makalah penanganan hewan coba

13
MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI 2 PENGUJIAN HEWAN COBA PADA MENCIT, KELINCI, TIKUS PUTIH DAN MARMUT DOSEN PENGAMPU : ANDI SURYA AMAL S.Si, M.Kes, Apt. DISUSUN OLEH : RIZA AMALIA 35.2014.7.1.0971 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR NGAWI 2016

Upload: rhiza-amalia

Post on 14-Apr-2017

3.268 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah penanganan hewan coba

MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI 2

PENGUJIAN HEWAN COBA PADA MENCIT, KELINCI,

TIKUS PUTIH DAN MARMUT

DOSEN PENGAMPU :

ANDI SURYA AMAL S.Si, M.Kes, Apt.

DISUSUN OLEH :

RIZA AMALIA

35.2014.7.1.0971

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

NGAWI

2016

Page 2: Makalah penanganan hewan coba

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah

semakin maju. Kemajuannya dalam bidang tersebut sudah dapat dirasakan

oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia. Salah satu kemajuan bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dalam ilmu kesehatan. Hal-hal

yang berkaitan dengan kesehatan sangat erat kaitannya dengan bidang

ilmu farmasi.

Farmasi adalah ilmu meracik obat-obatan, yang nantinya akan

diberikan kepada seorang pasien dengan tujuan untuk penyembuhan.

Dalam perkembangannya, seseorang yang bergelut dalam bidang farmasi

harus melakukan beberapa jenis pengujian untuk memproduksi obat,

seperti pengujian klinis dan praklinis. Pengujian klinis diberikan pada

seorang manusia setelah pengujjian pada hewan coba yang meliputi

beberapa fase uji klinik, sedangkan pengujian praklinis diberikan pada

hewan yang berpotensi dalam pengujian sebelum diujikan pada manusia

yang meliputi berbagai aspek farmakologi.

Uji farmakologi merupakan salah satu persyaratan uji untuk di

produksikannya sebuah obat baru. Dari hasil uji tersebut maka akan

diperoleh beberapa informasi tentang efek farmakologi dan

farmakokinetik yang meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan

eliminasi obat. Untuk mengujikan obat tersebut maka digunakan hewan

coba yang memiliki potensi dan mirip dengan genetik manusia.

Hewan yang baku digunakan dalam percobaan adalah mencit, tikus

putih, kelinci, marmut, hamster ataupun anjung. Setelah obat tersebut

dijujikan dan diamati, hasilnya akan menentukan apakah obat tersebut

dapat diteruskan untuk diujikan pada manusia atau tidak. Apabila hasilnya

sesuai dengan apa yang diharapkan, maka pengujian selanjutnya akan

dilakukan pada manusia, namun apabila tidak berhasil maka obat tersebut

harus dihentikan atau dilakukan riset kembali agar dapat sesuai dengan apa

yang diharapkan.

Banyak alasan mengapa hewan yang digunakan. Hewan-hewan

tersebut merupakan hewan yang kecil, mudah dirawat dan diberi tempat

tinggal, mudah beradaptasi dan mudah untuk bereproduksi. Alasan lain

yaitu karena hewan-hewan tersebut memiliki gen yang secara biologis dan

karakteristiknya sama dan mirip dengan gen manusia, sehingga sangat

mudah bagi peneliti untuk membuat obat apabila terdapat penyakit yang

Page 3: Makalah penanganan hewan coba

sama ataupun mengujikan obat tersebut kepada hewan-hewan tersebut dan

dapat diperoleh efek yang sesuai.

Harapan dilakukannya percobaan pengujian adalah agar mahasiswi

dapat memiliki pengetahuan yang lebih bagaimana cara penanganan yang

baik terhadap hewan coba tersebut, megetahui seberapa kadar dosis yang

dibutuhksn dan mengetahui efek farmakokinetik maupun farmakodinamik.

B. Rumusan masalah

a. Apakah definisi dari masing-masing hewan coba mencit, tikus, kelinci

dan marmut?

b. Apakah klasifikasi, morfologi dan karakteristik dari masing-masing

hewan coba mencit, tikus, kelinci dan marmut?

c. Bagaimana cara memegang dan penanganan hewan coba mencit, tikus,

kelinci dan marmut?

d. Bagaimana cara pengambilan darah hewan coba mencit, tikus, kelinci

dan marmut?

e. Bagaimana cara pemberian obat pada hewan coba mencit, tikus,

kelinci dan marmut?

C. Tujuan

a. Mengetahui definisi hewan coba mencit, tikus, kelinci dan marmut.

b. Mengetahui klasifikasi, morfologi dan karakteristik hewan coba

mencit, tikus, kelinci dan marmut.

c. Mengetahui cara memegang dan menangani hewan coba mencit, tikus,

kelinci dan marmut.

d. Mengetahui cara pengambilan darah pada hewan coba mencit, tikus,

kelinci dan marmut.

e. Mengetahui cara pemberian obat pada hewan coba marmut, tikus,

kelinci dan marmut.

Page 4: Makalah penanganan hewan coba

BAB II

ISI

A. Definisi hewan coba

a. Mencit (Mus musculus)

Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di

dalam laboratorium farmakologi dalam berbbagai bentuk percobaaan.

Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung

berkumpul sesamanya dan bersembunyi aktivitasnya di malam hari

lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktifitasnya. Berat

badan mencit yang digunakan 17-25 gram.

b. Tikus (Rattus norvegiens)

Tikus berukuran lebih besar daripada mencit dan lebih cerdas.

Umumnya tikus putih ini tenang dan demikian mudah digarap. Tidak

begitu bersifat fotofobik dan tidak begitu cenderung berkumpul

sesamanya seperti mencit. Aktifitasnya tidak begitu terganggu oleh

kehadiran manusia disekitarnya. Bila diperlakukan kasar atau

mengalami defisiensi makanan, tikus akan menjadi galak dan sering

dapat menyerang si pemegang. Berat badan tikus putih yang digunakan

150-200 gram.

c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)

Kelinci jarang sekali bersuara kecuali bila dalam keadaan nyeri yang

luar biasa. Kelinci jarang berontak bila merasa terganggu. Kelinci

hendaklah diperlakukan dengan halus namun sigap karena ia

cenderung berontak. Hewan ini dapat ditangkap dengan memegang

kulit pada tengkuknya dengan tangan kiri kemudian pantatnya

diangkat dengan tangan kanan dan didekapkan ke badan. Bobot berat

badan kelinci yang digunakan 15-20 gram.

d. Marmut (Cavia porcellus)

Marmut adalah hewan percobaan yang paling mudah handling dan

restrainnya untuk penggunaan di laboratorium. Karakter marmut lebih

penakut dibandingkan mencit dan kelinci. Marmut banyak

mengeluarkan suara, terutama terdiri dari dengkingan, siulan, dan

suara mendengus sesuai kondisinya. Marmut jarang menggigit,

marmut memiliki proporsi berat badan dan kaki yang tidak sebanding,

sehingga marmut umumnya tidak dapat melompat atau memanjat, oleh

karena itu dalam pemeliharaannya secara berkelompok sering

ditempatkan di kandang terbuka bagian atas karena ketidakmampuan

marmut untuk melarikan diri.

Page 5: Makalah penanganan hewan coba

B. Klasifikasi, morfologi dan karakteristik hewan coba

a. Mencit (Mus musculus)

Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Mamalia

Ordo : Rodentia

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Karakteristik mencit adalah sebagai berikut:

Lama hidup : 1-2 tahun

Lama produksi ekonomis : 9 bulan

Lama bunting : 19-21 hari

Kawin sesudah beranak : 1-24 jam

Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 35 hari

Umur dikawinkan : 8 minggu

Siklus kelamin : poliestrus

Perkawinan : pada waktu estrus

Berat dewasa : 20-40 gram

b. Tikus (Rattus norvegiens)

Klasifikasi tikus adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus novergicus

Morfologi tikus adalah sebagai berikut:

Memiliki kepala, badan, dan leher yang terlihat jelas, tubuhnya

tertutup rambut, ekornya bersisik, kadang-kadang berambut.

Merupakan hewan liar, mempunyai sepasang daun telinga dan bibir

yang lentur.

Karakteristik tikus adalah sebagai berikut:

Lama hidup : 2-3 tahun

Lama produksi : 1 tahun

Lama hamil : 20-22 hari

Umur dewasa : 40-60 hari

Umur kawin : 2 minggu

Siklus eksterus : 9-10 gram

Page 6: Makalah penanganan hewan coba

Berat dewasa : 300-400 gram

Jumlah anak : 9-20 ekor

c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)

Klasifikasi dari kelinci adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Lagumorida

Family : Leporidae

Genus : Orcyctolagus

Spesies : Orcyctolagus cuniculus

Morfologi dari kelinci adalah sebagai beikut:

Kelinci mempunyai punggung melengkung dan berekkor pendek,

kepalanya kecil dan telinganya tegak lurus ke atas akan tetapi bibir

terbelah dan yang bagian atasnya bersambung hingga hidung.

Mempunya beberapa helai kumis dan pembuluh darah banyak terdapat

pada telinga.

Karakteristik dari kelinci adalah sebagai berikut:

Masa reproduksi : 1-3 tahun

Masa hamil : 28-35 hari

Umur dewasa : 4-10 bulan

Umur kawin : 6-12 bulan

Siklus kelamin : setahun 5 kali hamil

Periode eksterus : 11-15 hari

Jumlah kelahiran : 4-10

Volume darah: 10 ml/kg berat badan

Masa perkawinan: 1 minggu

d. Marmut (Cavia porcellus)

Klasifikasi dari marmut adalah sebagai berikut:

Kingdom : animalia

Filum : chordata

Kelas : mamalia

Ordo : rodentia

Family : caviae

Genus : cavia

Spesies : cavia parcellus

Morfologi dari marmut adalah sebagai berikut:

Page 7: Makalah penanganan hewan coba

Marmut memiliki ukuran fisik sekitar 5 inch dan 2-3 polimel, tidak

terlihat ekor dan mempunyai bulu tebal dan mengembang dan variasi

warna.

Karakteristik dari marmut adalah sebagai berikut:

Puberitas : 60-70 hari

Masa beranak : sepanjag tahun

Masa hamil : 63 hari

Jumlah lahir : 2-5 ekor

Lama hidup : 7-8 bulan

Masa tumbuh : 15 bulan

Masa laktasi : 21 hari

Frekuensi lahir : 4

Suhu tubuh : 37,8-39,5

Volume darah : 6% BB

C. Cara penanganan dan memegang hewan coba

a. Mencit (Mus musculus)

Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan

tangan kanan, biarkan menhangkau/mencengkeram alas yang kasar

(kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari

telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat/setegang mungkin. Ekor

dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari

manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh

tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan.

b. Tikus (Rattus norvegiens)

Seperti halnya pada mencit, tikus dapat ditangani dengan memegang

ekornya dengan menarik ekornya, biarkan kaki tikus mencengkeram

alas yang kasar (kawat kandang), kemudian secara hati-hati luncurkan

tangan kiri dari belakang ke arah kepalanya seperti pada mencit tetapi

dengan kelima jari, kulit tengkuk dicengkeram, cara lain yaitu selipkan

ibu jari dan telunjuk menjepit kaki kanan depan tikus sedangkan kaki

kiri depan tikus di antara jari tengah dan jari manis. Dengan demikian

tikus akan terpegang dengan kepalanya di antara jari telunjuk dan jari

tengah. Pemegangan tikus ini dilakukan dengan tangan kiri sehingga

tanagan kana kita dapat melakukan perlakuan.

c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)

Cara menghandle adalah dengan menggenggam bagian belakang

kelinci sedikit kedepan dari bagian tubuh, dimana bagian tersebut

kulitnya agak longgar. Kemudian angkat kelinci danbagian bawahnya

disangga.

d. Marmut (Cavia porcellus)

Page 8: Makalah penanganan hewan coba

Ibu jari dan jari telunjuk kanan dibelakang kaki depan. Sisi lain tangan

kanan harus ditempatkan di bawah bagian belakang untuk mendukung

badan marmut. Kesalahan dalam cara memegang marmut dan kealpaan

dalam menahan tubuh bagian bawah dapat mengakibatkan cedera pada

marmut serta luka-luka pada operator karena garukan kuku marmut.

D. Cara pemberian obat pada hewan coba

a. Mencit (Mus musculus)

- Pemberian secara oral

Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik

yang dilengkapi jarum/kanula oral (berujung tumpul). Kanula ini

dimasukkkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan

diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai

esophagus kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan

bahwa cara peluncuran/pemasukan kanus yang mulus disertai

pengeluaan cairan sediannya yang mudah adalah cara pemberian

yang benar. Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran

pernafasan atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan

pernafasan dan kematian.

- Cara pemberian intra peritoneal

Mencit dipegang pada kulit punggungnya sehingga kulit

abdomennya tegang, kemudian jarum disuntikkan dengan

membentuk sudut 100 dengan abdomen pada bagian tepi abdomen

dan tidak terlalu ke arah kepala untuk menghindari terkenannya

kantung kemih dan hati.

- Cara pemberian subkutan

Penyuntikkan dilakukan dibawah kulit pada daerah kulit tengkuk

dicubit di antara jempol dan telunjuk kemudian jarum ditusukkan

di bawah kulit antara kedua jari tersebut.

- Cara pemberian intramuskular

Penyuntikan dilakukan ke dalam otot pada daerah otot paha.

- Cara pemberian intravena

Penyuntikkan dilakukan pada vena ekor. Hewan dimasukkan ke

dalam kandang individual yang sempit dengan ekor dapat

menjulang keluar. Dilatasi vena untuk memudahkan penyuntikkan,

dapat dilakukan dengan pemanasan di bawah lampu atau dengan

air hangat.

b. Tikus putih (Rattus norvegiens)

Cara-cara pemberian oral, intra peritoneal, subkutan, intra muskular,

dan intra vena dapat dilakukan seperti pada mencit. Penyuntikan secara

intravena dapat pula dilakukan pada vena penis tikus jantan dengan

Page 9: Makalah penanganan hewan coba

bantuan pembiusan hewan percobaan. Penyuntikkan subkutan dapat

dilakukan pula pada daerah kulit abdomen.

c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)

- Cara pemberian oral

Dalam cara pemberian oral pada kelinci digunakan alat penahan

terbukanya mulut dan pipa lambung. Alat suntik dihubungkan

dengan pipa lambung (dapat digunakan selang yang lunak dengan

ukuran sesuai), pipa lambung dimasukkan ke dalam kemudian

diluncurkan ke dala esophagus secara perlahan-lahan.

- Cara pemberian subkutan

Dilakukan pada vena marginalis telingan dan penyuntikan

dilakukan pada daerah dekat ujung telinga. Untuk memperluas

(mendilatasi vena), telingan diulas terlebih dahulu dengan air

hangat atau alkohol. Pencukuran bulu bila perlu dapat dilakukan

terutama pada hewan yang berwarna bulunya.

d. Marmut (Cavia porcellus)

- Cara pemberian oral

Pemberian oral kepada marmut dapat dilakukan dengan pipa

lambung dengan bantuan hewan dianestetik lemah terlebih dahulu.

- Cara pemberian intra peritoneal

Penyuntikkan dilakukan pada daerah perut agak ke kanan dari

daerah garis tengah dan di atas tulang kematian.

- Cara pemberian subkutan

Penyuntikkan dapat dilakukan pada daerah tengkuk. Kulit dicubit

kemudian jarum disuntikkan ke bawah kulit.

- Cara pemberian intra peritoneal

Kelinci dipegang menggantung pada kaki belakangnya sehingga

perut maju ke depan. Penyuntikkan dapat dilakukan pada daerah

garis tengah di mukan kandung kemih.

- Cara pemberian intra muskular

Penyuntikkan dilakukan ke dalam otot paha kaki belakang.

- Cara pemberian intra vena

Pada marmut cara ini jarang digunakan. Penyuntikkan dapat

digunakan pada vena marginalis dengan jarum yang halus dan

pendek (cara ini dapat dilakukan untuk marmut yang cukup besar)

atau pada vena pada bagian paha dengan bantuan anestetik terlebih

dahulu atau pada vena penis dengan bantuan anestetik.

E. Cara pengambilan darah hewan coba

a. Mencit

Pada umumnya pegambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil

dapat menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat

Page 10: Makalah penanganan hewan coba

menyebaban kematian. Tetapi bila dilakukn pengambilan sedikit darah

tetapi sering, juga dapat menyebabkan anemia. Pada umumnya

pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari total volume darah

dalam tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar 1%

dengan interval 24 jam. Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari

bobot badan. Diperkirakan pemberian darah tambahan (eksangunation)

sekitar setengah dari total volume darah. Pengambilan darah dapat

dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh yaitu:

- Vena lateral dari ekor

- Sinus orbitalis mata

- Vena saphena (kaki)

- Langsung dari jantung.

b. Tikus

Diperkirakan pemberian darah tambahan (eksangunation) sekitar

setegah dari total volume darah. Pengambilan darah harus

menggunakan alat seaseptik mungkin. Untunk meningkatkan

vasodilatasi, perlu diberi kehangatan pada hewan tersebut.

pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh,

yaitu:

- Vena lateral dari ekor

- Bagian ventral arteri ekor

- Sinus orbitalis mata

- Vena saphena (kaki)

- Anterior vena cava

- Langsung dari jantung

c. Kelinci

Perkiraan volume eksanguinasion (pemberian volume cairan/darah)

sekitar setengah dari total volume darah. Pengambilan darah dapat

dilakukan dari beberapa lokasi tubuh yaitu:

- Arteri sentral di telinga

- Bagian lateral vena saphena

- Vena jugularis

- Vena cava anterior

- Jantung

d. Marmut

Pengambilan darah marmut dilakukan umumnya dari jantung, namun

dapat juga pada vena kava anterior, atau untuk sample dengan jumlah

kecil dapat diperoleh dari chantus medicus mata. Pengambilan sampel

darah dengan jumlah sedikit menggunakan hematokrit, dilakukan

berulang dengan periode berselang dua atau tiga hari, dapat

menggunakan metode dari mata ini. Jumlah darah yang diambil

dibatasi 1% dari berat badan dengan periode pengambilan berikutnya

Page 11: Makalah penanganan hewan coba

14 hari setelah pengambilan sebelumnya. Pengambilan darah dari

jantung hendaknya menggunakan anestesi, sesuai norma kesejahteraan

hewan.

F. Cara pemeliharaan hewan coba

a. Kandang :

- Kandang harus cocok untuk masing-masing spesies hewan

- Tidak mempunyai permukaan yang tajam dan kasar sehingga tidak

melukai hewan

- Mudah dibersihkan dan mudah diperbaiki

- Suhu antara 18-290C (rata-rata 20-22

0C)

- Kelembaban relatif antara 30-70%

- Sinar antara 800-1300 lumaen/m2

b. Makanan

- Hewan percobaan membutuhkan makanan yang bergizi dalam

jumlah yang cukup, segar dan bersih

- Minuman harus selalu bersih dan disediakan dalam jumlah yang

tidak terbatas

- Makanan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering

untuk mencegah pencemaran oleh cendawan dan kutu-kutu

makanan

- Pemberian makanan yang bermutu merupakan bagian terpenting

dalam usaha menghasilkan hewan percobaan yang sehat

Page 12: Makalah penanganan hewan coba

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Mencit, tikus, kelinci dan marmut merupakan hewan coba yang

digunakan di laboratorium dan memiliki penanganan dan perlakuan yang

berbeda-beda. Cara memegang hewan-hewan tersebut juga harus

diperhatikan karena apabila salah sedikit dalam memegangnya maka akan

mempengaruhi kondisi hewan-hewan tersebut.

Dalam melakukan penanganan pada hewan coba tersebut dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, bobot badan,

keadaan kesehatan, nutrisi dan sifat genetik. Faktor dari lingkungan juga

sangat berpengaruh seperti keadaan kandang, populasi dalam kandang,

keadaan tempat pemeliharaan dan makanan.

Page 13: Makalah penanganan hewan coba

DAFTAR PUSTAKA

Rochmat, Basuki, Suryanto, 2012. Pemeliharaan dan Penggunaan Marmut

Sebagai Hewan Percobaan. Buletin Laboratorium Veteriner Balai

Besar Veteriner Wates Jogjakarta. Vol. 12 No: 3 Tahun 2012 Edisi

bulan: Juli-September.

Almuhajirin, 2011. Farmakologi “Pemeliharaan Hewan Percobaan”.

http://cora-ajhy.blogspot.co.id/2011/02/farmaklogi-pemeliharaan-

hewan-percobaan.html. Diakses pada 28-04-16.

Koga, Firman, 2011. Marmut (Cavia porcellus). http://starfish7-

koga.blogspot.co.id/2011/10/marmut-cavia-porcellus.html. Diakses

pada 28-04-16.

Rizki, Aria, 2013. Klasifikasi Kelinci. http://waroeng-

klasifikasi.blogspot.co.id/2013/12/klasifikasi-kelinci.html. Diakses

pada 28-04-16.

Malole, M.M.B, Pramono, C.S.U., 1989. Penggunaan Hewan-Hewan

Percobaan Laboratorium. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat

Antar Universitas Bioteknologi, IPB. Bogor.