kb 2 pemeriksaan akuntansi 2

36
KUIS BESAR 2 Pemeriksaan Akuntansi 2 Edi Prasetya 120710011 UNIVERSITAS MA CHUNG

Upload: 120710011

Post on 26-Jun-2015

472 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

KUIS BESAR 2

Pemeriksaan Akuntansi 2

Edi Prasetya 120710011

UNIVERSITAS MA CHUNG

2010

Page 2: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Audit Terhadap Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas

1. Mengidentifikasi Kelemahan Sistem Pengendalian Internal

Kelemahan sistem pengendalian internal yang terdapat pada KLINIK “SEMOGA

SEHAT” adalah lemahnya sistem pengendalian internal dalam hal pencatatan dan

dokumentasi administratif. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya staf akuntansi pada

klinik tersebut. Selain itu, permasalahan lain yang terdapat pada sistem pengendalian

internal klinik adalah kurangnya verifikasi internal.

Identifikasi dari kelemahan yang terdapat dalam sistem pengendalian internal tersebut

adalah ditemukannya beberapa kesalahan dalam penerimaan pada akun kas dan piutang

usaha yang telah ditemukan oleh auditor eksternal pada tahun-tahun sebelumnya. Berikut

adalah beberapa permasalahan yang merupakan faktor dari kesalahan penerimaan pada

kedua akun tersebut.

a. Permasalahan pertama adalah lemahnya sistem pengendalian internal dalam hal

pencatatan dan pendokumentasian berbagai macam dokumen administratif.

Tampaknya pencatatan dan pendokumentasian bukti dan dokumen administraif bukan

merupakan salah satu prioritas dalam melaksanakan rangkaian siklus usaha klinik dan

sebagai dasar dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan klinik. Hal tersebut

dapat dianggap merupakan kelemahan sistem pengendalian internal klinik

dikarenakan laporan keuangan yang dihasilkan tidak berdasarkan aktivitas usaha atau

transaksi yang telah terjadi sesungguhnya sehingga terjadi kesalahan penerimaan yang

berujung pada kesalahan pencatatan pada akun kas dan piutang usaha klinik.

b. Permasalahan kedua adalah kurangnya jumlah staf akuntansi yang bekerja dalam

klinik tersebut. Jumlah staf akuntansi yang dianggap terlalu minim dalam suatu

departemen atau klinik tersebut secara keseluruhan akan mengakibatkan pembagian

pembagian porsi kerja (job segregation) yang terlalu sempit. Akibat yang mungkin

terjadi adalah setiap staf akuntansi atau setiap divisi akuntansi pada departemen-

departemen yang ada akan memiliki wewenang yang terlalu besar. Hal tersebut akan

memang akan meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan oleh klinik, khususnya

beban gaji. Namun wewenang yang terlalu besar yang dimiliki oleh setiap staf

akuntansi akan meningkatkan risiko terjadinya tindak kecurangan dalam aktivitas

usaha klinik. Selain itu, tingkat kesalahan pencatatan dalam proses penyusunan

laporan keuangan akan meningkat, dikarenakan beban kerja yang terlalu besar yang

Pemeriksaan Akuntansi 2 2

Page 3: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

harus ditanggung oleh setiap staf akuntansi dalam klinik tersebut. Oleh karena itu,

jumlah staf akuntansi yang dinilai terlalu minim menjadi salah satu dasar identifikasi

awal lemahnya sistem pengendalian internal pada klinik tersebut.

c. Permasalahan ketiga adalah kurangnya verifikasi internal. Verifikasi internal atas

pencatatan dan pendokumentasian dokumen-dokumen administratif diperlukan untuk

meminimalisir risiko terjadinya kesalahan maupun kecurangan yang terjadi dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan klinik. Kurangnya verifikasi internal

diduga menjadi penyebab terjadinya kesalahan pada penerimaan kas dan piutang

usaha atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh klinik.

2. Mengidentifikasi risiko audit utama dan bawaan

Menurut Arens (2008), risiko audit utama terbagi menjadi enam bagian, yaitu

pembagian tanggung jawab yang cukup (adequate separation of duties), otorisasi yang

tepat (proper authorization), dokumen dan laporan yang memadai (adequate documents

and records), penomoran awal terhadap dokumen (prenumbered documents), laporan

bulanan (monthly statements), prosedur verifikasi internal (internal verification

procedures). Identifikasi atas risiko-risiko audit utama berdasarkan risiko audit utama

yang dikemukakan Arens tersebut dalam pekerjaan audit terhadap KLINIK “SEMOGA

SEHAT” adalah sebagai berikut:

a. Pembagian tanggung jawab yang cukup (adequate separation of duties)

Pembagian tanggung jawab pada KLINIK “SEMOGA SEHAT”, khususnya

pada departemen akuntansi, diduga kurang efektif. Hal tersebut didasari oleh jumlah

staf akuntansi yang dinilai terlalu minim sehingga tanggung jawab kerja yang dimiliki

oleh setiap staf akuntansi menjadi terlalu besar. Hal tersebut mencerminkan lemahnya

sistem pengendalian internal klinik dikarenakan pembagian tanggung jawab kerja

yang kurang merata ataupun proporsional akan meningkatkan risiko terjadinya

kesalahan ataupun kecurangan yang terjadi dalam aktivitas usaha klinik dan pada

proses pencatatan maupun penyusunan laporan keuangan klinik.

b. Otorisasi yang tepat (proper authorization)

Pihak-pihak yang melakukan proses otorisasi terkait aktivitas-aktivitas yang

terjadi dalam siklus usaha klinik akan dinilai apakah telah memiliki sistem yang

efektif dan apakah sistem tersebut telah dijalankan sebagaimana mestinya atau tidak.

Pada kegiatan audit KLINIK “SEMOGA SEHAT” diduga bahwa sistem otorisasi

telah disusun secara efektif namun belum mampu dijalankan secara optimal. Hal ini

Pemeriksaan Akuntansi 2 3

Page 4: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

didasarkan berdasarkan pengalaman audit terhadap klinik pada tahun-tahun

sebelumnya dimana ditemukan beberapa kekeliruan dalam penerimaan kas dan

piutang usaha. Otorisasi yang belum mampu diaplikasikan secara optimal di lapangan

diduga sebagai penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

c. Dokumen dan laporan yang memadai (adequate documents and records)

Dokumen dan laporan pada KLINIK “SEMOGA SEHAT” diduga kurang

memadai untuk dijadikan sebagai bukti dalam proses pencatatan dan penyusunan

laporan keuangan klinik. Hal tersebut diduga berkaitan dengan masalah kurangnya

staf akuntansi yang bekerja pada klinik sehingga mengakibatkan kelalaian yang

menimbulkan kesalahan atau kekurangan pada proses pencatatan dan

pendokumentasian bukti dan dokumen administratif.

d. Penomoran awal terhadap dokumen (prenumbered documents)

Penomoran awal terhadap dokumen-dokumen, khususnya penomoran pada

bukti transaksi yang dikeluarkan oleh klinik, akan memperkecil kemungkinan

terjadinya kesalahan pencatatan atau kecurangan dalam proses penyusunan laporan

keuangan klinik. Pada KLINIK “SEMOGA SEHAT” diduga bahwa dokumen

administratif tidak disusun dalam suatu aturan tertentu dan tidak dilakukan

penomoran awal pada bukti-bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pihak klinik. Hal

tersebut diduga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam

penerimaan pada akun kas dan piutang dagang perusahaan, dan berdampak pada

kesalahan terhadap isi dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

e. Laporan bulanan (monthly statements)

Auditor akan memeriksa laporan keuangan bulanan untuk mengetahui

kewajaran terhadap laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Dari laporan keuangan tersebut auditor dapat memperkirakan penyebab apabila terjadi

kesalahan pencatatan pada laporan keuangan tahunan.

f. Prosedur verifikasi internal (internal verification procedures)

Prosedur verifikasi internal klinik bergantung terhadap sistem pengendalian

internal yang telah disusun dan diterapkan dalam klinik tersebut. Prosedur verifikasi

internal yang disusun secara efektif akan meminimalisir terjadinya kesalahan atau

kecurangan dalam proses penyusunan laporan keuangan klinik. Verifikasi internal

klinik diduga kurang berjalan secara efektif dikarenakan kurangnya staf akuntansi

yang terdapat dalam klinik tersebut sehingga berpengaruh terhadap terjadinya

kesalahan penerimaan pada akun kas dan piutang usaha.

Pemeriksaan Akuntansi 2 4

Page 5: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Menurut Arens (2008), risiko bawaan dalam proses audit terdiri dari sifat usaha klien

(nature of the client’s business), hasil audit terdahulu (results of previous audits), pihak-

pihak terkait (related parties), transaksi-transaksi tidak rutin (nonroutine transactions),

penilaian yang dibutuhkan terhadap pencatatan yang tepat (judgment required to correctly

record), kesulitan audit atas transaksi dan saldo akun (account balances and

transactions), faktor-faktor yang berkaitan dengan kecurangan pelaporan keuangan

(factors related to fraudulent financial reporting), faktor-faktor yang berkaitan dengan

penggelapan aset (factors related to misappropriation of assets). Identifikasi risiko

bawaan pada KLINIK “SEMOGA SEHAT” berdasarkan macam-macam risiko bawaan

yang dikemukakan Arens adalah sebagai berikut:

a. Sifat usaha klien (nature of the client’s business)

Sifat atau jenis usaha dari klien akan membantu auditor untuk mengetahui

metode audit yang akan dipakai. KLINIK “SEMOGA SEHAT” yang bergerak dalam

bidang rumah sakit nirlaba akan memiliki metode pencatatan laporan keuangan yang

berbeda dibandingkan dengan perusahaan yang berorientasi pada laba. Selain itu,

faktor-faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri di mana klinik beroperasi,

tingkat kompetensi klinik tersebut dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi

industri dapat mempengaruhi potensi salah saji dalam laporan keuangan klinik

tersebut.

b. Hasil audit terdahulu (results of previous audits)

Kesalahan penyajian dalam audit perioda sebelumnya merupakan indikator

yang baik bahwa kemungkinan besar terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.

Pada tahun-tahun sebelumnya, auditor menemukan kesalahan pada penerimaan akun

kas dan piutang usaha. Atas dasar tersebut maka, audit pada periode ini akan

menelusuri kedua akun tersebut secara lebih mendalam.

c. Pihak-pihak terkait (related parties)

Pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas usaha klien dapat mendukung proses

audit yang akan dilakukan. Berdasarkan pengalaman auditor terhadap audit yang

dilakukan pada KLINIK “SEMOGA SEHAT” pada tahun-tahun sebelumnya,

permintaan konfirmasi terhadap pasien klinik tidak mendapatkan tanggapan yang

memadai, atau dengan kata lain respon terhadap konfirmasi sangat rendah. Tanggapan

yang rendah tersebut dapat menjadi dugaan bagi auditor bahwa saldo outstanding

yang terdapat pada laporan keuangan klinik bermasalah dan diduga berkaitan dengan

tindak kecurangan; atau bahwa pasien klinik memang kurang memahami pentingnya

Pemeriksaan Akuntansi 2 5

Page 6: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

konfirmasi dalam proses audit. Pihak lain yang terkait dengan aktivitas usaha klinik

adalah bank pemberi pinjaman. Beberapa bank telah memberikan surat pernyataan

untuk tidak memberikan tambahan pinjaman. Hal tersebut diduga disebabkan terlalu

tingginya tingkat piutang yang dimiliki oleh klinik dan sering terjadinya kesalahan

dalam penerimaan pada akun kas dan piutang usaha. Keseluruhan pihak-pihak terkait

tersebut dapat menjadi pertimbangan tambahan bagi auditor dalam melakukan proses

audit terhadap klinik.

d. Transaksi-transaksi tidak rutin (nonroutine transactions)

Beberapa transaksi tidak rutin yang mungkin dilakukan oleh klinik dapat

mempengaruhi metode yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh

karena itu, auditor perlu untuk mempertimbangkan untuk menelusuri beberapa akun

yang terkait apabila terdapat transaksi-transaksi khusus yang dilakukan oleh klinik.

e. Penilaian yang dibutuhkan terhadap pencatatan yang tepat (judgment required to

correctly record)

Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah

besar karena pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan.

Akan tetapi, pada beberapa entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan

perhitungan yang kompleks. Sebagai contoh adalah pengakuan pendapatan atas

perjanjian konstruksi jangka panjang, perjanjian jasa jangka panjang, perjanjian sewa,

dan penjualan cicilan. Dapat terjadi perselisihan antara manajemen dan auditor kapan

pendapatan, beban, dan keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan seperti ini,

auditor harus menentukan risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.

Pada kasus KLINIK “SEMOGA SEHAT”, diketahui bahwa saldo piutang

usaha yang dimiliki oleh klinik memiliki nilai yang besar. Nilai saldo piutang usaha

yang terlalu besar tersebut tentu didasari oleh pertimbangan dari manajer pada klinik

tersebut. Kemungkinan manajer dalam menjalankan kegiatan usaha nirlaba pada

klinik tersebut memiliki pertimbangan khusus terhadap metode pengakuan

pendapatan atau penjualan yang disebabkan klinik bergerak di bidang usaha nirlaba.

Hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dari auditor dalam melakukan proses

audit dan menilai kelayakan dan kewajaran laporan keuangan klinik.

f. Kesulitan audit atas transaksi dan saldo akun (account balances and transactions)

Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi

auditor. Di samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas

sebelumnya, penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit

Pemeriksaan Akuntansi 2 6

Page 7: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

karena subjektivitas dalam penetapan nilainya. Pada kasus KLINIK “SEMOGA

SEHAT” berdasarkan pengalaman auditor dalam melakukan proses audit klinik pada

tahun-tahun sebelumnya, terdapat kesulitan dalam mengecek saldo outstanding yang

dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut disebabkan kurangnya tanggapan atas

permintaan konfirmasi terhadap pasien klinik. Hal tersebut akan menjadi

pertimbangan bagi auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan atau salah

saji pada saldo akun kas, piutang usaha, pendapatan, dan piutang tidak tertagih.

g. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kecurangan pelaporan keuangan (factors related

to fraudulent financial reporting)

Berdasarkan pengalaman audit terdahulu pada KLINIK “SEMOGA SEHAT”,

auditor menemukan bahwa pengendalian terhadap kas cukup baik dan kemungkinan

adanya kecurangan relatif kecil. Namun, di sisi lain, seringkali terjadi kesalahan

dalam penerimaan pada akun kas dan piutang usaha. Kedua hal tersebut dapat

menjadi pertimbangan bagi auditor dalam melakukan proses audit untuk menilai

kemungkinan terjadinya kecurangan atau salah saji laporan keuangan pada audit

periode berjalan ini.

h. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penggelapan aset (factors related to

misappropriation of assets)

Berdasarkan pengalaman audit terdahulu pada KLINIK “SEMOGA SEHAT”

diketahui bahwa pengendalian kas pada klinik cukup baik. Namun, sebagai badan

usaha nirlaba, piutang usaha klinik memiliki nilai yang tinggi di antara aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, seringkali terjadi kesalahan dalam penerimaan

kedua akun aktiva klinik, yaitu kesalahan penerimaan pada akun kas dan piutang

usaha. Hal-hal tersebut akan menjadi dasar pertimbangan bagi auditor dalam

melakukan proses audit terhadap saldo akun-akun yang termasuk dalam aktiva

perusahaan, khususnya saldo kas dan piutang usaha. Berdasarkan hal tersebut pula,

auditor dapat menduga bahwa telah terjadi kecurangan yang disengaja terhadap akun

kas atau piutang usaha klinik.

3. Menyusun program audit pengendalian internal menjadi program audit pelaksanaan

Sebagai langkah awal penyusunan program audit, maka auditor perlu memahami

akun-akun yang terkait dalam siklus penjualan dan penerimaan kas KLINIK “SEMOGA

SEHAT”. Secara umum, akun-akun yang terkait dalam siklus penjualan dan penerimaan

kas adalah sebagai berikut.

Pemeriksaan Akuntansi 2 7

Page 8: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Arens (2008)

Diagram di atas menunjukkan lima macam transaksi di dalam siklus penjualan dan

penerimaan kas, yaitu:

1. Penjualan (tunai dan kredit)

2. Penerimaan kas

3. Retur penjualan dan potongan

4. Penghapusan piutang tidak tertagih

5. Memperkirakan piutang tidak tertagih.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengelompokan transaksi, rekening, fungsi-

fungsi bisnis dan catatan serta dokumen yang terkait untuk siklus penjualan dan

penerimaan kas:

Pemeriksaan Akuntansi 2 8

SalesCashsalesSales onaccount

Accounts ReceivableCash receipts

Sales returnsand allowances

Write-off ofuncollectibleaccounts

BeginningbalanceSales onaccount

Endingbalance

Cash in Bank

Cash DiscountsTaken

Bad DebtExpense

Sales Returnsand Allowances

Accounts ReceivableCash receipts

Sales returnsand allowances

Write-off ofuncollectibleaccounts

BeginningbalanceSales onaccount

Endingbalance

Allowance forUncollectible Accounts

Write-off ofuncollectibleaccounts

BeginningbalanceEstimate ofbad debtexpenseEndingbalanceBad Debt

Expense

Page 9: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Pengelompokan

TransaksiRekening Fungsi Bisnis

Catatan dan

dokumen

Penjualan Penjualan

Rekening

piutang

Memroses

pesanan

pelanggan

Pemberian kredit

Pengiriman

barang

Tagihan kepada

pelanggan

Membukukan

penjualan

Pesanan

pelanggan

Pesanan

penjualan

Dokumen

pengiriman

Faktur penjualan

File transaksi

penjualan

Jurnal penjualan

File rekening

piutang dagang

induk

Memeriksa saldo

piutang dagang

Rekening

bulanan

Kas masuk Kas di bank

(debit uang yang

masuk)

Rekening

piutang

Memroses dan

membukukan

uang masuk

Pemberitahuan

kiriman uang

Mencatat

sementara uang

masuk

File penerimaan

tunai hasil

transaksi

Daftar atau jurnal

uang masuk

Retur penjualan dan

potongan

Retur penjualan

dan potongan

Rekening

piutang

Pemrosesan dan

pembukuan retur

penjualan dan

potongan

Nota kredit

Jurnal retur

penjualan dan

potongan

Penghapusan Rekening Penghapusan Formulasi

Pemeriksaan Akuntansi 2 9

Page 10: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

piutang tak tertagih piutang

Piutang yang tak

tertagih

piutang tak

tertagih

otorisasi

rekening yang

tak tertagih

Jurnal buku besar

Beban piutang tak

tertagih

Piutang yang

tidak ditagih

Cadangan

piutang yang tak

tertagih

Menetapkan

piutang yang

tidak ditagih

Jurnal buku besar

Setelah auditor mendapatkan pemahaman mengenai akun-akun yang terkait dalam

siklus penjualan dan penerimaan kas beserta catatan dan dokumen-dokumen yang terkait,

maka auditor dapat menyusun program audit pengendalian internal yang kemudian dapat

dijabarkan menjadi program audit pelaksanaan.

Pengujian untuk masing-masing pengendalian internal yang digunakan untuk

verifikasi efektivitas pengendalian empat macam tahapan. Tahap pertama yaitu

pemahaman atas klien, yaitu pemahaman mengenai struktur pengendalian internal, dalam

hal ini khususnya mengenai siklus penjualan dan penerimaan kas. Pemahaman lebih

lanjut adalah dengan menggunakan kuesioner pengendalian internal.

Tahap kedua yaitu memeriksa seluruh bukti-bukti dan dokumen hasil pencatatan

akuntansi. Pada struktur pengendalian internal tersebut yang diperiksa adalah order

pembelian, order penjualan yang telah disetujui, order penjualan yang tidak disetujui,

daftar umur piutang, daftar harga penagihan, catatan harian, jurnal, buku besar, dan

Laporan Ikhtisar, serta faktur dan konosemen yang terdapat dari seluruh divisi yang

terkait dengan siklus penjualan dan penerimaan kas sesuai dengan yang tertera pada

struktur pengendalian internal.

Tahap ketiga yaitu menelusuri aktivitas yang tercakup dalam struktur pengendalian

perdagangan. Penelusuran dilakukan mulai dari laporan keuangan yang telah disusun

hingga bukti-bukti yang terkumpul dari berbagai divisi terkait dengan transaksi penjualan

dan penerimaan kas yang terjadi dalam periode tersebut, termasuk dengan melakukan

konfirmasi piutang dan pengecekan persediaan barang dagang.

Tahap terakhir adalah melakukan simulasi terhadap struktur pengendalian internal

perdagangan. Setelah melakukan penelusuran dan pengumpulan bukti-bukti terkait

dengan aktivitas penjualan dan penerimaan kas, maka dilakukan simulasi untuk

mengetahui letak kelemahan dan kelebihan dari struktur pengendalian internal yang

Pemeriksaan Akuntansi 2 10

Page 11: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

diterapkan perdagangan, dan pada akhirnya dapat diketahui tingkat efektivitas dari

struktur pengendalian internal tersebut.

4. Menetapkan risiko audit dan audit sampling

Menurut Arens (2008), risiko penilaian terhadap risiko audit pada siklus penjualan

dan penerimaan kas terbagi menjadi enam bagian, yaitu pembagian tanggung jawab yang

cukup (adequate separation of duties), otorisasi yang tepat (proper authorization),

dokumen dan laporan yang memadai (adequate documents and records), penomoran awal

terhadap dokumen (prenumbered documents), laporan bulanan (monthly statements),

prosedur verifikasi internal (internal verification procedures). Identifikasi atas risiko-

risiko audit utama berdasarkan risiko audit utama yang dikemukakan Arens tersebut

dalam pekerjaan audit terhadap KLINIK “SEMOGA SEHAT” adalah sebagai berikut:

g. Pembagian tanggung jawab yang cukup (adequate separation of duties)

Pembagian tanggung jawab pada KLINIK “SEMOGA SEHAT”, khususnya

pada departemen akuntansi, diduga kurang efektif. Hal tersebut didasari oleh jumlah

staf akuntansi yang dinilai terlalu minim sehingga tanggung jawab kerja yang dimiliki

oleh setiap staf akuntansi menjadi terlalu besar. Hal tersebut mencerminkan lemahnya

sistem pengendalian internal klinik dikarenakan pembagian tanggung jawab kerja

yang kurang merata ataupun proporsional akan meningkatkan risiko terjadinya

kesalahan ataupun kecurangan yang terjadi dalam aktivitas usaha klinik dan pada

proses pencatatan maupun penyusunan laporan keuangan klinik.

h. Otorisasi yang tepat (proper authorization)

Pihak-pihak yang melakukan proses otorisasi terkait aktivitas-aktivitas yang

terjadi dalam siklus usaha klinik akan dinilai apakah telah memiliki sistem yang

efektif dan apakah sistem tersebut telah dijalankan sebagaimana mestinya atau tidak.

Pada kegiatan audit KLINIK “SEMOGA SEHAT” diduga bahwa sistem otorisasi

telah disusun secara efektif namun belum mampu dijalankan secara optimal. Hal ini

didasarkan berdasarkan pengalaman audit terhadap klinik pada tahun-tahun

sebelumnya dimana ditemukan beberapa kekeliruan dalam penerimaan kas dan

piutang usaha. Otorisasi yang belum mampu diaplikasikan secara optimal di lapangan

diduga sebagai penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

i. Dokumen dan laporan yang memadai (adequate documents and records)

Dokumen dan laporan pada KLINIK “SEMOGA SEHAT” diduga kurang

memadai untuk dijadikan sebagai bukti dalam proses pencatatan dan penyusunan

Pemeriksaan Akuntansi 2 11

Page 12: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

laporan keuangan klinik. Hal tersebut diduga berkaitan dengan masalah kurangnya

staf akuntansi yang bekerja pada klinik sehingga mengakibatkan kelalaian yang

menimbulkan kesalahan atau kekurangan pada proses pencatatan dan

pendokumentasian bukti dan dokumen administratif.

j. Penomoran awal terhadap dokumen (prenumbered documents)

Penomoran awal terhadap dokumen-dokumen, khususnya penomoran pada

bukti transaksi yang dikeluarkan oleh klinik, akan memperkecil kemungkinan

terjadinya kesalahan pencatatan atau kecurangan dalam proses penyusunan laporan

keuangan klinik. Pada KLINIK “SEMOGA SEHAT” diduga bahwa dokumen

administratif tidak disusun dalam suatu aturan tertentu dan tidak dilakukan

penomoran awal pada bukti-bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pihak klinik. Hal

tersebut diduga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam

penerimaan pada akun kas dan piutang dagang perusahaan, dan berdampak pada

kesalahan terhadap isi dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

k. Laporan bulanan (monthly statements)

Auditor akan memeriksa laporan keuangan bulanan untuk mengetahui

kewajaran terhadap laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Dari laporan keuangan tersebut auditor dapat memperkirakan penyebab apabila terjadi

kesalahan pencatatan pada laporan keuangan tahunan.

l. Prosedur verifikasi internal (internal verification procedures)

Prosedur verifikasi internal klinik bergantung terhadap sistem pengendalian

internal yang telah disusun dan diterapkan dalam klinik tersebut. Prosedur verifikasi

internal yang disusun secara efektif akan meminimalisir terjadinya kesalahan atau

kecurangan dalam proses penyusunan laporan keuangan klinik. Verifikasi internal

klinik diduga kurang berjalan secara efektif dikarenakan kurangnya staf akuntansi

yang terdapat dalam klinik tersebut sehingga berpengaruh terhadap terjadinya

kesalahan penerimaan pada akun kas dan piutang usaha.

Proses pengambilan sampel audit menurut Prayudiwan (2000) adalah sebagaimana

tampak pada diagram di bawah ini.

Pada siklus penjualan dan penerimaan kas KLINIK “SEMOGA SEHAT”, sampel

audit diambil berdasarkan populasi dari tiap dokumen yang berada dalam setiap fungsi

bisnis yang terdapat dalam siklus penjualan dan penerimaan kas. Sebagai contoh dalam

Pemeriksaan Akuntansi 2 12

Page 13: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

pengelompokan transaksi penjualan, populasi yang terdapat di dalamnya adalah populasi

dokumen pesanan pelanggan, populasi dokumen pesanan penjualan, populasi dokumen

pengiriman, dan populasi faktur penjualan. Dari ketiga buah populasi tersebut, akan

diambil sampel masing-masing.

5. Merencanakan pengujian

a. Pengujian atas pengendalian

Pengujian atas pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas KLINIK

“SEMOGA SEHAT” dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan audit yang ada. Menurut Arens

(2008), tujuan audit dalam kaitannya terhadap transaksi penjualan yang terjadi terdiri dari

enam bagian, yaitu occurrence, completeness, accuracy, posting and summarization,

classification, dan timing. Occurrence (keberadaan) dalam kaitannya dengan transaksi

penjualan dijelaskan sebagai pencatatan atas penjualan yang benar-benar terjadi dengan

pelanggan yang nonfiktif. Completeness (kelengkapan) dijelaskan sebagai seluruh

transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat. Accuracy (ketepatan) dijelaskan sebagai

penjualan yang terjadi dicatat sesuai dengan jumlah barang yang dikirim. Posting and

summarization (pengeposan dan pengikhtisaran) dijelaskan sebagai transaksi penjualan

telah dicatat dalam pos yang benar dan telah diikhtisarkan. Classification (penggolongan)

dijelaskan sebagai transaksi penjualan telah diklasifikasikan secara benar. Timing

(pemilihan waktu) dijelaskan sebagai transaksi yang terjadi dicatat sesuai tanggal yang

benar.

Pengujian pada siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan secara terpisah, yaitu

uji pengendalian terhadap penjualan dan uji pengendalian terhadap penerimaan kas. Uji

pengendalian untuk penjualan yang dilakukan oleh KLINIK “SEMOGA SEHAT” adalah

sebagai berikut. Tujuan audit pertama yaitu occurrence (keberadaan) ditelusuri dengan

dasar bahwa catatan penjualan yang sesungguhnya dikirim kepada pelanggan. Sistem

pengendalian internal atas pengawasan dari kegiatan ini terbagi menjadi empat bagian,

dimana masing-masing bagian akan dilakukan pengujian atas pengendaliannya.

Bagian pertama yaitu menilai pengawasan kredit yang disetujui secara otomatis oleh

komputer dibandingkan dengan batas pemberian kredit. Tes yang dilakukan atas

pengendalian ini adalah dengan memeriksa dokumen pesanan pelanggan sebagai

bukti persetujuan pelanggan.

Bagian kedua yaitu menilai pengawasan atas penjualan didukung oleh otorisasi

pengiriman dokumen dan menyetujui pesanan pelanggan. Uji pengendalian atas hal

Pemeriksaan Akuntansi 2 13

Page 14: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

ini dilakukan dengan memeriksa faktur penjualan yang mendukung daftar pengiriman

barang pesanan pelanggan, dan memeriksa rekening faktur penjualan berurutan.

Bagian ketiga yaitu menilai pengawasan atas jumlah total kuantitas yang dikirim

dibandingkan dengan jumlah tagihan. Uji pengendalian yang dilakukan pada bagian

ini adalah memeriksa jumlah total data sebagai kontrol awal bagi pencatat data.

Bagian keempat yaitu menilai pengawasan rekening bulanan yang dikirim kepada

konsumen. Uji pengendalian dilakukan dengan memeriksa kembali rekening bulanan

yang dikirim.

Tujuan audit kedua yaitu completeness (kelengkapan) ditelusuri dengan dasar bahwa

seluruh transaksi penjualan telah dicatat. Pengawasan pada tujuan audit kedua ini terdiri

dari dua bagian sebagai berikut.

Bagian pertama yaitu menilai pengawasan atas dokumen yang dikirim yang dicatat

dan dilaporkan secara periodik. Uji pengendalian pada bagian ini adalah dengan

menilai apakah dokumen yang dikirim telah dilaporkan secara berurutan atau tidak.

Bagian kedua yaitu menilai pengawasan terhadap jumlah total kuantitas yang dikirim

dibandingkan dengan jumlah tagihan. Uji pengendalian pada bagian ini dilakukan

dengan memeriksa jumlah total data sebagai pengawasan awal bagi pencatat data

pada klinik tersebut.

Tujuan audit ketiga yaitu accuracy (ketepatan) ditelusuri dengan dasar bahwa

penjualan yang barangnya telah dikirim telah dicatat tagihan-tagihan yang terjadi telah

diperiksa dan dicatat secara tepat. Pengawasan pada tujuan audit ketiga ini terdiri dari

empat bagian sebagai berikut.

Bagian pertama yaitu menilai pengawasan atas penjualan yang didasarkan pada

otorisasi dokumen pengiriman dan persetujuan pesanan pelanggan. Uji pengendalian

pada bagian ini adalah dengan memeriksa faktur penjualan dari dokumen pengiriman.

Bagian kedua yaitu menilai pengawasan atas jumlah total kuantitas dibandingkan

dengan jumlah tagihan. Uji pengendalian pada bagian ini adalah memeriksa jumlah

total data sebagai pengawasan awal bagi pencatat data.

Bagian ketiga yaitu menilai pengawasan atas harga satuan penjualan yang diperoleh

dari daftar harga asli yang telah disetujui. Uji pengendalian pada bagian ini dilakukan

dengan memeriksa akurasi dan otorisasi ketepatan daftar harga yang disetujui.

Bagian keempat yaitu menilai pengawasan atas rekening yang dikirim kepada

pelanggan secara berkala. Uji pengendalian pada bagian ini dilakukan dengan

memeriksa rekening periodik yang dikirim.

Pemeriksaan Akuntansi 2 14

Page 15: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Tujuan audit keempat yaitu classification (penggolongan) ditelusuri dengan dasar

bahwa transaksi penjualan telah diklasifikasi secara tepat. Pengawasan yang dilakukan

pada bagian ini dilakukan untuk menilai apakah transaksi penjualan yang terjadi telah

diperiksa secara internal. Uji pengendalian yang dilakukan adalah dengan melakukan

pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait dengan verifikasi internal.

Tujuan audit kelima yaitu timing (pemilihan waktu) ditelusuri dengan dasar penjualan

telah dicatat sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. Pengawasan yang hendak dinilai

pada bagian ini adalah apakah dokumen pengiriman dicatat dan dilaporkan secara

periodik dan sesuai tanggal transaksi atau tidak. Uji pengendalian pada bagian ini

dilakukan dengan menilai apakah dokumen pengiriman telah dilaporkan secara berurutan

atau tidak.

Uji pengendalian kedua adalah pengujian pengendalian terhadap penerimaan kas.

Pengujian pengendalian juga dilakukan berdasarkan keenam macam tujuan audit, sebagai

berikut.

Tujuan audit pertama yaitu occurrence (keberadaan) ditelusuri dengan dasar bahwa

pencatatan penerimaan uang tunai sebagai dana yang benar-benar diterima oleh klinik.

Pengawasan pada bagian ini terdiri dari dua bagian.

Bagian pertama yaitu menilai pengawasan atas rekonsiliasi rekening bank yang

dilakukan oleh akuntan klinik. Uji pengendalian yang dilakukan adalah meneliti

apakah akuntan telah melakukan rekonsiliasi bank atau tidak.

Bagian kedua yaitu menilai pengawasan terhadap jumlah total penerimaan uang tunai

dibandingkan dengan rekapitulasi laporan komputer. Uji pengendalian yang dilakukan

adalah memeriksa jumlah total data sebagai kontrol awal bagi pencatat data.

Tujuan audit kedua yaitu completeness (kelengkapan) ditelusuri dengan dasar bahwa

penerimaan uang tunai dicatat pada jurnal penerimaan tunai. Pengawasan pada bagian ini

terdiri atas empat bagian.

Bagian pertama yaitu menilai pengawasan apakah daftar sementara penerimaan uang

tunai telah disiapkan. Uji pengendalian yang dilakukan adalah meneliti daftar

sementara penerimaan uang tunai.

Bagian kedua yaitu menilai pengawasan apakah cek telah disahkan secara ketat. Uji

pengendalian yang dilakukan adalah dengan meneliti keabsahan yang dibuat oleh

bagian pembukuan.

Bagian ketiga yaitu menilai pengawasan jumlah total penerimaan uang tunai

dibandingkan dengan rekapitulasi rekening pada komputer. Uji pengendalian yang

Pemeriksaan Akuntansi 2 15

Page 16: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

dilakukan adalah memeriksa jumlah total data sebagai kontrol awal bagi pencatat

data.

Bagian keempat yaitu memeriksa rekening koran yang dikirim kepada pelanggan

setiap bulan. Uji pengendalian yang dilakukan adalah memeriksa apakah rekening

koran telah dikirim.

Tujuan audit ketiga yaitu accuracy (ketepatan) ditelusuri dengan dasar bahwa

penerimaan uang tunai disetor dalam jumlah yang sama dengan yang diterima. Uji

pengendalian pada bagian ini terdiri dari tiga bagian.

Bagian pertama yaitu menilai pengawasan atas rekonsiliasi rekening bank yang

dilakukan oleh akuntan klinik. Uji pengendalian yang dilakukan adalah meneliti

apakah akuntan telah melakukan rekonsiliasi bank atau tidak.

Bagian kedua yaitu menilai pengawasan jumlah total penerimaan uang tunai

dibandingkan dengan rekapitulasi rekening pada komputer. Uji pengendalian yang

dilakukan adalah memeriksa jumlah total data sebagai kontrol awal bagi pencatat

data.

Bagian ketiga yaitu memeriksa rekening koran yang dikirim kepada pelanggan setiap

bulan. Uji pengendalian yang dilakukan adalah memeriksa apakah rekening koran

telah dikirim.

Tujuan audit keempat yaitu classification (penggolongan) ditelusuri dengan dasar

bahwa transaksi penerimaan telah diklasifikasi secara tepat. Pengawasan yang dilakukan

pada bagian ini dilakukan untuk menilai apakah penerimaan kas yang terjadi telah

diperiksa secara internal. Uji pengendalian yang dilakukan adalah dengan melakukan

pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait dengan verifikasi internal.

Tujuan audit kelima yaitu timing (pemilihan waktu) ditelusuri dengan dasar

penerimaan kas telah dicatat sesuai dengan tanggal diterimanya. Pengawasan yang

hendak dinilai pada bagian ini adalah apakah terdapat prosedur bahwa pencatatan kas

dilakukan setiap hari. Uji pengendalian pada bagian ini dilakukan dengan meneliti kas

yang tidak tercatat pada waktu yang tepat.

Tujuan audit keenam yaitu posting and summarization (pengeposan dan

pengikhtisaran) ditelusuri dengan dasar bahwa penerimaan kas benar-benar masuk ke

dalam berkas induk piutang dan direkapitulasi dengan tepat. Pengawasan terdiri dari tiga

bagian.

Pemeriksaan Akuntansi 2 16

Page 17: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Bagian pertama yaitu pengawasan apakah rekening dikirim kepada pelanggan secara

periodik. Uji pengendalian dilakukan dengan meneliti apakah rekening untuk

pelanggan dikirim secara periodik.

Bagian kedua yaitu pengawasan apakah komputer secara otomatis membukukan

transaksi pada berkas induk piutang dan buku besar. Uji pengendalian pada bagian ini

adalah menguji bukti-bukti berkas induk piutang dan disesuaikan dengan buku besar.

Bagian ketiga adalah pengawasan berkas induk piutang disesuaikan dengan buku

besar yang dibukukan setiap bulan. Uji pengendalian pada bagian ini adalah menguji

bukti-bukti berkas induk dan disesuaikan dengan buku besar.

b. Pengujian substantif atas transaksi

Prosedur pengujian substantif atas transaksi yang memadai untuk masing-masing

tujuan audit dengan mempertimbangkan struktur pengendalian internal dilakukan

berdasarkan siklus penjualan dan penerimaan kas pada KLINIK “SEMOGA SEHAT”.

Uji substantif pada penjualan dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan audit yang

ditetapkan sebagai berikut:

1. Occurrence (keberadaan):

Memeriksa jurnal penjualan dan data untuk transaksi yang tidak umum dan jumlahnya

besar.

Menelusuri entri jurnal penjualan untuk mendukung dokumen, termasuk salinan

faktur penjualan, daftar pengiriman barang, pesanan penjualan, dan pesanan

pelanggan.

2. Completeness (kelengkapan)

Menelusuri dokumen yang dikirim dengan menggunakan jurnal penjualan untuk

mengetahui mana yang telah masuk.

3. Accuracy (ketepatan)

Menelusuri entri jurnal penjualan dengan faktur penjualan.

Menginput kembali harga ke komputer dan mencocokkannya dengan faktur

penjualan.

Menelusuri detil faktur penjualan dengan menggunakan dokumen pengiriman,

pesanan penjualan, pesanan pelanggan.

Pemeriksaan Akuntansi 2 17

Page 18: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

4. Classification (penggolongan)

Memeriksa salinan faktur penjualan agar dapat diklasifikasikan dengan benar.

5. Timing (pemilihan waktu)

Membandingkan tanggal pencatatan penjualan pada jurnal penjualan dengan salinan

faktur penjualan dan surat tagihan.

Uji substantif pada penerimaan kas dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan audit yang

ditetapkan sebagai berikut:

1. Occurrence (keberadaan):

Memeriksa jurnal penerimaan tunai dan data transaksi yang tidak biasa dan jumlahnya

besar.

Menelusuri entri penerimaan tunai dari entri jurnal penerimaan uang tunai hingga ke

rekening bank.

Menyiapkan bukti penerimaan uang tunai.

2. Completeness (kelengkapan)

Mengumpulkan data sementara penerimaan tunai dan menelusuri jumlahnya pada

jurnal penerimaan tunai ke rekening bank.

3. Accuracy (ketepatan)

Membandingkan rekening sementara dengan salinan formulir setoran.

Membuat rekening piutang tunai dan menelusuri jumlahnya hingga jurnal penerimaan

tunai, pemeriksaan nama dan tanggalnya.

Menyiapkan bukti penerimaan tunai.

4. Classification (penggolongan)

Memastikan daftar sementara klasifikasi rekening tepat.

5. Timing (pemilihan waktu)

Membandingkan tanggal rekening setoran per bank tanggal dalam jurnal penerimaan

tunai dan sementara penerimaan tunai.

6. Posting and summarization (pengeposan dan pengikhtisaran)

Menelusuri entri tertentu dari jurnal penerimaan hingga berkas induk piutang dan

memeriksa tanggal dan jumlahnya.

Menelusuri kredit tertentu dari data rekening piutang sampai ke jurnal penerimaan

tunai dan memeriksa tanggal dan jumlahnya.

Menggunakan perangkat lunak audit untuk pengecekan silang jurnal penjualan dan

menelusuri total buku besar.

c. Prosedur analitis

Pemeriksaan Akuntansi 2 18

Page 19: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Prosedur analitis pada siklus penjualan dan penerimaan kas pada KLINIK “SEMOGA

SEHAT” dilakukan pada akun kas dan piutang usaha.

1. Prosedur analitis pada akun kas.

Menghitung rasio kas terhadap aktiva lancar

Melakukan analisis hasil prosedur analitis dengan harapan yang didasarkan

pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain

Membandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas

akhir tahun yang lalu

2. Prosedur analitis pada akun piutang usaha.

Menghitung rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan piutang usaha.

Memeriksa sampel transaksi pada akun piutang usaha ke dokumen yang

mendukung timbulnya transaksi.

Melakukan verifikasi cut off transaksi penjualan dan retur penjualan.

Memeriksa dokumen pendukung.

Melakukan pemeriksaan atas aktivitas pendebitan piutang dagang, ditelusuri

dengan menggunakan bukti faktur penjualan, laporan pengiriman barang, order

penjualan.

Melakukan pemeriksaan atas aktivitas pengkreditan akun piutang dagang yang

dilakukan dengan berdasarkan bukti yaitu bukti kas masuk, memo kredit untuk

retur penjualan atau penghapusan piutang.

d. Pengujian terinci atas saldo

Pengujian terinci atas saldo pada siklus penjualan dan penerimaan kas pada KLINIK

“SEMOGA SEHAT” dilakukan pada akun kas dan piutang usaha.

1. Pengujian terinci atas saldo kas

a. Melakukan pengujian pisah batas transaksi kas

Membuat rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan saldo

kas menurut catatan klien

Mengusut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal neraca ke

dalam cut off bank statement

Memeriksa tanggal yang tercantum di dalam cek yang beredar pada tanggal

neraca

Memeriksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank statement

Pemeriksaan Akuntansi 2 19

Page 20: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Memeriksa semua cek di dalam cut off bark statement mengenai

kemungkinanan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada

tanggal neraca.

b. Membuat daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca

untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.

c. Membuat dan melakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom.

d. Memeriksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan

dan pengeluaran kas.

e. Menghitung kas yang ada di tangan klien.

f. Merekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang bersangkutan.

g. Melakukan konfirmasi saldo kas di bank

h. Memeriksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening Koran bank

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas.

i. Membandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum.

j. Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan

terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank

k. Melakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas

klien.

2. Pengujian terinci atas saldo piutang usaha

a. Menguji keberadaan, menguji kelengkapan, menguji hak kepemilikan, dan menguji

penilaian.

b. Pengujian keberadaan pada piutang dagang dilakukan dengan melakukan konfirmasi

piutang dagang, memeriksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang, memeriksa

dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas setelah tanggal neraca.

c. Pada bagian penyajian dan pengungkapan, langkah uji yang dilakukan adalah

membandingkan penyajian piutang dagang dengan PABU, memeriksa klasifikasi

piutang dagang, dan memeriksa pengungkapan piutang usaha.

Pemeriksaan Akuntansi 2 20

Page 21: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Audit Terhadap Siklus Penggajian Karyawan

1. Memeriksa dan menjelaskan kemungkinan hilangnya dokumentasi karena pemakaian jasa

Perusahaan Sistem Informasi untuk menangani sistem penggajian karyawan.

2.

Pemeriksaan Akuntansi 2 21

Page 22: KB 2 pemeriksaan akuntansi 2

Daftar Referensi

Arens et al. 2008. Auditing, 12th edition. Prentice Hall Business Publishing.

Prayudiwan, Hepi. 2000. SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES

SUBSTANTIF TRANSAKSI. Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB.

Pemeriksaan Akuntansi 2 22