3.1.2 Macam-Macam AgamaPada dasarnya agama itu ada dua jenis yaitu, agama wahyu dan agama budaya. Agama wahyu adalah ajaran Allah yang disampaikan kepada para rosul-Nya, yaitu Islam. Dan Agama Wahyu / Samawi (langit), kebalikan atau lawan agama budaya. Agama Samawi atau Samai iyalah agama wahyu, dan wahyu itu tidak langsung diturunkan ke masyarakat, akan tetapi melalui rosul atau utusan Allah. Wahyu-wahyu ini diturunkan melalui makhluk gaib yang disebut sebagai Malaikat kepada manusia itu bersifat gaib (Daradjat, 1984).Adapun ciri-ciri agama wahyu yaitu benar-benar murni dari Allah, yang diturunkan kepada masyarakat di seluruh dunia. Kedua wahyu dari Allah itu disampaikan melalui Rasul-Nya yang penuh tanggung jawab karena merupakan pilihan Allah SWT. ketiga memiliki Kitab Suci yang bersih dari berbagai campur tangan manusia atau yang lainnya. Keempat isi dari ajarannya selalu tetap, tidak akan berubah sampai akhir zaman. Sedangkan tafsirannya dapat beruubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan sosial sebagai manusia. Kelima yaitu dalam konsep ke-Tuhanan-nya adalah selalu bertauhid, artinya meng-Esa-kan Allah SWT. bahwan Allah itu satu. Keenam yaitu dalam kebenarannya bersifat universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan zaman, walaupun zamannya berubah dari tradisional ke modern (Kurniawan, 2009).3.2 ReligiDi Indonesia religi disebut dengan Agama. Agama dalam bahasa latin disebut dengan Religios, sedangkan dalam bahasa Ingris, Perancis, dan Jerman disebut dengan Religion, dan pada bahasa Belanda disebut dengan Religie. Beberapa istilah tersebut mengandung arti yang mendalam pada pengertian agama. Religie (Religion) menurut pujangga kristen, Saint Augustinus, berasal dari kata Re dan Elige yang artinya memilih kembali, dari jalan sesat ke jalan Tuhan (Ahmadi, 2008)Jalan sesat adalah jalan yang menyimpang dari ajaran agama, jalan yang identik dengan jalan keburukan dan tidak sesuai dengan tata cara ataupun tuntunan yang telah diajarkan agama. Jalan Tuhan adalah jalan yang sesuai dengan perintah maupun larangan yang Tuhan berikan, jalan yang Tuhan kehendak untuk dilaksanakan dan dipatuhi. Berdasarkan fakta di kehidupan sehari-hari semisalnya yaitu seorang manusia yang memiliki pekerjaan ataupun kebiaasaan mencuri, mencuri adalah perbuatan yang sesat, ketika seorang pencuri ini telah memutuskan untuk berhenti mencuri, dan berjanji untuk tidak mencuri lagi serta kembali ke ajaran-ajaran Tuhannya, maka dapat dikatakan dia telah kembali ke Tuhannya, kembali Taat kepada Tuhannya, dan kembali pada jalan yang benar dan kembali beragama (Arifin, 1996).Sedangkan berdasarkan Lactatinus menyatakan bahwa Religie berasal dari kata Re dan Ligare yang berarti menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus. yang dimaksud adalah menghubungkan antara Tuhan dan manusia yang telah putus karena dosa-dosanya. Gambaran pencuri yang telah dijelaskan tersebut juga dapat menggambarkan dari pengertian berdasarkan Lactatinus ini (Ahmadi, 2008).Sebagai contoh lain seseorang pembunuh yang memiliki dosa yang sangat besar, bahkan mungkin seorang pembunuh telah membunuh 100 orang sekalipun, ketika seorang manusia ini melakukan perbuatan dosa, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah memutus hubungan antara dia dengan Tuhannya. Dosa adalah sesuatu perbuatan yang melanggar, atau suat dapat dikatakan juga suat perbutan melanggar dari ketentuan yang telah Tuhan terapkan, dan dosa ini akan dibayar sebagai bentuk hukuman atas segala kesalahannya. Dan ketika manusia itu sadar serta ingin berhenti dan ingin kembali, maka manusia akan meninggalkan dosa-dosa yang telah dilakukannya, kemudian berjanji untuk tidak melakukannya kembali, sehingga manusia yang berdosa akan mengerjakan dan melaksanakan semua ketentuan dari tuhannya, keadaan demikian berarti manusia tersebut telah kembali beragama (Daradjat, 1984).Lain halnya dengan pendapat Cicero yang mana Religie berasal dari re dan Ligere yang berarti adalah membaca berulang-ulang bacaan suci dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh akan kesuciannya. Pada Agama islam bacaan suci ini adalah Al-Qur,an, dan pada agama kristen adalah Injil, pada agama hindu adalah Veda atau disebut juga dengan nama Catur Veda yang terdiri dari, Rgveda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda. Sedangkan pada agama Budha kitab sucinya adalah Tripitaka. Ketika seorang manusia mendengar bacaan-bacaan suci di hatinya akan terpengaruh bacaan suci tersebut sehingga mendapatkan ketenangan (Ahmadi, 2008).Pada agama Islam telah dijelaskan bahwa Al-Qur,an sebagai kitab suci umat islam dapat membuat tenang orang yang membaca atau mendengarnya, yang mana hatinya serasa suci, jika hatinya suci maka orang tidak akan berbuat dosa, sehingga kitab suci Al-Qur,an tersebut dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, seperti tertera pada Firman Allah pada (QS. Al Ankabut: 45) yang berbunyi : 4 Artinya :Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3.3 Ad-DinAd-Din berasal dari bahasa arab yang berarti tanggungan, hutang, keharusan penegakan peraturan. Ad-Din adalah hutang yang harus dibayar dan di pertanggung jawabkan, atau peraturan yang harus dilaksanakan. Adapun secara istilah berarti sesuatu yang dijadikan jalan oleh manusia dan diikuti (ditaati) baik berupa keyakinan, aturan, ibadah dan yang semacamnya, benar ataupun salah (Noor, 2009).Apabila mengkaji ad-Din dalam ayat-ayat Al-Quran, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Ad-Din mengandung empat makna yang saling terjalin satu sama lainnya dan tak dapat dipisahkan. Karena makna satu dengan makna yang lain saling menjelaskan, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Makna-makna tersebut adalah sebagai berikut:

3.3.1 Penyerahan DiriPenyerahan Diri artinya kepatuhan kepada Allah dan ketetapan-Nya, berikrar dengan ucapan dan hati tanpa rasa takabur, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta tidak pula berpaling dari-Nya. Aplikasinya dengan ibadah dan rendah diri (tunduk), taat pada perintah-Nya serta meninggalkan larangan-larangan-Nya (Afif, 1994).Supaya manusia beribadah kepada Allah secara ikhlas. Penyembahan terhadap sesuatu hanya dapat terjadi karena seseorang merasa lebih lemah terhadap sesuatu yang memiliki kekuasaan dan kekuatan. Sehingga, dengan penyembahan ini si lemah merasa mendapat perlindungan dan terhindar dari rasa kekhawatiran dan ketakutan. Tegasnya, bahwa seluruh alam semesta beserta isinya telah tunduk, taat, dan berserah diri pada kekuasaan Allah (Noor, 2009).

3.3.2 Kerajaan dan KekuasaanPerkataan dien juga mempunyai arti kerajaan (judicious power). Konsep ini sangat berkaitan dengan tauhid uluhiyyah yang merupakan perkara paling penting dalam aqidah Muslim. Seseorang itu tidak diterima imannya dengan hanya percaya kepada Allah sebagai Rabb akan tetapi ia hendaklah iman kepada Allah sebagai Ilah. Ini bermakna Allah adalah satu-satunya tuhan yang disembah, ditaati, Dialah penguasa dan Raja (Asy-Syarata, 2002).3.3.3 Tunduk dan Patuh/TaatAd-Din hanyalah milik Allah semata yaitu kekuasan mutlak (absolute) untuk menciptakan langit, bumi dan seisinya. Atas kekuasaan-Nya pula Allah mengharuskan manusia untuk tunduk dan mentaati segala perintah-Nya. Allah menegaskan, bahwa kekuasaan-Nya bersifat mutlak harus dipatuhi dan ditaati oleh semua seluruh makhluk-Nya, baik sukarela maupun terpaksa. Hal ini menunjukkan bahwa Ad-Din hanyalah milik Allah semata, diakui atau tidak oleh makhluk Ad-Din berlaku mutlak (Anshari, 2004).3.3.4 Pertanggung Jawaban Telah dijelaskan di atas bahwa kata Daana bisa menjadi Dain yang bermakna hutang. Dalam hal ini ia berkaitan erat dengan perwujudan manusia yang merupakan suatu hutang yang perlu dibayar, manusia yang berasal dari tiada kemudian dicipta dan dihidupkan lalu diberi berbagai nikmat yang tak terhingga. Sebagai peminjam manusia sebenarnya tidak memiliki apa-apa, akan tetapi Pemilik sebenarnya adalah Allah SWT manusia hanyalah diamanahi untuk dipergunakan dalam ibadah. Oleh karena tidak memiliki apa-apa, manusia tidak dapat membayar hutangnya maka satu-satunya jalan untuk membalas budi adalah dengan beribadah, dan menjadi hamba Allah yang mana adalah tujuan di ciptaan manusia dan selanjutnya hutang pun harus di pertanggung jawabkan (Asy-Syarata, 2002). Makna Ad-Din di atas menginformasikan kepada kita bahwa hari Pembalasan sangatlah adil. Pada hari itu manusia tidak bisa untuk menolong dirinya sendiri, hanya amal masing-masing yang menentukan dirinya, yaitu mendapatkan kebahagiaan di sisi Allah atau akan mendapatkan kesengsaraan (Hardjana, 2005).3.3.5 Fitrah untuk Menyempurnakan Tatanan HidupPengertian yang lain ialah kecendrungan (inclination). Sudah menjadi fitrah manusia diciptakan mempunyai kecendrungan untuk percaya kepada perkara yang supernatural, percaya adanya tuhan yang mengatur alam semesta dan kuasa ghaib tidak bisa apa yang dicerna oleh indera manusia. Inilah yang dinamakan dienul fitrah (Asy-Syarata, 2002).Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia dan setiap bayi tang lahir sebagai seorang Muslim. Di samping itu sudah menjadi fitrah, manusia dijadikan oleh Allah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam pemenuhan kebutuhannya. Maka mau tidak mau manusia harus berkerja sama didalam menata kehidupannya (Jaiz, 1990).3.4 Al- millahMillah adalah salah satu istilah dalam bahasa Arab untuk menunjukkan agama. Istilah lainnya adalah Din. Kedua istilah tersebut digunakan dalam konteks yang berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi yang kepadanya agama itu diwahyukan dan Din digunakan ketika dihubungkan dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang mewahyukan agama itu. Dalam perbincangan sehari-hari sering digunakan istilah-istilah millah Ibrahim, Millah Ishaq dan sebagainya, atau Din Islam, Din haqq, Din Allah dan sebagainya (Munawwir, 1984).Millah yang terbesar adalah Millah Ibrahim, dan nama Ibrahim Faith sering didengung-dengungkan sudah tidak digunakan lagi karena diutusnya Nabi Muhammad. Dan juga Agama Ibrahim adalah satu dan yang satu itu adalah agama Tauhid dan ini telah disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW.Menurut M. Quraish Shihab, kata millah berarti membacakan kepada orang lain agar ditulis olehnya. Ini karena agama atau millah adalah tuntunan-tuntunan yang disampaikan Allah SWT bagaikan sesuatu yang diimlaakan atau ditulis sehingga sama sepenuhnya dengan apa yang disampaikan. Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dipersamakan dengan millah Ibrahim karena prinsip-prinsip ajaran Islam sama dengan prinsip-prinsip ajaran Nabi Ibrahim as seperti tauhid, fitrah, penegakan hak dan keadilan, keramah tamaan dan lain-lain (Muthahhari, 2007).Sedangkan Ibn Manzhur dalam Lisan al-Arab memaknai millah adalah syariat dan agama (din). Millah adalah agama seperti seperti millah Islam, Kristen dan Yahudi, makna yang lain adalah sejumlah agama dan apa yang dibawa oleh para Rasul. (Asy-Syarata, 2002).3.4.1 Poin penting antara Ad-din dan Al-millahDalam KBBI kata Din merupakan kata benda yang berarti "agama". Contoh; dinul-Islam, agama Islam. Sedangkan kata millah tidak ditemukan serapannya, meskipun begitu kata ini banyak ditemukan di dalam buku-buku Islam berbahasa arab terjemahan Indonesia, yang memiki arti semakna dengan Din. Contoh; Millah Ibrahim, agamanya Ibrahim. Dalam penggunaan khusus millah berarti negara, Yakni penggunaan Istilah Millah di dalam kekhalifahan Utsmani Turki. Millah (Millet) berarti: "Seluruh masyarakat yang tinggal di tanah yang sama, orang yang berasal dari asal yang sama dan yang memiliki kesamaan sejarah, tradisi dan bahasa" Dalam Istilah Syar'i, kata Din dan Millah berarti: Makna kata Ad-Din dalam al-Qur`an adalah perhitungan (al-hisab), pembangkitan (al-ba`ts), pembalasan (al-jaza), ketetapan (al-qodho), ganjaran (ats-tsawab), siksaan (al-iqob), ibadah, doa, tauhid, ketaatan, agama, dan hukum. Sedangkan kata Al-Millah disebut dalam al-Quran mempunyai makna agama dan syariat. Kedua istilah tersebut digunakan dalam konteks yang berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi yang kepadanya agama itu diwahyukan dan Din digunakan ketika dihubungkan dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang mewahyukan agama itu (Kurniawan, 2009).Dalam penggunaannya di Al-Quran, jumlah kata Ad-Din disebutkan sebanyak 92 kali dalam Al-Qur`an yang terdapat dalam 82 ayat. Kata Al-Millah disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 10 kali. Sedangkan penggunaan kedua kata tersebut dalam al-Qur'an adalah: Kata Ad-Din mempunyai arti perhitungan (al-hisab), pembangkitan (al-ba`ts), pembalasan (al-jaza), ketetapan (al-qodho), ganjaran (ats-tsawab), siksaan (al-iqob), ketika al-Quran membicarakan tentang hari qiyamat . sebagaimana terdapat dalam surat al-fatihah : 4, al-hijr : 35, an-nur : 25, asy-syuara : 82, as-shofat : 20, shod : 78, adz-dzariyat : 6, 12, al-waqiah : 56, al-maarij : 26, al-mudatsir : 46, al-infithor : 9, 15, 17, 18, al-muthofifin : 11, at-tin : 7 al-maun : 1. (Singgih, 2007).

Kata Ad-Din mempunyai makna ibadah, doa, tauhid, ketaatan ketika al-Quran membahas tentang pemurnian terhadap Allah. Seperti yang terdapat pada surat al-baqoroh : 193, an-nisa : 146, al-a`raf : 29, al-anfal : 39, yunus : 22, yusuf : 40, an-nahl : 52, al-ankabut : 65, ar-ruum : 30, luqman : 32, az-zumar : 2, 3, 11, 14, ghofir : 14, 65, al-bayyinah : 5. Kata Ad-Din mempunyai arti hukum dan ketetapan ketika al-Quran membahas mengenai pengambilan hukum yang dilakukan olehNya maupun yang dilakukan oleh hambaNya seperti dalam surat yusuf : 76, an-nur : 2 (Sayyid, 1990)Kata Ad-Din bermakna Al-Millah dan syariat ketika ia berada dalam kontek pembahasan penetapan syariat tuhan terhadap hambaNya. Sebagaimana dalam surat al syura : 13, ar-ruum : 30. Kata Ad-Din berarti sesuatu yang dianut oleh manusia ketika berada dalam konteks pembahasan mengenai keyakinan seperti dalam surat al mumtahanah : 8, 9, al-fath : 28, al-ahzab : 5, ali-imran : 24, an-nisa : 60 al-kafirun : 6. Kata Al-Millah mempunyai arti sesuatu yang dianut oleh seseorang (Ad-Din) ketika ia berada dalam konteks pembahasan mengenai keyakinan yang dianut oleh seseorang. Seperti dalam surat al baqarah : 135, al-an`am : 161, shod : 7. Kata Al-Millah mempunyai arti syariat ketika ia berada dalam kenteks pembahasan mengenai penetapan syariat tuhan terhadap hambaNya. Seperti dalam surat ali-imran : 95, al-haj : 78. (Asy-Syarata, 2002).3.5 Karakteristik Ajaran IslamSetiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelamatkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya (Kurniawan, 2009).Tidak mudah membahas karakteristik ajaran Islam,karena ruang lingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat Islam. Untuk mengkaji secara rinci semua karakteristik ajaran Islam perlu ditelusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan menjadi agama yang diridhai Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat (Jaiz,1990).Apabila meneliti sumber kepustakaan Islam yang ditulis oleh para cendekiawan atau para ulama, kita akan mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam memiliki karakteristik yang khas, yang berbeda dari ajaran-ajaran agama lainnya. Dimana karakteristik islam diantaranya meliputi :3.5.1 KomprehensifAjaran islam membentuk umat dalam suatu kesatuan yang bulat walaupun umat islam itu berbeda-beda bangsa dan berlainan suku. Di dalam menghadapai asas-asas yang umum, umat islam bersatu padu, meskipun dalam segi-segi kebudayaan berbeda-beda.3.5.2 ModeratAjaran islam memenuhi jalan tengah, jalan yang imbang, tidak terlalu berat ke kanan mementingkan kejiwaan (rohani) dan tidak berat pula ke kiri mementingkan kebendaan (jasmani). Inilah yang diistilahkan dengan teori wasathiyah, menyelaraskan diantara kenyataan dan fakta dengan ideal dan cita-cita.3.5.3 DinamisDari segi ini, ajaran islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ajaran Islam terpancar dari sumber yang luas dan dalam, yaitu Islam yang memberikan kepada manusia sejumlah hukum positif yang dapat dipergunakan untuk segenap masa dan tempat.3.5.4 UniversalAjaran Islam tidak ditunjukan kepada suatu kelompok atau bangsa tertentu, melainkan sebagai rahmatan lilalamin, sesuai dengan misi yang diemban oleh Rasulullah SAW. Ajaran Islam diturunkan Allah SWT., untuk dijadikan pedoman hidup seluruh manusia yang bertujuan bahagia di dunia dan akhirat. Dengan demikian, hukum Islam bersifat universal, untuk seluruh umat manusia di muka bumi serta dapat diberlakukan di setiap bangsa dan Negara (Sayyid, 1990).3.5.5 Elastis dan FleksibelAjaran Islam berisi disiplin-disiplin yang dibebankan kepada setiap individu. Disiplin-disiplin tersebut wajib ditunaikan dan berdosa bagi yang melanggarnya. Meskipun jalurnya sudah jelas membentang, namun dalam keadaan tertentu terdapat kelonggaran (ruskhshah). Kelonggaran-kelonggaran tersebut menunjukan bahwa ajaran Islam itu bersifat elastis, luwes, dan manusiawi. Demikian pula, adanya qiyas, ijtihad, istihsan, dan mashlahih mursalah, merupakan salah satu jalan keluar dari kesempitan.3.5.6 Tidak MemberatkanManusia adalah makhluk dhaif (lemah), mempunyai kemampuan yang serba terbatas. Oleh sebab itu, syariat Islam tidak membebani seseorang sampai melampaui kadar kemampuanya. Sesuaidengan misi Islam sebagai rahmat bagi manusia, maka Islam dating untuk membebaskan manusia dari segala sesuatu yang memberatkanya.3.5.7 Graduasi (Berangsur-angsur)Allah sebagai pembuathukum adalah Maha Bijaksana. Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan kepada manusia secara psikologis sesuai dengan fitrahnya sendiri. Sangat sulit dilaksanakan bila hukum itu dating sekaligus. Oleh karena itu, Allah memberikannya secara bertahap atau berangsur-angsur. Seperti perintah dalam meninggalkan minuman keras, judi, dan yang lainnya.3.5.8 Sesuai dengan Fitrah ManusiaKata Fitrah secara umum berarti ciptaan, suci dan seimbang. Dalam konteks ini fitrah berarti watak hakiki dan asli yang dimiliki oleh setiap insan atau sifat alami manusia. Dengan demikian, ajaran Islam yang sesuai dengan fitrah manusia memberikan keterangan yang pasti tentang kepercayaan asli dan hakiki yang ada dalam diri manusia. Artinya, kondisi awal ciptaan manusia memiliki potensi untuk selalu mengetahui dan cenderung pada kebenaran.3.5.9 Argumentasi FilosofiAjaran Islam merupakan ajaran yang argumentative; tidakcukup dalam persoalan-persoalanya dengan mengandalkan doktrin lugas dan instruksi yang keras. Maksudnya, dalam ajaran Islam tidak cukup hanya berdialog dengan hati dan perasaan sebagai pedoman tetapi Islam memgharuskan umatnya untuk memahami Islam secara utuh.Kesemua karakteristik tersebutlah yang menjadi pembeda utama antara Agama islam dan agama lainnya. Yang mana dapat diketahui bahwa agama islam pun lebih mengarah pada agama wahyu, yang langsung di turunkan dari Tuhan Allah. Karakteristik-karakteristik ajaran islam memiliki nila-nilai yang kuat sehingga akan tetap ada sampai zaman kapanpun kecuali zaman akhir (Anshari, 2004).

BAB 4. PENUTUP

4.1 KesimpulanPada pengertian Agama Islam yang terdiri dari pengertian agama itu sendiri, Religi, Ad-din, serta Al-millah merupakan satu kesatuan yang memiliki makna utama yaitu sebagai Agama. Keempat istilah tersebut hanya terlihat berbeda dari segi istilah dan pengucapannya saja, serta dilihat dari sudut pandang yang berbeda, namun walaupun demikian maksud dan intinya tetaplah sama sebagai agama yang tujuannya adalah untuk mengarahkan manusia dari jalan sesat ke jalan yang lebih baik lagi.Perbedaan dari keempat hal tersebut dapat di ketahui bahwa Agama itu merupakan istilah yang asli berasal dari Indonesia yang berasal dari bahasa Sansekerta, bahasa Sansekerta yang ada di Indonesia yang memiliki makna utama keadaan tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak berubah, yang kesimpulannya agama merupakan pegangan untuk mencapai kehidupan yang kekal. Begitu pula pada religi yang dipandang dari beberapa sudut pandang bahasa, istilah dan pemikiran dari pakar agama. Kara religi lebih condong disebut di luar negri(di luar indonesia)seperti dari bahasa latin yang disebut dengan Religios, dari bahasa inggris, perancis, dan jerman yang disebut Religion, dari bahasa Belanda yang disebut Religie. Sedangkan di Arab disebut dengan Ad-din atau Al-millah.Kata millah dapat berarti negara sebagai contohnya millah ibrahim yang artinya adalah agamanya ibrahim, millah lebih dapat disimpulkan memiliki arti "seluruh masyarakat yang tinggal di tanah yang sama, orang yang berasal dari asal yang sama dan memiliki kesempatan sejarah, tradisi dan bahasa. Sedangkan Ad-din mempunyai makna ibadah, doa, tahuhid, ketaatan ketika Al-Qur'an membahas tentang pemurnian terhadap Allah. Kata Ad-din lebih tepat pembahasannya mengenaik keyakinan yang dianut oleh seseorang. Lebih tepatnya kesimpulan utama dari Ad-din dan Al-millah yaitu Kedua istilah tersebut digunakan dalam konteks yang berlainan. Millah digunakan ketika dihubungkan dengan nama Nabi yang kepadanya agama itu diwahyukan dan Din digunakan ketika dihubungkan dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang mewahyukan agama ituAjaran Agama islam memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik adalah ciri khas. Ciri khas adalah ciri atau sifat yang hanya dimiliki dan tidak dimiliki oleh yang lain. Adapun karakteristik dari Ajaran islam yaitu meliputi, Komprehensif, moderat, Dinamis, Universal, Elastis dan Fleksibel, tidak memberatkan, graduasi, sesuai dengan fitrah manusia, dan argumentasi filosofi,4.2 SaranAdapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu suapaya sumber-sumber lebih baik dikutip atau di ambil dari sumber langsung Al-Quran dan Al-Hadist beserta tafsirnya, karena kedua pedoman itu merupakan pedoman ajaran islam yang benar adanya, dan yang memiliki tingkat kemurnian dan kualitas yang bagus sebagai sumber. Hal ini dikarenakan Kitab Suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW bersifat wahyu, yang langsung turun dari Allah, maka tidak ada yang dapat menentang dari sumber yang langsung dari Allah. Sumber yang paling terpercaya.

DAFTAR PUSTAKA

Afif, A. 1994. Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.Ahmadi, A. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islma. Jakarta: Bumi Aksara.Anshari, E. S. 2004. Wawasan Islam: Pokok-Poko Pikiran tentang Paradigma dan sistem Islam. Bandung: Gema Insani.Arifin. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT BUMI AKSARA.Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan islam Edisi Revisi. Jakarta: PT BUMI AKSARA.Asy-Syarata, I. 2002. Ensiklopedi Filsafat. Jakarta: Khalifah.Daradjat, Z. 1984. Dasar-Dasar Agama Islma. Jakarta: Bulan Bintang.Hardjana, A. M. 2005. Religiosotas, Agama, dan Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius.Isaacs, H. R. 1993. Pemujaan terhadap Kelompok Etnis: Identitas Kelompok dan Perubahan Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Jaiz, A. 1990. Pokok-Pokok Ajaran Islan. Jakarta: Korprit Unit PT. Asuransi Jasa Indonesia.http://kbbi.web.id/din/ Terakhir diakses 11 Maret 2015Kurniawan, B. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.Munawwir, A. W. 1984. Kamus al-Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Progresif.Muthahhari, M. 2007. Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci. Jakarta: Gramedia Pustaka.Noor, F. 2009. Berfikir Seperti Nabi. Yogyakarta: Pustaka Sastra LKiS.Rakhmat, J. 2003. Psikologi Agam: Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Mizan Pustaka.Sayyid, Q. 1990. Karakteristik Konsepsi Islam. Bandung: Pustaka.Singgih, E. G. 2007. Apa itu teologi? : Pengantar ke dalam Ilmu Teologi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.TIM Balitpang PGI. 2007. Meretas Jalan Teologi Agama-Agama di Indonesia. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.