makalah pemeriksaan akuntansi

45
MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi Disusun Oleh : Lian Purnama Dewi 2010061061 UNIVERSITAS KUNINGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Upload: lian-purnama-dewi

Post on 08-Apr-2016

1.215 views

Category:

Documents


168 download

DESCRIPTION

makalah pemeriksaan akuntansi, audit

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi

Disusun Oleh :

Lian Purnama Dewi 2010061061

UNIVERSITAS KUNINGANFAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Page 2: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas

karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan

lancar dan tepat pada waktunya.

Sebagimana kita ketahui kasus perpajakan di Indonesia semakin lama

kian banyak jumlahnya. Maka dari itu perlu adanya peninjauan dan pembahasan

kembali atas kasus-kasus tersebut demi terpenuhinya pengetahuan kita semua.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita

semua demi bertambahnya wawasan kita akan ilmu Perpajakan.

Tak ada gading yang tak retak, taka ada manusia yang sempurna. Jika

ada kritik membangun atau saran akan isi dari makalah ini silakan sampaikan

dan Insha Allah akan kami perbaiki. Terima Kasih.

Kuningan, Mei 2013

Penyusun

Page 3: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Daftar Isi

Page 4: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 5: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

BAB 2PEMBAHASAN

A. Pengertian Auditing

Mendefinisikan auditing sebagai “ suatu objektif mendapatkan dan

mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-

kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut

dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

Alvin A. Arens, Mark S. Beaslev (2003) mendefinisikan auditing sebagai

proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat

di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten

dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi

yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang telah di tetapkan. Auditing harus

dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.

Menurut Sukrisno Agoes (2004), auditing adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis,oleh pihak yang independen, terhadap

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

B. Jenis-jenis audit:Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-

jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum

atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

Page 6: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai

kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan

yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan

keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas

perusahaan.

Ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan

terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan

oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi

telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan

yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati

peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang

ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.

3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan

oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan

catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap

kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan

proses data akuntansi dengan menggunakan sistem Elektronic Data

Processing (EDP).

Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, maka jenis audit dibagi menjadi

empat:

Page 7: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

1. Auditor Ekstern ; Auditor ekstern/ independent bekerja untuk

kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka

audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.

2. Auditor Intern ; Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang

mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen

perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya

adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.

3. Auditor Pajak ; Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan

wajib pajak yang diaudit terhadap undangundang perpajakan yang berlaku.

4. Auditor Pemerintah ; Tugas auditor pemerintah adalah menilai

kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan.

Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan

sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan

pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintahan dapat

dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

C. Standar Auditing Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan

dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan

oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Page 8: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat

diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor

dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika

ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Page 9: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

D. Profesi AuditorSeorang Akuntan yang memiliki nomor register, bisa memilih profesi

sebagai berikut :

1. Akuntan Publik (Public Accountant)    

2. Akuntan internal (Internal Auditor)    

3. Akuntan Keuangan ( Financial Accountant)

4. Cost Accountan    

5. Akuntan Pajak (Tax Accountant)    

6. Akuntan Pendidik (Lecturer)    

Ruang Lingkup

      Pada akhir pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor dalam General

       Audit

       KAP memberikan hasil pemeriksaan yang terdiri dari :

      a.  Lembar opini (AuditOpini)

           Lembar opnini merupakan tanggung jawab Akuntan Publik,   

           dimana Akuntan Publik akan memberikan pendapat terhadap

           kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen.

       b. Laporan Keuangan (Financial Statement) 

           Laporan keuangan yang disampaikan dari hasil pemeriksaan yang 

           dilakukan oleh KAP terdiri dari : 

Balance sheet

ncome statement.

Equity of changes statement)

Cash flow statement.

Catatan atas laporan keuangan, yang berisi :

Bagian umum, menjelaskan latar belakang perusahaan.

Kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan.

Penjelasan atas pos-pos Neraca dan Laba – Rugi

Page 10: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

E. Jenis Pendapat AuditorMenurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5

jenis pendapat akuntan, yaitu:

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), akan

diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan

sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional

Akuntan Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang

cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan

material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum

(SAK).

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan yang

ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with Explanatory Language), diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang

mengharuskan seorang auditor menambahkan penjelasan (bahasa

penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Pendapat

ini dinyatakan bilamana ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya

pembatasan terhadap lingkup audit, dan ia berkesimpulan bahwa ia tidak

dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan ia berkesimpulan

tidak menyatakan untuk tidak memberikan pendapat. Auditor yakin, atas

dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK,

yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan

pendapat tidak wajar.

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion), pendapat ini diberikan bila

menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

di Indonesia.

5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion). Suatu

pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak

Page 11: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak menyatakan

pendapat bila ia tidak dapat merumuskan suatu pendapat bilamana ia tidak

dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang

kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia. Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya

memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan

keuangan.

F. Tahapan Audit yang dilakukan oleh Pihak Auditor

1.  KAP dihubungi oleh  calon client yang membutuhkan jasa Audit.

2.  KAP membuat perjanjian dengan calon client untuk membicarakan hal  

     hal sbb :

     a.  Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya.

     b.  Apakah perusahaan telah di Audit oleh KAP lain.

     c.  Untuk mengetahui jenis usaha dan gambaran umum perusahaan.

     d.  Untuk mengetahui akuntansi perusahaan yang data akuntansinya 

          diproses secara manual atau dengan bantuan komputer

          (menggunakan software).

     e.  Bagaimana sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan                           

          perusahaan.

3.  KAP mengajukan surat penawaran (audit porposal), yang berisi :

         a.  Jenis jasa yang diberikan.

         b.  Besarnya audit fee

         c.  Waktu dimulai pemeriksaan dan waktu penyerahan hasil audit.

Page 12: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

G. Tujuan Audit     Tujuan Pemeriksaan umum terhadap laporan keuangan oleh auditor

Independen adalah untuk menyatakan pendapat/opini mengenai kewajiban

dalam penyajian posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan

yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku Umum (SAK)

Langkah-langkah dalam menyusun Tujuan Audit adalah mengetahui :•          Laporan Keuangan ;

                Tanggung jawab Manajemen adalah u/ menentukan kebijakan yang

sehat, menjalankan struktur pengendalian intern yang baik, dan mencantumkan

angka-angka yang dapat dipertanggung jawabkan dalam laporan keuangan.

                Laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen ? NERACA,

LAPORAN LABA-RUGI, LAPORAN PERUBAHAN MODAL, LAPORAN ARUS

KAS.

•          Siklus Laporan Keuangan                Karena perkiraan selalu berhubungan dengan perkiraan lainnya maka

untuk memudahkan pemeriksaan perlu diketahui siklus laporan keuangan

perusahaan yang diperiksa. Misalnya untuk memeriksa Perkiraan penjualan,

retur penjualan, saldo piutang, serta kas sebaiknya digabung karena perkiraan

tersebut merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan. (lihat

lampiran1)

                Dari Laporan Keuangan , amati komponen (perkiraan)  yang

mempengaruhinya dan hubungkan dengan komponen (perkiraan) lainnya .(lihat

lampiran 2)

•          Pernyataan (Asersi) manajemen mengenai Komponen-komponen Laporan Keuangan                Bagaimana manajemen memberikan pernyataan terhadap Lap.

Keuangan yang merupakan tanggung jawabnya. (Terkait dengan cara mencatat

dan mengungkapkan lap. Keuangan yang disesuaikan dengan SAK)

Pernyataan Manajemen secara umum ada 5 yaitu :

Keberadaan / Eksistensi / Keterjadian / Occurrence

Page 13: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

                 Aktiva, Hutang & Modal yang tercantum dalam Neraca benar-benar

ada sampai dengan periode tersebut.

                 Penjualan dalam Lap. Laba-Rugi menujukkan telah

adanya  pertukaran barang/jasa pada periode tersebut.

Kelengkapan                 Semua transaksi dalam periode yang bersangkutan telah dicatat.

Hak dan Kewajiban                 Nilai akhiva dalam Neraca adalah kekayaan yang benar-benar hak

perusahaan s/d periode tersebut. Sedangkan Hutang & Modal adalah Kewajiban

perusahaan s/d periode         tersebut.

Penilaian dan Alokasi                 Aktiva, Hutang, Modal , Pendapatan , dan Biaya telah dimasukkan

dalam Lap. Keuangan dengan angka-angka yang sesuai (perhitungan benar)

Penyajian dan pengungkapan                 Komponen-komponen dalam Lap. Keuangan telah diklasifikasikan,

dijelaskan, dan diungkapkan dengan benar. Misal : Komputer dimasukkan ke

dalam Aktiva tetap karena umurnya ekonomisnya lebih dari satu tahun.

Bagaimana Tujuan Audit dapat Dicapai ?•          Pada saat auditor memutuskan tujuan spesifik audit untuk setiap komponen

laporan keuangan, proses pengumpulan bahan bukti dapat dimulai.

•          Proses audit adalah metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk

membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang

kompeten. Ada empat tahap dalam proses audit :

Page 14: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

TUJUAN SPESIFIK ATAS KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

(Contoh : Persediaan Barang & dihubungkan dengan asersi manajemen)

ASERSI MANAJEMEN TUJUAN UMUM

AUDIT

TUJUAN SPESIFIK AUDIT YANG

DITERAPKAN PADA

PERSEDIAAN BARANG

  Keberadaan/ eksistensi

  Kelengkapan

  Hak dan kewajiban

  Penilaian atau alokasi

  Penyajian dan

pengungkapan

Keabsahan

Kelengkapan

Kepemilikan

Penilaian

Alokasi

Pisah batas

Akurasi mekanis

Penyajian dan

Pengungkapan

Semua persediaan yang dicatat memang

terdapat pada tanggal neraca.

Semua persediaan yang ada telah dihitung

dan dicantumkan dalam ikhtisar persedian.

Perusahaan berhak atas semua persediaan

yang tercantum.

Persediaan berhak digunakan sebagai

jaminan

Jumlah persediaan sesuai dengan setiap

rincian barang-barang yang secara fisik ada di

tangan.

Harga yang digunakan untuk menilai

persediaan sudah wajar.

Perhitungan harga dikalikan jumlah sudah

benar dan rincian ditambahkan secara benar.

Persediaan telah diturunkan nilainya di mana

ada pengurangan nilai bersih yang

direalisasikan.

Pos-pos persediaan telah diklasifikasikan

dengan pantas menurut bahan baku, barang

dalam proses dan barang jadi.

Pisah batas pembelian pada akhir tahun

memang tepat.

Pisah batas penjualan pada akhir tahun

Page 15: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

adalah tepat.

Total persediaan sesuai dengan buku besar.

Katagori  utama persediaan dan basis

penilaian telah diungkapkan.

Persediaan yang digadaikan atau diserahkan

telah diungkapkan.

Persediaan telah digolongkan dengan benar.

Page 16: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

BAB IIIBUKTI PEMERIKSAAN

Bukti Pemeriksaan : digunakan sebagai dasar dalam memberikan pendapat atas

laporan keuangan yang diperiksanya.

Bukti pemeriksaan harus dikumpulkan untuk menilai penyajian laporan keuangan”

sebagaimana dijelaskan dalam :

Standar Auditing

Laporan Audit ( Paragraf Ruang Lingkup )

Pengumpulan bukti dilakukan dengan :

Pengujian terhadap catatan akuntansi kliennya.

Melakukan prosedur pemeriksaan.

Tujuan Akuntan melakukan pengujian terhadap catatan akuntansi

kliennya adalah untuk mengumpulkan :

•          Bukti bahwa transaksi telah dianalisis dan dicatat.

•          Bukti mengenai ketelitian perhitungan dalam catatan

•          Bukti bahwa pekerjaan peringkasan rekening-rekening dan pembuatan

laporan telah dilakukan dengan teliti sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim

(SAK).

Tujuan akuntan melakukan prosedur pemeriksaan adalah untuk mengumpulkan :

•          Bukti dengan pengamatan fisik guna membuktikan apakah aktiva benar-

benar ada.

•          Bukti bahwa semua utang yang menjadi kewajiban klien telah dicantumkan

dalam laporan keuangan.

•          Bukti dari Bank, pelanggan, dan sumber lain di luar perusahaan, yang

menguatkan bukti yang dikumpulkan dari catatan akuntansi klien.

Page 17: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAPAT DIPERCAYAINYA BAHAN BUKTI ADALAH :

•          Sumber Bahan Bukti : Bukti yang tingkat kompetensinya tinggi adalah bukti

yang berasal dari luar klien. Contoh : Konfirmasi Bank, Debitur, Kreditur dll.

•          Struktur Pengendalian Intern. : Pengendalian Intern yang Kuat / baik

menyebabkan dapat dipercayanya catatan akuntansi dan bukti lain dalam

organisasi klien.

•          Cara Untuk memperoleh Bahan Bukti  ; Bukti yang diperoleh dengan cara

pemeriksaan tangan pertama adalah relatif lebih tinggi tingkat kompetensinya

bila dibandingkan pemeriksaan tangan ke dua.

•          Kualifikasi orang yang memberikan informasi terhadap Bukti :  Bukti

yang diperoleh dari pihak spesialis ( Ahli Geologi, Ahli Elektro, Pengacara, dll) .

Misalnya apabila kliennya adalah perusahaan Pengolahan Minyak maka dalam

penilaian persediaan lebih baik diperoleh dari Ahli Geologi.

B. TIPE / JENIS BUKTI PEMERIKSAAN1              Struktur Pengawasan Intern/Pengendalian Intern (SPI);  SPI yang

baik merupakan bukti yang kuat mengenai dapat dipercayainya informasi yang

dicantumkan dalam laporan keuangan. Sedangkan SPI yang buruk/lemah

menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan sebagai sumber bukti.

2              Bukti Fisik ; bukti yang dapat diperoleh dengan melakukan

inspeksi/perhtungan Aktiva berwujud. Misalnya : Stok opname persediaan , kas

opname, stok opname surat berharga.

3.            Bukti Dokumenter ; terbuat dari kertas dengan informasi huruf, angka

atau simbol lain.

                Bukti Dokumen terdiri dari 3 golongan :

                1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar perusahaan

dan  dikirim langsung kepada kantor Akuntan . Misalnya : surat konfirmasi

Page 18: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

                2. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang

disimpan dalam arsip klien. Misalnya : Rekening koran Bank,   Faktur dari

penjual (transaksi pembelian), sertifikat saham, obligasi, sertifikat wesel tagih.

                3. Bukti Dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien. Misalnya ;

faktur penjualan, surat order pembelian, bukti pengiriman barang , surat

representasi.

4              Catatan Akuntansi sebagai bukti . Misalnya ; Jurnal, Buku Besar,

Buku Pembantu.

5              Perhitungan sebagai bukti (bersifat kuantitatif)6              Bukti Lisan : dengan mengajukan pertanyaan lisan kepada para

manajer, atau bagian yang berkepentingan, tentang kebijakan akuntansi, lokasi

catatan dan dokumen, dll.

7              Perbandingan / Analitis : melakukan perbandingan terhadap

perkiraan tahun ini dengan tahun sebelumnya. Misalnya : menghitung kerugian

piutang tahun ini dan dibandingkan dengan piutang tahun lalu.

8              Bukti dari Spesialis ; adalah orang yang mempunyai keahlian khusus

dalam bidang selain bidang akuntansi dalam pemeriksaan  (berada di tangan

akuntan bukan dari klien). Misalnya ; menilai sumber daya alam yang terkandung

dalam tahan maka akuntan harus berkonsultasi dengan ahli geologis

C. HUBUNGAN ANTARA BAHAN BUKTI DENGAN KUALITAS BAHAN BUKTI

Keputusan yang harus diambil Akuntan berkaitan dengan Bukti Pemeriksaan.

•          Penentuan prosedur pemeriksaan yang akan digunakan

•          Penentuan besarnya sampel untuk prosedur pemeriksaan tertentu

•          Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi

•          Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur pemeriksaan

tersebut.

1          Apa definisi dari pengendalian intern

Page 19: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris

manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan

(a)    keandalan pelaporan keuangan

(b)   efektivitas dan efisiensi operasi, dan

(c)    Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

 2. Apa tujuan dari pengendalian intern jelaskan masing2nya ( 3 tujuan)a). Tujuan Pelaporan Keuangan yaitu membuat laporan keuangan bagi pihak

luar yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia.

b). Tujuan Operasi yaitu berkaitan dengan data yang dievaluasi dan digunakan

auditor dalam prosedur audit. Contoh : Data non-keuangan yang digunakan oleh

auditor dalam prosedur analitik, seperti statistik, atau yang berkaitan dengan

pendeteksian ketidakpatuhan dengan hukum dan peraturan yang kemungkinan

mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan., seperti pengendalian

atas kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan perpajakan yang

digunakan untuk menentukan utang pajak penghasilan

c). Tujuan Kepatuhan yaitu pengendalian yang berkaitan dengan berkaitan

dengan kepatuhan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan atau yang

berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi proses pengambilan keputusan

manajemen tertentu (seperti penentuan harga yang semestinya dibebankan

untuk produk atau apakah perusahaan melakukan pengeluaran untuk riser dan

pengemban tertentu atau aktivitas advertensi)

Page 20: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

3. Apa saja komponen komponen dari pengendalian intern ( 5 komponen) dan jelaskan secara singkat dari masing-asing komponen.

 1). Lingkungan pengendalian, menetapkan corak suatu organisasi dan

mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Misalnya sbb :

-Integritas dan nilai etika.

- Komitmen terhadap kompetensi

- Partisipasi dewan komisaris atau komite audit.

- Filosofi dan gaya operasi manajemen.

- Struktur organisasi.

- Pemberian wewenang dan tanggung jawab.

- Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

 2). Penaksiran resiko, identifikasi analisis manajemen terhadap risiko dalam

penyusunan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia. Mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun

ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas

untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten

dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Misalnya sbb :

- Perubahan dalam lingkungan operasi.

- Personel baru.

- Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki.

- Teknologi baru.

- Lini produk, produk, atau aktivitas baru.

- Restrukturisasi korporasi.

Page 21: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

- Operasi luar negeri.

- Standar akuntansi baru.

 3). Aktivitas pengendalian, kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan

bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu

memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam

pencapaian tujuan entitas. Biasanya berkaitan dengan hal sbb :

- Review terhadap kinerja.

- Pengolahan informasi.

- Pengendalian fisik.

- Pemisahan tugas

 4). Informasi dan komunikasi, Sistem informasi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolahan meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Diantaranya memahami hal sbb :- Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan.- Bagaimana transaksi tersebut dimulai.

- Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan ke yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.

- Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti komputer danelectronic data interchange) yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.

 5). Pemantauan, untuk membangun dan memelihara pengendalian intern.

Manajemen memantau pengendalian untuk mempertimbangkan apakah

pengendalian tersebut beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan bahwa

pengendalian tersebut dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan

kondisi menghendakinya.

Page 22: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

4. Pada standard auditing yang manakah pertimbangan pegendalian intern harus dilakukan.Pertimbangan atas pengendalian intern dalam Penaksiran Resiko Pengemdalian

yang harus dilakukan.

5. Apa manfaatnya bagi auditor perlunya melakukan penilaian atas pemgendalian intern entitas yang diperiksa kaitkan dalam perencanaan pemeriksaan dan dalam pekerjaan lapangan

6. dalam kondisi yang bagaimana pengendalian intern telah dirancang sebaik dan sedemikian rupa tetapi korupsi dapat dilakukan oleh pejabat entitas dan terjadi fraud.

7. Apa yang dimakssud aktivitas pengendalian dan apa saja kegiatan yang masuk didalamnya jelaskan masing2nya.

8. Apa kaitan antara Asersi Management dengan Tujuan Audit.

Asersi Management digunakan untuk merumuskan tujuan Audit dan dalam

merancang pengujian substantif. Untuk memperoleh bukti audit yang mendukung

asersi dalam laporan keuangan, auditor independen merumuskan tujuan audit

spesifik ditinjau dari sudut asersi tersebut (mempertimbangkan kondisi khusus

entitas, termasuk sifat aktivitas ekonomi dan praktik akuntansi yang khas dalam

industrinya, risiko salah saji material dalam laporan keuangan, termasuk tingkat

risiko pengendalian taksiran, serta efisiensi dan efektivitas pengujian yang

diharapkan dari pengujian tersebut.).

Page 23: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Sebutkan jenis-jenis Bukti Audit. a). Bukti audit informasi tertulisContoh : cek; catatan electronic fund transfers; faktur; surat kontrak; notulen

rapat; konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi

yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi

dan pemeriksaan fisik.

 b). Bukti Audit informasi elektronikContoh : Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi

yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread

sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi Dalam

Program Akuntansi yang dipakai entitas.

6. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Bukti dan Bukti Yang Cukup Kompetensi Bukti adalah Keabsahan dan sifat relevansi dari bukti yang

ada, sehingga bukti tersebut dapat dipercaya dan diyakini oleh auditor sebagai

dasar dari penarikan kesimpulan secara umum yang akan diambil, sehingga

dapat diandalkan.

Bukti yang Cukup adalah Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh

auditor untuk mendukung pendapatnya setelah mempelajari dengan meneliti

keadaan dalam suatu entitas yang sedang diperiksanya. Sehingga Auditor dapat

bekerja dalam batas-batas pertimbangan ekonomi; bermanfaat, dan dapat

merumuskan dalam jangka waktu yang pantas dan dengan biaya yang masuk

akal.

Page 24: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

BAB IVLAPORAN AUDIT

A.      Laporan Audit Standar Dengan Pendapat Wajar tanpa PengeculianBentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar dengan

pendapatan wajar tanpa pengecualian. Lebih dari 90 persen laporan audit

menggunakan bentuk ini. Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian

digunakan bila kondisi berikut terpenuhi.

Kondisi Untuk Laporan Wajar Tanpa Pengecualian :

1. Semua Laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, saldo laba

dan laporan arus kas – sudah tercakup didalam laporan keuangan.

2. Ketiga strandar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.

3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tesebut

telah melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan

baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangn

telah dipenuhi.

4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah

disertakan dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain laporan keuangan.

Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau

modifikasi kata-kata dalam laporan.

B.      Bagian-Bagian Dari Laporan Audit Bentuk BakuTerlepas dari siapa auditornya,ketujuh bagian laporan audit berikut ini akan tetap

sama.

1. Judul laporan

2. Alamat yang dituju laporan audit

3. Pragraf pendahuluan

4. Pragraf lingkup audit

5. Pragraf pendapat

Page 25: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

6. Tanda tangan dan nama akuntan publik

7. Tanggal laporan audit

C.      Keadaan Yang Menyebabkan Panyimpangan Pendapat Dari Wajar Tanpa PengecualianDalam membahas laporan audit yang menyimpang dari laporan audit standar

ada tiga topik yang berhubungan, yaitu : yang menyebabkan penyimpangn dari

pendapat wajar tanpa pengecualian, jelas pendapat selain dari pendapat wajar

tanpa pengecualian, dan materialitas.

Kondisi 1. Pembatasan lingkup audit.

Kondisi 2. Laporan keungan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum sebagai

1. Laporan Audit Selain Laporan Wajar Tanpa Pengecualian

Jika salah satu dari ketiga kondisi diatas, yang menuntut penyimpangan dari

pendapat wajar tanpa pengecualian, ditemukan dalam audit dan dampaknya

material, auditor harus memberikan pendapat selain wajar tanpa pengecualian

dalam laporannya. Pendapat tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak

memberi pendapat (disclaimer of opinion), dan pendapat wajar dengan

pengecualian (qualified opinion).

1. Pendapat Tidak Wajar

2. Pernyataan Tudak Memberikan Pendapat

3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian

D. MATERIALITASMaterialitas merupakan pertimbangan utana dalam menentukan laporan audit

yang tepat untuk diterbitkan. FASB mendefinisikan materialitas yaitu besarnya

nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari

keadaan yang melingkupinya dapt mengakibatkan perubahan atas atau

pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap

informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.

Page 26: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Oleh karena auditor bertanggung jawab menentukan apakah terdapat salah saji

informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat

mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang

yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adnaya

penghilangan atau salah saji tersebut. Jika klien menolak untuk mengoreksi

salah saji tersebut, maka auditor harus menerbitkan opini wajar dengan

pengecualian atau tidak wajar, bergantung pada seberapa signifikan salah saji

tersebut. Untuk menentukan hal tersebut, auditor sangat bergantung pada

pengetahuan yang mendalam atas penerapan materialitas.

E. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN MATERIALITASLangkah 1MENETAPKAN PERTIMBANGAN MATERIALITAS AWALPSA 25 (SA 312) menharuskan auditor untuk memutuskan jumlah gabungan

salah saji dalam laporan yang akan mereka anggap material di awal pengauditan

bersamaan dengan ketika mereka mengembangkan strategi audit secara

keseluruhan. Dinamakanpertimbangan materialitas awal, karena meskipun

merupakan opini professional, penilaian tersebut dapat berubah selama kontrak

kerja. Penilaian tersebut harus didokumentasikan dalam arsip audit.

Pertimbangan materialitas awal merupakan jumlah maksimal dimana auditor

yakin terdapat salah saji dalam laporan keuangan namun tidak memengaruhi

keputusan-keputusan para pengguna yang rasional. (secara konsep, ini adalah

jumlah yang Rp 1 lebih kecil dari pada materialitas yang didefinisikan oleh FASB.

Untuk kemudahan, kita mendefinisikan hal tersebut sebagai materialitas awal).

Penilaian ini merupakan salah satu keputusan yang paling penting yang harus

diambil oleh audior, dan sangat membutuhkan pemahaman dan pertimbangan

professional yang tinggi. Auditor menetapkan pertimbangan materialitas awal

untuk membantunya merencanakan pengumpulan bukti-bukti audit yang tepat.

Selama melakukan audit, auditor sering kali mengubah pertimbangan awal yang

diistilahkan sebagai penilaian materialitas yang direvisi

Page 27: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

G.FACTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENILAIANBeberapa factor yang memengaruhi auditor dalam melakukan pertimbangan

materialitas awal dalam laporan keuangan. Hal-hal yang snagat penting untuk

diperhatikan dalam konsep materialitas adalah sebagai berikut :

1. Materialitas Merupakan Konsep Relative, Bukan Absolute

Sebuah salah saji dengan besaran tertentu dapat menjadi material bagi suatu

perusahaan kecil , sebaiknya dengan jumlah salah saji yang sama dapat menjadi

tidak material bagi perusahaan yang besar. Sehingga tidak mungkin untuk

menetukan acuan nilai nominal untuk pertimbangan materialitas awal yang dapat

diterapkan untuk semua klien audit.

1. Dibutuhkan Dasar untuk Mengevaluasi Materialitas

Karena materialitas adalah konsep yang relative, sehingga sangat penting untuk

memiliki dasar dalam menentukan apakah suatu jumlah tertentu material atau

tidak.laba bersih sebelum pajak biasanya dijadikan sebagai dasar dalam

menentukan materialitas bagi perusahaan yang berorientasi laba karena

dianggap sebagai unsure yang sangat penting bagi para penggunanya.

Beberapa perusahaan menggunakan dasar utama yang berbeda, karena laba

bersih sering kali naik turun secara signifikan dari tahun ketahun, sehingga tidak

dapat memberikas dasar secra stabil, atau ketika entitasnya adalah suatu

perusahaan nirlaba. Sering kali dasar utama yang digunakan adalah penjualan

bersih, laba kotor, dan total asset atau asset bersih. Setelah menetapkan dasar

utama, auditorjuga harus memutuskan apakah salah saji tersebut secara

signifikan berpengaruh pada kewajaran dasar lainnyaseperti asset lancar, total

asset liabilitas lancar dan ekuitas pemilik. PSA 25 (SA 312) mengharuskan

auditor untuk mendokumentasikan dasar yang digunakan dalam melakukan

pertimbangan materialitas awal kedalam prinsip audit.

1. Factor-Faktor Kualitatif Juga Memengaruhi Materialitas.

Langkah 2MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN MATERIALITAS AWAL KESETIAP BAGIAN (SALAH SAJI YANG DAPAT DITERIMA)

Page 28: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Pengalokasian pertimbangan materialitas awal kesetiap bagian merupakan hal

yang penting untuk dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti audit per

bagian dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Ketika

auditor mengalokasikan pertimbangan materialitas awal pada saldo-saldo akun,

materialitas yang dialokasikan setiapsaldo akun yang dimaksud dalam PSA 25

(SA 312) sebagai salah saji yang dapat diterima.

Langkah 3MEMPERKIRAKAN SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN PENILAIAN AWALSalah saji dalam suatu akun dapat berbentuk satu dari dua jenis ini, yaitu salah

saji yang diketahui salah saji yang mungkin. Salah saji yang diketahui adalah

salah saji dimana auditor dapat menetukan jumlah salah saji dalam akun

tersebut. Salah saji yang mungkin terdapat dua jenis, pertama yaitu salah saji

yang muncul karena adanya perbedaan antara penilaian manajemen dan

penilaian auditor mengenai estimasi saldo akun. Yang kedua adalah proyeksi

salah saji bedasarkan pengujian auditor atas sampel yang diambil dari populasi.

Langkah 4MENGERSTIMASIKAN SALAH SAJI GABUNGANLangkah 5MEMBANDINGKAN ESTIMASI SALAH SAJI GABUNGAN DENGAN MATERIALITAS DALAM PENILAIAN AWAL ATAU PENILAIAN YANG DIREVISI

H. RISIKORisiko (risk) penerimaan auditor bahwa terdapat beberapa tingkat ketidakpastian

dalam menjalankan fungsi audit.

Model risiko audit dan perencanaan

Auditor menangani risiko dalam perencanaan bukti audit umumnya dengan

menggunakan model risiko audit. Model risiko audit membantu auditor untuk

menentukan seberapa banyak dan jenis bukti apakah yang harus dikumpulkan

auditor untuk setiap siklusnya.

Page 29: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

JENIS-JENIS RISIKO1. Risiko Deteksi yang Direncanakan (Planned Detection Risk)

Risiko deteksi yang direncanakan merupakan risiko dimana bukti audit untuk

suatu bagian tidak mampu mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji yang

dapat diterima. Risiko ini hanya dapat berubah jika auditor mengubah salah satu

risiko dalam model risiko audit tersebut.

1. Risiko Bawaan (inherent risk)

Risiko bawaan mengukur penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya salah

saji material (baik kecurangan maupun kesalahan) dalam sebuah bagian

pengauditan sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian internal klien.

1. Risiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor mengenai apakah salah saji

melebihi jumlah yang dapat diterima di suatu bagian pengauditan akan dapat

dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian internal klien.

1. Risiko Audit yang Dapat Diterima (Acceptable Audit Risk)

Risiko audit yang dapat diterima mengukur tingkat kesediaan auditor untuk

menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan setelah audit

telah selesai dijalankan dan opini wajar tanpa pengecualian telah diterbitkan.

MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMADalam sebuah pengauditan, auditor harus memutuskan risiko audit yang dapat

diterima, lebih utama dilakukan selama masa perencanaan. Pertama, auditor

menetapkan risiko kontrak kerja dan kemudian menggunakan risiko kontrak kerja

tersebut untuk memodifikasi risiko audit yang dapat diterima.

DAMPAK RISIKO KONTRAK KERJA TERHADAP RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMARisiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor atau KAP

akan mendapat masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit

sudah benar. Risiko kontrak kerja sangat terkait erat dengan risiko bisnis klien.

Page 30: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Sangat penting untuk dicatat bahwa auditor tidak menyetujui mengenai apakah

risiko kontrak kerja harus dipertimbangkan dalam perencanaan audit.

FACTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI RISIKO AUDIT1. Tingkat Ketergantungan Pengguna Eksternal Laporan Keuangan

Factor-faktor yang merupakan indicator yang baik untuk menilai tingkat

ketergantungan para pengguna terhadap laporan keuangan :

a)      Ukuran klien. Umumnya, makin besar kegiatan operasi klien, makin luas

penggunaan laporan keuangan. Ukuran klien, yang diukur dengan asset total

atau pendapatan total, akan berpengaruh terhadap risiko audit yang dapat

diterima.

b)      Distribusi kepemilikan. Laporan keuangan perusahaan public umumnya

diandalkan oleh lebih banyak pengguna dibandingkan dengan perusahaan

tertutup lainnya. Untuk perusahaan public ini, pihak yang berkepentingan lainnya

adalah SEC, analisis keuangan, dan masyarakat umum.

c)       Sifat dan jumlah liabilitas. Ketika laporan memiliki sejumlah besar

liabilitas,besar kemungkinan laporan tersebut akan digunakan secara lebih luas

oleh para kreditor yang ada ataupun para calon kreditor dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki lebih sedikit liabilitas.

1. Kemungkinan Klien Akan Mengalami Kesulitan Keuangan Setelah

Laporan Audit Diterbitkan

Sulit bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum hal itu terjadi,

namun beberapa factor berikut dapat menjadi indicator yang baik atas

meningkatnya kemungkinan kegagalan keuangan tersebut.

a)      Posisi likuiditas. Jika klien terus menerus kekurangan kas dan modal kerja,

hal ini mengindikasikan adanya masalah dimasa mendatang dalam pembayaran

utang-utangnya. Auditor harus menilai kemungkinan dan seberapa besar

penurunan posisi likuiditas yang terjadi terus-menerus.

b)      Laba (rugi) ditahun-tahun sebelumnya. Sangat penting untuk

mempertimbangkan perubahan laba relative terhadap saldo yang tersisa dalam

saldo laba.

Page 31: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

c)       Metode pertumbuhan pembiayaan. Auditor harus mengevaluasi apakah

asset tetap klien dibiayai oleh pinjaman jangka pendek atau jangka penjan,

karena sejumlah besar kas keluar yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat

akan memaksa perusahaan untuk mengalami kebangkrutan.

d)      Sifat kegiatan operasi klien. Beberapa jenis bisnis secara alamiah lebih

berisiko dibandingkan dengan bisnis lainnya.

e)      Kompetensi manajemen. Manajemen yang kompeten secara terus

menerus akan mewaspadai adanya potensi kesulitan keuangan dan

memodifikasinya dengan berbagai metode operasi untuk meminimalkan

pengaruh dari masalah jangka pendek. Auditor harus menilai kemampuan

manajemen sebagai bagian dari evaluasi atas kemungkinan terjadinya

kebangkrutan.

1. Evaluasi Auditor Terhadap Integritas Manajemen

Perusahan-perusahaan dengan integritas rendah sering kali menjalankan

aktivitas bisnis mereka dengan cara-cara yang dapat menimbulkan konflik

dengan para pemegang sahamnya, pemerintah dan pelanggannya. Pada

akhirnya, konflik-konflik tersebut sering kali tercermin  dalam persepsi pengguna

terhadap kualitas audit dan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum dan

ketidaksetujuan lainnya.

1. Membuat Keputusan Risiko Audit yang Dapat Diterima

Evaluasi yang biasanya dilakukan untuk risiko audit yang dapat diterima adalah

tinggi, sedang atau rendah, dimana risiko audit yang dapat diterima rendah

berarti bagi klien yang “berisiko” harus mendapatkan bukti yang lebih banyak,

penugasan staf audit yang lebih bepengalaman, dan/atau penelaahan yanag

lebih mendalam atas dokumentasi audit. Sejalan dengan perkembangan

kemajuan kontrak kerja, auditor mendapatkan informasi tambahan mengenai

klien, sehingga risiko audit yang dapat diterima dapat dimodifikasi.

MENILAI RISIKO BAWAANMasuknya risiko bawaan dalam model risiko audit merupakan slah satu konsep

penting dalam pengauditan. Hal ini mengimplikasikan bahwa auditor harus

Page 32: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

mencoba untuk memprediksi bagian mana kemungkinan terdapat salah saji

dalam laporan keuangan. Informasi ini memengaruhi jumlah bukti yang akan

dikumpulkan auditor, penugasan staf dan penelaahan dokumentsi audit.

1. Factor-Faktor yang Memengaruhi Risiko Bawaan

Auditor harus menilai factor-faktor yang menyusun risiko dan memodifikasi bukti

audit yang akan dijadikan bahan pertimbangan. Auditor harus

mempertimbangkan  beberapa factor utama berikut ketika menilai risiko

pengendalian.

a)      Sifat bisnis klien

b)      Hasil pengauditan sebelumnya

c)       Kontrak kerja yang pertama atau kontrak kerja yang berulang

d)      Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

e)      Transaksi-transaksi yang tidak rutin

f)       Penilaian yang diperlukan untuk mencatat saldo-saldo akun dan transaksi-

transaksi dengan benar

g)      Membuat populasi

h)      Factor-faktor yang terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan

i)        Factor-faktor yang terkait dengan penyalahgunaan asset

1. Membuat Keputusan Risiko Bawaan

Auditor harus mengevaluasi informasi yang dapat memengaruhi risiko bawaan

dan memutuskan factor risiko bawaan yang tepat untuk setiap siklus, akun dan

untuk setiap tujuan audit. Beberapa factor seperti kontrak kerja pertama atau

kontrak kerja yang berulang, hanya akan memengaruhi akun-akun atau tujuan

audit tertentu saja.

1. Mendapatkan Informasi Untuk Menilai Risiko Bawaan

Auditor mulai melakukan penilaian atas risiko bawaan selama fase perencanaan

dan memperbarui penilaian tersebut disepanjang pengauditan.

HUBUNGAN ANTARA RISIKO DAN MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDITKonsep materialitas dan risiko dalam audit sangat berkaitan erta dan tidak dapat

dipisahkan. Risiko merupakan ukuran atas ketidakpastian, sedangkan

Page 33: MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

materialitas merupakan ukuran besaran atau tinggi rendanhnya. Bersama-sama

keduanya mengukur jumlah ketidakpastian dalam suatu besaran tertentu.

MERIVISI RISIKO DAN BUKTIDalam merivisi risiko dan bukti audit, auditor sebaiknya mengikuti pendektan dua

langkah berikut ini :

1. Auditor harus merivisi penilaian awal dari risiko yang wajar. Adalah

pelanggaran jika membiarkan penilaian awal tidak diubah jika auditor tahu

itu adalah tidak wahar

2. Auditor harus mempertimbangkan dampak dari rivisi terhadap bukti

yang diharuskan, tanpa penggunaan model risiko audit. Penelitian dalam

bidang audit telah menunjukkan, jika risiko yang dirivisi digunakan dalam

model risiko audit untuk menentukan risiko deteksi yang direncanakan

yang juga telah direvisi, ada bahaya dari tidak meningkatkannya bukti

secara memadai. Sebagai gantinya, auditor harus berhati-hati

mengevaluasi implikasi dari revisi risiko dan memodifikasi dengan tepat,

diluar dari model risiko audit.