makalah norma pemeriksaan akuntansi

39
Makalah NORMA PEMERIKSAAN AKUNTANSI Penyusun: Reno (11.22.13071) Florentina Keo (11.22.13248) Banyir Udin (11.22. 13247) Rizky Bagus Ardani (11.22. 13213) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI TAHUN 2013

Upload: muhammad-ihsan-reno

Post on 13-Aug-2015

582 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

Makalah

NORMA PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Penyusun:

Reno (11.22.13071)

Florentina Keo (11.22.13248)

Banyir Udin (11.22. 13247)

Rizky Bagus Ardani (11.22. 13213)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

TAHUN 2013

Page 2: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmat-Nya

kepada kita sekalian. Tuhan telah memberi kami kekuatan dan kesempatan

sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal kerja kelompok

kami.

Makalah yang kami buat berjudul “Norma Pemeriksaan Akuntansi”,

dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi pada semester

empat yang diampu oleh dosen mata kuliah. Kami berharap makalah ini dapat

memberi secercah pengetahuan kepada pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna seperti yang

diharapkan. Oleh karena itu, kritik dan koreksi sangat dibutuhkan dari pembaca.

Palangka Raya, 14 Maret 2013

Tim Penyusun

Page 3: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 1

C. Rumusan Masalah 1

D. Tujuan Penulisan 2

E. Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Norma Pemeriksaan Akuntan 3

B. Audit dan Norma Pemeriksaan Akuntan 5

C. Hubungan Kode Etik Akuntan dengan Norma Periksaan Akuntan 24

BAB III PENUTUP 27

A. Kesimpulan 27

B. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN

Page 4: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagian besar persoalan dalam akuntansi dan auditing pada

umumnya bersifat teknis ketimbang etis. Contohnya meliputi pilihan di

antara alternatif kebijakan-kebijakan akuntansi, seperti metode penyusutan

atau persediaan, dan alternatif prosedur audit, seperti konfirmasi atau

pengamatan langsung. Kendatipun demikian, beberapa keputusan yang

diambil dalam praktek audit berhubungan terutama dengan kode etik

profesional dan didasarkan sebagian atau seluruhnya pada pilihan etis.

Profesi akuntan publik sering berhadapan dengan keputusan etis mengenai

independensi, integritas, dan objektivitas; aplikasi standar profesional

teknis dan umum; dan tanggung jawab terhadap klien dan koleganya.

Semua profesi memiliki standar etika untuk memandu anggota-anggotanya

dalam menunaikan tugas mereka dan dalam hubungan mereka dengan

berbagai kelompok yang dengannya mereka berhubungan. Semua profesi

juga mempunyai alat untuk memberlakukan standar etika tersebut.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan norma pemeriksaan akuntan?

2. Bagaimana penerapan norma pemeriksaan di dalam audit?

3. Apakah ada hubungan kode etik akuntan dengan norma

pemeriksaan akuntan?

C. RUMUSAN MASALAH

1. Mendeskripsikan pengertian dari norma pemeriksaan akuntan.

2. Menjelaskan penerapan norma pemeriksaan di dalam audit.

3. Menjelaskan hubungan antara kode etik akuntan dengan norma

pemeriksaan akuntan.

Page 5: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

2

D. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pemeriksaan Akuntansi yang diampu oleh dosen mata kuliah. Selain itu,

makalah ini dibuat untuk membantu rekan pembaca dalam mempelajari

pemeriksaan akuntansi.

E. MANFAAT PENULISAN

Makalah ini diharapkan mampu memberikan informasi sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan pengertian dari norma pemeriksaan akuntan.

2. Menjelaskan penerapan norma pemeriksaan di dalam audit.

3. Menjelaskan hubungan antara kode etik akuntan dengan norma

pemeriksaan akuntan.

Page 6: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

3

BAB II PEMBAHASAN

A. NORMA PEMERIKSAAN AKUNTAN

Norma pemeriksaan akuntan berbeda dengan prosedur pemeriksaan

akuntan; dimana prosedur adalah hal yang menyangkut langkah yang harus

dilaksanakan, sedangkan norma adalah hal yang berkenaan dengan kriteria atau

ukuran mutu pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai

dengan mempergunakan prosedur yang bersangkutan. Jadi, norma pemeriksaan

akuntan mencakup mutu profesional akuntan publik dan pertimbangan yang

digunakan dalam pelaksaan pemeriksaan dan penyusunan laporan akuntan.

Sebagaimana yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, norma

pemeriksaan akuntan adalah sebagai berikut.

1. Norma Umum

a. Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang

akuntan publik yang memiliki keahlian dalam bidangnya dan telah

menjalani latihan teknis yang cukup.

b. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasan yang diberikan

kepadanya, akuntan publik harus senantiasa mempertahankan sikap

mental independen.

c. Dalam pelaksanaan pemeriksaan dan penyusunan laporannya, akuntan

publik wajib mempergunakan kemahiran profesionalnya dengan

cermat dan seksama.

2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan

a. Pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus dipimpin dan diawasi dengan semestinya.

b. Sistem pengendalian intern yang ada harus dipelajari dan dinilai

secukupnya untuk menentukan dapat atau tidaknya sistem tersebut

diandalkan sebagai dasar untuk menetapkan luas pengujian yang harus

dilakukan serta prosedur pemeriksaan yang akan digunakan.

Page 7: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

4

c. Bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, tanya jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksa.

3. Norma Pelaporan

a. Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia.

b. Laporan akuntan harus menyatakan apakah prinsip akuntansi tersebut

dalam periode berjalan telah dilaksanakan secara konsisten

dibandingkan dengan periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan akuntan.

d. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu penegasan

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pernyataan

yang demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dikemukakan. Dalam hal nama akuntan publik dihubungkan dengan

laporan keuangan, laporan akuntan harus memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pemeriksaan yang dilakukan, jika ada, dan tingkat

tanggung jawab akuntan yang bersangkutan.

Norma-norma tersebut di atas dalam kebanyakan hal saling berhubungan

dan saling tergantung satu sama lain. Keadaan yang berhubungan erat dengan

penentuan dipenuhi tidaknya suatu norma, dapat berlaku juga untuk norma yang

lain. Unsur materialitas dan risiko harus diperhatikan di dalam pelaksanaan

seluruh norma pemeriksaan, khususnya norma pemeriksaan dan norma pelaporan.

Konsepsi materialitas tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan akuntan

publik. Pendapat akuntan atau pos-pos yang relatif penting dan pos-pos yang

besar kemungkinannya mengandung kekeliruan penyelewengan yang material

harus didukung oleh dasar yang lebih kuat daripada pendapat atas pos-pos yang

kurang penting atau kemungkinannya mengandung kekeliruan penyelewengan

yang material. Misalnya pada perusahaan yang jumlah debiturnya sedikit tetapi

meliputi nilai-nilai piutang yang besar, secara sendiri-sendiri piutang itu adalah

Page 8: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

5

lebih penting dan kemungkinan terjadinya kekeliruan penyelewengan yang

material lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki nilai

piutang yang sama, tetapi terdiri dari debitur yang banyak dengan nilai piutang

yang relatif kecil. Pada perusahaan industri dan perusahaan dagang, persediaan

umumnya mempunyai arti yang penting baik posisi keuangan maupun hasil usaha

perusahaan sehingga secara relatif memerlukan perhatian akuntan yang lebih

besar daripada perusahaan pada perusahaan jasa. Begitu pula, piutang umumnya

memerlukan perhatian yang lebih besar daripada premi asuransi dibayar di muka.

Tingkat risiko yang dihadapi akuntan publik juga mempunyai pengaruh

yang penting atas sifat pemeriksaan yang akan dilakukan. Transaksi kas umumnya

lebih peka terhadap penyelewengan daripada transaksi kedua sehingga

pemeriksaan atas transaksi kas hendaknya dilaksanakan lebih seksama, tanpa

perlu menyebabkan penggunaan waktu yang lebih banyak. Transaksi dengan

pihak luar yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa biasanya tidak

diperiksa sedetail pemeriksaan transaksi antar perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa dan transaksi dengan pejabat/pegawai perusahaan. Pengaruh

sistem pengendalian interim (sementara) terhadap luas pemeriksaan merupakan

contoh dari pengaruh besar kecilnya risiko kekeliruan/penyelewengan terhadap

prosedur pemeriksaan akuntan publik. Makin sistem pengendalian interim, makin

kurang tingkat risiko kekeliruan/penyelewengannya.

B. AUDIT DAN NORMA PEMERIKSAAN AKUNTAN

1. JENIS AUDIT

Audit keuangan kadang-kadang tidak dimaksudkan mengeluarkan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan berdasarkan PAI, sesuai

dengan yang diatur dalam norma pemeriksaan akuntan. Contoh

pemeriksaan ini adalah sebagai berikut.

a. Audit for Goverment Institions (pemeriksa lembaga pemerintah)

b. Operation Audit

c. Management Audit

d. Performance Audit

Page 9: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

6

e. Social Audit

f. Special Audit (audit khusus)

Audit jenis ini mesti tunduk pada NPA yang ditetapkan oleh

organisasi profesi. Namun, NPA tersebut dapat dipakai sebagai pedoman

dalam pelaksanaannya.

Audit khusus misalnya menyangkut pemeriksaan terhadap

anggaran perusahaan, pemeriksaan untuk meneliti apakah perusahaan

menerapkan anggaran atau tidak. Dalam keadaan seperti ini maka norma

pemeriksaan lapangan dan norma pelaporan mungkin harus berbeda dari

norma pemeriksaan akuntan yang biasa.

2. PEMERIKSAAN ATAS LEMBAGA PEMERINTAH

a. General Accounting office (GAO)

Di Amerika ada lembaga pemeriksa yang bernaung di bawah

lembaga legislatif dalam pemerintahan federal. Lembaga GAO ini

bertugas melakukan pemeriksaan terhadap lembaga-lembaga

pemerintahan dan lembaga lainnya yang menggunakan dana

pemerintah.

Dalam pemeriksaannya GAO memiliki norma pemeriksa khusus di

samping norma pemeriksaan akuntan yang dipakai oleh AICPA.

Dalam norma pemeriksaan AICPA, norma pemeriksaan GAO ini

dimasukan dalam SAS terkecuali norma yang diumumkan tidak

berlaku. Norma pemeriksaan GAO dibagi dalam kategori sebagai

berikut.

1) Luas Audit

Luas audit tehadap lembaga pemerintahan, baik program kegiatan

maupun fungsi yang diperluas harus mencakup hal-hal berikut.

a) Financial and complience. Norma ini mewujudkan

pemeriksaan tentang:

Page 10: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

7

- apakah laporan keuangan dari lembaga yang diperiksa

menyajikan secara wajar posisi keuangan akuntansi yang

berlaku; dan

- apakah lembaga tersebut telah menyesuaikan kegiatannya

dengan undang-undang dan peraturan yang mungkin

mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan.

b) Ekonomi dan efesiensi. Norma ini mewajibkan pemeriksaan

tentang:

- apakah lembaga telah dikelola dan menggunakan segala

sumber-sumber kekayaannya (seperti pegawai, kekayaan,

ruang) secara ekonomis dan efesiensi;

- penyebab praktek-praktek yang tidak efisien dan tidak

ekonomis; dan

- apakah lembaga tersebut telah mematuhi UU dan

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah

ekonomi dan efisiensi.

c) Program result. norma ini mewajibkan pemeriksaan tentang:

- apakah hasil yang diharapkan atau keuntungan yang

digariskan oleh legislatif atau badan yang berwenang

lainnya tercapai; dan

- apakah lembaga tersebut telah mempertimbangkan

alternatif-alternatif yang mungkin ada yang biayanya lebih

rendah.

2) Norma Umum

a) Kualifikasi. Auditor yang ditugaskan untuk melaksanakan audit

harus secara kolektif memiliki keahlian profesional untuk

melaksanakan tugas yang dibebankan.

b) Independensi. Dalam setiap hal yang menyangkut kegiatan

audit, tim audit apakah pemerintah atau swasta, harus bebas

dari hal-hal

yang mengurangi independensi baik personal

maupun ekstern. Secara organisasi mereka harus independen

dan harus memelihara sikap dan penampilan yang independen.

Page 11: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

8

c) Memelihara sifat kehatian-hatian secara profesional. Kehati-

hatian profesional harus dibantu dalam melaksanakan audit dan

dalam menyajikan laporan.

d) Pembatasan. Apakah terjadi pembatasan audit atau campur

tangan terhadap kemampuan auditor dalam mengambil

kesimpulan dan menarik pendapat yang berasal dari faktor

ekstern, maka auditor harus mencoba untuk menghindari

pembatasan itu atau jika tidak berhasil laporan pembatasan

tersebut kepada yang berwenang.

3) Pemeriksaan dan Penilaian (Pemeriksaan Lapangan) dan Norma

Laporan untuk Audit Keuangan dan Kesesuaian

Norma pemeriksaan AICPA untuk pemeriksaan laporan

dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam audit

keuangan dan kesesuaian lembaga pemerintah ini. Demikian juga

norma-norma yang akan dikeluarkannya kecuali dinyatakan secara

resmi tidak termasuk.

Norma tambahan dan persyaratan-persyaratan audit

keuangan dan kesesuaian untuk lembaga pemerintah.

a) Norma Pemeriksaan dan Penilaian

- Perencanaan menjadi persyaratan yagn diperlukan dari

setiap anggota instansi pemerintah.

- Pemeriksaan dilakukan atas ketaatan terhadap undang-

undang dan peraturan.

- Catatan tertulis yang dikumpulkan auditor dalam bentuk

kertas kerja audit.

- Auditor harus bersikap hati-hati terhadap situasi atau

transaksi yang berindikasi kecurangan, penyelewengan,

pengeluaran, dan tindakan ilegal. Apabila hal ini terbukti

ada, maka diperlukan perluasan langkah-langkah dan

prosedur audit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

laporan keuangan tersebut.

Page 12: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

9

b) Norma Pelaporan

- Laporan audit tertulis diserahkan kepada lembaga resmi

yang diaudit dan instansi lain yang membutuhkannya atau

yang telah ditetapkan dalam kontrak kecuali ada peraturan

resmi atau pertimbangan etika yang melarangnya salinan

laporan juga harus dikirim ke instansi resmi lainnya yang

mempunyai tanggung jawab untuk mengambil tindakan

atas instansi lainnya yang merupakan penerima laporan

semacam itu, terkecuali dilarang undang-undang atau

peraturan. Salinannya harus tersedia untuk pemeriksaan

masyarakat.

- Persyaratan dalam laporan audit yang menyatakan bahwa

pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan norma

pemeriksaan lembaga pemerintah yang lazim untuk audit

keuangan dan ketaatan adalah bahasa yang baku, yang

menyatakan bahwa audit telah sesuai dengan norma-norma

ini.

- Apakah laporan akuntan atas laporan keuangan suatu

instansi atau laporan khusus harus berisi pernyataan tentang

keyakinan yang positif atas pos-pos yang diperiksa dan

keyakinan yang negatif untuk pos-pos yang tidka diperiksa.

Juga harus termasuk contoh-contoh material untuk hal-hal

yang tidak sesuai dan yang mempunyai indikasi

kecurangan, penyelewangan atau tindakan-tindakan ilegal,

yang ditemukan selama audit atau yang berhubungan

dengan itu.

- Akuntan harus melaporkan harus melaporkan hasil audit

dan penilaian terhadap pengawasan akuntansi intern yang

dilakukan sebagai bagian dari audit ketaatan dan keuangan.

Minimal akuntan harus dapat mencari: sistem pengawasan

akuntansi intern yang penting dari lembaga tersebut; sistem

Page 13: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

10

tersebut telah dinilai; untuk sistem pengawasan yang tidak

dinilai, akuntan dapat merasa puas terhadap keadaan ini

melalui identifikasi kelompok transaksi tertentu dan aktiva

lain yang termasuk dalam penilaian; kelemahan sistem

yang ada yang ditemukan sewaktu pemeriksaan.

- Apakah laporan akuntan atas laporan keuangan suatu

instansi atau laporan terpisah, harus menyatakan

kelemahan-kelemahan material yang ditemukan selama

pemeriksaan yang tidak ditemukan dalam poin ketiga

sebelumnya.

- Jika informasi tidak langsung diungkapkan, laporan harus

menyatakan sifat informasi yang dihilangkan dan

persyaratan yang menyebabkan perlunya informasi itu tidak

dimuat.

4) Norma pemeriksaan dan penilaian atas audit ekonomi, efisiensi,

dan keberhasilan program

a) Pelaksanaan audit telah direncanakan dengan baik.

b) Sistem pemeriksaan telah dibimbing dan diawasi.

c) Pemeriksaan telah dilakukan atas ketaatan kepada undang-

undang dan peraturan.

d) Dalam pemeriksaan, penilaian harus dilakukan terhadap sistem

pengawasan intern (pengawasan administratif) yang diterapkan

dalam organisasi, program kegiatan atau pelaksanaan fungsi

yang diperiksa.

e) Apabila pemeriksaan menyangkut sistem komputer, maka

auditor harus memeriksa sistem pengawasan umum atas sistem

pemeriksaan data untuk menentukan: (1) sistem pengawasan

telah didesain sesuai dengan pengarahan pimpinan dan

peraturan yang ada; dan (2) sistem pengawasan berjalan efektif

untuk memberikan keyakinan bahwa data diproses dengan

aman.

f) Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan dicari untuk

Page 14: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

11

mendukung pertimbangan dan kecimpulan auditor berdasar

keadaan yang wajar yang menyangkut organisasi, program,

aktivitas, atau fungsi dalam pemeriksaan. Bukti-bukti tertulis

yang dikumpulkan auditor selama pemeriksaan harus

disampaikan dalam bentuk kertas kerja.

g) Akuntan harus: (1) hati-hati terhadap situasi atau transaksi yang

mungkin berindikasi kecurangan, penyelewengan, atau

tindakan-tindakan ilegal; dan (2) jika keadaan tersebut terbukti

perlu prosedur audit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

operasi dan program instansi tersebut.

5) Norma pelaporan untuk audit ekonomi, efisiensi, dan keberhasilan

program

a) Laporan audit disajikan sehingga hasil audit atas pemeriksaan

instansi pemerintah diketahui.

b) Laporan harus disampaikan kepada instansi resmi dari lembaga

yang diaudit dan kepada instansi lain yang ditetapkan dalam

kontrak, terkecuali hukum dan etik melarangnya. Salinan

laporan harus dikirim kepada instansi resmi yang bertanggung

jawab untuk mengambil tindakan terhadap temuan dan saran-

saran yang dicantumkan dalam laporan dan instansi yang

berkaitan lainnya, terkecuali dibatasi oleh undang-undang dan

peraturan, karena salinan laporan tersedia untuk umum.

c) Laporan diterbitkan pada saat atau setelah tanggal yang

ditetapkan undang-undang, pertauran, atau kontrak. Laporan

akan dikeluarkan segera sehingga laporan tersedia tepat waktu

untuk dapat dimanfaatkan oleh pimpinan instansi dan lembaga

legislatif.

d) Laporan harus berisi:

- penjelasan tentang luas dan tujuan audit;

- pernyataanyang menyatakan bahwa audit (ekonomi,

efisiensi, dan keberhasilan program) telah dilakukan sesuai

dengan Norma Pemeriksaan Akuntan yang lazim untuk

Page 15: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

12

instansi pemerintah;

- penjelasan tentang kelemahan yang sifatnya material yang

ditemukan dalam sistem pengawasan intern;

- persyaratan tentang keyakinan positif atas pos-pos yang

diperiksa dan keyakinan negatif atas pos-pos yang tidak

diperiksa;

- saran-saran untuk perbaikan masalah dan kegiatan yang

ditemukan selama audit;

- pendapat-pendapat dari pejabat yang bertanggung jawab

dalam instansi tersebut;

- penjelasan tentang beberapa keberhasilan;

- daftar permasalahan-permasalahan dari isu lain yang

memerlukan studi dan pertimbangan lebih lanjut; dan

- penjelasan tentang informasi tertentu yang dihilangkan

karena alasan kerahasiaan.

e) Laporan harus:

- menyajikan data faktual yang akurat dan wajar;

- menyajikan penemuan dan kesimpulan yang meyakinkan;

- obyektif;

- ditulis dengan bahasa yang jelas dan sederhana;

- singkat tetapi mudah dipahami oleh pembaca;

- menyajikan data aktual yang berisi informasi kepada

pemakai; dan

- memeberikan tekanan pokok pada perbaikan, bukan

kritikan terhadap hal-hal yang telah berlalu.

3. OPERATIONS AUDIT

Dalam buku yang dibuat oleh AICPA dengan judul Operation

Audit Engagement, yang mencakup: “Pemeriksaan yang sistematis

terhadap kegiatan organisasi atau bagian-bagiannya sehubungan dengan

tujuan tertentu. Tujuan pemeriksaan mungkin menilai prestasi,

mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perbaikan, dan

Page 16: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

13

mengembangkan saran-saran untuk perbaikan atau tindakan-tindakan

lanjutan.

Operations audit, yang sering disebut juga operational audit

muncul dari pengembangan financial audit. Dalam audit ini yang dinilai

bukan saja aspek keuangan tetapi juga aspek yang bersifat non keuangan.

Tujuannya adalah memeriksa dan menilai operasi perusahaan serta

prosedur pelaksanaannya. Juga menyangkut pemberian informasi kepada

manajemen tentang masalah-masalah operasional yang diperlukan untuk

melakukan koreksi demi peningkatan penghematan dan produktivitas.

Sasaran audit ini adalah bagaimana mengusahakan agar kegiatan itu lebih

efisien, hemat, dan lebih produktif. Dalam pelaksanaan auditnya dapat

menggunakan prosedur audit yang dianut dalam audit keuangan.

4. AUDIT MANAJEMEN

Management audit menyangkut penilaian terhadap manajemen

dalam usahanya mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Sebagaimana

diketahui fungsi-fungsi

manajemen adalah perencanaan, organisasi,

pengarahan dan pengawasan. Oleh karena itu, dalam manajemen audit ini

akuntan memeriksa dan menilai apakah fungsi-fungsi ini telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk maksud mencapai tujuan

perusahaan.

Manajemen audit tidak sama dengan management advisory service,

yang terakhir ini menyangkut nasehat yang diberikan kepada manajemen

sehubungan dengan usaha untuk memecahkan masalah-masalah tertentu

yang dihadapi oleh manajemen.

Perbedaan kedua masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Tujuan management service (MS) membantu manajemen

sedangkan manajement audit (MA) adalah menilai manajemen.

b. Orientasi MS adalah tugas sedangkan MA pesan.

c. Metode MS diarahkan untuk tugas-tugas tententu sedangkan MA

diarahkan pada beberapa standarisasi.

Page 17: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

14

d. MS frekuensinya jarang, tergantung pada tugas-tugas khusus

sedangkan MA dilakukan secara periodik dan sering.

e. MS diarahkan pada hal-hal khusus sedangkan MA diarahkan pada

perusahaan secara umum. MA menilai kualitas manajemen

sedangkan operations audit menilai kualitas kegiatan.

5. PERFORMANCE AUDIT

Di Amerika Serikat ada kecenderungan keingintahuan

pemilik/komisaris terhadap prestasi manajemen (presiden) sebagai

pemimpin perusahaan. Untuk itu, mereka meminta pihak luar yang

mempunyai reputasi tertentu untuk menilai prestasi manajer yang

memimpin perusahaan. Jadi, audit di sini menyangkut penilaian terhadap

kualitas manajemen dan mutu (image) perusahaan.

Di Indonesia jarang kita jarang mendengar ini kendati pun secara

implisit kita ketahui pemilik tersebut terus memantau prestasi manajer

yang ditugaskannya.

6. SOCIAL AUDIT

Social audit adalah menyangkut pemantauan, penilaian, dan

pengukuran prestasi (keterlibatan) perusahaan dalam kaitannya dengan

masalah-masalah sosial. Misalnya pemeriksa terhadap masalah adalah

sebagai berikut.

a. Pemberian lowongan kerja apakah sudah adil.

b. Produksi

c. Keselamatan kerja

d. Penggajian

e. Lingkungan hidup

f. Pensiun dan jaminan hari tua lainnya.

g. Sumbangan sosial, dan lain-lain.

Dalam konsep perekenomian modern saat ini peranan social audit

ini semakin terasa penting. Apalagi pemerintah mulai menerapkan konsep

Page 18: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

15

pembangunan yang bersifat “sustained development” yaitu suatu konsep

pembangunan yang berkelanjutan, yang berarti bahwa pembangunan yang

dilakukan jangan sampai mematikan aspek lainnya atau yang dapat

menimbulkan masalah baru seperti kemiskinan, ketidakmerataan,

perusakan lingkungan, ketidak adilan dan lain-lain. Dalam konsep ini

penghargaan tertinggi diberikan kepada hal-hal sebagai berikut.

a. Mutu sumber daya alam.

b. Mutu sumber daya manusia.

c. Mutu pelayanan kesejahteraan/kelanjutan sosial.

Di samping itu, kesadaran dunia usaha terhadap pentingnya

dukungan sosial semakin besar, sehingga dunia usaha tidak bisa

sewenang-wenang berbuat sendiri untuk mencapai tujuan perusahaan

tanpa memperhatikan kepentingan sosial. Kalau dahulu tujuan perusahaan

hanya growth (pertumbuhan) dan survive (kelangsungan hidup) maka

sekarang harus memperhatikan “image” penampilan perusahaan di mata

publiknya.

Di Indonesia, yang saat ini mulai mengembangkan peranan pasar

modal dan mulai menggali dana masyarakat maka mau tidak mau

pengusaha harus memperhatikan kepentingan masyarakat kalau ia ingin

harga saham di bursa tidak terganggu oleh sikap pendapat umum yang

kadang-kadang dapat menjatuhkan perusahaan. Untuk mencatat, menilai,

melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh perusahaan terhadap

sosial dan pelayanannya pelajari Socio Economic Accounting.

7. AUDIT KHUSUS

Audit khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk maksud-

maksud khusus seperti sebagai berikut.

a. Pemeriksaan terhadap sumber dan penggunaan dana dalam

mendirikan perusahaan.

b. Pemeriksaan terhadap pengeluaran kas.

c. Pemeriksaan terhadap kewajiban pajak.

Page 19: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

16

d. Pemeriksaan pembagian dividen, bonus, dana pensiun dan lain-

lain.

e. Pemeriksaan khusus untuk perusahaan yang akan dibeli atau dijual

dan lain-lain.

Audit khusus ini dapat menggunakan NPA walaupun sebenarnya

tidak mesti. Namun, umumnya penjelasan audit khusus ini hampir sama

dengan audit umur sehingga banyak aturan-aturan dalam NPA dapat

digunakan kendati pun dengar beberapa modifikasi tertentu.

Demikian bentuk audit di luar umum. Dalam jenis audit ini

akuntan tidak harus tunduk pada norma-norma umum, norma pemeriksaan

laporan, atau norma pelaporan. Akuntan dapat membuat metode tersendiri

dan bentuk laporan tersendiri. Diakui bahwa proses audit umum (general

audit) ini merupakan pedoman yang paling penting dan bermanfaat dalam

melakukan audit jenis ini.

8. LEMBAGA PEMERIKSA DI INDONESIA

Di Indonesia, akuntan negara umumnya bekerja di dua lembaga

pengawasan berikut.

a. Bapeka atau BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

b. BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan)

Bapeka merupakan lembaga tinggi negara yang posisinya sejajar

dengan presiden tetapi tidak membawahi presiden. Tugasnya terlepas dari

pengaruh dan kekuasaan pemerintah. Anggotanya diangkat oleh presiden

dengan usulan DPR. Badan ini diatur dalam pasal 23 ayat 5 UUD 45 yang

berbunyi sebagai berikut.

“Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara

diadakan suatu badan pemeriksa keuangan yang peraturannya

ditunjuk dengan undang-undang. Hasil pemeriksa itu

diberitahukan kepada DPR.”

Page 20: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

17

Undang-undang yang mengatur badan ini ditetapkan dalam

undang-undang nomor 5/1973 tentang badan keuangan negara. Hubungan

kerja lembaga ini dengan lembaga lainnya dapat dilihat dari gambar

berikut.

Keterangan:

a. Badan pemeriksa keuangan bertugas memeriksa tanggung jawab keuangan

negara (pasal 2 ayat (1) undang-undang No. 5/1973).

b. Hasil pemeriksaan badan keuangan diberitahukan kepada DPR

sebagaimana lazimnya dalam cara kerja suatu aparat pemeriksa, hasil

MAJELIS

PERMUSYAWARATAN

RAKYAT

PRESIDEN MANDATARIS MPR

PEMERINTAH TERTINGGI

PENGUASA, PENGURUS DAN PELAKSANA KEUANGAN

NEGARA :

- PEMERINTAH PUSAT/ DAERAH

- PERUSAHAAN

NEGARA/DAERAH

KEPOLISIAN/

KEJAKSAAN

DEWAN

PERWAKILAN

RAKYAT

BADAN

PEMERIKSA KEUANGAN

SEKRETARIS

JENDRAL

1

2

3

2

Page 21: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

18

pemeriksaannya juga diberitahukan kepada instansi yang diperiksa

(pemerintah). (pasal 2 ayat (4) undang-undang No. 5.1973 dan

penjelasannya).

c. Apabila suatu pemeriksa mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan

sangkaan tindak pidana atau perbuatan yang merugikan keuangan negara,

maka bapeka memberitahukan persoalan tersebut kepada pemerintah,

khususnya mengenai persoalan pidana, pemberitahuan tersebut ditujukan

kepada instansi kepolisian dan /atau kepada kejaksaan (pasal 3 undang-

undang No. 5/1973).

9. FUNGSI, TUGAS, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG BADAN

PEMERIKSA KEUANGAN

a. Fungsi Operatif

1) Menjelaskan apakah pengeluaran uang negara terjadi menurut

ketentuan APBN dan ketentuan-ketentuan mengenai penguasaan

dan pengurusan keuangan negara. Pasal 2 undang-undang No.

5/1973. (penjelasan)

2) Menilai apakah penggunaan keuangan negara telah dilakukan

dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Pasal 3 undang-undang No. 5/1973.

(penjelasan)

b. Fungsi Rekomendasi

Memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah untuk

kepentingan negara dalam hal pengurusan dan pertanggung jawaban

keuangan negara. Pasal 59 ICW JO pasal 4 (2) IAR.

c. Fungsi Yudikatif

Melakukan peradilan pembendaharaan, yaitu memeriksa, meneliti,

dan memutuskan masalah-masalah yang berhubungan dengan tuntutan

perbendaharaan. Pasal 77, 79 dan seterusnya. ICW JO pasal 36 sampai

dengan 39 I.

Page 22: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

19

Tugas Bapeka adalah sebagai berikut.

1) Memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara

(pasal 2 ayat (1) undang-undang No. 5/1973.

2) Memeriksa semua pelaksanaan APBN (pasal 2 ayat (2) UU No.

5/1973

3) Pelaksanaan pemeriksaannya dilakukan atas dasar ketentuan-

ketentuan undang-undang (pasal 2 ayat (3) undang-undang No.

5/1973).

Kewajiban Bapeka adalah sebagai berikut.

1) Memberitahukan hasil pemeriksaanya kepada DPR (pasal 2 ayat

(4) undang-undang No. 5/1973).

2) Memberitahukan hal-hal yang menimbulkan sangkaan tindak

pidana dan perbuatan yang merugikan keuangan negara kepada

pemerintah. Khususnya persoalan pidana kepadan

kepolisian/kejaksaan (pasal 3) undang-undang No. 5/1973.

Wewenang Bapeka adalah meminta keterangan wajib yang

diberikan oleh setiap orang, badan/instansi pemerintah atau badan swasta,

sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang (pasal 4 UU No.

5/1973)

Luas dan ruang lingkup pemeriksaan badan pemeriksaan keuangan

adalah sebagai berikut.

1) Luas lingkup pemeriksaan meliputi:

a) tanggung jawab pelaksanaan APBN;

b) tanggung jawab pelaksanaan APBD; dan

c) tanggung jawab pelaksanaan anggaran badan usaha milik

negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD).

2) Ruang lingkup pemeriksaan meliputi pemeriksaan atas penguasaan

dan pengurus keuangan serta ketaatan terhadap peraturan

perundangan, bertujuan menilai ketetapan pelaksanaan operasi

Page 23: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

20

keuangan, kelayakan laporan keuangan yang disajikan, dan

ketaatan pada peraturan perundangan yang berlaku.

a) Pemeriksanaan atas daya guna (efesiensi) dan kehematan

(ekonomi), bertujuan untuk menilai efesiensi dan kehematan

dalam pengurusan dan penggunaan sarana yang tersedia (tenaga

kerja, dan peralatan serta lain-lainnya), sebab dari praktek-

praktek yang tidak efesien dan tidak hemat/ekonomis termasuk

kekurangan dalam sistem informasi, prosedur administrasi atau

struktur organisasi.

b) Pemeriksaan atas hasil program (efektivitas), bertujuan untuk

menilai pencapaian hasil atau manfaat yang diharapkan,

pencapaian tujuan yang ditetapkan undang-undang atau instansi

yang berwenang, ketetapan pemilihan alternatif dalam

pelaksanaan untuk mencapai hasil yang ditetapkan dengan

pengorbanan yang lebih rentan.

Luas lingkup pemeriksaan tersebut di atas dilakukan berdasarkan

prioritas atas sektor/program yang berhubungan dengan kepentingan

rakyat banyak (delapan jalur pemerataan) yang mempunyai arti ekonomis

dan arti stategis dalam pembangunan. Bapeka dengan pola lain

merumuskan norma ini dalam bentuk singkatan 2K3E dengan penjelasan

sebagai berikut.

2K: (1) Ketertiban; dan (2) Ketaatan

3E: (1) Efektifitas; (2) Ekonomis; dan (3) Efesien

Tujuan pemeriksaan ini dijabarkan sebagai berikut.

“Untuk mengetahui dan menilai kewajaran pelaksanaan kegiatan

perusahaan apakah sesuai dengan rencana dan apakah

dilaksanakan secara tertib dan taat peraturan.”

Page 24: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

21

Lebih jauh untuk mengetahui dan menilai hal-hal sebagai berikut.

a. Penguasaan dan pengurusan keuangan telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan pertanggung jawaban telah

disajikan secara layak.

b. Penggunaan sarana dan prasarana dari sumber-sumber kekayaan

yang dimiliki telah dilaksanakan secara hemat dan berdayaguna.

c. Rencana dan tujuan yang ditetapkan telah dilaksanakan dan dicapai

secara berhasil sesuai dengan program nasional.

10. BUKU HASIL PEMERIKSAAN TAHUNAN (HAPTAH)

Buku Haptah yaitu singkatan dari buku hasil pemeriksaan tahunan.

Isi buku Haptah merupakan kumpulan dari hasil pemeriksaan Bapeka pada

instansi-instansi yang diperiksa (departemen, lembaga tinggi negara,

lembaga pemerintah departemen, badan usaha milik negara, dan badan

usaha milik daerah) selama satu tahun anggaran, yang kemudian hasil-

hasil pemeriksaan tersebut diolah sebagai bahan penyusunan buku Haptah.

Sesuai dengan UUD 1945 oasal 23 ayat (5), buku hasil pemeriksaan

Bapeka diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di

samping itu, buku Haptah tersebut dikirimkan juga kepada pemerintah

(instansi yang diperlukan).

11. HUBUNGAN KERJASAMA INTERNASIONAL

Bapeka RI adalah anggota INTOSAI (International Organization

of Supreme Audit Institutions) dan ASOSAI (Asian Organization of

Supreme Audit Instititions). INTOSAI merupakan organisasi lembaga

tinggi pemeriksaan internasional di bawah PBB (perserikatan bangsa-

bangsa) yang anggotanya terdiri dari negara-negara yang menjadi anggota

PBB. INTOSAI mengadakan kongres setiap tiga tahun sekali,

membicarakan masalah-masalah bersama, bertukar pikiran dan

pengalaman tentang administrasi negara pada umumnya dan administrasi

negara pada khususnya. Sekretariat Jendral INTOSAI berkedudukan di

Wina, Australia.

Page 25: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

22

ASOSAI merupakan organisasi lembaga tinggi pemeriksa negara-

negara yang anggotanya terdiri dari negara-negara yang berada di wilayah

Asia. Organisasi yang sifatnya regional ini adalah merupakan bagian dari

INTOSAI. Ketua ASOSAI dijabat secara bergiliran dari negara-negara

Asia yang sedang membangun khususnya yang berkaitan dengan soal

keadministrasian keuangan negara. Selain ASOSAI, organisasi-organisasi

regional lainya adalah sebagai berikut.

a. ILACIF: di Amerika Latin, anggotanya terutama di negara-negara

berbahasa Spanyol.

b. AFROSAI: di Afrika, anggotanya terutama dari negara Afrika

yang berbahasa Inggris dan Perancis.

c. ARABOSAI: pembentukannya sedang dalam perencanaan dan

anggotanya terdiri dari negara-negara Arab.

d. COMMONWEALTH GROUP: anggotanya terdiri dari negara-

negara Commonwalth, Inggris, Irlandia dan negara-negara bekas

koloni Inggris.

Baik di INTOSAI maupun ASOSAI, Bapeka RI selalu aktif

menjadi perwakilan kongres yang diadakan setiap 3 tahun sekali.

Demikian juga Bapeka yang mengirim utusannya setiap peninjau pada

kongres/seminar yang diselenggarakan di organisasi-organisasi regional

lainnya.

12. BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)

Mulanya badan ini bernaung di bawah Departemen Keuangan

dalam satu direktur jenderal yang disebut Direktorat Jenderal Pengawasan

Keuangan Negara (DJPKN) yang dipimpin oleh seorang dirjen dan

bertanggung jawab kepada manajemen keuangan.

Karena tuntutan masyarakat yang semakin besar untuk

menghilangkan kebocoran uang negara sampai ditaksir sebesar 30%, maka

untuk peningkatan peranan lembaga pengawasan yang merupakan

lembaga pengawasan internal pemerintah, dibentuk badan pengawasan

Page 26: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

23

keuangan dan pembangunan yang bukan lagi bernaung di bawah

departemen keuangan, tetapi sudah langsung bernaung dan bertanggung

jawab kepada presiden.

Di samping lembaga ini pemerintah menunjuk seorang menteri

negara yang juga bertugas ikut membantu pelaksanaan fungsi pengawasan

itu. Pada saat itu Prof. Dr. Emil Salim ditunjuk sebagai menteri negara

lingkungan hidup dan pengawasan pembangunan. Dalam susunan kabinet

berikutnya fungsi ini ditingkatkan lagi ke tingkat menko sehingga fungsi

pengawasan dilakukan oleh Menko (menteri koordinator) Ekuin (ekonomi,

keuangan dan industri serta pengawasan pembangunan). Di sini juga

dijelaskan bahwa kegiatan rutin pengawasan sehari-hari dikoordinir

langsung oleh wakil presiden.

Di samping itu, pemerintah harus mendukung usaha peningkatan

pengawasan ini. Menpan (menteri penertipan aparatur negara) ditugaskan

untuk memasyarakatkan pengawasan melekat (waskat) yang sebenarnya

berorientasi ke pengawasan internal.

Usaha-usaha ini patut didukung. Namun banyak masyarakat masih

sinis sampai ada humor politik yang bilang bahwa waskat adalah singkatan

wajib setor kepada atasan, diawasi tetapi nekat, dan lain-lain.

Dalam masa yang akan datang hal ini nampak tidak bisa dibiarkan

begitu saja. Dalam pelita V dimana peranan pemerintah sebagai lokomotif

pembangunan semakin kecil dan akan diganti oleh peranan swasta. Oleh

karena peningkatan peranan ini maka tuntutan keterbukaan, keadilan, dan

kejujuran semakin tidak terbendung sehingga pemerintah mau tidak mau

harus berjuang habis-habisan untuk memerangi korupsi, dan kebocoran

uang negara ini.

Kesuksesan, kegagalan pelaksanaan kemauan ini terletak pada

kadar kesungguhan kemauan politik pemerintah khususnya di kalangan

atas. Dengan kemauan ini maka pasti akan ada perubahan sistem dan

prosedur, bahkan pengurangan wewenang tertentu sehingga kegiatan

pengawasan, check, dan balance akan berjalan, sehingga aparat

pemerintah tidak berani memakan uang rakyat yang sukar diperoleh itu.

Page 27: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

24

Demikian beberapa hal yang menyangkut pemeriksaan atas lembaga

pemerintah dari badan-badan pelaksananya.

C. HUBUNGAN KODE ETIK AKUNTAN DENGAN

NORMA PEMERIKSAAN AKUNTAN

Sebelum mengemukan keterkaitan antara kode etik akuntan dengan norma

pemeriksaan akuntan, berikut ini beberapa kode etik akuntan yang disahkan oleh

IAI.

1. TANGGUNG JAWAB PROFESI

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,

setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan

profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai

profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.

Anggota harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan

sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntan, memelihara

kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam

mengatur dirinya sendiri.

2. KEPENTINGAN PUBLIK

Dalam kepetingan publik setiap anggota berkewajiban untuk

senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,

menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas

profesionalisme, yang merupakan satu ciri utama dari suatu profesi adalah

penerimaan tanggung jawab kepada publik. Ketergantungan ini

menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.

3. INTEGRITAS

Integritas dalam kode etik akuntan Indonesia merupakan hal yang

penting karena integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari

timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang

melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi

Page 28: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

25

anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas juga

mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang

tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan

kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.

Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan

pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan

prinsip.

4. OBYEKTIVITAS

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari

benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Karena obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas

jasa yang diberikan anggota.

5. KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL

Dalam setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya

dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai

kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan

profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien

atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik

yang paling muktahir. Karena dalam hal ini mengandung arti bahwa

anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan

pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada

publik.

6. KERAHASIAAN

Dalam setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi

yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh

memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,

kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk

mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa

Page 29: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

26

standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa

terdapat panduan mengenai sifat-sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta

mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama

melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.

7. PERILAKU PROFESIONAL

Dalam Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan

reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang

dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai

perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,

anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. STANDAR TEKNIS

Dalam setiap anggota pada standar teknis ini harus melaksanakan

jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional

yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota

mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa

selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan

obyektivitas. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati

anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

Kedelapan prinsip tersebut sangat mendukung pelaksanaan kerja

pemeriksaan seorang akuntan karena sesuai dengan norma pemeriksaan akuntansi,

dimana norma-norma tersebut mencakup tanggung jawab akuntan publik, unsur-

unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi pengkajian dan

penilaian pengendalian intern, bahan penjelasan dan pembuktian informatif, serta

pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas

penerimaan.

Page 30: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

27

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Norma pemeriksaan akuntan mencakup mutu profesional akuntan

publik dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan

dan penyusunan laporan akuntan.

Norma pemeriksaan akuntan selalu ditetapkan dalam setiap

kegiatan audit. Contoh pemeriksaan yang dilakukan di antaranya sebagai

berikut.

1. Auditing for goverment (pemeriksaan lembaga pemerintahan)

2. Operation audit

3. Management audit

4. Social audit

5. Special audit

Fungsi, tugas, kewajiban, dan wewenang beban pemeriksaan

keuangan adalah sebagai berikut.

1. Fungsi

a. Fungsi operatif

b. Fungsi rekomendasi

c. Fungsi yudikatif

2. Tugas

a. Memeriksa tanggung jawab pemerintahan tentang keuangan negara

(pasal 2, ayat (1) UU No. 5/1973

b. Memeriksa semua pelaksanaan APBN (pasal 2, ayat (2) UU No

5/1973

c. Pelaksanaan pemeriksaannya dilakukan atas dasar ketentuan-

ketentuan UU (pasal 2, ayat (3) UU No. 5/1973

3. Wewenang

Page 31: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

28

Wewenang Bapeka adalah meminta keterangan wajib yang diberikan

oleh setiap orang, badan/instansi pemerintah atau badan swasta,

sepanjang tidak bertentangan dengan UU (pasal 4 UU No. 5/1973.

4. Kewajiban

a. Memberitahukan hasil-hasil pemeriksaannya kepada DPR (pasal 2

ayat (4) UU No. 5/1973.

b. Memberitahukan hal-hal yang menimbulkan sangkaan tindak

pidana dan perbuatan yang merugikan keuangan negara kepada

pemerintah. Khususnya persoalan pidana kepada

kepolisian/kejaksaan (pasal 3) UU No 5/1973

B. SARAN DAN PESAN

Setiap profesi memiliki norma atau kode etik yang harus ditaati

dalam pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing

profesi yang dimiliki. Demikian juga dengan profesi sebagai akuntan.

Dengan adanya kode etik dan norma pemeriksaan yang telah ditetapkan

diharapkan pihak yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sesuai dengan norma yang ditetapkan agar dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 32: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

29

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 1990. Auditing Suatu Pendekatan

Terpadu Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Auditing Kontemporer. Jakarta: Erlangga.

IAI. 1992. Norma Pemeriksaan Akuntan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Simamora, Henry. 2002. Auditing II. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Referensi daring:

http://3wordjournal.com/csdcars/2011/11/08/hubungan-kode-etik-dengan-norma-

pemeriksaan-akuntansi/ diakses tanggal 16/03/2013.

Page 33: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

LLAAMMPPIIRRAANN--LLAAMMPPIIRRAANN

Page 34: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, masing-masing sebagai berikut.

1. Nama : Reno

NIM : 11.22.13071

2. Nama : Florentina Keo

NIM : 11.22.13248

3. Nama : Banyir Udin

NIM : 11.22.13247

4. Nama : Rizky Bagus Ardani

NIM : 11.22.13213

Menyatakan bahwa makalah yang dibuat ini adalah benar karya kami. Makalah

ini kami buat bersama-sama dalam waktu kurang lebih 3 jam per pertemuan kelompok

selama 4 hari berturut-turut di beberapa tempat.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya. Apabila di

kemudian hari makalah ini terbukti bukan hasil karya kami, kami bersedia menerima

sanksi yang berlaku.

Dibuat di : Palangka Raya

Pada tanggal : 14 Maret 2013

Ketua kelompok,

RENO

Anggota:

1. FLORENTINA KEO (................................)

2. BANYIR UDIN (................................)

3. RIZKY BAGUS ARDANI (................................)

Page 35: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

ABSEN KERJA KELOMPOK

Hari, tanggal : ....................................................

Lokasi : ....................................................

No. Nama Tanda tangan

1 Reno

2 Florentina Keo

3 Banyir Udin

4 Rizky Bagus Ardani

Catatan:

..................................................................................................

..................................................................................................

..................................................................................................

..................................................................................................

Page 36: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

RENCANA KERJA KELOMPOK

No. Hari, tanggal Pukul Uraian Lokasi Tujuan

1 Kamis, 14/03/13

08.00

s.d.

11.00

Pencarian dan pengumpulan

referensi.

Perpustakaan Daerah,

Perpustakaan UMP,

dan hotspot area FKIP

UMP.

2 Jumat, 15/03/13

13.00

s.d.

14.00

Penyusunan dokumen. Rumah Banyirudin

3 Sabtu, 16/03/13

15.00

s.d.

16.30

Perbaikan dan pendalaman

materi. Kampus

4 Minggu, 17/03/13 - Penyempurnaan dokumen. -

5 Senin, 18/03/13 - Pencetakan dan penggandaan. -

Palangka Raya, 14 Maret 2013

Koordinator,

BANYIR UDIN

Page 37: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

PEMBAGIAN TUGAS KHUSUS

Koordinator waktu dan lokasi : Banyir Udin

Pengetikan dokumen : Rizky Bagus Ardani

Editor dokumen & percetakan : Reno

Penggandaan sekaligus moderator : Florentina Keo

Page 38: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

RINCIAN BIAYA-BIAYA

Donasi Anggota Kelompok

No. Nama Besar Donasi

1 Reno

2 Florentina Keo

3 Banyir Udin

4 Rizky Bagus Ardani

Total

Tabel Penggunaan Dana

No. Uraian Rupiah

1 Percetakan

2 Penggandaan dan penjilidan

3 Konsumsi

4 Lain-lain

Total

Donasi Anggota

Saldo

Palangka Raya, 18 Maret 2013

Bendahara,

FLORENTINA KEO

Page 39: Makalah Norma Pemeriksaan Akuntansi

Visit my blog:

http://renoparay.blogspot.com