makalah penanganan hewan coba
TRANSCRIPT
![Page 1: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI 2
PENGUJIAN HEWAN COBA PADA MENCIT, KELINCI,
TIKUS PUTIH DAN MARMUT
DOSEN PENGAMPU :
ANDI SURYA AMAL S.Si, M.Kes, Apt.
DISUSUN OLEH :
RIZA AMALIA
35.2014.7.1.0971
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
NGAWI
2016
![Page 2: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah
semakin maju. Kemajuannya dalam bidang tersebut sudah dapat dirasakan
oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia. Salah satu kemajuan bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dalam ilmu kesehatan. Hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan sangat erat kaitannya dengan bidang
ilmu farmasi.
Farmasi adalah ilmu meracik obat-obatan, yang nantinya akan
diberikan kepada seorang pasien dengan tujuan untuk penyembuhan.
Dalam perkembangannya, seseorang yang bergelut dalam bidang farmasi
harus melakukan beberapa jenis pengujian untuk memproduksi obat,
seperti pengujian klinis dan praklinis. Pengujian klinis diberikan pada
seorang manusia setelah pengujjian pada hewan coba yang meliputi
beberapa fase uji klinik, sedangkan pengujian praklinis diberikan pada
hewan yang berpotensi dalam pengujian sebelum diujikan pada manusia
yang meliputi berbagai aspek farmakologi.
Uji farmakologi merupakan salah satu persyaratan uji untuk di
produksikannya sebuah obat baru. Dari hasil uji tersebut maka akan
diperoleh beberapa informasi tentang efek farmakologi dan
farmakokinetik yang meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan
eliminasi obat. Untuk mengujikan obat tersebut maka digunakan hewan
coba yang memiliki potensi dan mirip dengan genetik manusia.
Hewan yang baku digunakan dalam percobaan adalah mencit, tikus
putih, kelinci, marmut, hamster ataupun anjung. Setelah obat tersebut
dijujikan dan diamati, hasilnya akan menentukan apakah obat tersebut
dapat diteruskan untuk diujikan pada manusia atau tidak. Apabila hasilnya
sesuai dengan apa yang diharapkan, maka pengujian selanjutnya akan
dilakukan pada manusia, namun apabila tidak berhasil maka obat tersebut
harus dihentikan atau dilakukan riset kembali agar dapat sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Banyak alasan mengapa hewan yang digunakan. Hewan-hewan
tersebut merupakan hewan yang kecil, mudah dirawat dan diberi tempat
tinggal, mudah beradaptasi dan mudah untuk bereproduksi. Alasan lain
yaitu karena hewan-hewan tersebut memiliki gen yang secara biologis dan
karakteristiknya sama dan mirip dengan gen manusia, sehingga sangat
mudah bagi peneliti untuk membuat obat apabila terdapat penyakit yang
![Page 3: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/3.jpg)
sama ataupun mengujikan obat tersebut kepada hewan-hewan tersebut dan
dapat diperoleh efek yang sesuai.
Harapan dilakukannya percobaan pengujian adalah agar mahasiswi
dapat memiliki pengetahuan yang lebih bagaimana cara penanganan yang
baik terhadap hewan coba tersebut, megetahui seberapa kadar dosis yang
dibutuhksn dan mengetahui efek farmakokinetik maupun farmakodinamik.
B. Rumusan masalah
a. Apakah definisi dari masing-masing hewan coba mencit, tikus, kelinci
dan marmut?
b. Apakah klasifikasi, morfologi dan karakteristik dari masing-masing
hewan coba mencit, tikus, kelinci dan marmut?
c. Bagaimana cara memegang dan penanganan hewan coba mencit, tikus,
kelinci dan marmut?
d. Bagaimana cara pengambilan darah hewan coba mencit, tikus, kelinci
dan marmut?
e. Bagaimana cara pemberian obat pada hewan coba mencit, tikus,
kelinci dan marmut?
C. Tujuan
a. Mengetahui definisi hewan coba mencit, tikus, kelinci dan marmut.
b. Mengetahui klasifikasi, morfologi dan karakteristik hewan coba
mencit, tikus, kelinci dan marmut.
c. Mengetahui cara memegang dan menangani hewan coba mencit, tikus,
kelinci dan marmut.
d. Mengetahui cara pengambilan darah pada hewan coba mencit, tikus,
kelinci dan marmut.
e. Mengetahui cara pemberian obat pada hewan coba marmut, tikus,
kelinci dan marmut.
![Page 4: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
ISI
A. Definisi hewan coba
a. Mencit (Mus musculus)
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di
dalam laboratorium farmakologi dalam berbbagai bentuk percobaaan.
Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung
berkumpul sesamanya dan bersembunyi aktivitasnya di malam hari
lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktifitasnya. Berat
badan mencit yang digunakan 17-25 gram.
b. Tikus (Rattus norvegiens)
Tikus berukuran lebih besar daripada mencit dan lebih cerdas.
Umumnya tikus putih ini tenang dan demikian mudah digarap. Tidak
begitu bersifat fotofobik dan tidak begitu cenderung berkumpul
sesamanya seperti mencit. Aktifitasnya tidak begitu terganggu oleh
kehadiran manusia disekitarnya. Bila diperlakukan kasar atau
mengalami defisiensi makanan, tikus akan menjadi galak dan sering
dapat menyerang si pemegang. Berat badan tikus putih yang digunakan
150-200 gram.
c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)
Kelinci jarang sekali bersuara kecuali bila dalam keadaan nyeri yang
luar biasa. Kelinci jarang berontak bila merasa terganggu. Kelinci
hendaklah diperlakukan dengan halus namun sigap karena ia
cenderung berontak. Hewan ini dapat ditangkap dengan memegang
kulit pada tengkuknya dengan tangan kiri kemudian pantatnya
diangkat dengan tangan kanan dan didekapkan ke badan. Bobot berat
badan kelinci yang digunakan 15-20 gram.
d. Marmut (Cavia porcellus)
Marmut adalah hewan percobaan yang paling mudah handling dan
restrainnya untuk penggunaan di laboratorium. Karakter marmut lebih
penakut dibandingkan mencit dan kelinci. Marmut banyak
mengeluarkan suara, terutama terdiri dari dengkingan, siulan, dan
suara mendengus sesuai kondisinya. Marmut jarang menggigit,
marmut memiliki proporsi berat badan dan kaki yang tidak sebanding,
sehingga marmut umumnya tidak dapat melompat atau memanjat, oleh
karena itu dalam pemeliharaannya secara berkelompok sering
ditempatkan di kandang terbuka bagian atas karena ketidakmampuan
marmut untuk melarikan diri.
![Page 5: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/5.jpg)
B. Klasifikasi, morfologi dan karakteristik hewan coba
a. Mencit (Mus musculus)
Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Mamalia
Ordo : Rodentia
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Karakteristik mencit adalah sebagai berikut:
Lama hidup : 1-2 tahun
Lama produksi ekonomis : 9 bulan
Lama bunting : 19-21 hari
Kawin sesudah beranak : 1-24 jam
Umur disapih : 21 hari
Umur dewasa : 35 hari
Umur dikawinkan : 8 minggu
Siklus kelamin : poliestrus
Perkawinan : pada waktu estrus
Berat dewasa : 20-40 gram
b. Tikus (Rattus norvegiens)
Klasifikasi tikus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus novergicus
Morfologi tikus adalah sebagai berikut:
Memiliki kepala, badan, dan leher yang terlihat jelas, tubuhnya
tertutup rambut, ekornya bersisik, kadang-kadang berambut.
Merupakan hewan liar, mempunyai sepasang daun telinga dan bibir
yang lentur.
Karakteristik tikus adalah sebagai berikut:
Lama hidup : 2-3 tahun
Lama produksi : 1 tahun
Lama hamil : 20-22 hari
Umur dewasa : 40-60 hari
Umur kawin : 2 minggu
Siklus eksterus : 9-10 gram
![Page 6: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/6.jpg)
Berat dewasa : 300-400 gram
Jumlah anak : 9-20 ekor
c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)
Klasifikasi dari kelinci adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Lagumorida
Family : Leporidae
Genus : Orcyctolagus
Spesies : Orcyctolagus cuniculus
Morfologi dari kelinci adalah sebagai beikut:
Kelinci mempunyai punggung melengkung dan berekkor pendek,
kepalanya kecil dan telinganya tegak lurus ke atas akan tetapi bibir
terbelah dan yang bagian atasnya bersambung hingga hidung.
Mempunya beberapa helai kumis dan pembuluh darah banyak terdapat
pada telinga.
Karakteristik dari kelinci adalah sebagai berikut:
Masa reproduksi : 1-3 tahun
Masa hamil : 28-35 hari
Umur dewasa : 4-10 bulan
Umur kawin : 6-12 bulan
Siklus kelamin : setahun 5 kali hamil
Periode eksterus : 11-15 hari
Jumlah kelahiran : 4-10
Volume darah: 10 ml/kg berat badan
Masa perkawinan: 1 minggu
d. Marmut (Cavia porcellus)
Klasifikasi dari marmut adalah sebagai berikut:
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Kelas : mamalia
Ordo : rodentia
Family : caviae
Genus : cavia
Spesies : cavia parcellus
Morfologi dari marmut adalah sebagai berikut:
![Page 7: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/7.jpg)
Marmut memiliki ukuran fisik sekitar 5 inch dan 2-3 polimel, tidak
terlihat ekor dan mempunyai bulu tebal dan mengembang dan variasi
warna.
Karakteristik dari marmut adalah sebagai berikut:
Puberitas : 60-70 hari
Masa beranak : sepanjag tahun
Masa hamil : 63 hari
Jumlah lahir : 2-5 ekor
Lama hidup : 7-8 bulan
Masa tumbuh : 15 bulan
Masa laktasi : 21 hari
Frekuensi lahir : 4
Suhu tubuh : 37,8-39,5
Volume darah : 6% BB
C. Cara penanganan dan memegang hewan coba
a. Mencit (Mus musculus)
Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan
tangan kanan, biarkan menhangkau/mencengkeram alas yang kasar
(kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari
telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat/setegang mungkin. Ekor
dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari
manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh
tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan.
b. Tikus (Rattus norvegiens)
Seperti halnya pada mencit, tikus dapat ditangani dengan memegang
ekornya dengan menarik ekornya, biarkan kaki tikus mencengkeram
alas yang kasar (kawat kandang), kemudian secara hati-hati luncurkan
tangan kiri dari belakang ke arah kepalanya seperti pada mencit tetapi
dengan kelima jari, kulit tengkuk dicengkeram, cara lain yaitu selipkan
ibu jari dan telunjuk menjepit kaki kanan depan tikus sedangkan kaki
kiri depan tikus di antara jari tengah dan jari manis. Dengan demikian
tikus akan terpegang dengan kepalanya di antara jari telunjuk dan jari
tengah. Pemegangan tikus ini dilakukan dengan tangan kiri sehingga
tanagan kana kita dapat melakukan perlakuan.
c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)
Cara menghandle adalah dengan menggenggam bagian belakang
kelinci sedikit kedepan dari bagian tubuh, dimana bagian tersebut
kulitnya agak longgar. Kemudian angkat kelinci danbagian bawahnya
disangga.
d. Marmut (Cavia porcellus)
![Page 8: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/8.jpg)
Ibu jari dan jari telunjuk kanan dibelakang kaki depan. Sisi lain tangan
kanan harus ditempatkan di bawah bagian belakang untuk mendukung
badan marmut. Kesalahan dalam cara memegang marmut dan kealpaan
dalam menahan tubuh bagian bawah dapat mengakibatkan cedera pada
marmut serta luka-luka pada operator karena garukan kuku marmut.
D. Cara pemberian obat pada hewan coba
a. Mencit (Mus musculus)
- Pemberian secara oral
Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik
yang dilengkapi jarum/kanula oral (berujung tumpul). Kanula ini
dimasukkkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan
diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai
esophagus kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan
bahwa cara peluncuran/pemasukan kanus yang mulus disertai
pengeluaan cairan sediannya yang mudah adalah cara pemberian
yang benar. Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran
pernafasan atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan
pernafasan dan kematian.
- Cara pemberian intra peritoneal
Mencit dipegang pada kulit punggungnya sehingga kulit
abdomennya tegang, kemudian jarum disuntikkan dengan
membentuk sudut 100 dengan abdomen pada bagian tepi abdomen
dan tidak terlalu ke arah kepala untuk menghindari terkenannya
kantung kemih dan hati.
- Cara pemberian subkutan
Penyuntikkan dilakukan dibawah kulit pada daerah kulit tengkuk
dicubit di antara jempol dan telunjuk kemudian jarum ditusukkan
di bawah kulit antara kedua jari tersebut.
- Cara pemberian intramuskular
Penyuntikan dilakukan ke dalam otot pada daerah otot paha.
- Cara pemberian intravena
Penyuntikkan dilakukan pada vena ekor. Hewan dimasukkan ke
dalam kandang individual yang sempit dengan ekor dapat
menjulang keluar. Dilatasi vena untuk memudahkan penyuntikkan,
dapat dilakukan dengan pemanasan di bawah lampu atau dengan
air hangat.
b. Tikus putih (Rattus norvegiens)
Cara-cara pemberian oral, intra peritoneal, subkutan, intra muskular,
dan intra vena dapat dilakukan seperti pada mencit. Penyuntikan secara
intravena dapat pula dilakukan pada vena penis tikus jantan dengan
![Page 9: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/9.jpg)
bantuan pembiusan hewan percobaan. Penyuntikkan subkutan dapat
dilakukan pula pada daerah kulit abdomen.
c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)
- Cara pemberian oral
Dalam cara pemberian oral pada kelinci digunakan alat penahan
terbukanya mulut dan pipa lambung. Alat suntik dihubungkan
dengan pipa lambung (dapat digunakan selang yang lunak dengan
ukuran sesuai), pipa lambung dimasukkan ke dalam kemudian
diluncurkan ke dala esophagus secara perlahan-lahan.
- Cara pemberian subkutan
Dilakukan pada vena marginalis telingan dan penyuntikan
dilakukan pada daerah dekat ujung telinga. Untuk memperluas
(mendilatasi vena), telingan diulas terlebih dahulu dengan air
hangat atau alkohol. Pencukuran bulu bila perlu dapat dilakukan
terutama pada hewan yang berwarna bulunya.
d. Marmut (Cavia porcellus)
- Cara pemberian oral
Pemberian oral kepada marmut dapat dilakukan dengan pipa
lambung dengan bantuan hewan dianestetik lemah terlebih dahulu.
- Cara pemberian intra peritoneal
Penyuntikkan dilakukan pada daerah perut agak ke kanan dari
daerah garis tengah dan di atas tulang kematian.
- Cara pemberian subkutan
Penyuntikkan dapat dilakukan pada daerah tengkuk. Kulit dicubit
kemudian jarum disuntikkan ke bawah kulit.
- Cara pemberian intra peritoneal
Kelinci dipegang menggantung pada kaki belakangnya sehingga
perut maju ke depan. Penyuntikkan dapat dilakukan pada daerah
garis tengah di mukan kandung kemih.
- Cara pemberian intra muskular
Penyuntikkan dilakukan ke dalam otot paha kaki belakang.
- Cara pemberian intra vena
Pada marmut cara ini jarang digunakan. Penyuntikkan dapat
digunakan pada vena marginalis dengan jarum yang halus dan
pendek (cara ini dapat dilakukan untuk marmut yang cukup besar)
atau pada vena pada bagian paha dengan bantuan anestetik terlebih
dahulu atau pada vena penis dengan bantuan anestetik.
E. Cara pengambilan darah hewan coba
a. Mencit
Pada umumnya pegambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil
dapat menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat
![Page 10: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/10.jpg)
menyebaban kematian. Tetapi bila dilakukn pengambilan sedikit darah
tetapi sering, juga dapat menyebabkan anemia. Pada umumnya
pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari total volume darah
dalam tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar 1%
dengan interval 24 jam. Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari
bobot badan. Diperkirakan pemberian darah tambahan (eksangunation)
sekitar setengah dari total volume darah. Pengambilan darah dapat
dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh yaitu:
- Vena lateral dari ekor
- Sinus orbitalis mata
- Vena saphena (kaki)
- Langsung dari jantung.
b. Tikus
Diperkirakan pemberian darah tambahan (eksangunation) sekitar
setegah dari total volume darah. Pengambilan darah harus
menggunakan alat seaseptik mungkin. Untunk meningkatkan
vasodilatasi, perlu diberi kehangatan pada hewan tersebut.
pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh,
yaitu:
- Vena lateral dari ekor
- Bagian ventral arteri ekor
- Sinus orbitalis mata
- Vena saphena (kaki)
- Anterior vena cava
- Langsung dari jantung
c. Kelinci
Perkiraan volume eksanguinasion (pemberian volume cairan/darah)
sekitar setengah dari total volume darah. Pengambilan darah dapat
dilakukan dari beberapa lokasi tubuh yaitu:
- Arteri sentral di telinga
- Bagian lateral vena saphena
- Vena jugularis
- Vena cava anterior
- Jantung
d. Marmut
Pengambilan darah marmut dilakukan umumnya dari jantung, namun
dapat juga pada vena kava anterior, atau untuk sample dengan jumlah
kecil dapat diperoleh dari chantus medicus mata. Pengambilan sampel
darah dengan jumlah sedikit menggunakan hematokrit, dilakukan
berulang dengan periode berselang dua atau tiga hari, dapat
menggunakan metode dari mata ini. Jumlah darah yang diambil
dibatasi 1% dari berat badan dengan periode pengambilan berikutnya
![Page 11: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/11.jpg)
14 hari setelah pengambilan sebelumnya. Pengambilan darah dari
jantung hendaknya menggunakan anestesi, sesuai norma kesejahteraan
hewan.
F. Cara pemeliharaan hewan coba
a. Kandang :
- Kandang harus cocok untuk masing-masing spesies hewan
- Tidak mempunyai permukaan yang tajam dan kasar sehingga tidak
melukai hewan
- Mudah dibersihkan dan mudah diperbaiki
- Suhu antara 18-290C (rata-rata 20-22
0C)
- Kelembaban relatif antara 30-70%
- Sinar antara 800-1300 lumaen/m2
b. Makanan
- Hewan percobaan membutuhkan makanan yang bergizi dalam
jumlah yang cukup, segar dan bersih
- Minuman harus selalu bersih dan disediakan dalam jumlah yang
tidak terbatas
- Makanan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering
untuk mencegah pencemaran oleh cendawan dan kutu-kutu
makanan
- Pemberian makanan yang bermutu merupakan bagian terpenting
dalam usaha menghasilkan hewan percobaan yang sehat
![Page 12: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mencit, tikus, kelinci dan marmut merupakan hewan coba yang
digunakan di laboratorium dan memiliki penanganan dan perlakuan yang
berbeda-beda. Cara memegang hewan-hewan tersebut juga harus
diperhatikan karena apabila salah sedikit dalam memegangnya maka akan
mempengaruhi kondisi hewan-hewan tersebut.
Dalam melakukan penanganan pada hewan coba tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, bobot badan,
keadaan kesehatan, nutrisi dan sifat genetik. Faktor dari lingkungan juga
sangat berpengaruh seperti keadaan kandang, populasi dalam kandang,
keadaan tempat pemeliharaan dan makanan.
![Page 13: Makalah penanganan hewan coba](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082123/5882b1bc1a28abd75a8b63c9/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Rochmat, Basuki, Suryanto, 2012. Pemeliharaan dan Penggunaan Marmut
Sebagai Hewan Percobaan. Buletin Laboratorium Veteriner Balai
Besar Veteriner Wates Jogjakarta. Vol. 12 No: 3 Tahun 2012 Edisi
bulan: Juli-September.
Almuhajirin, 2011. Farmakologi “Pemeliharaan Hewan Percobaan”.
http://cora-ajhy.blogspot.co.id/2011/02/farmaklogi-pemeliharaan-
hewan-percobaan.html. Diakses pada 28-04-16.
Koga, Firman, 2011. Marmut (Cavia porcellus). http://starfish7-
koga.blogspot.co.id/2011/10/marmut-cavia-porcellus.html. Diakses
pada 28-04-16.
Rizki, Aria, 2013. Klasifikasi Kelinci. http://waroeng-
klasifikasi.blogspot.co.id/2013/12/klasifikasi-kelinci.html. Diakses
pada 28-04-16.
Malole, M.M.B, Pramono, C.S.U., 1989. Penggunaan Hewan-Hewan
Percobaan Laboratorium. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat
Antar Universitas Bioteknologi, IPB. Bogor.